Anda di halaman 1dari 49

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY W

DENGAN DIABETES MILITUS TIPE 2

DI DESA SUKAKERTA KEC SUKAWANGI

KOTA BEKASI

Disusun Oleh :

MARISAH ( 17.156.01.11.022)

4A KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIkes MEDISTRA INDONESIA

Jl .Cut Mutia Raya No 88A Kel, Sepanjang Jaya Rawa Lumbu Bekasi

TA 2020/2021

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Sistem Endokrin“ Asuhan keperawatan Pada Diabetes Militus”

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Bekasi,23 feruari 2021


DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................3

Latar Belakang.............................................................................................................................3

Tujuan..........................................................................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN..............................................................................................................................5

A. Definisi Diabetes Mellitus.....................................................................................................5

B. Etiologi Diabetes Mellitus......................................................................................................6

C. imflementasi ..........................................................................................................................7

D. Patopisiologi...........................................................................................................................7

E. Phatway................................................................................................................................12

F. Klasifikasi ............................................................................................................................13

G. Pemeriksaan penunjang .......................................................................................................13

H. Komplikasi Diabetes Mellitus.............................................................................................14

I. penatalaksanan ....................................................................................................................14

J. pencegahan ..........................................................................................................................15

BAB III..........................................................................................................................................17

Asuhan Keperawatan ..................................................................................................................17

BAB IV PENUTUP......................................................................................................................49

A. Kesimpulan..........................................................................................................................49

B. Saran.....................................................................................................................................49
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung
kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid,
disertai oleh komplikasi kronik penyempitan pembuluh darah, akibat terjadinya
kemunduran fungsi sampai dengan kerusakan organ-organ tubuh (Darmono, 2007).
Bahaya Diabetes sangat besar dan dapat memungkinkan klien menjadi lemah ginjal,
buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak komplikasi serius dan menyebabkan
tingkat kematian yang tinggi. Klien DM menghadapi bahaya setiap harinya karena
kadar gula darah yang tidak terkontrol. Glukosa darah mengandung kadar yang
berubah-ubah sepanjang hari terutama pada saat makan dan beraktifitas (Pangestu,
2007).
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu ancaman utama bagi
kesehatan umat manusia pada abad 21. WHO memperkirakan bahwa pada tahun
2025, jumlah klien DM akan membengkak menjadi 300 juta orang (Sudoyo,
2006). Sedangkan di Amerika Serikat setiap 60 detik seorang didiagnosa
menderita DM dan mencapai lebih dari 14 juta orang Amerika mengidap
penyakit DM (Friedman, 1998).
Secara umum, Diabetes Melitus dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
Diabetes Mellitus yang tergantung pada insulin (IDDM atau DM Tipe1).
Kebanyakan Diabetes tipe-1 adalah anak-anak dan remaja yang pada umumnya tidak
gemuk. Setelah penyakitnya diketahui mereka harus langsung memakai insulin.
Pankreas sangat sedikit atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan insulin
(Soegondo, 2004).
B. Rumusan Masalah
1. Apa defnisi dari Diabetes Militus
2. Apa saja penyebab dari Diabetes Militus
3. Apa saja klasifikasi dari Diabetes Militus
4. Apa saja tanda dan gejala pada Diabetes Militus
5. Apa saja pengobatan pada Diabetes Militus
6. Apa saja Pencegahan dari Diabetes Militus

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defnisi dari Diabetes Militus
2. Untuk mengetahui penyebab dari Diabetes Militus
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari Diabetes Militus
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala pada Diabetes Militus
5. Untuk mengetahui pengobatan pada Diabetes Militus
6. Untuk mengetahui Pencegahan dari Diabetes Militus
BAB II

TINJAUAN PUSATAKA

A. DEFINISI
Diabetes militus adalah sekelompok kelainan yang di tandai oleh peningkatan
kadar glukosa darah ( hiperglikemia ). Mungkin terdapat penurunan dalam
kemampuan tubuh untuk berespon terhadap insulin dan/atau penurunan atau tidak
terdapatnya pembentukan insulin oleh pankreas. Kondisi ini mengarah pada
hiperglikemia, yang dapat menyebabkan terjadinya komplikasi metabolik akut seperti
ketoasidosis diabetik dan sindrom hiperglikemik hiperosmolar non-ketosis ( HHNK ).
Hiperglikemia jangka panjang dapat menunjang terjadinya komplikasi mikrovaskular
kronis, ( penyakit ginjal dan mata ) serta komplikasi neuropati. Diabetes juga
berkaitan dengan suatu peningkatan kejadian penyakit makrovakular, termasuk infark
niokard, stroke, dan penyakit vaskular perifer.
Diabetes militus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang di tandai
dengan peningkatan kadar glukosa darah ( hiperglikemia ) akibat kerusakan pada
sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Tiga komplikasi akut utama diabetes
terkait ketidakseimbangan kadar glukosa yang berlangsung dalam jangka waktu
pendek ialah hipoglikemia, ketoasidosis diabetik ( DKA ) dan sindrom non ketotik
hiperosmolor hiperglkemik. Hiperglikemia jangka panjang dapat berperan
menyebabkan kompikasi mikrovaskular kronik ( penyakit ginjal dan mata ) dan
komplikasi neuropatik. Diabetes juga dikaitkan dengan peningkatan insidensi
penyakit makrovaskular seperti penyakit arteri koroner ( infark miokard ) penyakit
serebrovaskuler ( stroke ), dan penyakit vaskuler perifer.
Diabetes militus ( DM ) adalah penyakit kronis progresif yang di tandai
dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme karbohidarat, lemak
dan protein, mengarah ke hiperglikemia ( kadar glukosa darah tinggi ). Diabetes
militus ( DM ) terkadang dirujuk sebagai “ gula tinggi “, baik oleh klien maupun
penyedia layanan kesehatan.
B. ETIOLOGI
Diabetes Melitus tipe I Diabetes Melitus tipe I ditandai oleh penghancuran sel-
sel beta pankreas. Kombinasi faktor genetik, imunologi dan mungkin pula lingkungan
(misalnya, infeksi virus) diperkirakan turut menimbulkan destruksi sel beta.
a. Faktor-faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri, tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecendrungan genetik ke arah terjadinya
Diabetes Melitus tipe I. Kecendrungan genetik ini ditemukan pada
individu yang memiliki tipe antigen HLA (human leococyte antigen)
tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas
antigen trasplantasi dan proses imun lainnya.
b. Faktor-faktor imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Respon
ini merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan
normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing (Smeltzer Suzanne C,
2001).
c. Virus dan bakteri
Virus penyebab DM adalah rubela, mumps, dan human coxsackievirus B4.
Melalui mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta, virus ini
mengakibatkan destruksi atau perusakan sel. Bisa juga, virus ini
menyerang melalui reaksi autoimunitas yang menyebabkan hilangnya
otoimun dalam sel beta. Diabetes Melitus akibat bakteri masih belum bisa
dideteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga bakteri cukup berperan
menyebabkan DM.
d. Bahan toksik atau beracun
Bahan beracun yang mampu merusak sel beta secara langsung adalah
alloxan, pyrinuron (rodentisida), dan streptozoctin (produk dari sejenis
jamur). Bahan lain adalah sianida yang berasal dari singkong (Maulana
Mirza, 2009).
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Hiperglikemia berpuasa.
2. Glukosuria, diuresis posmotik, poliuria, polidipsia, dan polifagia.
3. Gejala-gejala lain termasuk keletihan dan kelemahan.
4. Ketoasidosis diabetik ( DAK ) menyebabkan tanda-tanda dan gejala-gejala nyeri
abdomen, mual muntah, hiperventilasi, nafas bau buah; ika tidak ditangani, perubahan
tingkat kesadaran, koma, kematian.
5. Keletihan dan kelemahan, perubahan pandangan secara mendadak, sensasi kesemutan
atau bebas di tangan atau di kaki, kulit kering, lesi, kulit atau luka yang lambat
sembuh, atau infesi berulang.

