Anda di halaman 1dari 24

ANATOMI DAN FUNGSI GINJAL

Oleh :

Rifqi Ramadhan

NPM . 09310193

UNIVERSITAS MALAHAYATI

BANDAR LAMPUNG

2009

A.PENGERTIAN GINJAL

Ginjal dilihat dari belakang (tulang rusuk dihilangkan)


Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip
kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring
kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan
air dalam bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang mempelajari
ginjal dan penyakitnya disebut nefrologi.

B.Anatomi dasar

1) Makroskopis
Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang
peritonium, didepan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar
(transversus abdominis, kuadratus lumborum dan psoas mayor).
Ginjal pada orang dewasa penjangnya sampai 13 cm, lebarnya 6 cm
dan berat kedua ginjal kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau ginjal
beratnya antara 120-150 gram.
Bentuknya seperti biji kacang, jumlahnya ada 2 buah yaitu kiri dan
kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya
ginjal laki-laki lebih panjang dari pada ginjal wanita. Ginjal
dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal.
Potongan longitudinal ginjal memperlihatkan dua daerah yang
berbeda yaitu korteks dan medulla.

Medulla terbagi menjadi baji segitiga yang disebut piramid. Piramid-


piramid tersebut dikelilingi oleh bagian korteks dan tersusun dari
segmen-segmen tubulus dan duktus pengumpul nefron. Papila atau
apeks dari tiap piramid membentuk duktus papilaris bellini yang
terbentuk dari kesatuan bagian terminal dari banyak duktus
pengumpul (Price,1995 : 773).

2) Mikroskopis
Tiap tubulus ginjal dan glumerulusnya membentuk satu kesatuan
(nefron). Nefron adalah unit fungsional ginjal. Dalam setiap ginjal
terdapat sekitar satu juta nefron. Setiap nefron terdiri dari kapsula
bowman, tumbai kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal,
lengkung henle dan tubulus kontortus distal, yang mengosongkan diri
keduktus pengumpul. (Price, 1995)
3) Vaskularisasi ginjal
Arteri renalis dicabangkan dari aorta abdominalis kira-kira setinggi
vertebra lumbalis II. Vena renalis menyalurkan darah kedalam vena
kavainferior yang terletak disebelah kanan garis tengah. Saat arteri
renalis masuk kedalam hilus, arteri tersebut bercabang menjadi arteri
interlobaris yang berjalan diantara piramid selanjutnya membentuk
arteri arkuata kemudian membentuk arteriola interlobularis yang
tersusun paralel dalam korteks. Arteri interlobularis ini kemudian
membentuk arteriola aferen pada glomerulus (Price, 1995).

Glomeruli bersatu membentuk arteriola aferen yang kemudian


bercabang membentuk sistem portal kapiler yang mengelilingi tubulus
dan disebut kapiler peritubular. Darah yang mengalir melalui sistem
portal ini akan dialirkan kedalam jalinan vena selanjutnya menuju
vena interlobularis, vena arkuarta, vena interlobaris, dan vena renalis
untuk akhirnya mencapai vena cava inferior. Ginjal dilalui oleh sekitar
1200 ml darah permenit suatu volume yang sama dengan 20-25%
curah jantung (5000 ml/menit) lebih dari 90% darah yang masuk
keginjal berada pada korteks sedangkan sisanya dialirkan ke medulla.
Sifat khusus aliran darah ginjal adalah otoregulasi aliran darah melalui
ginjal arteiol afferen mempunyai kapasitas intrinsik yang dapat
merubah resistensinya sebagai respon terhadap perubahan tekanan
darah arteri dengan demikian mempertahankan aliran darah ginjal dan
filtrasi glomerulus tetap konstan ( Price, 1995).
4) Persarafan pada ginjal
Menurut Price (1995) “Ginjal mendapat persarafan dari nervus renalis
(vasomotor), saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang
masuk kedalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh
darah yang masuk ke ginjal”.

