Anda di halaman 1dari 45

I.

PENDAHULUAN
Pada prinsipnya bahwa ukuran keberhasilan proses pembangunan suatu daerah dan masyarakat adalah tingginya

partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan tersebut, dan pemerintah memiliki kewajiban mutlak untuk mendorong dan mengembangkan partisipasi masyarakat dimaksud, sehingga menjadi suatu daya dorong dan energi dalam proses akselerasi penyelenggaraan pembangunan. Pelaksanaan Undang-Undang Nomor . 32 Tahun 2004, tentang Otonomi Daerah intinya adalah membuka ruang yang luas kepada masyarakat untuk mengembangkan partisipasi dan melalui kewenangan Otonomi Daerah, membuka peluang bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk menggali dan memanfaatkan seluruh potensi dan keunggulan yang dimiliki, baik dari aspek Sumber Daya Alam maupun Sumber Daya Manusia yang belum dikelola secara maksimal. Potensi sumber daya yang tersedia, marupakan asset yang perlu dikelola dan dikembangkan untuk mendapatkan manfaat yang besar bagi kemaslahatan rakyat. Kemampuan daerah dalam menggali dan memanfaatkan potensi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang dimiliki merupakan modal dalam mendukung terwujudnya daerah yang benar-benar otonom, melalui penciptaan sumber-sumber penerimaan daerah. Dalam upaya memanfaatkan potensi Sumber Daya Alam yang melimpah di Sulawesi Tenggara, baik untuk memenuhi kebutuhan lokal maupun pasar global, maka pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara mengharapkan partisipasi aktif dari semua pihak, khususnya para investor untuk mengambil peran secara
Badan Investasi Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra 1

profesional dalam mengisi dan menyukseskan serta mendukung BANK SEJAHTERA yang merupakan VISI PEMBANGUNAN Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara 2008 2013.

II.

POTENSI DAERAH

1. PERTAMBANGAN Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai potensi atau kandungan mineral sebagai berikut: 1.1.NIKEL. Berdasarkan batuan pembawanya (batuan ultrabasah) bahan galian ini memiliki penyebaran yang sangat luas, meliputi beberapa kabupaten yaitu : Kabupaten Kolaka, Kabupaten Konawe, Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten Konawe Utara, Kabupaten Konawe Selatan, status Kabupaten kawasan Bombana, Kabupaten Buton dan Kota Bau-Bau, dengan luas penyebaran 480.032,13 Ha dengan 283.561,84 Ha (59%) masuk kawasan Areal Penggunaan Lain (APL), 170.300 Ha (35%) kawasan Hutan Lindung (Hl) dan Hutan Konservasi (HK) 26.170, 28 Ha (5%). Pada tabel 1 disajikan potensi nikel di Provinsi Sulawesi Tenggara, yang menyebar pada beberapa Kabupaten/Kota, sebagai beikut: TABEL POTENSI NIKEL DAN STATUS KAWASAN KABUPATEN/KOTA:
Badan Investasi Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra 2

Tabel 1. NO 1 1 KAB/KOTA 2 Kolut STATUS KAWASAN 3 APL HL HK Total APL HL Total APL HL HK Total APL HL HK Total 3 APL HL HK Total APL HL HK Total APL HL HK Total APL
Modal

LUAS (Ha) 4 52.671,10 30.440,00 83.111,1 0 80.399,00 57.310,00 145.591, 00 85.801,10 57.864,85 143.665, 95 24.178,00 5.041,00 4.681,00 33.900,0 0 4 1.726,41 5.505,20 7.231,61 27.400,00 17.490,00 6.503,00 51.393,0 0 92,66 248,70 341,36 269,70
Daerah

PERSENTA SE KAB/KOTA 5 63,37 36,63 0,00 100,00 55,22 39,36 95,72 40,28 0,00 100,00 71,32 14,87 13,81 100,00 5 23,87 0,00 76,13 100,00 53,31 34,03 12,65 100,00 27,14 0,00 72,86 100,00 58,72
Sultra 3

Konawe

3.

Konut

Kolaka

1 5

2 Konsel

Bombana

Muna

8.
Badan Investasi

Butur
Penanaman

Prov.

9.

Buton

HL HK Total APL HL HK Total APL HL HK Total Total

10.

Kota BauBau Provinsi

11

189,60 459,30 5.442,00 5.841,00 11.283,0 0 894,80 2.161,00 3.055,80 480.032,1 2 480.032,1 2

0,00 41,28 100,00 48,23 0,00 51,77 100,00 29,28 0,00 70,72 100,00

Berdasarkan penyebaran

batuan pembawanya, maka

potensi Nikel sebagai bahan galian mempunyai cadangan pada 7 (tujuh) Kabupaten se Sulawesi Tenggara sebagai berikut : Tabel 2. N o. 1 1. 2. Kabupaten 2 Bombana Kolaka Cadangan 3 28.200.0140800.00 12.819.244.028.00

1 3. 4. 5. 6. 7.
Badan Investasi

2 Buton / Bau Bau Kolaka Utara Konawe Konawe Selatan Konawe Utara Jumlah
Penanaman Modal Daerah

3 1.676.332.000.00 2.763.796.196.00 1.585.927.189.84 4.348.838.160.00 46.007.440.652.72 97.401.593.026.56


Prov. Sultra 4

Dalam Bahteramas

upaya

pengembangan

kualitas

substansi

(sasaran dan tujuan) Bank Sejahtera serta pemantapan menuju Sultra sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dimana sektor pertambangan sebagai salah satu sektor strategis dalam konsep KEK tersebut, maka dari 7 (tujuh) kabupaten tersebut ada 3 Kabupaten yang menjadi alternatif untuk pembangunan industri pertambangan yaitu: 1. Kabupaten Konawe Selatan. 2. Bombana 3. Kolaka. 1.2. ASPAL Bahan galian ini tersebar luas di Pulau Buton, yaitu di Kabupaten Buton, Kabupaten Buton Utara dan Kota Bau-Bau. Tabel berikut ini menyajikan potensi cadangan sebaran lokasi sebagai berikut : Tabel 3. LOKASI 1 Lawele 1/B Lawele 2/B 1 Siontapina/B Winto/B Kabungka 1/B Kabungka 2/B Waisiu/B Epe/BU Jumlah
Badan Investasi Penanaman

dan

LUAS (Ha) 2 1.978,20 400,05 2 1.986,30 321,00 1.967,67 750,00 3.600,00 2.000,00 13.000,67
Modal

CADANGAN (Ton) 3 438.622.000 3 3.200.000 60.000.000 1.000.000 174.725.000 680.747.00 0


Daerah

KADAR BITUMEN 4 4 25-35 % 15-25 % 15-25 % 12,5-40 % 10-35 % 10-40 %


Sultra 5

Prov.

