Anda di halaman 1dari 9

STATUTA CABANG

GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA


CABANG MAMUJU

Pasal 1
Ketentuan Umum
1. Statuta Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Mamuju selanjutnya
disebut statuta cabang adalah peraturan yang mengatur serta mengikat semua
anggota dan alat perlengkapan organisasi termasuk mekanisme kerja yang belum
diatur dalam AD/ART, Keputusan Kongres dan Keputusan PP yang berkaitan
dengan kebutuhan GMKI Cabang Mamuju.
2. Statuta GMKI Cabang Mamuju berfungsi untuk memberikan keseragaman
interpretasi terhadap AD/ART sehingga terwujud pemerataan tindak kerja seluruh
aparat organisasi sesuai dengan aturan-aturan organisasi.
3. Cabang adalah GMKI Cabang Mamuju
4. Konperensi Cabang adalah forum pengambilan keputusan tertinggi dalam tingkatan
GMKI cabang Mamuju
5. Badan Pengurus Cabang GMKI Mamuju selanjutnya disebut BPC adalah alat
perlengkapan organisasi GMKI di tingkat cabang Mamuju sebagaimana diatur dalam
AD/ART GMKI
6. Fungsionaris BPC adalah perseorangan yang namanya ditetapkan dalam
Keputusan Pengurus Pusat GMKI mengenai Badan Pengurus Cabang GMKI
Mamuju
7. Komisariat adalah alat pembinaan dan pelayanan untuk membantu Badan
Pengurus Cabang dalam rangka memudahkan koordinasi terhadap anggota

Pasal 2
KEANGGOTAAN
1. Anggota Biasa
a. Calon Anggota biasa mengisi dan menandatangani formulir penerimaan anggota
yang sekurang-kurangnya memuat pernyataan kesediaan menerima visi dan
misi serta menjalankan usaha GMKI yang bersumber pada Alkitab
b. Anggota biasa diterima oleh BPC melalui Masa Perkenalan
c. BPC menyusun daftar anggota biasa berdasarkan komisariat
d. Nama anggota biasa dikeluarkan dari daftar anggota biasa apabila yang
bersangkutan telah menjadi anggota luar biasa
e. Daftar anggota biasa diperbaharui secara periodik oleh BPC
f. Anggota biasa dapat dibebabaskan sementara sebagai anggota GMKI apabila
berdasarkan penyelidikan BPC, yang bersangkutan melanggar Ketentuan –
ketentuan organisasi
g. Anggota biasa dibebaskan sementara oleh BPC melalui suatu surat keputusan
BPC, dan yang bersangkutan berhak membela diri dalam Konperensi Cabang.

2. Anggota Luar Biasa


a. BPC menyusun daftar anggota Luar Biasa
b. Daftar anggota luar biasa diperbaharui secara periodik oleh BPC
3. Anggota Kehormatan
a. BPC dapat mengusulkan Warga Negara Indonesia tokoh nasional atau tokoh
gerejawi sebagai anggota kehormatan kepada pengurus pusat
b. BPC menyusun profil perjuangan calon anggota kehormatan dalam
menegakkan Visi, Misi dan Eksistensi GMKI
4. Anggota Penyokong
a. BPC menyusun daftar anggota penyokong
b. BPC mengangkat dan memberhentikan anggota penyokong melalui Surat
Keputusan
c. Daftar anggota penyokong diperbaharui secara periodik oleh BPC

Pasal
Alat Perlengkapan Cabang
GMKI Cabang Mamuju mempunyai alat perlengkapan cabang yang terdiri atas :
1. Konferensi Cabang
2. Badan Pengurus Cabang
3. Musyawarah Komisariat
4. Pengurus Komisariat

