Anda di halaman 1dari 23

MANAJEMEN AIRWAY BREATING DAN KEGAWATANNYA SERTA

PENATALAKSANAANNYA

“ Dr. Wendy Hudyarisandi,Sp.An “

AIRWAY

BLS/BHD : Bantuan hidup dasar Perannya untuk mengembalikan fungsi

ALS/BHL : Bantuan Hidup lanjut jantung dan paru-paru pada tahan awal

Manusia tanpa oksigen selama 3-7 menit akan terjadi Kerusakan Otak Irreversible

 Untuk apa oksigen didalam tubuh kita?


Metabolism sel “ metabolism aerobic = 36 ATP Energi
 Tanpa Oksigen ?
Metabolisme sel “ metabolisme Anaerobik” =2 ATP Energi

Metabolisme Anaerobik
 Kalori/energy yang dihasilkan sangat sedikit (2 ATP) kerja organ akan terganggu
 Menghasilkan asam laktat - kodisi asidosis –kerusakan sel- sel mati

Fungsi system pernafasan


1. Menyediakan oksigen bagi sel darah merah yang kemudian membawa oksigen tersebut
ke seluruh tubuh dan digunakan sel untuk metabolisme aerobic (oksigenasi)
2. Melepaskan karbon dioksida dari tubuh ( ventilasi)

Jalan Nafas Atas


Nasofaring - Orofaring - Lidah - Epiglottis - Plica Vocalis – Esophagus – Trakhea

Menilai Adanya Gangguan Jalan Nafas


 LIHAT ( LOOK) = Gerakan dada dan perut
 DENGAR ( LISTEN) = Suara Nafas Tambahan
 RASAKAN (FEEL) = Aliran Udara Nafas

Obstruksi Sumbatan Jalan Nafas

1. Obstruksi total > pernafasan “ see saw”


2. Obstruksi parsial/sebagian > memberikan suara nafas tambahan
 Benda padat = snoring, benda cair = gargling, dan Edema/bengkak =
stridor/crowing
Membebaskan Jalan Nafas

 Membebaskan jalan nafas tanpa alat > triple airway maneuver


 Gargling (cair) > teknik finger swab
 Membebaskan jalan nafas dengan alat
 Naso Pharyngeal Airway ( NPA)
 Oro Pharyngeal Airway (OPA)
 Endo Tracheal Tube (ETT)
 Laryngeal Mask Airway ( LMA)

NPA: dipakai bila masih ada reflex muntah - GCS >8

OPA: Dipakai bila tidak ada reflek muntah - GCS <8

CHOKING

Obstruksi Jalan Nafas Karena Benda Asing

Tanda - tanda Choking

 Wajah terlihat binggung , cemas dan pucat


 Salah satu tangan memegang leher
 Berulang kali batuk
 Susah bernafas dan susah berbicara ( sampai tidak keluar suara )
 Tidak sadar

Obstruksi jalan nafas dewasa

 Ringan > bisa batuk efektif


 Suruh penderita batuk
 Periksa kontinyu penyebab batuk tidak efektif
 Periksa apakah penyebab obstruksi sudah keluar
 Berat
 Sadar > 5x back blow dan 5x abdominal thrust
 Tidak sadar . CPR
Obstruksi jalan nafas Anak

 Ringan > bisa batuk efektif


 Suruh penderita batuk
 Periksa apakah penyebab obstruksi sudah keluar
 Berat
 Sadar > 5x Back Blow Dan 5x Abdominal Thrust, Chest Untuk Bayi Dan
Abdomen Untuk Anak >1 Tahun
 Tidak sadar > Buka Jalan Nafas, Beri 5x Nafas Dan Mulai CPR

BREATING

 LIHAT > Gerakan Dada Dan Perut


 DENGAR > Suara Nafas Tambahan
 RABA/RASAKAN > Aliran Udara Nafas

Nafas yang dinilai:

 Frekuensi nafas per menit : RR


 Kedalaman : Volume Tidal
 Nafas dada atau nafas perut

Keadaan Gawat Bila :

 Tidak bernafas
 Frekuensi nafas (RR) > 5x/menit
 Frekuensi nafas (RR) > 36x/menit

Memberikan Nafas

 Tanpa alat : mulut ke mulut


 Dengan alat :
 Pocket mask
 Bag- valve-mask (BVM) > Ambu Bag
 Jackson Rees > Butuh sumber O2

Kondisi yang memerlukan tambahan oksigen :

