Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani atau rohani. Dengan keselamatan
dan kesehatan kerja maka para pihak pekerja diharapkan dapat melakukan pekerjaan
dengan aman dan nyaman, pekerjaan dikatakan aman, apapun yang dilakukan oleh
pekerja tersebut , resiko yang mungkin muncul dapat terhindari. Pekerja dikatakan
nyaman jika perkerja yang bersangkutan dapat melakukan pekerjaaan dengan merasa
tenaga kerja yang diatur dalam undang-undang no 13 tahun 2003, dengan menerapkan
teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja yang diharapkan tenaga kerja
akan mencapai ketahanan fisik, daya pekerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi.
Disamping itu, keselamatan dan kesehatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik tetapi
juga mental, emosional dan psikologi. Meskipun ketentuan mengenai keselamatan dan
kesehatan kerja telah diatur sedemikian rupa, tetapi dalam praktiknya masih banyak
seluruh dunia, 2 juta orang meninggal karena masalah akibat kerja. Dari jumlah ini,
354.000 mengalami kecelakaan fatal. Di samping itu, setiap tahun ada 270 juta pekerja
yang mengalami kecelakaan akibat kerja dan 160 juta orang yang terkena penyakit akibat
kerja. Biaya yang harus dikeluarkan untuk bahaya-bahaya akibat kerja ini amat besar.
ILO memperkirakan kerugian yang dialami sebagai akibat kecelakaan – kecelakaan dan
penyakit – penyakit akibat kerja setiap tahun leih dari USS 1,25 triliun atau sama dengan
dilapangan yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja seperti faktor manusia,
keselamatan dan kesehatan kerja hal ini disebabkan karena masih tinggi angka kejadian
kecelakaan kerja dan cenderung dapat meningkat dari tahun ke tahun, menurut
kementerian tenaga kerja pada tahun 2009 tercatat 96.314 kasus kecelakaan kerja,
sedangkan pada tahun 2010 tercatat 98.711 kecelakaan kerja sedangkan tahun 2011
tercatat 99.491 kasus kecelakaan kerja. Tinggi angka kejadian kecelakaan kerja
Pada hari Rabu, 26 Februari 2020 telah dilakukan kunjungan ke salah satu cabang
industri pembuatan roti yang dikelola oleh PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO, Tbk .
Dalam kunjungan tersebut ditemukan beberapa masalah dalam proses kerja, dan dari data
pemecahan masalah.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
C. Manfaat
bahaya potensial serta upaya pencegahan gangguan pada keselamatan kerja dan
2. Bagi Perusahaan
keselamatan kerja.
3. Bagi Karyawan
TINJAUAN TEORITIK
A. Definisi
alat kerja, bahan dan proses pengelolaan, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta
cara – cara melakukan pekerjaan (Sumakmur, 1991). Keselamatan kerja diatur dalam UU
N0 1 tahun 1970.
Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat, dan
kematian sebagai akibat kecelakaaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu
gerbang bagi keamanan keselamatan tenaga kerja menyangkut segenap proses produksi
Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep. 463/MEN/1993, tujuan dari
keselamatan dan kesehatan kerja adalah mewujudkan masyarakat dan lingkungan kerja yang
aman, sehat dan sejahtera, sehingga akan tercapai ; suasana lingkungan kerja yang aman,
sehat, dan nyaman dengan keadaan tenaga kerja yang sehat fisik, mental, sosial, dan bebas
kecelakaan.
Syarat – syarat keselamatan kerja dalam peraturan perundangan No. 1 tahun 1970
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
debu, kotoran, asap, uap, gas, dan hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan
getaran
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun
13. Memperoleh keserasiaan antara tenaga kerja, alat kerja, linkungan, cara proses
kerjanya.
14. Mengamankan dan mempelancar pengangkatan kerja orang, binatang, tanaman atau
barang
D. Faktor Penyebab Kecelakaan
kecelakaan kerja dapat diterangkan melalui beberapa teori. Teori yang pertama adalah
teori pure chance atau teori peluang murni. Teori ini menyatakan bahwa terjadinya
kecelakaan kerja disebabkan oleh murni peluang semata. Teori ini sudah tidak digunakan
lagi saat ini dalam menjelaskan bagaiman kecelakaan kerja dapat berlangsung.
