PEMBAHASA
watak militerisme yang sebelumnya masih melekat dan dominan pada prilaku
Polri, sehingga Polri mampu untuk mewujudkan keamanan dalam negeri, yang
manusia.1
adalah :
1
Sadjijono, Hukum Kepolisian (Polri dan good governance), Laksbang Mediatama,
Surabaya, h.178.
1
Kepolisian adalah segala hal ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan
undang.3
2
Lihat Pasal 5 Undang-Undang No.2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
3
Gavin Drewry, Law, Justice and politics, Longman, London, 1975, P. 107
2
1. Melihat bahwa masyarakat melaksanakan kewajiban-kewajibanya
dengan baik.
melalui pengadilan.
mulai dari perlindungan terhadap orang-orang samapai kepada harta benda dari
4
Van Vollenhoven, Politie Overzee dalam Momo Kelana, Hukum Kepolisian, Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta, h. 15
5
Momo Kelana, Hukum Kepolisian, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, h.16.
1
masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri, merupakan
kewenangan atau sesuatu yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan, suruhan
Arti tugas polisi selalu berubah dari masa ke masa karena perubahan sifat
6
Sadjijono, Hukum Kepolisian (Polri dan good governance), Laksbang Mediatama,
Surabaya, h. 214.
7
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta, 1988, h. 964.
8
Djoko Prakosa, Polri Sebagai Penyidik Dalam Penegakan Hukum, Bina Aksara, Jakarta, 1987, h.
136.
2
Pendapat lain mengenai tugas polisi yang di kemukakan oleh Gewin yang
kepatuhan.”9
masyarakat.
memiliki tugas :
9
Ibid.
2
c. membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat,
pengamanan swakarsa;
lainnya;
kepolisian;
asasi manusia;
2
k. memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan
a. Pengertian Kemitraan
b. Pengertian Masyarakat
Unit terkecil dari masyarakat adalah keluarga (keluarga inti dan keluarga
antaralain budaya, nilai dan masalah yang beraneka ragam, terutama di daerah
10
Lihat Pasal 13 dan Pasal 14 Undang-Undang No.2 tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia.
11
Buku Pedoman Pelatihan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesi, Perpolisian
Masyarakat, Jakarta 2006 h.38.
12
Ibid h.38.
2
tetapi ada juga lembaga-lembaga, termasuk juga penduduk disebuah
Polmas menciptakan pola hubungan dan peran baru antara polisi dan
masyarakat. Tentu saja dalam konteks ini kedua pihak perlu melakukan
masyarakat.
hal keamanan publik ketimbang yang terjadi selama ini. Sedangkan lembaga-
publik.13
a). Keamanan
bebas dari bahaya, bebas dari gangguan tidak mengandung resiko, tentram
13
Buku Pedoman Pelatihan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesi, Perpolisian
Masyarakat, Jakarta 2006 h.38.
2
tidak merasa takut, terlindung atau tersembunyi. 14dengan demikian bersangkut
paut dengan psikologis dan kondisi atau keadaan yang terbatas dari bahaya,
meresahkan masyarakat”.15
keamanan dan ketertiban adalah keadaan bebas dari kerusakan atau kehancuran
dari ketakutan atau kekhawatiran sehingga ada kepastian dan rasa kepastian
14
Kamus Umum Bahasa Indonesia, Depdikbud, Jakarta, 1994, h. 29
15
Lhat ketentuan Umum Pasal 1 Undang-Undang No.2 tahun 2002 tenteng Kepolisian
Negara Republik Indonesia.