 Sumbatan jalan nafas, henti nafas, henti jantung, nyeri dada, trauma thorax, tenggelam,
hypoventilasi, distress nafas, hyperthermia, shock, stroke, keracunangas, asap, gas CO,
dan pasien tidak sadar.
Peralatan :

 Nasal kanula
 Masker sederhana ( simple face mask )
 Masker dengan reservoir
 Head box
 Jackson rees

HIPOKSIA – HIPOKSEMIA

 Hipoksia : Kekurangan O2, pada tingkat jaringan


 Hipoksemia : Penurunan konsentrasi O2, Dalam Darah Arteri ( PaO2)

Nilai Normal :

 PaO2 : 85-100 mmHg dengan O2 udara bebas/FiO2 21%


 SaO2 > 95% Dengan O2 udara bebas/FiO2 21%
MANAJEMEN CIRCULATION DAN KEGAWATDARURATAN
KADRIOVASKULER, BLS, KONSEP ECG DASAR, DC SHOCK/ AED DAN
PENATALAKSANAANNYA

“ Dr. Triningsih,Sp,JP “

BANTUAN HIDUP DASAR


BLS = CPR = RJP
Kapan dilakukan :
 Segera : 10 detik pertama pasien ARREST
 Tanpa Dokter
 Pada pasien :
 Tidak ada Respon
 Tidak ada nafas
 Tidak ada nadi

Urutan BLS 2015

Chest Compressions, Airway, Breathing ( C - A - B )

 Cek respon
 Minta bantuan tambahan + ambil AED
 Cek nafas dan cek pulse secara simultan
 Kompresi 30
 Airway : buka jalan nafas
 Breathing: Berikan 2 nafas

7 langkah Bantuan Hidup Dasar :

1. Cek respon : tepuk bahu & panggil korban


2. Minta bantuan / aktifkan kode blue : tolong bantu saya & bawakan alat emergency
3. Cek nafas dan nadi karotis
4. Kompresi dada 30 kali dibagian tengah dada, f2 dibagian bawah sternum
 Kecepatan 100-120x/menit
 Kedalaman 5-6 cm orang dewasa

5. Buka jalan nafas : cara head tule-chin lift/jaw thrust


6. Beri bantuan nafas 2 kali : tiap kali tiupan lamanya 1 detik
7. Teruskan kompresi dan bantuan napas ( perbandingan 30:2 ) sampai bantuan datang,
korban bergerak atau penolong kelelahan. Bila AED dating lakukan defibrilasi bila
diindikasikan.

TEKHNIK KOMPRESI DADA

1. Baringkan korban pada alas rata dan keras


2. Posisi penolong disamping korban
3. Letakkan tumit dari satu tangan dibagian tengah dada, dibagian setengah bawah sternum.
4. Letakkan tumit tangan satunya diatas tangan yang pertama
5. Luruskan lengan dan posisikan bahu lurus dengan tangan
6. Tekan kuat dan cepat : tekanan 5-6cm, kecepatan 100-120x/menit
7. Pastikan dada recoil sempurna
8. Minimalkan interupsi

AED ( AUTOMATED EXTERNAL DEFIBRILATION)

 Alat terapi listrik, computerized, dilengkapi suara + visual


 Untuk defibrilasi irama Ventrikel fibrasi
 Mudah penggunaannya

PENURUNAN SURVIVAL PASIEN ARREST

 Korban tanpa CPR : 7-10%/menit


 Korban dengan CPR : 3-4/Menit
 Pelatihan AED : EARLY CPR + DEFIBRILATION

TERAPI LAIN SELAIN AED

1. Manual Unsynchronized Defibrilation


2. Synchronized Debrolation = Kardioversi
3. Pacu Jantung

CARA PENGOPERASIAN AED

1. Turn On Power
2. Tempelkan Peds Didada – Pilih Ukuran Sesuai
3. Analisa Irama : 5-15 Detik
4. Tekan Tombol SHOCK bila Diinstruksikan

Saat menekan tombol SHOCK Pastikan :


 Semua Clear
 Beri aba-aba : cukup jelas, cepat, lihat sekitar
 Tekan tombol SHOCK

TINDAKAN SETELAH SHOCK

 Kembali CPR
 Mulai dari kompresi
 Perbandingan kompresi : ventilasi = 30 : 2
 Berikan sampai 5 siklus ( 2 menit )
 Setelah CPR 2 menit AED memberitahu analisa irama
 Bila ada perintah SHOCK tekan tombol SHOCK

