Anda di halaman 1dari 15

1.

HALAMAN JUDUL
Selamat pagi, kepada Bapak Hamdan selaku Dosen Pengampu mata kuliah Psikologi Sumber
Daya Manusia
Selamat pagi, para rekan mahasiswa yang berbahagia
Saya Vita Sari mahasiswa kelas ... program studi S1 Manajemen fakultas Ekonomi dan bisnis
Universitas Mercu Buana pada kesempatan kali ini akan menyajikan presentasi sebagai
asesmen UAS Mata Kuliah Psikologi Sumber Daya Manusia

2. HALAMAN PEMBENTUKAN SIKAP DAN PERILAKU


Pertama-tama kita akan bahas Pembentukan sikap dan perilaku
Dalam pembahasan kali ini akan kita analisis Proses terbentuknya sikap, Tahapan
pembentukan sikap, masalah-masalah dalam pembentukan sikap dan perilaku, faktor yang
membuat terhambatnya pembentukan sikap dan perilaku teori-teori perilaku dan sikap.

3. HALAMAN PROSES PEMBENTUKAN SIKAP MENURUT BARON


Proses pembentukan sikap menurut Baron terjadi dengan sistem adopsi dari orang lain yakni
melalui satu proses yang disebut proses pembelajaran sosial. Proses ini dilalui dalam
beberapa proses lainnya antara lain: Classical conditioning, Instrumental conditioning,
Pembelajaran melalui observasi dan Perbandingan Sosial.

4. HALAMAN CLASSICAL CONDITIONING


Classical conditioning merupakan bentuk dasar dari pembelajaran di mana satu stimulus,
yang awalnya netral menjadi memiliki kapasitas untuk membangkitkan reaksi melalui
rangsangan yang berulang kali dengan stimulus lain. Artinya satu stimulus menjadi sebuah
tanda bagi kehadiran stimulus lainnya
Contohnya begini:
Ada anak yang awalnya toleran menyaksikan Ibunya bersikap negatif terhadap agama
tertentu, namun karena sikap sang Ibu tersebut dilakukan berulang kali maka terjadilah proses
classical conditioning pada diri sang anak. Sang anak yang awalnya toleran menjadi
terpengaruh untuk bersikap negatif seperti yang dilakukan Ibunya. Dalam hal ini anak
memperlajari bagaimana bersikap dari orang terdekatnya, dari yang awal mulanya toleran,
menjadi intoleran terhadap agama tertentu

5. HALAMAN INSTRUMENTAL CONDITIONING


Instrumental conditioning merupakan bentuk dasar dari pembelajaran di mana respon yang
menimbulkan hasil positif atau mengurangi hasil negarif yang diperkuat
Contohnya:
anak umur 3 tahun yang tidak tahu menahu tentang partai politik misalnnya maka kemudian
akan bersikap sama dengan orang tuanya. Dalam perspektif behavior, tingkah laku sang anak
adalah buah dari reinforcement. Dengan memberikan senyuman, pujian atau hadiah kepada
anak yang telah melakukan dukungan kepada salah satu partai politik (padahal ia baru berusia
3 tahun) seperti yang menjadi dambaan orang tuanya maka akan membentuk sikap anak sama
dengan sikap orang tuanya tersebut.
Sedangkan pembelajaran melalui observasi adalah Salah satu bentuk belajar di mana individu
mempelajari tingkah laku atau pemikiran baru melalui observasi terhadap orang lain Proses
ini terjadi hanya dengan memperhatikan tingkah laku orang lain.
Contohnya:
Ada seorang anak yang melihat ayahnya sering memukul Ibunya, maka sikap dan perbuatan
tersebut akan menurun pada anaknya, meski sang ayah melarang anaknya melakukan
kekerasan kepada siapapun. Dalam hal ini sang anak seringkali belajar apa yang dilakukan
orang tuanya, bukan apa yang dikatakan oleh orang tuanya.

6. SLIDE PERBANDINGAN SOSIAL


Perbandingan Sosial adalah Proses di mana kita membandingkan diri kita dengan orang lain
untuk menentukan apakah pandangan kita terhadap kenyataan sosial benar atau salah.
Dalam proses ini kita bisa melihat bagaimana anggota masyarakat menentukan siapa
pemimpinnya dalam satu komunitas di pedesaan cenderung sama karena mereka memiliki
kecenderungan untuk memperbandingkan diri mereka masing-masing dengan orang lain
untuk menentukan apakah pandangan dan sikapnya terhadap siapa yang akan dipilihnya
benar atau salah Dalam masyarakat desa berbeda pandangan dan sikap dengan lingkungannya
akan anggap aneh dan tidak lazim dan bahkan mendapat risiko dikucilkan. Dalam banyak
kasus, sikap terbentuk dari informasi sosial yang berasal dari orang lain, dan keinginan kita
sendiri untuk menjadi serupa dengan orang yang kita sukai atau hormati.

