Anda di halaman 1dari 5

A.

Latar Belakang
Indonesia memiliki tiga lembaga pokok yaitu lembaga eksekutif, lembaga legislatif
dan lembaga yudikatif. Pembahasan kali ini akaan menjurus kepada lembaga yudikatif yang
terdiri dari mahkamah konstitusi dan mahkamah agung.
Mahkamah agung mempunyai beberapa fungsi antara lain fungsi peradilan, fungsi
pengawasan, fungsi pengaturan, fungsi memberi nasehat , dan fungsi administrasi.
Mahkamah Agung terhadap pekerjaan Pengadilan dan tingkah laku para Hakim dan
perbuatan Pejabat Pengadilan dalam menjalankan tugas yang berkaitan dengan pelaksanaan
tugas pokok Kekuasaan Kehakiman yang sudah tertera 1.Dalam fungsi pengadilan,
Mahakamah Agung sebagai badan atau lembaga yang mempunyai tugas untuk menegakkan
tertib hukum yang telah digariskan oleh rakyat dan juga mengawasi kegiatan – kegiatan
peradilan yang dilaksanakan oleh peradilan bawahan melalui mekanisme kasasi 2. Dasar
pengadilan kasasi yang di lakukan Makamah Agung terhadap putusan – putusan yang
diberikan tingkat akhir oleh pengadilan – pengadilan lain dari Mahkamah Agung, kasasi
dapat di minta kepada Mahkamah Agung3. Maka Mahkamah Agung seharusnya berperan
sesuai dengan visi nya yaitu “Terwujudnya badan peradilan yang agung” dan misinya
“menjaga kemandirian badan peradilan, memberikan pelayanan hukum yang
berkeadilan,meningkatkan kredibilitas dan transparansi badan peradilan”. Dengan tujuan
agar peradilan yang dilakukan Pengadilan-pengadilan diselenggarakan dengan seksama dan
wajar dengan berpedoman pada azas peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan, tanpa
mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa dan memutuskan perkara4.
Namun pada kenyataanya, praktek kerja peradilan sekarang sudah banyak praktek
dalam peradilan yang melanggaran tentang etika peradilan yang berlanjut hingga sekarang.
Begitu pula dengan etika kesadaran hakim yang sangat mudah menerima suap dalam suatu
peradilan. Dari sini fungsi Mahkamah agung dipertanyakan, bahwasannya fungsi pengawasan
dari Mahkamah agung tentang peradilan tidak maksimal atau bisa dikatakan sangat minim.
Mahkamah Agung sering kali dinilai lambat dalam penyelesaikan perkara yang diajukan
dalam pengajuan masalah kasasi, dimana praktek peradilan tidak sesuai lagi dengan asas
dalam yaitu peradilan yang sederhana cepat dan ringan. Seringkali dari banyaknya pengajuan
ke Mahkamah Agung itu jumlahnya ribuan dan hanya diterima,diperiksa, ditelaah dan diadili
oleh para Hakim Agung yang dari segi kualitasnya jumlahnya belum masksimal5.
Mahkamah konstitusi sebagai lembaga legislatif yang memiliki wewenang dan fungsi
penting ,seperti yang dimuat dalam Pasal 24C ayat (1) tentang wewenanng Mahkamah
Konstitusi dan pasal 24 C ayat (2) mengenai putusan atas pendapat Dewan Perwakilan
Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh presiden dan/atau Wakil Presiden menurut
Undang Undang Dasar. Dalam perkembangan kewenangannya Mahkamah Konstitusi dalam
pemilukada yang semula rezim hukum pemilu beralih menjadi domain Mahkamah Konstitusi

1 Lihat Pasal 32 Undang-undang Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 1985


2 Muhammad Ridwan Indra, 1987; Kedudukan Lembaga – Lembaga Negara Dan Hak Menguji Menurut UUD
1945, Sinar Grafika, Jakarta,hlm.116
3 Pasal 20 Undang – Undang Pokok Kekuasaan Kehakiman No. 48 Tahun 2009
4 Pasal 4 dan Pasal 10 Undang-undang Ketentuan Pokok Kekuasaan Nomor 14 Tahun 1970
5 Idealnya jumlah Hakim Agung Republik Indonesia itu sebanyak 60 orang, saat ini jumlahnya baru mencapai
46 orang
yang semula ranahnya Mahkamah Agung sebagai pemutus 6.Dengan wewenang dan tugas
yang diampu oleh mahkamah konstitusi maka seharusnya mahkamah konstitusi memiliki

kinerja yang baik ,memenuhi tanggungannya sesuai dengan peraturan yang ada serta tidak
melakukan penyalahangunaan kekuasaan sebab Mahkamah konstitusi merupakan peradilan
kusus /special tribunal yang terpisah dengan mahkamah agung7.