JENIS PRODUKSI ASPAL BUTON Asbuton Konvensional (curah) - Ukuran butir - Kadar Bitumin - Kadar air Asbuton Halus - Ukuran Butir : (6.35mm) = 100% : +4(4,75mm) = 90%-100% : +30(0,60mm) = 35%-100% - Kadar Air - Kadar Bitumen - Kemasan : kurang dari 6% : 21% 1% : karung plastik (kedap air) berat @40kg Buton Granular Asphalt (BGA) - Ukuran Butir - Kadar Bitumen 20%) 20.25 (penetasi 20 kadar bitumen 25%) - Kadar Air - Kemasan @40kg 1.3. EMAS (Au) Emas dijumpai di Kabupaten Bombana, tepatnya daerah Rarowatu menuju ke arah Wumbubangka sampai
Badan Investasi Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra 6

: (12,7) : 20%1% : (10-15)%

: Lolos saringan nomor 16 : 5.20(penetasi 5 kadar bitumen

: Max.2% : Karung plastik (kedap air) berat

ke SP II dengan kadar Au 10 PPM sampai dengan 198 PPM, menjadikan cadangan emas ini cukup besar dan dapat dikalolah dengan menggunakan teknologi tepat guna yang berwawasan lingkungan. Emas magmatisme beberapa sehingga di daerah ini terbentuk di dari proses proses dengan atau pengkonsentrasian terbentuk dengan endapan permukaan hidrotermal,

endapan kontak menghasilkan

karena larutan placer

metasomanisme

penyebaran diperkirakan ribuan hektar. Jumlah cadangan yang ada di daerah ini disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4. NO. 1. 2. 3. 4. 5. Kabupaten Kolaka Utara Kolaka Konawe Konawe Selatan Bombana Jumlah 1.4. CEKUNGAN MINYAK Lokasi : Pada bagian timur dari Pulau Buton dan Muna telah sejak lama diketahui merupakan dieksplorasi
Badan Investasi Penanaman Modal

Cadangan 35.000.000.000 107.000.000.00 0 275.000.000.00 0 168.000.000.00 0 540.000.000.00 0 1.125.000.000. 000

Satuan Gram Gram Gram Gram Gram Gram

cekungan oleh PT.

minyak, Conoco

dan And
Sultra 7

pada beberapa tahun silam pernah

Daerah

Prov.

Chevron.

Keberadaan

cekungan

ini

diduga berumur kala Neogen, dan memiliki potensi pada hampir seluruh bagian pulau ini.

1.5. BATU BARA Lokasi : Lametusa, desa Tambuha, Kecamatan Ngapa, Kabupaten Kolaka Utara,

dijumpai dalam sungai Watunohu. Sementara ini keberadaan batubara di daerah ini masih merupakan indikasi kuat, berdasarkan hasil pengamatan lapangan dan hasil analisa laboratorium, batubara yang dijumpai memiliki karakteristik sebagai berikut: Warna hitam hingga hitam kecoklatan dan mudah hancur - Nilai Kalori - Debu - C (Karbon) - H (hidrogen) - Ni (nitrogen) - S (belerang) - O (Oksigen) 1.6. KROMIT Kromit dijumpai di beberapa tempat, antara lain di Kabupaten Bombana, Konawe, Konawe Utara dan Kolaka Utara. Sampai sejauh ini telah beberapa perusahaan yang berinvestasi pada bahan galian ini. Secara umum seberapa besar jumlah cadangan dari bahan galian ini belum diketahui, akan tetapi diduga
Badan Investasi Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra 8

: 2.432 kal/gr : 43,03 % : 27,12 % : 4,47 % : 0,71 % : 1,44 % : 23,23 %

secara keseluruhan bisa mencapai jutaan ton, dengan kadar C r2O3 berkisar 45-56 % dengan luas penyebaran 2000 hingga 2500 Ha. 1.7. PASIR BESI Lokasi : Batauga Kabupaten Buton dan Tapunggaya, Kabupaten belum ini, Kabupaten Konawe. Konawe pasti besar luas

Utara dan Lansilowo Pulau Wawonii Secara diketahui tetapi sebarapa memiliki

jumlah cadangan yang ada didaerah penyebarannya diperkirakan antara 400 - 700 Ha. 1.8. MANGAN Mangan yang dijumpai merupaka tipe psilomelane ( Ba, H2O2Mn3O10) dengan kekerasan antara 4-6, dan berat jenis 4,7. Formasi di mana mangan ini berada diperkirakan berumur jura dan berasosiasi dengan batu gamping, dengan ukuran 2 cm, kadar 50 53 %, MnO, dijumpai di Kecamatan Lasalimu, Kumbewaha Kecamatan Siontapina Kabupaten Buton dengan luas penyebaran berkisar 6.000 Ha. 1.9. MAGNESIT Lokasi : Lasusua, Pakue (Kab.Kolaka Utara), Pulau Padamarang (Kabupaten Kolaka), Pondidaha (Kabupaten Konawe), Pulau Kabaena ( Kabupaten Bombana ). Estimasi cadangan dari magnesit Padamarang diperkirakan mencapai 2.000 ton.
Badan Investasi Penanaman Modal Daerah Prov.

di

Pulau
Sultra 9

Komposisi Kimia Magnesit di Pulau Padamarang : SiO2 = 23.20 % 0.16 % Fe2O3 = 0.09 % 1.41 % 1.10. FOSPAT Fospat yang ada di Sulawesi Tenggara umumnya merupakan tipe Goano, dijumpai pada gua-gua batu gamping yang ada di Sampolawa dan Pulau Kabi-Kabia Kabupaten Buton. Cadangan diperkirakan mencapai 3.200 ton, dengan P2O5 berkadar 1,2 hingga 14,2 %. CaO = 6.65 % MgO = 27.71 % NaO AI2O3 = =

1.11. MARMER a. MARMER KONAWE UTARA DAN KONAWE SELATAN Loka si Warn a : Moramo, Wolasi ( Kabupaten Konawe Selatan ), Lasolo dan Kokapi ( Kabupaten Konawe Utara ) : Abu-abu, hitam, merah, coklat, dan hijau.

Sifat Fisik : Kuat Tekanan Daya Tahan Keausan Berat Jenis Penyerapan Air Penyebaran
Badan Investasi Penanaman Modal

: : : : : :

1.260 kg/cm2 0,22 mm/menit 2,73 ton/m3 0,35% 94.625 Ha 75.500.000.000 m3


Daerah Prov. Sultra 10

Cadangan Komposisi Kimia : Si02 AI2O3 Na2O


3

= 0,80 % = 0,59 % = 0,24 % = 1,162 %

CaO Fe2O3 FeS2

= 54,12 % = 0,11 % = 0,36 %

CaCO3 = 96,6 %

MgO

b. MARMER BUTON UTARA Lokasi Warna Penyebar an Cadanga n : Labauan, Lanosangiadan Tomohi : Abu-abu kehitaman dan krem : 32.762 Ha : 16.493.500.000 M

Komposisi Kimia : SiO2 = 5,32 % CaO = 59,44 % MgO = 1,61 %

Fe2O3 = 0,84 % c. MARMER - KOLAKA Lokasi Warna

: Tamborasi, Ahilulu : Abu-abu, cream, coklat kemerahan cerah, dan

Badan Investasi

Penanaman

Modal

Daerah

Prov.

