Anda di halaman 1dari 29

Matematika Penyusutan

 PENYUSUTAN

Penyusutan adalah biaya perolehan atau sebagian besar harga perolehan suatu aktiva
tetap selama masa manfaat aktiva itu. Adapun definisi lain dari penyusutan ( defreciation )
sebagai suatu proses akuntansi dalam mengalokasikan biaya aktiva terwujud ke beban dengan
cara sistematis dan rasional selama periode yang diharapkan mendapat manfaat dari
pengguna aktiva tersebut.

Besar penyusutan untuk setiap periode dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa
metode yaitu :

Metode garis lurus ( straight line )

Metode saldo menurun ( decline balance )

Metode saldo menurun ganda ( double decline )

Metode jumlah angka tahun ( sum of the years digits )

Metode unit produksi ( production unit )

Untuk mempermudah memahami metode-metode penyusutan di atas, akan di gunakan notasi-


notasi berikut :

C = harga perolehan

S = nilai sisa ( residu )

N = masa manfaat atau umur ekonomi

W = dasar penyusutan

Rk = biaya penyusutan pada tahun k

Bk = nilai buku pada akhir k

Dk = akumulasi penyusutan pada akhir tahun k

 Metode garis lurus

Metode garis lurus adalah metode-metode penyusutan yang paling sederhana dan
mudah, metode ini mengasumsikan bahwa kegunaan aktiva tetap dan mengalami penurunan
secara linear atau tetap/konstan untuk setiap periode selama masa manfaatnya. Berdasarkan
asumsi tersebut, biaya penyusutan perperiode akan sama besar dan dapat dinyatakan dengan
persamaan.

Rk = atau, Rk= ………………………….( 5.1 )


Sedangkan akumulasi penyusutan ( DK ) dan nilai baku ( BK ) dinyatakan dengan persamaan
berikut :

Dk = k Rk ……………………….. ( 5. 2)

Bk = C – k Rk ……………………….. ( 5.3 )

Contoh 5.1 :

Pada tanggal 1 januari 2004 PT. Suka Makmur membeli sebuah mesin seharga Rp
40.000.000,- untuk memperlancarkan produksi. Umur ekonomis tersebut diperkirakan 5
tahun dan nilai sisanya Rp 4.000.000,-. Hitunglah biaya penyusutan pertahun apabila
digunakan metode garis lurus dab buat tabel penyusutan ?

Jawab :

C = Rp 40.000.000,-

S = Rp 4.000.000,-

N = 5 tahun

W = C – S = Rp 40. 000.000 - 4.000.000= Rp 36.000.000

Tahun Dasar penyusutan Penyusutan Akumulasi penyusutan Nilai baku

40.000.000,-

1 36.000.000,- 7.200.000,- 7.200.000,- 32.800.000,-

2 36.000.000,- 7.200.000,- 14.400.000,- 25.600.000,-

3 36.000.000,- 7.200.000,- 21.000.000,- 18.400.000,-

4 36.000.000,- 7.200.000,- 28.000.000,- 11.200.000,-

5 36.000.000,- 7.200.000,- 36.000.000,- 4.000.000,-

Metode saldo menurun

Dalam metode ini, biaya penyusutan yang di bebankan pada tahun-tahun awal lebih besar
daripada biaya penyusutan pada tahun-tahun berikutnya. Jika saldo menurun digunakan, jika
memerlukan tarif penyusutan ( d ) yang dapat diperoleh jika diberikan variabel- variabel C,S
dan n yaitu :
…………………………….. ( 5.4 )

Sedangkan persamaan untuk menghitung biaya penyusutan adalah sebagai berikut :

Rk = d Bk-1 ……………………………. ( 5.5 )

Mencari biaya penyusutan dan nilai buku aktiva secara lengkap per akhir tahun dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Akhir tahun Biaya penyusutan Nilai buku aktiva

1 Dc C – cd = ( 1 – d ) c

2 D(1–d)c (1–d)c–d(1–d)c=

3 D

K D

Maka nilai buku aktiva pada akhir tahun k akan dapat dihitung dengan persamaan berikut:

Bk = …………………………… ( 5.6 )

Sedangkan nilai akumulasi penyusutan ( Dk ) pada akhir tahun k dapat dihitung dengan
persamaan berikut :
Dk = C – …………………………… ( 5.7 )

Contoh 5.2

Sebuah mobil dengan harga perolehan Rp 300.000.000,-. Disusutkan dengan metode saldo
menurun dengan tarif 30 %. Buatlah tabel penyusutan untuk 3 tahun pertama, kemudian nilai
buku pada akhir tahun ke 4 dan penyusutan untuk tahun ke 5 ?

