Pd,
Institusi, Tahun Ajar SMK NEGERI 1 GUNUNG JATI,
2021
2. Jenjang Sekolah SMK
3. Fase/Kelas E/X
4. Kode Modul M.1.1_Kurnia1_A.1.1_Sovia1
5. Alokasi Waktu 3 TM x 6 JP x 45 MENIT (810 MENIT)
(menit)
6. Tujuan Peserta didik mampu menjelaskan perkembangan teknologi
Pembelajaran dan isu-isu global terkait desain pemodelan dan informasi
bangunan dengan menggunakan kata-kata sendiri
7. Profil Pelajar Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan YME, Berfikir Kritis
Pancasila dan Kreatif, Berkebinekaan Global
8. Sarana Prasarana Laptop, Internet, Infokus, ATK
9. Moda (PJJ, TM, TM
Blended)
10. Kegiatan Diskusi, Observasi, Presentasi
Pembelajaran
11. Kata Kunci (materi Perkembangan Teknologi dan Isu-isu Global
pokok)
12. Kode Perangkat DPIB.E.KUD.10.2
13. Jumlah Peserta 36 Siswa
Didik
14. Karakteristik Reguler / Tipikal
Peserta Didik
14. Materi Ajar 1. Green building (hutan vertikal)
2. Sustainable building
3. Green Architecture
Kegiatan Pembelajaran 1
B Inti 105’
- Guru menyampaikan materi pembelajaran (Green
(Green Building
dan Sustainable Building) dan tujuan pembelajaran
- Guru memberikan assessment diagnosis non kognitif
- Membentuk kelompok belajar beranggotakan 5-6
5 6 siswa/murid
- Siswa diminta untuk menganalisis dan mengidentifikasikan
masalah terkait tayangan video https://youtu.be/Ahoq-shlBks
shlBks
dan https://youtu.be/DitBPAkFQUE
- Siswa kemudian diberikan LKPD untuk mencatat apa yang
diketahui dan didapatkan saat meyimak video dan
membahasnya bersama anggota kelompok kemudian
kem
membuat resume
- Setelah selesai, guru mengulas video tersebut dengan
memberikan pertanyaan pemantik kepada siswa untuk
dijadikan bahan diskusi
- Setiap kelompok secara bergantian menuliskan materi yang
didapat pada kertas sticky notes dan menempelkannya di
papan tulis
- Guru mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh setiap
kelompok
- Guru memberikan ice breaking
- Siswa diberitugas individu untuk menganalisis lingkungan
sekitar apakah sudah menerapkan green building, sesuai 6
kriteria (ada pada materi) menganalisis dan Menyusun
permasalahan yang ada pada LKPD
C Penutup 15’
- Guru dan siswa melakukan refleksi bersama-sama terkait
topik yang sedang dibahas
- Guru menyampaikan topik yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya
- Guru meminta salah satu siswa (bergantian) untuk mengakhiri
- pertemuan pembelajaran hari ini dengan berdoa bersama-
sama
Kegiatan Pembelajaran 2
Kegiatan Pembelajaran 3
No. Kegiatan Durasi
waktu
A Pendahuluan : 15’
- Guru menyapa siswa dengan salam
B Inti 105’
- Melakukan asesmen sumatif
- Guru menyampaikan materi cara pembuatan lubang
biopori melalui video berikut
https://youtu.be/hePQNqvyL9k dan
https://youtu.be/75xhHycvXLU
- Siswa menyimak dan mencatat penjelasan guru
- Siswa menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
- Siswa dan guru ke luar kelas membuat lubang biopori di
sekitar lingkungan sekolah, satu kelompok membuat 3
lubang
- Setelah selesai siswa Kembali ke dalam kelas
- Perwakilan kelompok menceritakan pengalaman membuat
lubang biopori
C Penutup 15’
- Guru dan siswa melakukan refleksi bersama-sama terkait
topik yang sedang dibahas
- Guru menyampaikan topik yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya
- Guru meminta salah satu siswa (bergantian) untuk
mengakhiri pertemuan pembelajaran hari ini dengan
berdoa bersama-sama
Asesment Diagnostik Non Kognitif
Nama :
Kelas :
No. Pertanyaan
Tindak Lanjut
a. Identifikasi siswa dengan ekspresi emosi negatif dan ajak berdiskusi empat mata.
Nama :
No. Pertanyaan Jawaban
Kelas :
Tindak Lanjut
Setelah semua murid menyelesaikan asesmen, gunakan contoh tabel di bawah ini
untuk:
Melakukan penilaian untuk masing-masing murid, dengan memberikan nilai 1 apabila
jawaban benar, dan nilai 0 apabila jawaban salah. Jadi, seorang murid yang bisa
menjawab dengan benar 10 soal akan mendapatkan nilai 10.
Menghitung rata-rata kelas, dengan menambahkan nilai total semua murid, dan
membagi dengan jumlah murid yang mengikuti asesmen awal.
Berdasarkan hasil penilaian, bagi siswa menjadi 3 kelompok
- Tugas Kelompok 1
Petunjuk :
Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa kemudian menganalisis
video https://youtu.be/Ahoq-shlBks dan https://youtu.be/DitBPAkFQUE
Setelah selesai setiap kelompok secara bergantian menuliskan materi yang didapat
pada kertas sticky notes dan menempelkannya di papan tulis
- Tugas Individu
Siswa diminta untuk melakukan menganalisis lingkungan sekitar (dengan
pengamatan maupun wawancara) apakah sudah sesuai dengan 6 kriterian green
building:
1) Kesesuaian tata guna lahan (ASD),
2) Efisiensi dan Konservasi energi ( EEC),
3) Konservasi Air (WAC),
4) Sumber dan Siklus Material (MRC),
5) Kualitas Udara dan Kenyamanan Ruang (IHC),dan
6) Manajemen Lingkungan Bangunan (BEM).
- Tugas Kelompok 1
Petunjuk :
Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa kemudian menganalisis
video https://youtu.be/gsFEYRTNlg8 dan mencatat pada LKPD
- Tugas Kelompok 1
Petunjuk
- Pipa pvc yang sudah dilubangi dengan bor/solder dengan diameter 10-15 cm
dan panjang 10-20 cm (bila tanah mudah ambrol perlu dipasang penyangga
berupa pipa PVC)
Langkah Kerja:
1. Tentukan lokasi lubang resapan. Idealnya jarak antar lubang adalah 50-100 cm.
Pastikan berjarak agak jauh dengan sumur air/sumber air
2. Sirami lokasi yang diinginkan dengan air agar tanah menjadi gembur dan
empuk
5. Masukan PVC berlubang jika struktur tanah mudah ambrol. PVC ini akan
berfungsi sebagai penyangga. Bila tsruktur tanah cukup kuat, maka pipa PVC
ini tidak diperlukan
LEMBAR PENILAIAN
1
2
dst
RUBRIK PENILAIAN
ASPEK Belum Cukup Kompeten Kompeten (71-90) Sangat
Kompeten (0-60) (61-70) Kompeten (91-
100)
Alat dan Bahan Alat dan bahan Alat dan bahan Alat dan bahan Alat dan bahan
yang dibawa yang dibawa cukup yang lengkap yang dibawa
tidak lengkap lengkap sangat lengkap
Kerapihan Lubang biopori Lubang biopori Lubang biopori Lubang biopori
yang dibuat tidak yang dibuat cukup yang dibuat rapih yang dibuat
rapih rapih sangat rapih
Kesesuaian Ukuran yang Ukuran yang dibuat Ukuran yang Ukuran yang
dibuat tidak cukup sesuai dibuat sesuai dibuat sangat
sesuai sesuai
Proses Kerja Peserta didik Peserta didik cukup Peserta didik Peserta didik
tidak mampu mampu berdiskusi mampu berdiskusi sangat mampu
berdiskusi dan dan bekerjasma dan bekerjasma berdiskusi dan
bekerjasma dengan kelompok dengan kelompok bekerjasma
dengan dengan
kelompok. kelompok.
Asesment Sumatif
Jawablah uraian di bawah ini dengan benar dan tepat!
1. Menurut pendapat kalian bagaimana efektifitas green building jika diterapkan pada
lingkungan sekolah?
2. Berikan contoh gambar suatu konstruksi bangunan yang menerapkan green building,
uraikan pemahaman kalian tentang green building dalam konstruksi bangunan!
3. Tuliskan contoh bahan bangunan berkelanjutan yang Bisa transform konstruksi dalam
proyek bangunan!
4. Apa yang dimaksud dengan green building?tuliskan dengan kalimatmu sendiri!
5. Sebutkan dasar kualifikasi green architecture menurut standar LEED!
LEED!
Rumusan penilaian :
Nilai = (total skor perolehan/total skor ) x 20
Total Skor = 100
1. Apakah pembelajaran yang saya lakukan sudah sesuai denga napa yang saya
rencanakan?
5. Apa kesulitan yang dialami peserta didik dalam mencapai tujuan pembeajaran?
3. Apakah asesmen
n membantu kalian?
Tugas: Lihat dan amati video yang ditayangkan lalu tulislah apa yang anda pelajari
dari video tersebut ke dalam table di bawah ini !
Kelompok :
Kelas :
Nama Anggota
Kelompok :
Materi Apa yang anda ketahui Apa yang anda pelajari setelah
melihat tayangan video
LEMBAR PENILAIAN
RUBRIK PENILAIAN
Keterangan :
Penilaian sikap berbentuk buku anekdot (tentang perilaku siswa saat berdiskusi dan saat
pembelajaran)
Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi.
Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga
mencapai level kompeten
Pertemuan 1
a. Green building
Pertumbuhan pembangunan gedung gedung tinggi, pertumbuhan penduduk, jika tidak
dikelola secara seksama dengan memperhatikan kelestarian lingkungan sangat
memungkinkan terjadinya degradasi lingkungan. Mengingat penggunaan energi terbesar di
dunia adalah bangunan
gunan yaitu sekitar 40%, maka usaha perencanaan dan pengelolaan
bangunan hemat energi sangat diperlukan. Mengapa Green Building penting dalam
Pembangunan Berkelanjutan.
Proyek pembangunan dan lingkungan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Sebuah
h bangunan akan mengkonsumsi energi, material, dan air baik dalam proses
konstruksi maupun dalam operasional bangunan. Dengan cara ini pembangunan gedung
tinggi akan mendukung pembangunan berkelanjutan. Konsep green building harus
memenuhi 6 kriteria, yaitu:
1) Kesesuaian tata guna lahan (ASD),
2) Efisiensi dan Konservasi energi ( EEC),
3) Konservasi Air (WAC),
4) Sumber dan Siklus Material (MRC),
5) Kualitas Udara dan Kenyamanan Ruang (IHC),dan
6) Manajemen Lingkungan Bangunan (BEM).
Dengan Peraturan
an Gubernur tahun 2012, Jakarta menjadi kota pertama di Asia Pasifik
yang mewajibkan pembangunan gedung ramah lingkungan. Konsep green building yang
ramah lingkungan serta hemat energi sangat baik bagi kesehatan karena memperbaiki
kualitas udara, kualitas air maupun kenyamanan.
Konsep green building perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah agar pembangunan
yang dilaksanakan dalam perkotaan tidak hanya merusak lingkungan tetapi juga berusaha
memperbaiki lingkungan perkotaan menjadi lebih baik dari sebelumnya.
sebelumnya. Istilah green di
dalam green building bukan berarti bangunan berwarna hijau atau dikelilingi pohon pohon,
tetapi lebih menekankan pada keselarasan dengan lingkungan global, yaitu udara, air,
tanah dan api.
Pengertian Green Building adalah merupakan gabungan bangunan berkelanjutan yang
bertanggung jawab terhadap lingkungan dan hemat sumber daya sepanjang siklus hidup
bangunan tersebut, mulai dari pemilihan tempat sampai desain, konstruksi, operasi,
perawatan, renovasi, dan peruntuhan. Penerapan Green Building bukan saja memberikan
manfaat secara ekologis, tetapi juga bernilai ekonomis, dengan cara menurunkan biaya
operasional dan perawatan gedung. Bangunan ramah lingkungan (Green Building)
menurut peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 8 tahun 2010 tentang Kriteria
dan Sertifikasi Bangunan Ramah Lingkungan, adalah suatu bangunan yang menerapkan
prinsip
lingkungan dalam perancangan, pembangunan, pengoperasian, dan pengelolaannya dan
aspek penting penanganan dampak perubahan iklim. Green Building dirancang untuk
mengurangi dampak lingkungan bangunan dan alam terhadap kesehatan manusia dengan
cara:
1) Menggunakan energi, air, dan sumber daya lain secara efisien,
2) Melindungi kesehatan penghuni dan meningkatkan produktivitas karyawan,
3) Mengurangi limbah, polusi dan degradasi lingkungan. Bangunan hijau (Green Building)
adalah konsep untuk bangunan yang berkelanjutan dan mempunyai syarat tertentu yaitu:
1) Konsep ramah lingkungan dan High Performance Building
a) Ditinjau dari dinding bangunan, terdapat kaca dibeberapa bagiannya. Fungsi banyak
kaca untuk menghemat penggunaan elektricity bangunan terutama dari segi pencahayaan
dari lampu. Penempatan jendela yang efektif dalam pencahayaan dapat memberikan lebih
banyak cahaya alami dan mengurangi kebutuhan untuk penerangan listrik pada siang hari.
(Rahmatika, 2020)
Gambar 2.3. Rumah ramah energy penghawaan
Kolam air disekitar bangunan berfungsi selain dapat memantulkan sinar lampu, juga dapat
mereduksi panas matahari sehingga udara tampak sejuk dan lembab.
(Apriathama, 2020)
Gambar 2.5. Kolam sebagi pereduksi panas
Memiliki konsep yang berkelanjutan Menelaah lahan lingkungan wilayah yang sangat
terbatas, dengan konsep alamiah dan natural dipadukan konsep teknologi tinggi, bangunan
ini memungkinkan terus bertahan dalam jangka panjang karena tidak merusak lingkungan
sekitar yang ada.
3) Memiliki Konsep Penghijauan Dengan konsep penghijauan sangat cocok untuk iklim
yang masih tergolong tropis (khatulistiwa). Pada saat penghujan dapat sebagai resapan air
dan pada saat kemarau dapat sebagai penyejuk udara. PT. Pembangunan Perumahan
(Persero) menyatakan bahwagreen construction target memiliki 6 kriteria untuk
diaplikasikan
di lokasi proyek, diantaranya:
a) Tepat guna lahan
b) Efisiensi dan konservasi energi
c) Konservasi air
d) Manajemen lingkungan proyek
e) Sumber dan siklus material
f) Kesehatan dan kenyamanan di area proyek
b. Sustainable building
Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah proses pembangunan
(lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip untuk memenuhi kebutuhan
sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan (sumber:
Brundtland Report dari PBB). Pembangunan berkelanjutan bisa dicapai jika ada kepedulian
baik dari pihak pemerintah maupun swasta dalam merencanakan dan mengelola
perkembangan kota, dengan memperbaiki atau mengurangi kerusakan lingkungan tanpa
mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. Konsep
pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang mencakup tiga pilar utama,
yaitu: (a) pembangunan ekonomi; (b) pembangunan sosial, dan (c) pelestarian lingkungan
hidup. Ketiga pilar tersebut tidak mungkin dipisahkan karena satu sama lain saling terkait
dan saling menunjang. Konsep pembangunan yang memiliki kepedulian lebih terhadap
lingkungan, dalam perkembangannya sering hadir dan dipandang sebelah mata karena
berlawanan dengan pembangunan ekonomi. Mengingat teknologi bangunan dengan
konsep bangunan
berkelanjutan (Sustainable Building) bukanlah hal yang murah. Sebetulnya konsep
bangunan berkelanjutan dapat memberikan dampak positif, karena berkontribusi menahan
laju pemanasan global dengan membenahi iklim mikro. Hanya saja konsep ini biasanya
memerlukan biaya yang sedikit lebih mahal pada awalnya, namun dalam jangka menengah
akan mengurangi biaya operasional bangunan dari penghematan energi. Berbagai nilai
tambah ini selaras dengan investasi biaya yang kedepannya justru akan memberikan
keuntungan jangka panjang. Hal inilah yang menjadi keunggulan dari konsep bangunan
berkelanjutan. Dengan semakin meningkatnya kesadaran stakeholder mengenai
kesehatan dan kesejahteraan diri, bangunan dituntut secara langsung berkontribusi
kepada kesehatan dan kesejahteraan orang-orang yang tinggal, bekerja, dan menimba
ilmu di dalamnya. Dengan kata lain, stakeholder menuntut bangunan berkelanjutan
(sustainable). Lima Bahan Bangunan Berkelanjutan yang Bisa Transform Konstruksi
adalah;
1) Wol Bata
Dikembangkan oleh para peneliti Spanyol dan Skotlandia dengan tujuan untuk
mendapatkan komposit yang lebih berkelanjutan, tidak beracun, menggunakan bahan lokal
yang melimpah bahwa mekanik akan meningkatkan batu bata kekuatan. Cukup dengan
menambahkan wol dan polimer alami yang ditemukan dalam rumput laut dengan tanah liat
dari batu bata, batu bata adalah 37% lebih kuat dari batu bata lain, dan lebih tahan
terhadap iklim basah yang dingin sering ditemukan di Inggris. Mereka juga kering keras,
mengurangi energi yang diwujudkan karena mereka tidak perlu dipecat seperti batu bata
tradisional.
(Indeco, 2018)
Gambar 2.6. Pengunaan wal bata dala pembuatan rumah
2) Ubin surya
Genteng tradisional baik ditambang dari tanah atau set dari beton atau tanah liat semua
metode energi intensif. Setelah terinstal, mereka ada hanya melindungi bangunan dari
unsur-unsur meskipun fakta bahwa mereka menghabiskan sebagian besar hari menyerap
energi dari matahari. Dengan pemikiran ini, banyak perusahaan sedang mengembangkan
ubin surya. Tidak seperti kebanyakan unit surya yang tetap di atas atap yang ada, ubin
surya
sepenuhnya terintegrasi ke dalam gedung melindunginya dari cuaca dan pembangkit listrik
untuk penghuninya.
(Safaraz, 2018)
Gambar 2.7. Ubin Surya di jalanan Doha Qatar
(Brooks, 2019)
Sebuah bangunan yang menggabungkan semua lima dari metode ini akan menjadi pilihan
mengagumkan berkelanjutan untuk perumahan. Sementara industri konstruksi cenderung
maju dengan lambat, pentingnya keberlanjutan adalah masalah profil tinggi, dan salah satu
yang hanya cenderung meningkat. Dengan bahan bangunan yang berkelanjutan sudah
sepenuhnya dikembangkan, sekarang sampai kepada konsumen untuk secara aktif
menuntut penggunaan dan bangunan pengembang mereka untuk merespon segera.
Pertemuan 3
Pengertian Arsitektur hijau
Arsitektur hijau atau yang dikenal secara global dengan sebutan green architecture
merupakan salah satu aliran arsitektur yang berfokus pada arsitektur yang ramah
lingkungan. Beberapa poin pentingnya seperti meminimalisasi konsumsi sumber daya
alam, efisiensi energi, penggunaan air yang bijak dan berkelanjutan, dan material non
polusi serta daur ulang.
Dalam istilah arsitektur hijau kemudian berkembang berbagai istilah penting seperti
pembangunan yang berkelanjutan atau yang dikenal dengan sustainable development.
Istilah ini dipopulerkan pada tahun 1987 sebagai pembangunan yang dapat memenuhi
kebutuhan orang-orang masa kini tanpa harus mengorbankan sumber daya alam yang
harus diwariskan kepada generasi mendatang. Hal ini diucapkan oleh Perdana Menteri
Norwegia Bruntland.
Solusi yang dapat mengatasinya adalah desain bangunan harus mampu memodifikasi
iklim dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah lingkungan yang sudah
ada. Lebih jelasnya dengan memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi. Cara
mendesain bangunan agar hemat energi, antara lain:
• Banguanan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan pencahayaan dan
menghemat energi listrik.
• Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi thermal
sebagai sumber listrik dengan menggunakan alat Photovoltaic yang diletakkan di atas
atap. Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke bawah menuju dinding timur-barat atau
sejalur dengan arah peredaran matahari untuk mendapatkan sinar matahari yang
maksimal.
• Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah. Selain itu
juga menggunakan alat kontrol penguranganintensitas lampu otomatis sehingga lampu
hanya memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat terang tertentu.
• Menggunakan Sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat mengatur
intensitas cahaya dan energi panas yang berlebihan masuk ke dalam ruangan.
• Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak menyilaukan, yang
bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya.
• Bangunan tidak menggunkan pemanas buatan, semua pemanas dihasilkan oleh
penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui lubang ventilasi.
• Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin (AC) dan lift.
2. Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami)
Melalui pendekatan green architecture bangunan beradaptasi dengan lingkungannya. Hal
ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim dan lingkungannya sekitar ke
dalam bentuk serta pengoperasian bangunan, misalnya dengan cara:
• Orientasi bangunan terhadap sinar matahari.
• Menggunakan sistem air pump dan cros ventilation untuk mendistribusikan udara
yang bersih dan sejuk ke dalam ruangan.
• Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya dengan membuat
kolam air di sekitar bangunan.
• Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk
mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai kebutuhan.
3. Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan)
Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini
dimaksudkan keberadan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan
pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar, dengan cara sebagai berikut.
• Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti bentuk
tapak yang ada.
• Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan mendesain
bangunan secara vertikal.
• Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak
merusak lingkungan.
4. Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan)
Antara pemakai dan green architecture mempunyai keterkaitan yang sangat erat.
Kebutuhan akan green architecture harus memperhatikan kondisi pemakai yang didirikan
di dalam perencanaan dan pengoperasiannya.
5. Limitting New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru)
Suatu bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada dengan
meminimalkan penggunaan material baru, dimana pada akhir umur bangunan dapat
digunakan kembali unutk
k membentuk tatanan arsitektur lainnya.
6. Holistic
Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas menjadi satu
dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip
Prinsip prinsip green architecture pada dasarnya tidak dapat
dipisahkan, karena saling berhubungan
berhub satu sama lain.
Arsitektur hijau menekankan bahwa dekorasi dan perabotan di dalam sebuah rumah tidak
perlu berlebihan. Hal ini juga dimaksudkan hal ini juga dimaksudkan untuk mengurangi
penggunaan bahan-bahan
bahan furniture yang tidak diperlukan. Saniter yang lebih baik, Dapur
yang bersih, desain hemat energi, pengolahan air yang benar, luas dan jumlah ruang yang
sesuai kebutuhan,
uhan, serta ketersediaan ruang hijau.
Untuk lebih memperkaya pemahaman siswa mengenai pengaplikasian green building,
silakan kalian simak video di bawah ini dengan cara mengklik langsung pada gambar
tangkapan video berikut, catat informasi apa yang kalian dapatkan setelah melihat video
tersebut:
Remedial dilakukan apanila tujuan pembelajaran belum tercapai. Belum tercapainya tujuan
pembelajaran dapat diketahui apabila skor perolehan dari instrument penilaian/assesmen
masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)