MANUAL DEFIBRILATION

Tujuannya adalah untuk menghentikan

VF = Ventricular Fibrilation
VT = Ventricular Tachycardia > tanpa nadi

CARA MENGGUNAKAN DEFIBRILATION

1. Hidupkan defibrillator
2. Pilih energy = Biphasic : 200 joule & Monophasic : 360 Joule
3. Atur tombol : Led Select jika menggunakan monitor untuk melihat irama dan bila
menggunakan Paddle putar kearah paddle
4. Berikan gel pada paddle – letakkan pada posisi sternum – apex
5. Beritahu anggota tim kalau alat akan diisi energy dan tekan tombol Charge pada apex
paddle/tombol defibrillator
6. Beri aba – aba dengan suara keras saat akan melakukan Shock (aba- aba < 5 detik)
contohnya = I’m clear, You’re clear, Everybody’s Clear
7. Tekan tombol shock pada defibrillator atau tombol discharge pada kedua paddle secara
bersamaan

Komplikasi penggunaan defibrillator

 Shock listrik luka bakar : bila gel yang digunakan tidak cukup atau kontak yang kurang
baik antara paddle dengan dinding dada.
 Bila ada kebocoran arus listrik
OBAT - OBAT CARDIAC ARREST

 Epinefrin/Adrenalin, Vasopresin, Lidokain, Magnesium Sulfat, Amiodaron

CODE BLUE

 Suatu kode yang digunakan untuk menunjukkan seseorang memrlukan resusitasi segera
biasanya Cardiac Arrest.
 Code blue merupakan satu dari banyak kode emergency hospital.

Tim Code Blue

 Tim leader
 Airway management
 Chest compression
 Pemberi obat
 Dokumentasi

Prosedur Code Blue

 Staff deteksi pasien henti jantung


 Menginformasikan melalui system ( code blue )
 Lakukan kompresi – Ventilasi
 Diharapkan penolong lain dating dan membantu

EKG DAN ARITMA

Elektrokardiogram (EKG) adalah pemeriksaan untuk mengukur dan merekam aktivitas listrik
jantung. EKG umunya dilakukan untuk memeriksa kondisi jantungdan menilai efektivitas
pengobatan penyakit jantung.

Perekaman EKG

A. Kalibrasi : 1 mV = 10 mm tinggi
B. Kecepatan kertas = 25mm/detik
Menghitung Laju Jantung

Frekuensi jantung : 1500/jarak R-R (dlm mm) – heart rate/menit


Jarak R-R
 1 kotak kosong = 300x/menit
 2 kotak kosong = 150x/menit
 3 kotak kosong = 100x/menit
 4 kotak kosong = 75x/menit
 5 kotak kosong = 60x/menit & 6 kotak kosong = 50x/menit
Hitung jumlah R-R dalam 6 kotak besar = 6 detik

Jumlah R x 10 = Heart Rate

ARITMIA

 Suatu variasi atau perubahan kecepatan dan irama jantung yang tidak normal
 Setiap gambaran EKG selain irama sinus normal disebut Aritmia. Terdapat 2 mekanisme
yang berperan utama dalam terjadinya aritmia yaitu karena gangguan pembentukan
impuls dan gangguan konduksi.

ATRIAL TAKIKARDIA

Dasar diagnosis = 3 atau lebih ekstrasistol atrial yang berurutan


Gambaran EKG Takikardia Atrial
 Frekuensi biasanya : 120-250/menit
 Kadang bias lebih rendah : 140/menit
 P sering sukar dikenali karena bertumpuk pada T
 QRS sempit bila tidak terdapat konduksi aberan/gangguan konduksi
intraventrikuler.
 Biasanya interval P-P dan R-R teratur

SUPRAVENTRIKULAR TAKIKARDIA

Istilah supraventikular takikardia digunakan bila sukar membedakan antara atrial takikardia
dengan takikardia penghubung.
VENTRIKEL TAKIKARDIA

Dasar diagnosis = 3 atau lebih ekstrasistol ventrikuler yang berurutan


Gambaran EKG Takikardia Atrial
 Frekuensi biasanya : 160-200/menit
 Kadang bias lebih rendah : 100/menit
 Bila P dapat dikenali maka P & QRS tidak terhubung > dissosiasi atrio-
ventrikuler
 QRS melebar dan bizarre, bentuk dan irama sdeikit tidak teratur

