Serat Poliester
Serat polyester adalah serat sintetik yang dibuat dari molekul polimer polyester linier dengan
susunan paling sedikit 85 % etilena glikol (HO-CH2-CH2-OH) dan asam tereftalat (C6H4(COOH)2) melalui
proses polimerisasi kondensasi. Kekuatan polyester pada keadaan kering sama besar dengan kekuatan
pada keadaan basah. Polyester memiliki mempunyai kristalinitas yang tinggi, bersifat hidrofob dan tidak
mengandung gugusan-gugusan yang aktif, sehingga sukar sekali ditembus oleh molekul-molekul yang
berukuran besar ataupun tidak bereaksi dengan zat warna anion atau kation. Untuk memperoleh hasil celup
yang baik maka proses pendahuluan (pretreatment) untuk polyester sangat perlu. Penggunaan alkali panas
waktu proses pencucian polyester sebaiknya dihindari, karena akan menyebabkan terkelupasnya
permukaan serat tersebut. Polyester juga memiliki titik leleh yang tinggi yaitu 280 oC, juga daya tahan
terhadap sobekan maupun gosokan dan elastisitas yang tinggi. Polyester kebanyakan hanya dapat dicelup
oleh zat warna dispersi.
o OH H H o
H
O OH H
CH2OH H OH
Struktur kimianya merupakan senyawa benzena yang mengandung gugus hidroksil yang mudah
menyerap air yang sebagian besar terdiri dari selulosa (komponen utama), lemak, malam, pectin, dsb.
Bahan yang dicelup adalah kain dari kapas.
III. PERCOBAAN :
III.1 ALAT dan BAHAN
Peralatan Bahan
*. Gelas ukur 100 ml *. Kain poliester
*. Gelas pengaduk *. Zat warna disperse dan direk
*. Pipet volume 10 ml *. Zat pendispersi
*. Timbangan (neraca Ohauss) *. Asam asetat
*. Gelas piala 100 ml *. Amonium sulfat
*. Gelas porselen + 1 liter *. Alkali lemah (Na2CO3)
*. Termometer 110°C *. Elektrolit (NaCl)
*. Kasa asbes
*. Mesin celup Exhaust
Ket :Obos = One bath One Stage, Obts = One Bath Two Stage, Tbts = Two Bath Two Stage
Resep ketiga (Obos suhu 130C untuk resep 3 tidak memakai carrier)
Masukan zat warna direk dan dispersi
dari kedua larutan pokok celup , pembasah,NaCl dan zat-zat lain yang telah di tentukan ke
dalam larutan celup pada suhu 30oC, banyaknya tergantung resep.
Bahan yang telah dimasak, dicelup dalam larutan tersebut selama 10 menit pada
suhu 60C.
suhu dinaikan perlahan-lahan sampai 130C dan pencelupan diteruskan selama 30
menit.
Setelah mencapai 130C, suhu dikonstankan selama 10 menit.
Setelah selesai, turunkan suhu sampai dengan 600C untuk dilakukan cuci panas
yang dilanjutkan dengan cuci bilas.
Pencelupan I
Cuci reduksi
Pencelupan II
Cuci sabun
Pengeringan
Resep 1 Resep 2
Zw disperse = 2 x 6 = 12 ml Zw disperse = 2 x 6,5 = 13 ml
Volume larutan = 30 x 6 = 180 ml Volume larutan = 30 x 6,5 = 195 ml
Asam asetat = 2/1000 x 180 = 0,36 ml Asam asetat = 2/1000 x 195 = 0,39 ml
Pendispersi = 2/1000x 180 = 0,36 ml Pendispersi = 2/1000 x 195 = 0,39 ml
Carrier = 5/100 x 6,5 x 100/10 = 3,25 ml
Zw Direk
Zw direk = 2 x 6 = 12 ml Zw Direk
Pembasah = 1/1000 x 180 =0,18 ml Zw direk = 2 x 6 = 12 ml
Garam dapur = 20/100 x 180 = 3,6 g Soda abu = 1/1000 x 195 = 0,195 g
Pembasah = 1/1000 x 195= 0,195 ml
Garam dapur = 20/100 x 195 = 3,9 g
Resep 3 Resep 4
Zw disperse = 2 x 6,2 = 12,4 ml Zw disperse = 2 x 6,5 = 13 ml
Volume larutan = 30 x 6,2 = 186 ml Volume larutan = 30 x 6,5 = 195 ml
Asam asetat = 2/1000 x 186 = 0,372 ml Asam asetat = 2/1000 x 195 = 0,39 ml
Pendispersi = 2/1000 x 186 = 0,372 ml Pendispersi = 2/1000 x 195 = 0,39 ml
Carrier = 5/100 x 6,5 x 100/10 = 3,25 ml
Zw Direk
Zw direk = 2 x 6,2 = 12,4 ml Zw Direk
Soda abu = 1/1000 x 186 = 0,186 g Zw direk = 2 x 6 = 12 ml
Pembasah = 1/1000 x 186 = 0,186 ml Soda abu = 1/1000 x 195 = 0,195 g
Garam dapur = 20/100 x 186 = 3,72 g Pembasah = 1/1000 x 195= 0,195 ml
Garam dapur = 20/100 x 195 = 3,9 g
Resep5 Reduction Cleaning
Zw disperse = 2 x 6 = 12 ml Volume larutan = 500 ml
Volume larutan = 30 x 6 = 180 ml NaOH 38o Be : 2/1000 x 500 = 1 ml
Asam asetat = 2/1000 x 180 = 0,36 ml Na2S2O4 = 2/1000 x 500 = 1 g