Namun kenyataannya terdapat banyak masalah ataupun penyelewengan wewenang


dan tugas yang dimiliki mahkamah konstitusi, mengenai terkait pembatasan absolutisme
Mahkamah konstitusi mengenai pengadilan untuk MK itu sendiri, padahal pemangkasan
kewenangan tersebut masihadanya campur tangan pengawasan komisi yudisial. MK pada
kewenangannya sebenarnya sebagai negative legislator namun kenyataannya positif
legislator.Kedua, menejemen peradilan dalam mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
yangputusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap UUD, MK dalam
memutuskanperkara tersebut memerlukan waktu yang lama dan tanpa adanya proses
keterbukaan sehingga menimbulkan satu medium transaksi korupsi di MK dan kesempatan
hakim konstitusi terbawa arus dari pihak yang berperkara atau kepentingan lain 8.Dalam hal
perselisihan pemilukada nyatanya Mahkamah konstitusi banyak mengalami pelanggaran
administrasi dan pidana,yang sebenarnya mengenai ranah KPU dan polisi karena adanya
persinggungan pokok permohonan yang harus di putus mahkamah konstitusi dan masalah
waktu penyelsesaian PHPU kepala daerah selama praktinya 14 hari namun kenyataannya
berjalan 7 hari kerja9.
Dengan permasalahan yang ada mengenai lembaga yudikatif di indonesia, dengan ini
kami akan berusaha mengevaluasi permasalahan dan memberikan sedikit saran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang menjadi permasalahan kewenangan Mahkamah Agung (MA) dalam fungsi
pengadilan dalam pengadilan tingkat kasasi?
2. Apa saja yang menjadi permasalahan kewenangan Mahkamah Konstitusi (MK) dalam
ranah pemilu?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah berdirinya lembaga


6 Pasal 236C Undang – Undang No. 12 Tahun 2008.
7 Iswanto,dkk,2017; Hukum Tata Negara Indonesia,Muhammadiyah University Press,Surakarta, hlm.232 -233.
8 https://www.slideshare.net/mobile/novitayuang27/makalah-edukasi.
9 Hamdan Zoelva,2013;Jurnal Problematika Penyeleseaian Sengketa Hasil Pemilukada Oleh Mahkamah
Konstitusi,Jakarta
3.1 Sejarah mahkamah Agung10
Terbentuknya lembaga Mahkamah Agung di Indoneisa berkaitan erat dengan masa
penjajahan Belanda, Inggris, dan Jepang. Pada zaman penjajahan Belanda, terdapat sebuah
lembaga peradilan bernama Hooggreechtshof yang dibentuk sebagai pengadilan tertinggi
yang berkedudukan di ibukota. Pengadilan ini mempunyai wewenang untuk mengawasi
jalannya peradilan di Indonesia. Tak hanya itu saja, lembaga ini juga mengawasi perilaku
hakim dalam menetapkan dan memberikan sanksi kepad para tersangka.
Pada saat itu, Undang-Undang diterapkan berdasarkan golongan. Masyarakat
dibedakan menjadi golongan Belanda, Eropa, dan penduduk pribumi. Sistem hukum yang
digunakan untuk mengatur hak kuasa tanah adalah sistem hukum Belanda yang sifatnya
diskriminatif. Pada masa penjajahan Jepang, pengadilan tertinggi yang dibentuk Belanda
mengalami pergantian nama menjadi Kekooto Hooin. Tak hanya mengubah nama saja, tapi
kewenangan yang dimiliki lembaga ini juga diubah pada tahun 1944.
Setelah proklamasi, Undang-Undang Dasar 1945 telah berlaku. Namun pada saat itu,
belum ada lembaga kehakiman tertinggi di Indonesia. Akhirnya dibentuklah Mahkamah
Agung yang berkedudukan di Jakarta. Kekuasaannya diatur dalam Undang-Undang No. 7
Tahun 1947 tentang kekuasaan Mahkamah Agung dan Kejaksaan Agung. Undang-Undang
ini kemudian diperbarui pada tahun berikutnya hingga ditetapkanlah MA sebagai lembaga
pengadilan tertinggi di Indonesia. Sampai sekarang, Mahkamah Agung terus memaksimalkan
fungsi, tugas, dan wewenangnya yang dijalankan sesuai aturan perundang-undangan.