FIBRILASI VENTRIKEL

Undulasi - undulasi yang tidak teratur dan tepat, diikuti oleh henti ventrikel atau asistol
ventrikuler : taka da kompleks QRS

Dasar Diagnosis

 Gelombang QRS dan T menyatu menjadi undulasi yang tidak teratur dan cepat
 Berdasarkan besar undulasi > FV kasar dan FV halus
 Secara klinis FV sama dengan henti jantung karena ventrikel hanya bergetar, tidak
memompa darah keluar dari ventrikel.
MANAGEMENT SPGDT, TRIAGE, MANAGEMENT LUKA & TRAUMA SERTA
KEGAWATANNYA, SISTEM TRANSPORTASI DAN PROSES RUJUKAN, TRAUMA
MUSKULOSKELETAL, INITIAL ASSESMENT TRAUMA KEPALA , TRAUMA
ABDOMEN,TRAUMA THORAKS DAN LUKA BAKAR

“ DR.dr. Bambang Arianto,Sp.B “

PENANGANAN PASIEN TRAUMA ( INITIAL ASSESMENT )

SPGDT – S : Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu-Terpadu Sehari – hari

Pencegahan antara lain:

 Helm
 Sabuk pengaman > masyarakat aman dan sejahtera

Tujuan pencegahan yaitu untuk mencegah kecacatan dan kematian

Sumber daya manusia yang memberi pertolongan:

 Awam umum / awam khusus


 Petugas ambulans
 Dokter / perawat - komunikasi – Puskesmas – RS klas C – RS klas A-B

KONSEP INITIAL ASSESMENT

Primary survey Resusistasi Reevaluasi Pemeriksaan penunjang


Secondary survey Resusistasi Terapi Defenitif
Pemeriksaan Penunjang
Primary survey

 Airway control servikal


 Breathing control ventilasi
 Circulation control perdarahan
 Disability
 Exposure
MEMBEBASKAN JALAN NAFAS

 Suction
 Chin lift/jaw thrust
 Oropharyngeal / Nasopharyngeal airway
 Needle crocothyreodotomy
 Intubation

BREATHING Kontrol Ventilasi

Evaluasi Oksigenasi

Saturasi

Tata Laksana Re Evaluasi

CIRCULATION Kontrol pendarahan

Evaluasi Bebat Tekan

Pembidaian

Sling Pada Fr. Pelfis

Tata Laksana Laparatomi

RE Evaluasi
CEDERA KEPALA
( DISABILITY )

INITIAL ASSESMENT

Pemeriksaan ABC D E

Status Neurologi

Kesadaran Pupil
( GCS )

TRANSFER
Pasien yang perlu ditransfer :
 Pasien dengan cedera melebihi kemampuan penanganan setempat ( SDM/Sarana )
 Pasien dengan komorobid/umur ekstrem
Transfer dilakukan secepat mungkin setelah stabilisasi komplit
 Control airway
 Control perdarahan
Kapan mulai? Setelah:
 Primary survey komplit
 ABCDE di Reevaluasi
 Fungsi vital kembali normal
TRAUMA THORAX

