Anda di halaman 1dari 9

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD MELALUI

PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI SIKLUS AIR

Rini Septianingtias1, Bambang Yulianto2, Muhammad Nuruddin3 Pendidikan


Guru Sekolah Dasar, Universitas Hasyim Asy’ari
riniseptianingtias97@gmail.com,
bambangyulianto@unesa.ac.id, rudin.moxer@gmail.com

Abstrak: Permasalahan yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah kondisi belajar siswa
yang pasif dikarenakan guru menjelaskan materi menggunakan gaya lama. Tujuan penelitian
pada penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa kelas V Sekolah
Dasar melalui penggunaan metode eksperimen pada materi siklus air. Penelitian ini
menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK terdiri dari empat tahapan yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Peneliti melakukan jenis penelitian
tindakan kelas yang bersifat kolaboratif, artinya peneliti melakukan tindakan penelitian dengan
bantuan observer yaitu guru kelas V Sekolah Dasar. Teknik pengumpulan data pada penelitian
ini menggunakan empat jenis teknik, yaitu wawancara, observasi, catatan lapangan, dan tes.
Adapun hasil pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode eksperimen mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari pretest
sebesar 37,8% ke siklus I sebesar 62,2% dan pada siklus II menunjukkan ketuntasan sebesar
92%.