D. PATOFISIOLOGI
Pada manusia bahan bakar itu berasal dari bahan makanan yang kita makan
sehari- hari, yang terdiri dari karbohidrat (gula dan tepung- tepungan), protein (asam
amino), dan lemak (asam lemak).Pengolahan bahan makanan dimulai dari mulut
kemudian ke lambung dan selanjutnya ke usus.Di dalam saluran pencernaan itu
makanan dipecah menjadi bahan dasar dari makanan itu.Karbohidrat menjadi glukosa,
protein menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak.
Ketiga zat makanan itu akan diserap oleh usus kemudian masuk ke dalam
pembuluh darah dan diedarkan keseluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ- organ
di dalam tubuh sebagai bahan bakar. Supaya dapat berfungsi sebagai bahan bakar, zat
makanan itu harus masuk dulu ke dalam sel supaya dapat diolah. Di dalam sel, zat
makanan terutama glukosa dibakar melalui proses kimia yang rumit, yang hasil
akhirnya adalah timbulnya energi. Proses ini disebut metabolisme. Dalam proses
metabolisme itu insulin memegang peran yang sangat penting yaitu bertugas
memasukkan glukosa dalam sel, untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan
bakar. Insulin ini adalah salah suatu zat atau hormone yang dikeluarkan oleh sel beta
di pankreas.
Pada diabetes yang jenis diabetes mellitus tipe 2 jumlah insulin normal, malah
mungkin lebih banyak tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan
sel yang kurang. Reseptor insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu
masuk ke dalam sel. Pada keadaan tadi jumlah lubang kuncinya yang kurang,
sehingga meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya
(reseptor) kurang, maka glukosa yang masuk sel akan sedikit, sehingga sel akan
kekurangan bahan bakar (glukosa) dan glukosa di dalam pembuluh darah meningkat.
Dengan demikian keadaan ini sama dengan pada diabetes mellitus tipe 1. Penyebab
resistensi insulin pada diabetes mellitus tipe 2 disamping tidak begitu jelas,faktor-
faktor di bawah ini banyak berperan
1. Faktor Keturunan (herediter)
2. Obesitas/ kegemukan
3. Kurang berat badan

Pada diabetes mellitus tipe 2 jumlah sel beta berkurang sampai 50- 60% dari normal.Jumlah
sel alfa meningkat, yang menyolok adalah adanya peningkatan jumlah jaringan amiloid pada
sel beta yang disebut amilin. Baik pada diabetes mellitus tipe 1 maupun pada diabetes
mellitus tipe 2 kadar glukosa darah jelas meningkat dan bila itu melewati batas ambang
ginjal, maka glukosa itu akan keluar melalui urine.

Penyakit diabetes membuat gangguan/ komplikasi melalui kerusakan pada pembuluh


darah di seluruh tubuh, disebut angiopati diabetik.Penyakit ini berjalan kronis dan terbagi dua
yaitu gangguan pada pembuluh darah besar (makrovaskular) disebut makroangiopati, dan
pada pembuluh darah halus (mikrovaskular) disebut mikroangiopati. Bila yang terkena
pembuluh darah di otak timbul stroke, bila pada mata terjadi kebutaan, pada jantung penyakit
jantung koroner yang dapat berakibat serangan jantung/ infark jantung, pada ginjal menjadi
penyakit ginjal kronik sampai gagal ginjal tahap akhir sehingga harus cuci darah atau
transplantasi. Bila pada kaki timbul luka yang sukar sembuh sampai menjadi busuk
(gangren).Selain itu bila saraf yang terkena timbul neuropati diabetik, sehingga ada bagian
yang tidak berasa apa-apa/ mati rasa, sekalipun tertusuk jarum/ paku atau terkena benda
panas.

Kelainan tungkai bawah karena diabetes disebabkan adanya gangguan pembuluh


darah, gangguan saraf, dan adanya infeksi.Pada gangguan pembuluh darah, kaki bisa terasa
sakit, jika diraba terasa dingin, jika ada luka sukar sembuh karena aliran darah ke bagian
tersebut sudah berkurang. Pemeriksaan nadi pada kaki sukar diraba, kulit tampak pucat atau
kebiru- biruan, kemudian pada akhirnya dapat menjadi gangren/ jaringan busuk, kemudian
terinfeksi dan kuman tumbuh subur, hal ini akan membahayakan pasien karena infeksi bisa
menjalar ke seluruh tubuh (sepsis). Bila terjadi gangguan saraf, disebut neuropati diabetik
dapat timbul gangguan rasa (sensorik) baal, kurang berasa sampai mati rasa.Selain itu
gangguan motorik, timbul kelemahan otot, otot mengecil, kram otot, mudah lelah. Kaki yang
tidak berasa akan berbahaya karena bila menginjak benda tajam tidak akan dirasa padahal
telah timbul luka, ditambah dengan mudahnya terjadi infeksi. Kalau sudah gangren, kaki
harus dipotong di atas bagian yang membusuk tersebut.

Gangren diabetik merupakan dampak jangka lama arteriosklerosis dan emboli trombus
kecil.Angiopati diabetik hampir selalu juga mengakibatkan neuropati perifer.Neuropati
diabetik ini berupa gangguan motorik, sensorik dan autonom yang masing- masing
memegang peranan pada terjadinya luka kaki. Paralisis otot kaki menyebabkan terjadinya
perubahan keseimbangan di sendi kaki, perubahan cara berjalan, dan akan menimbulkan titik
tekan baru pada telapak kaki sehingga terjadi kalus pada tempat itu.