2
dari jaminan segala kepentingan atau suatu keadaan yang bebas dari
lahiriah maupun batiniah. Kondisi inilah yang menjadi target tugas Polri,
Ketertiban mengandung arti suatu kondisi yang teratur atau tertata dengan
tidak ada suatu penyimpangan dari tatanan yang ada. Ketertiban ini terkait
yang terarah, tertuju pada suasana yang didambakan oleh masyarakat yang
menjadi tujuan hukum. Ketertiban ini adalah cermin dari adanya patokan,
16
Soebroto Brotodiredjo dalam R. Abdussalam, Penegakan Hukum di Lapangan Oleh
Polri, Dinas Hukum Polri, Jakarta, 1997, h. 22
17
Ibid., h. 131-132
2
Tertib masyarakat yang di dalamnya terkandung kedamaian dan
keadilan.18
kelompok masyarakat.
penyebab kejahatan. Hal ini berarti diperlukan adanya kepolisian yang handal,
peran masyarakat yang besar dalam pengambilan keputusan dan perhatian yang
18
Abdurrahman, Tebaran Pikiran Tentang Studi Hukum dan Masyarakat, Media Sarana
Press, Jakarta, 1986, h. 79
2
a. Perpolisian mengandung arti segala hal ikhwal tentang
2
Misalnya : kelompok berdasarkan etnis/suku, agama, profesi,
pemahaman bahwa untuk menciptakan kondisi aman dan tertib tidak mungkin
dilakukan oleh Polri sepihak sebagai subjek dan masyarakat sebagai Objek,
melainkan harus dilakukan bersama oleh Polisi dan masyarakat dengan cara
masyarakat.
masyarakat lokal.
19
Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : SKEP/433/VII/2006 tanggal 1 Juli 2006, tentang
Panduan Pembentukan dan Operasionalisasi Perpolisian Masyarakat (Seri Polmas 737-3). h. 10-
11.
20
Lihat Pasal 1 angka (7) Perkap No.7 tahun 2008 tentang Pedoman Dasar strategi dan
Implementasi Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri.
2
Dalam pelaksanaan tugas polisi untuk menjaga keamanan dan ketertiban
program polmas perlu adanya sasaran dari program tersebut agar terarah dan
terfokus.
intelejen lainnya.
sebagai berikut :
21
Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : SEKEP/433/VII/2006 tanggal 1 Juli 2006, tentang
Panduan Pembentukan dan Operasionalisai Perpolisian Masyarakat (seri Polmas 737-33). h. 42.
3
2. Adanya keberanian dari masyarakat untuk berdialog dengan polisi
masyarakat.
kebutuhan masyarakat.22
22
surat keputusan Kapolri No.Pol.SKEP/507/X/ tanggal 30 Oktober 2009
3
e) Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menciptakan dan
memelihara kamtibmas di lingkungan masing-masing.
Agar tidak ada pencampuran antara tugas dan wewenang antara Kepolisian
dengan Polmas dan untuk membantu kinerja Polmas maka harus ada pedoman
a) Tugas Pokok
keamanan dan ketertiban yang terjadi dan atau bersumber dari dalam
b) Uraian Tugas
23
Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : SKEP/507/X/ tanggal 30 oktober 2009.
3
a. Mendengarkan keluhan warga masyarakat tentang pelayanan
kepolisian dan memberikan pemahaman dan jalan keluar
penyelesainnya jika diperlukan.
b. Menyerap informasi yang berkaitan dengan gangguan/sumber
gangguan kamtibmas.
c. Memelihara hubungan silaturahmi.
c) Wewenang
24
Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : SKEP/433/VII/2006 tanggal 1 Juli 2006, tentang
Panduan Pembentukan dan Operasionalisasi Perpolisian Masyarakat (Seri Polmas 737-3) h. 20-
24.
3
Dalam penyelenggaraannya polmas tidak hanya bekerja sendiri, tetapi
1. Unsur Polri
2. Unsur Masyarakat.
25
Panduan Pembentukan dan operasionalisasi Polmas, Skep Kapolri No. Pol. :
SKEP/433/2006 h. 17-20.
3
c. Menjadi mitra aktif serta penyedia sumber daya manusia dan material,
termasuk sukarelawan, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama
untuk menangani berbagai masalah sosial dan kejahatan sehingga
menjamin menyelesaikan pertikaian antar warga pada tataran
kehidupan masyarakat lokal dan timbulnya daya cegah jangka panjang.