Pasal 3
Konperensi Cabang
1. Konperensi Cabang atau Konpercab bertugas untuk :
a. Menilai Laporan Pertanggunjawaban BPC dalam melaksanakan Keputusan
Kongres, Keputusan Pengurus Pusat, dan Keputusan Konpercab
b. Menetapkan Statuta Cabang.
c. Menetapkan garis besar program dan kebijakan umum cabang, menetapkan
struktur BPC, menetapkan arah kebijakan anggaran pendapatan dan belanja
cabang
d. Memilih Badan Pengurus Cabang.
2. Konperensi Cabang berlangsung sekurang-kurangnya satu kali dalam dua tahun
3. Konperensi Cabang berlangsung atas panggilan BPC atau atas permintaan
sekurang-kurangnya dua per tiga dari jumlah anggota biasa yang disalurkan dan
disetujui Pengurus Komisariat
4. Konperensi cabang yang berlangsung atas permintaan anggota biasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) diusulkan dan disetujui oleh sekurang-kurangnya dua per
tiga dari jumlah komisariat.
5. Konperensi Cabang dipimpin oleh tiga orang majelis ketua yang terdiri atas satu
orang dari unsur BPC dan dua orang dari anggota biasa yang dipilih oleh
Konperensi Cabang
6. Konperensi cabang dihadiri oleh utusan komisariat
7. Konperensi Cabang sah berlangsung apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 25
(dua puluh lima) orang dari utusan komisariat yang mendaftarkan diri pada Badan
Pengurus Cabang dan yang hadir mengikuti seluruh agenda persidangan adalah
sekurang-kurangnya 25 orang dari yang telah ditetapkan sebagai peserta
persidangan Konperensi Cabang.
8. Setiap anggota biasa berhak menjadi utusan komisariat setelah mendaftarkan diri
pada BPC melalui pengurus komisariat

Pasal 4
Badan Pengurus Cabang
1. Badan Pengurus Cabang (BPC) dipilih oleh Konperensi Cabang untuk masa bakti
dua tahun.
2. Masa Jabatan fungsionaris BPC termasuk penanggungjawab BPC dapat berakhir
sebelum waktunya disebabkan oleh:
a. Meninggal dunia.
b. Berhalangan tetap
c. Mengundurkan diri.
d. kurang aktif atau
e. melanggar aturan organisasi.
3. Fungsionaris Badan Pengurus Cabang tidak diperkenankan rangkap jabatan di
dalam organisasi GMKI dan/atau menjadi pengurus Partai Politik.
4. Ketua dan Sekretaris Cabang tidak diperkenankan memangku jabatan ketua
dan/atau sekretaris di organisasi lain kecuali organisasi intra kampus dan
organiasasi gerejawi.
Pasal 5
Sidang Pleno BPC
1. Badan Pengurus Cabang melaksanakan Sidang Pleno sekurang – kurangnya tiga
kali dalam masa kepengurusannya
2. Sidang pleno dilaksanakan atas undangan Badan pengurus Cabang
3. Peserta Sidang pleno terdiri atas:
a. Fungsionaris Badan Pengurus Cabang
b. Ketua dan Sekretaris Pengurus Komisariat
4. Sidang Pleno sah untuk mengambil keputusan apabila dihadiri oleh sekurang –
kurangnya setengah ditambah satu dari peserta sidang pleno
5. Apabila ketentuan pada ayat (4) tidak dapat terpenuhi, maka sidang pleno ditunda
paling lama 1 (satu) hari dan selanjutnya dapat dilanjutkan apabila dihadiri
sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dari fungsionaris Badan Pengurus
Cabang
5. Sidang Pleno I bertugas :
a. Menerjemahkan dan menjabarkan hasil-hasil Konpercab dalam bentuk program-
program, arah, sasaran program, strategi dan kebijakan keuangan, mekanisme
kerja intern, mekanisme persuratan dan kebijakan umum organisasi cabang
yang selanjutnya disebut Program Badan Pengurus Cabang.
b. Membahas hal-hal lain yang dianggap perlu .
6. Sidang Pleno II bertugas :
a. Melakukan evaluasi pelaksanaan program Badan Pengurus Cabang.
b. Membahas hal-hal lain yang dianggap perlu .
7. Sidang Pleno III Bertugas :
a. Menyiapkan laporan pertanggungjawaban Badan Pengurus Cabang pada
Konpercab
b. Menyiapkan materi Konpercab
c. Membahas hal-hal lain yang dianggap perlu
8. Sidang Pleno dapat melakukan pergantian antar waktu badan pengurus cabang

Pasal 6
Rapat Pengurus Harian
1. Rapat Pengurus Harian dihadiri oleh Fungsionaris Badan Pengurus Cabang
2. Rapat Pengurus Harian dilaksanakan atas undangan Badan Pengurus Cabang
berdasarkan kebutuhan organiasi dan atau permintaan fungsionaris Badan
pengurus Cabang
3. Rapat Pengurus Harian diadakan sekurang-kurangnya satu kali setiap bulan
4. Rapat Pengurus Harian sah untuk mengambil keputusan apabila dihadiri oleh
sekurang – kurangnya setengah ditambah satu dari fungsionaris Badan Pengurus
Cabang
5. Pelaksanaan Rapat pengurus harian dapat memanfaatkan teknologi informasi
6. Rapat Pengurus Harian bertugas :
a. membahas dan merumuskan kebijakan Badan Pengurus Cabang
b. membahas dan menyelesaikan permasalahan yang ada di cabang
c. Melakukan pergantian antar waktu Badan Pengurus Cabang
d. hal lain yang dianggap perlu
7. Ketua bersama-sama dengan sekretaris dapat mengambil keputusan yang bersifat
strategis dan mendesak tanpa melalui rapat pengurus harian setelah mendengar
pertimbangan dari sekurangnya satu orang ketua bidang dan melaporkan
keputusan tersebut pada rapat pengurus harian.