Gangren diabetik akibat mikroangiopatik disebut juga gangren panas karena walaupun
nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh peradangan, dan biasanya
teraba pulsasi arteri di bagian distal.Biasanya terdapat ulkus diabetik pada telapak kaki.
Proses makroangiopati menyebabkan sumbatan pembuluh darah, sedangkan secara akut
emboli akan memberikan gejala klinis 5 P, yaitu:

 Pain (nyeri)
 Paleness (kepucatan)
 Paresthesia (parestesia dan kesemutan)
 Pulselessness (denyut nadi hilang)
 Paralysis (lumpuh)

Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut pola dari Fontaine, yaitu
4

 Stadium I ; asimptomatis atau gejala tidak khas (semutan atau geringgingan)


 Stadium II ; terjadi klaudikasio intermiten
 Stadium III ; timbul nyeri saat istirahat
 Stadium IV ; berupa manifestasi kerusakan jaringan karena anoksia (ulkus)
Gangguan sensorik menyebabkan mati rasa setempat dan hilangnya perlindungan terhadap
trauma sehingga penderita mengalami cedera tanpa disadari.Akibatnya, kalus dapat berubah
menjadi ulkus yang bila disertai dengan infeksi berkembang menjadi selulitis dan berakhir
dengan gangren.
Gangguan saraf autonom mengakibatkan hilangnya sekresi kulit sehingga kulit
kering dan mudah mengalami luka yang sukar sembuh.Infeksi dan luka ini sukar sembuh dan
mudah mengalami nekrosis akibat dari tiga faktor.Faktor pertama adalah angiopati arteriol
yang menyebabkan perfusi jaringan kaki kurang baik sehingga mekanisme radang jadi tidak
efektif.Faktor kedua adalah lingkungan gula darah yang subur untuk perkembangan bakteri
patogen. Faktor ketiga terbukanya pintas arteri-vena di subkutis, aliran nutrien akan
memintas tempat infeksi di kulit.
Poluria, polidipsia dan penurunan berat badan menurun di sebabkan karena
kadar glukosa plasma: > 180 mg/ dl, gula akan diekskresikan ke dalam urine (glikogusria).
Volume urine meningkat akibat terjadinya diuersis osmotik dan kehilangan air yang bersifat
obligatorik pada saat yang bersarnaan (poliuria), kejadian ini selanjutnya akan menimbulkan
dehidrasi (hiperosmolaritas), bertambahnya rasa haus dan gejala banyak minum (Polidipsia).
Glikosuria menyebabkan kehilangan kalori yang cukup besar (4.'1 kal bagi setiap gram
karbohidrat yang diekskresikan keluar), kehilangan ini, kalau ditambah lagi dengan deplesi
jaringan otot dan adiposa, akan mengakibatkan penurunan berat badan yang hebat kendati
terdapat peningkatan selera makan (polifagia) dan asupan-kalori yang normal atau
meningkat. Sintesis protein akan menurun dalam keadaan tanpa insulin dan keadaan ini
sebagian terjadi akibat berkurangnya pengangkutan asam amino ke dalam otot (asam amino
berfungsi sebagai substrat glukoneogenik).
Jadi, orang yang kekurangan insulin berada dalam keseimbangan nitrogen yang
negatif. Kerja antilipolisi insulin hilang seperti halnya efek lipogenik yang dimiliknya,
dengan demikian, kadar asam lemak plasma akan meninggi. Kalau kemampuan hati untuk
mengakosidasi asam lemak terlampaui, maka senyawa asam β hidroksibutirat dan asam
asetoasetat akan bertumpuk (ketosis). Mula mula penderita dapat mengimbangi pengumpulan
asam organik ini dengan meningkatan pengeluaran CO2 lewat sistem respirasi, namun bila
keadaan ini tidak dikendalikan dengan pemberian insulin, maka akan terjadi asidosis
metabolik dan pasien akan meninggal dalam keadaan koma diabetic
E. PATHWAY
F. KLASIFIKASI

1. DM TIPE 1:

o Kasus 5-10 %
o Mudah terjadi ketoasidosis
o Pengobatan tergantung insulin
o Biasanya kurus
o Berhubungan dengan HLA-DR3 dan DR4
o Didapatkan islet cell antibody (ICA)
o Riwayat keluarga DM positif 10 %
o 30-50 % kembar identik terkena
o Biasanya pada semua umur, < 30 tahun (umur muda)

2. DM TIPE 2 :

o Kasus 90-95 %
o Tidak mudah terjadi ketoasidosis
o Pengobatan tidak harus tergantung insulin
o Gemuk atau tidak gemuk
o Tidak berhubungan dengan HLA
o Tidak ada islet cell antibody (ICA)
o Riwayat keluarga DM positif 30 %
o 100 % kembar identik terkena
o Biasanya pada umur > 40 tahun

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penyaring perlu dilakukan pada kelompok dengan resiko tinggi
DM. Yaitu kelompok usia dewasa tua (>40 tahun), obesitas, tekanan darah tinggi,
riwayat keluarga DM, riwayat kehamilan dengan berat badan lahir bayi >4.000 g,
riwayat DM pada kehamilan, dan dislipidemia. Pemeriksaan penyaring dapat
dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah sewaktu, kadar gula darah puasa (Tabel
53.1), kemudian dapat diikuti dengan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) standar.
Untuk kelompok resiko tinggi yang hasil penyaringannya negatif, perlu pemeriksaan
penyaring ulang tiap tahun. Bagi pasien berusia 45 tahun tanpa faktor resiko,
pemeriksaan penyaring dapat dilakukan setiap 3 tahun.

Bukan DM Belum pasti DM DM


Kadar glukosa darah sewaktu
Plasma vena <110 110-199 >200
Darah kapiler <90 90-199 >200
Kadar glukosa darah puasa
Plasma vena <110 110-125 >126
Darah kapiler <90 90-109 >110

