DAN
RINCIAN KEWENANGAN KLINIS (RKK)
PROFESIONAL PEMBERI ASUHAN (PPA) DAN STAF KLINIS LAINNYA
PENDAHULUAN
Rumah Sakit sebagai satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Oleh karena itu Rumah Sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai
dengan standar yang telah ditentukan.
Tenaga Kesehatan lain yaitu Instalasi Gizi, Rekam Medik, Laboratorium, Kebidanan
Fisioterapi, dan Farmasi berperan penting dalam pemeriksaan dan pelayanan kesehatan terhadap
pasien. Oleh karena itu dibutuhkan Sumber Daya Manusia yang kompeten di bidangnya.
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoneasia Nomor : 58 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
c. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia No 370/ MENKES/ SK/ III/ 2007 Tentang
Standar Profesi ahli teknologi laboratorium kesehatan Menteri kesehatan Republik
Indonesia
d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 65 Tahun 2015 Tentang Standar
Pelayanan Fisioterapi
f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 28 Tahun 2017 Tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan
b. Mendapatkan dan memastikan tenaga kesehatan lainnya yang profesional dan akuntabel
bagi pelayanan di rumah sakit.
c. Menyusun jenis-jenis kewenangan kerja klinis bagi tenaga kesehatan lain yang melakukan
pelayanan medis di rumah sakit sesuai dengan cabang ilmu yang ditetapkan oleh Kolegium
tenaga kesehatan lainnya di Indonesia.
d. Menetapkan dasar untuk menerbitkan penugasan kerja klinis bagi setiap tenaga kesehatan
lainnya untuk melakukan pelayanan di rumah sakit.
e. Menjaga reputasi dan kredibilitas para tenaga kesehatan dan institusi rumah sakit di
hadapan pasien, penyandang dana, dan pemangku kepentingan (stakeholders) rumah sakit
lainnya.
BAB II
TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Melindungi pasien dalam pemberian pelayanan kesehatan lainya yangprofessional.
b. Meningkatkan kedisiplinan tenaga kesehatan lainya
c. Menghasilkan tenaga kesehatan lainya yang professional.
d. Menghasilkan tenaga kesehatan lainya yang kompeten sesuai dengan bidangnya.
e. Menghasilkan pemberian pelayanan kesehatan lainya yang memuaskan baik pada pasien
keluarga, kelompok dan masyarakat.
BAB III
URAIAN JABATAN
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Komite tenaga kesehatan lainya berwenang :
a. Memberikan rekomendasikan rincian kewenangan Klinis.
b. Memberikan rekomendasikan perubahan rincian Kewengan Klinis.
c. Memberikan rekomendasikan penolakan Kewenangan klinis tertentu.
d. Memberikan rekomendasikan surat Penugasan Klinis.
e. Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit Tenaga kesehatan lainya
f. Memberikan rekomendasikan pendidikan Tenaga kesehatan lainya berkelanjutan.
g. Memberikan rekomendasikan pendampingan dan memberikan rekomendasi pemberian tindakan
disiplin.
2. KETUA KOMITE
a. Ketua Komite Tenaga Kesehatan lainnya dipilih pada pemilihan langsung oleh anggota secara
periodik yang diselenggarakan setiap 3 tahun selanjutnya diajukan dan disetujui oleh
Direktur.
b. Tugas Ketua Komite Tenaga Kesehatan lainnya adalah :
1) Menyelenggarakan komunikasi yang efektif dan mewakili pendapat kebijakan, laporan,
kebutuhan, dan kelompok serta bertanggung jawab kepada seluruh Staf tenaga kesehatan
lainnya
2) Menyelenggarkan dan bertanggung jawab atas semua risalah rapat yang diselenggarakan ketua
komite tenaga kesehatan lainnya
3) Menghadiri pertemuan yang diadakan oleh direktur dan Sub Komite lainnya di lakukan
minimal sekali perbulan.