Jawab :

c = Rp 300.000.000,-

d = 0,3

tabel penyusutan dengan metode saldo menurun

Tahun penyusutan Akumulasi penyusutan Nilai buku

300.000.000,-

1 90.000.000,- 90.000.000,- 210.000.000,-

2 63.000.000,- 153.000.000,- 147.000.000,-

3 44.100.000,- 197.100.000,- 102.900.000,-

Nilai B4 =
R5 = d. R5-1 = Rp 21. 609.000,-

Metode saldo menurun ganda

Biaya penyusutan dapat dihitung dengan persamaan

Rk = d x Bk – 1, sedangkan nilai sisa diabaikan untuk tahun pertamanya

Rk = d x C

Untuk penyusutan tahun akhir pembuatan nilai penyusutan harus dikalikan. Untuk kita
mendapat nilai sisa sesuai dengan yang diterapkan.

Contoh 5.3

Sebuah peralatan dengan harga perolehan Rp 410.000.000,- disusutkan selama 5 tahun. Nilai
sisa peralatan ini setelah berakhir masa manfaatnya diperkirakan adalah Rp 10.000.000,-.
Buatlah table penyusutan jika digunakan metode saldo berganda.

Jawab :
C = Rp 410.000.000,- n = 5 tahun

S = Rp 10.000.000,- d = 40 %

Tahun penyusutan Akumulasi penyusutan Nilai buku

410.000.000

1 164.000.000 164.000.000 246.000.000

2 98.400.000 262.400.000 147.000.000

3 59.040.000 321.440.000 88.560.000.

4 35.424.000 356.864.000 53.136.000

5 43.136.000 400.000.000 10.000.000

Metode jumlah angka tahun

Untuk mencari besar biaya penyusutan pada tahun k ( Rk ) dengan metode ini dapat
digunakan persamaan :

……………………………………………. ( 5.8 )

Contoh 5.4

Pada tanggal 2 januari 2002 PT. Millenium membeli peralatan komputer seharga Rp
5.000.000,- yang memiliki manfaat 5 tahun dengan nilai sisa Rp 500.000,- apabila
perusahaan memakai metode akhir tahun untuk menghitung biaya penyusutan. Hitunglah
biaya penyusutan tiap tahun dan tampilakn tabelnya ?
C = Rp 5.000.000,-

S = Rp 500.000,-

W = C – S = Rp 4.500.000,-

N = 5 tahun

= Rp 1.500.000,-

= Rp 1.200.000,-

= Rp 900.000,-

= Rp 600.000,-

= Rp 300.000,-
Tabel penyusunan metode jumlah angka tahun

Tahun Dasar penyusutan penyusutan Akumulasi penyusutan Nilai buku

5.000.000,-

1 4.500.000,- 1.500.000,- 1.500.000,- 3.500.000,-

2 4.500.000,- 1.200.000,- 2.700.000,- 2.300.000,-

3 4.500.000,- 900.000,- 3.600.000,- 1.400.000,-

4 4.500.000,- 600.000,- 4.200.000,- 800.000,-

5 4.500.000,- 300.000,- 4.500.000,- 500.000,-

Metode unit produksi

Dasar penyusutan dalam metode ini dihitung dengan mengurangkan harga perolehan dengan
nilai sisa aktiva tetap. Persamaan untuk menghitung penyusutan dengan dengan metode unit
produksi adalah :

Tarif penyusutan …………………………….. ( 5.9 )

Biaya penyusutan ( Rk ) = tarif x jumlah produksi ( pemakaian )


Rk = tarif x ( c – s )

Rk = tarif x W …………………………. ( 5. 10 )

Contoh 5.5

Sebuah mesin seharga Rp 15.000.000,- diestimasikan memiliki massa manfaat selama 5


tahun dengan nilai sisa Rp 2.500.000,-. Mesin tersebut diperkirakan mampu bekerja selama
20.000 jam. Jika diasumsikan unit produksi aktual dari mesin tersebut selama 5 tahun adalah :
5.000 jam, 4.500 jam, 3.900 jam, 3.500 jam, dan 3.100 jam dan perusahaan memakai metode
unit produksi dalam menghitung biaya penyusutan per tahun, hitunglah :

Dasar penyusutan ?