Sultra 11

hitam

Sifat Fisik : Kuat Tekanan Daya Keausan Berat Jenis Penyerapan Air Penyebaran Cadangan Tahan : : : : : : 1.500 2000 Kg/Cm2 0,1 Mm/Menit 2,8 Ton/M3 0,60 % 105.748,5 Ha 466 Milyar M3

Komposisi Kimia : Si02 Fe2O3 MgO = 10,80 % = 0,16 % = 37,30 % CaO = 44,58 % Na2O3 = 0,24 % AI2O3 = 3,04 % FeS2 = 0,36 %

d. MARMER BATUPUTIH KOLAKA UTARA Lokasi : Batuputih dan Ranteangin

Badan Investasi

Penanaman

Modal

Daerah

Prov.

Sultra 12

Volume marmer berwarna krem terang hingga krem ( light cream to cream ) : 17.393.010 M Volume marmer abu-abu hingga abu-abu gelap ( gra to dark gray ) : 130.615.150M Spesifiaksi / Specification : Kuat Tekan( Compressive strength ) Keausan ( Abrasion resistance ) mm/menit Daya Serap ( Water absortion ) : 520 kg/cm : 0,1 : 0,35%

Komposisi Kimia ( Chemical composition) SiO2 CaO = 1,04 % AI2O3 = 0,68 % Fe2O3 = 0,10 % LoI = 8,00 %

= 45,15 % MgO = 13,54%

e. MARMER BOMBANA Lokasi Warna : : Lengora dan Rahadopi Pulau Kabaena Hijau, Hitam, Abu-abu dan Coklat

Badan Investasi

Penanaman

Modal

Daerah

Prov.

Sultra 13

Sifat Fisik : Kuat Tekan Keausan Berat Jenis Penyerapan Air Penyebaran Luas Cadangan LOI : : : : : : : : 1.650 2.000 kg/cm 0,1 mm/menit 2,75 ton/MP 0,25% 8.062,5 Ha 2,5 Milyar M3

Komposisi Kimia : SiO2 = 14,44 % AI2O3 = 0,45 % MgO = 7,95 % 1.12. ONIKS Lokasi Warna Berat Jenis Komposisi Kimia Luas Areal Cadangan : Konaweha dan Mangolo Kabupaten Kolaka : Putih, Putih Transparan, Kekerasan 3,5 - 4,0 : 2,6 2,8 : CaCO3 : 25Ha : 540.000 M CaO = 27,05 % Fe2O3 = 0,36 %

Badan Investasi

Penanaman

Modal

Daerah

Prov.

Sultra 14

1.13. TANAH LIAT / LEMPUNG Lokasi : Tampo, Kontumere, Kambara, Kabawo (Kabupaten Muna), Wakorumba (Kabupaten Buton Utar ), Boro-boro , Wowonii (Kabupaten Konawe), Asera, Lasolo (Kabupaten Konawe Utara), Mulaeno (Kabupaten Bombana), Hukohuko, Watubagga (Kabupaten Kolaka).

Komposisi Kimia : Tanah liat di daerah Malaeno Kabupaten Bombana : SiO2 MgO K2O = 8,98 % = 2,41 % = 0,80 % Fe2O3 = 0,94 % AI2O3 = 0,11 % H2O = 1,64 %

Luas Areal 8.125 Ha Jumlah Cadangan 22 juta M ( Cadangan Terkira ) 14. BATU GAMPING DOLOMIT Loka si : Watuputih Kabupaten Muna ( Pulau Muna ), Watumbuloti Kabupaten Konawe Selatan, Toari Kabupaten Kolaka. Batugamping Dolomit di Kabupaten Muna, memiliki kandungan CaO = 35 % dan MgO = 20 %, Jumlah Cadangan Berkisar 220.000 M. Batugamping Dolomit Watumbuloti, memiliki kandungan CaO = 55 % dan MgO = 20 %. Jumlah cadangan berkisar 219.700 M.

Badan Investasi

Penanaman

Modal

Daerah

Prov.

Sultra 15

1.15. BATU SETENGAH PERMATA KRISOPRAS Loka si : Pongkalaero, Batuawu, dan Olondoro Pulau Kabaena (Kabupaten Bombana). Kondisi fisik dan kimia Krisopras biasa disebut juga oval hijau, berwarna hijau transparan, cerah berwarna putih kekerasan (dalam skala Mohs), berat jenis 2,64. Keberadaan warnanya yang hijau lebih disebabkan karena kandungan nikelnya.

Komposisi Kimia : SiO2 AI2O3 CaO = 88,92 % LOI = 3,57 % = 0,84 % K2O = 1,32 % = 0,03 % H2O = 0,61 %

Fe2O3 = 0,35 %

MgO = 0,81 % : 390 Ha : 1.524 ton

Luas Sebaran Cadangan

1.16. PASIR KUARSA Lokasi : 1. 2.


3.

Tangketada Kabupaten Kolaka Wanseriu, Labuan Kabupaten Muna Batumea dan Tumbutumbu Jaya, Bobolio

dan Langara (Pulau Wowonii) Kabupaten Konawe 4. Bombana Waemputtang, Poleang Timur Kabupaten

Badan Investasi

Penanaman

Modal

Daerah

Prov.

Sultra 16

5. Bombana 6. Kolaka 2. PERKEBUNAN

Ranokomea Kecamatan Poleng Kabupaten Oko-oko Kecamatan Pomalaa Kabupaten

Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki komoditi unggulan sektor perkebunan, yang mempunyai peluang investasi antara lain: kakao, kelapa, jambu mete, cengkeh dan lada sedangkan untuk hortikultura yaitu: komoditi jeruk, demikian pula tanaman kelapa sawit. Potensi lahan dan produktivitas komoditi tersebut di atas dapat kami sajikan pada tabel berikut ini : 2.1.Komoditi Kakao Tabel komoditi kakao berdasarkan luas area, produksi, dan produktifitas : Tabel 5. Kabupaten/ kota Kab. Konawe Kab.Kolaka Kab. Muna Kab. Buton Kota Kendari Kota Baubau Kab. Konsel
Penanaman

Komposisi Tanaman TMB 3.89 6 16.7 75 724 1.24 3 76 117 3.43 0 TM 10.82 3 57.80 7 3.860 1.473 672 163 13.91 7 TTR JUMLA H 1.34 16.060 2 3.33 77.919 7 182 4.766 16 2.884 83 80 832 359

No 1 2 3 4 5 6 7
Badan Investasi

Produ ksi (Ton) 6.331 48.47 3 2.498 626 595 94 8.194

Produktivi tas Kg/Ha 585 839 647 425 885 580 589
Sultra 17

72 17.418
Daerah

Modal

Prov.

