PENATALAKSANAANNYA
AIRWAY
ALS/BHL : Bantuan Hidup lanjut jantung dan paru-paru pada tahan awal
Manusia tanpa oksigen selama 3-7 menit akan terjadi Kerusakan Otak Irreversible
Metabolisme Anaerobik
Kalori/energy yang dihasilkan sangat sedikit (2 ATP) kerja organ akan terganggu
Menghasilkan asam laktat - kodisi asidosis –kerusakan sel- sel mati
CHOKING
BREATING
Tidak bernafas
Frekuensi nafas (RR) > 5x/menit
Frekuensi nafas (RR) > 36x/menit
Memberikan Nafas
Sumbatan jalan nafas, henti nafas, henti jantung, nyeri dada, trauma thorax, tenggelam,
hypoventilasi, distress nafas, hyperthermia, shock, stroke, keracunangas, asap, gas CO,
dan pasien tidak sadar.
Peralatan :
Nasal kanula
Masker sederhana ( simple face mask )
Masker dengan reservoir
Head box
Jackson rees
HIPOKSIA – HIPOKSEMIA
Nilai Normal :
“ Dr. Triningsih,Sp,JP “
Cek respon
Minta bantuan tambahan + ambil AED
Cek nafas dan cek pulse secara simultan
Kompresi 30
Airway : buka jalan nafas
Breathing: Berikan 2 nafas
1. Turn On Power
2. Tempelkan Peds Didada – Pilih Ukuran Sesuai
3. Analisa Irama : 5-15 Detik
4. Tekan Tombol SHOCK bila Diinstruksikan
Kembali CPR
Mulai dari kompresi
Perbandingan kompresi : ventilasi = 30 : 2
Berikan sampai 5 siklus ( 2 menit )
Setelah CPR 2 menit AED memberitahu analisa irama
Bila ada perintah SHOCK tekan tombol SHOCK
MANUAL DEFIBRILATION
VF = Ventricular Fibrilation
VT = Ventricular Tachycardia > tanpa nadi
1. Hidupkan defibrillator
2. Pilih energy = Biphasic : 200 joule & Monophasic : 360 Joule
3. Atur tombol : Led Select jika menggunakan monitor untuk melihat irama dan bila
menggunakan Paddle putar kearah paddle
4. Berikan gel pada paddle – letakkan pada posisi sternum – apex
5. Beritahu anggota tim kalau alat akan diisi energy dan tekan tombol Charge pada apex
paddle/tombol defibrillator
6. Beri aba – aba dengan suara keras saat akan melakukan Shock (aba- aba < 5 detik)
contohnya = I’m clear, You’re clear, Everybody’s Clear
7. Tekan tombol shock pada defibrillator atau tombol discharge pada kedua paddle secara
bersamaan
Shock listrik luka bakar : bila gel yang digunakan tidak cukup atau kontak yang kurang
baik antara paddle dengan dinding dada.
Bila ada kebocoran arus listrik
OBAT - OBAT CARDIAC ARREST
CODE BLUE
Suatu kode yang digunakan untuk menunjukkan seseorang memrlukan resusitasi segera
biasanya Cardiac Arrest.
Code blue merupakan satu dari banyak kode emergency hospital.
Tim leader
Airway management
Chest compression
Pemberi obat
Dokumentasi
Elektrokardiogram (EKG) adalah pemeriksaan untuk mengukur dan merekam aktivitas listrik
jantung. EKG umunya dilakukan untuk memeriksa kondisi jantungdan menilai efektivitas
pengobatan penyakit jantung.
Perekaman EKG
A. Kalibrasi : 1 mV = 10 mm tinggi
B. Kecepatan kertas = 25mm/detik
Menghitung Laju Jantung
ARITMIA
Suatu variasi atau perubahan kecepatan dan irama jantung yang tidak normal
Setiap gambaran EKG selain irama sinus normal disebut Aritmia. Terdapat 2 mekanisme
yang berperan utama dalam terjadinya aritmia yaitu karena gangguan pembentukan
impuls dan gangguan konduksi.
ATRIAL TAKIKARDIA
SUPRAVENTRIKULAR TAKIKARDIA
Istilah supraventikular takikardia digunakan bila sukar membedakan antara atrial takikardia
dengan takikardia penghubung.
VENTRIKEL TAKIKARDIA
FIBRILASI VENTRIKEL
Undulasi - undulasi yang tidak teratur dan tepat, diikuti oleh henti ventrikel atau asistol
ventrikuler : taka da kompleks QRS
Dasar Diagnosis
Gelombang QRS dan T menyatu menjadi undulasi yang tidak teratur dan cepat
Berdasarkan besar undulasi > FV kasar dan FV halus
Secara klinis FV sama dengan henti jantung karena ventrikel hanya bergetar, tidak
memompa darah keluar dari ventrikel.