b. Fisiologi ginjal
Menurut Syaifuddin (1995) “Fungsi ginjal yaitu mengeluarkan zat-zat
toksik atau racun; mempertahankan keseimbangan cairan;
mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan
tubuh; mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain
dalam tubuh; mengeluarkan sisa metabolisme hasil akhir sari protein
ureum, kreatinin dan amoniak”.
Tiga tahap pembentukan urine :
1) Filtrasi glomerular
Pembentukan kemih dimulai dengan filtrasi plasma pada glomerulus,
seperti kapiler tubuh lainnya, kapiler glumerulus secara relatif bersifat
impermiabel terhadap protein plasma yang besar dan cukup permabel
terhadap air dan larutan yang lebih kecil seperti elektrolit, asam
amino, glukosa, dan sisa nitrogen. Aliran darah ginjal (RBF = Renal
Blood Flow) adalah sekitar 25% dari curah jantung atau sekitar 1200
ml/menit. Sekitar seperlima dari plasma atau sekitar 125 ml/menit
dialirkan melalui glomerulus ke kapsula bowman. Ini dikenal dengan
laju filtrasi glomerulus (GFR = Glomerular Filtration Rate). Gerakan
masuk ke kapsula bowman’s disebut filtrat. Tekanan filtrasi berasal
dari perbedaan tekanan yang terdapat antara kapiler glomerulus dan
kapsula bowman’s, tekanan hidrostatik darah dalam kapiler
glomerulus mempermudah filtrasi dan kekuatan ini dilawan oleh
tekanan hidrostatik filtrat dalam kapsula bowman’s serta tekanan
osmotik koloid darah. Filtrasi glomerulus tidak hanya dipengaruhi
oleh tekanan-tekanan koloid diatas namun juga oleh permeabilitas
dinding kapiler.
2) Reabsorpsi
Zat-zat yang difilltrasi ginjal dibagi dalam 3 bagian yaitu : non
elektrolit, elektrolit dan air. Setelah filtrasi langkah kedua adalah
reabsorpsi selektif zat-zat tersebut kembali lagi zat-zat yang sudah
difiltrasi.
3) Sekresi
Sekresi tubular melibatkan transfor aktif molekul-molekul dari aliran
darah melalui tubulus kedalam filtrat. Banyak substansi yang disekresi
tidak terjadi secara alamiah dalam tubuh (misalnya penisilin).
Substansi yang secara alamiah terjadi dalam tubuh termasuk asam urat
dan kalium serta ion-ion hidrogen.
Pada tubulus distalis, transfor aktif natrium sistem carier yang juga
telibat dalam sekresi hidrogen dan ion-ion kalium tubular. Dalam
hubungan ini, tiap kali carier membawa natrium keluar dari cairan
tubular, cariernya bisa hidrogen atau ion kalium kedalam cairan
tubular “perjalanannya kembali” jadi, untuk setiap ion natrium yang
diabsorpsi, hidrogen atau kalium harus disekresi dan sebaliknya.
Pilihan kation yang akan disekresi tergantung pada konsentrasi cairan
ekstratubular (CES) dari ion-ion ini (hidrogen dan kalium).
Pengetahuan tentang pertukaran kation dalam tubulus distalis ini
membantu kita memahami beberapa hubungan yang dimiliki elektrolit
dengan lainnya. Sebagai contoh, kita dapat mengerti mengapa bloker
aldosteron dapat menyebabkan hiperkalemia atau mengapa pada
awalnya dapat terjadi penurunan kalium plasma ketika asidosis berat
dikoreksi secara theurapeutik.

Lokasi

Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau


abdomen. Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di
bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat
kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal).

Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berarti terletak di belakang


peritoneum yang melapisi rongga abdomen. Kedua ginjal terletak di
sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit
di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati.

Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan
duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak
perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan.
Potongan membujur ginjal

Struktur detail

Pada orang dewasa, setiap ginjal memiliki ukuran panjang sekitar 11


cm dan ketebalan 5 cm dengan berat sekitar 150 gram. Ginjal
memiliki bentuk seperti kacang dengan lekukan yang menghadap ke
dalam. Di tiap ginjal terdapat bukaan yang disebut hilus yang
menghubungkan arteri renal, vena renal, dan ureter.

Organisasi

Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi
disebut medulla. Bagian paling dalam disebut pelvis. Pada bagian
medulla ginjal manusia dapat pula dilihat adanya piramida yang
merupakan bukaan saluran pengumpul. Ginjal dibungkus oleh lapisan
jaringan ikat longgar yang disebut kapsula.

Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah
lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa.
Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama
elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian
mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh.
Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan
pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan
arus dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut
urin.

Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut


korpuskula (atau badan Malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-
saluran (tubulus).

Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut


glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus
mendapat aliran darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari
glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan. Darah
dapat disaring melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari
glomerulus dan kapsula Bowman karena adanya tekanan dari darah
yang mendorong plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke
dalan tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan meninggalkan
ginjal lewat arteri eferen.

Di antara darah dalam glomerulus dan ruangan berisi cairan dalam


kapsula Bowman terdapat tiga lapisan:

1. kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus


2. lapisan kaya protein sebagai membran dasar
3. selapis sel epitel melapisi dinding kapsula Bowman (podosit)

Dengan bantuan tekanan, cairan dalan darah didorong keluar dari


glomerulus, melewati ketiga lapisan tersebut dan masuk ke dalam
ruangan dalam kapsula Bowman dalam bentuk filtrat glomerular.
Filtrat plasma darah tidak mengandung sel darah ataupun molekul
protein yang besar. Protein dalam bentuk molekul kecil dapat
ditemukan dalam filtrat ini. Darah manusia melewati ginjal sebanyak
350 kali setiap hari dengan laju 1,2 liter per menit, menghasilkan 125
cc filtrat glomerular per menitnya. Laju penyaringan glomerular ini
digunakan untuk tes diagnosa fungsi ginjal.

Jaringan ginjal. Warna biru menunjukkan satu tubulus

Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman. Bagian


yang mengalirkan filtrat glomerular dari kapsula Bowman disebut
tubulus konvulasi proksimal. Bagian selanjutnya adalah lengkung
Henle yang bermuara pada tubulus konvulasi distal.

Lengkung Henle diberi nama berdasar penemunya yaitu Friedrich


Gustav Jakob Henle di awal tahun 1860-an. Lengkung Henle menjaga
gradien osmotik dalam pertukaran lawan arus yang digunakan untuk
filtrasi. Sel yang melapisi tubulus memiliki banyak mitokondria yang
menghasilkan ATP dan memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk
menyerap kembali glukosa, asam amino, dan berbagai ion mineral.
Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat masuk ke dalam tubulus
konvulasi dan tubulus kolektivus melalui osmosis.

Cairan mengalir dari tubulus konvulasi distal ke dalam sistem


pengumpul yang terdiri dari:

 tubulus penghubung
 tubulus kolektivus kortikal
 tubulus kloektivus medularis

Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut


aparatus juxtaglomerular, mengandung macula densa dan sel
juxtaglomerular. Sel juxtaglomerular adalah tempat terjadinya sintesis
dan sekresi renin

Cairan menjadi makin kental di sepanjang tubulus dan saluran untuk


membentuk urin, yang kemudian dibawa ke kandung kemih melewati
ureter.

Dialisis dan transplantasi ginjal

Umumnya, seseorang dapat hidup normal dengan hanya satu ginjal.


Bila kedua ginjal tidak berfungsi normal, maka seseorang perlu
mendapatkan suatu Terapi Pengganti Ginjal (TPG). TPG ini dapat
dilakukan baik bersifat sementara waktu maupun terus-menerus. TPG
terdiri atas tiga, yaitu: Hemodialisis (Cuci Darah), Peritoneal Dialisis
(Cuci Rongga Perut) dan Cangkok Ginjal (transplantasi). Prinsip dasar
dari Hemodialisis adalah dengan membersihkan darah dengan
menggunakan Ginjal Buatan. Sedangkan Peritoneal dialisis
menggunakan Selaput rongga perut (peritoneum) sebagai saringan
antara darah dan cairan Dianial.

Transplantasi ginjal sekarang ini lumayan umum. Transplantasi yang


berhasil pertama kali diumumkan pada 4 Maret 1954 di Rumah Sakit
Peter Bent Brigham di Boston, Massachusetts. Operasi ini dilakukan
oleh Dr. Joseph E. Murray, yang pada 1990 menerima Penghargaan
Nobel dalam fisiologi atau kedokteran.

Transplantasi ginjal dapat dilakukan secara "cadaveric" (dari


seseorang yang telah meninggal) atau dari donor yang masih hidup
(biasanya anggota keluarga). Ada beberapa keuntungan untuk
transplantasi dari donor yang masih hidup, termasuk kecocokan lebih
bagus, donor dapat dites secara menyeluruh sebelum transplantasi dan
ginjal tersebut cenderung memiliki jangka hidup yang lebih panjang.
[1].