3
2. Mengusahakan adanya dukungan alokasi anggaran untuk
4. Pelaku Bisnis
5. Lembaga-lembaga lain
6. Media
3
C. Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM)
masyarakat dan wakil ketua otomatis dijabat oleh Kapolsek. Segala bentuk
yaitu pola penyelesaian masalah sosial melalui jalur alternatif yang lebih
efektif berupa upaya menetralisir masalah selain melalui proses hukum yang
ditandatangani bersama.
Forum ini akan mengadakan rapat sedikitnya satu bulan sekali atau lebih
bila diperlukan. Polisi akan tetap akan mengemban tugas serta meiliki peran
26
Buku pedoman pelatihan untuk anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, jakarta
2006. h.29.
3
a. FKPM adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat idependen,
mandiri dan dalam kegiatannya bebas dari campur tangan pihak
manapun.
b. FKPM dapat disebut dengan nama dan istilah lain atau dengan bahasa
daerah tertentu atas kesepakatan masyarakat setempat.
Adapun tugas pokok dari Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat adalah :
setiap permasalahan gangguan keamanan dan ketertiban yang terjadi dan atau
a) Uraian Tugas
27
Panduan Pembentukan dan operasionalisasi Polmas, Skep Kapolri No. Pol. : SKEP/433/2006
3
3. Membahas (bila perlu memberdayakan warga yang berkompeten atau
konsultan) permasalahan sosial aspek Kamtibmas dalam wilayah atau
yang bersumber dari wilayahnya dan menemukan akar permasalahan
serta menentukan jalan keluar pemecahannya.
b) Wewenang
28
Panduan Pembentukan dan operasionalisasi Polmas, Skep Kapolri No. Pol. : SKEP/433/2006.
3
2. Secara kelompok atau perorangan mengambil tindakan kepolisian
(upaya paksa) dalam hal terjadi kejahatan/tindak pidana dengan
tertangkap tangan.
D. Reformasi Kepolisian
hukum adalah suatu kesatuan yang terdiri dari unsur-unsur yang mempunyai
interaksi satu sama lain dan bekerja sama untuk mencapai tujuan kesatuan
tersebut.31
3 (tiga) sub sistem, yaitu sub sistemsubstansi hukum (legal substance), sub
sistem struktur hukum (legal structure), dan subsistem budaya hukum (legal
29
Panduan Pembentukan dan operasionalisasi Polmas, Skep Kapolri No. Pol. : SKEP/433/2006
30
W.T.Cunningham, Nelson Contemporary English Dictionary, Canada: Thompson and
Nelson Ltd, 1982, hlm. 422.
31
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum, Yogyakarta: Liberty, 1991, hlm. 102.
32
Lawrence M. Friedman, American Law An Introduction, 2nd Edition (Hukum
Amerika: Sebuah Pengantar, Penerjemah: Wisnu Basuki), Jakarta: Tatanusa, 2001, hlm. 6-8.
4
menyangkut kelembagaan (institusi) pelaksana hukum, kewenangan lembaga
dengan lainnya saling bersinergi untuk mencapai tujuan penegakan hukum itu
panjang,
c. otonom,
4
i. memiliki seperangkat ajaran yang dijadikan asas untuk
organisasinya.
lembaga kepolisian untuk profesional dan bertanggung jawab atas tiap tindakan
33
Indonesian police and ssr.Pdf – Foxit Reader –[Indonesian Police and SSR.Pdf]
4
E. Hasil Penelitian
KAPOLRES
WAKA POLRES
KASAT BINMAS
BAMIN BANUM
BANUM
4
Adapun tugas pokok dan fungsi Sat Binmas adalah :
4
e. Pemberdayaan kegiatan polres yang meliputi pengembangan
kemitraan dan kerjasama antara polres dan masyarakat, organisasi,
lembaga, instansi, dan/atau tokoh masyarakat.
3. Sat Binmas dipimpin oleh Kasat Binmas yang bertanggung jawab kepada
Wakapolres.
b. Ka Ur Mintu
Urusan administrasi dan katatausahaan (urmirtu), yang bertugas
menyelenggarakan kegiatan administrasi dan ketatausahaan;
4
terhadap komponen masyarakat antara lain remaja, pemuda, wanita
dan anak;
34
Diproleh dari Data Sekunder Sat Binmas Polres Salatiga tanggal 11 Maret 2014.