MANAGEMENT SPGDT, TRIAGE, MANAGEMENT LUKA & TRAUMA SERTA
KEGAWATANNYA, SISTEM TRANSPORTASI DAN PROSES RUJUKAN, TRAUMA
MUSKULOSKELETAL, INITIAL ASSESMENT TRAUMA KEPALA , TRAUMA
ABDOMEN,TRAUMA THORAKS DAN LUKA BAKAR
Helm
Sabuk pengaman > masyarakat aman dan sejahtera
Suction
Chin lift/jaw thrust
Oropharyngeal / Nasopharyngeal airway
Needle crocothyreodotomy
Intubation
Evaluasi Oksigenasi
Saturasi
Pembidaian
RE Evaluasi
CEDERA KEPALA
( DISABILITY )
INITIAL ASSESMENT
Pemeriksaan ABC D E
Status Neurologi
Kesadaran Pupil
( GCS )
TRANSFER
Pasien yang perlu ditransfer :
Pasien dengan cedera melebihi kemampuan penanganan setempat ( SDM/Sarana )
Pasien dengan komorobid/umur ekstrem
Transfer dilakukan secepat mungkin setelah stabilisasi komplit
Control airway
Control perdarahan
Kapan mulai? Setelah:
Primary survey komplit
ABCDE di Reevaluasi
Fungsi vital kembali normal
TRAUMA THORAX
TRIAGE HOSPITAL
Prioritas 1 = pasien dengan kondisi impending life threatening problem – membutuhkan
immediate life – saving intervention ( cito tindakan )
Prioritas 2 = pasien dengan kondisi potential life, limb, or organ threatening problem –
pertolongan mendesak dan tidak dapat ditunda
Prioritas 3 = pasien yang membutuhkan in-depth evaluation
TRAUMA KEPALA
INITIAL ASSESMENT
Pemeriksaan ABC D E
Status Neurologi
Kesadaran Pupil
( GCS )
CEDERA SPINAL
Mekanisme trauma
Deficit neorologis
Pasien tidak sadar
Nyeri pada vertebra/spine
Proteksi merupakan prioritas : Deteksi cedera adalah sekunder
Cara proteksi spinal selama evaluasi dan transport
Semirigid
Immobilissi pada long spine board
Cedera komplit = Tidak ada fungsi motoric dan sensorik dibawah level cedera
Cedera tidak komplit = - masih terdapat fungsi motoric/sensorik dibawah level cedera
- Sparing sacral masih berfungsi.
Efek cedera spinal
Syok neurogenic :
Fenomena kardiovaskuler karena hilangnya saraf simpatik
Terjadi karena cedera cervical atau vertebra toraks atas
Hipotensi dan bradikardi
Terapi terdiri resusitasi cairan, kadang diperlukan atropine dan vasopressor
Syok spinal
Gangguan neurologi tanpa gangguan kardiovaskuler
Terjadi segera setelah cedera spinal cord
Lama bervariasi
Flasid dan reflek hilang
Penatalaksanaan :
Semigirid collar
Immobilisasi pada long spine board
A/B : Evaluasi oksigenasi dan ventilasi adekuat
C : Pertahankan tekanan darah normal
C : menjaga perfusi ke spinal cord
TRAUMA MUSKULOSKELETAL
Cedera pada musculoskeletal sering terjadi pada pasien yang mengalami trauma kecelakaan lalu
lintas.
Meskipun demikian fraktur pelvis dan fraktur femur sering tidak diketahui dan merupakan
penyebab syok perdarahan.
Prioritas penanganan:
Hentikan prdarahan
Immobilisasi
Tujuan pembidaian :
Mencegah perdarahan dan cedera lebih berat
Memperbaiki perfusi
Mengurangi nyeri
Penting saat evaluasi
Jangan terlambat
Gejala :
Nyeri
Parestesia
Tidak terasa
Tanda :
Look : deformitas, luka , perdarahan, pergerakan spontan dan warna (CRT)
Listen : Bruit , Krepitasi
Fell : krepitasi, deficit neurologis, ketegangan, pusasi distal cedera.
Penatalaksanaan open Fraktur
Pembidaian
Irigasi/debrimen
Perhatikan golden period (6jam)
Konsul ortopedi
Antibiotic dan antitetanus
ASPEK HUKUM LEGALITASKEPERAWATAN DALAM
TINDAKANEMERGENCY/KEGAWATAN
“ Khusnul Huda, s. kep.Ns, MH. Kes “
KODE ETIK
Seperangkat Kaidah Perilaku Sebagai Pedoman Yang Harus Dipatuhi Dalam Mengembang
Profesi.
1. Perawat Dan Klien
2. Perawat dan praktek
3. Perawat dan masyarakat
4. Perawat dan teman sejawat
5. Perawat dan profesi
Etika keperawatan
Nilai - nilai dan moralitas profesi keperawatan yang tercantum dalam kode etik
keperawatan.
LUKA BAKAR
Luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda - benda yang menghasilkan
panas (api, air panas, listrik) atau zat – zat bersifat membakar (asam kuat, basa luat)
Derajat luka bakar
1. Luka bakar derajat I
Luka bakar merusak sebagian epidermis dan biasanya disebabkan oleh sinar matahari
atau tersiram air mendidihyang singkat.
2. Luka bakar derajat II
Luka Bakar Yang Mengenai semua lapisan epidermis dan sebagian besar dermis. Luka
bakar ini ditandai warna yang merah dan melepuh.
3. Luka bakar derajat III
Luka bakar ini sangat dalam mengenai seluruh lapisan kulit, lapisn lemak, otot, pembuluh
darah dan persyarafan hingga mengenai tulang-tulang.