8 9 10 11 12

Kab. Kolut Kab. Bombana Kab. Wakatobi Kab. Butur Kab. Konut Jumlah/tota l

12.6 86 2.66 0 32 542 535 42.7 14

47.55 5 6.390 38 1.980 3.531 148.2 08

2.53 62.773 2 691 9.741 0 70

58.86 8 5.953 17 1.234 1.874 134.7 55

1.238 932 443 623 531 909

520 3.042 113 4.179 9.11 200.04 9 2

2.2.Komoditi Kelapa Tabel komoditi kelapa berdasarkan luas area, produksi, produktivitas : Tabel 6. Produ Produktivi Komposisi Tanaman ksi tas Kabupaten/ No kota JUMLA TMB TM TTR (Ton) Kg/Ha H 1 2 3 4 5 Kab. Konawe Kab.Kolaka Kab. Muna Kab. Buton Kota Kendari 2.02 4 634 128 490 117 9.224 3.863 4.000 3.073 447 552 11.800 99 384 275 150 4.596 4.512 3.838 714 2.961 6.949 2.579 1.567 615 830 1.799 645 1.028 2.045

6 7 8
Badan Investasi

Kota bau

Bau-

6 551 67

106 5.799 3.273


Modal

157 254 3

269 6.604 3.343

27 7.750 3.515
Prov.

522 2.736 1.074


Sultra 18

Kab. Konsel Kab. Kolut


Penanaman

Daerah

9 10 11 12

Kab. Bombana Kab. Wakatobi Kab. Buton Utara Kab. Konut Jumlah/total

1.97 9 140 955 162 7.25 3

11.60 6 3.287 3.431 1.449 49.55 8

711 14.296 22 4 233 3.449 4.390 1.844

13.27 1 2.435 2.557 876 45.05 7

1.987 1.274 745 604 15.289

2.83 59.655 4

2.3.. Komoditi jambu mete berdasarkan luas area, produksi, produktivitas : Tabel 7 Produ Produktivi Komposisi Tanaman ksi tas Kabupaten/ No kota JUMLA TMB TM TTR (Ton) Kg/Ha H 1 2 3 4 5 6 Kab. Konawe Kab.Kolaka Kab. Muna Kab. Buton Kota Kendari Kota bau Bau2.17 2 650 469 4.44 3 216 300 8.948 2.914 19.09 4 15.30 9 776 228 1.21 12.331 1 268 3.832 6.168 1.610 2.435 5.478 107 65 689 553 128 358 138 284

12.4 31.979 16 2.99 22.747 5 342 750 1.334 1.277

Badan Investasi

Penanaman

Modal

Daerah

Prov.

Sultra 19

7 8 9

Kab. Konsel Kab. Kolut Kab. Bombana

865 25 3.35 0

16.37 3 266 14.41 7

516 17.754 6 297

4.822 114 10.67 6

295 429 740

138 17.905

10 11 12

Kab. Wakatobi Kab. Buton Utara Kab. Konut Jumlah/total

164 869 1.47 3 14.9 95

512 5.901 2.805 87.54 4

0 254 76

676 7.024 4.354

99 1.377 2.018 34.96 9

193 233 719 399

18.9 121.51 72 1

2.4. Komoditi Cengkeh Tabel komoditi cengkeh berdasarkan luas area, produksi, produktivitas : Tabel 8. Produ Produktivi Komposisi Tanaman ksi tas Kabupaten/ No kota JUMLA TMB TM TTR (Ton) Kg/Ha H 1 2 3 4 5
Badan Investasi

Kab. Konawe Kab.Kolaka Kab. Muna Kab. Buton Kota


Penanaman

227 180 0 8 3

336 1.479 16 23 3

60 43 7 2 1
Daerah

623 1.703 23 33 6

135 538 1 9 0
Prov.

403 364 32 407 88


Sultra 20

Modal

Kendari 6 7 8 9 10 11 12 Kota bau Bau1 132 1.63 0 61 9 112 208 2.57 0 1 359 3.340 103 19 35 436 6.149 0 0 341 0 0 1 11 446 2 491 5.311 164 28 148 655 9.185 1 78 1.280 26 6 8 123 2.205 500 217 383 252 292 233 283 359

Kab. Konsel Kab. Kolut Kab. Bombana Kab. Wakatobi Kab. Buton Utara Kab. Konut Jumlah/total

2.5. Komoditi Lada Tabel komoditi lada berdasarkan luas area, produksi, produktivitas : Tabel 9. Produ Produktivi Komposisi Tanaman ksi tas Kabupaten/ No kota JUMLA TMB TM TTR (Ton) Kg/Ha H 1 2 3 4
Badan Investasi

Kab. Konawe Kab.Kolaka Kab. Muna Kab. Buton


Penanaman

811 1.36 0 17 16

2.627 1.498 231 28

456 29 103 9
Daerah

3.893 2.877 350 52

1.182 1.533 94 12
Prov.

450 1.029 409 443


Sultra 21

Modal

5 6 7 8 9 10 11 12

Kota Kendari Kota bau Bau-

60 2 786 340 155 0 443 52 3.64 0

134 2 2.159 225 103 0 35 155 7.187

46 0 0 0 0 0 12 0

240 4 2.945 565 258 0 90 207

91 1 1.039 127 19 0 13 55 4.167

677 300 481 564 187 0 383 357 580

Kab. Konsel Kab. Kolut Kab. Bombana Kab. Wakatobi Kab. Buton Utara Kab. Konut Jumlah/total

654 11.481

2.6.Komoditi Jeruk produktivitas : Tabel 10. No Kabupaten

berdasarkan

luas

area,

produksi,

Jumlah Pohon
Modal

Jumlah

Produksi

Badan Investasi

Penanaman

Daerah

Prov.

Sultra 22

Akhir Tahun 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2 Kab. Konawe Kab.Kolaka Kab. Muna Kab. Buton Kota Kendari Kota Bau-bau Kab. Konsel Kab. Kolut Kab. Bombana Kab. Wakatobi Kab. Utara Buton 3 340.671 172.340 150.656 99.341 85.634 64.879 24.780 11.545 7.845 927

Pohon Menghasilk an 4 189.708 69.283 37.931 383.320 71.706 32.493 3.210 2.503 782 563 (Ku)

5 121.711 45.906 24.673 24.856 20.159 2.052 1.600 544 540 540

Kab. Konut Jumlah 958.618 446.499 289.926

Badan Investasi

Penanaman

Modal

Daerah

Prov.

