Anda di halaman 1dari 4

1

TINGKATAN TEORI DALAM KEPERAWATAN

Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori dan


model konseptual keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan.
Pelayanan keperawatan bersifat komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan
spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik
dalam keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan proses keperawatan. Perapan
suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan berdampak
pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai
pelayanan profesional akan berkembang bila didukung oleh teori dan model
keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan diimplementasikan di dalam
praktek keperawatan.

Asuhan keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan rasional dalam menyelesaikan


masalah keperawatan yang ada, dengan pendekatan yang dilakukan tersebut bentuk
penyelesaian masalah keperawatan dapat terarah dan terencana dengan baik, dimana
dalam asuhan keperawatan terdapat beberapa tahap yaitu pengkajian, penegakkan
diagnosa, perencanaan, implimentasi tindakan, dan evaluasi.

Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri dari meta theory,
grand theory, middle range theory, dan practice theory. Teori-teori tersebut
diklasifikasikan berdasarkan tingkat keabstrakannya, dimulai dari meta theory sebagai
yang paling abstrak, hingga practice theory sebagai yang lebih konkrit. Diurut paling
atas, grand teori paling abstak dan tidak mudah diaplikasikan atau di test.  Moody
(1990) dalam Mc Kenna H, 2005 berpendapat bahwa teori digunakan secara umum
pada situasi keperawatan lain, ini masih abstrak, tapi hal ini  sulit untuk
mengoperasionalkan konsep-konsep dengan teori, dan tanpa indicator pengukuran,
bagaimana dapat konsep dan proposisi di test secara sistemik dan diteliti. 

1
2

Perkembangan teori dapat diklasifikasikan menjadi (Shirleey 2000):

1. Meta-Theory         
Level ke empat dari teori tersebut (metatheory) adalah teori dengan level tertinggi
dan dijelaskan dengan prefix “meta”, yang berarti “perubahan pada posisi”, “diluar”,
pada level tertinggi, atau “melebihi” dan merujuk pada body of knowledge tentang
body of knowledge atau tentang suatu bidang pembelajaran seperti
metamatematika (Krippendorf 1986 dalam Sell dan Kalofissudis, 2004).
Walaupun meta teory sangat abstrak dan tidak mudah untuk diuji coba, meta
theory menyediakan arti-arti, kalimat-kalimat, situasi struktur interkoneksi, dan
bahkan observasi oleh perawat-perawat dalam skala global. Meta theory dapat
terdiri dari beberapa grand theory, middle range theory, bahkan practice theory.
2
3

Meta theory keperawatan adalah teori keperawatan tentang teori keperawatan.


Meta theory dapat dikritik, terbatas, abstrak dan sangat sulit untuk diaplikasikan
dalam praktik. 
Meta theory dalam keperawatan akan tampil sebagai superstruktur dengan aplikasi
praktik ganda dan kesempatan tambahan untuk peneliti-peneliti guna penemuan
grand theory-grand theory, middle range theory, paradigma yang berhubungan,
serta model-model dan mengeksplorasi bagaimana keperawatan merekonstruksi
dan direkonstruksi.

2. Grand Theory
Level ke tiga dari teori keperawatan adalah grand theory yang menegaskan fokus
global dengan board perspective dari praktik keperawatan dan pandangan
keperawatan yang berbeda terhadap sebuah fenomena keperawatan. 
Fawcett (1995 dalam Sell dan Kalofissudis, 2004) mendefinisikan grand theory
sebagai teori yang memiliki cakupan yang luas, kurang abstrak dibanding model
konseptual tetapi tersusun atas konsep-konsep umum yang relatif abstrak dan
hubungannya tidak dapat di uji secara empiris. Contohnya yaitu “Science of Unitary 
Human Being” Martha Rogers; “Health as Expanding Consciousness” Margaret
Newman; “Theory of Human Becoming” Rosemarie Rizzo Parse. Grand theory dapat
menyediakan dasar bagi middle range theory. Contohnya teori “Self care deficit”
Orem adalah middle range theory dengan self care sebagai grand theory, dan model
adaptasi Roy dengan konsep manusia adalah sistem adaptif sebagai middle range
theory. 

3. Middle-Range Theory
Ciri Middle Range Theory menurut Mc. Kenna h.p. (1997) :
1.         Bisa digunakan secara umum pada berbagai situasi
2.         Sulit mengaplikasikan konsep ke dalam teori
3.         Tanpa indikator pengukuran
3
4

4.         Masih cukup abstrak


5.         Konsep dan proposisi yang terukur
6.         Inklusif 
7.         Memiliki sedikit konsep dan variabel 
8.         Dalam bentuk yang lebih mudah diuji 
9.         Memiliki hubungan yang kuat dengan riset dan praktik
10.     Dapat dikembangkan secara deduktif, retroduktif. Lebih sering secara induktif
menggunakan studi kualitatif
11.     Mudah diaplikasikan ke dalam praktik, dan bagian yang abstrak merupakan
hal ilmiah yang menarik
12.     Berfokus pada hal-hal yang menjadi perhatian perawat. 
13.     Beberapa di antaranya memiliki dasar dari grand teori, salah satu contohnya
adalah : middle range theory dari “self care deficit” diturunkan dari grand
theory “self care” oleh Orem.
14.     Mid-range theory  tumbuh langsung dari praktik. Misalnya, “caring in
perinatal nursing” dari Swansons 

Chinn and Kramer (1995) menyatakan bahwa ada 8 mid-range theory yaitu teori


perawatan mentruasi, teori “family care-giving”, theory of relapse among ex-
smokers (kekambuhan di antara mantan perokok), a theory of uncertainty in
illness (ketidakpastian saat sakit), a theory of the peri-menopausal process (proses
menopause), a theory of self-transcendence, a theory of personal risking and a theory
of illness trajectory

4. Micro Range Theory


Mikro range theory merupakan teori yang paling informal dibandingkan dengan
yang lain. Teori ini paling konkrit dan dapat diaplikasikan. Mikro range teori juga
sering disebut sebagai praktikal teori. Teori ini memiliki 2 level:
1.      Level I: menghubungkan dengan middle range theory
2.      Level II: mendesain sebuah hipotesa

Anda mungkin juga menyukai