PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
muncul sebagai akibat dari keadaan kurang gizi / ketidakcukupan nutrisi yang
gizi baik secara kuantitas maupun kualitas. yang tidak terpenuhi sejak 1000
dampak pada jangka panjangnya yaitu pada masa dewasa, timbul resiko
Diperkirakan terdapat 162 juta balita pendek pada tahun 2012, jika tren
berlanjut tanpa upaya penurunan, diproyeksikan akan menjadi 127 juta pada
2
tahun 2025. Sebanyak 56% anak pendek hidup di Asia dan 36% di Afrika
(www.who.int).
di Indonesia masih tinggi, yakni 29,9% di atas batasan yang ditetapkan WHO
yaitu 20%. Provinsi Lampung berada di atas rerata nasional yaitu 42,64%
untuk balita sangat pendek dan pendek pada Riskesdas 2018 tersebut dan
Melihat angka tersebut, maka perlu dipahami faktor apa saja yang
merupakan suatu proses kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-
kanak dan sepanjang siklus kehidupan. Pada masa ini merupakan proses
terjadinya stunting pada anak dan peluang peningkatan stunting terjadi dalam
penyakit infeksi. Faktor lainnya adalah pengetahuan ibu yang kurang, pola
asuh yang salah, sanitasi dan hygiene yang buruk dan rendahnya pelayanan
kesehatan. Salah satu hal yang menentukan status gizi anak balita adalah
Peranan ibu sangat berpengaruh dalam keadaan gizi anak. Pola asuh
anak. Prilaku ibu dalam mengasuh balitanya memiliki kaitan erat dengan
kejadian stunting pada balita. Ibu dengan pola asuh baik akan cenderung
memiliki anak dengan status gizi yang baik pula, begitu juga sebaliknya, ibu
dengan pola asuh gizi yang kurang cenderung memiliki anak dengan status
(45,2%) memiliki status gizi normal. Untuk pola asuh ibu, terdapat sekitar
72,6% sampel dengan praktik pemberian makan yang baik, terdapat sekitar
sampel dengan praktik kebersihan/ higyene yang baik, sekitar 53,2% sampel
Melihat begitu besar nya pengaruh pola asuh pada balita untuk mendukung
untuk melihat hubungan antara pola asuh dengan kejadian stunting pada balita
Bawang Barat.
B. Rumusan Masalah
“ Apakah ada hubungan antara pola asuh dengan kejadian stunting pada balita
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Bawang Barat.
2. Tujuan Khusus
pendidikan.
Barat.
Barat.
5
Bawang Barat.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ibu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana dan refrensi bagi
kembang balita.
4. Peneliti Selanjutnya
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan pola
yang baik untuk balita. Penelitian dilakukan pada saat kunjungan posyandu
balita pada bulan Januari-Febuari 2019. Dalam penelitian ini yang akan
dilakukan penilaian yaitu ibu yang memiliki balita yang berumur 24-36 bulan.
alat ukur kuisioner dan wawacara pada ibu dan pengukuran antopometri
pada balita.