EKSTRAKSI
Disusun Oleh :
Kelompok II (A1)
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat
terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat bercampur untuk mengambil zat terlarut
tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Tujuannya adalah untuk mengetahui
proses pengambilan minyak dari jahe dan menentukan kadar minyak atsiri yang
diperoleh per satuan berat jahe. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada percobaan ini
yaitu ekstraksi pada suhu 65˚C selama 120 menit dan distilasi pada suhu 65˚C selama
120 menit. Metanol yang digunakan sebanyak 350 ml sebagai pelarut. Densitas yang
diperoleh dari minyak atsiri adalah 0,74 gr/ml. Rendemen yang diperoleh dari
percobaan ini adalah 62,40 %.
3.1.2 Bahan-bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
1. Jahe 60,2 gr
2. Methanol 350 ml
4.2 Pembahasan
Pada praktikum Ekstraksi ini bertujuan untuk mengekstraksi suatu zat atau
senyawa menggunakan pelarut, yang mana zat terlarut adalah jahe yang sudah
dihaluskan (diblender) dengan pelarut adalah metanol. Setelah diekstraksi, dilanjutkan
dengan proses destilasi untuk memisahkan antara minyak atsiri dengan metanol.
4.2.1 Analisa Rendemen Minyak Serbuk Jahe
Berdasarkan Tabel 4.1 massa bahan baku dengan volume pelarut berpengaruh
signifikan terhadap rendemen minyak atsiri yang dihasilkan. Tinggi rendahnya
rendemen yang didapatkan dipengaruhi oleh kontak antara pelarut dengan bahan baku.
Pada percobaan yang kami lakukan bahwa luas permukaan bahan baku tidak terlalu
halus saat diblender sehingga hasil yang didapat pada minyak atsiri setelah di destilasi
masih ada kandungan metanol sedikit berbau metanol pada minyak atsiri. Berdasarkan
tabel 4.2 rendemen yang didapat adalah 62,40 %.
Semakin banyak bahan baku yang digunakan maka kandungan minyak dalam
bahan semakin banyak, akan tetapi jika terlalu banyak, hasil destilasi minyak atsiri
cenderung menurun dan apabila luas permukaan sampel lebih halus lagi maka akan
menghasilkan minyak atsiri yang maksimal. Apabila massa bahan baku terlalu banyak
menyebabkan pelarut yang digunakan tidak mampu berdifusi dan mendesak minyak
atsiri ke permukaan secara optimal. Akibatnya, minyak atsiri masih banyak yang
tertinggal di dalam jaringan bahan baku.
Dalam proses destilasi air-uap, massa bahan baku yang terlalu sedikit juga tidak
efisien karena menyebabkan uap pelarut lebih banyak yang menguap langsung ke
kondensor dari pada yang berdifusi kedalam jaringan dan mendesak minyak atsiri ke
permukaan. Pada praktikum ini rendemen dihasilkan dengan massa minyak atsiri
permassa sampel awal. Hal ini menunjukkan bahwa pada perbandingan tersebut
kemampuan pelarut optimal untuk berdifusi ke dalam jaringan tanaman dan mendesak
minyak atsiri ke permukaan.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengambilan minyak atsiri pada serbuk jahe dengan metode ekstraksi dapat
meningkatkan rendemen.
2. Banyaknya massa bahan baku dengan volume pelarut yang digunakan
berpengaruh terhadap rendemen minyak atsiri serbuk jahe yang dihasilkan dari
destilasi air-uap, sehingga rendemen yang diperoleh adalah 62,40 %.
3. Semakin besar fraksi berat yang terkandung didalam minyak, semakin besar
pula nilai densitasnya. Pada analisa densitas minyak atsiri serbuk jahe diperoleh
0,74 gr/ml.
4. Pada proses ekstraksi minyak atsiri serbuk jahe digunakan pelarut metanol pada
suhu 65oC dengan waktu 120 menit. Hasil ekstraksi kemudian di distilasi pada
suhu 65oC dan waktu 120 menit.
5. Aroma, warna dan tekstur merupakan parameter penting menentukan mutu dan
kemurnian minyak atsiri.
5.2 Saran
Pada praktikum ini hanya dilakukan dua Analisa yaitu rendemen dan densitas.
Harapan pada praktikum selanjutnya dilakukan Analisa yang lain seperti mengitung
yield, kadar limonene, dan menganalisa warna dari minyak atsiri atau lainnya agar bisa
disimpulkan perbandingan antar Analisa tersebut. Dan juga dalam praktikum ini
praktikan lama menunggu untuk proses distilasi, karena bentrok dengan praktikum
distilasi. Harapan semoga alat distilasi bertambah agar waktu tidak habis menunggu.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, E. James. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur, Jilid 1, edisi 5,
Jakarta:Binarupa Aksara.
Fransisca, Martinova. 2016. Ekstrak Minyak Atsiri Serai (Cymbopogon citarus (DC.)
Stapf) Sebagai Antibakteri Dalam Hand Sanitizer. Yogyakarta: Fakultas
Teknobiologi Universitas Atma Jaya.
Handayani, Prima Astuti dan Nurcahyati, Heti. 2015. Ekstraksi Minyak Atsiri Daun
Zodia (Evodia Suaveolens) dengan Metode Maerasi dan Distilasi Air. Jurnal
Bahan Alam Terbarukan. Semarang: UNS.
Kartika, dkk. 2013. Pemanfaatan Limonene dari jahe merah (Jeniper) dalam
pembuatan Lilin Aromatik Penolak Serangga (Repelen). PKM-Penelitian.
Laurentia dan Felycia. 2008. Ekstraksi Minyak Atsiri dengan Tanaman Serai. Jakarta:
UNS.
McCabe, W.L. Smith dan J.C. Smith 1976. Unit Operation of Chemical
Engineering. McGraw Hill Book Kogokhusa Ltd. Tokyo.
Muhtadin, Ahmad Fatur, dkk. 2013. Pengambilan Minyak Atsiri dari Kulit Jeruk Segar
dan Kering dengan Menggunakan Metode Steam Distillation. Jurnal Teknik
POMITS Vol 2, No. 1, ISSN: 2337-3539.
Rudi Firyanto, Priyono Kusumo, Indya Eka Yuliasari. 2020. Pengambilan Minyak
Atsiri dari Tanaman Sereh Menggunakan Metode Ekstraksi Soxhletasi.
Semarang: Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas 17
Agustus 1945.
= 62,40 %
Termometer
5 Untuk mengukur suhu (temperatur),
. ataupun perubahan suhu.
6. Seperangkat alat ekstraksi Pemisahan suatu komponen yang
terdapat dalam sampel padat dengan
cara penyarian berulang–ulang
dengan pelarut yang sama, sehingga
semua komponen yang diinginkan
dalam sampel terisolasi dengan
sempurna.