Anda di halaman 1dari 9

PENYANGRAI BIJI KOPI OTOMATIS UNTUK RUMAH TANGGA

BERBASIS MIKROKONTROLER MENGGUNAKAN METODE PID


AUTO TUNING

Fandy Sandica F.1, Ir. Purwanto, MT.2, Muhammad Aziz Muslim, ST., MT., Ph.D.2
1
Mahasiswa Teknik Elektro Univ. Brawijaya, 2Dosen Teknik Elektro Univ. Brawijaya
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
Email: Fandisandika.fs@gmail.com.1, purwanto@ub.ac.id.2, muh_aziz@ub.ac.id. 2

Abstrak

Coffee roasting (penyangraian) merupakan salah satu proses terpenting dalam


pengolahan biji kopi. Sehingga dibutuhkan sebuah sebuah mesin coffee roaster
otomatis yang mampu menunjang proses home roasting. Pada dasarnya coffee
roaster ini adalah sebuah alat pemanas yang suhunya diatur dan proses
pemanasannya menggunakan hot air yang dihasilkan oleh elemen pemanas
elektrik dan ditiup oleh sebuah kipas angin dibawahnya.. Metode PID dipilih
sebagai metode kontrol agar sistem memiliki respon yang optimal berdasarkan
karakteristik beban yang diatur. Lalu untuk menentukan hasil parameter
kontroler PID ini menggunakan metode osilasi Ziegler-Nichols. Metode ini dipilih
karena dapat mempersingkat waktu pencarian parameter karena menggunakan
rumus-rumus sederhana dan proses trial and error hanya pada pencarian
parameter Kp. Hasil parameter kontroler PID diperoleh nilai Kp= 73,8 , Ki=
53,67 dan Kd= 25,36. Dengan nilai Kp, Ki dan Kd tersebut sistem dapat berjalan
dengan baik dengan mempertahankan suhu mendekati setpoint.
Kata kunci: Penyangrai biji kopi, PID, Metode osilasi Ziegler-Nichols

I. PENDAHULUAN dari green bean (biji kopi mentah olahan)


berubah. [Kenneth, Davids.2003]
Minuman kopi adalah salah satu
minuman yang popular yang pernah ada Sehingga, latar belakang tersebut
dalam sejarah peradaban umat manusia. yang mendasari penulis untuk merancang
Pada awalnya, kopi dikonsumi karena sebuah mesin coffee roaster otomatis
dipercaya bahwa kandungan kafein di berbasis mikrokontroller yang dapat
dalamnya merupakan zat psikoaktif yang menunjang proses home roasting. Sistem
dapat mengusir rasa kantuk untuk yang akan dibuat ini terdiri atas beberapa
sementara. Sejalan dengan perkembangan bagian, antara lain adalah sensor suhu yang
pola konsumsi manusia, minuman kopi tak berfungsi merubah besaran fisis berupa
lagi sekedar untuk kebutuhan konsumsi, panas menjadi besaran elektrik,
melainkan telah bertransformasi menjadi mikrokontroller yang berfungsi sebagai
bagian dari gaya hidup. Salah satu proses pengontrol, elemen pemanas, motor dc,
terpenting dalam pengolahan biji kopi dan LCD display sebagai penampil.
dikenal dengan nama coffee roasting. Dimana diharapkan, alat ini mampu
Proses ini membuat sifat fisik dan kimia melakukan proses roasting yang dapat
menghasilkan roasted coffee dengan disambung pada kedua ujungnya.
kualitas unggul. Persambungan dari kedua material yang
berbeda pada thermocouple biasa disebut
II. METODOLOGI PENELITIAN dengan junction, dimana junction dalam
Gambar 2.4 hanya satu yaitu T. Jika ujung
Penyusunan skripsi ini didasarkan
– ujung yang lain dari kedua material yang
pada masalah yang bersifat aplikatif yang
berbeda tersebut dengan voltmeter, maka
diwujudkan dalam bentuk prototype, yaitu
akan terdeteksi adanya beda potensial..
perencanaan dan perealisasian alat agar
Terdapat beberapa macam thermocouple,
dapat menampilkan kinerja sesuai dengan
seperti dalam Tabel 1
yang direncanakan. Data dan spesifikasi
komponen yang digunakan dalam
perencanaan merupakan data sekunder
yang diambil dari buku data komponen
elektronika, diantara kompenen yang akan
digunakan adalah sebagai berikut : Gambar 2 Single Junction Thermocouple
A. Atmega328
ATmega328 adalah mikrokontroler Tabel 1 Tipe – tipe Thermocouple
CMOS 8-bit daya-rendah berbasis Tipe Bahan/Material Kisaran
arsitektur RISC yang ditingkatkan dengan Suhu
8 kbytes In-system Self-programmable K Chromel/Alumel -200 s/d 1250
memori program Flash, 1 kilobytes
EEPROM dan 2 kilobyte SRAM internal. J Iron/Constantan 0 s/d 750