Tarif penyusutan per jam ?

Biaya penyusutan per tahun dan tabelnya ?

Jawab :

C = Rp 15.000.000,-
S = Rp 2.500.000,-

Dasar penyusutan\

W=C–S

= Rp 15.000.000 – Rp 2.500.000

= Rp 12.500.000,-

Tarif penyusutan per jam

Tabel biaya penyusutan

Tahun Produksi/ jam penyusutan Akumulasi penyusutan Nilai buku

15.000.000

1 5.000 3.125.000 3.125.000 11.875.000

2 4.500 2.812.500 5.937.500 9.062.500

3 3.900 2.437.500 8.375.000 6.625.000

4 3.500 2.187.500 10.562.000 4.437.000

5 3.100 1.937.500 12.500.000 2.500.000


Pengertian Penyusutan

Penyusutan atau dispersi adalah "berkurangnya nilai ekonomi suatu aktiva". Berkurangnya
nilai tersebut biasanya disebabkan karena aus dipakai atau umur manfaatnya.

Agar prusahaan dapat tumbuh berkembang secara seimbang, maka salah satunya prusahaan
tersebut perlu mengetahui atau memperkirakan penyusutan-penyusutan aktivanya secara baik
dan tepat hingga pada gilirannya prusahaan dapat menggunakan hasil-hasil perkiraan ini
sebagai dasar tidak lanjut operasional

Cara Menghitung Besar Penyusutan

Objek penyusutan aktiva prusahaan hanyalah pada aktiva tetap berwujud. Contohnya pada
mesin produksi, penyusutan pada kendaraan operasional dan penyusutan aktiva tetap
berwujud lainnya.

Ada beberapa cara atau metode untuk menentukan besarnya penyusutan dalam tiap-tiap
periode, diantaranya :

Metode garis lurus atau metode persentase tetap dari harga pembelian

Metode persentase tetap dari nilai buku atau merode saldo menurun

Metode satuan hasil produksi atau metode unit produksi

Metode satuan jasa kerja aktiva

Metode jumlah bilangan tahun

Ada beberapa faktor yang harus diperhitungkan untuk mempermudah penulisan di dalam
menentukan besarnya penyusutan, diantaranya adalah :

A : Biaya perolehan aktiva yaitu besarnya biaya yang dikelurkan perusahaan untuk
memperoleh aktiva sampai aktiva itu siap di operasikan

S : Perkiraan nilai sisa aktiva yaitu nilai taksir yang mungkin dapat diperoleh melalui aktiva
yang sudah lewat masa pemakaiannya

r : Tingkat penyusutan atau persentase penyusutan


n : Umur manfaat / umur ekonomis aktiva dalam tahun

D : Beban penyusutan tiap periode

1) Metode garis lurus atau metode persentase tetap dari harga pembelian

Berdasarkan metode garis lurus, besarnya beban penyusutan tiap tahun adalah tetap. Dengan
rumus :

Untuk mencari besarnya r dapat dicari dengan rumus :

Contoh soal :

Sebuah aktiva dengan biaya perolehan sebesar Rp.14.000.000,00. Diperkirakan aktiva itu
dapat dimanfaatkan selama 6 tahun dengan taksiran nilai sisanya Rp.2.000.000,00. Tentukan :

Besarnya beban penyusutan tiap tahun!!!

Persentase penyusutan per tahun!!!!

Jawab :

Dik :

A = Rp.14.000.000,00

S = Rp. 2.000.000,00

n = 6 Tahun

Menggunakan metode garis lurus

maka :

D = (A- S)/n

D = (Rp.14.000.000,00- Rp.2.000.000,00)/6

D = (12.000.000,00)/6

D = Rp.2.000.000,00

Jadi besarnya penyusutan tiap tahun adalah Rp.2.000.000,00

r = (D/A) x 100%

r = (Rp.2.000.000,00/Rp.14.000.000,00) x 100%

r = 0,14 x 100%
r = 14%

Jadi besarnya persentase penyusutan tiap tahun adalah 14%

2) Metode persentase tetap dari nilai buku atau merode saldo menurun

Metode saldo menurun dinamakan juga dengan declining balance method. Di dalam metode
ini besarnya beban penyusutan tiap-tiap tahun diperoleh dari perkalian tingkat penyusutan (r)
dengan nilai buku awal tahun pada tahun yang bersangkutan. Rumu nilai buku pada tahun ke-
n adalah :