3. SEKRETARIS KOMITE
a. Sekretaris Komite Tenaga Kesehatan lainnya dipilih oleh ketua komite dan disahkan oleh
direktur.
b. Tugas Sekretaris Komite Tenaga Kesehatan lainnya adalah :
1) Mengatur jadwal pertemuan yang diselenggarakan Komite Tenaga Kesehatan
Lainnya
2) Membuat undangan pertemuan yang diselenggarakan Komite Tenaga Kesehatan
Lainnya
3) Membuat absensi pertemuan yang diselenggarakan Komite Tenaga Kesehatan
Lainnya
4) Melakukan dokumentasi pertemuan yang diselenggarakan Komite Tenaga Kesehatan
Lainnya
5) Menjadi Notulen pertemuan yang diselenggarakan Komite Tenaga Kesehatan
Lainnya
6) Memberikan hasil pertemuan yang diselenggarakan Komite Tenaga Kesehatan
Lainnya
1. Tujuan
a. Memberikan kejelasan kewenangan Klinis bagi setiap tenaga kesehatan lainya.
b. Melindungi keselamatan pasien dengan dengan menjamin bahwa tenaga Kesehatan lainya yang
memberikan pelayanan kesehatan dan kewenangan klinis yang jelas.
c. Pengakajian dan penghargaan terhadap tenaga tenaga kesehatan lainya yang berada di semua level
pelayanan.
2. Tugas
a. Menyusun daftar rincian Kewenangan Klinis dan Buku Putih(white paper). Menyusun buku
putih (white paper) yang merupakan dokumen persyaratan terkait kompetensi yang dibutuhkan
melakukan
setiap jenis pelayanan tenaga kesehatan lainya dan kebijaksanaan sesuai dengan standar
kompetensinya. Buku Putih disusun oleh Komite tenaga kesehatan lainya dengan melibatkan mitra
bestari(peer group) dari berbagai unsur organisasi profesi tenaga kesehatan lainya , unsur
pendidikan tinggi tenaga kesehatan lainya. Menerima hasil verfikasi persyaratan kredensial dari
bagian SDM meliputi:
1) Ijazah
2) STR(Surat Tanda Registrasi).
3) Sertifikat Kompetensi.
3. Kewenangan
Subkomite kredensial mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi rincian Kewenangan
Klinis untuk memperoleh surat Penugasan Klinis (Clinical Appointment).
4. Mekanisme Kerja
Untuk melaksanakan tugas subkomite kredensial, maka ditetapkan mekanisme sebagai berikut :
a. Mempersiapkan Kewenangan Klinis mencakup kempotensi sesuai area praktik yang ditetapkan
oleh Rumah Sakit.
b. Menyusun kewenangan klinis dengan criteria sesuai dengan persyaratan kredensial dimaksud.
c. Melakukan assesmen kewenangan klinik dengan berbagai metode yang disepakati.
d. Memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rekomendasi memperoleh penugasan klinik
dari direktur rumah sakit.
e. Memberikan rekomendasi kewenangan klinis untuk memperoleh penugasan klinik dari direktur
rumah sakit dengan cara :
1) Tenaga kesehatan lainya mengajukan permohonan untuk memperoleh kewenangan klinis
kepada ketua komite tenaga kesehatan lainya.
2) Ketua Komite tenaga kesehatan lainya menugaskan subkomite kredensial untuk melakukan
proses kredensial (dapat dilakukan secara individu atau kelompok).
3) Subkomite membentuk melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan berbagai metode
(porto folio, asesmen kompetensi).
f. Subkomite memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan rapat menentukan Kewenangan
Klinis bagi setiap tenaga profesi kesehatan lainya
g. Melakukan pembinaan dan pemulihan kewenangan klinik secara berkala.
5. KOMITE MUTU
Dalam rangka menjamin kualitas pelayanan atau asuhan tenaga profesi kesehatan
lainya,maka tenaga profesi kesehatan lainya tan sebagai pemberi pelayanan harus memiliki
kompetensi, etis dan peka budaya. Mutu profesi tenaga tenaga profesi kesehatan lainya harus selalu
ditingkatkan melalui program pengembangan professional berkelanjutan yang disusun secara
sistematis, terarah dan terpolah atau terstruktur.
Mutu profesi tenaga kesehatan lainya harus selalu ditingkatkan secara terus menerus
sesuaiperkembangan masalah kesehatan, IPTEK, perubahan standar profesi, standar pelayanan serta
hasil-hasil penelitian terbaru.
Berbagai cara dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu profesi tenaga
kesehatanlainnya antara lain audit, diskusi, refleksi, diskusi kasus, studi kasus, seminar, simposium
serta pelatihan, baik dilakukan di dalam maupun di luar rumah sakit.
Mutu profesi yang tinggi akan meningkatkan percaya diri, kemampuan mengambil
keputusanklinik dengan tepat, mengurangi angka kesalahan dalam pelayanan tenaga profesi
kesehatan lainya. Akhirnya meningkatkan tingkat kepercayaan pasien terhadap tenaga profesi
kesehatan lainya dalam pemberian pelayanan kesehatan.
