PENYUSUTAN
Penyusutan adalah biaya perolehan atau sebagian besar harga perolehan suatu aktiva
tetap selama masa manfaat aktiva itu. Adapun definisi lain dari penyusutan ( defreciation )
sebagai suatu proses akuntansi dalam mengalokasikan biaya aktiva terwujud ke beban dengan
cara sistematis dan rasional selama periode yang diharapkan mendapat manfaat dari
pengguna aktiva tersebut.
Besar penyusutan untuk setiap periode dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa
metode yaitu :
C = harga perolehan
W = dasar penyusutan
Metode garis lurus adalah metode-metode penyusutan yang paling sederhana dan
mudah, metode ini mengasumsikan bahwa kegunaan aktiva tetap dan mengalami penurunan
secara linear atau tetap/konstan untuk setiap periode selama masa manfaatnya. Berdasarkan
asumsi tersebut, biaya penyusutan perperiode akan sama besar dan dapat dinyatakan dengan
persamaan.
Dk = k Rk ……………………….. ( 5. 2)
Bk = C – k Rk ……………………….. ( 5.3 )
Contoh 5.1 :
Pada tanggal 1 januari 2004 PT. Suka Makmur membeli sebuah mesin seharga Rp
40.000.000,- untuk memperlancarkan produksi. Umur ekonomis tersebut diperkirakan 5
tahun dan nilai sisanya Rp 4.000.000,-. Hitunglah biaya penyusutan pertahun apabila
digunakan metode garis lurus dab buat tabel penyusutan ?
Jawab :
C = Rp 40.000.000,-
S = Rp 4.000.000,-
N = 5 tahun
40.000.000,-
Dalam metode ini, biaya penyusutan yang di bebankan pada tahun-tahun awal lebih besar
daripada biaya penyusutan pada tahun-tahun berikutnya. Jika saldo menurun digunakan, jika
memerlukan tarif penyusutan ( d ) yang dapat diperoleh jika diberikan variabel- variabel C,S
dan n yaitu :
…………………………….. ( 5.4 )
Mencari biaya penyusutan dan nilai buku aktiva secara lengkap per akhir tahun dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1 Dc C – cd = ( 1 – d ) c
2 D(1–d)c (1–d)c–d(1–d)c=
3 D
K D
Maka nilai buku aktiva pada akhir tahun k akan dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Bk = …………………………… ( 5.6 )
Sedangkan nilai akumulasi penyusutan ( Dk ) pada akhir tahun k dapat dihitung dengan
persamaan berikut :
Dk = C – …………………………… ( 5.7 )
Contoh 5.2
Sebuah mobil dengan harga perolehan Rp 300.000.000,-. Disusutkan dengan metode saldo
menurun dengan tarif 30 %. Buatlah tabel penyusutan untuk 3 tahun pertama, kemudian nilai
buku pada akhir tahun ke 4 dan penyusutan untuk tahun ke 5 ?
Jawab :
c = Rp 300.000.000,-
d = 0,3
300.000.000,-
Nilai B4 =
R5 = d. R5-1 = Rp 21. 609.000,-
Rk = d x C
Untuk penyusutan tahun akhir pembuatan nilai penyusutan harus dikalikan. Untuk kita
mendapat nilai sisa sesuai dengan yang diterapkan.
Contoh 5.3
Sebuah peralatan dengan harga perolehan Rp 410.000.000,- disusutkan selama 5 tahun. Nilai
sisa peralatan ini setelah berakhir masa manfaatnya diperkirakan adalah Rp 10.000.000,-.
Buatlah table penyusutan jika digunakan metode saldo berganda.
Jawab :
C = Rp 410.000.000,- n = 5 tahun
S = Rp 10.000.000,- d = 40 %
410.000.000
Untuk mencari besar biaya penyusutan pada tahun k ( Rk ) dengan metode ini dapat
digunakan persamaan :
……………………………………………. ( 5.8 )
Contoh 5.4
Pada tanggal 2 januari 2002 PT. Millenium membeli peralatan komputer seharga Rp
5.000.000,- yang memiliki manfaat 5 tahun dengan nilai sisa Rp 500.000,- apabila
perusahaan memakai metode akhir tahun untuk menghitung biaya penyusutan. Hitunglah
biaya penyusutan tiap tahun dan tampilakn tabelnya ?