Teori yang saat ini lebih banyak digunakan untuk menjelaskan penyebab
terjadinya kecelakaan kerja adalah teori kombinasi antara dua faktor yaitu unsafe act
dan unsafe condition. Unsafe act atau perilaku tidak aman adalah pelanggaran
prosedur kerja yang dilakukan dengan sadar. Contoh unsafe act adalah bekerja sambil
makan atau bekerja sambil menelepon, atau membaca, bekerja tanpa memilki surat
ijin, bekerja tanpa melakukan evaluasi keamanan alat – alat bekerja tanpa
Unsafe condition adalah faktor lingkungan yang tidak aman. Sebagai contoh
adalah faktor fisik, hujan deras dan banjir bandang, gempa bumi dan tsunami, angin
badai; faktor kimia seperti semburan gas beracun, air tanah yang mengandung kapur,
dan tambang yang mengandung debu; faktor biologi seperti penyakit yang terdapat
pada hewan dapat menular ke manusia, nyamuk, lalat dan larva cacing tambang.
Teori lain yang juga sering digunakan adalah teori Loss Control Model (Bird and
waktunya dapat dibagi menjadi tiga yaitu pre contact control (sebelum), contact
control (saat terjadi), dan post contact control (setelah terjadi). Pre contact control
terjadi akibat adanya tiga faktor, yaitu lemah kontrol, sebab dasar, dan sebab
langsung. Contact control dipengaruhi oleh subsitusi dan minimisasi energi, barikade
dan perbaikan objek. Post contact control ditandai dengan melakukan rencana
Teori yang terbaru menyatakan bahwa penyebab kecelakaan kerja hanya ada satu
yaitu faktor manajemen. Manajemen terdiri atas tiga level yaitu senior, menengah dan
disebabkan oleh kurangnya komitmen dari manajemen senior, lemahnya evaluasi dari
manajemen menengah atau keselamatan kerja yang tidak dilaksanakan oleh level
dasar
Dua hal terbesar yang menjadi penyebab kecelakaan kerja yaitu perilaku yang
tidak aman dan kondisi lingkungan yang tidak aman, berdasarkan data dari Biro
Pelatihan Tenaga Kerja, penyebab kecelakaan yang pernah terjadi sampai saat ini
usaha :
1. Ruang Lingkup
a. Kebakaran
Penggunaan tanda warna khusus yaitu dengan pewarnaan kontras atau kode
(Hydrant) maupun alat pemadam api sederhana (fire extinguisher) juga penting
atau unit kerja atau tempat yang strategis misalnya dekat lift lampu darurat
menuju exit door sangat membantu untuk menunjukkan arah jalur evakuasi.
b. Instalasi Listrik
Instalasi listrik yang baik adalah dimana dalam bangunan – bangunan gedung
yang ada, berpusat pada suatu sumber listrik yang sama. Akan tetapi pada setiap
bagian atau sektor (misalnya sektor produksi, sektor pengepakan) ada sentral
listrik pegendali sendiri. Kabel yang digunakan haruslah kabel khusus yang kuat
dan kedap air, serta tentunya mampu mentoleransi besar arus yang melaluinya
sehingga resiko untuk terjadinya hubungan pendek akibat kerusakan kabel dapat
diminimalisasi dari tenaga kerja yang lengah terhadap resiko dan SOP.
a. Lingkungan sosial
b. Kesalahan manusia
d. Kecelakaan
Sebuah pabrik atau perusahaan hendaknya memiliki kualitas yang layak seperti
b. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan yang rata, tidak
d. Dinding bersih dan berwarna terang. Permukaan dinding yang selalu terkena
dari lantai.
