Anda di halaman 1dari 56

Kegawatan

Kardiovaskular

Pelatihan Penggunaan EKG dan AED di FKTP


1. Penyakit jantung merupakan
penyebab kematian terbesar nomor
satu di dunia.
2. Penyakit jantung koroner dapat
mengakibatkan terjadinya gangguan
kelistrikan jantung yang akhirnya
Pendahuluan menyebabkan 80% Sudden Cardiac
Arrest (SCA).
3. Bila tidak cepat ditangani, maka
dapat berujung pada kematian.
4. Kematian jantung mendadak (KJM)
yang dilaporkan di Indonesia paling
sering disebabkan oleh gangguan
irama jantung yaitu Ventrikular
Takikardi (VT) dan Ventrikular
Fibrilasi (VF).
HENTI JANTUNG
1. Cardiorespiratory arrest merupakan kegawatdaruratan karena berhentinya aktivitas
jantung paru secara mendadak yang menyebabkan terjadinya kegagalan sistem sirkulasi.

Gambaran henti jantung :

1. Fibrilasi ventrikel (VF)


2. Takikardi ventrikel tanpa nadi (pulseless VT)
3. Pulseless Electrical Activity (PEA)
4. Asistol
Penyebab henti jantung

1. 5 H (hipovolemia, hipoksia, hidrogen ion atau asidosis, hiper atau


hipokalemia dan hipotermia)
2. 5 T (tension pneumothorax, tamponade jantung, tablet atau overdosis obat,
trombosis koroner, dan trombosis pulmoner), tersedak, tenggelam, gagal
jantung akut, emboli paru, atau keracunan karbon monoksida
Gejala dan Tanda

Gejala
• Pingsan / tidak sadarkan diri

• Dapat didahului dengan Gejala prodromal berupa: nyeri dada, sesak napas, dada

berdebar, lemas.

Pemeriksaan Fisik
• Pasien tidak sadar

• Tidak ada napas

• Tidak teraba denyut nadi di arteri karotis


Pemeriksaan Penunjang: EKG

a. Fibrilasi ventrikel
b. Takikardi ventrikel tanpa nadi
c. Pulseless Electrical Activity (PEA)
d. Asistol
Fibrilasi ventrikel

1. Dikenali dengan bentuk gambaran gelombang yang naik turun dengan berbagai
bentuk dan amplitudo gelombang yang berbeda-beda.
2. Tidak tampak kompleks QRS atau segmen ST ataupun gelombang T.
3. Kondisi ini jantung hanya bergetar saja tidak mampu bekerja sebagai pompa,
sehingga dapat menyebabkan kematian.
Fibrilasi ventrikel
Takikardi ventrikel tanpa nadi

1. Dikenali dengan bentuk gambaran kompleks QRS lebar dan arah gelombang T
berlawanan dengan arah kompleks QRS.
2. Berturut-turut lebih dari 5 gelombang.
3. VT dapat berubah menjadi VF dalam hitungan menit atau lebih lama
Pulseless Electrical Activity (PEA)

1. Suatu keadaan klinis yang ditandai dengan adanya gambaran listrik


pada monitor EKG, tetapi tidak teraba denyut nadi pada perabaan arteri
karotis.
2. Gambaran EKG pada PEA → bermacam-macam,
3. Umumnya gambaran EKG berupa kompleks QRS yang lebar dengan
frekuensi yang rendah sekitar 20-40 kali per menit ataupun bisa kurang
dari 20 kali per menit.
Asistol
1. Keadaan pada saat jantung berhenti berkontraksi.
2. Gambaran asistol (atau lebih tepat disebut ventricular asystole) adalah
garis lurus aktivitas ventrikel (tidak tampak kompleks QRS)
Tatalaksana

1. Melakukan resusitasi jantung paru pada pasien (lihat algoritma cardiac


arrest), sesegera mungkin tanpa menunggu anamnesis dan EKG
2. Pasang oksigen dan IV line