3.2 sejarah mahkamah konstitusi11


Pembentukan Mahkamah Konstitusi didasari dengan pemikiran perlunya control
rakyatterhadap Undang Undang. Terdapat beberapa pemikiran yang menjadikan dasar
lahirnyaMahkamah Konstitusi. Pada masa reformasi lahirnya tekad diwujudkannya dengan
perubahanterhadap UUD 1945.Mulanya, MK akan di tempatkan dalam lingkungan
Mahkamah Agung, dengankewenangan melakukan uji materil atas undang-undang, memberi
keputusan atas pertentanganantar undang-undang, memberikan putusan atas lertentangan
antar undang-undang sertakewenangan lain yang diberikan undang-undang. Usulan lainnha,
MK diberi kewenanganmemberikan putusan atas persengketaan kewenangan antar lembaga
negara, antar pemerintahpusat dengan pemerintah daerah dan antar pemerintah daerah.
Setelah melewati perdebatan panjang, pembahasan mendalam, serta dengan mengkaji
lembagapengujian konstitional undang-undang di berbagai negara, serta mendengarkan
masukanberbagai pihak, terutama para pakar hukum tata negara, rumusan mengenai
pembentukanMahkamah Konstitusi diakomodir dalam perubahan ketiga UUD 1945. Hasil
perubahan ketigaUUD 1945 itu merumuskan ketentuan mengenai lembaga yang diberi nama
MahkamahKonstitusi dalam pasal 24 ayat (2) dan pasal 24C UUD 1945 pada tanggal 9
November 2001.Pasal 24 ayat (2) UUD negara republic Indonesia, menyatakan bahwa
“kekuasaankehakiman dilakukan oleh sebuah mahkamah agung dan badan badan peradilan
yang ada dibawahnya. Mahkamah Konstitusi merupakan lembaga yudikatif selain Mahkamah
Agung danBadan di bawahnya.