g. Luas jendela, kisi- kisi atau dinding gelas kaca untuk masuknya cahaya
Menurut Sayuti (2013: 202) langkah - langkah yang perlu dilakukan oleh pihak
semua perkakas, mesin - mesin, dan peralatan kerja yang digunakan oleh para
karyawan dengan alat - alat atau perlengkapan yang dapat mencegah atau
kebiasaan bekerja dan cara bekerja yang aman guna mencapai hasil yang
karyawan sebelum mereka memulai bekerja atau program ini harus menjadi
kegiatan wajib yang terjadwal bagi perusahaan yang diberikan kepada karyawan
yang merupakan bagian dari acara orie ntasi bagi karyawan baru, sehingga
rekam jejak karyawan baik secara perorangan ataupun kelompok tentang tindakan
a. Pengertian
Adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi
diidentifikasi, APD yang diapkai sesuai dengan hazard yang dituju, adanya
c. Dasar Hukum
Undang – undang No 1 tahun 1970. Pasal 3 ayat (1) butir f dengan peraturan
diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk menggunakan APD. Pasal
kewajiban pengurus menyediakan Alat Pelindung Diri dan wajib bagi tenaga
pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan
alat pelindung diriyang berupa pakaian kerja, sepatu lars tinggi, sarung
adalah:
benda tajam atau benda keras yang melayang atau meluncur di udara,
terpapar oleh radiasi panas, api, percikan bahan - bahan kimia, jasad renik
Jenis Jenis alat pelindung kepala terdiri dari helm pengaman (safety
helmet), topi atau tudung kepala, penutup atau pengaman rambut, dan lain
- lain.
Fungsi Alat pelindung mata dan muka adalah alat pelindung yang
berfungsi untuk melindungi mata dan muka dari paparan bahan kimia
badan air, percikan benda - benda kecil, panas, atau uap panas, radiasi
pancaran cahaya, benturan atau pukulan benda keras atau benda tajam.
Jenis Jenis alat pelindung mata dan muka terdiri dari kacamata pengaman
Jenis Jenis alat pelindung telinga terdiri dari sumbat telinga (ear plug) dan
kimia, mikro - organisme, partikel yang berupa debu, kabut (aerosol), uap,
asap, gas/ fume, dan sebagainya. Jenis Jenis alat pelindung pernapasan dan
berfungsi untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api,
listrik, bahan kimia, benturan, pukulan dan tergores, terinfeksi zat patogen
(virus, bakteri) dan jasad renik. Jenis Jenis pelindung tangan terdiri dari
sarung tangan yang terbuat dari logam, kulit, kain kanvas, kain atau kain
terkena cairan panas atau dingin, uap panas, terpajan suhu yang ekstrim,
yang berpotensi bahaya peledakan, bahaya listrik, tempat kerja yang basah
atau licin, bahan kimia dan jasad renik, dan/atau bahaya binatang dan lain
- lain.
7) Pakaian pelindung
atau seluruh bagian badan dari bahaya temperatur panas atau dingin yang
ekstrim, pajanan api dan benda - benda panas, percikan bahan - bahan
kimia, cairan dan logam panas, uap panas, benturan (impact) dengan
bakteri dan jamur. Jenis Jenis pakaian pelindung terdiri dari rompi (Vests),
Nippon Indosari Corpindo Tbk merupakan salah satu perusahaan roti dengan merek dagang
Sari Roti terbesar di Indonesia. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1995 sebagai sebuah
menambahkan dua lini produksi, yakni roti tawar dan roti manis sejak tahun 2001.
Hal ini seiring dengan pembukaan pabrik baru yang mulai merambah hingga Pasuruan, Jawa
Timur pada tahun 2005. Tak hanya sampai di situ, perusahaan semakin gencar untuk
melebarkan sayap usaha-nya dengan membuka pabrik ke-tiga yang berlokasi di Cikarang,
Sejak tanggal 28 Juni 2010 perseroan telah melakukan Penawaran Umum Perdana dan
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bisnis roti yang dijalani perusahaan
ini semakin berkembang, dengan ini perusahaan semakin giat melakukan pembangunan
pabrik baru di beberapa tempat, seperti pembangunan tiga pabrik sekaligus di Semarang
(Jawa Tengah), Medan (Sumatera Utara), dan Cikarang (Jawa Barat) pada tahun 2011 serta
(SulawesiSelatan).