Pasal 7
Pergantian Antar Waktu
Badan Pengurus Cabang
1. Fungsionaris BPC yang berakhir masa jabatannya sebelum waktunya dilakukan
Pergantian antar waktu.
2. Pergantian Antar Waktu terhadap funsionaris BPC dilakukan melalui Sidang Pleno
BPC atau Rapat Pengurus Harian BPC
3. Pergantian Antar Waktu fungsionaris BPC karena berakhir masa jabatannya
sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (2) huruf a dan huruf b dilakukan sebagai
berikut:
a. BPC menyusun kronologi disertai bukti yang cukup dan menetapkan bahwa
fungsionaris BPC meninggal dunia dan atau berhalangan tetap
b. BPC menetapkan usulan nama fungsionaris pengganti melalui rapat pengurus
harian
4. Pergantian Antar Waktu fungsionaris BPC karena berakhir masa jabatannya
sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (2) huruf c dilakukan sebagai berikut:
a. Fungsionaris BPC yang mengundurkan diri menyampaikan surat pengunduran
diri disertai alasan jelas kepada BPC
b. BPC menindaklanjuti surat pengunduran diri melalui rapat pengurus harian
selambatnya 1 (minggu) sejak surat pengunduran diri diterima
c. BPC memutuskan menyatakan menerima atau tidak menerima surat
pengunduran diri fungsionaris BPC melalui rapat pengurus harian
d. Dalam hal BPC menyatakan menerima surat pengunduran diri, BPC menetapkan
usulan nama funsionaris pengganti
e. Dalam hal BPC menyatakan tidak menerima surat pengunduran diri, yang
bersangkutan tetap menjabat sebagai fungsionaris BPC
5. Pergantian Antar Waktu fungsionaris BPC karena berakhir masa jabatannya
sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (2) huruf d dan huruf e dilakukan sebagai
berikut:
a. Fungsionaris BPC yang tidak menghadiri rapat pengurus harian BPC sebanyak 3
kali berturut-turut atau 6 kali tidak berturut-turut dinyatakan kurang aktif
b. Fungsionaris BPC yang melanggar aturan organisasi dinyatakan melanggar
aturan organisasi disertai aturan yang dilanggar sejelas-jelasnya oleh BPC
melalui rapat pengurus harian
c. Fungsionaris BPC sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b diberikan surat
penggembalaan I (pertama) disertai ajakan untuk memperbaiki keaktifan/kinerja
berdasarkan pelanggaran yang dilakukan
d. Dalam hal 2 (dua) minggu sejak menerima surat penggembalaan I, fungsionaris
BPC menunjukkan upaya memperbaiki keaktifan dan atau kinerja, yang
bersangkutan tetap menjabat sebagai fungsionaris BPC
e. Dalam hal 2 (dua) minggu sejak menerima surat penggembalaan I, fungsionaris
BPC tidak menunjukkan upaya memperbaiki keaktifan dan atau kinerja, yang
bersangkutan diberikan surat penggembalaan II (kedua) disertai percakapan
khusus dengan BPC
f. Dalam hal 2 (dua) minggu sejak menerima surat penggembalaan II, fungsionaris
BPC menunjukkan upaya memperbaiki keaktifan dan atau kinerja, yang
bersangkutan tetap menjabat sebagai fungsionaris BPC
g. Dalam hal 2 (dua) minggu sejak menerima surat penggembalaan II,
fungsionaris BPC sebagaimana dimaksud huruf e tetap tidak menunjukkan
upaya memperbaiki keaktifan dan atau kinerja, BPC melakukan pergantian antar
waktu terhadap yang bersangkutan
h. BPC menetapkan usulan nama fungsionaris pengganti melalui rapat pengurus
harian
6. Dokumen dan usulan pergantian antar waktu fungsionaris BPC disampaikan kepada
Pengurus Pusat selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sejak diputuskan pengganti