H. KOMPLIKASI
Komplikasi yang berkaitan dengan kedua tipe diabetes di golongkan sebagai akut dan
kronis :
a. Komplikasi Akut
Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan jangka pendek
dalam glukosa darah.
1. Hipoglikemia
2. Ketoasidosis diabetik ( DKA )
3. Sindrom hiperglikemik hiperosmolar non-ketotic ( HHNK )
b. Komplikasi Kronis
Umumnya terjadi 10 sampai 15 tahun setelah awitan.
1. Makrovaskular ( Penyakit pembuluh darah besar ) : mengenai sirkulasi
koroner vaskular perifer, dan vaskular serebral.
2. Mikrovaskular ( Penyakit pembuluh darah kecil ) : mengenai mata
( retinopati ) dan ginjal ( neuropati ). Kontrol glukosa darah untuk
memperlambat atau menunda awitan baik komplikasi mikrovaskular maupun
makrovaskular.
3. Penyakit neuropati : mengenai syaraf sensori – motorik dan autonomi serta
menunjang masalah seperti hipotensi dan ulkus pada kaki.
I. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan Medis
Tujuan utama dari pengobatan adalah untuk mencoba menormalisasi aktivitas
isulij dan kadar gula darah untuk menurunkan perkembangan komplikasi
neuropati dan vaskular. Tujuan terapatik pada masing-masing tipe diabetes adalah
untuk mencapai kadar glukosa darah ( Euglikimia ) tanpa mengalami
hipoglikemia dan tanpa menggangu aktivitas sehari-sehari pasien dengan serius.
Terdapat lima kompenen penatalaksanaan untuk diabetes : Diit, latihan
( olahraga ) pemantauan, obat-obatan ( sesuai kebutuhan ), dan penyuluhan.
1. Pengobatan primer dari diabetes Tipe 1 adalah insulin
2. Olahraga penting dalam meningkatkan ke efektifan insulin
3. Gunakan agen hipoglikemia oral jika diit dan olahraga tidak berhasil
mengontrol kadar glukosa darah
4. Karena pengobatan akan bervariasi sepanjang perjalanan penyakit akibat
perubahan dalam gaya hidup, status fisik dan emosional, juga kemajuan
terapi secara konstan di kaji dan modifikasi rencana pengobatan juga
penyesuaian sehari-hari dalam pengobatan, juga, penting untuk memberikan
penyuluhan baik bagi pasien maupun keluarga.
b. Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan keperawata untuk pasien penyandang diabetes dapat
mencakup banyak macam gangguan fisiologis, bergantung pada kondisi kesehatan
pasien atau apakah pasien baru terdiagnosis diabetes atau telah mencari Perawatan
untuk masalah kesehatan lain yang tidak terkait. Karena semua pasien menyandang
diabetes harus menguasai konsep dan keterampilan yang diperlukan untuk
penatalaksanaan jangka panjang serta untuk menghindari kemungkinan komplikasi
diabetes landasan pendidikan yang solid mutlak diperlukan dan menjadi fokus asuhan
keperawatan yang berkelanjutan.

J. PENCEGAHAN
Bagi pasien yang obesitas ( khususnya yang menyandang diabetes tipe 2 ),
penurunan berat badan adalah kunci untuk menangani diabetes dan merupakan faktor
preventif utama munculnya penyakit ini.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DIABETES MILITUS

PADA NY W

PENGKAJIAN DATA DASAR

Nama mahasiswa : Marisah

Tempat : kp galian rt001/003 ds sukakerta,kec sukawangi,kab bekasi

Tanggal pengkajian : 23 februari 2021

I. DATA DEMOGRAFI
1. Identitas Klien
Nama Pasien : Ny. W
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 46 Tahun
Alamat : Kp galian rt 003/002 ds sukakerta ,
kec sukawangi, kab bekasi
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Betawi , Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Tanggal Pengkajian : 23 februari 2021
Diagnosa Medis :Diabetes Mellitus
2. Penanggung jawab
Nama : Tn N
Jenis kelamin : Laki –laki
Umur : 49 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Hubungan dengan pasien : Suami
II. Status Kesehatan Saat Ini
1. Keluhan utama
Ny w mengatakan luka pasien tak kunjung sembuh akibat pernah terkena
benda tajam , pasien mengeluh badannya terasa lemas dan selalu merasa
kehausan dan selalu buang air kecil yang berlebihan jika gula darah pasien
tinggi
2. Faktor pencetus
Pasien mengatakan Luka tak kunjung sembuh,badan terasa lemas dan
dehidrasi , buang air kecil berlebihan
3. Lamanya keluhan : 7 hari yang lalu
4. Timbulnya keluhan: jika gula darah tinggi pasien tinggi
5. Faktor yang memberatkan : pasien suka mengkonsumi makanan yang bisa
membuat terjadi gulkosa darah naik
6. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya: Sendiri, pasien mengatakan
selalu meminum obat
7. Diagnosa medik: Diabetes militus
8. Riwayat lamanya sakit : 4 tahun
9. Gds tertinggi selama sakit : 428 /dl
III. Riwayat kesehatan yang lalu
1. Riwayat kesehatan keluarga : pasien mengatakan di anggota keluarga ada
yang pernah mengalami penyakit serupa itu ibu pasien
2. Penyakit yang pernah dialami
 Kanak-kanak: pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit
yang serupa
 Kecelakaan : pasien mengatakan tidak pernah mengalami
kecelakaan
 Pernah dirawat penyakit: Diabetes militus
Waktu: 20 aguastus 2020
 Operasi : pasien tidak pernah melakukan operasi
3. Alergi : pasien mengatakan tidak terdapat alergi
4. Imunisasi : imunisasi pasien lengkap
5. Kebiasaan merokodan obat-obatan : pasien mengatakan tidak meroko
6. Obat-obatan : pasien meminum obat
Latibet (glibenciamide) 5 mg (setiap hari)
7. Pola nutrisi:
 Frekuensi makan: 2x sehari
 Berat badan : 78 kg
 Tinggi badan : 155 cm
 Makanan yang disukai : buah pisang
 Makanan pantang: Sayuran ( sayur koll,ninjo, makanan cepat
saji ,makanan yang mengandung asin dan ,manis )
 Nafsu makan: sedang,
 Perubahan berat badan:
Sebelum sakit : 95 kg
Setelah sakit : 78kg

8. Pola eliminasi:
a. Buang air besar
Frekuensi: 1x sehari
Waktu: pagi hari
Warna : kuning, konsintensi : padat
b. Buang air kecil
Frekuensi :10-11 x sehari
Warna : kekuningan
Bau :amoniak
9. Pola tidur dan istirahat
 Waktu tidur (jam): 6-7hari jam perhari
 Kebiasaan pengantar tidur: pasien mengatakan tidak ada pengantar
tidur
 Kebiasaan saat tidur: pasien mengatakan selalu BAK terlebih dahulu.
10. Pola aktivitas dan latihan
 Kegiatan dalam pekerjaan : Ibu rumah tangga dan jaga toko sembako
 Olah raga : pasein mengatakan jarang berolahraga
 Kegiatan diwaktu luang: menonton tv dan berkumpul bersama
keluarga
 Kesulitan/keluhan dalam : Pasien mengatakan tidak bisa berjalan
sendiri akibat luka dikakinya
11. Pola kerja: menjaga toko sembako
IV. Riwayat keluarga
Genogram