Pada tahun 2006, perseroan ini telah berhasil mendapatkan sertifikat HACCP (Hazard
Analysis Critical Control Point) yang merupakan sertifikat jaminan keamanan pangan
sebagai bukti komitmen Perseroan dalam mengedepankan prinsip 3H (Halal, Healthy,
Hygienic) pada setiap produk Sari Roti. Produk Sari Roti juga telah terdaftar melalui Badan
BPOM Indonesia dam memperoleh sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Tak hanya itu PT Nippon Indosari Corporindo Tbk. juga telah berhasil memperoleh
beberapa penghargaan, di antaranya Top Brands sejak tahun 2009 hingga 2011, Top Brand
for Kids sejak tahun 2009 hingga 2012 Marketing Awards 2010, Indonesia Original Brands
2010, Investor Award 2012, penghargaan dari Forbes Asia dan beberapa penghargaan
lainnya.
Beberapa produk Sari Roti antara lain Roti Tawar Spesial 6 Slices, Roti Tawar Keju,
Sandwich Isi Coklat, Sandwich Isi Krim Peanut, Chiffon Cup Cake Strawberry, Chiffon Cup
Cake Pandan, Chiffon Cup Cake Coklat, Roti Isi Mix Fruit, Roti Isi Krim Coklat Vanilla,
Roti Isi Krim Coklat, Roti Isi Krim Keju, dan beberapa varian produk lainnya. Dengan tetap
dijaga-nya komitmen Sari Roti dalam proses produksi mulai dari tahap pemilihan bahan-
bahan yang berkualitas, tahap pemrosesan hingga pendistribusian yang dilakukan secara
profesional dengan bantuan tenaga-tenaga ahli di bidang-nya membuat Sari Roti selalu
Perusahaan ini mempekerjakan kurang lebih 600 orang karyawan. Pabrik ini memiliki 3
buah line, setiap line produksi jumlah pekerja bisa bervariasi, tergantung dari kebutuhan
produksi. Pembuatan produksi di PT. NIPPON SARI CORPINDO, Tbk terbagi dalam 3
shift pada pembuatan produksinya. Shift pertama dimulai pada pukul 07:00 sampai dengan
15:00, shift kedua dimulai dari 15:00 sampai dengan 23:00, dan shift ketiga dimulai pada
VISI
Senantiasa tumbuh dan mempertahankan posisi sebagai perusahaan roti terbesar di
Indonesia melalui penetrasi pasar yang lebih luas dan dalam dengan menggunakan
jaringan distribusi yang luas untuk menjangkau konsumen di seluruh Indonesia.
MISI
Memproduksi dan mendistribusikan beragam produk yang halal, berkualitas tinggi,
higienis dan terjangkau bagi seluruh konsumen Indonesia.
TUJUAN
Membuat produk yang halal, berkualitas, higienies, dan terjangkau untuk masyarakat
Indonesia
C. ALUR PRODUKSI
1. SPONG/MIXING
Adalah pengdadukan adonan pertama pada bahan baku utama yaitu Terigu, air dan Ragi
dicampur menjadi satu hingga tercampur rata.
2. FERMENTASI
Fermentation adalah proses peragian agar adonan memiliki terkstur dan aroma yang
istimewa. Waktu fermentation sekitar 3 - 4 jam dengan suhu dan kelembaban yang telah
di atur.
3. DOUGH / MIXING
Dough Mixing adalah proses pengadukan kedua yang mana gula dan margarin akan
ditambahkan. Adonan ini akan kembali di aduk untuk menghasilkan tektur cita rasa dan
aroma yang lezat
4. DIVIDING
Dividing yaitu suatu proses pemotongan adonan.
5. ROUNDING
Rounding adalah suatu proses dalam membulatkan adonan secara higenis dengan
dukungan peraltan mekanis.
6. FRESHING
Freshing adalah Pemutihan Adonan atau menghilangkan gas dalam adonan, sehingga
pori-pori yang dihasilkan menjadi lebih halus dan seragam.