Pasal 8
Komisariat
1. Komisariat dibentuk di perguruan tinggi dalam lingkup wilayah pelayanan cabang
berdasarkan:
a. Perguruan tinggi dan atau gabungan beberapa perguruan tinggi
b. Fakultas dan atau gabungan beberapa Fakultas dalam suatu perguruan tinggi,
atau
c. Fakultas dan atau gabungan beberapa fakultas dari beberapa perguruan tinggi
2. Komisariat dapat dibentuk apabila terdapat sekurang – kurangnya 10 (sepuluh)
orang anggota biasa di komisariat
3. Pembentukan komisariat dilakukan oleh Badan Pengurus Cabang dan
diberitahukan kepada seluruh Pengurus Komisariat yang berada di lingkungan
Cabang
4. Dalam hal komisariat baru, Badan Pengurus Cabang berkewajjiban melaksanakan
pembinaan secara intensif kepada komisariat tersebut hingga mampu untuk
beraktivitas secara mandiri.
5. Penamaan komisariat menggunakan nama yang mencerminkan keunikan keilmuan
dan atau keunikan aktivitas pembinaan anggota di komisariat
6. Perbendaharaan komisariat diperoleh dari sumbangan dan pendapatan lain yang
tidak bertentangan dengan asas, visi, dan misi organisasi.
7. Komisariat dapat melaksanakan Masa Perkenalan tetapi proses penerimaan
anggota tetap menjadi tanggung jawab Badan Pengurus Cabang
8. Pembubaran Komisariat dilakukan Badan Pengurus Cabang apabila :
a. Perguruan Tinggi di mana anggota melakukan kegiatan telah dibubarkan
b. Jumlah anggota biasa di komisariat tersebut tidak lagi mencapai 10 (sepuluh)
orang
9. Segala akibat dari komisariat yang telah dibubarkan menjadi milik dan tanggung
jawab Badan Pengurus Cabang
10. komisariat yang telah dibubarkan harus diberitahukan kepada seluruh komisariat
yang berada di jajaran GMKI Mamuju selambat - lambatnya satu bulan setelah
pembubaran komisariat tersebut

Pasal 9
Musyawarah Komisariat
1. Musyawarah Komisariat merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi dalam
komisariat
2. Musyawarah Komisariat berlangsung sekurang – kurangnya satu kali dalam satu
tahun
3. Musyawarah Komisariat berlangsung atas panggilan Pengurus Komisariat atau atas
undangan Badan Pengurus Cabang melalui caretaker Pengurus Komisariat
4. Pengurus komisariat dan/atau Caretaker Pengurus Komisariat wajib mengundang
Badan Pengurus Cabang untuk menghadiri Musyawarah Komisariat
5. Pengurus Komisariat dan/atau Caretaker Pengurus Komisariat wajib mengundang
anggota untuk mendaftarkan diri sebagai peserta Musyawarah Komisariat selambat
– lambatnya sebelum pengesahan Musyawarah Komisariat berlangsung
6. Musyawarah komisariat berlangsung sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya
50% ditambah 1 dari jumlah anggota komisariat tersebut yang mendaftarkan diri
sebagai peserta Musyawarah komisariat dan dihadiri sekurang-kurangnya 10 orang
yang telah mendaftarkan diri.
7. Musyawarah komisatiat dipimpin oleh 3 orang majelis ketua yang terdiri dari satu
orang unsur Pengurus Komisariat/caretaker pengurus komisariat dan dua orang
lainnya dari anggota komisariat yang dipilih oleh Musyawarah komisariat.
8. Musyawarah komisariat bertugas untuk :
a. Menilai laporan pertanggungjawaban Pengurus Komisariat dalam melaksanakan
Keputusan Kongres, Keputusan Pengurus Pusat, Keputusan Konpercab,
Keputusan BPC dan Keputusan Musyawarah komisariat.
b. Menetapkan program kerja, menetapkan struktur, Kebijakan dan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Komisariat
c. Memilih Pengurus Komisariat.
9. Hasil – hasil Musyawarah Komisariat disampaikan kepada BPC selambat –
lambatnya dua minggu setelah Musyawarah komisariat dilaksanakan.