Keterangan:
Perempuan
Laki-laki
Perempuan penderita DM
Laki-laki penderita Dm

IV. Riwayat Lingkungan


a. Kebersihan lingkungan: lingkungan pasien cukup bersih dan nyaman
b. Polusi : polusi terdapat asap motor
V. Aspek psikososial
1. Pola pikir dan persepsi
a. Alat bantu yang digunakan : pasien mengatakan setelah sakit pasien
mengunakan tongkat kayu untuk berjalan
b. Kesulitan yang dialami: berjalan
2. Persepsi diri
a. Hal yang dipikiri saat ini: pasien mengatakan cemas dengan penyakitnya
b. Harapan setelah menjalani perawatan : Pasien tidak cemas lagi
c. Perubahan yang dirasakan setelah sakit pasien mengatakan setelah sakit
kesulitan menjalankan aktivitasnya seperti biasa
3. Suasana hati: pasien suka merasa gelisah
Rentang perhatian: pasien sangat membutuhkan perhatian dari anak dan suami
4. Hubungan komunikasi :
a. Bicara : Jelas, mampu mengekspresikan, mampu mengerti orang
lain
b. Tempat tinggal : Bersama suami dan 1 anaknya
Bahasa utama : Indonesia
Bahasa daerah : Betawi
c. Kehidupan keluarga
Adat istiadat yang dianut : Betawi
Pembuatan keputusan dalam keluarga : Bersama suami
Keuangan : memadai
d. Kesulitan dalam keluarga: pasien mengatakan sejauh ini tidak ada
5. Kebiasaan seksual
a. Gangguan hubungan seksual disebabkan kondisi sebagai berikut: pasien
mengatakan ada gangguan dalam hubungan seksual.
b. Pemahaman terhadap fungsi seksual: pemahaman pasien cukup baik
6. Pertahanan koping
a. Pengambilan keputusan: dilakukan bersama suami
b. Yang disukai tentang diri sendiri: pasien mengatakan selalu selalu
semangat dan ikhlas menjalani semua ini
c. Yang ingin dirubah dari kehidupan: pola makan
d. Yang dilakukan ketika stress : cerita kepada anaknya dan suami
e. Apa yang dilakukan perawat agar anda nyaman dan aman: memberikan
teknik rileksasi napas dalam, dan menciptakan lingkungan yang nyaman
dan aman menganjurkan pasien untuk menjaga pola makan member
edukasi tentang diet untuk pasien dan pasien juga mengatakan sudah
menjalakan nya
7. Sistem nilai-kepercayaan
a. Sumber kepercayaan : Allah swt dan agama
b. Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan(macam dan frekuensi)
sebutkan: pasien mengatakan selalu sholat dan mengaji
VII. Pengkajian fisik
Kepala,mata,telinga, hidung,dan tenggorokan
Kepala bentuk: simetris ,Rambut hitam, penyebaran rambut merata, tidak ada rontok dan
tidak ada kebotakan
 Mata: Simetris
 Reaksi terhadap cahaya : pupil mata akan bereaksi membesar ketika ditempat
gelap dan mengecil ketika terkena cahaya
 Akomodasi 20 cm s/d 30 cm
 Bentuk simetris
 Konjungtiva anemis
 Fungsi pengelihatan baik
 Tanda-tanda radang tidak ada
 Pemeriksaan mata terakhir: tidak pernah periksa mata
 Operasi : tidak pernah melakukan operasi
 Kacamata :tidak memakai kacamata
 Lensa kontak : tidak ada
Hidung : Simetris, penyebaran rambut silia merata, tidak terdapat secret, tidak ada lesi,
tidak ada kemerahan, tidak ada edema.
Mulut dan tenggorokan: Tidak ada cyanosis, tidak ada karies,tidak ada stomatitis, bibir
simetris, mukosa bibir kering
Pernafasan: suara paru: Tidak ada suara tambahan, tidak ada sumbatan pernafasan
Sirkulasi tekanan darah: 130/80Mmhg
 Nadi 88x/mnt
 Capilarry refilling: 2 detik
 Distensi vena jugularis : <8cmH20
 Suara jantung : lup-dup
 Suara jantung tambahan: tidak ada
 Irama jantung(monitor): 100x/mnt
 Nyeri: tidak ada, edema : tidak ada
 Tidak ada perubahan warna kulit
Nutrisi: jenis diet: pasien mengatakan diet makanan yang mengandung gula ,pasien
sangat memperhatikan pola makan pasien juga emngatakan selali makan selalu tepat
waktu , nafsu makan baik, tidak ada mual dan muntah.
Eliminasi: tidak ada nyeri pada perut bagian bawah, BAK pasien kuning dan tidak ada
kesulitan saat BAK
Reproduksi:
 Bentuk payudarah simestris kiri dan kanan , tidak ada benjolan dan nyeri tekan
Neurologi
 Tingkat kesadaran baik, Compos Mentis,
Muskuloskeletal
 Pasien tempak lemas dan selalu merasa kehausan pasien selalu buang air kecil
yang berlebihan jika gula darah pasien tinggi pasien mengalami sakit kepala

Kulit: warna kulit sawo matang


 integritas kulit :integritaskulit terdapat luka

Data Labolatorium:

Hari, dan tanggal Nama pemeriksaan Hasil yang didapatkan

Selasa,23 februari 2021 GDS 317/dl

Rabu ,24 februari 2021 GDS 275/dl

Kamis,25 februari 2021 GDS 200/dl

Pengobatan:

 Metcovazin 25mg ( sehari 3 kali pemakaian salep)


 Latibet (glibenciamide) 5 mg ( setiap hari)
Hasil pemeriksaan diagnosa lain: tidak ada
Patofisiologi:

Penyakit diabetes membuat gangguan/ komplikasi melalui kerusakan pada pembuluh


darah di seluruh tubuh, disebut angiopati diabetik.Penyakit ini berjalan kronis dan terbagi dua
yaitu gangguan pada pembuluh darah besar (makrovaskular) disebut makroangiopati, dan
pada pembuluh darah halus (mikrovaskular) disebut mikroangiopati. Bila yang terkena
pembuluh darah di otak timbul stroke, bila pada mata terjadi kebutaan, pada jantung penyakit
jantung koroner yang dapat berakibat serangan jantung/ infark jantung, pada ginjal menjadi
penyakit ginjal kronik sampai gagal ginjal tahap akhir sehingga harus cuci darah atau
transplantasi.

Kesimpulan:

Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter,


dengan tanda- tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala
klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam tubuh,
gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga
gangguan metabolisme lemak dan protein
ANALISA DATA

Nama Pasien : Ny W
Nama Mahasiswa : Marisah
Dx medis : Diabetes Militus
Tanggal : Selasa 23 ferbuari 2021
No DATA PROMBLEM ETIOLOGI

1. DS : Gangguan Integritas Hiperglikemia


Kulit d.d Luka yang
- Pasien mengatakan tertusuk benda tidak sembuh-
tajam yang menyebabkan luka pada sembuh.

bagian kakinya, setelah 1 minggu


lukanya tidak sembuh-sembuh.

DO :

- Tampak adanya luka yang belum


sembuh.
- Turgor kulit kurang elastis
- Keadaan umum : komposmetis
- Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 88x/menit
Suhu : 36,50C

Respirasi : 20x/menit
2. DS : Resiko ketidak b.d kelebihan
seimbangan elektrolit volume cairan
- Pasien mengatakan banyak kencing d.d diabetes
( miksi ). militus

- Pasien mengatakan sering minum dan


merasa kehausan
- DO :
- Pasien tampak poliuri.
- Turgor kulit kurang elastic
- mukosa bibir kering
- Keadaan umum : komposmetis
- Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 88x/menit
Suhu : 36,50C
Respirasi : 20x/menit

3. DS : Intoleransi aktifitas Kelemahan

- 1.Pasien mengeluh badannya terasa


lemas secara mendadak.
- 2.Pasien mengatakan kesulitan
beraktifitas karena badannya lemas

DO :

- Pasien tampak lemah


- Pasien terlihat lesu
- Tonus otot menurun
- Keadaan umum : komposmetis
- Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 88x/menit
Suhu : 36,50C
Respirasi : 20x/menit
DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa Tanggal ditemukan

1. Gangguan Integritas Kulit Hiperglikemia d.d Luka 23 februari 2021


yang tidak sembuh-sembuh.

2. Resiko ketidak seimbangan elektrolit d.d kelebihan 23 februari 2021


volume cairan d.d diabetes militus

3. Intoleransi aktifitas b.d Kelemahan 23 februari 2021


RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny W
Nama Mahasiswa : Marisah
Dx medis : Diabetes Militus
Tanggal/hari : 23 februari 2021

No. Diagnosa Tujuan dan kiteria hasil Intervensi


1. Gangguan Integritas Setelah dilakukan asuhan 1. Mengecek GDS
Kulit Hiperglikemia keperawatan selama 3 x 24 2. Anjurkan pasien
d.d Luka yang tidak jam diharapkan keutuhan meminum obat
sembuh-sembuh. struktur dan fungsi 3. Tentukan penyebab
fisiologis kulit membaik terjadinya luka.
dengan KH : 4. Lakukan pemeriksaan
fisik untuk
1. Integritas kulit normal.
mengidentifikasi
2. Elastisitas kulit
terjadinya kerusakan
membaik.
kulit ( mis, lesi, bula,
3. Tidak terdapat lesi pada
ulserasi dan abrasi ).
kulit.
5. Instruksikan pasien
4. Tekstur kulit normal
untuk meminimalisir
keringat dan
menghindari
lingkungan yang
hangat dan panas.
6. Anjurkan pasien
mengunakan alas kaki
2. Resiko ketidak Setelah dilakukan asuhan 1. Timbang berat badan
seimbangan keperawatan selama 3 x 24 tiap hari dengan waktu
elektrolit d.d jam diharapkan yang tetap atau sama
kelebihan volume keseimbangan cairan di ( misalnya setelah
cairan d.d diabetes dalam ruang intraseluler buang air kecil,
militus dan ekstraseluler tubuh sebelum sarapan )
tidak terganggu dengan KH 2. Tentukan jumlah dan
jenis intake atau asupan
-Keseimbangan intake dan
cairan serta kebiasaan
output tidak terganggu.
eliminasi.
-Kelembapan membran 3. Monitor membrane
mukosa baik. mukosa, turgor kulit

-Tekanan darah dan respon haus.


4. Monitor warna, dan
- TD :130/87 mmHg
jenis urin
- Suh : 36,5 0C,
5. Menitor tanda-tanda
- N : 90x/menit,
vital
- RR : 20x/menit,
dalam batas
normal .

3. Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan asuhan 1. Bantuu klien untuk


b.d keperawatan selama 3 x 24 memilih aktivitas dan
jam diharapkan respon pencapaian tujuan
Kelemahan
fisiologis terhadap melalui aktivitas yang
pergerakan yang konsisten denan
memerlukan energi dalam kemampuan fisik,
aktivitas sehari-hari fisiologis dan sosial.
teropenuhi dengan KH : 2. Bantu klien untuk tetap
1. TTV dalam rentang fokus pada kekuatan
normal yang dimilikinya
TD : 130/87 mmHg 3. dibandingkan dengan
Suhu : 36,5 0C, kelemahan yang
N : 90x/menit, dimilikinya.
RR : 20x/menit, 4. Bantu klien untuk
2. Kemudahan dalam mengidentifikasi
melakukan aktivitas aktivitas yang di
harian terpenuhi. inginkan.
Pasien dapat terlihat bugar.
5. Bantu Klien dan
keluarga untuk
mengidentifikasi
kelemahan dalam level
aktivitas tertentu.
CATATAN PERAWATAN

Nama Pasien : Ny W
Nama mahasiswa : Marisah
Dx Medis : Diabetes Militus
Tanggal : Rabu, 24 februari 2021
No Hari DiagnosaKeperawatan Implementasi ResponPasien Paraf
/tgl/waktu
1. Rabu, 24 Gangguan Integritas 1. Mengecek GDS S:
februari Kulit Hiperglikemia 2. Anjurkan pasien
2021 -Gds 317/dl
d.d Luka yang tidak meminum obat dan
sembuh-sembuh. memakai salap luka -Pasien mengatakan

3. Menentukan meminum obat

penyebab terjadinya setiap hari


gatal-gatal dan luka -pasien rutin
4. Melakukan menggunakan salep
pemeriksaan fisik luka
untuk
-Pasien mengatakan
mengidentifikasi
luka yang tidak
terjadinya
sembuh_sembuh
kerusakan kulit
pada kaki.
( mis, lesi, bula,
ulserasi dan O:
abrasi ). -pasien tampak
5. Menginstruksikan mampu
pasien untuk meningkatkan
meminimalisir instruksi atas
keringat dan penyebab lukanya
menghindari -pasien tampak
lingkungan yang mengerti kepatuhan
hangat dan panas. saat meminum obat
6. Menganjurkan untuk
pasien mengunakan mengurangkan
alas kaki saat kadar gulkosa
dirumah darah
- pasien tampak
belum terbiasa
mengunakan alas
kaki saat dirumah

2. Rabu, 24 Resiko ketidak 1. Menimbang berat S:


februari seimbangan elektrolit badan tiap hari
2021 d.d kelebihan volume -Pasien mengatakan
cairan d.d diabetes dengan waktu yang
Selalu buang air
militus tetap atau sama
kecil
( misalnya setelah
buang air kecil, -Pasien mengatakan

sebelum sarapan ) sering minum

dan monitor O:
kecenderungannya
-pasien tampak
2. Mentukan jumlah
sering buang air
dan jenis intake
kecil
atau asupan cairan
serta kebiasaan -pasien tampak
eliminasi. membera mukosa
3. Memonitor pasien masih
membrane mukosa, merasakan haus
turgor kulit dan
-Tanda-tanda vital
respon haus.
TD : 120/90 mmHg
4. Memonitor tanda-
tanda vital pasien Suh : 36,5 0C,