7. FANING
Yaitu penempatan adonan roti dalam cetakan atau loyang untuk diproses dalam proses
selanjutnya yaitu final fermentation.
8. FINAL FERMENTATION
Final Fermentation adalah proses pengembangan adonan dalam ruangan khusus dengan
kelembaban dan suhu yang terkeontrol. Sehingga adonan dapat mengembang secara
sempurna.
9. BAXING
Baxing yaitu suatu proses pemanggangan yang mana adonan yang telah memenuhi
standar akan di panggang. Adonan yang akan menjadi roti tesebut dipanggang sekitar
10 - 30 minit dan akan berjalan sepanjang 12 meter di atas pemanggangan.
10. COOLONG
Cooling adalah suatu proses pendinginan adonan yang telah dipanggang tersebut.
Tujuannya untuk mengeluarkan unsur air dalam roti tetsebut sehingga tidak berembun.
Juga mencegah roti agar tidan cepat berjamur.
11. PACKAGING
Packaging adalah suatu proses pengemasan. Khusus untuk roti tawar menggunakan
pengikat quicklok sebagai pengikatnya. Sehingga memudahkan konsumen membuka
dan penutup kembali bungkusan roti dengan tetap terjaga kwalitasnya.
12. DISTRIBUTION
Distribution adalah suatu proses dimana roti yang ini kesini dan roti yang ono kesono.
Di naikkan, di turunkan, digeser dan diangkay hingga sampai pada tangan konsumen
D. Evakuasi
1. Jalur Evakuasi
Rute Evakuasi bisa ditemukan di dalam gedung produksi Perusahaan sari roti untuk
mempermudah pekerja menyelamatkan diri jika terjadi bencana. Rute evakuasi berupa
denah serta jalur-jalur evakuasi yang berupa panah berwarna hijau di tembok. Tanda-
tanda panah tersebut menuju arah pintu- pintu keluar gedung. Ditemukan Assembly
point (titik kumpul) di depan perusahaan (lapangan parkir) dan di samping gedung
produksi masako.
2. Prosedur Keadaan Darurat
sehingga diharapkan para pegawai menjadi tanggap dan mengerti tindakan yang tepat
sesuai dengan situasi dan kondisi. Perusahaan ini memiliki klinik dengan 1 dokter dan
1 perawat. Bagi karyawan yang sakit akan ditangani di klinik dan apabila tidak
memungkinkan maka akan dirujuk ke rumah sakit yang sudah kerjasama dengan PT.
3. Rambu Keselamatan
Rambu keselamatan terdapat di dalam dan diluar ruang produksi dan banyak ditujukan
untuk pekerja sendiri, karena banyak kontak langsung antara mesin dan pekerja.
Dari pengamatan yang dilakukan terhadap PT. NIC, dapat disimpulkan bahwa perusahaan
ini sudah melaksanakan K3 Sistem Penanggulangan Kebakaran dan Emergency Respon Plan
dengan baik dan semua sudah mendapatkan pelatihan setiap tahunnya.. Karyawan dalam
penanggulangan kebakaran pihak perusahaan memberikan pelatihan sigap kebakaran untuk
semua karyawan setahun sekali. Pengadaan alat dan barang untuk memadamkan api
diserahkan kepada pihak ketiga. Di dalam ruang produksi dan pengemasan ditemukan Alat
Pemadam Api Ringan (APAR) disetiap ruang produksi atau diluar gedung, hydrant ada
disetiap ruang produksi dan diluar gedung, sprinkle tidak ditemuka, alarm kebakaran,
ditemukan detector asap, tersedia detector panas. Sehingga pada saat terjadi kebakaran
didalam pabrik bisa segera ditangani. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa resiko
186/MEN/1999 namun dengan fasilitas penanggulangan kebakaran yang ada, resiko tersebut
dapat diminimalkan.