4
sebagai kelompok. pengoptimalan potensi dari seluruh lapisan masyarakat
kriminalitas.35
Situasi keamanan dan ketertiban kota Salatiga bisa dikatan cukup tinggi
dari hasil penelitian pada kurun waktu tahun 2012 s/d 2013 tergolong cukup
tinggi pada tahun 2012 terjadi 179 kasus dan tahun 2013 terjadi 162 kasus
6. Perkosaan 3 kasus -
35
. Hasil Wawancara dengan AKP Andi Prasetyo Kasat Serse Polres Salatiga tanggal 7
Oktober 2013.
36
.Data Sekunder Sat Reskrim Polres Salatiga tangga 7 Oktober 2013.
4
7. Penipuan 40 kasus 47 kasus
8. Pembunuhan - 2 kasus
ketertiban yang bisa dikatakan cukup tinggi dan menonjol adalah diwilayah
keamanan dan ketertiban, hal ini disebabkan karena daerah ini kepadatan
penduduk cukup tinggi, wilayah sekitar kampus dimana banyak terdapat kost
dan rumah kontrakan mahasiswa yang terdiri dari beberapa etnis dan suku,
37
Hasil wawancara dengan AKP Andi Prasetyo Kasat Serse Polres Salatiga tanggal 7 Oktober 2013.
38
Hasil wawancara dengan Ipda Joko Iskandar Kanit Serse Polsek Sidorejo tanggal 24 Maret 2014.
4
Jumlah 10 21 18 8 13 8 2
Total 80 Kasus
Sidorejo tercatat pada tahun 2013 tindak kejahatan yang terjadi di wilayah
Polsek Sidorejo sebanyak 80 kasus tindak kejahatan yang terdiri dari pencurian
39
Data Sekunder Sat Reskrim Polsek Sidorejo tanggal 24 Maret 2014.
4
karena diwilayah ini kepadatan penduduk cukup padat, di wilayah kemiri
tindak kejahatan cukup tinggi karena terdapat banyak tempat kost dan rumah
kontrakan yang mayoritas di huni oleh pendatang yang terdiri dari beberapa
etnis dan suku. Gangguan kamtibmas yang sering terjadi adalah curanmor,
Kelengahan juga merupakan salah satu faktor yang sering terjadi sehingga
terjadi tindak kejahatan serta terkadang kurang kepedulian orang sekitar untuk
a) Gambaran Umum
40
Haisil Wawancara dengan Ipda Joko Iskandar Kanit Serse Polsek Sidorejo tanggal 24
Maret 2014.
5
Membangun serta membina rasa saling percaya adalah tujuan utama dalam
dan kerjasama dengan masyarakat serta keuntungan yang bisa diraih dari
yang bertujuan untuk menciptakan situasi aman, tertib, dan tentram. Kegiatan
41
Berdasarkan Data Sekunder yang di Proleh dari Sat Binmas Polres Salatiga tanggal 21
Oktober 2013.
5
Dalam penerapan polmas Polres Salatiga juga menerapkan program Quick
Wins yang merupakan suatu program fungsi deteksi yang dikembangkan sesuai
rangka membenahi Polri sesuai dengan tugas pokok, peran, dan fungsinya.
kepada institusi Polri, dengan sasaran merubah pola pikir dan budaya kerja dan
tingkat pusat samapai dengan satuan wilayah dan para pelaksana di lapangan
sesuai dengan tugas dan fungsinya. Quick wins Polri juga dapat di artikan
bentuk Quick response, yaitu merespons secara cepat dan tanggap terhadap
setiap permasalahan yang terjadi dalam masyarakat dan “zero complain” yaitu
antara polisi dengan warga masyarakat sesuai dengan peran dan fungsinya
komunikasi dimana polisi bisa menggunakan dengan kata hati dan pikirannya
5
membahas masalah yang bersifat lokal dan adat istiadat masyarakat suku
bangsa setempat.
Sebagaimana yang menjadi salah satu kriteria dari polisi sipil (polmas)
program yang harus disusun dan dilaksanakan demi tercapainya maksud dan
2) Kumpul malam.
3) Patroli malam.
42
Data Sekunder Sat Binmas Polres Salatiga tanggal 11 Maret 2014.
5
pemuda, Perangkat Desa dll). Demi terciptanya situasi kantibmas yang
kondusif.43
Polres Salatiga mengemukakan saat ini sudah berjalan cukup baik, orang
pidana seperti apa yang dapat di tangani sesuai dengan kewenangan polmas.
mengganggu pejalan kaki, para pelaku mirras dll. Serta menciptakan stabilitas
43
Hasil wawancara dengan Aiptu Triwibowo Kanit Bin Polmas Polres Salatiga tanggal 11
Maret 2014.
44
Hasil wawancara dengan Aiptu Triwibowo Kanit Bin Polmas Polres Salatiga tanggal 11
Maret 2014.
5
menampung baik keluhan maupun pengaduan masyarakat yang berkaitan
b) Gambaran Khusus
dengan masyarakat bukan hanya bergantung pada satu pihak saja. Oleh sebab
itu, masyarakat belajar mengenai soal-soal yang dapat mereka lakukan bagi diri
masyarakat.
5
pencurian, curanmor, currat, penganiayaan, miras, penggelapan dan
pengeroyokan.
ketertiban.
45
Hasil Wawancara dengan Aiptu Maryadi Kanit Binmas Polsek Sidorejo tanggal 18 Maret 2014.
5
Untuk penerapan program perpolisian masyarakat di wilayah Polsek
terjadinya kejahatan, hal ini terlihat dari data kejahatan yang meresahkan
dengan polisi serta masyarakat kurang menyadari akan peran dan tanggung
baik dalam hal komunikasi, konsultasi, dan pemberian informasi dan kegiatan-
5
yang kondusif yang melibatkan bhabin kamtibmas, tokoh masyarakat, pemuda,
sidorejo lor. Satuan keamanan yang beranggotakan enam orang bertugas untuk
sari rejo. Inisiatif dari masyarakat memang dibutuhkan oleh polisi. Namun,
harus disadari bahwa inisiatif yang dimaksud harus berkaitan dengan kejahatan
46
Hasil Wawancara dengan Aiptu Sutarjo Bhabin Kamtibmas Kelurahan Sidorejo Lor
tanggal 26 Maret 2014.
5
sepanduk-sepanduk peringatan di wilayah yang dianggap rawan dan
dengan mobil yang merupakan salah satu metode untuk memberikan pelayanan
tertentu dengan tujuan untuk bisa lebih dekat dengan masyarakat untuk
permasalahannya.
5
Dalam melaksanakan pembinaan masyarakat, Bhabin kamtibmas
yang bersifat ringan bisa diselesaikan dengan cara musyawarah untuk mencari
jalan keluar yang disepakati bersama tanpa merugikan salah satu pihak.48
sendiri, namun membutuhkan kerjasama baik dari unsur Polisi dan masyarakat,
b. Kelurahan Salatiga
47
Hasil Wawancara dengan Aiptu Sutarjo Bhabin Kamtibmas Kelurahan Sidorejo Lor
tanggal 26 Maret 2014.
48
Hasil wawancara dengan Bpk. Bintara ketua FKPM Kelurahan Sidorejo Lor tanggal 29
Maret 2014.
6
Penerapan program perpolisian di Kelurahan salatiga berjalan namun tidak
optimal, hal ini terbukti kelurahan salatiga termasuk wilayah yang potensi
gangguan kamtibmas cukup tinggi hal ini terlihat dari data kejahatan polsek
penggelapan 4 kasus.
patroli di jam-jam yang di anggap rawan sekitar jam 18.00 s/d 22.00 WIB serta
49
Hasil wawancara dengan Aipda Darsono Bhabin Kamtibmas Kelurahan Salatiga tanggal
2 April 2014.
6
menanyakan situasi kamtibmas serta mendengar keluhan dan masukan
kamtibmas upaya ini dilakukan dengan maksud dan tujuan jika terjadinya
Bhabin kamtibmas.
50
Hasil Wawancara dengan Tokoh Masyarakat Kelurahan Salatiga tanggal 5 April 2014.
6
setiap permasalahan gangguan keamanan dan ketertiban yang terjadi dari
masyarakat setempat.
ringan dengan cara musyawarah dan mufakat bersifat kekeluargaan tanpa harus
kemitraan polisi masyarakat FKPM dan anggota FKPM terbentur oleh masalah
ketua FKPM kelurahan salatiga Bpk. Ismail Djunaedi yang pekerjaan utamnya
sebagai kepala sekolah, selain itu mengenai sarana dan prasarana yang belum
memadai.51
bentuk tapi tidak ada kelanjutannya dan setiap pergantian pimpinan polisi maka
c. Kelurahan Pulutan
51
Hasil Wawancara dengan Bpk. Ismail Djunaedi Ketua FKPM Kelurahan Salatiga tanggal
7 April 2014.
6
Wilayah kelurahan pulutun yang menjadi percontohan program
ronda pos kamling, pam swakarsa, pengaturan lalulintas yang dilakukan oleh
pemuda pada aktifitas pasar minggu pagi dan pengelolaan parkir di jalan
kantibmas. Forum kemitraan polisi dan masyarakat diwilayah ini juga berjalan
52
Hasil wawancara dengan Aiptu Darsono bhabin Kamtibmas kelurahan Pulutan tanggal
9 April 2014.
53
Hasil wawancara dengan Bpk. Kamami tokoh masyarakat Kelurahan Pulutan tanggal
11 April 2014.
6
gangguan keamanan dan ketertiban yang terjadi dan atau bersumber dari
masyarakat setempat.
Muhammad Syafi’i dan sebagai wakil ketua Aiptu Darsono yang juga selaku
pihak dan seluruh lapisan masyarakat dan lembaga lain diantaranya ; lembaga
54
Hasil wawancara dengan Aiptu Darsono Bhabin Kamtibmas Kelurahan Pulutan tanggal
9 April 2014.
6
hukum masih kurang, menganggap polisi momok yang menakutkan, masih
ketertiban.55
kaum perempuan.
masyarakat.
55
Hasil wawancara dengan Bpk. Muh syafi’i Ketua FKPM Kelurahan Pulutan tanggal 21 April 2014.
6
Permasalahan yang terjadi : pada hari senin 10 maret 2014 pukul 16.45
Tindakan yang diambil : pada hari itu juga pukul 18.20 wib Bhabin
II pada hari selasa 31 juli 2012 jam 19.00 WIB, TKP di jalan
Pihak I
6
Agama : kristen
Pihak II
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Tindakan yang diambil : pada hari kamis, 2 agustus 2012 jam 11.00
saksi Ibu Sutiyah (Ibu kandung pihak I), saksi Bapak Rejo (Bapak
berniat untuk meminta maaf kepada pihak II dan pihak II berjanji tidak
6
kedua belah pihak yang di saksikan orang tua masing-masing pihak,
pantas pada pihak II pada hari senin 21 januari 2013 jam 15.30 WIB.
Pihak I
Agama : Islam
Alamat : RT 05 RW 05 Pulutan
Pihak II
Nama : Fahroni
Agama : Islam
Alamat : RT 05 RW 05
Pekerjaan : Pedagang
Tindakan yang diambil : pada hari senin, 21 Januari 2013 jam 19.00
6
Abdurrohim selaku tokoh agama, ketua FKPM dan bhabin kamtibmas.
Kedua belah pihak atas kehendak bersama tanpa tekanan dari siapapun
pihak II dan pemukulan oleh pihak II pada pihak I pada hari senin,
kekeluargaan.
kejadian tersebut.
terjadi balapan liar yang dilakukan oleh para pemuda yang mereasahkan
masyarakat sekitar.