Untuk mencari besarnya r dapat dicari dengan rumus :

Contoh soal :

Sebuah aktiva dengan biaya perolehan Rp.20.000.000,00. Setelah beroperasi selama 6 tahun
ditaksir nilai sisanya Rp.5.000.000,00. Dengan menggunakan metode persentase tetap dari
nilai buku, tentukan :

Tingkat penyusutan tiap tahun!!

Nilai buku atau harga aktiva pada akhir tahun ke-4!!!!

Jawab :

Dik :

A = Rp. 20.000.000,00

S = Rp. 5.000.000,00

n = 6 Tahun

Menggunakan metode persentase tetap dari nilai buku

Maka :

r = (1 -n√(S/A)) x 100%

r = (1 -6√(Rp. 5.000.000,00/Rp. 20.000.000,00)) x 100%

r = (1 -6√0,25) x 100%

r = (1 - 0,7937) x 100%

r = 20,63%

Jadi tingkat penyusutan tiap tahunnya adalah 20,63%


Sn = A(1 – r)n

S4 = Rp. 20.000.000,00 (1 – 20,63%)4

S4 = Rp. 20.000.000,00 x 0,79374

S4 = Rp. 20.000.000,00 x 0,396849211

S4 = Rp.7.936.984,22

Jadi nilai buku pada akhir tahun ke - 4 adalah Rp.7.936.984,22

3) Metode satuan hasil produksi atau metode unit produksi

Besarnya tingkat penyusutan menggunakan metode satuan hasil produksi dihitung


berdasarkan tiap satuan hasil produksi (shp). Jika satuan aktiva dengan biaya perolehan
sebesar A, masa manfaat selama n tahun, memproduksi sebanyak Q unit produksi (Q = q1 +
q2 + q3 + ... +qn berturut -turut merupakan jumlah satuan hasil dari tahun pertama sampai
dengan suku ke-n) dan nilai residu sebesar S, maka besarnya tingkat penyusutan r tiap satuan
hasil produksi adalah :

Untuk nilai buku pada tahun ke-k bisa dicari dengan rumus :

Dan untuk mencari jumlah kumulatif beban penyusutan pada akhir tahun ke-k adalah :

Contoh soal :

Suatu aktiva dengan biaya perolehan Rp.25.000.000,00. Diperkirakan umur manfaat aktiva
selama 6 tahun dengan jumlah produksinya 10.000 unit dan memiliki nilai sisa
Rp.5.000.000,00. Jika jumlah produksi tiap tahun berturut-turut adalah 2.500 unit, 2.250 unit,
2.000 unit, 1.750 unit, 1.000 unit, dan 500 unit. Tentukan :

Tingakat penyusutan tiap satuan produksi!

Nilai buku pada akhir tahun ke-5!

Jawab :

A = Rp.25.000.000,00

n = 6 tahun
q1 = 2.500

q2 = 2.250

q3 = 2.000

q4 = 1.750

q5 = 1.000

q6 = 500

Q = q1 + q2 + q3 + q4 + q5 + q6

Q = 2.500 + 2.250 + 2.000 + 1.750 + 1.000 + 500

Q = 10.000

S = Rp.5.000.000,00

r = (A - S)/Q

r = (25.000.000,00 - 5.000.000,00)/10.000r = 20.000.000,00/10.000

r = Rp.2.000

Jadi Besarnya penyusutan tiap satuan produksi adalah Rp.2.000

jumlah kumulatif beban penyusutan pada akhir tahun ke-5 :

ΣD = r(q1 + q2 + q3 + q4 + q5 + q6)

ΣD = Rp.2.000(2.500 + 2.250 + 2.000 + 1.750 + 1.000)

ΣD = Rp.2.000(9.500)

ΣD = Rp.19.000.000,00

Maka nilai buku pada akhir tahun ke 5 :