Dari hasil observasi yng dilaksanakan dapat diketahui bahwa instalasi listrik di PT. NIPPON
INDIOSARI CORPINDO, Tbk penggunaan listri semuanya dari PLN namun untuk instalasi
melalui pihak swasta, kemudian dalam hal perencanaan, pembuatan, serta pemasangannya
sudah sesuai dengan persyaratan yang harus dipenuhi oleh perusahaan dalam bidang listrik
Konstruksi di PT. Nippon indosari corpindo Tbk. sudah cukup baik untuk keselamatan
menampung banyak pekerja. Dinding bangunan terbuat dari tembok yang dicat dengan
warna terang dan tampak kokoh. Sedangkan lantai berupa ubin dengan ukuran berwarna
dan kasar sehingga tidak menyebabkan peningkatan risiko terpeleset dalam ruangan. Dalam
ruang produksi di dapatkan AC sentral untuk memberikan rasa kenyamanan bagi pekerja
dan mengurangi suhu panas di ruang produksi. Penerangan di dalam pabrik baik sehingga
mengurangi resiko terjadinya kecelakaan. Terdapat pula lampu emergency untuk keadaan
darurat.
Langit-langit V Baik
Dinding V Baik
Jendela V Ada
Pencahayaan V Kurang
Atap V Baik
Data kecelakaan kerja PT Nippon Indosari Corpindo Tbk pada bulan MARET
2018 belum ada kecelakaan kerja yang terjadi, perusahaan juga selalu
Penggunaan APD di Pt Ajinomoto sudah sesuai dengan resiko pekerjaan, dari hasil
observasi secara umum, segala bentuk potensi kecelakaan kerja dapat diatasi melalui
gambaran umum mengenai pengendalian yang sudah dilakukan perusahaan ini dalam rangka
2. Pekerjaan dilakukan dengan cara berdiri dan duduk secara bergantian, namun
pekerja lebih banyak berdiri dan duduk pada saat senggang dan pada saat
istirahat saja.
sedangkan untuk sepatu boleh dibawa pulang, untuk masker diganti setiap
hari, kebisingan udara satu bulan sekali untuk tempat kerjanya, untuk MCU
hari sekali untuk menjaga hygiene untuk mencegah terjadinya bakteri untuk
SPOGE MIXING √ - √ √
FERMENTASI √ √ √ √
DOUGH MIXING √ √ √ √
DIVIDING √ √ √ √
ROUNDING √ √ √ √
FRESHING √ √ √ √
FANNING √ √ √ √
FINAL FERMENTASI √ √ √ √
BAXING √ √ √ √
COOLING √ √ √ √
PACKAGING √ √ √ √
DISTRIBUSI - - - -
dengan sistem SMK3 yang tertulis dalam UU nomor 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaaan pasal 87, dengan adanya kebijakan ini, adanya ahli K3 mampu
menciptakan Keselamatan dan kesehatan kerja dengan melibatkan manajemen,
tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka
mencegah dan mengurangi kecelakaan, dan PAK serta terciptanya tempat kerja
dan kejadian yang berpotesi sbagai bahaya serta tidak ada gangguan kesehatan
Corpindo Tbk pada bulan Maret 2018 belum ada kecelakaan kerja yang
A. Kesimpulan
Respon Plan baik, penempatan petunjuk jalur evakuasi, titik kumpul, lantai tidak
licin, dan pencahayaan sudah sangat baik. Penggunaan APD sudah optimal
pekerja yang sudah menggunakan APD pada seluruh bagian produksi. Dengan
berjalannya SMK3 ini angka kecelakaan kerja Bulan Oktober ini adalah 0 accident,
ini terlihat bahwa Pt Nippon Indosari Corpindo Tbk mempunyai tujuan zero point
B. Saran
1. Sebaiknya dalam bagian tertentu pada proses produksi yang berpotensi bahaya,
ditempelkan kertas tentang SOP APD sesuai dengan tempat kerjanya, sehingga
dapat mengingatkan tenaga kerja dan meningkatkan kesadaran tenaga kerja akan
3. Adanya sanksi Tegas kepada karyawan yang melanggar Prosedur SMK3, Hal ini
meningkat.