Pasal 10
Pengurus Komisariat
1. Komisariat dipimpin oleh Pengurus Komisariat
2. Pengurus Komisariat sekurang – kurangnya terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan
Bendahara
3. Pengurus Komisariat dipilih oleh Musyawarah komisatiat untuk masa kerja satu
tahun dan masa kerjanya terhitung sejak tanggal berakhirnya Musyawarah
komisatiat
4. Pengurus Komisariat Demisioner tetap bertanggung jawab secara administratif
sampai dilakukan serah terima kepengurusan
5. Pengurus Komisariat yang dipilih oleh Musyawarah komisariat dilantik oleh BPC
selambat – lambatnya satu bulan setelah kepengurusan itu dibentuk dan harus
disertai dengan serah terima yang selengkap–lengkapnya disaksikan oleh BPC
dan/atau Senior members/ friends GMKI
6. Tugas Pengurus Komisariat :
a. Melaksanakan Keputusan Musyawarah Komisariat
b. menjadi perpanjangan tangan BPC di komisariat.
7. Masa jabatan fungsionaris pengurus komisariat dapat berakhir sebelum waktunya
disebabkan oleh:
a. Meninggal dunia
b. Mengundurkan diri
c. Berhalangan tetap
d. Kurang aktif atau
e. melanggar aturan organisasi
8. Fungsionaris Pengurus Komisariat yang berakhir masa jabatan sebelum waktunya
dilakukan Pergantian Antar Waktu
9. Fungsionaris Pengurus Komisariat tidak diperkenankan rangkap jabatan di dalam
organisasi dan/atau menjadi fungsionaris Partai Politik
10. Ketua dan skretaris Pengurus komisariat tidak diperkenankan memangku jabatan
lain yang setingkat di luar organisasi kecuali organisasi intra kampus dan organisasi
gereja
11. Pengurus Komisariat bertanggung jawab kepada Musyawarah komisariat dan BPC
12. BPC dapat membentuk Caretaker Pengurus Komisariat apabila :
a. Kalender konstitusi telah berakhir sedang Musyawarah komisatiat belum
dilaksanakan
b. Pengurus Komisariat menyimpang dari asas dan tujuan organisasi,
Keputusan Kongres, Keputusan PP, Keputusan Konfercab, Keputusan BPC
dan Keputusan Muskom.
c. Pembentukan komisariat baru

Pasal 11
Sidang Pleno Komisariat
1. Pengurus Komisariat melaksanakan Sidang Pleno sekurang – kurangnya dua kali
dalam masa kepengurusannya
2. Sidang pleno pengurus komisariat berlangsung sah apabila dihadiri oleh sekurang-
kurangnya 50 persen ditambah 1 dari peserta yang berhak
3. Sidang Pleno I bertugas :
a. Menerjemahkan dan menjabarkan hasil-hasil Musyawarah komisariat dalam
bentuk program-program, arah, sasaran program, strategi dan kebijakan
keuangan, mekanisme kerja intern, mekanisme persuratan dan kebijakan umum
komisariat.
b. Membahas hal-hal lain yang dianggap perlu oleh PK.
3. Sidang Pleno II bertugas :
a. melakukan evaluasi pelaksanaan program pengurus komisariat.
b. Menyiapkan laporan pertanggungjawaban Pengurus komisariat pada Muskom
c. Menyiapkan materi Musyawarah komisatiat.
d. Membahas hal-hal lain yang dianggap perlu oleh PK.
5. Sidang Pleno dihadiri :
a. Seluruh fungsionaris PK
b. Undangan

Pasal 12
Rapat Pengurus Komisariat
1. Rapat Pengurus Komisariat bertugas :
a. Membicarakan masalah-masalah penting yang berhubungan dengan kehidupan
komisariat dalam rangka koordinasi dan penyesuaian pelaksanaan program.
b. hal-hal lain yang dianggap perlu
2. Rapat Pengurus Komisariat diadakan sekurang – kurangnya dua kali sebulan
3. Rapat Pengurus Komisariat dihadiri oleh Fungsionaris komisariat.
4. rapat pengurus komisariat berlangsung sah apabila dihadiri oleh sekurang-
kurangnya 50 persen ditambah 1 dari peserta yang berhak

Pasal 13
Perubahan Statuta Cabang GMKI Mamuju
1. Usulan Perubahan terhadap Statuta Cabang harus disampaikan kepada BPC
selambat-lambatnya dua bulan sebelum Konpercab atau atas usul BPC dan
selanjutnya disampaikan kepada komisariat – komisariat selambat – lambatnya satu
bulan sebelum Konpercab dilaksanakan .
2. Statuta Cabang hanya dapat diubah oleh keputusan Konpercab setelah mendapat
persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota konfercab yang memilki
hak suara.

Pasal 14
Aturan Peralihan
Untuk pertama kalinya pada Periode 2021-2023, statuta GMKI Cabang Mamuju
dinyatakan berlaku berdasarkan keputusan sidang pleno BPC

Pasal 15
Penutup
Hal-hal yang belum diatur dalam statuta ini akan diatur dalam Keputusan Konpercab
dan/atau melalui keputusan BPC.

Anda mungkin juga menyukai