Sultra 23

2.7. Komoditi Kelapa Sawit Tabel komoditi Kelapa Sawit berdasarkan luas areal, produksi, produktivitas: Tabel 11. Komposisi Tanaman TMB 0 15.9 46 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.30 0 17.2 40 TM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3.742 3.742 TTR 0 JUMLA H 0 Produk si (Ton) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Produktivi tas Kg/Ha 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

No

Kabupaten/ kota

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Kab. Konawe Kab.Kolaka Kab. Muna Kab. Buton Kota Kendari Kota Baubau Kab. Konsel Kab. Kolut Kab. Bombana Kab. Wakatobi Kab. Buton Utara Kab. Konut Jumlah/total

0 15.946 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5.042

0 20.988

Sebagaimana tabel tersebut diatas maka, potensi komoditi perkebunan sangat memberikan peluang yang besar bagi investor yang akan datang di Sulawesi Tenggara untuk menanamkan
Badan Investasi Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra 24

modalnya baik itu berupa modal usaha, alat dan mesin dan lain sebagainya. 3. KELAUTAN DAN PERIKANAN Wilayah perairan laut Sultra dengan luas areal 114.879 km merupakan laut yang sangat potensial dan mengandung berbagai jenis kekayaan laut berupa : berbagai jenis ikan, udang, mutiara, rumput laut, teripang dan hasil laut lainnya. Ha
-

Potensi perikanan laut : 1.520,34 MT Produksi : 210, 38 MT Pemanfaatan : 13,84 % Nelayan : 117.069 Orang Potensi Budidaya Laut : 195.682 Ha. Budidaya Kakap dan Ikan Putih : 59.000 ha Budi daya Kerapu : 33.800 Ha Budidaya Tiram & Kerang dara : 500. Ha Budidaya Teripang : 5.800 Ha Budidaya Kerang Mutiara & Abalone : 6.600

Budidaya Rumput Laut : 83.000 Ha Telah dimanfaatkan 24, 25 % Budidaya Mutiara 18.668 Ha Budidaya Rumput Laut 27,385 ha Budidaya Teripang, Kera[pu dan Lobster 954 Ha Budidaya Ikan Kuwe dan ikan lainnya : 452 ha Pembudidaya 18. 292 orang Potensi Perikanan Air Payau 44.669 Ha Sudah terolah jadi Tambak : 16.254.20 Ha
Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra 25

Badan Investasi

4. PERTANIAN

Pemanfaatan : 36,39 % Pembudiaya : 6.955 orang Komoditas udang, Banden Potensi perikanan air tawar : 20.885 Ha Dimanfaatkan : 1.004, 30 Ha Pemanfaatan : 4,82 % Pembudiaya : 1. 967 Orang Komoditas ikan Mas, Nila Lele dan Gabus Potensi Perairan Umum : 60.000 Ha. Dimanfaatkan sebesar : 4.727, 1 ha Pemanfaatan : 7, 88 % Nelayan : 5.769 orang Komoditas Ikan Mas, Nila dan Gabus

Luas potensi lahan untuk padi sawah adalah 256.000 Ha,Pemanfaatan seluas 93.113 Ha, potensi yang belum termanfaatkan : 162.887 Ha. Sentra produksi meliputi Kabupaten Konawe, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Konawe Selatan, dan Kabupaten Bombana. Berikut ini disajikan potensi lahan tamanan pangan dan holtikultura sebagai berikut:

Badan Investasi

Penanaman

Modal

Daerah

Prov.

Sultra 26

LAHAN SAWAH : Irigasi Teknis Irigasi Teknis Irigasi Sederhana Irigasi Desa / Non PU Tadah Hujan Pasang Surut LAHAN KERING : Tegalan / Kebun Ladang / Huma Penggembalaan / Padang Rumput Sementara Tidak Diusahakan = = = = = =

93.113 30.091 19.395 12.477 20.431 10.089 630 739.761 = 214.306 = 116.268 = 95.024 28,97% 15,72% 12,84% 42,48% 32,32% 20,83% 13,40% 21,94% 10,84% 0,68%

= 314.093

MODAL DASAR
1. Potensi Lahan Sawah / Kering di Sultra cukup luas 2. Komitmen dan pemihakan kebijakan pemerintah Prov /

Kab / Kota terhadap pembangunan pertanian tanaman pangan 3. Tingkat diversifikasi pangan masyarakat Sultra beragam
Badan Investasi Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra 27

PELUANG INVESTASI 1. 2. 3. 4. 5. Percetakan Sawah Alat Mesin Pertanian Sarana Produksi Penanganan Pasca Panen dan Mutu Pemasaran PELUANG PENGEMBANGAN JAGUNG 1. 2. 3. 4. Potensi Areal Rata Rata Reaslisasi Tanam Produktifitas Petani bisa mencapai Peluang Pengembangan PELUANG INVESTASI 1. 2. 3. 4. Alat Mesin Pertanian Sarana Produksi Penanganan Pasca Panen dan Mutu Pemasaran PENTINGNYA KEDELAI
1. Kedelai sebagai bahan makanan pokok ( tahu, tempe,

= = = =

739.761 Ha 35.912 Ha 6,5 ton / Ha 671.242 Ha

2. 3. 4. 5. 6.

susu dan minyak dll ) protein tinggi, sehat dan bebas kolesterol Kebutuhan 2 juta ton / tahun Produksi dalam negeri 800.000 ton ( 40 % ) Impor biji kedelai 1.2 juta ton ( 60 % ) Impor Bungkil ( pakan ) 1,3 juta ton / tahun Kehilangan devisa Rp.5 Triliun / tahun Juni 2006 )

7. Instruksi

Presiden RI ( Merauke, Swasembada kedelai agar 8. dipercepat ( 2011 )

9. Diperlukan Program Khusus Percepatan Penigkatan Produksi Kedelai POTENSI PETERNAKAN SAPI
Badan Investasi Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra 28

1. Potensi padang rumput seluas 95.000 Ha 2. Populasi ( 2008 ) 232.000 ekor 3. Rata rata produksi 40.000 ekor / tahun 4. Permintaan pasar 50.000 ekor / tahun 5. Sentra produksi Kabupaten Bombana Konsel, Konawe, Muna, Buton dan Kolaka POTENSI PETERNAKAN KAMBING 1. 2. 3. 4. 5. Potensi padang rumput seluas 95.000 Ha Populasi ( 2008 ) 232.000 ekor Rata rata produksi 35.000 eko / tahun Permintaan pasar 40.000 ekor / tahun Sentra produksi : Kabupaten Bombana, Muna, Konsel, Konawe, Kolaka, Buton PELUANG INVESTASI 1. Pembibitan ternak kambing 2. Usaha Peternakan Kambing POTENSI PETERNAKAN AYAM 1. Produks telur di Sultra baru 30 %, yang 70 % masih didatangkan dari luar daerah 2. Populasi ayam petelur baru 90.000 ekor dari kebutuhan populasi 600.000 ekor 3. Populasi ayam pedaging 50 %dari kebutuhan 4. Belum adanya pabrik pakan ternak 5. Sentra Produksi : Kab. Konawe Selatan, Kab.Kolaka. Kota Kendari, Kota Bau-bau

Badan Investasi

Penanaman

Modal

Daerah

Prov.