N :90x/menit,
R : 20x/menit,

3. Rabu, 24 Intoleransi aktifitas 1. Membantu klien S:


februari b.d untuk memilih
2021 -Pasien mengatakan
aktivitas dan
Kelemahan sudah bisa
pencapaian tujuan
melakukan aktivitas
melalui aktivitas
yang biasa
yang konsisten
dilakukan
denan kemampuan
walaupun dibantu
fisik, fisiologis dan
oleh keluarga
sosial.
2. Membantu klien
O:
untuk tetap fokus
pada kekuatan yang - Pasien tampak
dimilikinya masih dibantu
dibandingkan dalam
dengan kelemahan beraktivitas.
yang dimilikinya. - pasien tampak
3. Membantu klien sudah mulai
untuk mampu

mengidentifikasi meningkatkan

aktivitas yang di aktivitas yang


diinginkan
inginkan.
4. Membantu klien
dan keluarga untuk
mengidentifikasi
kelemahan dalam
level aktivitas
tertentu.
5. Mengidentifikasi
strategi untuk
meningkatkan
partisipasi terkait
dengan aktivitas
yang diinginkan.

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Ny W
Nama Mahasiswa : Marisah
Dx Medis : Diabetes Militus
Tanggal : Rabu, 24 februari 2021

No Tanggal Evaluasi (SOAP) Paraf

1. Rabu, 24 S
februari
- Paseien mengatakan setiap hari memakai salep
2021 marisah
luka
- Pasien mengatakan luka yang tidak sembuh-
sembuh pada kaki.
- Pasien mengatakan meminum obat setiap
harinya
- Gds 317/dl pasien cukup tinggi
O:
- Instruksikan pasien untuk dapat menentukan
faktor penyebab luka.
- GDS pasien sedikit tinggi
- Mengintruksikan pasien memakai alas kak
A : intervensi Gangguan Integritas Kulit
Hiperglikemia belum teratasi

P : Intervensi di lanjutkan.
2. Rabu, 24 S:
februari
- Pasien mengatakan banyak kencing
2021 Marisah
- Pasien mengatakan sering minum
O:

- Tentukan jumlah intake atau asupan cairan


serta kebiasaan eliminasi.
- Memantau membrane mukosa, dan respon
haus
- Tekanan pasien darah pasien diatas normal
A : intervensi Kekurangan Volume Cairan belum
teratasi

P : Intervensi di lanjutkan.

3. Rabu, 24 S :
februari
-Pasien mengatakan sudah bisa memlih
2021 Marisah
aktivitas yang ingin dilakukan nya
-Pasien mengatakan masih sudah di bantu
aktifitas yang bisa dilakukan
-Pasien mengatakan masih merasa lemas.
O:

- Pemilihan aktifitas sudah dilakukan oleh pasien


- Pasien sudah mengerti apa saja yang dapat
pasien dilakukan
A : intervensi Intoleransi aktifitas b.d Kelemahan
belum teratasi

P : Intervensi di lanjutkan.
CATATAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny W
Nama mahasiswa : Marisah
Dx Medis : Diabetes Militus
Tanggal : Kamis,25 februari 2021

No. Tanggal Diagnosa Implementasi Respon pasien Paraf


dan hari keperawatan
1. Kamis,25 Gangguan 1. Mengecek GDS S:
februari Integritas 2. Anjurkan pasien
- GDS : 275/dl
2021 KulitHiperglikemi meminum obat dan
a d.d Luka yang memakai salap luka Gula darah pasien

tidak sembuh- 3. Menentukan sedikit menurun

sembuh. penyebab terjadinya -Pasien mengatakan


gatal-gatal. luka nya sudah
4. Melakukan sedikit kering
pemeriksaan fisik
-pasien mengatakan
untuk
selalu meminum
mengidentifikasi
obat untuk
terjadinya
mengurangi gula
kerusakan kulit
darah pasien
( mis, lesi, bula,
ulserasi dan -pasien mengatakan
abrasi ). sekarang sudah
5. Menginstruksikan mengunakan alas
pasien untuk kaki dirumah untuk
meminimalisir melindungi lukanya
keringat dan
O:
menghindari
-pasien tampak
lingkungan yang
menjaga luka dan
hangat dan panas.
balutan agar tetap
6. Menistruksikan
kering dan cepet
pasien mengunakan
sembuh
alas kaki
-pasien tampak
patuh meminum
obat

2. Kamis,25 Resiko ketidak 1. Menimbang berat S:


februari seimbangan badan tiap hari
-Pasien mengatakan
2021 elektrolit d.d dengan waktu yang
sudah tidak terlalu
kelebihan volume tetap atau sama
sering Buang air
cairan d.d diabetes ( misalnya setelah
kecil
militus buang air kecil,
sebelum sarapan ) -Pasien mengatakan

dan monitor sudah lebih sering

kecenderungannya minum air

2. Tentukan jumlah O:
dan jenis intake
-pasien tampak
atau asupan cairan
kebutuhan cairan
serta kebiasaan
dan asupan
eliminasi.
eliminasi mulai
3. Monitor membrane
terpenuhi
mukosa, turgor
kulit dan respon -pasien tampak
haus. Monitor tidak terlalu sering
warna, dan berat haus
jenis urin.
- tekanan darah
4. Memantau TTV
pasien pasien

-Ttv pasien

TD: 120/89 mmHg

Suhu : 36,7 0C,

N : 77x/menit,

RR : 20x/menit,

Dibatas normal.

3. Kamis,25 Intoleransi 1. Membantu klien


februari aktifitas b.d untuk memilih
2021 aktivitas dan
Kelemahan
pencapaian
tujuan melalui
aktivitas yang
konsisten denan
kemampuan
fisik, fisiologis
dan sosial.
2. Membantu klien
untuk tetap
fokus pada
kekuatan yang
dimilikinya
dibandingkan
dengan
kelemahan yang
dimilikinya.
3. Membantu klien
untuk
mengidentifikas
i aktivitas yang
di inginkan.
4. Membantu klien
dan keluarga
untuk
mengidentifikas
i kelemahan
dalam level
aktivitas
tertentu.
5. Mengidentifikas
i strategi untuk
meningkatkan
partisipasi
terkait dengan
aktivitas yang
diinginkan.
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Ny W
Nama Mahasiswa : Marisah
Dx Medis : Diabetes Militus
Tanggal : kamis 25 febuari 2021

No Tanggal Evaluasi (SOAP) Paraf

1. Kamis, 25 S:
februari
-Pasien mengatakan luka nya sudah sedikit kering
2021 marisah
-pasien mengatakan selalu patuh meminum obat

-pasien mengatakan selalu mengunakan salap luka

O:
-pasien tampak menjaga luka dan balutan agar
tetap kering dan cepet sembuh
-pasien tampak mulai mengerti dan patuh
meminum obat dan memakai salap
-pasien tampak mengunakan alas kaki untuk tetap
menjaga lukanya
-GDS : 275 /dl pasien sedikit menurun.

A : intervensi Gangguan Integritas Kulit


Hiperglikemia teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan.

2. Kamis,25 S:
februari
-Pasien mengatakan sudahs tidak terlalu sering
2021 marisah
Buang air kecil

-Pasien mengatakan sudah lebih sering minum air

O:

-pasien tampak kebutuhan cairan dan asupan


eliminasi mulai terpenuhi

-pasien tampak tidak terlalu sering haus

-Tanda-tanda vital pasien dibatas normal

A : intervensi Kekurangan Volume Cairan teratasi


Sebagian

P : Intervensi di lanjutkan.

3. Kamis,25 S :
februari
-Pasien mengatakan sudah bisa memlih
2021 Marisah
aktivitas yang bisa dilakukan nya
-Pasien mengatakan sudah tidak terlalu di bantu
untuk aktifitas yang bisa dilakukan
-Pasien mengatakan masih merasa lemas.
O:

- Pemilihan aktifitas sudah dilakukan oleh pasin


- Pasien sudah mengerti apa saja yang bisa
dilakukan
A : intervensi Intoleransi aktifitas teratasi
sebagian.

P : Intervensi di lanjutkan.
CATATAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny W
Nama mahasiswa : Marisah
Dx Medis : Diabetes Militus
Tanggal : jumat ,26 februari 2021

No Tanggal Diagnosa Implementasi Respon pasien Paraf


keperawatan

1. jumat ,26 Gangguan 1. Mengecek GDS S:


februari Integritas 2. Anjurkan pasien
-GDS 130/dl
2021 Kulit meminum obat dan
Hiperglikemia memakai salap luka -pasien

d.d Luka yang 3. Menentukan mengatakan

tidak sembuh- penyebab terjadinya setiap hari

sembuh. gatal-gatal. selalu rutin

4. Melakukan memakai salap

pemeriksaan fisik luka agar luka

untuk cepet kering

mengidentifikasi -Pasien
terjadinya kerusakan mengatakan
kulit ( mis, lesi, bula, luka pasien
ulserasi dan abrasi ). sudah
5. Menginstruksikan membaik
pasien untuk
-pasien
meminimalisir
keringat dan mengatakan
menghindari sekrang selalu
lingkungan yang menium obat
hangat dan panas.
O:
6. Meninstruksikan
pasien mengunakan -pasien
alas kaki saat tampak selalu
dirumah menjaga luka
agar tetap
kering dan
agar cepat
sembuh.

-pasien selalu
mengunkan
alas kaki
dirumah

2. jumat ,26 Resiko 1. Menimbang berat S:


februari ketidak badan tiap hari
-Pasien
2021 seimbangan dengan waktu yang
mengatakan
elektrolit d.d tetap atau sama
buang air kecil
kelebihan ( misalnya setelah
sudah kembali
volume cairan buang air kecil,
normal
d.d diabetes sebelum sarapan )
militus dan monitor -Pasien

kecenderungannya mengatakan

2. Tentukan jumlah dan selalu minum

jenis intake atau air putih

asupan cairan serta O:


kebiasaan eliminasi.
-asupan pasien
3. Monitor membrane
tampak
mukosa, turgor kulit
kecukupi
dan respon haus.
kebutuhanya
4. Memantau TTV
pasien -tanda-tanda
vital pasien

TD :117/84
mmhg

S : 36,5 0C,

N : 88 x/menit

RR :20x/menit

3. jumat ,26 Intoleransi 1.Membantu klien untuk S:


februari aktifitas b.d memilih aktivitas dan
-Pasien
2021 pencapaian tujuan melalui
Kelemahan mengatakan
aktivitas yang konsisten
bisa
denan kemampuan fisik,
beraktivitas
fisiologis dan sosial.
seperti
2.Membantu klien untuk biasanya
tetap fokus pada kekuatan -Pasien
yang dimilikinya mengatakan
dibandingkan dengan sudah tidak
kelemahan yang dimilikinya. minta
bantuan saat
3.Membantu klien untuk
beraktivitas
mengidentifikasi aktivitas
yang di inginkan.
O:
4.Membantu klien dan
keluarga untuk - Pasien
mengidentifikasi kelemahan tampak
dalam level aktivitas sudah bisa
tertentu. melakukan
aktivitas
5.Mengidentifikasi strategi
sendiri tanpa
untuk meningkatkan
bantuan
partisipasi terkait dengan
aktivitas yang diinginkan. keluarga.

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Ny W
Nama Mahasiswa : Marisah
Dx Medis : Diabetes Militus
Tanggal :Jumat , 26Februari 2021

No Tanggal Evaluasi (SOAP) Paraf

1 Jumat , 26
Februari 2021
S:
marisah
-pasien mengatakan setiap hari selalu rutin
memakai salap luka agar luka cepet kering

-Pasien mengatakan luka pasien sudah


membaik

-pasien mengatakan sekrang selalu menium


obat

O:
-pasien tampak selalu menjaga luka agar
tetap kering dan agar cepat sembuh.
- gds 130/dl pasien dibatas normal

A : intervensi Gangguan Integritas Kulit

Hiperglikemia sudah teratasi

P : intervensi dihentikan
2. Jumat , S:
26Februari
-Pasien mengatakan buang air kecil sudah
2021 Marisah
kembali normal

-Pasien mengatakan selalu minum air putih

O:

-asupan pasien tampak kecukupi kebutuhan


eliminasinya

-ttv pasien dalam batas normal

A : intervensi Kekurangan Volume Cairan


sudah teratasi

P : Intervensi di hentikan

3 Jumat , S :
26Februari
-Pasien mengatakan bisa beraktivitas
2021 (marisah)
seperti biasanya
-Pasien mengatakan sudah tidak minta
bantuan saat beraktivitas
O:

-Pasien tampak sudah bisa melakukan


aktivitas sendiri tanpa bantuan keluarga.

A : intervensi Intoleransi aktifitas sudah

teratasi

P : Intervensi di hentikan
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Ny W
BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan

Diabetes militus ( DM ) adalah penyakit kronis progresif yang di tandai dengan


ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme karbohidarat, lemak dan protein,
mengarah ke hiperglikemia ( kadar glukosa darah tinggi ). Diabetes militus ( DM ) terkadang
dirujuk sebagai “ gula tinggi “, baik oleh klien maupun penyedia layanan kesehatan.

B.Saran

Dengan adanya Tugas ini penulis dapat lebih memahami tentang bagaimana penyakit
Diabetes Militus dan dapat melakukan perawatan yang baik serta menegakkan asuhan
keperawatan Diabetes Militus yang baik, dengan adanya hasil Tugas  ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai pelanjaran baik untuk pasien dan mahasiswa untuk menambah wawasan
dari ilmu yang telah di dapatkan dan lebih baik lagi dari sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai