Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA TUMBUHAN ACARA VII PRHITUNGAN FREKUENSI ALELE, FREKUENSI GENOTIP, PENGUKURAN SIFAT-SIFAT KUALITATIF DAN

KUANTITATIF

Semester: Genap 2008/2009

Oleh : Nama NIM : Fachri Sani Haris : A1C008054

Rombongan : F2

LABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN DAN BIOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2009

ACARA VII
Judul acara : Perhitungan frekuensi alele, frekuensi genotip, pengukuran sifat-sifat kulitatif dan kuantitatif Hari,Tanggal Praktikum Nama praktikan NIM Assisten : : Fachri Sani Haris : A1C008054 : 1. 2.

ACARA VII PENGHITUNGAN FREKUENSI ALELE, FREKUENSI GENOTIP, PENUKURAN SIFAT-SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Genetika populasi adalah cabang dari genetika yang mempelajari gengen dalam populasi yang menguraikan secara matematik akibat dari keturunan pada tingkat populasi. Adapun populasi yaitu suatu kelompok dari satu macam organisme dan dari situ dapat diambil cuplikan. (Suryo, 1991) Populasi Mendel terdiri dari suatu kelompok individu yang berkembang biak secara seksual dan bersilang/ berpasangan secara acak. Populasi Mendel mewariskan alelnya dari satu generasi berikutnya menurut segregasi/ pemisahan dan pengelompokan bebas dari Mendel. Populasi dapat pula didefinisikan sebagai kumpulan individu yang membentuk suatu lungkang gen ( gen pool ). (buku petunjuk praktikum) Lungkang gen adalah total seluruh gen yang ada dalam gamet dari suatu populasi tertentu. Individu-individu dalam populasi dapat keluar dan masuk., tetapi gen-gennya masih ada sepanjang waktu. Gen-gen diatur kembali dari generasi ke generasi karena pemusahan dan pengelompokan bebas dan pindah silang antara kromosom homolog. Kadang-kadang gen-gen dapat berubah karena mutasi. Frekuensi alele dapat ditentukan berdasarkan jumlah genotip yang berada dalam populasi.(buku petunjuk praktikum genetika) Apabila perkawinan terjadi secara rambang dan bila beberapa asumsi terpenuhi maka frekuensi alele dalam populasi akan tetap dalam keseimbangan yang stabil yaitu tidak berubah dari satu generasi ke generasi berikutnya.Tiap gamet yang berbeda akan terbentuk sebanding dengan frekuensi masing-masing alelnya dan frekuensi tipe-tipe zigot akan sama dengan hasil kali dari frekuensi gamet-gametnya. Keadaan demikian disebut keseimbangan Hardy-

Weinberg.(Crowder, 1997).

Tahun 1908 G.H Hardy (seorang ahli matematika dari jerman) secara terpisah menemukan dasar-dasar yang ada hubungannya dengan frekuensi gen dalam populasi. Prinsip yang berbentuk pernyataan teoritis tersebutdikenal sebagai prinsip ekuilibrium Hardy Weinberg. Pernyataan itu menegaskan bahwa didalam populasi yang ekuilibrium, maka baik frekuensi gen maupun frekuensi genotip akan tetap dari satu generasi ke generasi berukutnya. Ini dapat dijumpai pada populasi yang bsar, dimana perkawinan berlangsung secara acak dan tidak ada pilihan/ pengaturan atau faktor lain yang dapat merubah frekuensi gen (Suryo, 1991) Asumsi-asumsi dalam keseimbangan Hardy-Weinberg adalah

perkawinan secara rambang, tidak ada seleksi, tidak ada migrasi, tidak da mutasi, tidak ada penghanyutan genetik ranbang, dan meiosis normal. (buku petunjuk praktikum) Kebanyakan sifat tanaman yang agroekonomis penting dikendalikan oleh poligen yaitu sejumlah gen yang terletak pada lokus yang berbeda, pengaruhnya kecil tetapi serupa dan kumulatif. Sifat tanaman demikian peka terhadap lingkungan, akibatnya sulit membuat klasifikasi yang tegas dari hasil segregasinya, karena variasinya kontinyu dari ekstrim kecil sampai ekstrim besar, pengamatanya diperlukan pengukuran-pengukuran.