EFEK TRAUMA THORAX


 Hipoksia
 Hipoventilasi
 Asidosis
 Respiratorik
 metabolik
 Perfusi jaringan tidak adekuat
Diagnostic trauma thorax
 Pemeriksaan fisik
 Ro thorax
 Pulse oksimeter
 ABG
 EKG
Pemeriksaan Thorax
 Inspeksi = pergerakan simetris, luka?
 Auskultasi = suara nafas simetris? Vesikuler?
 Palpasi = krepitasi?fraktur kosta?
 Perkusi = sonor, hipersonor? Redup? Simetris?
Trauma thorax
 Penanganan : mayoritas hanya memerlukan prosedur sederhana, perikardiosintesis/drain
toraks
 Trauma tumpul : <10% memerlukan operasi
 Trauma tajam : 15% - 30% memerlukan operasi
Tension pnemotoraks
 Sangat sesak
 Syok
 Didtensi vena leher
 Suara nafas menurun satu sisi
 Perkusi hipersonor
 Cyanosis (late sign)
FLAIL CHEST DAN KONTUSIO PARU
TERAPI?
 AB : Oksigenasi/ventilasi
 B : Bila bertambah sesak- intubasi/respirator
 Analgesia
 Fisioterapi nafas
 C : Cairan infus secukupnya
Fraktur Dan Cedera Yang Menyertai
Sternum, Scapular, dan kosta
Kosta 1-3
 Mekansime trauma berat
 Bila ada cedera resiko mortalitas tinggi karena rusaknya organ didalamnya
Kosta 4-9
 Kontusio paru dan pneumothorax
Kosta 10-12
 Suspect cedera abdominal
TRAUMA ABDOMEN
MEKANSIME TRAUMA
 Trauma Tumpul Memperkirakan organ yang cedera
 Trauma tajam/tembak
PEMERIKSAAN:
Pemeriksaan fisik
 Inspeksi > Jejas? Distensi? Luka tembus?
 Auskultasi > Bising usus
 Palpasi > Ketegangan ( Tenderness)? Nyeri tekan?
 Perkusi > Dulness? Timpani? Pekak hepar+/-?
 Pemeriksaan pelvis
Pemeriksaan tambahan
 Lingkar abdomen
 HB serial
 Ro pelvis
 FAST
 DPL
Penatalaksanaan :
 Mengurangi distensi
 Dekompresi lambung
Kontraindikasi pada fraktur basis krani/wajah dapat menyebabkan muntah/aspirasi
Monitoring Keseimbangan Cairan
 Bayi 0-3 tahun : 2ml/kg BB/jam
 Anak 3-5 tahun : 1ml/kg BB/Jam
 Anak 6-12 tahun : 0,5-1 ml/kg BB/jam
 Dewasa >12 tahun : 0,5-1 ml/kg BB/jam
Kontraindikasi :
Rupture uretra pada lakiditandai darah di orificium uretra kemerahan diperineum RT tak teraba
adekuat.
TRIAGE
DISASTER TRIAGE
 Labeling
a. Merah : semua pasien yang mengalami gangguan ABCDE
b. Kuning : pasien yang hemodinamik stabil tetapi tidak mampu berjalan sendiri.
c. Hijau : pasien dengan gangguan minor/walking > pasien sadar dan masih bias
berjalan sendiri
d. Hitam : pasien tidak bernafas/meninggal
START ( Simple triase and rapid treatment )
Merupakan pemeriksaan sederhana memberikan tanda pita dan memberikan pertolongan cepat
hanya 2 tindakan yang dilakukan
 Buka jalan nafas
 Stop perdarahan pasif
Dan membutuhkan waktu 12-30 detik/pasien

TRIAGE HOSPITAL
 Prioritas 1 = pasien dengan kondisi impending life threatening problem – membutuhkan
immediate life – saving intervention ( cito tindakan )
 Prioritas 2 = pasien dengan kondisi potential life, limb, or organ threatening problem –
pertolongan mendesak dan tidak dapat ditunda
 Prioritas 3 = pasien yang membutuhkan in-depth evaluation
TRAUMA KEPALA

INITIAL ASSESMENT

Pemeriksaan ABC D E

Status Neurologi

Kesadaran Pupil
( GCS )

Semua pasien dengan dugaan cedera otak


 GCS < 15 stl obs 2 jam
 Deficit neurologi
 Open fraktur kepala
 Fr basis kranii
 Muntah >2x
 Umur ekstrem
 Retrograde amnesia
 Nyeri kepala berat
Penatalaksanaan
 ABCDE
 Minimize secondary brain injury
A. - Beri oksigen
B. - Pelihara ventilasi baik
C. - Pelihara tekanan darah baik
 CT-Scan kepala
 Hematom intracranial – Trepanasi
TRAUMA SPINE DAN SPINAL CORD

CEDERA SPINAL
 Mekanisme trauma
 Deficit neorologis
 Pasien tidak sadar
 Nyeri pada vertebra/spine
Proteksi merupakan prioritas : Deteksi cedera adalah sekunder
Cara proteksi spinal selama evaluasi dan transport
 Semirigid
 Immobilissi pada long spine board

Cedera komplit = Tidak ada fungsi motoric dan sensorik dibawah level cedera
Cedera tidak komplit = - masih terdapat fungsi motoric/sensorik dibawah level cedera
- Sparing sacral masih berfungsi.
Efek cedera spinal
Syok neurogenic :
 Fenomena kardiovaskuler karena hilangnya saraf simpatik
 Terjadi karena cedera cervical atau vertebra toraks atas
 Hipotensi dan bradikardi
 Terapi terdiri resusitasi cairan, kadang diperlukan atropine dan vasopressor
Syok spinal
 Gangguan neurologi tanpa gangguan kardiovaskuler
 Terjadi segera setelah cedera spinal cord
 Lama bervariasi
 Flasid dan reflek hilang
Penatalaksanaan :
 Semigirid collar
 Immobilisasi pada long spine board
 A/B : Evaluasi oksigenasi dan ventilasi adekuat
 C : Pertahankan tekanan darah normal
 C : menjaga perfusi ke spinal cord
TRAUMA MUSKULOSKELETAL

Cedera pada musculoskeletal sering terjadi pada pasien yang mengalami trauma kecelakaan lalu
lintas.
Meskipun demikian fraktur pelvis dan fraktur femur sering tidak diketahui dan merupakan
penyebab syok perdarahan.

