Anda di halaman 1dari 2

Getar mengaku

Untuk merayu
Desir waktu yang terlalu
Kaku.

Dekap sementara berjarak


Namun kelak
Hanya menjadi gemuruh meriak- riak
Sudah terlanjur berkerak.

Dan akan segera melesap.

shita

Rasa tak mampu di ukur


Hanya sebatas di ukir
Tak urung menglir
Seperti air.

Hari ini rasanya lelah sekali


Sudah coba bangkit berkali-kali
Mungkin ini yang buat tubuh ingin luruh
Juga buat suara menjadi lirih

Sudah coba berjuang tetap bertahan


Mencari peluang tanpa beban
Yang ada malah jiwa terbawa angan

Hari ini panas sekali


Ada hujan namun hanya rintik dan tidak kembali
Hari ini sakit sekali
Segala hal seperti tombak menancap diri

Sudah lelah
Ingin berserah
Ingin mengaku kalah.

Tapi setidaknya jangan pernah pasrah.


shita
20/4/20

Hari ini hujannya lebat


Ada tamparan rintik
Juga gelap kabut
Seolah usir Mega yang kalut

Harsa dikuasai rinai


Rimpuh bumi menggeliat tarlihat nanar
Tertanam benih menohok angan
Begitu latar mengekal
Sore ini Mega terusir keluar
Bukan berarti bisa tumbang meliar
Ada hari esok untuknya berkibar
Jika bumi marah, biar

Semoga saja sukmanya masih mampu bangun


Dari patah-patah rangkaian
Dari tajamnya kekuasan lengan kanan
Semoga Mega diberi kekuatan

Dari rasa sakit di diberi harapan


Oleh beberapa angan-angan
Untuk buat semakin terdewasakan
Berjuang, menjalani proses memaapkan.

28/4/20
shita.

Pada suatu hari ada sebuah cahaya mungkin tidak terang juga tidak berarti cahaya
itu cerah walaupun langit begitu hitam legam walaupun malam menganggap dia begitu
kecil tidak akan pernah bisa menerangi langitnya tapi cahaya itu tidak berkecil
hati ia tidak marah pada langitnya.

Anda mungkin juga menyukai