Anda di halaman 1dari 8

PERAN PEMUDA DALAM GEREJA

Septrinawati Hotna Purba

21406071

Akuntansi – Siang

STIE Sultan Agung Pematangsiantar

Dosen : Pdt L.Hunter Tampubolon, Sth,Mth

Tahun Ajaran

2021/2022
Abstrak

Di zaman ini dalam lingkup Kristen, generasi pemudalah yang diharapkan sebagai
penerus untuk membangun jemaat Tuhan. Oleh karena itu, pemuda perlu untuk dibimbing,
dibina, diarahkan, dan didampingi dalam berbagai hal terutama dalam pengenalan akan
Kristus. Sebagai penerus gereja maka mereka harus mengenal teladan Kristus dalam segala
aspek. Dan untuk membuat mereka mengenal Kristus maka pelayan gereja harus
membimbing mereka.

Pemimpin gereja harus bisa menerapkan bagaimana teladan Kristus dalam membimbing
murid-murid-Nya. Itu dapat juga digunakan oleh pelayan gereja untuk membimbing anak-
anak muda Kristen dalam masa kini. Sehingga anak-anak muda tersebut dapat menjadi
generasi penerus gereja. Adapun langkah-langkah pemuridan terhadap pemuda gereja agar
memberi diri dengan hati yang iklas dalam melayani adalah: pertama, belajar Firman Allah.
Kedua, Penyembahan dan doa. Ketiga, persekutuan. Dan keempat, pengutusan.

BAB I
PENDAHULUAN

I. Pendahuluan
Puji dan syukur kita ucapkan pada Tuhan yang maha esa, dimana pada pertemuan kita
yang pertama ini, kita akan membahas mengenai bagaimana peranan pemuda di tengah-
tengah gereja. Pemuda adalah cikal bakal untuk meneruskan generasi gereja. Maka dari itu
kita akan melihat pemaparan dan membahas bersama-sama untuk mengetahui bagaimana
sebenarnya peranan pemuda dalam gereja. Untuk itu kita akan melihatnya dibawah ini.
Semoga makalah ini mampu menambah wawasan kita, Tuhan Yesus memberkati.

II. Pembahasan

2.1. Pengertian Pemuda
Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan
dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga  pemuda merupakan
sumber daya manusia pembangunan baik saat ini mau pun masa datang. Sebagai calon
generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Definisi yang kedua, pemuda
adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum
memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial
maupun kultural.

Kaum muda adalah suatu periode kronologis yang dimulai dengan proses psikis dan
emosional yang membawanya kepada kematangan seksual dan psikososial, diakhiri dengan
terbetuknya seorang individu yang telah mencapai kebebasan dan produktivitas sosial.
Periode ini dibarengi dengan perubahan-perubahan fisik, psikologis dan sosial yang cepat.
Defenisi ini mengandung beberapa kemajuan karena defenisi ini menempatkan kaum muda
dalam suatu kerangka waktu dan juga menekankan adanya perubahan-perubahan emosional,
sosial dan psikologis yang terjadi selama masa-masa perkembangan.
Di dalam pembagian perkembangan masa pemuda, dibagi tiga tahap: pemuda awal,
pemuda madya, dan pemuda akhir. Garis pemisah antara awal dan akhir masa remaja terletak
kira-kira disekitar usia 17 tahun; itulah usia untuk emuda awal. Pemuda madia disebut juga
pemuda tengah, dimana usianya dimulai usia 18-21 tahun. Pada masa pemuda madia
umumnya perkembangan fisiknya sudah selesai dijalani. Kedewasan tubuh dan kematangan
seksual sudah tercapai. Juga sudah mencapai puncak kerangka dan otot mencapai
perkembangan penuh. Ketahanan fisik mencapai puncak, kesehatan dan kekuatan umumnya
dalam kondisi terbaik. Pada masa ini kebanyakan kaum muda masih belum mendapatkan
kepastian tentang masa depannya. Mereka masih tetap menganggap masa depan mereka
suram. Kesuraman ini berhubungan dengan kecemasan akan bagaimana nanti menempatkan
diri di masyarakat, sehingga timbul pertanyaan mengenai persiapan yang diperlukan agar
kelak dapat memperoleh tempat dalam masyarakat.

