Sistem Aktif
Sistem proteksi aktif adalah kemampuan peralatan
dalam mendeteksi dan memadamkan kebakaran,
pengendalian asap, dan sarana penyelamatan
kebakaran. Contoh: APAR, hydrant, smoke detector,
springkler, dll.
Sistem Pasif
Sistem proteksi pasif adalah kemampuan stabilitas
struktur dan elemennya, konstruksi tahan api,
kompartemenisasi dan pemisahan, serta proteksi pada
bukaan yang ada untuk menahan dan membatasi
kecepatan menjalarnya api dan asap kebakaran.
Klasifikasi Bahaya Kebakaran
1. Bahaya Kebakaran Ringan: Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana
terdapat bahan-bahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar rendah dan
penjalaran api lambat.
2. Bahaya Kebakaran Sedang: Bahaya kebakaran tingkat ini dibagi lagi menjadi
dalam tiga kelompok, yaitu:
a. Kelompok I: Adalah bahaya kebakaran pada tempat di mana terdapat bahan-
bahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar sedang, penimbunan bahan
yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 2.5 meter.
b. Kelompok II: Adalah bahaya kebakaran pada tempat di mana terdapat bahan-
bahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar sedang, penimbunan bahan
yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 4 meter
c. Kelompok III: Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-
bahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar sedang dan apabila terjadi
kebakaran melepaskan panas tinggi dan menjalarnya api cepat.
3. Bahaya Kebakaran Berat: Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana
terdapat bahan-bahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar tinggi dan
menjalarnya api sangat cepat.
SARANA DAN PRASARANA
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Analaser HSSD System (High Sensitivity Smoke Detector). Detector ini sangat cocok
digunakan untuk Clean Room dan Laboratorium.
Heat Detector
Outlet AC sentral
Heat Detector
Speaker
Lampu
Springkler
Outlet AC sentral
Lampu
Letak fire alarm dan
smoke detectore dalam
bangunan.
Tahap pemadaman