Keywords: metode eksperimen, siklus air


PENDAHULUAN

materi siklus air belum disampaikan dengan


metode yang menarik perhatian siswa.
Pembelajaran efektif penting Dalam penyampaian materi, guru
dilakukan di setiap jenjang pendidikan, cenderung menggunakan metode umum
khususnya pada pendidikan di jenjang seperti metode tanya jawab, ceramah, dan
sekolah dasar. Pada jenjang sekolah dasar, penugasan. Hal ini menjadikan
siswa cenderung berfikir secara konkrit dan pembelajaran menjadi kurang menarik dan
lebih menyukai hal-hal yang bersifat lebih berfokus pada guru, yang berakibat
menyenangkan atau menarik perhatian siswa pasif saat pembelajaran didalam
siswa. Tetapi di Sekolah Dasar efektifitas kelas.
pembelajaran belum dilakukan secara Kondisi belajar dari siswa kelas V
maksimal, karena masih terhambat oleh Sekolah Dasar pada pembelajaran tematik
berbagai hal seperti siswa, guru, dan tema 8 lingkungan sahabat kita subtema 1
perangkat pembelajaran. pembelajaran ke 2 materi siklus air
Berdasarkan wawancara bersama cenderung kurang aktif dan pembelajaran
Ibu Suhartatik, S.Pd. pada Kamis 13 lebih berpusat pada guru. Dalam
Desember 2018 selaku guru kelas V di penyampaian materi, guru menjelaskan
Sekolah Dasar menyatakan bahwa, tentang siklus air, manfaat air bagi
pembelajaran tematik tema 8 lingkungan kehidupan sehari-hari, dan kegiatan
sahabat kita subtema 1 pembelajaran ke 2 manusia yang memengaruhi siklus air.
Tetapi guru hanya memakai metode lebih tertarik pada materi yang disampaikan
ceramah sehingga siswa hanya fokus pada oleh guru.
penjelasan guru, dan terkadang guru Berdasarkan uraian diatas, maka
memakai metode tanya jawab dengan peneliti memilih metode eksperimen untuk
mengajukan beberapa pertanyaan agar peningkatan hasil belajar siswa pada tema 8
siswa berfikir lebih kritis. lingkungan sahabat kita materi siklus air.
Salah satu cara yang bisa dipakai Oleh karena itu peneliti mengajukan judul
adalah menggunakan metode pembelajaran, “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V
yang disesuaikan dengan karakteristik Sekolah Dasar melalui Penggunaan Metode
siswa pada jenjang sekolah dasar yaitu di Eksperimen pada Materi Siklus Air
tahap operasional konkrit. Tahap
operasional konkrit adalah anak pada usia
7-11 tahun. Pada tahap ini anak dapat METODE Pendekatan Penelitian
memahami objek atau kejadian yang Jenis penelitian ini adalah Penelitian
konkrit, tetapi belum dapat memahami Tindakan Kelas (Classroom Action
pernyataan verbal. Research). Menurut Arikunto (2014:3),
Beberapa ciri dari tahap operasional konkrit penelitian tindakan kelas merupakan suatu
adalah konservasi, klasifikasi, kemampuan pencermatan pada kegiatan belajar, berupa
untuk membalikkan pikiran, dan untuk suatu tindakan, yang sengaja untuk
menghitung ataupun mengerti kesatuan dimunculkan serta terjadi didalam suatu
serta pengukuran (Piaget dalam Nursalim, kelas secara bersama-sama. Tindakan
2016:27). tersebut dilakukan oleh guru dan dengan
Metode eksperimen adalah metode arahan dari guru yang dipraktikkan oleh
yang akan menjadikan siswa lebih tertarik siswa. Sedangkan menurut Suhardjono
dengan pembelajaran tema 8 lingkungan dalam Arikunto (2014:58) mengartikan
sahabat kita subtema 1 pembelajaran ke 2 bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah
materi siklus air. Menurut Samatowa dalam penelitian tindakan yang dilakukan
Ningsih (2015:5), pembelajaran dikatakan berdasarkan tujuan untuk memperbaiki
sesuai dengan anak Indonesia adalah kualitas praktik pembelajaran pada kelas.
pembelajaran yang didasarkan pada suatu Jenis penelitian yang digunakan
pengalaman langsung (Learning by doing). oleh peneliti dilakukan secara kolaboratif
Materi siklus air dapat memberikan yaitu peneliti bekerja sama dengan guru
kesempatan bagi siswa untuk berpikir lebih kelas V Sekolah Dasar dan teman sejawat
kritis bila diajarkan menggunakan metode sebagai observer. Peneliti bersama guru
yang tepat, seperti metode eksperimen. kelas mendiskusikan permasalahan yang
Materi siklus air tidak akan menjadi materi terdapat pada kelas V terutama
yang bersifat hafalan saja, apabila pembelajaran materi siklus air kemudian
mengajarkannya melalui metode yang mencari solusi terbaik. Disini peneliti
