A. Pendahuluan
- Seorang pemimpin harus mempunyai misi dan visi yang jelas. bagaimana
memimpin dan memanage suatu Negara secara berstruktur, sehingga ada
perioritas tertentu, mana yang perlu ditangani terlebih dahulu dan mana yang
dapat ditunda sementara.
1. Shiddiq, artinya jujur, tulus. Kejujuran dan ketulusan adalah kunci utama
untuk membangun sebuah kepercayaan. Dapat dibayangkan jika pemimpin
sebuah organisasi, masyarakat atau Negara, tidak mempuyai kejujuran tentu
orang-orang yang dipimpin (baca: masyarakat) tidak akan punya
kepercayaan, jika demikian yang terjadi adalah krisis kepercayaan. 2.
Amanah, artinya dapat dipercaya. Amanah dalam pandangan Islam ada dua
yaitu: bersifat teosentris yaitu tanggungjawab kepada Allah Swt, dan bersifat
antroposentris yaitu yang terkait dengan kontak sosial kemanusiaan. 3.
Tabliqh, artinya menyampaikan apa yang seharusnya disampaikan. Dalam
hal ini adalah risalah Allah Swt. Betapapun beratnya resiko yang akan
dihadapi, risalah tersebut harus tetap disampaikan dengan sebaik-baiknya. 4.
Fathonah, artinya cerdas. Kecerdasan Rasulullah SAW yang dibingkai
dengan kebijakan mampu menarik simpati masyarakat arab. dengan sifat
Fathonahnya, rmampu memanage konflik dan problem-problem yang
dihadapi ummat pada waktu itu. Suku Aus dan Khazraj yang tadinya suka
berperang, dengan bimbingan Rasulullah SAW mereka akhirnya menjadi
kaum yang dapat hidup rukun.
Dalam kepemimpinannya, Rasulullah SAW juga menggunakan pendekatan
persuasif dan tidak menggunakan dengan kekerasan atau represif. Hal ini
antara lain tampak dalam sikap nabi ketika mengahadapi seorang badui yang
baru masuk Islam yang belum mau meninggalkan kebiasaan jeleknya. Juga
beliau dalam kepimpinannya menerapkan gaya inklusif indikasinya beliau
mau dikritik dan diberi saran oleh para shahabatnya. Ini tampak ketika beliau
memimpin perang badar. yakni kemata air yang lebih dekat, kita bawa
tempat air lalu kita isi, kemudian mata air itu kita tutup dengan pasir, agar
musuh kita tidak bisa memperoleh air. Akhirnya beliau mengikuti saran
shahabat tersebut.
H. Penutup
Referensi;
Al-Qur'anul Karim, Imam Bukhori dalam Shohih Bukhori, Imam Ahmad dalam
Musnad Imam Ahmad, Imam Al-Mawardi dalam Al-Ahkam Al-Sulthoniyyah,
Syaikh Moh. Najih Maimoen dalam Al-Risalah Al-Islamiyah, Drs. KH. Muhadi Z.
dan Abd. Mustaqim dalam Study Kepemimpinan Islam. Buletin Forum Umat
Islam (FUI)