KAJIAN
IMD adalah singkatan dari Inisiasi Menyusu Dini yang dewasa ini sedang digalakkan
oleh bidan diseluruh Indonesia, karena merupakan salah satu gerakan sayang ibu dan bayi. IMD
juga adalah sebuah gerakan awal untuk memfasilitasi ibu dalam melakukan kegiatan menyusui
bayinya, serta membantu bayi untuk menyusu pada ibunya. IMD juga dapat menjadi salah satu
cara ibu untuk memberikan kolostrum yang bermanfaat pada bayi baru lahir.
Melihat dan mendalami tentang IMD yang sangat menarik, penulis merasa tertarik untuk
membuat suatu metode penelitian yang diangkat dari sebuah masalah yang sering ditemui oleh
penulis di ruangan kerjanya, yaitu pengetahuan ibu yang kurang tentang IMD dapat menghambat
atau membuat ibu tidak ingin melaksanakan IMD pada bayinya. Penelitian ini akan dilaksanakan
selama 3 bulan di ruang Melati 1 RSUD kabupaten Buleleng. Sehingga diharapkan setelah
penelitian ini dilakukan, penulis dapat membantu ibu-ibu pasca melahirkan untuk mengetahui
dan menginginkan melakukan IMD untuk membantu bayi mencari payudara ibu dan kemudian
dapat menyusu secara baik dan benar.
Penulis didukung dengan artikel bebentuk Jurnal yang berjudul Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu Tentang Inisiasi Menyusu Dini Dan Status Pekerjaan Ibu Dengan Status
Pemberian Asi Di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar pada tahun 2012, yang ditulis
oleh Ratna Malitasari.
Dibawah ini akan penulis jabarkan desain penelitian, alat pengambilan data, subyek penelitian
dan cara analisis data yang akan digunakan penulis dalam membuat penelitian.
2.1 Desain atau metode penelitian
Desain atau metode penelitian ilmiah dibagi menjadi lima, yaitu :
2.1.1 Metode Kualitatif.
Metode kualitatif adalah metode riset yang sifatnya memberikan penjelasan
dengan menggunakan analisis. Pada pelaksanaannya, metode ini bersifat subjektif dimana
proses penelitian lebih tiperlihatkan dan cenderung lebih fokus pada landasan teori.
Metode riset ini juga disebut dengan metode etnografi karena sangat jamak dipakai untuk
melakukan pengamatan kondisi sosial budaya.
6
2.1.2 Metode Kuantitatif
Metode kuantitatif adalah bentuk penelitian yang dilakukan secara sistematis,
terstruktur, serta terperinci. Pada pelaksanaaannya, metode riset ini fokus pada
penggunaan angka, tabel, grafik, dan diagram untuk menampilkan hasil data/ informasi
yang diperoleh.
2.1.3 Metode Survei
Metode survei adalah suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan hasil riset
dalam bentuk opini atau pendapat dari orang lain yang berinteraksi langsung dengan
objek yang diamati. Tujuan utama dari metode ini adalah untuk mendapatkan gambaran
umum melalui sampel beberapa orang.
2.1.4 Metode Ekspos Facto
Metode Ekspos Facto adalah metode riset untuk meneliti hubungan sebab-akibat
dari suatu peristiwa. Dari keterkaitan sebab-akibat tersebut akan ditemukan kemungkinan
baru yang bisa dijadikan indikator dalam proses riset.
2.1.5 Metode Deskriptif
Metode deskriptif adalah metode riset yang bertujuan untuk menjelaskan suatu
peristiwa yang sedang berlangsung pada masa sekarang dan juga pada masa lampau.
Metode riset ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu Longitudinal (sepanjang waktu)
dan Cross Sectional (waktu tertentu).
Dalam permasalahan yang akan penulis jabarkan ini menggunakan Metode
Penelitian Analitik dengan pendekatan Cros sectional atau dalam waktu tertentu.
Dikatakan menggunakan Metode Penelitian Analitik dengan pendeketan Cross Sectional
karena dilakukan penelitian dalam waktu tertentu saja, yakni penelitian akan dilakukan
pada saat ibu akan melakukan IMD.
7
sampling atau metode pengambilan sampel menurut penafsiran beberapa ahli . Beberapa
diantarnya adalah sebagai berikut;
8
1. Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Dibawah ini tehnik pengambilan sampel yang termasuk ke dalam kategori Non-
Probability Sampling, yaitu :
10
1. Purposive Sampling
Kriteria eksklusi:
1. Penderita Diabetes Melitus yang memiliki penyakit penyerta lainnya seperti gangguan
ginjal, gagal jantung, nefropati, dan lain sebagainya.
2. Penderita Diabetes Melitus yang mengalami gangguan kejiwaan.
2. Snowball Sampling
Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan wawancara
atau korespondensi. Metode ini meminta informasi dari sampel pertama untuk
mendapatkan sampel berikutnya, demikian secara terus menerus hingga seluruh
kebutuhan sampel penelitian dapat terpenuhi. Metode pengambilan sampel Snowball atau
Bola salju ini sangat cocok untuk penelitian mengenai hal-hal yang sensitif dan
membutuhkan privasi tingkat tinggi, misalnya penelitian tentang kaum waria, penderita
HIV, dan kelompok khusus lainnya.
11
3. Accidental Sampling
Pada metode penentuan sampel tanpa sengaja (accidental) ini, peneliti mengambil
sampel yang kebetulan ditemuinya pada saat itu. Penelitian ini cocok untuk meneliti jenis
kasus penyakit langka yang sampelnya sulit didapatkan. Contoh penggunan metode ini,
peneliti ingin meneliti tentang penyakit Steven Johnson Syndrom yaitu penyakit yang
merusak seluruh mukosa atau lapisan tubuh akibat reaksi tubuh terhadap antibiotik.
Kasus Steven Johnson Syndrome ini cukup langka dan sulit sekali menemukan kasus
tersebut. Dengan demikian, peneliti mengambil sampel saat itu juga, saat menemukan
kasus tersebut. Kemudian peneliti melanjutkan pencarian sampel hingga periode tertentu
yang telah ditentukan oleh peneliti. Tehnik pengambilan sampel dengan cara ini juga
cocok untuk penelitian yang bersifat umum, misalnya seorang peneliti ingin meneliti
kebersihan Kota Bandung. Selanjutnya dia menanyakan tentang kebersihan Kota
Bandung pada warga Bandung yang dia temui saat itu.
4. Quota Sampling
Metode pengambilan sampel ini disebut juga Quota Sampling. Tehnik
sampling ini mengambil jumlah sampel sebanyak jumlah yang telah ditentukan oleh
peneliti. Kelebihan metode ini yaitu praktis karena sampel penelitian sudah diketahui
sebelumnya, sedangkan kekurangannya yaitu bias penelitian cukup tinggi jika
menggunakan metode ini. Teknik pengambilan sampel dengan cara ini biasanya
digunakan pada penelitian yang memiliki jumlah sampel terbatas. Misalnya, penelitian
pada pasien lupus atau penderita penyakit tertentu. Dalam suatu area terdapat 10
penderita lupus, maka populasi tersebut dijadikan sampel secara keseluruhan , inilah yang
disebut sebagai Total Quota Sampling.
12
Dalam permasalahan yang penulis akan angkat dalam masalah ini menggunakan tekhnik
pengambilan sampel dengan cara Purposive sampling. Dimana sampel yang akan digunakan
adalah ibu-ibu post partum yang melahirkan di ruang melati 1 di RSUD Kabupaten Buleleng.
13
f) tes prestasi atau achievement test, digunakan untuk mengetahui pencapaian seseorang
setelah ia mempelajari sesuatu.
Bentuk instrumen ini dapat dipergunakan salah satunya dalam mengevaluasi kemampuan
hasil belajar siswa di sekolah dasar, tentu dengan memperhatikan aspek aspek mendasar seperti
kemampuan dalam pengetahuan, sikap serta keterampilan yang dimiliki baik setelah
menyelesaikan salah satu materi tertentu atau seluruh materi yang telah disampaikan.
15
2.3.4 Bentuk Instrumen Observasi
Observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagai pemusatan perhatian terhadap suatu
objek dengan melibatkan seluruh indera untuk mendapatkan data. Jadi observasi merupakan
pengamatan langsung dengan menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan,
atau kalau perlu dengan pengecapan. Instrumen yang digunakan dalam observasi dapat berupa
pedoman pengamatan, tes, kuesioner, rekaman gambar, dan rekaman suara.
Instrumen observasi yang berupa pedoman pengamatan, biasa digunakan dalam observasi
sitematis dimana si pelaku observasi bekerja sesuai dengan pedoman yang telah dibuat. Pedoman
tersebut berisi daftar jenis kegiatan yang kemungkinan terjadi atau kegiatan yang akan diamati.
Sebagai contoh, observasi yang dilakukan di sebuah sekolah, objek yang akan diamati ditulis
dalam pedoman tersebut secara berurutan dalam sebuah kolom yang akan di tally, isi daftarnya
adalah berbagai peristiwa yang mungkin terjadi di sekolah tersebut seperti: kepala sekolah
memberi pengarahan kepada guru-guru, guru piket mengisi materi pada kelas yang pengajarnya
berhalangan hadir, petugas administrasi mengisi buku induk siswa, penjaga sekolah memelihara
peralatan kebersihan sekolah, murid-murid berseragam rapih, dan sebagainya. Bekerja dengan
pedoman pengamatan seperti ini dinamakan sistem tanda (sign system), data yang didapatkan
berupa gambaran singkat (snapshot) mengenai situasi warga sekolah dalam suatu hari tertentu.
Ada lagi satu bentuk instrumen observasi yang dinamakan category system, yaitu sistem
pengamatan yang membatasi pada sejumlah variabel. Hal yang diamati terbatas pada kejadian-
kejadian yang termasuk dalam kategori variabel, di luar itu, setiap kejadian yang berlangsung
tidak diamati atau diabaikan saja. Contoh, pengamatan terhadap kinerja kepala sekolah, maka
kejadian yang diamati dan ditally adalah kepala sekolah datang ke sekolah tepat waktu, kepala
sekolah mengamati proses belajar mengajar, kepala sekolah membuat rancangan program
peningkatan kualitas guru dan murid, dan sebagainya. Hasil pengamatan menyimpulkan bahwa
kepala sekolah tersebut memiliki kinerja yang baik atau buruk.
Selain bentuk instrumen berupa pedoman pengamatan, terdapat juga instrumen observasi
dalam bentuk tes yang digunakan untuk mengamati aspek kejiwaan. Kemudian bentuk kuesioner
yang diberikan kepada responden untuk mengamati aspek-aspek yang ingin diselidiki, dan
rekaman gambar serta rekaman suara yang digunakan sebagai penyimpan sumber data, dimana
sumber data dapat diamati lebih lama bahkan berulang-ulang sesuai kebutuhan.
16
2.3.5 Bentuk Instrumen Skala Bertingkat atau Rating Scale
Bentuk instrumen dengan skala bertingkat lebih memudahkan peneliti untuk mengetahui
pendapat responden lebih mendalam tentang variabel yang diteliti. Rating atau skala bertingkat
adalah suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala. Yang harus diperhatikan dalam pembuatan
rating scale adalah kehati-hatian dalam membuat skala, agar pernyataan yang diskalakan mudah
diinterpretasi dan responden dapat memberikan jawaban secara jujur.
Untuk mengantisipasi ketidakjujuran jawaban dari responden, maka perlu diwaspadai
beberapa hal yang mempengaruhinya. Menurut Bergman dan Siegel dalam Suharsimi (2002)
faktor yang berpengaruh terhadap ketidakjujuran jawaban responden adalah persahabatan,
kecepatan menerka, cepat memutuskan, jawaban kesan pertama, penampilan instrumen,
prasangka, halo effects, kesalahan pengambilan rata-rata, dan kemurahan hati.
2.3.6 Bentuk Instrumen Dokumentasi
Bentuk instrumen dokumentasi terdiri atas dua macam yaitu pedoman dokumentasi yang
memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari datanya, dan check-list yang memuat
daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Perbedaan antara kedua bentuk instrumen ini
terletak pada intensitas gejala yang diteliti. Pada pedoman dokumentasi, peneliti cukup
menuliskan tanda centang dalam kolom gejala, sedangkan pada check-list, peneliti memberikan
tally pada setiap pemunculan gejala.
Instrumen dokumentasi dikembangkan untuk penelitian dengan menggunakan
pendekatan analisis isi. Selain itu digunakan juga dalam penelitian untuk mencari bukti-bukti
sejarah, landasan hukum, dan peraturan-peraturan yang pernah berlaku. Subjek penelitiannya
dapat berupa buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian,
bahkan benda-benda bersejarah seperti prasasti dan artefak.
Cara pengumpulan data yang akan penulis gunakan adalah dengan menggunakan lembar
kuisioner, dengan jenis pertanyaan yang tertutup. Pertanyaan-pertanyaan yang akan penulis
ajukan tentu akan di uji validitas terlebih dahulu, agar dapat mewakili data yang akan penulis
cari untuk membuat kesimpulan dari penelitian.
17
2.4 Cara Menganalisis data
Kata analysis berasal dari bahasa Greek Yunani terdiri dari kata “ana” dan “lysis”.
Ana artinya atas above, lysis artinya memecahkan atau menghancurkan. Secara definitif
ialah “Analysis is a process of resolving data into its constituent components to reveal its
characteristic elements and structure’ Ian Dey. Agar data bisa dianalis maka data tersebut
harus dipecah dahulu menjadi bagian-bagian kecil menurut elemen atau struktur,
kemudian menggabungkannya bersama untuk memperoleh pemahaman yang baru.
Analisa data merupakan proses paling vital dalam sebuah penelitian. Hal ini
berdasarkan argumentasi bahwa dalam analisa inilah data yang diperoleh peneliti bisa
diterjemahkan menjadi hasil yang sesuai dengan Kaidah ilmiah. Analisis data adalah
upaya atau cara untuk mengolah data menjadi informasi sehingga karakteristik data
tersebut bisa dipahami dan bermanfaat untuk solusi permasalahan, tertutama masalah
yang berkaitan dengan penelitian. Atau definisi lain dari analisis data yaitu kegiatan yang
dilakukan untuk menubah data hasil dari penelitian menjadi informasi yang nantinya bisa
dipergunakan dalam mengambil kesimpulan.
18
1. ANALISIS UNIVARIAT
Adalah Analisis yang dilakukan pada satu variabel atau ada lebih variabel
tapi tidak saling terkait, contoh
Hasil penelitian mengenai kekerasan seksual dapat dilihat pada tabel berikut:
Pernah 54 20,8
Dari data diatas menunjukan bahwa sebagian responden tidak pernah mengalami kekerasan
seksual, yaitu sebanyak 206 responden (79,2%)
2. ANALISIS BIVARIAT
Adalah analisis yang dilakukan pada dua variabel, yang bermanfaat untuk
mengetahui hubungan pada dua variabel tersebut. Analisis ini memiliki lebih dari
satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Contoh : “Motivasi kerja dengan
produktivitas”. Motivasi kerja sebagai variabel bebas dan produktivitas sebagai
variabel terikat. Apakah ada hubungan antara motivasi kerja dengan
produktivitas? Apakah ada pengaruh motivasi kerja dengan produktivitas? Dalam
analisis bivariat ini, secara umum dapat dihitung melalui analisa korelasi
(hubungan) dan analisa regresi (pengaruh).
19
3. ANALISIS MULTIVARIAT
20