Mikrokontroler ini dibuat menggunakan T Copper/Constantan -200 s/d 350


teknologi high-density nonvolatile memory
E Chromel/Constantan -200 s/d 900
milik Atmel. Gambar Arsitektur
Mikrokontroler ATMega328 ditunjukkan S Platinum/Platinum 10% Rhodium 0 s/d 1450
dalam Gambar 1
R Platinum/Platinum 13% Rhodium 0 s/d 1450

Sumber: Diefenderfer & Halton, 1994 : 480

C. Motor dc
Motor DC atau motor arus searah
adalah suatu mesin yang berfungsi untuk
mengubah tenaga listrik arus searah
menjadi tenaga gerak atau tenaga mekanik,
yang tenaga gerak tersebut berupa putaran
dari rotor.
Gambar 1 Arsitektur ATMega328
[Sumber: Atmel, 2009: 2]

B. Thermocouple
Thermocouple adalah sensor suhu Gambar 3 Prinsip Kerja Motor DC
yang terdiri dari 2 material yang berbeda. [Sumber : Malvino, Albert, Paul. 1996]
Seperti yang terlihat dalam Gambar 2
dimana 2 buah material yang berbeda
Apabila sebuah belitan terletak sistem ini adalah Proses dimulai ketika
dalam medan magnet yang homogen, arah pertama kali alat dinyalakan, LCD display
gerakan ditunjukkan dalam Gambar 3, akan menampilkan pesan selamat datang
karena kedua sisi lilitan mempunyai arus dan menunggu pengguna untuk menekan
yang arahnya berlawanan tombol. Selanjutnya setelah tombol
ditekan, kipas angin akan menyala tetapi
D. LCD (Liquid Crystal Display) tidak dengan elemen pemanasnya. Lalu,
pengguna perlu untuk mengatur kecepatan
Liquid Crystal Display (LCD)
motor kipas angin melalui sebuah potensio
merupakan komponen elektronika yang
meter dan tidak lama kemudian lama
digunakan untuk menampilkan karakter
kemudian biji kopi akan terlihat mulai
baik berupa karakter angka, huruf, atau
bergerak. Ketika tombol ditekan lagi, yang
karakter lainnya, sehingga tampilan
terjadi ialah elemen pemanas akan menyala
tersebut dapat dilihat secara visual. untuk
dan proses roasting telah dimulai.
blok diagram LCD ditunjukkan dalam
Gambar 4 B. Perancangan Perangkat Keras
Perancangan perangkat keras alat ini
terbagi menjadi beberapa bagian, antara
lain:
1) Perancangan driver pengontrol
kecepatan putaran kipas angin.
2) Perancangan antarmuka sensor suhu
Gambar 4 Diagram Blok LCD LMB162A
thermocouple
[Sumber: Topway, 2004: 2]
3) Perancangan sistem minimum
Secara umum langkah-langkah yang mikrokontroller ATMEGA 328
dilakukan untuk merealisasikan alat yang 4) Perancangan antarmuka LCD display.
akan dibuat adalah sebagai berikut: 5) Perancangan rangkaian untuk tombol

1. Studi Literatur
2. Perancangan dan perealisasian alat
3. Pengujian Alat
III. PERANCANGAN DAN
PEMBUATAN ALAT
A. Blok Diagram Sistem

Gambar 6 Rangkaian keseluruhan Sistem


Penyangrai Biji Kopi Otomatis

C. Perancangan Perangkat Lunak


Perangkat lunak yang akan dirancang
berupa firmware yang dituliskan melalui
bootloader yang sebelumnya telah di
upload ke dalam mikrokontroler
Gambar 5 Diagram Blok Sistem
ATMega328. Firmware tersebut
selanjutnya akan mengolah data dan
Gambar 5 menunjukan diagram blok mengontrol sistem. Perancangan program
sistem secara keseluruhan. Prinsip kerja disusun menggunakan compiler Arduino
IDE 0022. Bahasa pemrograman yang
digunakan adalah bahasa C++

Start

Cek Suhu:
150c ? Cek Suhu:
> 190 ? & t = 0
Inisialisasi
variabel

Masuk Fase 1 Gambar 8 Keluaran PWM 50%


Inisialisasi Fase
PIN I/0 Pendinginan

Suhu 1500C ,t=90 s


Suhu 150c
Dijaga t =60s

Heater Off
500C
SuhuAngin
Kipas
Di set max

Cek Suhu:
Tombol Ditekan ? > 150 ? & t = 0
Suhu
diturunkan
40c

Mengatur Masuk Fase 2


Kecepatan
Kipas Stop

Suhu dinaikan
190c
Dalam t=180s
Gambar 9 Keluaran PWM 90%

Tombol Ditekan ?
Tabel 2 Hasil Pengujian PWM Dan Tegangan
Masuk Fase 3
Pemicuan Mosfet
Sistem
Dimulai Suhu 190c
Dijaga t=600s Presentase
Nilai Bit Tegangan (V) Error
Heater
Duty Cycle
Aktif

10% 25 0.999 0.001

20% 51 1.929 0.071


Gambar 7 Diagram alir program utama
penyangrai biji kopi Otomatis 30% 76 2.833 0.167

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 40% 102 3.798 0.202

Pengujian dilakukan per blok untuk 50% 127 4.74 0.26


dapat mengetahui permasalahan di tiap 60% 153 5.72 0.28
blok agar proses troubleshooting lebih
mudah dilakukan 70% 178 6.68 0.32

A. Pengujian Speed Control Motor DC 80% 204 7.68 0.32


Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah rangkaian driver motor 90% 229 8.63 0.37
yang telah dirancang mampu mendrive
100% 255 9.48 0.52
sinyal PWM (Pulse widh Modulation)
keluaran dari mikrokontroller, serta
Dari tabel 2 dapat dilihat hubungan
mengetahui perubahan lebar pulsa PWM
antara prosentase duty cycle, nilai bit dan
berupa duty cycle berdasarkan perubahan
tegangan pemicuan FET. Perubahan duty
bit, sehingga dapat digunakan untuk
cycle dan bit keluaran memberikan
mengatur kecepatan motor kipas angin.
perubahan terhadap tegangan pemicuan
Sinyal duty cycle PWM ditunjukan dalam
FET. Simpangan error maksimal terjadi
gambar 8 dan 9
pada pemicuan 10V yaitu sebesar 5,2%. Tabel 4 Hasil Pembandingan Sensor Dengan
Dengan demikian proses pengaturan Modul PT-100
kecepatan motor kipas angin dapat berjalan
sesuai dengan yang diharapkan Sensor suhu
Thermocouple Suhu Rata - Error
Suhu
No rata rata-
thermometer Pengukuran ke-
B. Pengujian Sensor Suhu thermocouple rata