C.Fungsi dan struktur ginjal


Seputar fungsi ginjal
Ginjal adalah organ yang memiliki kemampuan yang luar biasa,
diantaranya sebagai penyaring zat-zat yang telah tidak terpakai (zat
buangan atau sampah) yang merupakan sisa metabolisme tubuh.
Setiap harinya ginjal akan memproses sekitar 200 liter darah untuk
menyaring atau menghasilkan sekitar 2 liter ‘sampah’ dan ekstra
(kelebihan) air. Sampah dan esktra air ini akan menjadi urin, yang
mengalir ke kandung kemih melalui saluran yang dikenal sebagai
ureter. Urin akan disimpan di dalam kandung kemih ini sebelum
dikeluarkan pada saat Anda berkemih.

Zat-zat yang sudah tidak terpakai lagi atau sampah tersebut diperoleh
dari proses normal pemecahan otot dan dari makanan yang
dikonsumsi. Tubuh akan memakai makanan tersebut sebagai energi
dan untuk perbaikan jaringan. Setelah tubuh mengambil secukupnya
dari makanan, sisanya akan dikirim ke dalam darah untuk kemudian
disaring di ginjal. Jika fungsi ginjal terganggu maka kemampuan
menyaring zat sisa ini dapat terganggu pula dan terjadi penumpukan
dalam darah sehingga dapat menimbulkan berbagai manifestasi
gangguan terhadap tubuh.

Protein sangat dibutuhkan untuk membangun semua bagian tubuh,


seperti otot, tulang, rambut dan kuku. Protein-protein yang ada dalam
darah dapat keluar ke urin (bocor) bila unit penyaring ginjal –
glomerulus – sudah mengalami kerusakan. Protein yang terkandung di
dalam urin, disebut dengan albumin.

Mengenal struktur ginjal

Ginjal memiliki struktur yang cukup unik, yaitu pembuluh darah dan
unit penyaring.

Proses penyaringan terjadi pada bagian kecil dalam ginjal, yang


disebut dengan nefron. Setiap ginjal memiliki sekitar satu miliar
nefron. Pada nefron ini terdapat pembuluh darah kecil-kecil – kapiler
– yang saling jalin menjalin dengan saluran-saluran yang kecil, yaitu
tubulus.

Tubulus-tubulus ini pertama kali menerima gabungan antara zat-zat


buangan dan berbagai kimia hasil metabolisme yang masih bisa
digunakan tubuh. Ginjal akan ‘memilih’ zat-zat kimia yang masih
berguna bagi tubuh (natrium, fosfor, dan kalium) dan
mengembalikannya ke peredaran darah dan  mengeluarkan lagi
kembali ke dalam tubuh. Dengan cara demikian, ginjal turut mengatur
kadar zat-zat kimia tersebut dalam tubuh.
Selain membuang sampah-sampah yang sudah tidak terpakai lagi,
ginjal juga berfungsi menjadi ‘pabrik’ penghasil tiga hormon penting,
yaitu:

 Eritropoietin (EPO), yang merangsang sumsum tulang


membuat sel-sel darah merah (eritrosit)
 Renin, membantu mengatur tekanan darah

 Bentuk aktif vitamin D (kalsitriol), yang membantu penyerapan


kalsium dan menjaga keseimbangan kimia dalam tubuh

  Gagal ginjal kronis

Fungsi homeostasis ginjal

Ginjal mengatur pH, konsentrasi ion mineral, dan komposisi air dalam
darah.

Ginjal mempertahankan pH plasma darah pada kisaran 7,4 melalui


pertukaran ion hidronium dan hidroksil. Akibatnya, urin yang
dihasilkan dapat bersifat asam pada pH 5 atau alkalis pada pH 8.
Kadar ion natrium dikendalikan melalui sebuah proses homeostasis
yang melibatkan aldosteron untuk meningkatkan penyerapan ion
natrium pada tubulus konvulasi.

Kenaikan atau penurunan tekanan osmotik darah karena kelebihan


atau kekurangan air akan segera dideteksi oleh hipotalamus yang akan
memberi sinyal pada kelenjar pituitari dengan umpan balik negatif.
Kelenjar pituitari mensekresi hormon antidiuretik (vasopresin, untuk
menekan sekresi air) sehingga terjadi perubahan tingkat absorpsi air
pada tubulus ginjal. Akibatnya konsentrasi cairan jaringan akan
kembali menjadi 98%.