b. T ujuan Tujuan praktikun ini adalah menghitung frekuensi alel dan frekuensi genotip; membuktikan hukum Hardy-Weinberg; serta mengukur sifat sifat kualitatif dan kuantitatif.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Genetika populasi adalah cabang dari genetika yang mempelajari gengen dalam populasi yang menguraikan secara matematik akibat dari keturunan pada tingkat populasi. Adapun populasi yaitu suatu kelompok dari satu macam organisme dan dari situ dapat diambil cuplikan. (Suryo, 1991). Populasi Mendel terdiri dari suatu kelompok individu yang berkembang biak secara seksual dan bersilang/ berpasangan secara acak. Populasi Mendel mewariskan alelnya dari satu generasi berikutnya menurut segregasi/ pemisahan dan pengelompokan bebas dari Mendel. Populasi dapat pula didefinisikan sebagai kumpulan individu yang membentuk suatu lungkang gen ( gen pool ). (buku petunjuk praktikum). Apabila perkawinan terjadi secara rambang dan bila beberapa asumsi terpenuhi maka frekuensi alele dalam populasi akan tetap dalam keseimbangan yang stabil yaitu tidak berubah dari satu generasi ke generasi berikutnya.Tiap gamet yang berbeda akan terbentuk sebanding dengan frekuensi masing-masing alelnya dan frekuensi tipe-tipe zigot akan sama dengan hasil kali dari frekuensi gamet-gametnya. Keadaan demikian disebut keseimbangan Hardy-

Weinberg.(Crowder, 1997).

III. BAHAN DAN ALAT

A. Bahan Kancing warna : coklat tua, coklat muda, merah, orange dan putih. Jagung B. Alat Timbangan Kantong plastik Alat tulis Alat hitung (kalkulator) Lembar pengamatan

VII. PROSEDUR KERJA

1.

Misal suatu populasi individu yang sudah dalam keadaan setimbang tersusun dari individu dengan warna merah, orange dan putih a. Diambil secara acak sebanyak 200 individu dari kancing warna.

b. Dicatat warna individu kancing terpilih. c. 2. Dihitung frekuensi genotip dan frekuensi alele G dan alele g.

Disiapkan 2 kantong yang sama ukurannya. a. Setiap kantong diisi dengan 3 macam warna kancing dengan perbandingan seperti hasil perhitungan poin 1. kedua kantong isinya sama banyak. b. Diambil secara acak kancing dari setiap kantong dan dicatat warna nya. c. Pengambilan diulang sebanyak 100 kali.

d. Dihitung frekuensi genotip dan frekuensi alelenya. e. f. 3. Data dimasukan dalam tabel yang ada. Dianalisis dengan uji X2 .

Pengamatan karakter kuantitatif dan kualitatif menggunakan jagung: a. Diambil individu secara acak dari populasi jagung yang tersedia dan ditimbang. b. Pekerjaan tersebut diulangi sebanyak 100 kali. c. Diamati warna, bobot dan frekuensinya dan dibuat grafiknya.

V.

HASIL PENGAMATAN

* Frekuensi alel dan genotip pada populasi kancing warna

Coklat tua O E (O-E ) ( O E )2 E X2 13 1/4 x100 = 25 -12

Coklat muda 54 2/4 x100 = 50 4

Putih 33 1/4 x100 = 25 8

100 100

122
25

5,76

42
50

0,32

82
25

2,56
8,64

5,76

0,32

2,56

5,99 > x hitung hipotesis diterima

p2 =

CT 13 0,13 N 100 CM 54 0,54 N 100

2pq= Q2 =

P 33 0,33 N 100

X2tbl = 5,99 H0 = 1 = 2 H1 = 12

X2hit > X2tbl 8,64 > 5,99 H1 diterima

Kesimpulan : Pengambilan tidak sesuai harapan ( 1:2:1 ) Frekuensi Fenotipe p+q = 1 1-q =p p=1-q =1-0,57 = 0,43 Frekuensi Genotipe P2=(AA)= 0,13 x 100 =13 % p+q = 1 0,43 + q= 1 q= 1-0,43 = 0,57

2pq=(Aa)=0,54x100=54 % q2=(aa)=0,33x100%=33 %

*Frekuensi alel dan genotip pada populasi kacang kedelai

Merah(HH) O E (O-E ) (OE) E X2 5,78


2

Orange(Hh) 82 100 -18 3,24

Putih(hh) 51 50 1 0,02

200 200

67 50 17 5,78

3,24

0,02

9,04

0,54 > X Hitung hipotesis diterima

Frekuensi genotip HH = P2 x 100 % = 0,335x 100 % = 33,5% HH = 2pq x 100 % = 0,41 x 100 % = 41% PP = q2 x 100 % = 0,255 x 100 % = 25,5 % X2tbl=5,99 H0=1=2 H1=12 X2hit > X2tbl 9,04 > 5,99 H1 diterima

Kesimpulan : Pengambilan ti dak sesuai harapan 1:2:1

p+q= 1 1-q = p 1-0,504 = p 0,496 = p

0,496 +q = 1 q = 1-0,496 = 0,504

Frekuensi Alel p = 0,496 Frekuensi Alel q = 0,504

* Frekuensi alel dan genotip pada populasi jagung No 1 2 3 4 Bobot ( gr ) 0,25 0,30 0,35 0,40 20 27 47 6 Frekuensi relatif 20 27/47=0,574 47/94=0,5 6/100=0,06