mengharuskan siswa melakukan percobaan. terlibat dalam setiap tahap dalam siklus,
Metode eksperimen bisa diterapkan dimulai dari tahap perencanaan,
untuk membantu kinerja guru saat pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Dalam
menyampaikan materi pembelajaran. penelitian ini, peneliti dibantu oleh guru
Metode eksperimen dilakukan dengan kelas bertugas untuk mengamati, mencatat,
melakukan suatu percobaan yang diawali mengumpulkan data, menganalisis data,
dengan memunculkan permasalahan serta melaporkan hasil penelitian. Pada
selanjutnya melakukan kegiatan penelitian ini, penelitian tindakan kelas
eksperimen dengan tujuan menemukan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar
fakta dan terakhir menyimpulkan hasil siswa kelas V Sekolah Dasar melalui
percobaan. Metode eksperimen dapat penggunaan metode eksperimen.
membantu guru serta siswa dalam proses Desain penelitian ini menggunakan
pembelajaran, yaitu guru lebih mudah model Kemmis dan Mc Taggart. Menurut
dalam menyampaikan materi dan siswa Kurt Lewin dalam Suwandi (2011:29),
siklus penelitian tindakan membentuk dilakukan secara langsung oleh observer
spiral. (pengamat) dan tidak mengganggu selama
Setiap langkahnya memiliki empat tahapan, proses belajar mengajar berlangsung di
yaitu perencanaan (planning), tindakan kelas.
(acting), pengamatan (observing), dan Refleksi dilakukan dengan
refleksi (reflecting). menganalisa hasil observasi berdasarkan
Pelaksanaan penelitian tindakan hasil wawancara, lembar observasi, catatan
kelas ini menggunakan siklus tindakan lapangan, dan hasil tes mengenai
Kemmis dan Mc Taggart. PTK ini bagaimana penggunaan metode eksperimen
dilaksanakan dalam empat tahap yaitu: (1) dalam peningkatan hasil belajar siswa.
Perencanaan (planning), (2) Pelaksanaan Selain menganalisa hasil wawacara,
(action), (3) Observasi (Observing), dan (4) observasi dan tes, peneliti perlu
Refleksi (Reflecting). Dalam tahap menganalisa faktor pendukung serta
perencanaan ada beberapa kegiatan yang penghambat untuk mengetahui kelebihan
dilaksanakan antara lain: (a) Menyusun serta kelemahan yang muncul selama
daftar pertanyaan yang akan digunakan saat proses pembelajaran. Hal ini dilakukan
kegiatan wawancara. (b) Melakukan sebagai tolak ukur untuk merencanakan
wawancara dengan guru tentang keadaan siklus selanjutnya serta hasil yang
kelas dan siswa. (c) Menganalisis diharapkan. Apabila ditemukan kelemahan
kurikulum perangkat pembelajaran. (d) pada siklus sebelumnya, peneliti bisa
Menyusun Silabus dan Rencana menambahkan beberapa variasi untuk
Pelaksanaan memperbaikinya pada siklus berikutnya.
Pembelajaran (RPP) yang berisi
serangkaian kegiatan pembelajaran, yang Objek Penelitian
beracuan pada metode eksperimen. (e) Objek penelitian pada penelitian
Menyusun soal pretest serta postest yang ini adalah meningkatkan hasil belajar
akan digunakan saat kegiatan evaluasi pada pada pembelajaran tematik materi siklus
siklus I. (f) Menyusun instrumen penelitian air. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah
yang dibutuhkan saat proses penelitian Dasar. Subjek penelitian ini adalah siswa
pada siklus I. (g) Mempersiapkan alat serta kelas V Sekolah Dasar tahun pelajaran
bahan pendukung yang digunakan dalam 2018/2019 dengan jumlah total
kegiatan eksperimen dan (h) Merancang keseluruhan 37 siswa yang terdiri dari 17
jadwal penelitian. siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.
Dalam tahap pelaksanaan, Waktu penelitian ini direncanakan akan
dilakukan berdasarkan panduan dilaksanakan selama 7 bulan pada
perencanaan yang telah dibuat. Dalam semester genap tahun pelajaran
pelaksanaannya bersifat fleksibel artinya 2018/2019. Yaitu pada bulan Desember
terbuka terhadap perubahan. Selama proses 2018- Juni 2019.
pembelajaran, peneliti yang berperan
sebagai guru mengajar berdasarkan RPP Teknik Pengumpulan Data
yang telah dibuat. Sedangkan guru yang Teknik pengumpulan data yang
berperan sebagai pengamat, mengamati digunakan peneliti dalam penelitian ini
setiap proses pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut: (1) Wawancara, (2)
menggunakan catatan lapangan untuk Observasi, (3) Catatan Lapangan, dan (4)
mengetahui dari faktor pendukung serta Tes.
faktor penghambat pada penggunaan
metode eksperimen. Teknik Analisis Data
Observasi dilakukan menggunakan Pada penelitian ini terdapat dua
lembar observasi yang telah dipersiapkan. jenis data, yaitu data kualitatif dan data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kuantitatif. Oleh karena itu peneliti
pelaksanaan pembelajaran menggunakan menggunakan dua teknik penganalisisan
metode eksperimen, dan untuk mengetahui data. Teknik penganalisisan data yang
aktivitas guru serta siswa. Observasi ini digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: (1) Teknik wawancara dan hasil catatan lapangan.
Penganalisisan Data Kualitatif dan (2) Data dari dua teknik pengumpulan data
Teknik Penganalisisan Data Kuantitatif. tersebut akan dikelompokkan kedalam
Pada penelitian ini, data kualitatif jenis yang sama dan menyajikan data
dianalisis dengan memaparkan semua dalam bentuk pola yang saling
data yang telah diperoleh dari proses dan berhubungan. (b) Data Display (Penyajian
hasil wawancara dengan guru kelas dan Data), pada penelitian kualitatif penyajian
catatan lapangan yang diperoleh selama data bisa dilakukan dalam bentuk bagan,
proses penelitian.. uraian singkat, hubungan antar kategori,
Pada penelitian ini terdapat dua flowchart, dan sejenisnya. Pada tahap
jenis instrumen penganalisisan data yaitu penyajian data, peneliti menyajikan data
(1) Instrumen Penganalisisan dalam bentuk teks uraian yang bersifat
Data naratif. (c) Conclusion
Kualitatif dan (2) Instrumen Drawing/Verification, pada tahap
Penganalisisan Data Kuantitatif. Pada verifikasi peneliti menarik sebuah
penelitian ini, data kualitatif dianalisis kesimpulan berdasarkan hasil reduksi data
menggunakan teknik analisis data Model dan penyajian data yang telah dilakukan.
Miles and Huberman untuk menganalisis Prosedur penganalisisan
data hasil wawancara dan catatan data kuantitatif pada penelitian ini, peneliti
lapangan. Sedangkan data kuantitatif menggunakan rumus-rumus untuk
dianalisis menggunakan rumus persentase menganalisis data kuantitatif. Prosedur
guru dan siswa, nilai akhir, ratarata penganalisisan data kuantitatif dilakukan
(mean), serta ketuntasan belajar klasikal. ketika semua data kuantitatif
Rumus persentase guru serta siswa sudah terkumpul. Prosedur dalam
digunakan untuk menganalisis hasil penganalisisan data kuantitatif adalah
observasi aktivitas guru dan siswa. sebagai berikut:
Rumus nilai akhir digunakan untuk
menganalisis nilai akhir yang diperoleh Analisis Data Presentase Aktivitas Guru
oleh setiap siswa. Rumus rata-rata (mean) dan Siswa
digunakan untuk menganalisis rata-rata f
kelas dan rumus ketuntasan belajar P= x100
klasikal digunakan untuk menganalisis
% N
tingkat ketuntasan siswa dalam satu
Keterangan:
kelas.
P = Persentase aktivitas guru/siswa f =
Pada penelitian ini ada dua jenis
Banyaknya aktivitas guru/siswa yang
prosedur penganalisisan data yaitu (1)
muncul
Prosedur Penganalisisan Data Kualitatif
N = Jumlah aktivitas keseluruhan
dan
(Indarti, 2016:29)
(2) Prosedur Penganalisisan Data
Kriteria persentase keberhasilan
Kuantitatif. Pada penganalisisan data
guru adalah sebagai berikut:
kualitatif peneliti menggunakan prosedur
85% - 100% dinyatakan sangat berhasil
analisis data Model Miles and Huberman.
75% - 84% dinyatakan berhasil
Prosedur dalam penganalisisan data
65% - 74% dinyatakan kurang berhasil
kualitatif dilakukan secara interaktif dan
0 - 64% dinyatakan tidak berhasil
berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh
(Miles and Huberman dalam Sugiyono, Analisis Data Nilai Akhir Siswa
2016:246). Skor.Perolehan
Prosedur dalam penganalisisan Nilai.Akhir = x100
data kualitatif adalah sebagai berikut: (a) Skor.Maksimal
Data Reduction (Reduksi Data), pada (BSNP, 2007:25)
tahap reduksi data peneliti mencatat
semua hal yang didapatkan dari kegiatan Analisis Data Rata-rata (Mean) Kelas
X= X pengetahuan awal siswa. Soal pretest yang
N diberikan berupa soal uraian kognitif
Ket: tentang siklus air sebanyak 5 soal. Hasil
X = Nilai rata-rata (mean) siswa belajar siswa kelas V Sekolah Dasar
X = Jumlah semua nilai yang diperoleh sebelum menggunakan metode eksperimen
siswa dalam pembelajaran materi siklus air adalah
N = Jumlah siswa sebagai berikut:
(Aqib, 2009:40) Diagram 1 Persentase Ketuntasan Hasil
Pretest Siswa

Kriteria penilaian hasil belajar


siswa adalah sebagai berikut:
Nilai 90 - 100 : Sangat Baik
Nilai 85 - 89 : Baik
Nilai 75 - 84 : Cukup
Nilai 0 - 74 : Sangat Kurang

Analisis Data Ketuntasan Belajar Klasikal


P = siswa.tuntas.belajar x100%
siswa
Ket: Berdasarkan diagram diatas, hasil
P = Tuntas belajar klasikal belajar siswa kelas V Sekolah Dasar
Kriteris tingkat ketuntasan belajar klasikal sebelum menggunakan metode
siswa adalah sebagai berikut: eksperimen menunjukkan presentase siswa
> 80% = Sangat Tinggi yang tuntas belajar sebesar 37,8% yaitu 14
siswa, sedangkan presentase siswa yang
60-79% = Tinggi
tidak tuntas belajar sebesar 62,2% yaitu 23
40-59% = Sedang siswa.
20-39% = Rendah Setelah Menggunakan Metode
<20% = Sangat Eksperimen
Rendah Hasil belajar siswa diukur
menggunakan tes tertulis berdasarkan pada
HASIL DAN PEMBAHASAN materi pembelajaran serta dari nilai
psikomotorik dan nilai afektif siswa. Guru
Pada pembahasan ini akan memberikan postest sebanyak dua kali pada
disajikan bagaimana keberhasilan siswa, yaitu pada siklus I dan siklus II.
penggunaan metode eksperimen untuk Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui
meningkatkan hasil belajar siswa pada pengetahuan yang diperoleh siswa setelah
materi siklus air kelas V Sekolah Dasar. kegiatan pembelajaran selesai dilakukan.
Pembahasan ini meliputi empat aspek yaitu: Siklus I
perencanaan pembelajaran, aktivitas guru Guru memberikan soal pretest pada
dan aktivitas siswa, faktor pendukung dan siswa setelah guru selesai menyampaikan
faktor penghambat, serta hasil belajar materi pembelajaran tentang siklus air
siswa. hujan. Kegiatan ini dilakukan pada Senin,
18 Maret 2019 untuk mengetahui
Peningkatan Hasil Belajar Siswa pengetahuan yang diperoleh siswa. Soal
Sebelum Menggunakan Metode postest yang diberikan berupa soal uraian
Eksperimen kognitif tentang siklus air hujan sebanyak 3
Sebelum menggunakan metode soal. Nilai akhir siswa didapat dari hasil
eksperimen, guru memberikan soal pretest akumulasi nilai kognitif, nilai
kepada siswa. Kegiatan ini dilakukan pada psikomotorik, dan nilai afektif kemudian
Senin, 18 Maret 2019 untuk mengetahui dibagi dengan 3. Hasil belajar siswa kelas
V Sekolah Dasar setelah menggunakan Postest Siswa pada Siklus II
metode eksperimen dalam pembelajaran
materi siklus air hujan pada siklus I adalah
sebagai berikut:
Diagram 2 Persentase Ketuntasan Hasil
Postest Siswa pada Siklus I

Berdasarkan tabel dan diagram


diatas, hasil belajar siswa kelas V SDN
Jombatan V Jombang setelah menggunakan
metode eksperimen menunjukkan
persentase siswa yang tuntas belajar sebesar
Berdasarkan tabel dan diagram 92% yaitu 34 siswa, sedangkan presentase
diatas, hasil belajar siswa kelas V Sekolah siswa yang tidak tuntas belajar sebesar 8%
Dasar setelah menggunakan metode yaitu 3 siswa.
eksperimen menunjukkan persentase siswa Perkembangan Hasil Belajar Siswa
yang tuntas belajar sebesar 62,2% yaitu 23 Pada kondisi awal peneliti melihat
siswa, sedangkan presentase siswa yang kemampuan hasil belajar siswa masih
tidak tuntas belajar sebesar 37,8% yaitu 14 banyak yang dibawah indikator
siswa. Siklus II keberhasilan atau dibawah KKM yang
Guru memberikan soal pretest pada sudah ditetapkan oleh sekolah, yaitu 75.
siswa setelah guru selesai menyampaikan Berdasarkan hasil belajar siswa sebelum
materi pembelajaran tentang siklus air menggunakan metode eksperimen
tanah. Kegiatan ini dilakukan pada Rabu, menunjukkan bahwa persentase ketuntasan
20 Maret 2019 untuk mengetahui belajar siswa sebesar 37,8%, artinya siswa
pengetahuan yang diperoleh siswa. Soal yang tuntas belajar mencapai 14 siswa dan
postest yang diberikan berupa soal uraian siswa yang tidak tuntas mencapai 23 siswa.
kognitif tentang siklus air tanah sebanyak 5 Pada siklus I setelah peneliti
soal. Nilai akhir siswa didapat dari hasil menggunakan metode eksperimen, hasil
akumulasi nilai kognitif, nilai belajar siswa mengalami peningkatan, yaitu
psikomotorik, dan nilai afektif kemudian banyak yang mencapai KKM dan diatas
dibagi dengan 3. Hasil belajar siswa kelas KKM. Berdasarkan hasil belajar siswa
V Sekolah Dasar setelah menggunakan setelah menggunakan metode eksperimen
metode eksperimen dalam pembelajaran pada siklus I menunjukkan bahwa
materi siklus air tanah pada siklus II adalah persentase ketuntasan belajar siswa sebesar
sebagai berikut: 62,2%, artinya siswa yang tuntas belajar
mencapai 23 siswa dan siswa yang tidak
tuntas mencapai 14 siswa. Pada siklus II
hasil belajar siswa mengalami peningkatan
dengan persentase ketuntasan belajar siswa
Diagram 3 Persentase Ketuntasan Hasil
sebesar 92%, artinya siswa yang tuntas
belajar mencapai 34 siswa dan siswa yang
tidak tuntas mencapai 3 siswa.
Dapat disimpulkan bahwa ada
peningkatan pada setiap siklus. Pada pra
siklus persentase ketuntasan belajar siswa
mencapai 37,8% dan pada siklus I
persentase ketuntasan belajar siswa DAFTAR PUSTAKA
mencapai 62,2%, artinya terdapat Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2015.
peningkatan sebesar 24,4%. Sedangkan Mendesain Model Pembelajaran
pada siklus II persentase ketuntasan belajar Inovatif, Progresif, dan
siswa mencapai 92%, artinya dari siklus I Kontekstual:
ke siklus II mengalami peningkatan sebesar Konsep, Landasan, dan
29,8%. Persentase peningkatan hasil belajar Implementasinya pada Kurikulum
siswa dari pra siklus, siklus I, dan siklus II 2013 (Kurikulum Tematik
adalah sebagai Integratif/TKI). Jakarta:
berikut: Prenadamedia Group.
Diagram 4 Persentase Perkembangan
Hasil Belajar Siswa Arikunto, Suharsimi dkk. 2014. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur


Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri dkk. 2010.


Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.

Idrus, Muhammad. 2007. Metode


Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta:
Erlangga.
Berikut ini
peningkatan hasil belajar siswa kelas V Kasiram, Moh. 2010. Metode Penelitian
SDN Jombatan V Jombang adalah sebagai Kualitatif-Kuantitatif. Malang:
berikut:
UIN Maliki Press.
Tabel 3 Persentase Peningkatan Hasil
Belajar Siswa
Kusumawati, Yeni. 2017. Upaya
Pra Siklus Siklus II Meningkatkan Keterampilan
Siklus I Proses
Persentase 37,8% 62,2% 92% dan Sikap Ilmiah Mata Pelajaran
IPA Melalui Penerapan Metode
Berdasarkan hasil belajar Eksperimen pada Siswa Kelas V
yang diperoleh siswa pada saat SD Negeri 2 Wates Kulon Progo.
kegiatan pembelajaran pada siklus I sampai Skripsi. Universitas Negeri
pada siklus II menunjukkan bahwa Yogyakarta: Tidak Diterbitkan.
penggunaan metode eksperimen pada
materi siklus air dapat meningkatkan hasil Moleong, Lexy J. 2014.
belajar siswa kelas V SDN Jombatan V Metodologi Penelitian Kualitatif.
Jombang. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

KESIMPULAN Ningsih, Cahaya Safitri. 2015. Penerapan


Metode Eksperimen untuk
Berdasarkan hasil penelitian serta Meningkatkan Keterampilan
pembahasan dapat ditarik kesimpulan Proses pada Pembelajaran IPA
bahwa, hasil belajar siswa mengalami Siswa Kelas VI SDN Puro
peningkatan dari pretest sebesar 37,8% ke Pakualam. Skripsi. Universitas
siklus I sebesar 62,2% dan pada siklus II Negeri Yogyakarta:
menunjukkan ketuntasan sebesar 92%. Tidak Diterbitkan.
Nursalim, Mochamad dkk. 2016. Psikologi
Pendidikan. Surabaya:
UNESA
University Press.

Roestiyah. 2008. Strategi Belajar


Mengajar (Salah Satu Unsur
Pelaksanaan Strategi Belajar
Mengajar: Teknik Penyampaian).
Jakarta: Rineka
Cipta.

Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna


Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Sumiati dkk. 2009. Metode Pembelajaran.


Bandung: CV Wacana Prima.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan


Pembelajaran. Jakarta: PT
Kharisma Putra Utama.

Suwandi, Joko. 2011. Penelitian Tindakan


Kelas. Surakarta: Penerbit Qinant.

Widodo. 2017. Metodologi Penelitian


Populer & Praktis. Jakarta: Rajawali Pers

Anda mungkin juga menyukai