Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Konsep
Aqidah dalam Islam ” dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Makalah ini, disusun untuk
memenuhi tugas materi kuliah Al Islam dan Kemuhammadiyahan.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekeliruan dan kekurangan, baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami mohon saran dan kritik
yang membangun dari para pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa lebih baik lagi dimasa
mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penulis
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................1
C. Tujuan Makalah...............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
1. PENGERTIAN AQIDAH ISLAM..................................................................................................2
2. RUANG LINGKUP AQIDAH ISLAM...........................................................................................3
3. FUNGSI DAN PERAN AQIDAH ISLAM.....................................................................................4
4. PRINSIP AQIDAH DALAM ISLAM.............................................................................................4
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................................9
A. KESIMPULAN...............................................................................................................................9
B. SARAN...........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Aqidah adalah pokok-pokok keimanan yang telah ditetapkan oleh Allah, dan kita
sebagai manusia wajib meyakininya sehingga kita layak disebut sebagai orang yang
beriman (mu’min). Namun bukan berarti bahwa keimanan itu ditanamkan dalam diri
seseorang secara dogmatis, sebab proses keimanan harus disertai dalil-dalil aqli. Akan
tetapi, karena akal manusia terbatas maka tidak semua hal yang harus diimani dapat
diindra dan dijangkau oleh akal manusia.
Para ulama sepakat bahwa dalil-dalil aqli yang haq dapat menghasilkan keyakinan
dan keimanan yang kokoh. Sedangkan dalil-dalil naqli yang dapat memberikan keimanan
yang diharapkan hanyalah dalil-dalil yang qath’i.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan aqidah ?
2. Apa saja ruang lingkup aqidah?
3. Apa fungsi dan peran aqidah?
4. Bagaimana Prinsip aqidah ?
C. Tujuan Makalah
1. Menjelaskan pengertian aqidah
2. Menerangkan tentang ruang lingkup aqidah
3. Menyampaikan fungsi dan peran aqidah
4. Menyampaikan prinsip Aqidah
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN AQIDAH ISLAM
Secara etimologi (lughatan), aqidah berakar dari kata ‘aqada – ya’qidu – ‘aqdan
yang berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi aqidah
berarti keyakinan. Relevansi antara arti kata aqdan dan aqidah adalah keyakinan itu
tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian.
Aqidah dalam istilah Islam yang berarti iman. Semua sistem kepercayaan atau
keyakinan bisa dianggap sebagai salah satu akidah. Pondasi akidah Islam didasarkan pada
definisi Islam, rukun Islam, rukun Iman, ihsan dan peristiwa hari akhir.
Pengertian Aqidah menurut Para Ahli:
a. Pengertian Aqidah Menurut Hasan al-Banna
Aqidah adalah perkara yang harus dan wajib untuk di yakini oleh hati
seseorang. Hal tersebut menyangkut tentang ketentraman hati dan jiwa serta tidak
ada sedikitpun keraguan di dalamnya.
b. Pengertian Aqidah Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairy
Aqidah merupakan kebenaran yang dapat di terima oleh manusia
berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. semua kebenaran tersebut terpatri dalam hati
manusia dan di yakini kesahihannya secara pasti.
c. Pengertian Aqidah Menurut Imam Al-Ghazali
Menurut Imam Al-Ghazali, aqidah telah tumbuh dalam jiwa seseorang,
maka orang tersebut akan merasa bahwa hanya allah swt lah yang penguasa
seluruh alam semesta, dan semua yang ada di dalamnya hanyalah makhluk
belaka.
d. Pengertian Aqidah Menurut Ibnu Taimiyah
Aqidah adalah suatu perkara dalam hati dan jiwa yang harus di benarkan
dan di luruskan agar menjadi tenang, tentram tanpa ada keraguan apapun di
dalamnya.
3
3. FUNGSI DAN PERAN AQIDAH ISLAM
Akidah memiliki fungsi dan peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Bukan hanya sekedar ilmu, akidah juga menentukan kualitas agama dan masa depan
seseorang. Mereka yang enggan memahami ilmu akidah tidak jarang memilih jalan yang
sesat. Jalan sesat tersebut yang dapat membawa pada masalah-masalah dalam hidup.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menanamkan akidah pada anak sejak dini. Sebagai
orang tua, Anda harus bisa membimbing anak pada jalan yang diridhai Allah subhanahu
wa ta’ala
Berikut ini beberapa fungsi dan peran akidah dalam kehidupan:
Sebagai petunjuk hidup yang tepat sehingga dapat membedakan mana yang baik
dan mana yang buruk.
