Anda di halaman 1dari 1

Selamat Tinggal

Suatu hari kulihat dia tersenyum, senyum yang membiusku. Aku pun tersipu, padahal senyum nya bukan
untukku. Ku cari tahu namanya, instagramnya, kurasa aku jatuh hati kepadanya. Padahal kami tidak
saling mengenal, hanya aku yang tau dirinya. Setiap melihat dia, aku merasa berbeda. Tapi, kurasa dia
sudah ada yang punya. Aku hanya bisa melihat dia dari belakang, tanpa bisa berjalan disampingnya,
ataupun sekedar menatap wajahnya. Ku tak bisa. Aku harus pergi, aku tak ingin hatiku menderita.
Selamat tinggal………

Entah aku yang mudah jatuh hati, atau memang pesona seseorang yang sangat kuat, aku pun jatuh hati
lagi pada orang yang berbeda, dia ada didekatku, aku mengenalnya, dia pun mengenalku. Tapi aku tak
berani, aku takut dia menganggap ku bukan siapa-siapa. Aku takut aku sakit, sakit hingga aku tak bisa
pulih kembali. Ku putuskan untuk menyimpan rasa ini, menahan gejolak dihati, aku tak ingin salah
langkah. Aku harus mengacuhkan rasa ini dan menganggapnya tidak ada. Selamat tinggal…….

Dan lagi, aku pun jatuh hati kembali. Aku bingung, kenapa aku mudah sekali jatuh hati, atau ini hanya
rasa kagum yang ada dalam hatiku. Aku tak tau. Kali ini, dia adalah seseorang yang beda, dia seseorang
yang mudah senyum, ramah, dan mudah didekati. Aku panik dengan rasa ini, karena rasa ini, aku tak
bisa fokus mengerjakan sesuatu. Padahal tugas ku banyak yang harus dikumpulkan, kegiatan banyak
yang harus kulakukan, ujian akhir semester semakin dekat dengan catatanku yang tidak lengkap. Aku
harus bagaimana, haruskah aku mengacuhkan rasa ini lagi, dan memegangi hati ku agar dia tidak jatuh
lagi. Aku bingung. Aku pusing. Aii sudahh! Selamat tinggal.

Anda mungkin juga menyukai