C = Rp 5.000.000,-
S = Rp 500.000,-
W = C – S = Rp 4.500.000,-
N = 5 tahun
= Rp 1.500.000,-
= Rp 1.200.000,-
= Rp 900.000,-
= Rp 600.000,-
= Rp 300.000,-
Tabel penyusunan metode jumlah angka tahun
5.000.000,-
Dasar penyusutan dalam metode ini dihitung dengan mengurangkan harga perolehan dengan
nilai sisa aktiva tetap. Persamaan untuk menghitung penyusutan dengan dengan metode unit
produksi adalah :
Rk = tarif x W …………………………. ( 5. 10 )
Contoh 5.5
Dasar penyusutan ?
Jawab :
C = Rp 15.000.000,-
S = Rp 2.500.000,-
Dasar penyusutan\
W=C–S
= Rp 15.000.000 – Rp 2.500.000
= Rp 12.500.000,-
15.000.000
Penyusutan atau dispersi adalah "berkurangnya nilai ekonomi suatu aktiva". Berkurangnya
nilai tersebut biasanya disebabkan karena aus dipakai atau umur manfaatnya.
Agar prusahaan dapat tumbuh berkembang secara seimbang, maka salah satunya prusahaan
tersebut perlu mengetahui atau memperkirakan penyusutan-penyusutan aktivanya secara baik
dan tepat hingga pada gilirannya prusahaan dapat menggunakan hasil-hasil perkiraan ini
sebagai dasar tidak lanjut operasional
Objek penyusutan aktiva prusahaan hanyalah pada aktiva tetap berwujud. Contohnya pada
mesin produksi, penyusutan pada kendaraan operasional dan penyusutan aktiva tetap
berwujud lainnya.
Ada beberapa cara atau metode untuk menentukan besarnya penyusutan dalam tiap-tiap
periode, diantaranya :
Metode garis lurus atau metode persentase tetap dari harga pembelian
Metode persentase tetap dari nilai buku atau merode saldo menurun
Ada beberapa faktor yang harus diperhitungkan untuk mempermudah penulisan di dalam
menentukan besarnya penyusutan, diantaranya adalah :
A : Biaya perolehan aktiva yaitu besarnya biaya yang dikelurkan perusahaan untuk
memperoleh aktiva sampai aktiva itu siap di operasikan
S : Perkiraan nilai sisa aktiva yaitu nilai taksir yang mungkin dapat diperoleh melalui aktiva
yang sudah lewat masa pemakaiannya
1) Metode garis lurus atau metode persentase tetap dari harga pembelian
Berdasarkan metode garis lurus, besarnya beban penyusutan tiap tahun adalah tetap. Dengan
rumus :
Contoh soal :
Sebuah aktiva dengan biaya perolehan sebesar Rp.14.000.000,00. Diperkirakan aktiva itu
dapat dimanfaatkan selama 6 tahun dengan taksiran nilai sisanya Rp.2.000.000,00. Tentukan :
Jawab :
Dik :
A = Rp.14.000.000,00
S = Rp. 2.000.000,00
n = 6 Tahun
maka :
D = (A- S)/n
D = (Rp.14.000.000,00- Rp.2.000.000,00)/6
D = (12.000.000,00)/6
D = Rp.2.000.000,00
r = (D/A) x 100%
r = (Rp.2.000.000,00/Rp.14.000.000,00) x 100%
r = 0,14 x 100%
r = 14%
2) Metode persentase tetap dari nilai buku atau merode saldo menurun
Metode saldo menurun dinamakan juga dengan declining balance method. Di dalam metode
ini besarnya beban penyusutan tiap-tiap tahun diperoleh dari perkalian tingkat penyusutan (r)
dengan nilai buku awal tahun pada tahun yang bersangkutan. Rumu nilai buku pada tahun ke-