Sultra 29

PELUANG INVESTASI 1. Budidaya ayam ras dan ayam potong 2. Pabrik Pakan Ternak Sulawesi Tenggara memiliki potensi pertanian yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk komoditi perdagangan, baik investasi asing (PMA) maupun investor dalam negeri/local (PMDN). Kawasan meliputi : Kabupaten Konawe Kabuopaten Kolaka Kabupaten Konawe Selatan Kabupaten Bombana sentra padi sawah di Sulawesi Tenggara

Potensi Lahan untuk padi sawah : 256.000 Ha. Pemanfaatan seluas ; 93.113 Ha. Potensi yang belum termanfaatkan : 162.887 ha. Kawasan Sentra Jagung di Sulawesi Tenggara meliputi : Kabupaten Muna Kabupaten buton Kabupatern Konawe Selatan

Potensi areal lahan : 739.761 Ha. Rata rata realisasi tanam : 35.912. Ha. Produktivitas Petani bisa mencapaui : 6, 5 Ton / Ha. Peluang pengembangan 671.242 Ha. Potensi Peternakan Sapi di Sultra Potensi Padang rumput seluas : 95.000. H.a Populasi ( 2008) 232.000 ekor.
Badan Investasi Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra 30

Rata-rata produksi 40.000. ekor pertahun Permintaan pasar 5. KEHUTANAN Luas kawasan hutan di Provinsi Sulawesi Tenggara dengan luas 2.600. 137 Ha, dengan berikut :
a.

50.000 ekor pertahun

Sentra Produksi meliputi : Kabupaten Bombana Kabupaten Konawe Selatan Kabupaten Konawe Kabupaten Buton Kabupaten Muna Kabupaten Kolaka

rincian status hutan sebagai

Hutan Lindung (HL) seluas 1.061.270 Ha Hutan Konservasi Alam (HKA) seluas 281.302 Ha. Hutan Produksi seluas 633.431 Ha. -

b.
c.

Hutan Produksi Biasa (HPB) seluas 633.431 Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas 419.244 Ha. Hutan Produksi yang dapat dikonservasi (HPK) seluas 212.123 Ha.

e. Hutan Konservasi (HK) seluas 274.069 Ha. Kawasan Konservasi a Kawasan Suaka Alam seluas 155.566.69 Ha. . b
Badan Investasi

Cagar Alam seluas 1.454.69 Ha. Suaka Margasatwa seluas 154.112 Ha. Kawasan Pelestarian Alam..
Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra 31

. -

Taman Hutan Raya seluas 7.877. Ha. Taman Wisata Alam seluas 4.421 Ha. Taman Wisata Alam Laut seluas 117.800 Ha. Taman Nasional seluas 105.194 Ha. Taman Nasional Laut seluas 1.390.000 Ha.

c .

Taman Buru seluas 7.233.70 Ha.

Kawasan Hutan Mangrove dengan luas Kabupaten/Kota : 1. 2. 3. 4.


5.

di Provinsi Sulawesi Tenggara 10 (sepuluh) seluas

41.525.91 Ha. Terdiri dari Konawe / Konawe Utara Ha

Kabupaten 2.180.05. Ha.

Kota Kendari seluas Kabupaten Kolaka seluas

Kabupaten Konawe Selatan seluas 9.101.98. Ha Ha Kabupaten Kolaka Utara seluas 1.545.32. Ha Kabupaten Muna/Buton Utara seluas 20.402.99. Ha Kota Bau-Bau seluas - Ha Kabupaten Buton seluas 2.218.27. Ha Kabupaten Wakatobi seluas 0.24. Ha Kabupaten Bombana seluas 6.077.06. Ha
Hutan Tanaman Industri (HTI) Jenis Jati ( Tectona

6. 7. 8. 9. 10.

Grandis). a .
Badan Investasi

Potensi Luasan seluas 11.977.15 Ha. Penanaman

Kabupaten Buton seluas 498.44 Ha.


Modal Daerah Prov. Sultra 32

b .

Kabupaten Muna seluas 2.881.88 Ha. Kabupaten Konawe Selatan seluas

8.596.83 Ha. Potensi Tegakan. Kabupaten Buton seluas 176.7787 M3. Kabupaten Muna seluas 186.5255 M3. Kabupaten Konawe Selatan 105.6454 M3. seluas

Hutan Tanaman Jenis Pinus (Pinus Merkusii).

1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. Ha 5. 6. 7.

Kabupaten Konawe seluas 2.280.50 Ha. Kabupaten Konawe Selatan seluas 558.00 Ha. Kabupaten Kolaka seluas 4.720.00 Ha. Kabupaten Buton seluas 4.178.00 Ha. Kabupaten Muna seluas 4.513.00 Ha. Kabupaten 141.575.86 Ha Kabupaten 244.377.58 Ha Kabupaten Konawe Selatan seluas 95.871.75 Ha Kabupaten Kolaka/Kolaka Utara seluas 133.767.83 Kabupaten Muna/Buton Utara seluas 98.848.17 Ha Kota Bau-Bau seluas 2.827.69 Ha Kota Kendari seluas 2.055.70 Ha Potensi Hasil Hutan Kayu Buton/Bombana/Wakatobi seluas Konawe/Konawe Utara seluas

Lahan Kritis.

a. Hutan Produksi Biasa :


Badan Investasi Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra 33

Semua Jenis 20.633.000 M3

Jenis Perdagangan 17.261.000 M3 b. Hutan Produksi Terbatas : Semua Jenis 9.044.000 M3 Jenis Perdagangan 8.337.000 M3 Produksi Kayu Bulat Tahun 2007 a. Meranti 7.615.21 M3 b. Rimba Campuran 50.370.26 M3 c. Jati 17.004.15 M3 d. Kayu Indah 716.07 M3 Produksi Kayu Olahan Tahun 2007 a. Gergajian 19.046.1040 M3 ST 18.460.0852 M3 Flooring 108.4822 M3 Square 477.5366 M3

b. Moulding 2.171.1477 M3 Produksi Rotan Tahun 2007 a. Rotan Bulat 5.446.99 Ton b. Rotan Olahan 5.865.24 Ton Potensi Sumber Benih a. Sumber Benih : 1. 2. Ha. Badan Investasi Penanaman

Kabupaten Konawe seluas 4 Ha. Kabupaten Muna. Tongkuno/Labasa seluas 14 Ha. Tongkuno / Lamorende seluas Matakidi seluas 9 Ha.
Modal Daerah Prov. Sultra 34

40

3. 4. 5.

Warangga seluas 4 Ha. Wakuru seluas 14 Ha. Kabupaten Kolaka. Kolaka / Lalombaa seluas 1 Ha. Kabupaten Konawe Selatan Eewa/Watumerembe seluas 63.88 Ha Kabupaten Buton

Sampolawa seluas 50.05 Ha b. Sumber Benih c. Tangketada / Anaiwoi seluas 1. 5 Ha Sumber Benih Tangketada/Anaiwoi seluas 1.5 Ha Tangketada / Pupalia seluas 50 Ha

6 PARIWISATA . Potensi wisata yang ada di Sulawesi Tenggara antara lain : wisata alam, wisata bahari, wisata budaya, sejarah dan kepurbakalaan. : 1. Kota Kendari a. Obyek Wisata Alam - Teluk Kendari - Pantai Nambo - Pantai Purirano - Pantai Mayaria - Museum Sultra
Badan Investasi Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra 35

- Perkampungan Gembol b. Obyek Wisata Budaya - Tarian Melulo - Tradisi Kalo Sara c. Obyek Sejarah - Situs Peninggalan Jepang - Pusat Promosi dan Informasi Daerah 2. Kota Bau- Bau a. Obyek wisata Alam - Pantai Nirwana - Pantai Lakeba b. Obyek Wisata Budaya - Benteng Wolio - Benteng baadiah - Benteng Sorawolio - Museum Baadiah 3. Kabupaten Bombana Kabupaten Bombana mempunyai Wisata Bahari yaitu Pulau Sagori merupakan Karang Atol berbentuk Setengah Lingkaran dan keindahan alam yang ditawarkan pegunungan adalah menikmati jarak jauh di Pulau Kabaena dari ketinggian

berwarna biru tua tampak sebaga garis warna tua warna biru muda lapisan ketiga tajub warna biru putih sebagai garis putih lapisan kedua dan warna hijau yang bersumber dari tajub pohon cemara yang tumbuh di Pulau tersebut dan

Badan Investasi

Penanaman

Modal

Daerah

Prov.

Sultra 36

sebagai inti adalah Pusat lingkaran dari segitiga garis warna yang mengelilingi Pulau Sagori. 4. Kabupaten Konawe Selatan Wisata Alam. Air Terjun Moramo, Air Panas Kaeendi, Tanjung Botikolo, Pantai Polewali, Pulau Bokori, Pulau Saponda Darat dan Pulau Saponda Laut, yang sangat kaya dengan beragam jenis burung. 5. Kabupaten Konawe Wisata Alam. 1. Pantai Toronipa. 2. Agro di Pudahoa 6. Kabupaten Buton. a. Wisata Budaya 1. Kamali / Istana Maligei 2. Pesta Adat Pakande-kandea 3. tradisi Pusuo. b. Wisata Alam 1. Kawasan Basilika 2. Kawasan Hutan Lambusango dan kakenaue.

7. Kabupaten Muna Wisata Budaya 1. Tenunan Tradisional Desa Masalili. 2. Layangan Tradisional Kaghati.
Badan Investasi Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra 37

3. Tradisi Karia. 8. Kabupaten Wakatobi Taman Laut Nasional memiliki luas 1.390.000 Ha. Memiliki potensi kekayaan laut yang sangat menjajikan dengan 875 Spesies karang dan lebih dari 6oo spesies ikan karang diantaranya sekitar 20 spesies butterply fish. 9. Kabupaten Kolaka. a. Taman Wisata Alam. 1. Sungai Tamborosi terletak di Kec. Wolo utara dari kolaka 2. Gua Istana perabua. Tanjung Kayu angin. b. Wisata budaya. 1. Cagar budaya Nibandera 2. Batu tapak mowewe dari air terjun anawai..
-

75 Km arah

wisata

alam

yang

berupa

pemandangan

alam

di

pegunungan, danau dan goa yang sangat indah serta beraneka ragam flora dan fauna.
-

Wisata bahari yang berupa wisata pantai dengan pasir putih dengan keindahan taman laut yang kaya akan karang dan beraneka ragam biota laut. Kondisi ini sangat ideal untuk kegiatan menyelam dan berjemur.

Wisata budaya dan kepurbakalaan, berupa benteng kraton Buton dan atraksi seni budaya lainnya. Selain itu terdapat Taman Nasional Rawa Aopa Watumohae dengan luas 105.194 Ha (SK. Menhut No.

Badan Investasi

Penanaman

Modal

Daerah

Prov.

Sultra 38

756/kpts-II/90 tanggal 17 Desember 1990) dan Taman Laut Wakatobi dengan luas 1.390.000 Ha. Di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohae terdapat satwa langka, seperti : Anoa, Rusa, Buaya dan lain-lain. Taman Nasional Rawa Aopa Watumohae adalah salah satu rawa di dunia yang memiliki lingkungan alam yang lengkap (pantai-hutan mangrove, padang rumput, sungai, pegunungan dan rawa itu sendiri). Sedangkan Taman Nasional Laut Wakatobi diketemukan 387 jenis terumbu karang yang tersebar pada 13 lokasi dan yang paling besar adalah Karang Kapote dan Karang Kaledupa. Jumlah obyek wisata alam yang terdapat di Sulawesi Tenggara 82 buah obyek, sedangkan obyek wisata budaya 61 buah obyek yang tersebar di 4 kabupaten dan 2 kota. 7. Industri Sektor Industri di Sulawesi Tenggara, meliputi : -

Industri pengolahan ikan kaleng, abon, kerupuk dan tepung ikan. Industri pengolahan rotan (meubel dan anyaman rotan). Industri meubel batang kelapa dan minyak kelapa. Industri pembuatan kapal penangkap ikan. Industri marmer. Industri pengolahan kakao, meises, bubuk dan makanan dari coklat. Industri pengolahan biji mete, mete kupas dan goreng. Industri minyak kulit mete. Industri pengolahan ubi kayu dan tapioca.
Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra 39

Badan Investasi

Industri pakan ternak dari jagung.

III. PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN


1. Pemberian insentif dapat berbentuk : a. Pengurangan, keringanan, atau pembebasan pajak daerah; b. Pemberian dana stimulans, dan/atau; c. Pemberian bantuan modal; 2. Pemberian kemudahan dapat berbentuk : a. Penyediaan modal; b. Penyediaan sarana dan prasarana; c. Penyediaan lahan atau lokasi; d. Pemberian bantuan teknis, dan/atau;
e. Pemberian percepatan perizinan;

data

dan

informasi

peluang

penanaman

Pemberian Insentif dimaksudkan : 1. Menyiapkan studi awal suatu proyek/produk tertentu yang akan ditawarkan pada calon investor. 2. Menyediakan lahan yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah Provinsi, sebagai penyertaan dan modal (saham) pada serta
Sultra 40

perusahaan
Badan Investasi

investor,

atau
Daerah

memfasilitasi
Prov.