7
Bentuk pencegahan dan antisipasi kini masyararakat selalu melakukan
siskamling serta keikut sertaan karang taruna yang aktif untuk memberikan
informasi kepada kepolisian ketika adanya balapan liar. adanya kerjasama yang
sinergis antara polisi, tokoh masyarakat, FKPM dan dinas terkait maka peluang
F. Analisis
Tugas Polri, dan Surat Keputusan Kapolri No. Pol. Skep 434/VII/ 2005 tanggal
Tahun 2008 Tentang Pedoman Dasar Strategi dan Implementasi Polmas dalam
7
pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta terbinanya ketenteraman
tahun 2002).
1. Membangun Kemitraan
agama dan tokoh pemuda serta badan atau aparat terkait untuk memecahkan
bahwa keamanan dan ketertiban adalah keadaan bebas dari kerusakan atau
rasa bebas dari ketakutan atau kekhawatiran sehingga ada kepastian dan rasa
kepastian dari jaminan segala kepentingan atau suatu keadaan yang bebas dari
7
Sehingga demikian, keamanan masyarakat adalah kondisi masyarakat
yang terbebas dari ancaman, gangguan, ketakutan dan resiko bahaya yang
batiniah. Kondisi ininah yang menjadi target tugas polisi, baik sebagai fungsi
tidak cukup efektif untuk menekan jumlah tingkat kejahatan yang meresahkan
masyarakat hal ini terlihat masih banyaknya kasus kejahatan yang meresahkan
polisi dan masyarakat di kota salatiga dirasakan tidak berjalan dengan optimal,
2. Problem Solving
7
Fokus yang substansial pada kejahatan, ketidaktentraman, dan
ketidaktertiban merupakan suatu hal yang penting dalam konsep polmas. Polres
dari dua komponen polmas. Tanpa pemecahan masalah, polmas tidak lebih dari
masyarakat dan Polisi, tokoh masyarakat, tokoh agama dan para pemuda yang
tergabung dalam karang taruna yang ikut serta dalam siskamling. Polmas
menciptakan pola hubungan dan peran baru antara polisi dan masyarakat.
Tentu saja, dalam konteks ini kedua belah pihak melakukan perubahan besar.
pemahaman bahwa untuk menciptakan kondisi aman dan tertib tidak mungkin
dilakukan oleh Polri sepihak sebagai subjek dan masyarakat sebagai objek,
melainkan harus dilakukan bersama oleh Polisi dan masyarakat dengan cara
7
sehingga secara bersama-sama mampu mendeteksi gejala yang dapat
ketertiban di lingkungannya.
Bina Masyarakat atau Sat Bhinmas dan pelaksana dibawahnya seperti unit
polmas pada tingkat Polsek, dan Bhabin kamtibmas pada tingkat kelurahan.
7
Polres Salatiga sebanyak 22 kelurahan. FKPM bukanlah polmas, tetapi sebuah
dalam mencari jalan keluar, yang pada akhirnya masyarakat menyadari situasi
yang melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama dan pemuda jika ada terjadi
sungkan untuk melakukan dialog interaktif dengan polisi dalam mencari jalan
7
Sebelum fakumnya FKPM, Kegiatan-kegiatan yang dilakukan FKPM
7
Strategi pencegahan kejahatan mencangkup berbagai macam
dan lain-lain.
Kejahatan
upaya yang dilakukan, dalam hal ini dapat diarahkan ke daerah-daerah yang
rawan kejahatan. Sebab, mungkin saja kondisi sosial yang buruk tidak akan
7
anggap rawan dan menugaskan beberapa personil anggota kepolisian
gangguan kamtibmas.
investigasi kejahtan.
7
informasi dan penyuluhan dapat menjadi alternatif yang di lakukan bhabin
dan bhabin kamtibmas dengan maksud dan tujuan mencari jalan keluar
kesepakatan bersama.
sebab tersebut dalam masyarakat. Oleh sebab itu, polmas mendorong anggota
8
polisi bersama masyarakat untuk fokus pada pemecahan masalah dan
sama polisi dengan masyarakat tidak bergantung pada salah satu pihak.
dirasakan tidak berjalan dengan optimal sesuai dengan arah dan kebijakan
adanya keberanian dari masyarakat untuk mau berdialog dengan polisi secara
lebih akrab dan terbuka, serta masih adanya jarak hubungan keakraban antara
8
pranata polmas dalam rangka menyelesaikan setiap masalah/gangguan
keamanan dan ketertiban yang terjadi dan atau bersumber dari dalam
dengan polisi serta masyarakat kurang menyadari akan peran dan tanggung
8
Selain masyarakat membebankan baik penanganan maupun pencegahan
kepada pihak Kepolisian, tidak adanya evaluasi yang dilakukan oleh Polres
Salatiga dalam penerapan program Polmas itu sendiri, sehingga secara tidak
lansung tidak dapat memonitori aspek apa saja yang menjadi kendala dalam
penerapan program perpolisian masyarakat hal inilah yang menjadi salah satu
warga untuk berdialog dengan polisi serta masyarakat kurang menyadari akan
peran dan tanggung jawabnya dalam upaya untuk melakukan pencegahan dan
tindak kejahatan. Sebab dimungkinkan kondisi sosial yang buruk tidak akan
8
yang di capai polisi akan mampu menentukan sasaran mereka, baik kelompok
kejahatan.
a. Faktor Masyarakat
tidak aktif dan tidak peduli dengan kegiatan sosial merupakan faktor
8
masyarakat untuk bersama-sama mencegah terhadap potensi terjadinya
kejahatan.
lingkungan berjalan namun di rasakan tidak efektif karena salah satu faktornya
adalah tidak semua warga mau ikut dalam kegiatan siskamling dengan alasan-
rakyat atau masyarakat yang dilayaninya. Polisi yang berwatak sipil harus
8
polisi kepada masyarakat yang menjadi lingkungannya adalah dengan
dengan kamtibmas.
cara pemolisian yang dilaksanakan selama ini tidak lagi efektif dalam
8
membina kemitraan dengan masyarakat. Polisi mengakui pentingnya makna
kemitraan dan kerjasama dengan masyarakat serta keuntungan yang bisa diraih
inilah hal yang menjadi kurang optimal dalam penerapan program perpolisian
masyarakat.
polri itu sendiri. Unsur polri bertanggung jawab untuk menyiapkan petugas
awal pelaksanaan program namun tanpa ada alasan yang jelas memberhentikan
8
institusi kepolisian membuat suatu program tanpa ada kelanjutan yang jelas
dan setiap pergantian pimpinan polisi akan melakukan program baru dan
meninggalkan program yang lama yang sudah di bentuk ini merupakan salah
setiap permasalahan gangguan keamanan dan ketertiban yang terjadi dan atau
akhir-akhir ini dikatakan pasif hal ini dikarenakan beberapa faktor diantaranya
orang kini hanya tinggal 7 orang, 2 orang meninggal dan 1 orang pindah dan
masyarat sempat di berikan dana baik dari kepolisian dan pemerintah daerah.
8
Pada awalnya program perpolisian masyarakat dirasakan positif oleh ketua
kemitraan polisi masyarakat FKPM tidak ada dan anggota FKPM terbentur
masing seperti ketua FKPM kelurahan salatiga Bpk. Ismail Djunaedi yang
pekerjaan utamnya sebagai kepala sekolah, selain itu mengenai sarana dan
bentuk tapi tidak ada kelanjutannya dan setiap pergantian pimpinan polisi maka
e. Faktor Kejahatan
8
masyarakat di tuntut untuk menjalin kemitraan yang aktif untuk bersama-sama
kejahatan. Polisi dan masyarakat memiliki peran dan tangung jawab yang
pihak sebagai mitra yang sejajar dalam memberantas kejahatan. Kekuatan dari
kemitraan akan menentukan berhasil yang dicapai. Hal ini bukan merupakan
pekerjaan yang harus dilakukan dari atas tetapi merupakan pendekatan dari
baik dari unsur polri dan masyarakat namun pada kenyataannya setelah