7. SLIDE BEBERAPA TEORI TENTANG PEMBENTUKAN SIKAP


Ada beberapa teori yang membantu kita untuk memahami bagaimana sikap dibentuk dan
bagaimana sikap dapat berubah. Teori – teori tersebut tidak selalu bertentangan satu sama
lain. Adapun teori – teori yang dimaksud yaitu :
Teori Belajar yang pertama kali dikembangkan oleh Carl Hovland dan rekannya.
Teori konsistensi kognitif yang berfokus pada keberadaaan sikap sesuai satu sama lainnya
atau dengan sikap – sikap yang lain
Teori persepsi diri yang berfokus pada individu yang mengetahui akan sikapnya dengan
mengambil kesimpulan dari perilakunya sendiri dan persepsinya tentang situasi
Teori presentasi diri, dan
Teori ekspektasi nilai yang mengasumsikan bahwa orang mengadopsi posisi (pandangan)
berdasarkan penilaian untung rugi
Selanjutnya mari kita analisa secara lebih mendalam kelima teori tersebut dalam slide
berikutnya

8. SLIDE TEORI BELAJAR


Teori Belajar
Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Carl Hovland dan rekannya. Asumsi di balik teori
ini adalah bahwa proses pembentukan sikap sama seperti pembentukan kebiasaan. Orang
mempelajari informasi dan fakta tentang objek sikap yang berbeda – beda dan mereka juga
mempelajari perasaan dan nilai yang diasosiasikan dengan fakta itu
Teori ini banyak menggunakan prosedur classical conditioning, dan ada pendapat bahwa
banyak sikap yang terbentuk secara classical conditioning.
Keutamaan classical conditioning sebagai suatu mekanisme bagi pembentukan sikap
terletak pada kenyataan bahwa melalui classical conditioning, individu akan dapat
mempunyai reaksi – reaksi sikap yang kuat terhadap objek – objek sosial bahkan
tanpa pengalaman langsung.
Contohnya begini:
Seorang anak sejak kecil sudah diajari bahwa musik dangdut adalah musik kampungan dan
norak. Maka anak tersebut akan mengimplementasikan informasi yang diterimanya dan
membentuk sebuah sikap secara tidak langsung terhadap musik dangdut. Anak tersebut akan
langsung menggambarkan musik dangdut sebagai musik yang membosankan dan norak.
Pemikiran ini terus berkembang sampai nanti anak tersebut dewasa. Musik dangdut akan
tetap menjad musik yang membosankan untuknya.

9. SLIDE PROSES BELAJAR DASAR


Proses Belajar Dasar
Proses belajar dasar juga berlaku untuk proses pembentukan sikap, yang dapat dilakukan
melalui beberapa cara, yaitu :
Association (asosiasi), yaitu penghubung dalam memori antara stimulus yang saling
berkaitan. Misalnya, guru sejarah menceritakan tentang peristiwa G30S / PKI dengan nada
marah dan penuh permusuhan, kita akan membuat asosiasi antara perasaan negatif dengan
kata “PKI”.
Reinforcement (penguatan), yaitu proses yang dilakukan seseorang dalam belajar
menunjukkan respons tertentu setelah ia diberi imbalan saat ia menunjukkan respons itu.
Misalnya, saat kita mendapat nilai A pada mata kuliah Psikologi Sosial dan gembira
karenanya, maka tindakan untuk mengikuti kelas psikologi sosial akan diperkuat, dan kita
kemungkinan besar akan semakin tertarik untuk mendalami ilmu psikologi di masa
mendatang, begitu pula sebaliknya.
Imitation (peniruan), yaitu bentuk belajar yang melibatkan pemikiran, perasaan, atau perilaku
dengan cara meniru pemikiran, perasaan, dan perilaku orang lain. Misalnya, anak – anak
cenderung meniru sikap dan perilaku orang tuanya sewaktu kecil.
Message learning (belajar pesan), yaitu ide bahwa perubahan sikap tergantung pada proses
belajar indvidu terhadap isi dari komunikasi
Transfer of effect (transfer efek), yaitu mengubah sikap dengan memindahkan efek yang
disosialisasikan dengan objek lain. Misalnya, mobil yang dipasangkan dengan wanita cantik
akan membuat kita percaya bahwa mobil itu bagus dan memiliki mobil itu akan membuat kita
mendapatkan penghargaan sosial. Dengan kata lain, orang mentransfer perasaan atau afek
yang mereka rasakan tentang satu objek ke objek lain.

10. SLIDE TEORI KONSISTENSI KOGNITIF


Teori Konsistensi Kognitif
Teori ini berfokus pada keberadaaan sikap sesuai satu sama lainnya atau dengan sikap-sikap
yang lain. Teori ini memandang manusia sebagai pemroses informasi yang aktif yang
mencoba memahami seluruhnya atas apa yang mereka rasakan, pikirkan, dan berbuat dimana
mereka secara aktif menyusun dan menafsirkan dunia tersebut untuk membuat kecocokan
terhadap inkonsistensi yang bisa terjadi di antara dan dalam sikap-sikap.
Ada beberapa teori spesifik yang menekankan arti penting dalam konsistensi kognitif, antara
lain:
11. SLIDE TEORI KESEIMBANGAN
Teori Keseimbangan
Pada dasarnya teori ini berkaitan dengan bagaimana sikap kita berkenaan dengan orang –
orang dan objek sikap yang konsisten.
Teori ini melibatkan tiga elemen, yaitu : perceiver, orang lain, dan objek lain. Ketiga elemen
tersebut membentuk suatu kesatuan, dimana elemen – elemen tersebut bisa membentuk suatu
kombinasi yang menghasilkan hubungan seimbang / tidak seimbang.
Kondisi yang tidak seimbang akan menimbulkan ketegangan (tension) dan timbullah tekanan
yang mendorong untuk megubah organisasi kognitif sedemikian rupa sehingga tercipta
keadaan seimbang

12. SLIDE Teori disonansi kognitif


Teori Disonansi Kognitif
Disonansi didefinisikan sebagai keadaan motivasional aversif yang terjadi saat beberapa
perilaku yang kita lakukan tidak konsisten dengan sikap kita.
Disonansi selalu muncul terutama jika sikap dan perilaku yang tak selaras itu adalah penting
bagi diri
Fokus dari teori ini adalah individu, yang menyelaraskan elemen-elemen kognisi, pemikiran
atau struktur.
Terdapat dua elemen kognitif; dimana disonansi terjadi jika kedua elemen tidak cocok
sehingga menggangu logika dan pengharapan.
Misalnya, Seorang Perokok pasti ngerti bahwa merokok dapat mengakibatkan penyakit
kanker. Kognisi : “saya seorang perokok” tidak sesuai dengan kognisi “merokok dapat
mengakibtakan penyakit kanker”, karena itu membuat keadaan disonansi. Disonansi
menghasilkan suatu ketegangan psikologis yang mendorong seseorang mengurangi disonansi
tersebut.
Pengurangan disonansi dapat melalui tiga cara, yaitu :
Mengubah elemen tingkah laku Misalnya, seorang perokok yang mengetahui bahaya
merokok yang dapat mengakibatkan penyakit kanker. Maka untuk menghilangkan disonansi,
perokok itu berusaha tidak merokok lagi.
Mengubah elemen kognitif lingkungan Misalnya, perokok itu meyakinkan teman –
temannya / saudara-saudaranya bahwa merokok itu tidak akan mengakibatkan penyakit
kanker.
Menambah elemen kognitif baru Misalnya, mencari pendapat teman lain yang mendukung
pendapat bahwa merokok tidak akan mengakibatkan penyakit kanker.

13. SLIDE Teori persepsi diri


Teori Persepsi Diri
Teori ini berfokus pada individu yang mengetahui akan sikapnya dengan mengambil
kesimpulan dari perilakunya sendiri dan persepsinya tentang situasi. Implikasinya adalah
perubahan perilaku yang dilakukan seseorang menimbulkan kesimpulan pada orang tersebut
bahwa sikapnya telah berubah.
Misalnya, seseorang yang awalnya tidak bisa memasak tapi ia memasak setiap ada
kesempatan dan ia baru sadar kalau dirinya suka menyukai / hobi memasak.
Teori presentasi diri
Menurut teori ini, orang memiliki sutau kebutuhan untuk mengabsahkan aspek-aspek penting
dari konsep dirinya, terutama jika konsep dirinya terancam. Teori ini secara aktif mengelola
self – imageatau kesan yang mereka berikan kepada orang lain.