Penyakit dan ketidaknormalan

Bawaan

 Asidosis tubulus renalis


 Congenital hydronephrosis
 Congenital obstruction of urinary tract
 Duplicated ureter
 Ginjal sepatu kuda
 Penyakit ginjal polycystic
 Renal dysplasia
 Unilateral small kidney

Didapat

 Diabetic nephropathy
 Glomerulonephritis
 Hydronephrosis adalah pembesaran satu atau kedua ginjal yang
disebabkan oleh terhalangnya aliran urin.
 Interstitial nephritis
 Batu ginjal ketidaknormalan yang umum dan biasanya
menyakitkan.
 Tumor ginjal
o Wilms tumor
o Renal cell carcinoma
 Lupus nephritis
 Minimal change disease
 Dalam sindrom nephrotic, glomerulus telah rusak sehingga
banyak protein dalam darah masuk ke urin. Other frequent
features of the nephrotic syndrome include swelling, low serum
albumin, and high cholesterol.
 Pyelonephritis adalah infeksi ginjal dan seringkali disebabkan
oleh komplikasi infeksi urinary tract.
 Gagal ginjal
o Gagal ginjal akut

C.1 Fungsi ginjal dan Pembentukan Urine

Gangguan Ginjal dan Glukosuria

Learning Objective

1. Mengetahui Fungsi Ginjal


2. Mengetahui Mekanisme dan Faktor - Faktor Pembentukan
Urine dan Miksturisi

3. Mengetahui Kandungan Urine Normal

Pembahasan
Fungsi Ginjal :

1. Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa


metabolisme tubuh
2. Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan

3. Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang


dilakukan oleh bagian tubulus ginjal

4. Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh

5. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan


mematangkan sel-sel darah merah (SDM) di sumsum tulang

6. Homeostasis Ginjal, mengatur pH, konsentrasi ion mineral, dan


komposisi air dalam darah (Guyton, 1996 ).

Homeostasis

Homeostasis adalah ilmu yang mempelajari semua proses yang terjadi


dalam organisme hidup untuk mempertahankan lingkungan interna
didalam kondisi agar optimal bagi kehidupan organisme yang
bersangkutan (Guyton, 1996 ).

Faktor Yang Mempengaruhi Homeostasis :

1. pH

Untuk mencapai homeostasis, harus ada keseimbangan antara asupan


atau produksi ion hidrogen dan pembuangan ion hidrogen dari tubuh.
Konsentrasi ion hidrogen dinyatakan dengan satuan pH. Di dalam
tubuh, pH normal dapat bervariasi besarnya. Tergantung letak dan
fungsinya (Guyton, 1996 ).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pH darah :

 Ginjal yang mengoreksi beban ion H


 Ion H dan K saling terkait dalam homeostasis asam-basa
 Pertahanan pertama terhadap perubahan pH darah diberikan
oleh buffer darah, tetapi paru - paru dan ginjal yang mengoreksi
beban ion H

 Produksi asam-asam tertentu mengharuskan ginjal membuang


ion H dan menyimpan ion HCO3-

1. Suhu à 37oC - 39oC

Dalam mengatur suhu tubuh, sistem termoregulasi bekerja untuk


menyeimbangkan perolehan panas dengan pelepasan panas

1. Glukosa à 4,4 - 5,5 mmol/dm3

2. Urea à 3,3 - 6,6 mmol/dm3

Melalui ginjal dengan mengeluarkan urin. Bila lebih banyak ion


hydrogen yang disekresikan daripada ion bikarbonat yang disaring,
akan terdapat kehilangan asam dari cairan ekstrasesuler. Sebaliknya,
bila lebih banyak ion bikarbonat yang disaring daripada hydrogen
yang disekresikan, akan terdapat kehilangan basa (Guyton, 1996 ).

Mekanisme Homeostasis

Mekanisme ini diatur oleh otak terutama hipotalamus, yang bila


terangsang akan merangsang koordinasi tubuh. Proses ini akan terjadi
terus menerus hingga lingkungan dinamis dalam tubuh akan berada
pada jumlah yang normal (Guyton, 1996 ).

Sekresi Ion

Ginjal juga mengatur pH, konsentrasi ion mineral, dan komposisi air
dalam darah. Selain itu, ginjal mempertahankan pH plasma darah
pada kisaran 7,4 melalui pertukaran ion hidronium dan hidroksil.
Akibatnya, urine yang dihasilkan dapat bersifat asam pada pH 5 atau
alkalis pada pH 8. Kadar ion natrium dikendalikan melalui sebuah
proses homeostasis yang melibatkan aldosteron untuk meningkatkan
penyerapan ion natrium pada tubulus konvulasi.Kenaikan atau
penurunan tekanan osmotik darah karena kelebihan atau kekurangan
air akan segera dideteksi oleh hipotalamus yang akan memberi sinyal
pada kelenjar pituitari dengan umpan balik negatif. Kelenjar pituitari
mensekresi hormon antidiuretik vasopresin, untuk menekan sekresi
air, sehingga terjadi perubahan tingkat absorpsi air pada tubulus
ginjal. Akibatnya, konsentrasi cairan jaringan akan kembali menjadi
98 persen (Taslim, 2008).

Fungsi pemindahan ini terdapat dalam tubulus proksimal yaitu


mengambil dan memindahkan ion organic dan disekresikan ke cairan
tubulus. Ion organic ini termasuk endogenous produk sisa dan
exogenous drugs dan racun. Ion organic seperti garam, oxalate, urate,
creatinine, prostaglandin, epinephrine dan hipurates merupakan sisa
produk endogen yang disekresikan ke cairan tubulus proksimal
(Guyton, 1996).

Urine terbentuk dalam ginjal dan membuangnya dari tubuh lewat


saluran. Urine terdiri dari 98% air dan yang lainnya terdiri dari
pembentukan metabolisme nitrogen (urea, uric acis, creatinin dan juga
produk lain dari metabolisme protein (Bykov, 1960). Urine biasanya
bersifat kurang asam dengan pH antara 5 - 7 (Kimber, 1949). Urine
yang sehat gaya beratnya berkisar 1.010 - 1.030, tergantung
perbandingan larutan dengan air. Banyaknya urine yang dikeluarkan
dalam 1 hari dari 1.200 - 1.500 cc (40 - 50 oz). (Ganong, 2001)

Umpan Balik Penyeimbangan Cairan Dalam Tubuh

Diantara kemungkinannya ialah:

1. Apabila banyak garam dalam badan dan kurang air


2. Apabila kurang garam dalam badan dan banyak air

Apabila kadar garam lebih dari julat normal dan kurang air dalam
badan, tekanan osmosis darah akan meningkat, osmoreseptor pada
hipotalamus akan terangsang kemudian kelenjar hipofisis akan
dirangsang lebih aktif untuk mensekresikan hormon ADH
(antidiuretik) untuk meningkatkan permeabilitas tubulus ginjal
terhadap air, kelenjar (hormon aldosteron) akan kurang dirangsang,
maka lebih banyak air diserap dan kurang ion natrium dan ion kalsium
diserap kembali masuk dalam tubuh, tekanan osmosis darah akan
turun, proses ini akan berulang sehingga tekanan osmosis darah pada
jumlah normal ( Wikipedia, 2008 ).
Apabila kadar garam lebih rendah dari jumlah normal dalam tubuh
dan lebih banyak air dalam tubuh, tekanan osmosis darah akan
menurun, osmoreseptor pada hipotalamus akan terangsang kemudian
kelenjar pituitari akan kurang dirangsang untuk mensekresikan
hormon ADH (antidiuresis) untuk mengurangi permeabilitas tubulus
ginjal terhadap air, kelenjar adrenal (hormon aldosteron) akan
dirangsang dengan lebih aktif, maka lebih sedikit air diserap dan lebih
sedikit juga natrium dan kalsium diserap kembali masuk dalam tubuh,
tekanan osmosis darah akan naik, proses ini akan berulang sehingga
tekanan osmosis darah berada pada jumlah normal ( Wikipedia,
2008 ).

Mekanisme Keseimbangan asam - Basa

Untuk mempertahankan keseimbangan asam basa diperlukan :

1. Sistem penyangga ( Buffer ) asam basa kimiawi dalam cairan


tubuh
2. Sistem Respirasi

3. Sistem Renal (Guyton, 1996 ).

Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan


keseimbangan asam-basa darah:

1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam


bentuk amonia. Ginjal memiliki kemampuan untuk mengatur
jumlah asam atau basa yang dibuang, yang biasanya
berlangsung selama beberapa hari.

2. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah


sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-
tiba dalam pH darah. Suatu penyangga ph bekerja secara
kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH suatu larutan.
Penyangga pH yang paling penting dalam darah adalah
bikarbonat. Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam
kesetimbangan dengan karbondioksida (suatu komponen asam).

Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan
dihasilkan lebih banyak bikarbonat dan lebih sedikit karbondioksida.
Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan
dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.

Pengaturan Keseimbangan Asam Basa di Dalam Tubuh

Keseimbangan asam-basa terkait dengan pengaturan konsentrasi ion


H bebas dalam cairan tubuh. Jika pH darah <7,35 dikatakan asidosis
(darah terlalu banyak mengandung asam atau terlalu sedikit
mengandung basa dan sering menyebabkan menurunnya pH darah.)
dan jika pH darah >7,45 dikatakan alkalosis (darah terlalu banyak
mengandung basa atau terlalu sedikit mengandung asam dan kadang
menyebabkan meningkatnya pH darah). Ion H terutama diperoleh dari
aktivitas metabolik dalam tubuh. Ion H secara normal dan kontinyu
akan ditambahkan ke cairan tubuh dari 3 sumber, yaitu:

1. Pembentukkan asam karbonat dan sebagian akan berdisosiasi


menjadi ion H dan bikarbonat.
2. Katabolisme zat organik
3. Disosiasi asam organik pada metabolisme intermedia, misalnya
pada metabolisme lemak terbentuk asam lemak dan asam laktat,
sebagian asam ini akan berdisosiasi melepaskan ion H.

Fluktuasi konsentrasi ion H dalam tubuh akan mempengaruhi fungsi


normal sel, antara lain:

1. Perubahan eksitabilitas saraf dan otot, pada asidosis terjadi


depresi susunan saraf pusat, sebaliknya pada alkalosis terjadi
hipereksitabilitas.
2. Mempengaruhi enzim-enzim dalam tubuh
3. Mempengaruhi konsentrasi ion K (Guyton, 1996 ).

Mekanisme Pembentukan Urine

1. Penyaringan ( Filtrasi )

Filtrasi darah terjadi di glomerulus, dimana jaringan kapiler dengan


struktur spesifik dibuat untuk menahan komonen selular dan medium-
molekular-protein besar kedalam vascular system, menekan cairan
yang identik dengan plasma di elektrolitnya dan komposisi air. Cairan
ini disebut filtrate glomerular. Tumpukan glomerulus tersusun dari
jaringan kapiler. Di mamalia, arteri renal terkirim dari arteriol afferent
dan melanjut sebagai arteriol eferen yang meninggalkan glomrerulus.
Tumpukan glomerulus dibungkus didalam lapisan sel epithelium yang
disebut kapsula bowman. Area antara glomerulus dan kapsula
bowman disebut bowman space dan merupakan bagian yang
mengumpulkan filtrate glomerular, yang menyalurkan ke segmen
pertama dari tubulus proksimal. Struktur kapiler glomerular terdiri
atas 3 lapisan yaitu : endothelium capiler, membrane dasar, epiutelium
visceral. Endothelium kapiler terdiri satu lapisan sel yang
perpanjangan sitoplasmik yang ditembus oleh jendela atau fenestrate
(Guyton.1996).

Dinding kapiler glomerular membuat rintangan untuk pergerakan air


dan solute menyebrangi kapiler glomerular. Tekanan hidrostatik darah
didalam kapiler dan tekanan oncotik dari cairan di dalam bowman
space merupakan kekuatn untuk proses filtrasi. Normalnya tekanan
oncotik di bowman space tidak ada karena molekul protein yang
medium-besar tidak tersaring. Rintangan untuk filtrasi ( filtration
barrier ) bersifat selektiv permeable. Normalnya komponen seluler
dan protein plasmatetap didalam darah, sedangkan air dan larutan
akan bebas tersaring (Guyton.1996).

Pada umunya molekul dengan raidus 4nm atau lebih tidak tersaring,
sebaliknya molekul 2 nm atau kurang akan tersaring tanpa batasan.
Bagaimanapun karakteristik juga mempengaruhi kemampuan dari
komponen darah untuk menyebrangi filtrasi. Selain itu beban listirk
(electric charged ) dari sretiap molekul juga mempengaruhi filtrasi.
Kation ( positive ) lebih mudah tersaring dari pada anionBahan-bahan
kecil yang dapat terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino,
natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati
saringan dan menjadi bagian dari endapan.Hasil penyaringan di
glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya
serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein (Guyton.1996).

2. Penyerapan ( Absorsorbsi)

Tubulus proksimal bertanggung jawab terhadap reabsorbsi bagian


terbesar dari filtered solute. Kecepatan dan kemampuan reabsorbsi
dan sekresi dari tubulus renal tiak sama. Pada umumnya pada tubulus
proksimal bertanggung jawab untuk mereabsorbsi ultrafiltrate lebih
luas dari tubulus yang lain. Paling tidak 60% kandungan yang
tersaring di reabsorbsi sebelum cairan meninggalkan tubulus
proksimal. Tubulus proksimal tersusun dan mempunyai hubungan
dengan kapiler peritubular yang memfasilitasi pergherakan dari
komponen cairan tubulus melalui 2 jalur : jalur transeluler dan jalur
paraseluler. Jalur transeluler, kandungan ( substance ) dibawa oleh sel
dari cairn tubulus melewati epical membrane plasma dan dilepaskan
ke cairan interstisial dibagian darah dari sel, melewati basolateral
membrane plasma (Sherwood, 2001).

Jalur paraseluler, kandungan yang tereabsorbsi melewati jalur


paraseluler bergerakdari vcairan tubulus menuju zonula ocludens yang
merupakan struktur permeable yang mendempet sel tubulus proksimal
satu daln lainnya. Paraselluler transport terjadi dari difusi pasif. Di
tubulus proksimal terjadi transport Na melalui Na, K pump. Di
kondisi optimal, Na, K, ATPase pump manekan tiga ion Na kedalam
cairan interstisial dan mengeluarkan 2 ion K ke sel, sehingga
konsentrasi Na di sel berkurang dan konsentrasi K di sel bertambah.
Selanjutnya disebelah luar difusi K melalui canal K membuat sel
polar. Jadi interior sel bersifat negative . pergerakan Na melewati sel
apical difasilitasi spesifik transporters yang berada di membrane.
Pergerakan Na melewati transporter ini berpasangan dengan larutan
lainnya dalam satu pimpinan sebagai Na ( contransport ) atau
berlawanan pimpinan ( countertransport ) (Sherwood, 2001).

Substansi diangkut dari tubulus proksimal ke sel melalui mekanisme


ini ( secondary active transport ) termasuk gluukosa, asam amino,
fosfat, sulfat, dan organic anion. Pengambilan active substansi ini
menambah konsentrasi intraseluler dan membuat substansi melewati
membrane plasma basolateral dan kedarah melalui pasif atau difusi
terfasilitasi. Reabsorbsi dari bikarbonat oleh tubulus proksimal juga di
pengaruhi gradient Na (Sherwood, 2001)

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2008.Compotition in Urine. Diakses dari :

http://www.ivy-rose.co.uk/Topics/
Urinary_System_Composition_Urine.htm. Pada

Tanggal : 01 Juli 2009

Frandson R.D. 2003. Anatomy and Physiology of Farm Animals 6th ed.
Lippincott Williams & Wilkins: Philadelphia

Cunningham.J.G, 2002. Teksbook of Veterinary Physilogy.


Philadelpia. WB Saunders

Ganong. W.F., editor Widjajakusumah D.H.M., 2001., Buku Ajar


Fisiologi Kedokteran., edisi Bahasa Indonesia., Jakarta., EGC

Guyton.A.C, 1996.Teksbook of Medical Physiology, philadelpia.


Elsevier saunders.

Sherwood, Lauree. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem.


Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Taslim,arnaldi,dr. Sp.PD.2009. Kesehatan Ginjal. Diakses dari :


http://www.sekbertal.org/index2.php?
option=com_content&do_pdf=1&id=1901. Pada Tanggal : 01 juli
2009

Virgiawa, Daril, S.Sc. Mekanisme Dasar Ginjal. Diakses dari :


http://www.darryltanod.blogspot.com/2008/04/mekanisme-proses-
dasar-ginjal-darryl.html. Pada Tanggal : 01 Juli 2009

Wikipedia.2008.Homeostasis. Diakses dari :


http://id.wikipedia.org/wiki/Homeostasis. Pada Tanggal : 01 Juli 2009

Anda mungkin juga menyukai