Grafik frekuensi bobot jagung


Grafik Bobot Jagung
Frekuensi Relatif

50 40 30 20 10 0 0,25 0,3 0,35 0,4 Bobot Jagung

VI. PEMBAHASAN

Genetika populasi adalah cabang dari genetika yang mempelajari gengen dalam populasi yang menguraikan secara matematik akibat dari keturunan pada tingkat populasi. Adapun populasi yaitu suatu kelompok dari satu macam organisme dan dari situ dapat diambil cuplikan. (Suryo, 1991). Populasi adalah kelompok organisme yang dapat saling kawin. Dengan kata lain, gen-gen dari beberapa individu organisme mampu membuat kombinasi gen antara satu dengan yang lainnya. Gen-gen dalam populasi disebut kutub gen,dalam kutub gen, jumlah dari terjadinya satu alel disebut frekuensi.. jika dilihat dari ciri khas tertentu dalam populasi, terlihat bahwa bentuk dominan menampilkan sifatnya sendiri secara lebih sering dibanding sifat resesif. Contohnya pada populasi manusia, sifat bola mata coklat muncul lebih sering daripada bola mata biru. Meskipun demikian, proporsi dari alal dominan dan resesif dari gen tertentu masih sama. Hal itu tidak berubah akibat saling kawin. Fenomena ini disebut hukum Hardy-Weinberg yang berupa rumus metematika yang bergantung pada empat keadaan yaitu : a. Tidak terjadi mutasi. b. Populasi terisolasi, sehingga tidak ada aliran gen yang keluar masuk populasi. c. Tidak terjadi seleksi alam. d. Populasi cukup besar dan terjadi perkawinan acak.( Pratiwi, 2000) Populasi dapat pula didefinisikan sebagai kumpulan individu yang membentuk suatu lungkang gen ( gen pool ). Populasi dicirikan dengan frekuensi alele dan frekuensi genotip penyusunannya. Adapu simbil atau cara penulisan frekuensi alele yaitu dengan simbol p (frekuensi G/ alel dominan), dan q (frekuensi genotif / alel resesif.ketentuan frekuensi alel yaitu p + q = 1.(Crowder,1997) Percobaan penghitungan frekuensi alel dan frekuensi genotip pada kancing warna yang dilakukan sebanyak 200 kali , diperoleh perbandingan 67 merah: 82 orange: 51 putih , kemudian dilakukan uji X2 dan hasilnya X2 hitung (9,04 lebih besar darinilaiX2 tabel (5,99) sehingga hipotesisnya

diterima, pengambilan tidak sesuai harapan. Frekuensi HH :33,5 %; Hh : 41 hh : 25,5% Samahalnya dengan pengambilan pada kancing, tetapi pada pengambilan kancing warna dilakukan sebanyak 100 kali. Diperoleh data coklat tua 13; coklat muda 54; putih 33. frekuensi genotipnya coklat tua 13%; coklat muda 54%; putih 33%. Pada grafik yang dihasilkan sesuai dengan teori yaitu grafik normal. Dari percobaan yang dilakukan maka bobot yang besar frekuensinya adalah 0,35 grm sebagai puncak pada grafik. Frekuensi alel pada generasi keturunan tergantung pada frekuensi alel dari generasi tetua dan tidak tergantung dari frekuensi genotip orang tuanya. Frekuensi genotip tetap sama dari satu generasi he generasi berikutnya jika tidak ada perubahan frekuensi alel. Pada pengambilan H1 tidak sesuai harapan dikarenakan adanya pengambilan yang secara acak. Sesuai dengan asumsi asumsi keseimbangan hokum Hardy Weinberg yaitu adanya perkawinan secara acak. Atau mungkin saja ini terjadi karena kesalahan praktikan.

VII. KESIMPULAN dan SARAN

1. a.

Simpulan Populasi yaitu suatu kelompok dari suatu macam organisme dan dapat diambil sampel.

b.

Keseimbangan Hardy Weinberg terjadi bila perkawinwn secara rambang, tidak ada seleksi, tidak ada migrasi, tidak ada mutasi, tidak ada penghanyutan genetik rambang dan meiosis normal.

c.

Jika tidak ada perubahan frekuensi alel, maka frekuensi genotip tetap sama dari satu generasi ke generasi berikutnya.

2.

Saran Peralatan untuk menimbang hendaknya tidak Cuma satu, agar tidak antri dan praktikum cepat selesai. Mohn ruangannay dikasih AC lagi supaya tidak kepanasan..!!!

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Crowder, L.V. 1997. Genetika Tumbuhan, Edisi Indonesia. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Pratiwi D.A.2000. Biologi Erlangga: Jakarta. Pay, C. Anna. 1987. Dasar-dasar Genetika. Erlangga: Jakarta. Suryo, 1986. Genetika. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. Suryo, H. 1991. Sitogenetika. Gadjah Mada University press : Yogyakarta. Yatim, W. 1991. Genetika. Tarsito: Bandung.

Anda mungkin juga menyukai