Sk = A - ΣD

Sk = Rp.25.000.000,00 - Rp.19.000.000,00

Sk = Rp.6.000.000,00

Jadi nilai buku pada akhir tahun ke-5 adalah Rp.6.000.000,00

4) Metode satuan jasa kerja aktiva

Besarnya tingkat penyusutan menggunakan metode satuan jam kerja aktiva dihitung
berdasarkan tiap satuan jam kerja aktiva. Jika suatu aktiva dengan biaya perolehan sebesar A,
maka manfaat n tahun, berproduksi sebanyak Q jam kerja (Q = q1+q2+q3+q4+...+qn
berturut-turut merupakan jumlah jam kerja aktiva dari tahun pertama sampai tahun ke-n) dan
nilai residu sebesar S, maka besarnya tingkat penyusutan r tiap jam kerja aktiva adalah :

Untuk nilai buku pada tahun ke-k bisa dicari dengan rumus :

Dan untuk mencari jumlah kumulatif beban penyusutan pada akhir tahun ke-k adalah :

Contoh soal :

Suatu aktiva dengan biaya perolehan Rp.30.000.000,00. Diperkirakan umur manfaat aktiva
selama 7 tahun dengan pengoperasian mesin selama 40.000 jam dan memiliki nilai sisa
Rp.6.000.000,00. Jika jumlah jam kerja aktiva tiap tahun berturut-turut adalah 10.000 jam,
8.500 jam, 6.000 jam, 5.500 jam, 5.000 jam, 3.000 jam, dan 2.000 jam.Tenttukan :

Tingkat penyusutan tiap jam kerja aktiva !

Nilai buku pada akhir tahun ke-6!

Jawab :

A = Rp.30.000.000,00

n = 7 tahun

q1 = 10.000

q2 = 8.500

q3 = 6.000

q4 = 5.500

q5 = 5.000

q6 = 3.000

q7 = 2.000

Q = q1 + q2 + q3 + q4 + q5 + q6 + q7

Q = 10.000 + 8.500 + 6.000 + 5.500 + 5.000 + 3.000 + 2.000

Q = 40.000

S = Rp.6.000.000,00

r = (A - S)/Q
r = (Rp.30.000.000,00 - Rp.6.000.000,00)/40.000

r = Rp.24.000.000,00/40.000

r = Rp.600,00

Jadi tingkat penyusutan tiap jam kerja aktivanya adalah r = Rp.600,00

Jumlah kumulatif beban penyusutan pada akhir tahun ke-6 :

ΣD = r(q1 + q2 + q3 + q4 + q5 + q6)

ΣD = Rp.600,00(10.000 + 8.500 + 6.000 + 5.500 + 5.000 )

ΣD = Rp.600,00(38.000)

ΣD = Rp.22.800.000,00

Maka nilai buku pada akhir tahun ke-6 adalah :

Sk = A - ΣD

Sk = Rp.30.000.000,00 - Rp.22.800.000,00

Sk = Rp.7.200.000,00

5) Metode jumlah bilangan tahun

Jika suatu aktiva mempunyai umur manfaaat n tahun, maka tingkat penyusutan r merupakan
bilangan pecahan dari tahun ke tahun semakin menurun dengan penyebut pecahan merupakan
jumlah n bilangan asli.

Jumlah bilangan tahun dari n tahun adalah :

JBT = 1 + 2 + 3 +...+ n

D1 = n/JBT (A-S)

D2 = n-1/JBT(A-S)

D3 = n-2/JBT(A-S)

Dk = (n-k+1)/JBT(A-S)
Maka jumlah kumulatis beban penyustan pada akhir tahun ke-k adalah :

ΣD = D1 + D2 + D3+...+Dk

Maka rumus nilai buku akhir tahun ke-k adalah :

Contoh soal :

Sebuah aktiva dengan biaya perolehan sebesar Rp.5.000.000,00 diperkirakan mempunyai


umur manfaat selama 6 tahun dengan nilai sisa Rp.800.000,00 dengan menggunakan metode
jumlah bilangan tahu. Tentukan :

Beban penyusutan tiap - tiap tahun!!