Pemuda akhir berusia 21-40 tahun, tahap ini memasuki masa persiapan pendewasaan.
Tahap terakhir ini berarti telah dapat di harapkan sudah tercapainya status kedewasaan dalam
lingkungan keluarga. Pada tahap ini memasuki awal masa dewasa bukan hanya tentang
kematangan fisik atau mencapai umur kronologis tertentu. Arnett menggambarkan bahwa
orang-orang dewasa awal sudah mampu berfokus pada diri sendiri karena hanya memiliki
sedikit tugas atau komitmen kepada orang lain. Contohnya, tidak memiliki anak untuk
dirawat. Masa ini merupakan usia dengan berbagai kemungkinan, di mana banyak orang
muda merasa optimis dengan rencana-rencana masa depan mereka. Orang muda memandang
masa dewasa sebagai suatu kondisi psikologis di mana individu merasa mampu mengambil
tanggungjawab atas tindakan-tindakan mereka dan mampu berinteraksi dengan orang-orang
dewasa lainnya (terutama orangtua) sebagai sebaya mereka dan keputusan-keputusan mandiri.

2.2. Pentingnya Masa Pemuda

Kaum pemuda merupakan suatu masalah yang sukar dan penting bagi Gereja Kristen
dewasa ini. Kaum pemuda di Indonesia tentu saja menyerupai pemuda di seluruh dunia.
Dimana-mana kaum pemuda bergerak dan bertindak, mereka ingin berorganisasi serta
mengikuti pemimpin-pemimpin dikagumi. Kaum pemuda bersifat dinamis, dan mau berjuang
untuk mewujudkan cita-citanya. Mereka hendak membaharui masyarakat dan ingin
memberantas segala sesuatu yang jelek, yang jahat, yang merintangi perkembangan dunia ini
kearah keadilan dan kemakmuran. Mereka kurang puas dengan keadaan masyarakat yang
ditinggalkan kepada mereka oleh generasi tua. Besar semangat mereka untuk menerjunkan
diri ke dalam gerakan-gerakan baru. Sebab mereka belum berpengalaman, idealisme mereka
tak ada batasnya. Oleh sebab itu para pemimpin Negara dan masyarakat memikul
tanggungjawab yang berat terhadap para pemuda. Mereka sibuk mencurahkan pikiran dan
tenaga mereka kepada soal pendidikan dan bimbingan kaum muda. Dimana-mana sistem
persekolahan dikembangkan dan diperbaiki, agar angkatan muda itu dapat disiapkan dengan
sebaik mungkin bagi tugas mereka nanti.