Prioritas penanganan:
 Hentikan prdarahan
 Immobilisasi
Tujuan pembidaian :
 Mencegah perdarahan dan cedera lebih berat
 Memperbaiki perfusi
 Mengurangi nyeri
 Penting saat evaluasi
 Jangan terlambat
Gejala :
 Nyeri
 Parestesia
 Tidak terasa
Tanda :
 Look : deformitas, luka , perdarahan, pergerakan spontan dan warna (CRT)
 Listen : Bruit , Krepitasi
 Fell : krepitasi, deficit neurologis, ketegangan, pusasi distal cedera.
Penatalaksanaan open Fraktur
 Pembidaian
 Irigasi/debrimen
 Perhatikan golden period (6jam)
 Konsul ortopedi
 Antibiotic dan antitetanus
ASPEK HUKUM LEGALITASKEPERAWATAN DALAM
TINDAKANEMERGENCY/KEGAWATAN
“ Khusnul Huda, s. kep.Ns, MH. Kes “

KODE ETIK
Seperangkat Kaidah Perilaku Sebagai Pedoman Yang Harus Dipatuhi Dalam Mengembang
Profesi.
1. Perawat Dan Klien
2. Perawat dan praktek
3. Perawat dan masyarakat
4. Perawat dan teman sejawat
5. Perawat dan profesi
Etika keperawatan
 Nilai - nilai dan moralitas profesi keperawatan yang tercantum dalam kode etik
keperawatan.

8 prinsip etika dalam keperawatan


1. Otonomi (kemandirian)
2. Beneficence (Berbuat Baik)
3. Justice (Keadilan)
4. Non-Maleficence (Tidak Merugikan)
5. Veracity (Kejujuran)
6. Fidelity (Menepati Janji)
7. Confidentiality (Kerahasiaan)
8. Accountability (Akuntabilitas)
Permasalahan Etika Dalam Praktek Keperawatan
1. Malpraktek : pelaksanaan atau tindakan yang salah
 Malpraktek terbagi atas 3 jenis yaitu
I. Malpraktek criminal (pidana)
II. Malpraktek sipil (perdata)
III. Malpraktek etik
2. Negligence (kelalaian) : segala tindakan yang dilakukan dan dapat melanggar standar
sehingga mengakibatkan cedera/kerugian orang lain.
3. Liability ( liabilitas ) : pertanggung jawab yang dimiliki olehseseorang terhadap setiap
tindakan atau kegagalan melakukan tindakan.

LUKA BAKAR DAN TERAPI CAIRAN

LUKA BAKAR
Luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda - benda yang menghasilkan
panas (api, air panas, listrik) atau zat – zat bersifat membakar (asam kuat, basa luat)
Derajat luka bakar
1. Luka bakar derajat I
Luka bakar merusak sebagian epidermis dan biasanya disebabkan oleh sinar matahari
atau tersiram air mendidihyang singkat.
2. Luka bakar derajat II
Luka Bakar Yang Mengenai semua lapisan epidermis dan sebagian besar dermis. Luka
bakar ini ditandai warna yang merah dan melepuh.
3. Luka bakar derajat III
Luka bakar ini sangat dalam mengenai seluruh lapisan kulit, lapisn lemak, otot, pembuluh
darah dan persyarafan hingga mengenai tulang-tulang.

Rumus sederhana untuk resusitasi cairan pada luka bakar


Rumus : 4 cc x luas luka bakar x BB
Rumus menghitung kebutuhan cairan 24 jam adalah 4 mL x BB x luas % luka bakar.
Pada 24 jam pertama, 50% diberikan pada 8 jam pertama dan 50% diberikan pada 16 jam
berikutnya. Pada 24 jam kedua diberikan secara merata.
RANGKUMAN MATERI PELATIHAN BTCLS

ABRAHAM NURLATU, S.Kep., Ns


NIRA 81040699594

Anda mungkin juga menyukai