Tentukan nilai buku pada akhir tahun ke-5

Beban penyusutan tiap - tiap tahun!!A = Rp.5.000.000,00

S = Rp.800.000,00

n = 6 tahun

JBT = 6 + 5 + 3 + 4 + 2 + 1 = 21

D1 = (n)/JBT (A-S)

D1 = 6/21 (Rp.5.000.000,00 - Rp.800.000,00)

D1 = (6/21) x 4.200.000,00

D1 = Rp. 1.200.000,00

Penyusutan tahun pertaman Rp.1.200.000,00

D2 = (n-1)/JBT (A-S)

D2 = 5/21 (Rp.5.000.000,00 - Rp.800.000,00)

D2 = (5/21) x 4.200.000,00

D2 = Rp. 1.000.000,00

Penyusutan tahun ke-dua Rp. 1.000.000,00

D3 = (n-2)/JBT (A-S)

D3 = 4/21 (Rp.5.000.000,00 - Rp.800.000,00)


D3 = (4/21) x 4.200.000,00

D3 = Rp. 800.000,00

Penyusutan tahun ke-tiga Rp.800.000,00

D4 = (n-3)/JBT (A-S)

D4 = 3/21 (Rp.5.000.000,00 - Rp.800.000,00)

D4 = (3/21) x 4.200.000,00

D4 = Rp. 600.000,00

Penyusutan tahun ke-tiga Rp.600.000,00

D5 = (n-4)/JBT (A-S)

D5 = 2/21 (Rp.5.000.000,00 - Rp.800.000,00)

D5 = (2/21) x 4.200.000,00

D5 = Rp. 400.000,00

Penyusutan tahun ke-tiga Rp. 400.000,00

D6 = (n-5)/JBT (A-S)

D6 = 1/21 (Rp.5.000.000,00 - Rp.800.000,00)

D6 = (1/21) x 4.200.000,00

D6 = Rp. 200.000,00

Penyusutan tahun ke-tiga Rp. 400.000,00

S5 = A - ΣD

S5 = Rp.5.000.000,00 - (6 + 5 + 3 + 4 + 2/JBT) x (Rp.5.000.000,00 - Rp.800.000,00)

S5 = Rp.5.000.000,00 - (20/21) x Rp.4.200.000,00S5 = Rp.5.000.000,00 - Rp.4.000.000,00

S5 = Rp.1.000.000,00

Jadi nilai buku pada akhir tahun ke-5 adalah Rp.1.000.000,00


Pengertian Penyusutan

Penyusutan atau dispersi yaitu “berkurangnya nilai ekonomi suatu aktiv.

Berkurangnya nilai biasanya disebabkan karena aus dipakai atau umur manfaatnya. Agar
prusahaan bisa tumbuh berkembang secara seimbang, maka salah satunya prusahaan tersebut
perlu mengetahui atau memperkirakan penyusutan-penyusutan aktivanya secara baik dan
tepat hingga bisa menggunakan hasil-hasil perkiraan ini sebagai dasar tidak lanjut operasional

Cara Menghitung Besar Penyusutan

Objek penyusutan aktiva prusahaan hanyalah pada aktiva tetap berwujud. misalnya pada
mesin produksi, penyusutan pada kendaraan operasional dan penyusutan aktiva tetap
berwujud lainnya.

Metode untuk menentukan besarnya penyusutan


Metode jumlah bilangan tahun

Metode garis lurus atau metode persentase tetap dari harga pembelian

Metode satuan jasa kerja aktiva

Metode persentase tetap dari nilai buku atau merode saldo menurun

Metode satuan hasil produksi atau metode unit produksi

PENYUSUTAN

PENYUSUTAN

Metode Garis Lurus

Metode garis lurus atau metode persentase tetap dari harga pembelian

Berdasarkan metode garis lurus, besarnya beban penyusutan tiap tahun yaitu tetap.

Dengan rumus penyusutan :

D = A-S / n

untuk mencari besarnya r, bisa dicari dengan rumus

r = D/A x 100

Keterangan

A : Biaya perolehan aktiva yaitu besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
memperoleh aktiva sampai aktiva itu siap di operasikan

S : Perkiraan nilai sisa aktiva yaitu nilai taksir yang mungkin dapat diperoleh melalui aktiva
yang sudah lewat masa pemakaiannya

D : Beban penyusutan tiap periode

r : Tingkat penyusutan atau persentase penyusutan

n : Umur manfaat / umur ekonomis aktiva dalam tahun


Penerapan metode ini pada perusahaan dilandasi pada beberapa anggapan,Ada 3 anggapan
yang memastikan perusahaan menerapkan metode ini:

Biaya yang muncul tidak dipengaruhi oleh produktivitas atau penyimpangan efisiensi.

Adanya biaya pemeliharaan dan perbaikan untuk setiap masa priode dengan jumlah relatif
stabil.

Kegunaan ekonomis dari aktiva menurun merupakan proposonal setiap periode.

Aktiva Tetap

Pada metode garis lurus, adanya penyusutan merupakan biaya yang sama atau tetap setiap
periode berjalanya. Metode ini sangat cocok dipakai untuk menghitung jenis aktiva tetap
yang dipengaruhi perjalanan waktu, atau bukan dipnegaruhi oleh tingakat pemakaian.

Aktiva tetap adalah aktiva (kekayaan) yang dimiliki perusahaan yang diperoleh dalam bentuk
siap pakai atau dibangun terlebih dahulu,sifatnya permanen dan dipakai dalam kegiatan
normal perusahaan untuk jangka panjang serta mempunyai nilai yang cukup material.

Dengan begitu nilai Aktiva tetap ini nilainya akan berkurang dari tahun ke tahun jika telah
digunakan karena adanya penyusutan. Untuk mengetahui besarnya penyusutan atau
depresiasi suatu aktiva ada beberapa metode, 2 metode penyusutan yang umum dipakai oleh
para perusahaan distribusi yaitu Metode Garis Lurus dan Saldo Menurun.

Contoh dari aktiva tetap ini yaitu berupa penyusutan gedung, peralatan kantor dan lain
sebagainya.

Rumus jumlah penyusutan tahunan:

Depresiasi = HP-NS / n

Keterangan :

HP adalah Harga perolehan


NA adalah Nilai sia

n adalah taksir umum kegunaan

Contoh Soal Penyusutan

Contoh soal 1

Sebuah aktiva dengan biaya perolehan sebesar Rp.14.000.000,00.

Diperkirakan aktiva itu bisa dimanfaatkan selama 6 tahun dengan taksiran nilai sisanya
Rp.2.000.000,00.

Tentukanlah Besarnya beban penyusutan tiap tahun dan Persentase penyusutan per tahun

Jawab :

Diketahui :

A = Rp.14.000.000,00

S = Rp. 2.000.000,00

n = 6 Tahun

Memakai metode garis lurus

D = (A- S)/n

D = (Rp.14.000.000,00- Rp.2.000.000,00)/6

D = (12.000.000,00)/6

D = Rp.2.000.000,00

Maka, besarnya penyusutan tiap tahun yaitu Rp.2.000.000,00

r = (D/A) x 100%

r = (Rp.2.000.000,00/Rp.14.000.000,00) x 100%

r = 0,14 x 100%

r = 14%
Maka, besarnya persentase penyusutan tiap tahun adalah 14%

Contoh soal 2

Dibeli sebuah bangunan dengan harga beli (nilai perolehan) sebesar Rp 2.400.000.000
dengan masa manfaat selama 20 tahun.

Hitunglah besar penyusutan per bulan!

Jawaban :

Harga Beli = Rp 2.400.000.000

Umur Ekonomis = 20 tahun (240 bulan)

Harga Beli : Umur Ekonomis

Rp 2.400.000.000 : 240 = Rp 10.000.000


Pengertian Penyusutan

Penyusutan atau dispersi yaitu “berkurangnya nilai ekonomi suatu aktiv.

Berkurangnya nilai biasanya disebabkan karena aus dipakai atau umur manfaatnya. Agar
prusahaan bisa tumbuh berkembang secara seimbang, maka salah satunya prusahaan tersebut
perlu mengetahui atau memperkirakan penyusutan-penyusutan aktivanya secara baik dan
tepat hingga bisa menggunakan hasil-hasil perkiraan ini sebagai dasar tidak lanjut operasional

Cara Menghitung Besar Penyusutan

Objek penyusutan aktiva prusahaan hanyalah pada aktiva tetap berwujud. misalnya pada
mesin produksi, penyusutan pada kendaraan operasional dan penyusutan aktiva tetap
berwujud lainnya.

Metode untuk menentukan besarnya penyusutan

Metode jumlah bilangan tahun

Metode garis lurus atau metode persentase tetap dari harga pembelian

Metode satuan jasa kerja aktiva

Metode persentase tetap dari nilai buku atau merode saldo menurun

Metode satuan hasil produksi atau metode unit produksi

PENYUSUTAN

PENYUSUTAN
Metode Garis Lurus

Metode garis lurus atau metode persentase tetap dari harga pembelian

Berdasarkan metode garis lurus, besarnya beban penyusutan tiap tahun yaitu tetap.