Maka dengan sendirinya sekarang kita tiba pada soal yang hangat, apakah gereja kita pun
telah cukup insaf akan pentingnya golongan pemuda. Pada tiap-tiap generasi, gereja dibarui
pula oleh angkatan mudanya. Yang sekarang masih merupakan kaum muda taeruna dan gadis
di dalam jemaat kita, nanti akan menjadi golongan dewasa yang bertanggungjawab dan yang
memimpin. Gereja sangat membutuhkan bakat, karunia, tenaga dan semangat kaum pemuda
itu.
Masa tua seseorang ditentukan oleh masa dewasanya, masa berkarya. Patut dan tidaknya
ia dihormati sebagai orang tua, dipengaruhi oleh masa sebelumnya. Masa berkarya masa
dewasanya ditentukan oleh masa mudanya. Tetapi masa pemudanya hampir tidak ditentukan
oleh masa-masa sebelumnya, masa bermain dan bersekolahnya. Masa pemuda adalah masa
yang menentukan, menentukan hari depannya, menentukan kehidupannya, menentukan
kehidupan keluarganya, bahkan menentukan nasib bangsa dan negaranya. Bukankah sering
kita dengar dari para pemimpin bahwa nasib negara dan bangsa ada di tangan para
pemudanya, sebagai calon pengganti angkatan tua? Oleh karena itu, orang tua harus
memahami masa pemuda anak-anaknya, ia akan merasakan kepuasan di dalam tugas
hidupnya. Pemuda yang memahami dirinya adalah pemuda yang dapat berharap akan
kehidupan yang bahagia. Kesimpulannya masa pemuda adalah masa ujian, masa penuh
tantangan.Pengetahuan mengenai sikap-sikap dan nilai-nilai kaum muda memberikan suatu
dasar untuk melayani kebutuhan rohani setiap orang muda. Dalam sebuah makalah yang
disampaikan dalam Simposium Nasional mengenai “Pendampingan Kaum Muda Katolik
Tahun 1980-an”, seorang sosiolog dari Universitas Katolik Dean Hoge, ia juga menulis
bahwa, jika kita memperbandingkan sikap-sikap orang dewasa dengan sikap orang muda,
maka sikap orang muda lebih muda berubah dan sangat dipengaruhi oleh lingkungannya.

2.3. Perkembangan Psikologi Pemuda

2.3.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Masa Pemuda

1. Faktor Luar (Eksternal)


Ada dua golongan besar yang termasuk faktor luar yang mempengaruhi manusia, dua
golongan itu ialah golongan organis, yaitu manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan dan
golongan anorganis, termasuk di dalamnya adalah keadaan alam dan benda-benda. Termasuk
didalam keadaan alam adalah iklim, perikehidupan (petani, palaut, pegunungan, perdagangan
dan sebagainya) dan termasuk keadaan benda-benda yaitu benda-benda alam yang bukan hasil
budaya dan yang merupakan hasil budaya misalnya keadaan perumahan bagunan-bangunan
dan sebagainya. Ini semua memberi warna dalam perkembangan seseorang. Oleh Karena itu
sikap dan sifat seseorang anak kota berlainan dengan anak desa. Bukan perbedaan kualitas
dan yang lainnya, melainkan hanya berbeda dalam bentuk atau gambarnya. Perbedaan itu
disebabkan oleh faktor dari dalamnya.

2. Faktor Dalam, Faktor Dasar (Intern)


Dari faktor ini, yang akan kita tinjau adalah sampai di mana dan dalam keadaan yang
bagaimana faktor-faktor tersebut pada masa pemuda itu. Sebenarnya banyak sekali yang harus
kita bicarakan, tetapi kita akan membatasi sampai kepada yang terpenting saja, yaitu yang
gejalanya dapat dilihat dengan bukti-bukti, diantaranya:

2.3.2. Perkembangan Seksualitas Pemuda


Perkembagan seksualitas mendapatkan layanan pertama dari para penyelidik oleh karena
adanya ciri khusus yang menonjol pada masa pemuda. Terbawa oleh perkembangan jasmani
yang mendekati kesempurnaan dalam masa pemuda ini, matang pulalah kelenjar kelamin
dalam dirinya, baik bagi anak putri maupun bagi anak putra. Hal ini menumbuhkan adanya
desakan-desakan baru di dalam jiwa si anak, yaitu desakan yang menghendaki layanan
kebutuhan seksualitas. Inilah sebabnya anak putra dan anak putri saling bersedia kembali
bekerja sama seperti sebelum berpisah pada fase fueral.
2.3.3. Perkembangan Fantasi Pemuda
Perkembangan fantasi ini, bermula pada fase masih kanak-kanak.Tetapi arah
perkembangannya berubah pada waktu fase pemuda, setelah menyaksikan tumbuhnya tubuh
yang lain dari biasanya pada lawan jenisnya. Melihat itu, mereka saling berfantasi, oleh
Karena keduanya saling tidak mengerti apakah faedahnya sebelum ia melakukan fungsinya
yang sebenarnya. Si laki-laki bangga dengan kumisnya, tetapi ia tidak mengerti untuk apakah
sebenarnya kumis itu. Si wanita bangga dengan miliknya yang menghiasi dadanya, tetapi ia
pun belum mengerti faedahnya sebelum kelahiran bayinya. Keduanya saling berfantasi dan
dengan demikian suburlah perkembangan fantasi pemuda pada waktu itu.

2.3.4. Perkembangan Emosi


Perkembangan ini mulai tampak pada masa pemuda fase negatif. Pada saat itu emosi
pemuda serba tidak menentu.Ia sangat gelisah, resah, gundah tetapi ia tidak mengerti,
mengapa ia demikian.Ia bersikap menolak perintah harapan, anjuran, maupun keinginan orang
tua atau gurunya, tetapi ia tidak mengerti apa yang akan diperbuat setelah menolak semuanya
itu.

2.3.5. Perkembangan Kemauan


Perkembangan kemauan/keinginan ini sedikit demi sedikit berbelok kearah yang
dibutuhkan oleh desakan jasmani rohaninya waktu itu.Kadang-kadang keinginan itu demikian
mendesak menuntut pemenuhan, sekalipun hanya berwujud ketemu dengan gadis pujaan.Hal
inilah mengapa pada waktu pacaran, si pacar selalu ingin saling bertemu untuk sekedar
bertemu, berjalan-jalan, menonton dan sebagainya.Tetapi kadang-kadang karena terjadi hal-
hal yang lebih mendesak sebagai akibat dari rangsangan yang kuat, maka keinginan itu mudah
sekali berkobar, sehingga tidak jarang terjadi hal-hal diluar dugaan.

2.3.6. Perkembangan Pikiran


Ternyata,diantara perkembangan jiwa yang sedang mendapat kesempatan berkembang
dengan baik adalah perkembangan jiwa yang bertaraf rendah. Jiwa yang bertarap tinggi agak
mengalami kelambatan. Hal ini oleh karena pada masanya nanti pikiran itu akan berkembang
sendiri.Anak hanya mampu menerima pengaruh yang bersifat materiil dan kurang dapat
menerima pengaruh yang bersifat sprituil, lebih-lebih yang bertingkat tinggi.

2.3.7. Perkembangan Estetika


Jika pada masa negatif, aspek estetika seakan-akan mengalami kemunduran, maka pada
masa berikutnya, sedikit demi sedikit mulai bangun kembali.Seakan-akan jiwa pemuda
menjelang dewasa ini telah mampu menghayati dunia luar lebih mendalam, sehingga mampu
meresapkan apa yang dilihat, apa yang didengar dan apa yang dirasakannya sehingga dapat
mampu menggerakkan jiwanya.

2.3.8. Perkembangan Religi


Dal hal ini kita ingat buku karangan Achdiat Kartamihardja, yang berjudul Atheis, adalah
suatu penggambaran bagaimana sikap seorang yang sedang dalam masa negatif, terhadap
agama.Sikap semacam itu adalah karena anak pada masa itu sedang subur di dalam kehidupan
logikanya dan realitasnya.Mereka tidak dapat menerima segala sesuatu yang berada di luar
pikirannya.Ia selalu meminta bukti konkret untuk mendaptkan kebenaran.Dan kebenaran
harus dapat dilihatnya dengan alat indra, dengan mata, telinga, peraba, dan pengecapnya dan
di luar itu ia bersikap menolak.Setahap demi setahap keadaan atau sikap semacam itu
berkembang pula mengikuti perkembangan jiwanya.Seperti halnya rasa keindahan yang dapat
menangkapnya memerlukan penghayatan yang mendalam maka demikian pula sikap pemuda
terhadap keagamaan.

2.4. Pengertian Gereja


Kata Gereja berasal dari bahasa Portugis yaitu igreja bersal dari kata Yunani eklesia.
Selain itu dalam bahsa Yunani gereja yaitu Kuriakon (Rumah Tuhan). Eklesia berarti mereka
yang dipanggil.Yang pertama di panggil oleh Kristus ialah para murid, Petrus dan lain- lain.
Sesudaah kenaikan Yesus ke Sorga dan pencurahan Roh Kudus para murid itu menjadi Rasul
artinya mereka diutus.Ada dua kata yang sering digunakan untuk menjelaskan arti gereja,
yaitu :

1. Ekklesia dibentuk dari kata ek yang berarti keluar,dan kata kerja kaleo yang berarti
memanggil.Jadi, gereja dalam bahasa Yunani,ekklesia berarti orang-orang yang Tuhan
panggil keluar dari dunia untuk menjadi saksiNya. Sebagaimana Abaraham dipanggil untuk
keluar dari negerinya (Kel 12:1), gereja juga dipanggil untuk keluar dari kegelapan dunia dan
masuk ke dalam terangnya yang ajaib.

2. Kuriake berarti orang-orang yang dipanggil untuk menjadi milik Kristus (Kurios), dan
memuliakan nama-nya.Hal ini berarti gereja bukanlah organisasi yang didirikan oleh dan
untuk sekelompok orang tertentu,melainkan orang-orang yang telah dipanggil dan
dikumpulkan oleh Tuhan sendiri. (Roma 8:24 dan Efesus 4:12).

2.5. Apa Kata Gereja Tentang Kaum Pemuda


Keistimewaan kelompok penjamin kelangsungan dan penentu perkembangan hidup gereja
ke masa depan adalak kaum muda (remaja atau pemuda).Kaum muda adalah vis exercent,
yakni kekuatan gereja yang sangat berarti bagi karya kerasulan.Kekuatan yang dimaksud
bukan kekuatan fisik atau kwantitatif,tetapi peran, pengaruh dan tanggung jawab mereka dlam
kehidupan masyarakat.

Para Bapa gereja melihat perubahan dan perkembangan baru dalam budaya masyarakat
saat kaum muda diberi posisi penting untuk ikut bertanggung jawab dalam macam-macam
bidang kehidupan, sebagai peluang untuk merasul.Tenaga muda yang kreatif dan selalu
mempunyai inisiatif baru merupakan modal bukan hanya untuk keberhasilan daalam
pekerjaan sosial kemasyarakatan, tetapi juga untuk karya pewartaan Injil.Orang-orang dewasa
perlu selalu membuka dialog dengan kaum muda untuk memperkecil jarak antar generasi dan
untuk tukar menukar pikiran, memberi teladan hidup dan nasihat, serta bantuan yang tepat
guna kehidupan kaum muda.

2.6.PERAN PEMUDA DI DALAM GEREJA


1. Peran Pemuda Dalam Pelayanan
Dalam hal kegiatan sosial, sangat banyak yang dapat dilakukan pemuda.Kegiatan-kegiatan
yang langsung menyentuh kebutuhan jemaat, khususnya jemaat yang kurang mampu. Pemuda
dapat membuka pelatihan-pelatihan di gereja, membuka kursus-kursus sesuai dengan disiplin
ilmu yang dimiliki dan berguna untuk mencerdaskan jemaat, sebab tidak semua jemaat dapat
membiayai anaknya mengikuti kursus-kursus yang memang membutuhkan biaya yang tidak
sedikit.Pada musim ujian akhir (ujian akhir nasional) pemuda dapat juga memberikan
bimbingan kepada anak-anak anggota jemaat yang akan mengikuti ujian nasional tersebut.
Pemuda harus berperan aktif menciptakan dan membuat gereja menjadi pusat pembelajaran
dan pembinaan, sebab pemuda memiliki potensi untuk melakukan hal tersebut.
2. Pemuda Sebagai Teladan Bagi Generasi
Salah satu dari tri tugas panggilan gereja adalah Koinonia bersekutu,di gereja dikenal
seksi sekolah minggu, remaja, pemuda, wanita, bapak dan lanjut usia. Di dalam persekutuan
inilah terkumpul potensi-potensi yang dimiliki anggota jemaat.Persekutuan sangat
menentukan dapat tidaknya pelayanan berjalan dengan baik.Hanya dengan terciptanya
persekutuan yang baik maka akan tercipta kerjasama yang baik menyatukan potensi-potensi
yang dimiliki untuk mewujudkan tugas panggilan gereja.Oleh sebab itu,dalam hal pemuda
memperan serta dalam pelayanan maka harus diciptakan dahulu persekutuan yang baik di
tengah-tengah pemuda gereja sehingga persekutuan tersebut menarik bagi orang lain untuk
terlibat di dalamnya.Tidak ada ruang untuk mengembangkan kelompok-kelompok yang
dianggap penting sedang yang lain hanya penggembira saja, sebab hal yang demikian dapat
menimbulkan perpecahan dan pelayanan tidak dapat berjalan dengan baik.

Selain itu, pemuda dalam persekutuannya harus terbuka terhadap kategorial yang lainnnya
khususnya kepada kategorial sekolah minggu dan remaja. Pemuda harus menjadi teladan bagi
adek-adeknya sekolah minggu dan remaja, bahkan pemuda hendaknya terlibat dalam
pelayanan dan pembinaan rohani bagi mereka menjadi partner kerja majelis,misalnya menjadi
guru sekolah minggu atau terlibat dalam pelaksanaan kebaktian-kebaktian atau penelahaan
alkitab, dengan keterlibatan pemuda dalam pelayanan di kategorial sekolah minggu dan
remaja secara khusus kategorial remaja diharapkan regenerasi persekutuan pemuda dapat
berjalan dengan baik.Anak remaja tidak gamang memasuki wilayah pemuda karena dia
sedikit banyak sudah mengenalnya.

Sebab sering terjadi di tengah-tengah gereja ada masa-masa di mana anggota persekutuan
pemuda secara kuantitas sedikit, sedang gereja sudah menamatkan 2 sampai 3 kali pelajar
katekhisasi sidi.Kenapa? Karena remaja tadi tidak diperkenalkan lebih dahulu persekutuan
pemuda, dia masuk ke persekutuan remaja risih sedang masuk ke persekutuan pemuda ragu-
ragu.Untuk mengatasi hal tersebut pemuda harus proaktif memperkenalkan persekutuan
pemuda, sehingga remaja-remaja pada waktunya dengan keinginan dan kerinduannya mau
melibatkan diri ke dalam persekutuan pemuda, maka terciptalah persekutuan pemuda yang
berkesinambungan di tengah-tengah gereja.

3. Menjadi Agen Penggerak Tubuh Kristus


Pemuda yang telah dibina dengan baik akan menghasilkan pemuda dengan iman yang
dewasa. Pemuda yang dewasa secara rohani bukan saja bisa bertumbuh dan dilibatkan dalam
tugas pelayanan gereja, tetapi juga dapat menjadi agen penggerak bagi pertumbuhan iman
tubuh Kristus secara keseluruhan.Mereka bisa diberi tempat untuk ikut memberi masukan
bagi perkembangan Gereja, misalnya ikut diundang dalam rapat-rapat Gereja.Ide-ide yang
baik dari pemuda dapat menjadi bagian dari kemajuan Gereja.Perlu diperhatikan bahwa
semakin muda usia pembinaan, semakin cepat pula persiapan gereja untuk menghasilkan
anggota-anggota jemaat yang didewasakan di dalam Kristus.Gereja harus memberikan waktu,
dana, dan perhatian bagi pembinaan iman kaum pemuda. Jika gereja tidak memberi tempat
bagi pemuda untuk bertumbuh dan ikut berperan, tidak heran jika jumlah kaum pemuda
dalam gereja akan makin menurun.
4. Menjadi Penerus Masa Depan Gereja
Masa remaja dikatakan sebagai masa-masa emas dan akan diisi dengan berbagai kegiatan
untuk menyongsong masa depan. Jika gereja tidak memenangkan mereka pada masa-masa
emas ini, gereja akan kehilangan kesempatan untuk membina remaja menjadi pemimpin
gereja masa depan.Walaupun tidak semua remaja/pemuda akan menjadi pemimpin, jika
mereka dibina dengan baik, mereka dapat menjadi pemuda-pemuda berpotensi yang dapat
memberi pengaruh kepada gereja, terutama menjadi teladan bagi pemuda-pemuda lain dan
yang lebih muda.Mereka akan menjadi anggota gereja yang baik dan berperan di masyarakat
sebagai saksi-saksi Kristus.Jika regenerasi kepemimpinan gereja berjalan dengan baik, pada
masa-masa ini, kualitas kepemimpinan pemuda sudah dapat dilihat melalui keterlibatan
mereka memimpin komisi remaja dan pemuda gereja.Gereja bisa menempa mereka dengan
memberi kepercayaan mengelola pelayanan sekolah minggu dan kegiatan gereja lainnya yang
melibatkan pemuda.Melalui pembinaan iman remaja yang baik, gereja telah menyiapkan
masa depannya yang cerah.seperti yg tertulis di amsal 22: 6.Didiklah orang muda menurut
jalan yg patut baginya maka pada masa tuanya pun ia tak akan menyimpang dari pada jalan
itu.

5. Menjadi Saksi Kristus


Remaja atau pemuda yang dibina dengan baik dapat menjadi saksi Kristus dimana pun ia
ditempatkan, baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat.Gereja perlu membina
mereka untuk menjadi remaja atau pemuda Kristen yang takut akan Tuhan sehingga dapat
menyatakan Injil kepada semua orang terutama teman-teman di dalam komunitasnya.Seperti
yang kita ketahui bersama, dunia remaja atau pemuda saat ini semakin jauh dari Kristus.Jika
tidak bergerak dengan cepat, banyak remaja gereja yang akan ikut terlindas di
dalamnya.Namun, jika remaja atau pemuda dimenangkan pada usia-usia ini, mereka akan
dapat menjadi saksi Kristus yang sangat efektif untuk membawa remaja atau pemuda lain
dimenangkan oleh Kristus.Remaja memiliki semangat yang tinggi dan memiliki kesempatan
yang besar untuk bertemu dengan remaja atau pemuda lain, terlibat lagi dengan kemajuan
teknologi yang memungkinkan mereka terkoneksi lebih cepat dan mudah dengan banyak
orang.Karena itu, bagian yang harus diperrhatian oleh gereja adalah bagaimana
memperlengkapi remaja atau pemuda dan menolong mereka yang sudah percaya untuk
terlibat menjadi saksi-saksi-Nya di tengah dunia yang gelap ini.

III. Kesimpulan
Kaum pemuda adalah penerus masa depan bagi dunia, dan khususnya gereja, sebagai
penggerak Kristus di tengah-tengah dunia ini.Masa muda adalah masa yang indah untuk
melayani, waktu untuk berkarya dan berbuah bagi Tuhan.Masa muda bukanlah menjadi
penghalang bagi kita untuk turut serta dalam pelayanan, memikul tanggungjawab untuk
melakukan tri tugas panggilan orang-orang percaya, yaitu bersekutu, bersaksi dan melayani.
Peranan pemuda di dalam gereja sangat dibutuhkan dalam menjamin mutu gereja, karena
kaum pemuda adalah salah satu yang dapat mengembangakan masa depan geraja.
Tunjukkanlah bahwa kamu pun bisa dan mempunyai kapasitas untuk di andalkan dalam
pelayanan di tengah-tengah gereja dan masyarakat.Karena kaum muda adalah bunga-bunga
gereja.

IV. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai