Anda di halaman 1dari 4

Nama : Helpina

Nim : 2010128120010

Kelas :A2

Mata kuliah : Pengembangan Keterampilan sosial

Membuat kesimpulan tentang kesenjangan sosial

FAKTOR STRUKTURAL DAN KULTURAL PENYEBAB KESENJANGAN


SOSIAL: KASUS INDUSTRI BATIK PAMEKASAN MADURA
Oki Rahadianto Sutopo

Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada

Batik sebagai salah satu produk budaya lokal telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai
salah satu bagian dari kekayaan budaya dunia. Hal ini merupakan manifestasi dari akomodasi
budaya-budaya lokal menjadi bagian dari budaya global, dampaknya kemudian tidak hanya
pada penguatan identitas sebuah bangsa maupun daerah sebagai pemproduksi batik namun dari
sisi yang lain berpotensi untuk dikonversi dalam economic capital (Bourdieu and Wacquant
1992), meningkatkan devisa negara, meningkatkan pendapatan daerah serta berpotensi
menyerap tenaga kerja potensial. Pamekasan Madura sebagai salah satu daerah penghasil batik
secara turun te murun di Indonesia merespon pengakuan UNESCO tersebut dengan
mencanangkan diri sebagai kota batik sejak tahun 2009. Sebagaimana dijelaskan oleh salah
satu informan, booming batik yang terjadi pada 2009 kemudian membuat permintaan terhadap
batik Pamekasan meningkat. Salah satu kecamatan di Pamekasan Madura yang mempunyai
tradisi sebagai penghasil batik yaitu Proppo terkena dampak dari trend positif tersebut sejak
dinobatkan sebagai sentra industri batik. Sumbangsih Proppo terlihat misalnya dalam
mensuplai industri batik di Kabupaten Bangkalan, 90% batik Bangkalan berasal dari
Kecamatan Proppo (Wawancara dengan MM; September 2012). Pemerintah daerah
Pamekasan turut memfasilitasi trend tersebut antara lain dengan penyediaan Pasar Batik,
pembangunan Pasar 17 Agustus dan promosi batik melalui pameran kebudayaan dan pameran
industri (Aini 2010). Secara teoritis, pengembangan perekonomian dalam suatu daerah akan
memberikan keuntungan secara ekonomi pada mayoritas warganya, namun yang terjadi di
Kecamatan Proppo justru sebaliknya. Berdasarkan data Pamekasan dalam angka 2011
ditunjukkan bahwa Kecamatan Proppo se-lain termasuk dalam lima besar kecamatan terpadat
juga termasuk salah satu kecama-tan dengan jumlah keluarga prasejahtera terbanyak menurut
alasan ekonomi. Keny-ataan objektif/sui generis facts (Durkheim ningkatkan kesejahteraan
warga Kecamatan Proppo atau dengan kata lain kue pembangunan akan menetes ke bawah.
Namun kenyataan objektif justru setelah tiga tahun berjalan tingkat kesejahteraan warga tidak
banyak mengalami perubahan. Hal inilah yang menjadi rumusan masalah serta pertanyaan
dalam penelitian ini, jika Kecamatan Proppo adalah sentra industri batik lalu mengapa warga
yang masuk dalam golongan prasejahtera berdasarkan alasan ekonomi justru menempati posisi
tertinggi? Apa saja faktor struktural serta kultural yang menyebabkan kesenjangan sosial
tersebut? Artikel ini merupakan studi awal untuk menjawab kedua masalah tersebut. Level of
analysis dalam penelitian ini sebagaimana imperatif dari Ritzer dalam Sutopo (2012)
merupakan perpaduan antara makro-mikro, kerangka ini berguna untuk mendapatkan
penjelasan yang komprehensif mengenai fenomena sosial.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak semua penduduk suatu komunitas
mendapat manfaat dari kemajuan ekonomi. Setelah diakui sebagai industri batik, situasi di
Desa Klampar, Kecamatan Proppo, benar-benar menunjukkan kecenderungan untuk
mendorong ketimpangan sosial. Hal ini karena ketimpangan sosial sering direproduksi melalui
faktor struktural, budaya, dan sosial. Pengusaha besar, pengusaha industri rumah tangga, dan
pekerja batik mampu naik ke posisi otoritas baru sebagai hasil transformasi menjadi sentra
batik, tetapi bangunan itu sendiri merupakan replikasi dari struktur sosial yang sudah ada
sebelumnya, yang terdiri dari kombinasi klebun, juragan, dan kyai. Karena struktur yang tidak
merata, sulit bagi penduduk untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka; akibatnya,
elit lama terus menimbun kekayaan sementara mayoritas rakyat terus hidup dalam kemiskinan.
Seiring dengan penyebab struktural, budaya yang berlaku—khususnya kecenderungan
patriarki dan perlakuannya terhadap perempuan sebagai warga negara kelas dua—lebih lanjut
berkontribusi pada pemeliharaan ketidaksetaraan sosial. Budaya yang berlaku membatasi akses
perempuan ke pendidikan tinggi, menutup potensi mereka untuk memegang posisi otoritas.
Akibatnya, replikasi peran perempuan di masyarakat hanya dimungkinkan di kalangan pekerja
batik.
Akibatnya, bisnis besar dan industri rumah tangga dengan sumber daya yang diperlukan
semakin mampu mengambil keuntungan dari nilai berlebih yang diciptakan oleh perempuan
pekerja batik. Studi ini menunjukkan bahwa meskipun Desa Klampar, Kecamatan Proppo
dijuluki sebagai jantung industri batik di Pamekasan Madura, mekanisme reproduksi struktural,
kultural, dan sosial menyebabkan ketimpangan sosial dan tingkat ketertinggalan warga yang
paling besar di sana.

REFERENSI

Rusmaniah, R., Mardiani, F., Handy, M. R. N., Putra, M. A. H., & Jumriani, J. (2021). Social
Services Based on Institutional for Youth Discontinued School. The Innovation of Social
Studies Journal, 2(2), 151-158.
Sari, L., Putro, H. P. N., Putra, M. A. H., Syaharuddin, S., & Rusmaniah, R. (2022). Culinary
Distribution in Minggu Raya Banjarbaru as a Learning Resource on Social Studies. The
Innovation of Social Studies Journal, 3(2), 128-134.
Putro, H. P. N., Rusmaniah, R., Jumriani, J., Handy, M. R. N., & Mutiani, M. (2021). Business
Development Strategies for Micro, Small and Medium Enterprises (UMKM) in
Kampung Purun. The Innovation of Social Studies Journal, 3(1), 23-32.
Riswan, R., Rajiani, I., Handy, M. R. N., Abbas, E. W., & Rusmaniah, R. (2022). The Role of
Economic in Social Studies Education. The Kalimantan Social Studies Journal, 3(2),
144-151.
Abbas, E. W., Jumriani, J., Syaharuddin, S., Subiyakto, B., & Rusmaniah, R. (2021). Portrait
of Tourism Based on River Tourism in Banjarmasin. The Kalimantan Social Studies
Journal, 3(1), 18-26.
Istika, M., Subiyakto, B., Rusmaniah, R., Handy, M. R. N., & Ilhami, M. R. (2022). Economic
Activities of Tanggui Craftsmen on the Riverbanks of South Alalak Village. The
Kalimantan Social Studies Journal, 3(2), 101-109.
Niliyani, N., Subiyakto, B., Mutiani, M., Rusmaniah, R., & Ilhami, M. R. (2022). River
Utilization for Communities in Kampung Hijau in Fulfilling Primary Needs. The
Kalimantan Social Studies Journal, 3(2), 126-133.
Abbas, E. W., Rusmaniah, R., Rival, M., Yusup, Y., & Maulana, M. (2021). Training in
Making Learning Media in The Form of Attractive Photos for Teachers to Increase
Student Learning Motivation At SMPN 7 Banjarmasin. The Kalimantan Social Studies
Journal, 3(1), 27-35.
Lasdya, D., Pebriana, P. H., Rizal, M. S., Abbas, E. W., & Rusmaniah, R. (2022). Improving
Beginning Reading Skills Using Word Card Media for Grade 1 Students at SDN 004
SALO. The Innovation of Social Studies Journal, 3(2), 83-91.
Rusmaniah, R. (2017). PEMBINAAN MORAL REMAJA PUTUS SEKOLAH PADA PSBR
BUDI SATRIA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN. Jurnal Socius, 6(02).
Nadia, N., Syaharuddin, S., Jumriani, J., Putra, M. A. H., & Rusmaniah, R. (2022).
Identification of The Process for Establishing Tourism Awareness Group (Pokdarwis)
Kampung Banjar. The Kalimantan Social Studies Journal, 3(2), 116-125.
Putro, H. P. N., Rusmaniah, R., Mutiani, M., Abbas, E. W., Jumriani, J., & Ilhami, M. R.
(2022). Social Capital of Micro, Small and Medium Enterprises in Kampung Purun for
Improving Entrepreneurship Education. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 14(2), 1669-
1680.
Syaharuddin, S., Mutiani, M., Handy, M. R. N., Abbas, E. W., & Rusmaniah, R. (2022).
Building Linking Capital Through Religious Activity to Improve Educational
Character. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 14(1), 367-374.
Putro, H. P. N., Rusmaniah, R., & Mutiani, M. (2022). The Relevance of Social Capital in
Efforts to Develop Entrepreneurship Education. Journal of Education and Learning
(EduLearn), 16(2).
Putro, H. P. N., Rusmaniah, E. W. A., Subiyakto, B., & Putra, M. A. H. (2022). PERAN
MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN UMKM KERAJINAN DI
KAMPUNG PURUN. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL LINGKUNGAN LAHAN
BASAH (Vol. 7, No. 3).
Rusmaniah, R. SOCIAL CAPITAL CONTRIBUTION IN THE CONTINUOUS STRATEGY
OF JENGKOL MANUFACTURERS IN THE COVID-19 PANDEMIC. JURNAL
SOCIUS, 11(1), 1-11.
Syawie, M. (2011). Kemiskinan dan kesenjangan sosial. Sosio Informa: Kajian Permasalahan
Sosial dan Usaha Kesejahteraan Sosial, 16(3).
Hidayat, A. (2017). Kesenjangan sosial terhadap pendidikan sebagai pengaruh era
globalisasi. Justisi Jurnal Ilmu Hukum, 2(1).
Sutopo, O. R. (2013). Faktor Struktural dan Kultural Penyebab Kesenjangan Sosial: Kasus
Industri Batik Pamekasan Madura. Komunitas: International Journal of Indonesian
Society and Culture, 5(2).

Anda mungkin juga menyukai