10 www.kata.co.id/Pengertian/Mahkamah-Agung/2366
11 Iswanto,dkk,2017; Hukum Tata Negara Indonesia,Muhammadiyah University Press,Surakarta, hlm.225 -231
B. Kewenangan Lembaga
3.1 Kewenangan Mahkamah Agung12
kewenangan mahkamah agung berdasarkan pasal 24 ayat 1 undang – undang dasar
negara republik indonesia tahun 1945 , berwenang mengadili pada tingkat kasasi , mengji
peraturan perundang – undangan di bawah undang undang. Dan mahkamah agung memiliki
fungsi di antaranya :
1. Fungsi Peradilan
a. Sebagai Pengadilan Negara Tertinggi, Mahkamah Agung merupakan pengadilan
kasasi yang bertugas membina keseragaman dalam penerapan hukum melalui putusan
kasasi dan peninjauan kembali menjaga agar semua hukum dan undang-undang
diseluruh wilayah negara RI diterapkan secara adil, tepat dan benar.
b. Disamping tugasnya sebagai Pengadilan Kasasi, Mahkamah Agung berwenang
memeriksa dan memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir :
 semua sengketa tentang kewenangan mengadili.
 permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap (Pasal 28, 29,30,33 dan 34 Undang-undang Mahkamah Agung No. 14
Tahun 1985)
 semua sengketa yang timbul karena perampasan kapal asing dan muatannya oleh
kapal perang Republik Indonesia berdasarkan peraturan yang berlaku (Pasal 33 dan
Pasal 78 Undang-undang Mahkamah Agung No 14 Tahun 1985)
c. Erat kaitannya dengan fungsi peradilan ialah hak uji materiil, yaitu wewenang
menguji/menilai secara materiil peraturan perundangan dibawah Undang-undang
tentang hal apakah suatu peraturan ditinjau dari isinya (materinya) bertentangan dengan
peraturan dari tingkat yang lebih tinggi (Pasal 31 Undang-undang Mahkamah Agung
Nomor 14 Tahun 1985).
2. Fungsi Pengawasan
a. Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi terhadap jalannya peradilan di
semua lingkungan peradilan dengan tujuan agar peradilan yang dilakukan Pengadilan-
pengadilan diselenggarakan dengan seksama dan wajar dengan berpedoman pada azas
peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan, tanpa mengurangi kebebasan Hakim
dalam memeriksa dan memutuskan perkara (Pasal 4 dan Pasal 10 Undang-undang
Ketentuan Pokok Kekuasaan Nomor 14 Tahun 1970).
b. Mahkamah Agung juga melakukan pengawasan :
 Terhadap pekerjaan Pengadilan dan tingkah laku para Hakim dan perbuatan Pejabat
Pengadilan dalam menjalankan tugas yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok
Kekuasaan Kehakiman, yakni dalam hal menerima, memeriksa, mengadili, dan
menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya, dan meminta keterangan
tentang hal-hal yang bersangkutan dengan teknis peradilan serta memberi peringatan,
teguran dan petunjuk yang diperlukan tanpa mengurangi kebebasan Hakim (Pasal 32
Undang-undang Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 1985).
 Terhadap Penasehat Hukum dan Notaris sepanjang yang menyangkut peradilan (Pasal
36 Undang-undang Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 1985).
12 https://www.daftarinfomasi.com/tugas-wewenang-mahkamah-agung/
3. Fungsi Mengatur
a. Mahkamah Agung dapat mengatur lebih lanjut hal-hal yang diperlukan bagi
kelancaran penyelenggaraan peradilan apabila terdapat hal-hal yang belum cukup diatur
dalam Undang-undang tentang Mahkamah Agung sebagai pelengkap untuk mengisi
kekurangan atau kekosongan hukum yang diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan
peradilan (Pasal 27 Undang-undang No.14 Tahun 1970, Pasal 79 Undang-undang
No.14 Tahun 1985).
b. Mahkamah Agung dapat membuat peraturan acara sendiri bilamana dianggap perlu
untuk mencukupi hukum acara yang sudah diatur Undang-undang.
4. Fungsi Nasehat
a. Fungsi Mahkamah Agung memberikan nasihat-nasihat atau pertimbangan-
pertimbangan dalam bidang hukum kepada Lembaga Tinggi Negara lain (Pasal 37
Undang-undang Mahkamah Agung No.14 Tahun 1985). Mahkamah Agung
memberikan nasihat kepada Presiden selaku Kepala Negara dalam rangka pemberian
atau penolakan grasi (Pasal 35 Undang-undang Mahkamah Agung No.14 Tahun 1985).
Selanjutnya Perubahan Pertama Undang-undang Dasar Negara RI Tahun 1945 Pasal 14
Ayat (1), Mahkamah Agung diberikan kewenangan untuk memberikan pertimbangan
kepada Presiden selaku Kepala Negara selain grasi juga rehabilitasi. Namun demikian,
dalam memberikan pertimbangan hukum mengenai rehabilitasi sampai saat ini belum
ada peraturan perundang-undangan yang mengatur pelaksanaannya.
b. Mahkamah Agung berwenang meminta keterangan dari dan memberi petunjuk
kepada pengadilan disemua lingkunga peradilan dalam rangka pelaksanaan ketentuan
Pasal 25 Undang-undang No.14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Kekuasaan Kehakiman. (Pasal 38 Undang-undang No.14 Tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung).
5. Fungsi Administratif
a. Badan-badan Peradilan (Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer dan
Peradilan Tata Usaha Negara) sebagaimana dimaksud Pasal 10 Ayat (1) Undang-
undang No.14 Tahun 1970 secara organisatoris, administrative dan finansial sampai
saat ini masih berada dibawah Departemen yang bersangkutan, walaupun menurut
Pasal 11 (1) Undang-undang Nomor 35 Tahun 1999 sudah dialihkan dibawah
kekuasaan Mahkamah Agung.
b. Mahkamah Agung berwenang mengatur tugas serta tanggung jawab, susunan
organisasi dan tata kerja Kepaniteraan Pengadilan (Undang-undang No. 35 Tahun 1999
tentang Perubahan Atas Undang-undang No.14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman).

Anda mungkin juga menyukai