1. Tujuan
Memastikan mutu profesi tenaga profesi kesehatan lainya sehingga dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada keselamatan pasien sesuai kewenangannya.
2. Tugas
Tugas subkomite mutu profesi adalah :
a. Menyusun data dasar profil tenaga profesi kesehatan lainya sesuai area praktik.
Merekomendasikan perencanaan pengembangan professional berkelanjutan tenaga
kesehatan lainya.
b. Melakukan audit pelayanan kesehatan tenaga profesi kesehatan lainya
c. Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan.
2. Kewenangan
Subkomite mutu profesi mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi tindak
lanjut audit tenaga profesi kesehatan lainya, pendidikan tenaga profesi kesehatan lainya
berkelanjutan serta pendampingan.
3. Mekanisme kerja
Untuk melaksanakan tugas subkomite mutu profesi, maka ditetapkan mekanisme
sebagai berikut :
a. Koordinasi dengan bidang tenaga profesi kesehatan lainya untuk memperolehdata dasar
tentang profil tenaga profesi kesehatan lainya di Rumah Sakit sesuai area praktiknya
berdasarkan jenjang karir.
b. Mengidentifikasi kesenjangan kompetensi yang berasal dari data subkomite Kredensial
sesuai perkembangan IPTEK dan perubahan standar profesi. Hal tersebut menjadi dasar
perencanaan.
c. Merekomendasikan perencanaan kepada unit yang berwenang.
d. Koordinasi dengan praktisi tenaga profesi kesehatan lainya dalam melakukan
pendampingan sesuai kebutuhan.
e. Melakukan audit tenaga profesi kesehatan lainya dengan cara :
1) Pemilihan topik yang akan dilakukan audit.
2) Penetapan standar dan kriteria.
3) Penetapan jumlah kasus atau sempel yang akan diaudit.
4) Membandingkan standar atau kriteria dengan pelaksanaan pelayanan.
5) Melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standar dan kriteria.
6) Menerapkan perbaikan.
7) Rencana audit.
7. REKOMENDASI
Kewenangan Klinis di lanjutkan
Kewenangan Klinis di tambah
Kewenangan Klinis di kurangi
8. KEWENANGAN KLINIS
Tenaga kesehatan lainya dalam menjalankan melaksanakan tugas profesinya berkewajiban
untuk menghormati hak pasien, merujuk kasus yang tidak dapat ditangani, menyimpan rahasia
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, memberikan informasi, meminta
persetujuan terhadap tindakan akan dilakukan, dan melakukan catatan profesi kesehatan lainya
dengan baik.
Tenaga kesehatan lainya dalam menjalankan pelayanan kesehatan harus sesuai dengan
kewenangan yang diberikan, berdasarkan pendidikan dan pengalaman serta dalam memberikan
pelayanan berkewajiban mematuhi standar profesi, sehingga masyarakat terlindungi karena
menerima pelayanan kesehatan yang bermutu. Landasan utama Tenaga
kesehatan lainya dapat melakukan praktik professional adalah memiliki kompetensi keilmuan
yang diperoleh melalui pendidikan formal dan pelatihan.
Tenaga kesehatan lainya yang kompeten mempunyai sikap rasional, etis danprofessional
juga memiliki semangat pengabdian yang tinggi kepada bangsa dan Negara, berdisiplin, kreatif,
berilmu dan terampil, berbudi luhur dan dapat memegang teguh etika profesi. Tenaga kesehatan
lainya juga diharuskan akuntabel terhadap pelayanan kesehatan,
yang berarti dapat memberikan pembenaran terhadap keputusan dan tindakan yang
dilakukan dengan konsekuensi dapat di gugat secara hukum apabila melakukan praktik tidak
sesuai dengan standar profesi, kaidah etik dan moral, standar pelayanan (praktik) dan standar
pendidikan.
Hanya Tenaga kesehatan lainya professional yang memenuhi standar profesi sajayang akan
mendapatkan lisensi atau ijin melakukan praktik. Ditetapkannya standar profesi Tenaga kesehatan
lainya adalah untuk menjamin perlindungan terhadap mesyarakat penerimapelayanan kesehatan dan
Tenaga kesehatan lainya sebagai pemberi layanan yang memedomani setiap aktifitas, pemikiran dan
perilaku Tenaga kesehatan lainya dalam menjalankan peran profesinya.
Kewenangan klinis merupakan uraian intervensi Tenaga kesehatan lainya yangdilakukan
oleh tenaga Tenaga kesehatan lainya berdasarkan area praktiknya. Asuhan Tenaga kesehatan lainya
yang diberikan pada pasien di rumah sakit hanya boleh dilakukan oleh staf Tenaga kesehatan lainya
yang telah diberi kewenangan klinis melalui proses kredensialsehingga asuhan Tenaga kesehatan
lainya yang diberikan tepat sasaran dan hasilnya memuaskan serta dapat meningkatkan mutu
pelayanan Tenaga kesehatan lainya di rumah sakit.
1. Pemberian Kewenangan Klinis ( Clinical Privilage)
Memberikan kewenangan klinis pada tenaga kesehatan lainya untuk memberikan pelayanan
kesehatan sesuai dengan kompetensinya dan kebutuhan yang diajukan. Kewenangan klinis
harus diajukan pada komite Tenaga kesehatan lainya melalui subkomite kredensial yang
disetujui dan disahkan oleh Direktur Rumah Sakit.
2. Proses penilaian untuk memberikan kewenangan klinis dilakukan pada saat proses kredensial.
Penilaian yang dilakukan melihat pada kemampuan Tenaga kesehatan lainya baik dari segi
soft skill maupun hard skill yang sudah ditentukan. Penilaian akhir akan menghasilkan
kompeten atau tidak kompetennya staf profesi kesehatan lainya dalam memberikan asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh komite Tenaga kesehatan lainya melalui subkomite
kredensial, jika hasilnya adalah kompeten selanjutnya mendapatkan persetujuan dari Direktur
Rumah Sakit.
3. Pemberian dan pengakhiran kewenangan klinis direkomendasikan oleh subkomite etik dan
disiplin profesi melalui komite Tenaga kesehatan lainya serta di setujui oleh Direktur Rumah
Sakit. Pengakhiran kewenangan klinis diberikan jika terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh
Tenaga kesehatan lainya terhadap standar pelayanan, disiplin profesi Tenaga kesehatan lainya
dan pelanggaran nilai moral etik yang akhirnya akan merugikan pasien dan masyarakat.
9. PENUGASAN KLINIS
Penugasan klinis (clinical Appoitment) adalah penugasan Direktur RSU Melati Perbaungan
kepada tenaga kesehatan lainya untuk melakukan pelayanan kesehatan atau asuhan berdasarkan
daftar kewenangan klinis,melalui proses kredensial.
Tujuan diberikan penugasan klinik yaitu:
a. Memberikan kejelasan kewenangan klinis bagi setiap tenaga kesehatan lainya
b. Melindungi keselamatan pasien.
c. Pengakuan dan penghargaan bagi Tenaga kesehatan lainya yang berada di semua level pelayanan
Tenaga kesehatan lainya.
Dalam tenaga kesehatan lainya dikenal tindakan yang bersifat mandiri dantindakan yang
bersifat delegasi. Kewenangan tenaga kesehatan lainya untuk melakukan tindakan medik
merupakan tindakan yang bersifat delegasi yang memerlukan kewenangan klinis tertentu perlu di
kredensial.
Tindakan medik yang bersifat delegasi tetap menjadi tanggung jawabtenaga medis yang
memberikan delegasi, diatur secara tersendiri oleh Direktur Rumah Sakit sesuai dengan peraturan
dan ketentuan yang ada.
Komite tenaga kesehatan lainya adalah wadah non struktural rumah sakit yang
mempunyaifungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan
lainya melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, memelihara etika dan disiplin
profesi.
Komite tenaga kesehatan lainya dibentuk dengan tujuan untuk menyelenggarakan tata
kelolaklinis (clinical Governance) yang baik agar mutu pelayanan kesehatan pada (analis
kesehatan, farmasi, ahli gizi ,radiografer ,fisioterapi dan bidan ) yang berorientasi pada keselamatan
pasien lebih terjamin dan terlindungi.
BAB IV
PENUTUP
Dengan diterbitkannya pedoman kerja komite tenaga kesehatan lainnya, diharapkan semua
kegiatan dapat mengacu pada pedoman ini, sehingga pada akhirnya tujuan rumah sakit mewujudkan
pelayanan yang bermutu mengutamakan peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
STRUKTUR ORGANISASI KOMITE NAKES LAIN
KETUA
SEKRETARIS
SUB KOMITE KREDENSIAL SUB KOMITE MUTU SUB KOMITE ETIK DAN
DISIPIN
Regi Setia Novanto, SFarm Juni Ardiansyah, SKM Rinda Mila Sari, S.Farm, Apt