Dengan rumus penyusutan :

D = A-S / n

untuk mencari besarnya r, bisa dicari dengan rumus

r = D/A x 100

Keterangan

A : Biaya perolehan aktiva yaitu besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
memperoleh aktiva sampai aktiva itu siap di operasikan

S : Perkiraan nilai sisa aktiva yaitu nilai taksir yang mungkin dapat diperoleh melalui aktiva
yang sudah lewat masa pemakaiannya

D : Beban penyusutan tiap periode

r : Tingkat penyusutan atau persentase penyusutan

n : Umur manfaat / umur ekonomis aktiva dalam tahun

Penerapan metode ini pada perusahaan dilandasi pada beberapa anggapan,Ada 3 anggapan
yang memastikan perusahaan menerapkan metode ini:

Biaya yang muncul tidak dipengaruhi oleh produktivitas atau penyimpangan efisiensi.

Adanya biaya pemeliharaan dan perbaikan untuk setiap masa priode dengan jumlah relatif
stabil.
Kegunaan ekonomis dari aktiva menurun merupakan proposonal setiap periode.

Aktiva Tetap

Pada metode garis lurus, adanya penyusutan merupakan biaya yang sama atau tetap setiap
periode berjalanya. Metode ini sangat cocok dipakai untuk menghitung jenis aktiva tetap
yang dipengaruhi perjalanan waktu, atau bukan dipnegaruhi oleh tingakat pemakaian.

Aktiva tetap adalah aktiva (kekayaan) yang dimiliki perusahaan yang diperoleh dalam bentuk
siap pakai atau dibangun terlebih dahulu,sifatnya permanen dan dipakai dalam kegiatan
normal perusahaan untuk jangka panjang serta mempunyai nilai yang cukup material.

Dengan begitu nilai Aktiva tetap ini nilainya akan berkurang dari tahun ke tahun jika telah
digunakan karena adanya penyusutan. Untuk mengetahui besarnya penyusutan atau
depresiasi suatu aktiva ada beberapa metode, 2 metode penyusutan yang umum dipakai oleh
para perusahaan distribusi yaitu Metode Garis Lurus dan Saldo Menurun.

Contoh dari aktiva tetap ini yaitu berupa penyusutan gedung, peralatan kantor dan lain
sebagainya.

Rumus jumlah penyusutan tahunan:

Depresiasi = HP-NS / n

Keterangan :

HP adalah Harga perolehan

NA adalah Nilai sia

n adalah taksir umum kegunaan

Contoh Soal Penyusutan

Contoh soal 1

Sebuah aktiva dengan biaya perolehan sebesar Rp.14.000.000,00.


Diperkirakan aktiva itu bisa dimanfaatkan selama 6 tahun dengan taksiran nilai sisanya
Rp.2.000.000,00.

Tentukanlah Besarnya beban penyusutan tiap tahun dan Persentase penyusutan per tahun

Jawab :

Diketahui :

A = Rp.14.000.000,00

S = Rp. 2.000.000,00

n = 6 Tahun

Memakai metode garis lurus

D = (A- S)/n

D = (Rp.14.000.000,00- Rp.2.000.000,00)/6

D = (12.000.000,00)/6

D = Rp.2.000.000,00

Maka, besarnya penyusutan tiap tahun yaitu Rp.2.000.000,00

r = (D/A) x 100%

r = (Rp.2.000.000,00/Rp.14.000.000,00) x 100%

r = 0,14 x 100%

r = 14%

Maka, besarnya persentase penyusutan tiap tahun adalah 14%

Contoh soal 2

Dibeli sebuah bangunan dengan harga beli (nilai perolehan) sebesar Rp 2.400.000.000
dengan masa manfaat selama 20 tahun.

Hitunglah besar penyusutan per bulan!


Jawaban :

Harga Beli = Rp 2.400.000.000

Umur Ekonomis = 20 tahun (240 bulan)

Harga Beli : Umur Ekonomis

Rp 2.400.000.000 : 240 = Rp 10.000.000

Anda mungkin juga menyukai