14. SLIDE Teori ekspektasi nilai


Teori ekspektasi nilai
Teori ini mengasumsikan bahwa orang mengadopsi posisi (pandangan) berdasarkan penilaian
pro dan kontra atau untung-rugi, yakni berdasarkan nilai yang mereka berikan pada
kemungkinan efeknya. Menurut teori ini, dalam pengadopsian sikap, orang cenderung
memaksimalkan penggunaan subjektif atas berbagai hasil yang diperkirakan, yang
merupakan produk dari nilai hasil tertentu dan pengharapan (ekspetandi) bahwa posisi ini
akan menimbulkan hasil yang bagus itu.
Misalnya, Anda akan menentukan apakah Anda akan mendatangi pesta teman nanti malam
atau belajar di rumah. Anda mungkin memikirkan berbagai macam akibat atau kegiatan jika
pergi ke pesta, nilai tentang akibat itu, dan pengharapan tentang akibat atau hasil itu.
Ringkasnya, teori ekspetansi nilai melihat pada keseimbangan insentif dan memprediksikan
bahwa dalam situasi di mana ada tujuan yang saling bertentangan, orang akan memilih posisi
yang memaksimalkan keuntungan buat mereka. Teori ini mengasumsikan bahwa orang
adalah pembuat keputusan yang penuh perhitungan, aktif, dan rasional

15. SLIDE Proses Pembentukan Perilaku


Proses Pembentukan Perilaku
Perilaku merupakan basil hubungan antara perangsang atau stimulus dan respon. Perilaku
baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang
disebut rangsangan. Rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu.
Perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respons serta
dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.
Perilaku individu dalam suatu organisasi adalah sikap dan tindakan atau tingkah laku seorang
manusia atau individu dalam organisasi sebagai ungkapan dari kepribadian, persepsi dan
sikap jiwanya, dimana bisa berpengaruh terhadap prestasi kerja dirinya dan organisasi
Manusia atau juga disebut sebagai individu diciptakan berbeda satu sama lain. Masing-
masing memiliki keunikan tersendiri yang salah satunya dapat terlihat dari perilaku mereka.
Dalam suatu organisasi, terkadang kondisi ini dapat menjadikan organisasi tersebut tidak bisa
berjalan dengan efektif karena masing-masing manusia di dalamnya memiliki perilaku yang
berbeda. Inilah yang menjadi tugas seorang pemimpin untuk bisa menyamakan perilaku
individu-individu di dalam organisasi yang dipimpinnya agar bisa memiliki perilaku yang
sama dan sangat mendukung pencapaian tujuan organisasi.
16. SLIDE FAKTOR DARI DALAM INDIVIDU
Proses pembentukan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri
individu itu sendiri, faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Persepsi.
Persepsi adalah sebagai pengalaman yang dihasilkan melalui indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, dan sebagainya.
2. Motivasi.
Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai sutau tujuan tertentu,
hasil dari pada dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk perilaku.
3. Emosi.
Perilaku juga dapat timbul karena emosi, Aspek psikologis yang mempengaruhi emosi
berhubungan erat dengan keadaan jasmani, sedangkan keadaan jasmani merupakan hasil
keturunan bawaan, Manusia dalam mencapai kedewasaan semua aspek yang berhubungan
dengan keturunan dan emosi akan berkembang sesuai dengan hukum perkembangan, oleh
karena itu perilaku yang timbul karena emosi merupakan perilaku bawaan.
4. Belajar.
Belajar diartikan sebagai suatu pembentukan perilaku dihasilkan dari praktek-praktek dalam
lingkungan kehidupan. Barelson (1964) mengatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan
perilaku yang dihasilkan dari perilaku terdahulu.

17 SLIDE Mekanisme pembentukan perilaku


Mekanisme pembentukan perilaku
Pada dasarnya tingkah laku adalah respon atau stimulus yang datang. Secara sederhana dapat
digambarkan dalam model S - R atau suatu kaitan Stimulus - Respon. Ini berarti tingkah laku
itu seperti reflek tanpa kerja mental sama sekali.
Skiner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau
reaksi seseorang stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui
proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon,
maka teori
skiner disebut teori “S – O – R” atau Stimulus – Organisme – Respon.
Mekanisme pembentukan perilaku terbagi atas 2 aliran, yaitu: Aliran Behaviorisme dan
Aliran Holistik atau Humanis