Penanaman

Modal

menerbitkan surat yang berkaitan dengan pembebasan lahan yang dimiliki atas hak sesuai dengan ketentuan undangundang yang berlaku.
3. Memfasiitasi penyediaan sarana/prasarana investasi berupa

bidang usaha sebagaimana dimaksud pasal 5.


4. Menyediakan sistem pelayanan yang efektif dan efisien sesuai

dengan undang-undang/ketentuan/peraturan yang berlaku untuk memudahkan pengurusan perizinan dan urusan lainnya yang berkaitan dengan investasi para investor. 5. Meningkatkan kualitas dan kapasitas promosi investasi secara terpadu melalui fasilitas pameran, pemasaran bersama, kontak dagang antar pelaku, seminar dan pemanfaatan informasi inter media dan multi media.
6. Memberikan

tenggang

waktu yang bergerak

kepada disektor setelah

investor/pengusaha/perusahaan selama 6 (enam) bulan

property, industri, perumahan, real estate dan perkantoran untuk membangun mendapatkan izin investasi dan dapat diperpanjang kembali selama 6 (enam) bulan, jika pengusaha dapat menunjukan bukti berupa Bank garansi yang diterbitkan oleh Bank-Bank Pemerintah, Bank Swasta Nasional maupun Bank Pembagunan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. 7. Bahwa bagi pengusaha/perusahaan yang memiliki/menguasai tanah/lahan diwajibkan untuk segera memanfaatkannya sesuai dengan peruntukannya, dan apabila sampai batas perpanjangan tersebut tidak terdapat aktivitas investasi, maka Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat mencabut izin investasi secara sepihak.
Badan Investasi Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra 41

Pemberian Kemudahan dimaksudkan : 1. Pemberian Gubernur.


2. Pemberian perizinan dan non perizinan adalah Sumber Daya

izin

usaha

kegiatan

Penanaman

Modal

dan

perizinan yang menjadi kewenangan Provinsi ditetapkan oleh

Alam, sarana dan prasarana publik yang terletak lintas Kabupaten/Kota. 3. Izin-izin yang dikeluarkan rekomendasi oleh dari Bupati/Walikota Gubernur selaku wajib wakil mendapatkan

pemerintah di daerah di bidang Penanaman Modal.


4. Pemberian usulan persetujuan fasilitas fiskal nasional bagi

Penanaman Modal yang menjadi kewenangan Provinsi sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 5. Pemberian fasilitas dilakukan secara terkoordinasi dengan instansi terkait pada tingkat Provinsi sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pengajuan Permohonan Penanaman Modal di Daerah :
1.

Calon investor yang akan melakukan penanaman modal rangka PMDN wajib yang mengajukan akan permohonan kegiatan

dalam
2.

penanaman modal kepada : Gubernur Sulawesi Tenggara. Calon investor melakukan penanaman modal dalam rangka PMA, wajib mengajukan permohonan penanaman modal kepada Gubernur Sulawesi Tenggara.
3.

Surat Persetujuan (SP) PMDN dikeluarkan oleh Gubernur

Sulawesi Tenggara.

Badan Investasi

Penanaman

Modal

Daerah

Prov.

Sultra 42

Calon Investor dalam mengajukan permohonan PMDN dan PMA, berpedoman kepada: 1. 2. Daftar bidang Usaha yang tertutup bagi penanaman Bidang / jenis usaha yang dirancangkan untuk usaha modal kecil dan bidang / jenis usaha yang terbuka untuk usaha menengah atau usaha besar dengan syarat kemitraan. 3. Ketentuan lain yang dikeluarkan oleh pemerintah. Pemberian persetujuan dan fasilitas serta perizinan pelaksanaan penanaman modal yang dikeluarkan oleh Kepala BPMD Propinsi Sulawesi Tenggara diatas, berlaku bagi para calon Investor maupun Perusahaan yang telah ada dan akan mengajukan permohonan sebagai berikut : 1. Permohonan Penanaman Modal (PMDN/PMA) Baru (Model I/PMDN) dan (Model I/PMA). 2. Permohonan Pendirian Perusahaan Penyertaan Modal. 3. Permohonan untuk mendapatkan Izin Usaha Tetap (IUT) dalam rangka PMDN/PMA (IUT Baru Perluasan/Perubahan). 4. Permohonan Perluasan PMDN dan PMA (Model II/PMDN) dan (Model II/PMA). 5. Permohonan Perubahan Ketentuan dalam surat Persetujuan Penanaman Modal (Model III) untuk : a. Perubahan Lokasi Proyek. b. Perubahan Bidang Usaha dan Produksi c. Perubahan Penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) d. Perubahan Investasi dan Sumber Pembiayaan e. Perubahan Kepemilikan Saham Perusahaan PMDN dan PMA yang ada ke pemilikan asing.
Badan Investasi Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra 43

6. Permohonan Persetujuan Status Perusahaan PMDN dan PMA yang ada ke pemilikan Asing.
7. Permohonan Perubahan Status Perusahaan PMDN atau Non

PMA/PMDN menjadi Perusahaan PMA (Model III, B).


8. Permohonan Perpanjangan Waktu Penyelesaian Proyek PMDN

dan PMA (Model III,C) 9. Permohonan Penggabungan Perusahaan (Merger) atau (Model III. D) 10. Permohonan Persetujuan Daftar Induk Barang Modal dan Perubahan Pengimporan Daftar Induk Barang Modal dengan (Permohonan memperoleh Mesin-Mesin/Peralatan)

fasilitas PMDN atau PMA (Model IV. A) 11. Permohonan Persetujuan Daftar Induk Barang dan Perubahan Daftar Induk Barang Baku/Penolong dengan (Permohonan memperoleh Pengimporan Bahan/Baku/Penolong)

fasilitas PMDN atau PMA (Model IV. B) 12. Permohonan Angka Pengenal Importir Terbatas (APIT) 13. Permohonan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) dan Perpanjangan 14. Permohonan (Rekomendasi TA. 01) Kepada Direktur Jenderal Imigrasi 15. Permohonan (Ppt.2) untuk : a. Izin Kerja Tenaga Asing (IKTA) Baru b. Perpanjangan Izin Kerja Tenaga Asing/Incl c. Rekomendasi TA. 02 d. Pindah Jabatan Tenaga Kerja Asing

Badan Investasi

Penanaman

Modal

Daerah

Prov.

Sultra 44

Badan Investasi

Penanaman

Modal

Daerah

Prov.

Sultra 45

Anda mungkin juga menyukai