n adalah :
Contoh soal :
Sebuah aktiva dengan biaya perolehan Rp.20.000.000,00. Setelah beroperasi selama 6 tahun
ditaksir nilai sisanya Rp.5.000.000,00. Dengan menggunakan metode persentase tetap dari
nilai buku, tentukan :
Jawab :
Dik :
A = Rp. 20.000.000,00
S = Rp. 5.000.000,00
n = 6 Tahun
Maka :
r = (1 -n√(S/A)) x 100%
r = (1 -6√0,25) x 100%
r = (1 - 0,7937) x 100%
r = 20,63%
S4 = Rp.7.936.984,22
Untuk nilai buku pada tahun ke-k bisa dicari dengan rumus :
Dan untuk mencari jumlah kumulatif beban penyusutan pada akhir tahun ke-k adalah :
Contoh soal :
Suatu aktiva dengan biaya perolehan Rp.25.000.000,00. Diperkirakan umur manfaat aktiva
selama 6 tahun dengan jumlah produksinya 10.000 unit dan memiliki nilai sisa
Rp.5.000.000,00. Jika jumlah produksi tiap tahun berturut-turut adalah 2.500 unit, 2.250 unit,
2.000 unit, 1.750 unit, 1.000 unit, dan 500 unit. Tentukan :
Jawab :
A = Rp.25.000.000,00
n = 6 tahun
q1 = 2.500
q2 = 2.250
q3 = 2.000
q4 = 1.750
q5 = 1.000
q6 = 500
Q = q1 + q2 + q3 + q4 + q5 + q6
Q = 10.000
S = Rp.5.000.000,00
r = (A - S)/Q
r = Rp.2.000
ΣD = r(q1 + q2 + q3 + q4 + q5 + q6)
ΣD = Rp.2.000(9.500)
ΣD = Rp.19.000.000,00
Sk = A - ΣD
Sk = Rp.25.000.000,00 - Rp.19.000.000,00
Sk = Rp.6.000.000,00
Besarnya tingkat penyusutan menggunakan metode satuan jam kerja aktiva dihitung
berdasarkan tiap satuan jam kerja aktiva. Jika suatu aktiva dengan biaya perolehan sebesar A,
maka manfaat n tahun, berproduksi sebanyak Q jam kerja (Q = q1+q2+q3+q4+...+qn
berturut-turut merupakan jumlah jam kerja aktiva dari tahun pertama sampai tahun ke-n) dan
nilai residu sebesar S, maka besarnya tingkat penyusutan r tiap jam kerja aktiva adalah :
Untuk nilai buku pada tahun ke-k bisa dicari dengan rumus :
Dan untuk mencari jumlah kumulatif beban penyusutan pada akhir tahun ke-k adalah :
Contoh soal :
Suatu aktiva dengan biaya perolehan Rp.30.000.000,00. Diperkirakan umur manfaat aktiva
selama 7 tahun dengan pengoperasian mesin selama 40.000 jam dan memiliki nilai sisa
Rp.6.000.000,00. Jika jumlah jam kerja aktiva tiap tahun berturut-turut adalah 10.000 jam,
8.500 jam, 6.000 jam, 5.500 jam, 5.000 jam, 3.000 jam, dan 2.000 jam.Tenttukan :
Jawab :
A = Rp.30.000.000,00
n = 7 tahun
q1 = 10.000
q2 = 8.500
q3 = 6.000
q4 = 5.500
q5 = 5.000
q6 = 3.000
q7 = 2.000
Q = q1 + q2 + q3 + q4 + q5 + q6 + q7
Q = 40.000
S = Rp.6.000.000,00
r = (A - S)/Q
r = (Rp.30.000.000,00 - Rp.6.000.000,00)/40.000
r = Rp.24.000.000,00/40.000
r = Rp.600,00
ΣD = r(q1 + q2 + q3 + q4 + q5 + q6)
ΣD = Rp.600,00(38.000)
ΣD = Rp.22.800.000,00
Sk = A - ΣD
Sk = Rp.30.000.000,00 - Rp.22.800.000,00
Sk = Rp.7.200.000,00
Jika suatu aktiva mempunyai umur manfaaat n tahun, maka tingkat penyusutan r merupakan
bilangan pecahan dari tahun ke tahun semakin menurun dengan penyebut pecahan merupakan
jumlah n bilangan asli.