18. SLIDE Aliran Behaviorisme


Aliran behaviorisme dipaparkan sebagai berikut:
S ke R atau S ke O ke R
S = Stimulus (rangsangan);
R = Respons (perilaku, aktivitas);
O = Organisme (individu/manusia).
Karena stimulus datang dari lingkungan (W = world) dan R juga ditujukan kepadanya.
W ke S ke O ke R ke W
Yang dimaksud dengan lingkungan (W = world) di sini dapat dibagi ke dalam dua jenis yaitu
-Lingkungan objektif (umgebung= segala sesuatu yang ada di sekitar individu dan secara
potensial dapat melahirkan S)
-Lingkungan efektif (umwelt= segala sesuatu yang aktual merangsang organisme karena
sesuai dengan pribadinya sehingga menimbulkan kesadaran tertentu pada diri organisme dan
ia meresponsnya).
Contoh : seorang mahasiswa sedang mengikuti perkuliahan Psikologi Pendidikan di ruangan
kelas yang terasa panas, secara spontan mahasiswa tersebut mengipas-ngipaskan buku untuk
meredam kegerahannya. Ruangan kelas yang panas merupakan lingkungan (W) dan menjadi
stimulus (S) bagi mahasiswa tersebut (O), secara spontan mengipaskan-ngipaskan buku
merupakan respons (R) yang dilakukan mahasiswa. Merasakan ruangan tidak terasa gerah
(W) setelah mengipas-ngipaskan buku.
Sedangkan perilaku sadar dapat digambarkan sebagai berikut:
W ke S ke Ow ke R ke W
Contoh : ketika sedang mengikuti perkuliahan Psikologi Pendidikan di ruangan kelas yang
terasa agak gelap karena waktu sudah sore hari ditambah cuaca mendung, ada seorang
mahasiswa yang sadar kemudian dia berjalan ke depan dan meminta ijin kepada dosen untuk
menyalakan lampu neon yang ada di ruangan kelas, sehingga di kelas terasa terang dan
mahasiswa lebih nyaman dalam mengikuti perkuliahan.
Ruangan kelas yang gelap, waktu sore hari, dan cuaca mendung merupakan lingkungan (W),
ada mahasiswa yang sadar akan keadaan di sekelilingnya (Ow), – meski di ruangan kelas
terdapat banyak mahasiswa namun mereka mungkin tidak menyadari terhadap keadaan
sekelilingnya–. berjalan ke depan, meminta ijin ke dosen, dan menyalakan lampu merupakan
respons yang dilakukan oleh mahasiswa yang sadar tersebut (R), suasana kelas menjadi
terang dan mahasiswa menjadi lebih menyaman dalam mengikuti perkuliahan merupakan
(W).
Sebenarnya, masih ada dua unsur penting lainnya dalam diri setiap individu yang
memengaruhi efektivitas mekanisme proses perilaku yaitu receptors (panca indera sebagai
alat penerima stimulus) dan effectors (syaraf, otot dan sebagainya yang merupakan pelaksana
gerak R).
Dengan mengambil contoh perilaku sadar tadi, mahasiswa yang sadar (Ow) mungkin
merasakan penglihatannya (receptor) menjadi tidak jelas, sehingga tulisan dosen di papan
tulis tidak terbaca dengan baik. Menggerakkan kaki menuju ke depan, mengucapkan minta
izin kepada dosen, tangan menekan saklar lampu merupakan effector.

19 SLIDE Aliran Holistik atau Humanis


Aliran Holistik atau Humanis
Holistik atau humanisme memandang bahwa perilaku itu bertujuan, yang berarti aspek-aspek
intrinsik (niat, motif, tekad) dari dalam diri individu merupakan factor penentu untuk
melahirkan suatu perilaku, meskipun tanpa ada stimulus yang dating dari lingkungan.
Holistik atau humanisme menjelaskan mekanisme perilaku individu dalam konteks what
(apa), how (bagaimana), dan why (mengapa).
What (apa) menunjukkan kepada tujuan (goals/incentives/purpose) apa yang hendak dicapai
dengan perilaku itu. How (bagaimana) menunjukkan kepada jenis dan bentuk cara mencapai
tujuan (goals/incentives/pupose), yakni perilakunya itu sendiri. Sedangkan why (mengapa)
menunjukkan kepada motivasi yang menggerakan terjadinya dan berlangsungnya perilaku
(how), baik bersumber dari diri individu itu sendiri (motivasi instrinsk) maupun yang
bersumber dari luar individu (motivasi ekstrinsik).

20 SLIDE Respon
Respon dijabarkan sebagai berikut:
Stimulus atau rangsangan berupa lingkungan, manusia, benda dan hal lain yang bisa
memotivasi organisme tersebut. Stimulus yang diberikan pada organisme dapat diterima atau
ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima maka proses berhenti disini. Tetapi bila
stimulus tersebut diterima oleh organisme berarti stimulus tersebut efektif dan dilanjutkan
kepada proses berikutnya. Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi
kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap). Akhirnya dengan
adanya dukungan dan dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek
tindakan dari individu berupa respon. Respon inilah yang disebut dengan perilaku individu.

21. SLIDE DUA JENIS RESPON


Skiner kemudian membedakan adanya 2 (dua) jenis respon yaitu:
1. Respondent respon atau reflexsive, yaitu respon yang ditimbulkan oleh rangsangan –
rangsangan (stimulus) tertentu yang dapat menimbulkan respon–respon yang relatif tetap.
Misalnya makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang
menyebabkan mata tertutup, bagitu juga respon yang mencakup perilaku emosional.
2. Operant respon atau instrumental respon, yaitu respon yang timbul dan berkembang
kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu yang dapat memperkuat respon.
Misalnya pemberian penghargaan terhadap pegawai yang berprestasi dapat menjadikan
pegawai tersebut terpacu untuk lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.

22. SLIDE VARIABEL YANG BERPENGARUH TERHADAP RESPON


Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa perilaku merupakan bentuk respon dari stimulus
(rangsangan dari luar). Hal ini berarti meskipun bentuk stimulusnya sama namun bentuk
respon akan berbeda dari setiap orang. Ini dipengaruhi oleh dua variable seperti yang
dikemukakan oleh Gibson, Ivancevich dan Donnely:
Variabel (Karakteristik) Individu, terdiri dari beberapa faktor, yaitu:
-Faktor Fisiologis yaitu kemampuan dan keterampilan phisik yang dimiliki manusia, seperti
kemampuan fisik dan kemampuan mental.
-Faktor Psikologis yaitu tanggapan psikologis individu yang bersangkutan, seperti: persepsi,
sikap, kepribadian, belajar, pengalaman, motivasi.
-Faktor Demografi, terdiri dari: umur, jenis kelamin, dan etnis.
Variabel Lingkungan, terdiri dari beberapa faktor yaitu:
-Lingkungan kerja (di dalam organisasi kerja), terdiri dari: kebijakan dan aturan organisasi,
kepemimpinan, struktur organisasi, desain pekerjaan, dan system kompensasi.
-Lingkungan non kerja (di luar organisasi kerja), terdiri dari: keluarga, masyarakat (sosial)
dan budaya, dan pendidikan atau sekolah.
23. SLIDE CARA PEMBENTUKAN PERILAKU
Pembentukan perilaku adalah secara sistematis menegaskan setiap urutan langkah yang
menggerakkan seorang individu lebih dekat terhadap respons yang diharapkan. Berikut 4
(empat) cara pembentukan perilaku adalah sebagai berikut :
1. Penguatan positif: jika suatu respon diikuti dengan sesuatu yang menyenangkan, misalnya
pujian.
2. Penguatan negatif: jika suatu respon diikuti oleh dihentikannya atau ditarik kembalinya
sesuatu yang tidak menyenangkan, misalnya berpura-pura bekerja lebih rajin saat pengawas
berkeliling.
3. Hukuman: mengakibatkan suatu kondisi yang tidak enak dalam suatu usaha untuk
menyingkirkan perilaku yang tidak diinginkan. Misalnya : Memberikan skors.
4. Pemusnahan: menyingkirkan penguatan apa saja yang mempetahankan perilaku. Misalnya
tidak mengabaikan masukan dari bawahan akan menghilangkan keinginan mereka untuk
menyumbangkan pendapat.

24. SLIDE DOMAIN PERILAKU


Domain perilaku
Dalam menentukan sebuah tes seorang guru dapat mengukur perilaku, penulis soal dapat
mengambil atau memperhatikan jenis perilaku yang telah dikembangkan oleh para ahli
penelitian pendidikan, di antaranya seperti Benjamin S. Bloom

25 SLIDE kepribadian
Selanjutnya kita akan bahas tentang Proses pembentukan kepribadian.
Dalam pembahasan kali ini akan kita analisis Proses pembentukan kepribadian, Tahapan
pembentukan kepribadian, Hambatan dan masalah-masalah dalam terbentuknya kepribadian,
dan faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian,

26. SLIDE KEPRIBADIAN INDIVIDU


Setiap individu memiliki sifat yang unik. Satu orang dengan orang yang lain memiliki
kepribadian yang berbeda. Kepribadian menunjuk pada pengaturan sikap-sikap seseorang
untuk bertindak, berpikir, merasakan, cara berhubungan dengan orang lain, dan cara
seseorang menghadapi masalah. Kepribadian sendiri terbentuk melalui proses sosialisasi yang
panjang sejak kita dilahirkan. Kepribadian mencakup kebiasaan, sikap, dan sifat seseorang
yang bisa berubah dan berkembang seiring proses sosialisasi yang dilakukan individu
tersebut.
Kepribadian ialah ciri watak seorang individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya
suatu identitas sebagai individu yang mandiri. Kepribadian merupakan organisasi dari faktor-
faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku individu. Kepribadian
memcakup kebiasaan, sikap, dan sifat khas lain yang dimiliki oleh seseorang.
Kepribadian pada hakikatnya merupakan gambaran sikap dan perilaku manusia secara umum
yang tercermin dari ucapan dan perbuatannya. Kepribadian adalah corak kebiasaan yang
terhimpun dalam diri dan digunakan untuk bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap segala
rangsangan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar.
27 SLIDE Pengertian Kepribadian
Menurut Yinger, kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan
sistem kecendrungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi dalam masyarakat
sosial.
Menurut Allport, kepribadian adalah organisasi yang dinamis dari sistem psiko-fisik yang
unik pada diri individu yang turut menentukan cara-cara penyesuaian dirinya dengan
lingkungan.
Menurut Sigmund Freud, kepribadian terbentuk oleh tiga kekuatan, yaitu id, super-ego, dan
ego.
Id berisi dorongan-dorongan primitive yang belum dipengaruhi oleh kebudayaan, seperti
dorongan seks, agresi, amarah, dan yang bersifat traumatik. Id umumnya berada di bawah
alam ketidaksadaran, sehingga kemunculannya sukar dikendalikan.
Superego (akal sehat) berisi dorongan-dorongan untuk berbuat baik sebagai hasil belajar
terhadap lingkungan alam dan kebudayaan. Superego berfungsi sebagai penyaring dan
pengawas Id.
Sementara ego merupakan sistem energy yang langsung berhubungan dengan dunia luar.
Disinilah lingkungan mengambil peranan dalam mempengaruhi kepribadian seseorang.

28 SLIDE Tipologi Kepribadian


Secara umum terdapat enam tipologi kepribadian.
1)Tipe Realistis yaitu seseorang yang lebih menyukai kegiatan fisik yang menuntut
ketrampilan, kekuatan, dan koordinasi. Umumnya karakter mereka adalah pemalu, tahan,
stabil, dan mudah menyesuaikan diri. Orang-orang seperti ini cendrung berkedudukan
sebagai operator, petani, atau pekerja lini.
2)Tipe Investigatif yaitu seseorang yang lebih menyukai kegiatan yang mencakup pemikiran,
pengorganisasian, dan pemahaman. Umumna karakter mereka suka menganalisis, selalu ingin
tahu, indenpenden, dan lain-lain. Orang-orang seperti ini cendrung berkedudukan sebagai
biologi, mekanik, kimia, dan lain-lain.
3) Tipe Social yaitu seseorang yang lebih menyukai kegiatan membantu meringankan beban
orang lain. Umumnya karakter mereka adalah mudah bergaul, kooperatif, mudah memahami
sesuatu, dan lain-lain. Orang-orang seperti ini cendrung berkedudukan sebagai penasihat,
konselor, pekerja sosial, dan lain-lain.
4)Tipe Konvensional yaitu seseorang yang lebih menyukai kegiatan yang memiliki peraturan
yang jelas dan tegas. Umumnya karakter mereka adalah mudah menyesuaikan diri, efisien,
praktis, tidak luwes, dan lain-lain. Orang-orang seperti ini cendrung berkedudukan sebagai
akuntan, manajer, teller, dan lain-lain.
5) Tipe Enterfrising yaitu seseorang yang lebih menyukai kegiatan yang ada peluang untuk
mempengaruhi orang lain. Umumnya karakter mereka adalah percaya diri, ambisius, energik,
mendominasi, dan lain-lain. Orang-orang seperti ini cendrung berkedudukan sebagai
pengacara, manajer bisnis, politikus, dan lain-lain.
6) Tipe Artistik yaitu seseorang yang lebih menyukai kegiatan yang mendua, ekspresif,
kreatif, dan inovatif. Umumnya karakter mereka adalah imajinatif, tidak teratur, idealis,
emosional, tidak praktis, dan lain-lain. Orang-orang seperti ini cendrung berkedudukan
sebagai tukang cat, pemusik, seniman, dan lain-lain.
29 SLIDE TIPE KEPRIBADIAN BERDASARKAN FUNGSINYA
Berdasarkan fungsinya terdapat empat tipe kepribadian.
1) Kepribadian Rasional yaitu kepribadian yang dipengaruhi oleh akal pikiran yang sehat.
2) Kepribadian Intuitif yaitu kepribadian yang dipengaruhi oleh firasat atau perasaan kira-
kira.
3) Kepribadian Emosional yaitu kepribadian yang dipengaruhi oleh perasaan.
4) Kepribadian Sensitif yaitu kepribadian yang dipengaruhi oleh pancaindra sehingga cepat
bereaksi.

30 SLIDE TIPE KEPRIBADIAN BERDASARKAN REAKSINYA


Berdasarkan reaksinya terdapat tiga tipe kepribadian.
1) Kepribadian ekstrovert, Yaitu kepribadian yang terbuka, berorientasi ke luar, sehingga
sifatnya ramah, suka bergaul, dan mudah menyesuaikan diri.
2) Kepribadian introvert. Yaitu kepribadian yang tertutup dan berorientasi pada diri sendiri
sehingga sifatnya pendiam, tidak senang bergaul, suka menyendiri, dan sukar menyesuaikan
diri.
3) Kepribadian ambivert yaitu kepribadian campuran yang tidak dapat digolongkan pada ke
dua tipe tersebut diatas karena sifatnya bervariasi.

31 SLIDE Teori-Teori Kepribadian


Adapun teori-teori kepribadian yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut.
1. Teori George Herbert Mead
2. Teori Charles H. Cooley
3. Teori Konvergensi
4. Teori Ralph dan Conton
5. Teori Diri Antisosial

32 SLIDE Teori George Herbert Mead


Teori George Herbert Mead
Menurut pendapatnya bahwa kepribadian manusia melalui perkembangan diri. Manusia yang
baru lahir belum memiliki diri. Oleh karena itu, manusia baru harus mempelajari segala
sesuatu yang ada di lingkungan sekitar guna pengembangan diri.
Diri manusia akan berkembang secara bertahap melalui proses interaksi dengan orang lain.
Adapun tahap-tahap pengembangan diri menurut Georgr Herbert Mead adalah sebagai
berikut.
1) Imitation Stage (Tahap Peniruan) yang Imitation stage terjadi pada saat manusia
dilahirkan, kemudian manusia mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya dan
memahami dirinya sendiri. Pada tahap ini anak mulai melakukan tahap peniruan secara
sederhana tanpa mengetahui maksud tindakan yang ditiru.
Contoh berbicara, berjalan, bernyanyi, dan lain-lain. Anak belum mampu menggunakan
simbul-simbul sehingga anak belum memiliki diri.
(2) Play Stage (Tahap Bermain Peran), Pada tahap ini anak telah memiliki kemampuan untuk
meniru secara sempurna. Hal ini diwujudkan dalam peniruan terhadap orang lain, seperti
sebagai polisi, dokter, guru, dan lain-lain. Melalui permainan tersebut anak mulai mengenal
siapakah dirinya sendiri dan orang lain.
Game Stage (Tahap Bermain Peran) : Pada tahap ini anak mulai memerankan status dirinya
secara langsung dengan penuh kesadaran. Bahkan anak mampu memahami peran yang harus
dijalankan oleh orang lain.
Contoh anak mulai bermain secara kelompok. Dalam kelompok tersebut seoarang anak sudah
dapat memerankan perannya sendiri. Selain itu, ia mengetahui bagaimana peran temannya
dalam kelompok tersebut.

33. SLIDE Teori Charles H. Cooley


Teori Charles H. Cooley
Teori ini dikenal dengan nama teori cermin diri, karena teori ini didasarkan pada analogi
orang bercermin, bayangan yang tampak pada cermin adalah gambaran diri seseorang yang
terlihat oleh orang lain. Menurut teori ini, setiap orang menggambarkan dirinya sendiri sesuai
dengan pandangan orang lain terhadap orang tersebut.
Menurut Cooley ada tiga langkah dalam proses pembentukan kepribadian.
a. Seseorang mempunyai persepsi mengenai penilaian orang lain terhadapnya.
b. Seseorang mempunyai persepsi mengenai penilaian orang lain terhadap penampilannya.
c. Seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang
lain terhadapnya.

34 SLIDE Teori Konvergensi


Teori Konvergensi
Teori ini diuangkapkan pertama kali oleh William Stern, seorang psikolog dari Jerman.
Menurutnya kepribadian merupakan perpaduan antara pembawaan (faktor internal) dan
pengalaman (faktor eksternal).
Pembawaan bersumber dari individu, seperti kecerdasan, bakat, minat, kemauan, dan lain-
lain.
Pengalaman bersumber dari pergaulan, pendidikan, pengaruh lingkungan, nilai-nilai sosial,
dan lain-lain.

35. SLIDE Teori Ralph dan Conton


Teori Ralph dan Conton
Teori ini mengatakan bahwa setiap kebudayaan menekankan serangkaian pengaruh umum
terhadap individu yang tumbuh di bawah kebudayaan itu. Pengaruh-pengaruh ini berbeda
antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain, tetapi semuanya erupakan bagian
dari pengalaman bagi setiap orang yang termasuk dalam masyarakat
Setiap masyarakat akan memberikan pengalaman tertentu yang tidak diberikan oleh
masyarakat lain kepada anggotanya. Dari pengalaman sosial itu timbul pembentukan
kepribadian yang khas dari masyarakat tersebut.
Selanjutnya dari pembentukan kepribadian yang khas ini kita mengenal ciri umum
masyarakat tertentu sebagai wujud kepribadian masyarakat tersebut.

36. SLIDE Teori Diri Antisosial


Teori Diri Antisosial

SLIDE

CCCCC

Anda mungkin juga menyukai