Pengujian ini bertujuan untuk I II III

menganalisis kinerja sensor suhu 1 26 26 26 26 26.00 0.00


thermocouple yang dihubungkan dengan 2 30 30 30 31 30.33 0.33
IC AD595 sehingga keluaran yang 3 35 36 35 35 35.33 0.33
dihasilkan dapat sesuai dengan 4 44 44 45 44 44.33 0.33
karakteristik pada datasheet dan memiliki -
nilai yang actual. Hasil pengujian output 5 57 56 57 57 56.67 0.33
IC AD595 tertera dalam tabel 3 6 62 62 63 62 62.33 0.33
7 72 72 73 72 72.33 0.33
Tabel 3 Hasil Pengujian Output IC AD595
8 100 101 100 100 100.33 0.33
9 105 106 105 105 105.33 0.33
Suhu Output IC Bit 10 109 109 109 109 109.00 0.00
Thermocouple AD595 ADC
Jumlah Error 2.64
(oC) (mV)
25 250 Rata - rata Error 0.26
51
30 300 61
Kalibrasi dilakukan sebanyak 10 kali
40 401 82
dengan cara menaikan nilai suhu secara
50 503 102 bertahap. Dimana proses pengukuran
60 605 123 sensor thermocouple dengan modul PT-
80 810 164 100 dilakukan secara bersamaan. Dari
100 1015 205 Tabel III dapat diketahui bahwa hasil
120 1219 246 pengujian menunjukan jumlah error nya
140 1420 286 adalah 2,64 dan rata – rata nilai errornya
160 1620 327 sebesar 0,26. Dengan nilai tersebut dapat
180 1817 368 disimpulkan bahwa sensor thermocouple
200 2015 409 layak digunakan
220 2213 450
C. Pengujian Modul LCD
240 2413 491
Pengujian ini bertujuan untuk
260 2614 532 menganalisis menganalisis keberhasilan
280 2817 573 LCD menampilkan string sesuai dengan
karakter yang dikirimkan dari compiler
menuju mikrokontroler.
Namun diperlukan pengujian
thermocouple untuk kalibrasi. Kalibrasi
dilakukan dengan membandingkan nilai
suhu keluaran sensor thermocouple dengan
modul sensor suhu PT-100 karena
diasumsikan bahwa modul sensor suhu PT-
100 memiliki pembacaan yang terlebih Gambar 10 Pengujian Modul LCD
akurat. Hasil pengujian sensor suhu
thermocouple ditunjukan dalam Tabel 4
Dalam gambar 10 dapat diamati 𝐾𝑐𝑟 =123
bahwa LCD dapat menampilkan karakter “
Pengujian LCD ”. Custom karakter 𝑃𝑐𝑟 = (307−296) 𝑥 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑙𝑖𝑛𝑔 = 11
𝑥 0,25 𝑠 = 2,75 𝑠
animasi space invader juga dapat
ditampilkan dengan baik oleh LCD. 𝐾𝑝 = 0,6 𝑥 𝐾𝑐𝑟 = 0,6 𝑥 123 = 73,8
Berdasarkan hasil pengujian dapat
disimpulkan bahwa LCD dapat bekerja 𝑇𝑖 = 0,5 𝑥 𝑃𝑐 𝑟 = 0,5 𝑥 2,75 𝑠 = 1,375 𝑠
dengan baik, begitu pula dengan program
𝑇𝑑 = 0,125 𝑥 𝑃𝑐𝑟 = 0,125 𝑥 2,75 𝑠 =
penampil karakter pada LCD telah sesuai
0,34375 𝑠
dengan yang diharapkan.
𝐾𝑖 = = = 53,672727
D. Pengujian Tuning Kontroler PID
Pada pengujian ini penulis 𝐾𝑑=𝐾𝑝 𝑥 𝑇𝑑=73,8 𝑥 0,34375 = 25,36875
melakukan tuning PID yang menggunakan
metode osilasi Ziegler-Nichols dimulai E. Pengujian Sistem Keseluruhan
dengan memberikan nilai 0 pada parameter Pengujian ini bertujuan untuk
Ti dan Td. Sedangkan nilai Kp dinaikkan mengetahui apakah sistem yang telah
sedikit demi sedikit hingga didapatkan didesain mampu melakukan proses coffee
grafik yang berosilasi berkesinambungan. roasting sesuai dengan kaidah yang telah
Dalam pengujian yang dilakukan ditentukan sebelumnya.Pengujian
didapatkan nilai Kp sebesar 123 seperti dilakukan secara bertahap sesuai prosedur
yang ditunjukan oleh gambar 11 kerja sistem yang telah dirancang.
Pengujian sistem secara keseluruhan
Nilai Suhu (0C) Input = Setpoint = dilakukan tahap demi tahap sesuai dengan
160 prosedur kerja sistem. Langkah pertama
158 Pcr =
yaitu menghidupkan sistem, LCD display
156
akan menampilkan pesan selamat datang
154
dan menunggu pengguna untuk menekan
152
150
tombol seperti dalam gambar 12 dibawah
148 ini
146
144
142
140
200 300 400
Time Sampling = 250ms