JBT = 1 + 2 + 3 +...+ n
D1 = n/JBT (A-S)
D2 = n-1/JBT(A-S)
D3 = n-2/JBT(A-S)
Dk = (n-k+1)/JBT(A-S)
Maka jumlah kumulatis beban penyustan pada akhir tahun ke-k adalah :
ΣD = D1 + D2 + D3+...+Dk
Contoh soal :
S = Rp.800.000,00
n = 6 tahun
JBT = 6 + 5 + 3 + 4 + 2 + 1 = 21
D1 = (n)/JBT (A-S)
D1 = (6/21) x 4.200.000,00
D1 = Rp. 1.200.000,00
D2 = (n-1)/JBT (A-S)
D2 = (5/21) x 4.200.000,00
D2 = Rp. 1.000.000,00
D3 = (n-2)/JBT (A-S)
D3 = Rp. 800.000,00
D4 = (n-3)/JBT (A-S)
D4 = (3/21) x 4.200.000,00
D4 = Rp. 600.000,00
D5 = (n-4)/JBT (A-S)
D5 = (2/21) x 4.200.000,00
D5 = Rp. 400.000,00
D6 = (n-5)/JBT (A-S)
D6 = (1/21) x 4.200.000,00
D6 = Rp. 200.000,00
S5 = A - ΣD
S5 = Rp.1.000.000,00
Berkurangnya nilai biasanya disebabkan karena aus dipakai atau umur manfaatnya. Agar
prusahaan bisa tumbuh berkembang secara seimbang, maka salah satunya prusahaan tersebut
perlu mengetahui atau memperkirakan penyusutan-penyusutan aktivanya secara baik dan
tepat hingga bisa menggunakan hasil-hasil perkiraan ini sebagai dasar tidak lanjut operasional
Objek penyusutan aktiva prusahaan hanyalah pada aktiva tetap berwujud. misalnya pada
mesin produksi, penyusutan pada kendaraan operasional dan penyusutan aktiva tetap
berwujud lainnya.
Metode garis lurus atau metode persentase tetap dari harga pembelian
Metode persentase tetap dari nilai buku atau merode saldo menurun
PENYUSUTAN
PENYUSUTAN
Metode garis lurus atau metode persentase tetap dari harga pembelian
Berdasarkan metode garis lurus, besarnya beban penyusutan tiap tahun yaitu tetap.
D = A-S / n
r = D/A x 100
Keterangan
A : Biaya perolehan aktiva yaitu besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
memperoleh aktiva sampai aktiva itu siap di operasikan
S : Perkiraan nilai sisa aktiva yaitu nilai taksir yang mungkin dapat diperoleh melalui aktiva
yang sudah lewat masa pemakaiannya
Biaya yang muncul tidak dipengaruhi oleh produktivitas atau penyimpangan efisiensi.
Adanya biaya pemeliharaan dan perbaikan untuk setiap masa priode dengan jumlah relatif
stabil.
Aktiva Tetap
Pada metode garis lurus, adanya penyusutan merupakan biaya yang sama atau tetap setiap
periode berjalanya. Metode ini sangat cocok dipakai untuk menghitung jenis aktiva tetap
yang dipengaruhi perjalanan waktu, atau bukan dipnegaruhi oleh tingakat pemakaian.
Aktiva tetap adalah aktiva (kekayaan) yang dimiliki perusahaan yang diperoleh dalam bentuk
siap pakai atau dibangun terlebih dahulu,sifatnya permanen dan dipakai dalam kegiatan
normal perusahaan untuk jangka panjang serta mempunyai nilai yang cukup material.
Dengan begitu nilai Aktiva tetap ini nilainya akan berkurang dari tahun ke tahun jika telah
digunakan karena adanya penyusutan. Untuk mengetahui besarnya penyusutan atau
depresiasi suatu aktiva ada beberapa metode, 2 metode penyusutan yang umum dipakai oleh
para perusahaan distribusi yaitu Metode Garis Lurus dan Saldo Menurun.
Contoh dari aktiva tetap ini yaitu berupa penyusutan gedung, peralatan kantor dan lain
sebagainya.
Depresiasi = HP-NS / n
Keterangan :
Contoh soal 1
Diperkirakan aktiva itu bisa dimanfaatkan selama 6 tahun dengan taksiran nilai sisanya
Rp.2.000.000,00.