Pendispersi = 2/1000 x 180 = 0,36 ml
Carrier = 5/100 x6 x 100/10 = 3 ml Resep Cuci
Data Percobaan
Resep Hasil Resep Hasil
No 3
No 1
No 4
No 2
No 5
V. D I S K U S I
Dari percobaan diatas didapatkan bahwa :
1. Pada Resep 1 didapatkan efek warna reserve dimana serat kapas terwarnai dengan warna biru
sedangkan serat polyester yang seharusnya terwarnai dengan warna kuning dari disperse , tidak
terjadi. Hal ini terjadi karena tidak digunakannya carrier pada pencelupan dengan zat warna
dispersi pada suhu rendah (1000C), sehingga pembukaan pori – pori serat menjadi kurang
maksimal dan daya serap polyester terhadap zat warna disperse pada suhu mendidih tanpa
carrier sama sekali tidak menghasilkan hasil celup yang baik. Hal ini juga dapat terjadi karena
suasana larutaan yang mendekati netral dengan ditambahkannya soda abu seperti kita tahu
suasana alkalis akan mengurangi hasil pencelupan disperse (sebenarnya OBOS berhasil baik
dan menghasilkan efek kontras bila zat warna disperse tahan alkali). Karena disini tidak
dilakukan variasi resep pda zat warna direk maka didapatkan hasil celup serat kapas dengan
warna biru direk memberikan hasil yang optimal. Pada resep ini untuk mendapatkan efek reserve
lebih baik menggunakan 1 jenis zat warna karena pencelupan pada akhirnya tidak menghasilkan
warna kontras.
2. Pada resep 2 didapatkan efek kontras yang cukup baik karena pada pencelupan suhu mendidih
resep ini digunakan carrier yang membantu pembukaan pori – pori serat poliester, dan
penyerapan zat warna disperse yang lebih baik dibandingkan resep 1 yang tidak menggunakan
zat pengemban. Namun hasil celupan didapatkan warna kontras yang masih kalah baik bila
dibandingkan dengan OBOS dengan HT dan resep OBTS, TBTS, pada dasrnya carrier memiliki
keterbatasan dalam hal pembukaan pori – pori serat bila dibangdingkan dengan system HT
maupun HT, HP sehingga dihasilkan warna celupan disperse yang muda
3. Pada resep 3 dengan metode OBOS dengan suhu tunggi (HT) merupakan resep yang paling
beresiko dibandingkan dengan resep yang lain, hal ini terjadi karena pada umumnya struktur
molekul zat warna direk yang kcil dan sederhana, serta berkromofor azo sangat tidak tahan
terhadap panas sehingga suhu tinggi akan menghasilkan efek celup disperse yang baik karena
pembukaan pori –pori serat yang lebih baik tetapi disisi lain zat warna direk menjadi tidak
maksimal hasil pencelupannya. Hal ini dapat dilihat dari warna biru (direk) yang masih kalah tua
dibandingkan dengan resep 1 dan 2.
4. pada resep 4 dengan metode OBTS dihasilkan warna clup yang cukup baik tetapi masih kalah
baik bila dibandingkan dengan resep TBTS (5) hal ini mungkin terjadi karena adanya staining
awal disperse pada kapas sehingga, proses fikasasi zw direk yang dilakukan setelah fiksasi
disperse mengakibatkan zw direk menjadi tidak maksimal hasil pencelupannya,
5. pada resep 5 dengan metode TBTS dengan carrier didapatkan efek kontras tebaik, sebenarnya
resep ini merupakan resep yang paling aman karena untuk mendapatkan warna kontras sangat
mungkin terjadi, karena terlebih dahulu dilakukan proses cuci reduksi terhadap disperse yang
staining pada kapas sehingga hasil celup direk menjadi lebih baik. Namun dari sisi ekonomis dan
waktu resep ini terlalu makan biaya , zat – zat kimia, waktu dan tenaga.
VI. KESIMPULAN
Dari percobaan diatas dapat dismpulkan bahwa :
1. pencelupan polyester tanpa carrier pada suhu dibawah 1000C didapatkan hasil yang tidak
maksimal/ tidak terjadi penyerapan zw
2. penggunaan carrier lebih baik digunkan untuk campuran zw disperse direk, dibandingkan dengan
penggunaan temperature tinggi untuk metode one bath one stage
3. Resep OBTS menghasilkan celupan yang optimal bila dibandingkan dengn faktrtor – factor
ekonomis
4. Pencelupan dengan metode TBTS menghasilkan efek kontras paling baik, namun kurang
ekonomis.