Melindungi diri agar tidak terjerumus pada jalan yang sesat.
Menumbuhkan semangat beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Menentramkan dan sebagai penenang jiwa.
Memahami dan mengikuti sunah-sunah rasul-Nya.
Memurnikan niat ibadah hanya untuk mencari ridho Allah subhanahu wa ta’ala.
Mengokohkan keimanan terhadap Islam.
Mencari kebahagiaan di dunia dan akhirat.
٣– ق َع ِن ْالهَ ٰوى
ُ َو َما يَ ْن ِط
٤- ۙاِ ْن هُ َو اِاَّل َوحْ ٌي ي ُّْو ٰحى
4
”Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa
nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya).” (QS. Al-Najm:3-4)
Dalam ayat tersebut Allah menyatakan bahwa apa yang disampaikan oleh Nabi
Muhammad SAW adalah benar-benar wahyu adanya, bukan sebuah rekayasa atau
buatan Nabi sendiri.
2) Aqidah Islam pada dasarnya tidak berbeda dengan aqidah yang diajarkan oleh
para Nabi terdahulu
Nabi dan Rasul bertugas menyampaikan ajaran-ajaran Allah SWT, oleh
karena sumber ajaran yang dibawakan oleh para nabi dan rasul itu adalah satu,
yaitu berasal dari Allah, maka isi ajaran yang diajarkan sejak nabi Adam hingga
Nabi Muhammad adalah sama, yaitu Islam. Sehingga di antara mereka tidak ada
perbedaan dalam mengajarkan aqidah kepada ummatnya.
Allah berfirman dalam surat al-Syura, ayat 13:
5
Agama yang dimaksud di sini adalah mengesakan Allah, beriman kepada-Nya.
Jadi jelas bahwa aqidah Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad adalah sama
seperti yang diajarkan oleh para nabi dan rasul terdahulu.
Perbedaan ajaran para nabi dan rasul terdahulu itu hanya terletak pada
syari’at-syari’atnya yang berupa amalan-amalan. Perbedaan syari’at itu terjadi
karena perbedaan situasi, cara berfikir, kondisi sosial yang ada, dan sesuai dengan
cara pandang msyarakat pada masanya.
ن َو َما َکفَ َر ُسلَ ۡيمٰ ُن َو ٰلـ ِك َّن ِ َواتَّبَع ُۡوا َما تَ ۡتلُوا ال َّش ٰي ِط ۡي ُن َع ٰلى ُم ۡل
َ ۚ ٰك ُسلَ ۡيم
اس الس ِّۡح َر َو َمٓا اُ ۡن ِز َل َعلَى ۡال َملَـ َک ۡي ِن بِبَابِ َل َ َّـط ۡي َن َكفَر ُۡوا يُ َعلِّ ُم ۡو َن الن
ِ ال َّش ٰي
ؕتؕ َو َما يُ َعلِّمٰ ِن ِم ۡن اَ َح ٍد َح ٰتّى يَقُ ۡواَل ۤ اِنَّ َما نَ ۡح ُن فِ ۡتنَةٌ فَاَل تَ ۡكفُ ۡر َ ت َو َمار ُۡو َ هَار ُۡو
ضٓا ِّر ۡي َن بِ ٖهَ ِفَيَتَ َعلَّ ُم ۡو َن ِم ۡنهُ َما َما يُفَرِّ قُ ۡو َن بِ ٖه بَ ۡين ۡال َم ۡر ِء َو َز ۡو ِج ٖهؕ َو َما هُمۡ ب
6
ِم ۡن اَ َح ٍد اِاَّل بِاِ ۡذ ِن هّٰللا ِؕ َويَتَ َعلَّ ُم ۡو َن َما يَضُرُّ هُمۡ َواَل يَ ۡنفَ ُعهُمۡؕ َولَقَ ۡد َعلِ ُم ۡوا لَ َم ِن
س َما َش َر ۡوا بِ ٖۤه اَ ۡنفُ َسهُمۡؕ لَ ۡو َکانُ ۡوا ٍ اشتَ ٰرٮهُ َما لَهٗ فِ َى ااۡل ٰ ِخ َر ِة ِم ۡن خَاَل
َ قؕ َولَبِ ۡئ ۡ
يَ ۡعلَ ُم ۡو َن
Yang artinya : “ Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada
masa kerajaan Sulaiman. Sulaiman itu tidak kafir tetapi setan-setan itulah yang
kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan
kepada dua malaikat di negeri Babilonia yaitu Harut dan Marut. Padahal
keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan,
"Sesungguhnya kami hanyalah cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kafir."
Maka mereka mempelajari dari keduanya (malaikat itu) apa yang (dapat)
memisahkan antara seorang (suami) dengan istrinya. Mereka tidak akan dapat
mencelakakan seseorang dengan sihirnya kecuali dengan izin Allah. Mereka
mempelajari sesuatu yang mencelakakan, dan tidak memberi manfaat kepada
mereka. Dan sungguh, mereka sudah tahu, barangsiapa membeli (menggunakan
sihir) itu, niscaya tidak akan mendapat keuntungan di akhirat. Dan sungguh,
sangatlah buruk perbuatan mereka yang menjual dirinya dengan sihir, sekiranya
mereka tahu.”
Contoh lain dari penyelewengan aqidah adalah penyimpangan orang-
orang yahudi dan nasrani dalam memahami Isa al-Masih. Islam menjelaskan
bahwa nabi Isa adalah putra Maryam yang diangkat oleh Allah menjadi rasul-
Nya. Isa adalah anak suci dan bukan anak zina seperti yang dituduhkan oleh
orang-orang Yahudi. Beliau juga manusia biasa yang memiliki kelebihan, dan
kemudian diangkat oleh Allah menjadi rasul-Nya. Beliau juga bukan Tuhan
seperti yang dituduhkan orang Nasrani kepadanya. Orang yahudi mengingkari
keberadaan nabi Isa. Mereka menuduh Maryam melakukan zina dengan seorang
yang bernama Yusuf al-Najjar, sehingga melahirkan Isa. Mereka menuduh Isa
adalah anak zina.
Selain itu, orang yahudi dan nasrani melakukan kesalahan, karena
mengakui telah membunuh dan melakukan penyaliban terhadap Isa putra
Maryam, padahal mereka sebetulnya tidak membunuhnya dan tidak pula
7
menyalibnya. Akan tetapi yang mereka bunuh dan disalib adalah orang yang
diserupakan Isa bernama Yudas Iskariot bekas muridnya. Jelaslah bahwa Islam
datang untuk meluruskan penyelewengan-penyelewengan aqidah yang dilakukan
oleh ummat terdahulu. Islam memberikan informasi dan pengukuhan bahwa
aqidah Islam adalah aqidah atau keyakinan yang benar dan lurus serta wajib untuk
dianut dan dipertahankan oleh seluruh ummat manusia.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam keseluruhan bangunan Islam, aqidah dapat diibaratkan sebagai Pondasi. Di
mana seluruh komponen ajaran Islam tegak di atasnya. Aqidah merupakan beberapa
prinsip keyakinan. Dengan keyakinan itulah seseorang termotivasi untuk menunaikan
kewajiban-kewajiban agamanya. Karena sifatnya keyakinan maka materi aqidah
sepenuhnya adalah informasi yang disampaikan oleh Allah Swt. melalui wahyu kepada
nabi-Nya, Muhammad Saw.
Pada hakikatnya filsafat dalam bahasan aqidah tetap bersumber pada Al-Qur’an
dan Sunnah. Allah menganugerahkan kebijakan dan kecerdasan berfikir kepada manusia
untuk mengenal adanya Allah dengan memperhatikan alam sebagai bukti hasil perbuatan-
Nya Yang Maha Kuasa. Hasil perbuatan Allah itu serba teratur, cermat dan berhati-hati.
Sumber aqidah Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Akal pikiran tidaklah menjadi
sumber aqidah, tetapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua
sumber tersebut
B. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam pembuatannya. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran
dari dosen pembimbing dan teman – teman agar penulisan makalah kami bisa lebih baik
lagi.
9
DAFTAR PUSTAKA