Tentukanlah Besarnya beban penyusutan tiap tahun dan Persentase penyusutan per tahun
Jawab :
Diketahui :
A = Rp.14.000.000,00
S = Rp. 2.000.000,00
n = 6 Tahun
D = (A- S)/n
D = (Rp.14.000.000,00- Rp.2.000.000,00)/6
D = (12.000.000,00)/6
D = Rp.2.000.000,00
r = (D/A) x 100%
r = (Rp.2.000.000,00/Rp.14.000.000,00) x 100%
r = 0,14 x 100%
r = 14%
Maka, besarnya persentase penyusutan tiap tahun adalah 14%
Contoh soal 2
Dibeli sebuah bangunan dengan harga beli (nilai perolehan) sebesar Rp 2.400.000.000
dengan masa manfaat selama 20 tahun.
Jawaban :
Berkurangnya nilai biasanya disebabkan karena aus dipakai atau umur manfaatnya. Agar
prusahaan bisa tumbuh berkembang secara seimbang, maka salah satunya prusahaan tersebut
perlu mengetahui atau memperkirakan penyusutan-penyusutan aktivanya secara baik dan
tepat hingga bisa menggunakan hasil-hasil perkiraan ini sebagai dasar tidak lanjut operasional
Objek penyusutan aktiva prusahaan hanyalah pada aktiva tetap berwujud. misalnya pada
mesin produksi, penyusutan pada kendaraan operasional dan penyusutan aktiva tetap
berwujud lainnya.
Metode garis lurus atau metode persentase tetap dari harga pembelian
Metode persentase tetap dari nilai buku atau merode saldo menurun
PENYUSUTAN
PENYUSUTAN
Metode Garis Lurus
Metode garis lurus atau metode persentase tetap dari harga pembelian
Berdasarkan metode garis lurus, besarnya beban penyusutan tiap tahun yaitu tetap.
D = A-S / n
r = D/A x 100
Keterangan
A : Biaya perolehan aktiva yaitu besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
memperoleh aktiva sampai aktiva itu siap di operasikan
S : Perkiraan nilai sisa aktiva yaitu nilai taksir yang mungkin dapat diperoleh melalui aktiva
yang sudah lewat masa pemakaiannya
Penerapan metode ini pada perusahaan dilandasi pada beberapa anggapan,Ada 3 anggapan
yang memastikan perusahaan menerapkan metode ini:
Biaya yang muncul tidak dipengaruhi oleh produktivitas atau penyimpangan efisiensi.
Adanya biaya pemeliharaan dan perbaikan untuk setiap masa priode dengan jumlah relatif
stabil.
Kegunaan ekonomis dari aktiva menurun merupakan proposonal setiap periode.
Aktiva Tetap
Pada metode garis lurus, adanya penyusutan merupakan biaya yang sama atau tetap setiap
periode berjalanya. Metode ini sangat cocok dipakai untuk menghitung jenis aktiva tetap
yang dipengaruhi perjalanan waktu, atau bukan dipnegaruhi oleh tingakat pemakaian.
Aktiva tetap adalah aktiva (kekayaan) yang dimiliki perusahaan yang diperoleh dalam bentuk
siap pakai atau dibangun terlebih dahulu,sifatnya permanen dan dipakai dalam kegiatan
normal perusahaan untuk jangka panjang serta mempunyai nilai yang cukup material.
Dengan begitu nilai Aktiva tetap ini nilainya akan berkurang dari tahun ke tahun jika telah
digunakan karena adanya penyusutan. Untuk mengetahui besarnya penyusutan atau
depresiasi suatu aktiva ada beberapa metode, 2 metode penyusutan yang umum dipakai oleh
para perusahaan distribusi yaitu Metode Garis Lurus dan Saldo Menurun.
Contoh dari aktiva tetap ini yaitu berupa penyusutan gedung, peralatan kantor dan lain
sebagainya.
Depresiasi = HP-NS / n
Keterangan :
Contoh soal 1
Tentukanlah Besarnya beban penyusutan tiap tahun dan Persentase penyusutan per tahun
Jawab :
Diketahui :
A = Rp.14.000.000,00
S = Rp. 2.000.000,00
n = 6 Tahun
D = (A- S)/n
D = (Rp.14.000.000,00- Rp.2.000.000,00)/6
D = (12.000.000,00)/6
D = Rp.2.000.000,00
r = (D/A) x 100%
r = (Rp.2.000.000,00/Rp.14.000.000,00) x 100%
r = 0,14 x 100%
r = 14%
Contoh soal 2
Dibeli sebuah bangunan dengan harga beli (nilai perolehan) sebesar Rp 2.400.000.000
dengan masa manfaat selama 20 tahun.