Gambar 11 Grafik Respon Sistem Dengan Nilai


Kp=123

Pada gambar 6 dengan menggunakan


nilai Kp=123 terlihat bahwa respon sudah Gambar 12 Tampilan LCD ketika sistem start-up
mengalami osilasi berkesinambungan
mulai detik ke 65. Sehingga dari grafik Selanjutnya, mucul tampilan untuk
diatas dapat dihitung nilai Kcr dan Pcr pengguna agar mengatur kecepatan kipas
yaitu, minimum melaului potensiometer Pada
pengujian kali ini kecepatan minimum di
set pada kecepatan 34 – 35 %. Kemudian
tampilan GUI perlu diaktifkan untuk terlepas. Proses yellowing pada biji kopi
memantau grafik yang terjadi dan ditunjukan dalam gambar 15.
parameter – parameter PID yang ada ketika
proses roasting . Adapun tampilan GUI
ditunjukan dalam gambar 13

Gambar 15 Perubahan warna greenbean akibat fase


yellowing

Gambar 13 Tampilan GUI

Selanjutnya, sistem memasuki fase 1


dimana nilai setpoint di set pada suhu 150o
Ketika tombol ditekan lagi, yang C dan suhu dijaga tetap dalam kurun waktu
terjadi ialah elemen pemanas akan menyala 90 detik. Pada akhir dari fase ini, kopi
dan proses roasting telah dimulai. yang tersangrai melalui tahap steam,
Sehingga tampilan dalam LCD akan dimana air yang terkandung dalam biji
berubah dan tampilan GUI akan mulai kopi mulai menguap. Proses steam atau
menggambar grafik input, output dan penguapan pada biji kopi ditunjukan dalam
setpoint yang terjadi selama proses gambar 16 a.
roasting. Perubahan tampilan LCD
ditunjukan dalam gambar 14. LCD display
akan menampilkan parameter – parameter
yang dibutuhkan dalam proses roasting

(a) (b)
Gambar 16
a. Fase steam
b. Fase light brown stage

Lalu, ketika waktu penghitung


mundur telah selesai menghitung selama
90 detik, maka sistem akan beralih menuju
fase selanjutnya yaitu fase kedua. Pada
Gambar 14 Perubahan tampilan LCD
fase ini suhu akan dinaikan secara bertahap
dari 150o C menuju 190o C dalam durasi
waktu 210 detik. Pada akhir dari fase ini,
Pada pengujian ini, greenbean kopi yang tersangrai melalui fase light
dimasukan pade fase 0. Di akhir fase ini, brown stage, Proses pada fase light brown
kopi yang disangrai melalui tahap stage ditunjukan dalam gambar 16 b.
yellowing. Ini merupakan fase awal dimana Selanjutnya, ketika suhu telah mencapai
terjadi proses endothermic (penyerapan 190o C dan waktu penghitung mundur
panas) yang membuat green bean secara telah berakhir, maka sistem akan menuju
perlahan mengering, warna berubah fase selanjutnya yaitu fase ke-3.
menjadi kuning muda dan kulit ari mulai
Pada fase ini setpoint akan diatur Suhu (0C) Setpoint = Input =
pada suhu 190o C dan dijaga selama 600 250
=

detik. Pada pertengahan dari fase ini, kopi


200
yang tersangrai melalui fase brown stage,
dimana warna dari biji kopi terlihat 150
berwarna coklat tua seperti dalam gambar
100
17a. Keetika fase ketiga akan berakhir,
kopi yang tersangrai melalui tahap first 50
crack, dimana tercium bau harum dari biji 0 Ts = 250ms
kopi. Segera setelah itu akan terdengar 1 501 1001 1501
suara retakan pertama.. Fase ini ditunjukan
dalam gambar 17 b
Gambar 18 Respon Sistem dari Fase Ke-0 sampai
Fase Ke-3
Suhu (0C) Setpoint = Input =
250 =

200

150

100

50
(a) (b)
Gambar 17 0
a. Fase brown stage 0 2000 4000 6000 8000
Ts = 250ms
b. Fase first crack

Saat fase 3 berakhir, sistem akan Gambar 19 Respon Sistem Pada Fase Pendinginan
menjalankan fase pendinginan. Pada fase V. KESIMPULAN
ini setpoint di atur pada 500 C. Fase ini 1. Agar pemantauan proses roasting dapat
diperuntukan agar biji kopi yang telah berjalan dengan optimal maka
disangrai (roasted coffee) segera dapat diperlukan sensor suhu yang mampu
diolah menuju proses selanjutnya, baik mengukur suhu dalam biji kopi (ketika
proses grinding untuk selanjutnya disajikan proses endothermic) bukan suhu ruang
maupun proses penyimpanan. pemanasan. Pada perancangan ini
Pada fase-fase yagn telah dijelaskan digunakan pengukuran suhu ruang dan
diatas, penulis memakai nilai Kp, Ki dan hasilnya kopi yang telah tersangrai
Kd yang telah ditemukan menggunakan (roasted coffee). Selain itu, ruang atau
metode osilasi, diberikan secara berurutan wadah yang digunakan untuk proses
adalah 73,8 53,67 dan 25,36. Dalam pemanasan sebaiknya terbuat dari
gambar 15 terlihat bahwa respon sistem logam stainless steel agar kopi yang
terlihat stabil. Pada fase ini didapatkan disangrai tidak tercemar bau logam.
nilai maximum overshoot (Mp) sebesar 2. Sistem kontrol PID yang digunakan
2,667 % , nilai settling time (Ts) sebesar dalam sistem berfungsi dalam respons
11,25 detik dan nilai time to peak (Tp) pengaturan kecepatan motor kipas angin
sebesar 5,25 detik dan error steady state di bawah elemen pemanas yang
rata-rata adalah 0,02132 Pada setpoint berfungsi untuk membuat hot air.
diatas 1500 C, sistem cenderung sangat Dimana elemen pemanas memiliki
stabil dan nilai error cukup kecil. karakteristik berupa suhunya naik
secara cepat ketika diaktifkan tetapi
suhunya turun secara lambat ketika
dimatikan. Dari hasi pengujian
menggunakan metode ziegler-nichols
didapatkan nilai paremeter dengan nilai
kesalahan paling minimum untuk Kp ,
Ki dan Kd dengan berturut – turut
adalah 73,8 53,67 dan 25,36.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Kenneth, Davids.2003. Home Coffee
Roasting, Revised, Updated Edition:
Romance and revival. San Fransisco: St.
Martin's Griffin.
[2] Atmel.2009ATMEGA48P/ATMEGA
168PA/ATMEGA328P, 8-bit AVR with
4/8/16/32K bytes in System Programable
Flash.http://www.atmel.com/Images/doc81
61.pdf. diakses tanggal 10 Januari 2014.
[3] Malvino, Albert, Paul. 1996. Prinsip-
prinsip Elektronika. alih bahasa Hanafi
Gunawan. Jakarta: Erlangga
[4] Topway. -.LMB162A LCD Module
Manual.
http://www.winstar.com.tw/download.php?
ProID=36, diakses tanggal 21 Desember
2013

Anda mungkin juga menyukai