3. Setelah sirkulasi spontan kembali (Return of Spontaneous


Circulation/ROSC) pasien dirujuk ke layanan sekunder untuk tatalaksana
lebih lanjut.
PENATALAKSANAAN
SINDROM KORONER AKUT
Sindrom Koroner Akut

Perkembangan cepat dari nekrosis otot jantung yang diakibatkan karena


ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan kebutuhan miokardium.
Sering disebabkan oleh ruptur plak dan trombus pada pembuluh darah koroner
sehingga darah sulit mencapai miokardium
Patofisiologi

1. Sindrom koroner akut sebagian besar merupakan manifestasi akut


dari plak ateroma pembuluh darah koroner yang mengalami rupture
→ agregasi trombosit dan aktivasi jalur koagulasi sehingga terbentuk
thrombus → menyumbat pembuluh darah koroner
2. Ketika suplai oksigen berhenti selama kurang lebih 20 menit, dapat
menyebabkan terjadinya nekrosis miokardium (infark miokard)
Klasifikasi

a.ST segment elevation myocardial infarction (STEMI) : Infark miokard dengan


elevasi segment ST
b.Non ST segment elevation myocardial infaction (NSTEMI) : Infark miokard
dengan non elevasi segmen ST
c.Angina Pektoris tidak stabil (Unstable angina pectoris : UAP)
Gejala dan Tanda

a.Nyeri dada tipikal (angina tipikal) : Berupa rasa tertekan/berat daerah retrosternal, menjalar
ke lengan kiri, leher, rahang, area interskapular, bahu, atau epigastrium
b.Nyeri dada atipikal (angina ekuivalen) : nyeri di daerah penjalaran angina tipikal, rasa
gangguan pencernaan (indigestion), sesak nafas yang tidak dapat dijelaskan, atau rasa
lemah mendadak yang sulit diuraikan
c. Keluhan dapat berlanguns intermiten/beberapa menit atau persisten (>20 menit)
d.Keluhan sering disertai dengan penyerta seperti diaphoresis, mual/muntah, nyeri abdominal,
sesak nafas, dan sinkop.
Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum pasien tampak gelisah dan terlihat pucat


2. Dapat terdengar murmur dan gallop S3
3. Ronki basah, peningkatan vena jugularis pada edema paru.
4. Dapat ditemukan aritmia

5. Faktor resiko: hipertensi / merokok / diabetes mellitus.


Pemeriksaan Penunjang

1. EKG

a)Pada ST Elevation Myocardial Infarct (STEMI), ditemukan elevasi


segment ST diikuti dengan perubahan sampai inversi gelombang T,
kemudian muncul peningkatan gelombang Q minimal di dua sandapan
b)Pada non ST Elevation Myocardial Infarct (NSTEMI), ditemukan depresi
segmen ST dan inversi gelombang T, atau EKG yang normal
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium marker jantung :
a. Kreatinin kinase-MB (CK-MB) (meningkat)
b. hs Troponin (meningkat)
c. hs CRP (meningkat)
d. Troponin I/ Troponin T (sensitivitas dan spesifisitas lebih tinggi)
2. Pemeriksaan Laboratorium lain :

a) Darah rutin

b) Gula darah sewaktu

c) Status elektrolit

d) Koagulasi darah

e) Tes fungsi ginjal

f) Profil Lipid dan Asam Urat

3. Pemeriksaan foto polos dada


Komplikasi

1. Aritmia letal (VF / VT)


2. Perluasan infark dan iskemia pasca infark
3. Disfungsi otot jantung
4. Ruptur miokard
5. Gagal Jantung Akut
6. Syok Kardiogenik
Tatalaksana

Segera rujuk setelah pemberian :


1. Oksigenasi jika saturasi oksigen terukur <90%
2. Nitrat ISDN 5-10 mg sublingual maksimal 3 kali (waspadai pada infark
miokard inferior)
3. Asam Asetylsalisilat (Asetosal / Aspirin), dosis awal 160 mg - 320 mg loading
dose dilanjutkan dosis pemeliharaan 1 x 80 mg / po.
4. Dirujuk dengan terpasang infus dan oksigen (jika dibutuhkan)
5. Pemeriksaan lanjutan EKG serial dan cardiac marker serial.
TAKIKARDIA
1. Takikardia adalah suatu kondisi denyut jantung melebihi 100 kali per menit.
2. Denyut jantung yang cepat dengan irama yang normal sering merupakan
respon fisiologis tubuh terhadap kondisi stres, misalnya hipoksia, demam, rasa
sakit, kekurangan volum intravaskular dan lain-lain.
3. Takiaritmia yang ekstrim (>150 kali/menit) dapat menimbulkan gejala klinis
akibat dari menurunnya cardiac output dan meningkatnya kebutuhan oksigen
miokardium.
Klasifikasi

b. Takikardia kompleks QRS lebar (QRS


a.Takikardia kompleks QRS
>0,12 detik)
sempit (QRS < 0,12 detik) - Ventricular tachycardia (VT)
- Ventricular fibrillation (VF)
- Sinus takikardia
- SVT dengan aberan
- Atrial fibrillation
- Atrial Flutter
- Paroxysmal SVT
Gejala dan Tanda

1.Palpitasi
2.Sesak nafas
3.Mudah Lelah
4.Nyeri atau rasa tidak nyaman di dada
5.Penurunan tekanan darah pada kondisi yang tidak stabil
6.Sinkop
7.Pusing
8.Berkeringat
9.Gangguan kesadaran
Pemeriksaan Fisik

1.Denyut jantung >100 kali/menit. Pada takikardia ekstrim dapat >150 kali/menit
2.Takipneu
3.Dapat ditemukan hipotensi pada kondisi tidak stabil
4.Sering disertai gelisah dan penurunan kesadaran pada kondisi tidak stabil
Pemeriksaan Penunjang

1. EKG
a) SVT : gambaran QRS sempit (<0,12 detik), frekuensi denyut >150 kali/menit, irama regular, gelombang P bisa
ada atau terkubur dalam kompleks QRS
b) Atrial Flutter : gambaran QRS sempit (<0,12 detik), frekuensi denyut >150 kali/menit, irama regular, gelombang P
membentuk gambaran gigi gergaji (sawtooth).
c) Atrial Fibrilasi : gambaran QRS sempit (<0,12 detik), frekuensi denyut >150 kali/menit, irama irregular,
gelombang P tidak teratur
d) VT : gambaran QRS lebar (>0,12 detik) tiga kali atau lebih secara berurutan, frekuensi denyut >150 kali/menit,
irama regular
1. Supra Ventricular Tachycardia (SVT)
1. Atrial Flutter
Atrial Fibrillation
Tatalaksana

1.Memasang IV line dan berikan oksigen bila terjadi hipoksemia


2.Menentukan kondisi pasien masuk dalam kondisi stabil atau tidak stabil
3.Pada kondisi yang stabil dengan QRS sempit dan lebar penatalaksanaan berupa
manuver vagal dan tatalaksana farmakologi
4.Pada kondisi hemodinamik tidak stabil penatalaksanaan dengan menggunakan
kardioversi elektrik sesuai dengan gambaran EKG pasien
5.Bila terjadi henti jantung pada saat penatalaksanaan takiritmia, maka segera
melakukan bantuan hidup dasar
BRADIKARDIA
1. Bradikardia adalah kondisi dimana denyut jantung kurang dari 60 kali/menit.
2. Bradikardia yang dapat menimbulkan gejala klinis umumnya pada denyut
jantung kurang dari 50 kali/menit.
3. Pada sebagian orang bradikardi merupakan kondisi yang fisiologis, namun
pada sebagian orang denyut jantung kurang dari 50 kali/menit tidak
mencukupi kebutuhan metabolik sehingga menimbulkan gejala klinis.
Klasifikasi

a. Sinus bradikardia
b. Low degree AV Block
1. Meliputi AV block derajat 1 dan AV block derajat 2 tipe I
c. High degree AV block
2. Meliputi AV block derajat 2 tipe II dan AV block derajat 3
Gejala dan Tanda

a. Penurunan kesadaran
b. Nyeri dada
c. Sesak napas
d. Badan lemas
e. Keringat dingin
Pemeriksaan Fisik

1. Denyut jantung <60kali/menit. Pada bradikardia ekstrim dapat <50


kali/menit
2. Dapat ditemukan hipotensi pada kondisi tidak stabil
3. Dapat disertai gelisah dan penurunan kesadaran
1. AV Block Derajat 1
•Interval PR memanjang lebih dari 0,20s
2. AV Block Derajat 1
•Interval PR memanjang lebih dari 0,20s
3. AV Block Derajat 2 tipe II
• Interval PR tetap, suatu saat ada gelombang QRS yang hilang
4. AV Block Derajat 3
Atrium dan ventrikel berjalan sendiri-sendiri, digambarkan pada EKG berupa
letak gelombang P yang tidak ada hubungannya dengan letak gelombang QRS
Tatalaksana

a) Sinus Bradikardia dan Low degree AV block


1. Mencari tanda-tanda hemodinamik dan perfusi jaringan terdapat gangguan atau tidak, Tanda-tidak gangguan
hemodinamik dan perfusi jaringan :
• Hipotensi
• Penurunan kesadaran
• Tanda syok
• Nyeri dada iskemik
• Gagal jantung akut
2. Apabila tidak ditemukan tanda-tanda tersebut, maka pasien stabil dan dapat dilakukan monitoring dan observasi saja
3. Jika ditemukan tanda hemodinamik tidak stabil, dapat dilakukan pemasangan EKG, monitor tekanan darah dan nadi,
pemasangan jalur intravena.
4. Dapat diberikan sulfas atropine dengan dosis 1 mg IV, dapat diberikan sampai dosis maksimal 3 mg.
5. Bila tidak efektif, dapat dipertimbangkan untuk pemasangan pacu jantung transkutan atau pemberian dopamine atau
epinefrin.
Tatalaksana

b) High degree AV block


1. Mencari tanda-tanda hemodinamik dan perfusi jaringan terdapat gangguan atau tidak, Tanda-tidak gangguan
hemodinamik dan perfusi jaringan :
• Hipotensi
• Penurunan kesadaran
• Tanda syok
• Nyeri dada iskemik
• Gagal jantung akut
2. Apabila tidak ditemukan tanda-tanda tersebut, maka pasien stabil dan dapat dilakukan monitoring dan observasi saja
3. Jika ditemukan tanda hemodinamik tidak stabil, dapat dilakukan pemasangan EKG, monitor tekanan darah dan nadi,
pemasangan jalur intravena.
4. Segera pasang pacu jantung transkutan sambal menunggu pacu jantung transvena
5. Bila pacu jantung transkutan tidak tersedia, dapat diberikan dopamine dengan dosis 5-20 mcg/kgBB/menit, atau
epinefrin 2-10 mcg/menit
Referensi

1. American Heart Association. 2020. Highlights of the 2020 American Heart Association : Guidelines
Update for CPR and ECC. USA : American Heart Association.

2. Garcia Thomas B. 2015. 12-Lead ECG : The Art of Interpretation Second Edition. Burlington : Jones & Bartlett
Learning.

3. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama. Jakarta : Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia.

4. PERKI. 2015. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut Edisi Ketiga. Jakarta : Centra Communications..

5. PERKI. 2019. Buku Ajar Kursus Bantuan Hidup Jantung Lanjut Edisi 2019. Jakarta : PERKI.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai