Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Masjid merupakan salah satu organisasi nirlaba (non-profit oriented).
Organisasi nirlaba meliputi organisasi keagamaan, rumah sakit dan yayasan sosial.
Organisasi nirlaba harus melaporkan laporan keuangannya kepada pengguna
laporan keuangan.Khusus pada organisasi keagamaan, karakteristik organisasi
nirlaba sangat begitu kental pada lembaga keagamaan. Dikarenakan lembaga
keagamaan merupakan organisasi yang dibentuk oleh umat beragama dengan
maksud untuk memajukan suatu kepentingan hidup beragama yang ada didalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup beragama setiap umat.
Pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan merupakan satu hal yang
sangat penting tanpa menyampingkan pertanggungjawab lainnya, karena
pengelolaan keuangan yang baik memberikan cerminan bahwa suatu organisasi
tersebut baik. Pertanggungjawaban pengelolaan keuangan tersebut dapat dilihat
dari laporan keuangan yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Penyusunan laporan
keuangan telah diatur berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) Nomor 45 Tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba. Pelaporan
yang sesuai dengan PSAK 45 yaitu:
1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) pada akhir periode laporan.
2. Laporan Aktivitas untuk suatu periode pelaporan
3. Laporan Arus Kas untuk suatu periode pelaporan
4. Catatan Atas Laporan Keuangan

Pembuatan laporan keuangan yang sesuai dengan standar yaitu PSAK 45


dirasa penting bagi organisasi nirlaba. Khususnya organisasi nirlaba seperti masjid
yang merupakan organisasi yang bergerak pada aktivitas keagamaan dipandang
perlu untuk membuat laporan keuangan sesuai standar yang berlaku dalam rangka

1
2

memoderenisasi keuangan organisasi nirlaba pada masjid. Banyak ditemukan


penelitian tentang analisis penerapan PSAK 45 pada masjid yang menunjukkan
hasil masih banyak masjid yang tidak menerapkan pencatatan laporan
keuangannya berdasarkan PSAK 45. Dalam hal ini, untuk mengetahui perilaku
penyusun laporan keuangan masjid terhadap penerapkan PSAK 45 dalam
pencatatan laporan keuangannya perlu diketahui persepsi para penyusun laporan
keuangan tersebut mengenai penerapan PSAK 45 pada masjid.

Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Made Aristia Prayudi


(2011), mengenai Persepsi Penyusun dan Pengguna Laporan Keuangan Terhadap
PSAK 45 Tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba yang dilakukan Pada
PMI Se-Provinsi Bali.Dalam penelitian ini lebih berfokus terhadap perbedaan
antara kelompok penyusun dan pengguna laporan keuangan terhadap penerapan
PSAK. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara
kelompok penyusun dan pengguna laporan keuangan terhadap penerapan PSAK
45, dimana kelompok penyusun laporan keuangan memberikan persepsi kurang
baik/kurang setuju sedangkan kelompok pengguna laporan keuangan
memberikan persepsi yang baik/ setuju terhadap penerapan PSAK 45 pada PMI
Se-Provinsi Bali. Penelitian tersebut menunjukkan sikap terhadap perilaku dengan
mengevaluasi kepercayaan atau perasaan positif atau negatif dari individual jika
harus melakukan perilaku tertentu yang dikehendaki sehingga penelitian ini
mendukung model theory of reasoned action.
Menurut Fitri Purnamasari (2013),mengenai penerapan PSAK 45 pada
yayasan menyatakan bahwa salah satu kendala yayasan tidak menerapkan PSAK
45 adalah yayasan belum merasa memerlukan adanya sistem sesuai PSAK 45.
Penelitian tersebut menunjukkan pengaruh norma subyektif yangberhubungan
dengan persepsi atau pandangan seseorang terhadap tekanan sosial (kepercayaan-
kepercayaan orang lain) yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau
tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan sehingga penelitian ini
mendukung model theory of reasoned action.
3

Selain ituDewi Sulistiani (2012), mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi


niat mahasiswa akuntansi untuk berkarier sebagai akuntan publik.Hasil
penelitianini menguji faktor-faktor dengan model theory of reasoned action yang
menunjukkan faktor persepsi dan sikap pada profesiakuntan publik tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap niat mahasiswaakuntansi untukberkarier
sebagai akuntan publik. Sedangkan, faktor normasubjektif dan kontrol perilaku
persepsian memiliki pengaruh yang signifikanterhadap niat mahasiswa akuntansi
untuk berkarier sebagai akuntan publik.

MenurutMonica Tirza Dreana (2012), mengenai faktor-faktor yang


mempengaruhi penggunaan sistem di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Diponogoro. Hasil penelitian diuji dengan menggunakan model theory of
reasoned action yang menunjukkan sikap berpengaruh positif terhadap niat
perilaku penggunaan sistem, norma subyektif akan berpengaruh positif terhadap
niat perilaku penggunaan sistem dan niat perilaku akan berpengaruh positif
terhadap perilaku penggunaan sistem.

Penelitianlainnya oleh Fina Khillah Fathinah dan Zaki Baridwan (2013),


mengenai determinat minat individu dan pengaruhnya terhadap perilaku dalam
penggunaan informasi berbasis syariah. Penelitian ini diuji dengan model theory
of reasoned actionyang menjelaskan bahwa bahwa sikap tidakberpengaruh
signifikan terhadap minat penggunaan sistem informasi berbasis teknologi.Norma
subyektif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat penggunaan
sisteminformasi berbasis teknologi. Minat berpengaruh positif terhadap perilaku
aktual penggunaansistem informasi berbasis teknologi di Bank Syariah.

Menurut Endi Romadhoni (2018), mengenai minat individu dan pengaruhnya


terhadap perilaku penggunaan sistem untuk pembayaran autodebet biaya semester.
Hasil penelitan ini diuji dengan model theory of reasoned actionyang
menunjukkan bahwa sikap berpengaruh positif terhadap minat, norma subyektif
4

tidak berpengaruh terhadap minat dan minat berpengaruh positif terhadap perilaku
penggunaan sistem.

Persepsi adalah proses dengan mana seseorang memilih, berusaha, dan


menginterpretasikan rangsangan ke dalam suatu gambaran yang terpadu dan
penuh arti. Adapun pengukuran persepsi menurut Robbins (2003) melalui: sikap,
kebiasaan dan kemauan.Pada dasarnya banyak metode penelitian yang dapat
digunakan untuk mengukur persepsi terhadap perilaku, salah satunya Theory of
Reasoned Action (TRA), merupakan model penelitian yang menjelaskankehendak
merupakan prediktor terbaik perilaku, artinya jika ingin mengetahui apa yang
akan dilakukan seseorang, cara terbaik adalah mengetahui kehendak orang
tersebut. Namun, seseorang dapat membuat pertimbangan berdasarkan alasan-
alasan yang sama sekali berbeda (tidak selalu berdasarkan kehendak). Konsep
penting dalam teori ini adalah fokus perhatian (salience), yaitu
mempertimbangkan sesuatu yang dianggap penting. Kehendak (intetion)
ditentukan oleh sikap dan norma subyektif (Jogiyanto, 2007). Berkaitan dengan
hal tersebut, menurut penelitian ini berhubungan dengan minat atau kehendak
untuk melakukannya terhadap perilaku yang mendukung theory of reasoned
action.

Berdasarkandiuraikan yang telah dijelaskan, minat mempengaruhi perilaku


dalam menerapkan PSAK 45. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil model
theory of reasoned action. Dalam hal ini melakukan penelitian yang merupakan
replikasi dari penelitian yangdilakukan oleh Made Aristia Prayudi (2011).
Penelitian tersebut meneliti tentang Persepsi Penyusun dan Pengguna Laporan
Keuangan Terhadap PSAK 45 Tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
yang dilakukan Pada PMI Se-Provinsi Bali. Dalam penelitian ini menggunakan
sampel yang berbeda dengan menguji persepsi penyusun laporan keuangan yang
difokuskan pada masjid di Kota Pontianak terhadap PSAK 45.
5

Bersarkan penjelasan penelitian sebelumnya, penelitian-penelitian


tersebutjuga menguji pengaruh sikap (attitude) dan norma-norma subyektif
(subjective norms) dan minat(intention) terhadap perilaku aktual (actual behavior)
menggunakan sampel yang berbeda dengan menggunakan model theory of
reasoned action. Dalam hal ini peneliti menggunakan sampel yang berbeda untuk
mengukur persepsi yangberhubungan dengan minat terhadap perilaku. Objek
penelitian difokuskan pada masjid di Kota Pontianak. Penelitian ini ingin
mengujipengaruh minat perilaku (intention) terhadap perilaku (behavior)
penyusun laporan keuangan masjid dalam penerapan PSAK 45. Dari latar
belakang diatas, maka penulis tertarik untuk menuangkan ke dalam karya ilmiah
dengan judul “Aplikasi Theory of Reasoned ActionPadaPersepsi Penyusun
Laporan Keuangan Dalam Adopsi PSAK Nomor 45 Pada Masjid Di Kota
Pontianak”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan pertanyaan


masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah sikap penyusun laporan keuangan mempengaruhi minat terhadap
penerapan PSAK 45 pada Masjid di Kota Pontianak?
2. Apakah norma subyektif penyusun laporan keuangan mempengaruhi minat
terhadap penerapan PSAK 45 pada Masjid di Kota Pontianak?
3. Apakah minat penyusun laporan keuangan mempengaruhi perilaku
terhadap penerapan PSAK 45 pada Masjid di Kota Pontianak?
4. Bagaimana persepsi para penyusun laporan keuangan terhadap penerapan
PSAK 45 pada Masjid di Kota Pontianak?
1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan
penulis dalam penelitian ini sebagai berikut:
6

1. Untuk mengetahui apakah sikap penyusun laporan keuangan


mempengaruhi minat penerapan PSAK 45 pada Masjid di Kota Pontianak.
2. Untuk mengetahui apakah norma subyektif penyusun laporan keuangan
mempengaruhi minat penerapan PSAK 45 pada Masjid di Kota Pontianak.
3. Untuk mengetahui apakah minat penyusun laporan keuangan
mempengaruhi perilaku penerapan PSAK 45 pada Masjid di Kota
Pontianak.
4. Untuk mengetahui bagaimana persepsi para penyusun laporan keuangan
terhadap penerapan PSAK 45 pada Masjid di Kota Pontianak.
1.4. Kontribusi Penelitian

Kontribusi dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui persepsi mengapa manajemen suatu organisasi


menerapkan PSAK 45 atau tidak.
2. Dapat mengetahui penerapan theory of reasoned actiondalam penerapan
standar akuntansi sehingga bisa dijadikan acuan untuk pengembangan
penelitian selanjutnya.
1.5. Gambaran Kontekstual Penelitian
Penelitian ini dibagi menjadi lima bagian dengan gambaran kontekstual
sebagai berikut :
Bab I adalah bab pendahuluan. Dimana bab ini peneliti menguraikan
mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi
penelitian, dan gambaran kontekstual penelitian.
Bab II adalah bab tinjauan pustaka. Dalam bab ini peneliti menjelaskan
mengenai landasan teori, kajian empiris, kerangka konseptual dan hipotesis
penelitian.
Bab III adalah bab metode penelitian. Dalam bab ini peneliti menjelaskan
mengenai bentuk penelitian, tempat dan waktu penelitian, data, populasi, dan
sampel, variabel penelitian, dan metode analisis.
7

Bab IV adalah bab hasil dan pembahasan. Dalam bab ini peneliti menjelaskan
mengenai hasil penelitian dan pembahasan.
Bab V adalah bab penutup. Dalam bab ini akan dijelaskan kesimpulan dari
hasil-hasil dan analisis peneliti mengenai masalah yang telah diteliti sehingga
peneliti akan memberikan saran-saran yang berguna untuk peneliti selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai