Oleh :
NIM : B1A119011
KELAS : D
1
RESUME MATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
2
3) Potensi rawan perpecahan, terutama perpecahan antar suku, antar golongan (elit) politik. Hal
ini terutama sebagai akibat pengaruh faktor sosial-politik.
3
- Menurut Laoede M. Kamaludin, penataan ruang di masa datang sebaiknya tidak hanya
mengacu pada daratan, namun juga harus berorientasi pada penataan ruang kemaritiman.
- Mengapa pembangunan berwawasan nusantara penting. Seiring dengan makin berkembangnya
dan makin membesarnya jumlah penduduk maka kita perlu memanfaatkan ilmu dan teknologi
untuk menggali persediaan bahan mentah dan sumber-sumber energi yang masih tersimpan
banyak dalam flora dan fauna di lautan.
4
(2) Peralatan Analisis Ekonomi
- Langkah awal dalam mempelajari mekanisme kerja ekonomi nasional adalah mendekati
kegiatan ekonomi melalui tiga sisi, yaitu segi produksi, segi pembelanjaan/ pengeluaran dan segi
pendapatan. Ketiga pendekatan itu dalam berbagai buku literatur disebut analisis ekonomi makro
(Susanto Hg., 1995).
- Beberapa konsep/ indikator penting yang perlu dpahami dalam rangka analisis ekonomi makro
antara lain : produk domestik bruto (PDB), pendapatan nasional (Y), pendapatan per kapita, nilai
tambah (Vas), kontribusi sektor (Ks), laju pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi (In), jumlah
uang beredar (JUB), debt service ratio (DSR), nilai tukar perdagangan (TOT), tingkat
pengangguran, tingkat kesenjangann dan incremental capital output ratio (ICOR).
PERIODE KOLONIAL
(1) Karakteristik
a. Ciri perekonomian kolonial
- Pada jaman Kolonial belanda, ekonomi Indonesia diwarnai oleh suatu strategiyang melahirkan
dualisme dalam kegiatan ekonoi, yaitu dualisme antara sektor ekspor (enclave) dan sektor
tradisonal (hinterland). Sektor ekspor diwakili dengann kehadiran perkebunan-perkebunan di
daerah pedesaan (Suroso, 1994).
- Pendirian perkebunan di daerah pedesaan semata-mata karena pertimbangan lokasi yang
menguntungkan (tanah subur, iklim cocok) dan bukan untuk menciptakan lapangan kerja baru
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
- Pasar dunia dan sektor ekspor terpisah dengan sektor tradisional, karena sektor ekspor
berhubungan langsung dengan pasar dunia dan mendapat proteksi dari pemerintah.
b. Konsep Dualisme
Sejak jaman penjajahan sampai saat ini perekonomian Indonesia masih juga menunjukkan ciri-
ciri adanya dualisme, baik dualisme yang bersifat teknologis, maupun yang bersifat ekonomis,
sosial dan kultural.
(2) Statistik Ekonomi Kolonial
a. Kedudukan dan Fungsi Hindia Belanda
- Sistem pemerintahan Kolonial (Hindia Belanda) menciptakan sistem ekonomi kolonial yang
diarahkan untuk memenuhi kepentingan negeri Belanda.
- Hal ini terlihat dari peranan perdagangan Hindia Belanda
(Indonesia) di masa yang lalu.
b. Peranan Hindia Belanda Dalam Perdagangan
- Peranan Hindia Belanda terlihat dari prosentase ekspor terhadap ekspor dunia untuk beberapa
komiditi, antara lain : kina 99%, lada 86%, Kapok 72%, karet 37%, agave 33%, hasil kelapa 27%,
minyak sawit 24%, the 19%, timah putih 17%, gula 5% (Soemitro, 1953; di kutip dari Suroso,
1994).
c. Pendapatan Penduduk Indonesia Asli
- Menurut data yang dihimpun oleh Polak pada tahun 1942, perekonomian Indonesia telah
mengalami masa-masa pasang surut (Anne Booth, 1990) :
1) Pendapatan riil naik dalam tahun-tahun 1923 – 1928 dan 1934 – 1939.
2) Masa-masa stagnasi dialami pada waktu terjadi depresiasi dunia tahun 1929 – 1933.
- Antara tahun 1921 – 1939 pendapatan riil penduduk Indonesia asli naik 50% (sekitar 2,6% per
tahun). Sedang laju pertumbuhan penduduk waktu itu sekitar 1,5% per tahun.
5
- Ini berarti bahwa pada masa penjajahan Belanda ada peningkatan kesejahteraan hidup rakyat
meskipun kecil dan
lambat sekali.
6
(Deliarnov, 1995)
- Pelaku-pelaku Ekonomi :
• Berdasarkan Kepemilikan Modal / Aset :
1. BUMN
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah usaha yang seluruh modalnya dimiliki negara atau
badan usaha yang tidak seluruh sahamnya dimiliki negara tetapi statusnya disamakan dengan
BUMN,
yaitu :
a) BUMN yang merupakan patungan antara pemerintah dengan pemerintah daerah
7
b) BUMN yang merupakan patungan antara pemerintah dengan BUMN lainnya.
c) BUMN yang merupakan badan-badan usaha patungan dengan swasta nasional/ asing di mana
negara memiliki saham mayoritas minimal 51%.
2. SWASTA (BUMS)
Peran swasta dan cara kerja swasta semakin banyak disorot karena memang ada kecenderungan
sektor ini bisa bekerja lebih efisien dari pada sektor negara yang terkekang oleh birokrasi,
sedangkan koperasi karena masih lemah belum mampu mengembangkan diri. Umumnya
dikonsepsikan bahwa tujuan pendirian perusahaan swasta
adalah untuk memperoleh keuntungan maksimal.
3. KOPERASI
• Berdasarkan Besar-kecilnya modal/ aset :
1. Perusahaan Besar/Usaha Skala Besar (USB)
2. Perusahaan Menengah/ Usaha Skala Menengah (USM)
3. Perusahaan Kecil/Usaha Skala Kcil (USK)
- Peranan dan Fungsinya bagi Perekonomian
• Peran seagai penggerak pertumbuhan ekonomi
• Peran sebagai pencipta lapangan kerja
• Fungsi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
- Analisis Kebijakan yang Relevan :
• Kebijakan peningkatan kinerja dan daya saing
• Kebijakan pemberdayaan perusahaan kecil menengah
• Kebijakan pembinaan kemitraan usaha
8
Selama PJPT I telah terjadi perubahan struktural di bidang produksi dan perdagangan, namun
mengenai kesempatan kerja tetap statis.
3. Proses Distribusi Pendapatan
- Ketimpangan dalam distribusi pendapatan (baik antar kelompok berpendapatan, antar daerah
perkotaan dan pededaan, atau antar kawasan dan propinsi) dan kemiskinan merupakan dua
masalah yang masih mewarnai perekonomian Indonesia.
- Pada awal pemerintahan Orde Baru, perencanaan pembangunan ekonomi di Indonesia masih
sangat percaya bahwa apa yang dimaksud dengan trickle down effect
4. Proses Perubahan Institusional/ Kelembagaan
• Analisis Kebijakan Transfromasi Struktural
1. Kebijakan Pengaturan Nilai Tukar Rupiah
Dalam tahun 1986/1987 pemerintah tetap menganut sistem devisa bebas yang diperlukan guna
mendorong kegiatan invstasi yang diperlukann guna mendorong kegiatan investasi, produksi
dalam negeri dan ekspor. Selain itu, dengan pengelolaan nilai tukar yang mengambang terkendali,
pemerintah tetap berusaha agar perkembangan nilai tukar rupiah selalu mencerminkan
perkembangan yang realistis untuk mempertahankan daya saing barang ekspor serta memelihara
kepercayaan masyarakat terhadap rupiah yang pada gilirannya akan memberikan dampak positif
terhadap perekonomian secara keseluruhan.
2. Kebijakan Fiskal dan Keuangan Negara
Dalam rangka meningkatkan penerimaan dalam negeri yang sekaligus dapat mendorong kegiatan
dunia usaha, tahun 1983/1984 pemerintah memperbarui sistsem perpajakan yang berlaku selama
ini. Sistem perpajakan yang baru tersebut terdiri dari :
1) UU tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU No. 6 Tahun 1983).
2) UU tentang Pajak Penghasilan (UU No. 7 Tahun 1983).
3) UU tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak penjualan atas Barang
Mewah (UU No.8 Tahun 1983).
3. Kebijakan Keuangan dan Moneter/ Perbankan
Tanggal 1 Juni 1983 pemerintah mengambil serangkaian kebijaksanaan yang mendasar yang
dikenal “Kebijaksanaan Moneter 1 Juni 1983”. Kebijaksanaan moneter tersebut dimaksudkan
untuk meletakkan landasan landasan yang kokoh bagi perkembangan perbankan yang lebih sehat
di masa mendatang. Ciri pokok kebijaksanaan tersebut: Deregulasi di bidang perbankan baik
yang menyangkut perkreditan maupun pengerahan dana
4. Kebijakan Perdagangan dan Deregulasi Sektor Riil dan Moneter
Kebijaksanaan ini merupakan awal deregulasi di bidang perdagangan yang menyangkut
perombakan dan penyederahanaan tata laksana ekspor, pelayaran antar pulau, pengurusan barang
dan dokumen, keagenan umum perusahaan pelayaran, dan tata laksana operasional.
9
2. APBN sebagai alat stabilisasi ekonomi
Pemerintah Orde Baru telah menentukan beberapa kebijaksanaan di bidang anggaran belanja
dengan tujuan mempertahankan stabilitas proses pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
3. Dampak APBN terhadap Perekonomian
Ada empat tolok ukur dampak APBN, yaitu : saldo anggaran keseluruhan konsep nilai bersih,d
efisit domestik dan
defisit moneter
B. Struktur dan Susunan APBN
1. Susunan pendapatan negara dan hibah
- Penerimaan Pajak
- Penerimaan Bukan Pajak (PNBK)
2. Susunan belanja negara
a. Belanja pemerintah pusat
- Pengeluaran Rutin
- Pengeluaran Pembangunan
b. Anggaran Belanja untuk Daerah
- Dana perimbangan
- Dana otonomi khusus dan penyeimbang
3. keseimbangan primer/ perbedaan statistik
4. surplus/ defisit APBN
5. Susunan Pembiayaan Bersih
C. Prinsip-prinsip Dalam APBN
1. Prinsip Anggaran APBN
Prinsip Anggaran Defisit
• Bedanya dengan prinsip anggaran berimbang adalah bahwa pada anggaran defisit ditentukan :
(1) Pinjaman LN tidak dicatat sebagai sumber penerimaan melainkan sebagai sumber
pembiayaan.
(2) Defisit anggaran ditutup dengan sumber pembiayaan DN + sumber pembiayaan LN (bersih)
2. Prinsip Anggaran dinamis
Ada anggaran dinamis absolut dan anggaran dinamis relatif. Anggaran dikatakan bersifat
dinamis absolut apabila TP dari tahun ke tahun terus meningkat. Anggaran bersifat dinamis
relatif apabila prosentase kenaikan TP ( TP) terus meningkat atau prosentase ketergantungan
pembiayaan pembangunan dari pinjaman luar negeri terus menurun.
3. Prinsip Anggaran Fungsional
Anggaran fungsional berarti bahwa bantuan/ pinjaman LN hanya berfungsi untuk membiayai
anggaran belanja pembangunan (pengeluaran pembangunan) dan bukan untuk membiayai
anggaran belanja rutin. Prinsip ini sesuai dengan azas “bantuan luar negeri hanya sebagai
pelengkap” dalam pembiayaan pembangunan. Artinya semakin kecil sumbangan bantuan/
pinjaman luar negeri terhadap pembiayaan anggaran pembangunan, maka makin besar
fungsionalitas anggaran.
D. Instrumen dan Analisis Kebijakan Fiskal
1. Instrumen kebijakan fiskal
- Pembiayaan fungsional
• Pengeluaran pemerintah ditentukan dengan melihat akbiat-akibat tidak langsung terhadap
pendapatan nasional.
10
• Pajak dipakai untuk mengatur pengeluaran swasta, bukan untuk meningkatkan penerimaan
pemerintah.
• Sedang pinjaman dipakai sebagai alat untuk menekan inflasi lewat pengurangan dana yang ada
di masyarakat.
-Pengeluaran Anggaran
• Pengeluaran pemerintah, perpajakan dan pinjaman dipergunakan secara terpadu untuk
mencapai kestabilan ekonomi.
• Dalam jangka panjang diusahakan adanya anggaran belanja seimbang. Namun pada masa
depresi digunakan anggaran defisit, sedang dalam masa inflasi digunakan anggaran belanja
surplus.
2. Analisis kebijakan fiskal
• Kebijakan fiskal tahun anggaran 1999/2000 diarahkan pada empat sasaran utama :
- Menciptakan stimulus fiskal
- Memperkuat Basis Penerimaan
- Mendukung Program Rekapitalisasi Perbankan
- Mempertahankan Prinsip Pembiayaan Defisit
3. Surat Utang Negara (SUN)
Pada tahun 2002 pemerintah memberlakukan Undang-Undang No. 24 Tahun 2002 tentang Surat
Utang Negara (SUN). Sebelum undang-undang ini disahkan, istilah Surat Utang Negara lebih
dikenal sebagai obligasi pemerintah.
Beberapa point yang penting mengenai SUN adalah :
1) Tema pokok UU SUN adalah memberikan “standing appropriation”, yaitu jaminan
pemerintah kepada pasar untuk membayar semua kewajiban pokok dan bunga utang yang timbul
akibat penerbitan SUN.
2) Surat Utang Negara terdiri dari Surat Perbendaharaan Negara (SPN) semacam T-Bills di AS
dan Obligasi Negara (ON)
3) Tujuan penerbitan SUN adalah :
(a) Membiayai defisit APBN
(b) Menutup kekurangan kas jangka pendek akibat ketidaksesuaian antara arus kas penerimaan
dan pengeluaran pada rekening kas negara dalam satu tahun anggaran
(c) Mengelola portofolio utang negara
11
b. Aspek likuiditas neraca pembayaran LN
1. Cadangan Devisa
Cadangan devisa adalah aset yang disimpan pada cadangan oleh bank sentral dalam mata uang
asing. Cadangan ini digunakan untuk mendukung kewajiban dan mempengaruhi kebijakan
moneter. Ini termasuk uang asing yang dipegang oleh bank sentral.
2. Hutang Luar Negeri
Utang luar negeri atau pinjaman luar negeri, adalah sebagian dari total utang suatu negara yang
diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut.
3. Kurs Valuta Asing dan Devaluasi
kurs valuta asing adalah perbandingan antara nilai mata uang dalam negeri dengan mata uang
luar negeri. Sedangkan Devaluasi kebijakan moneter yang diambil oleh pemerintah untuk
melakukan penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri khususnya
pada mata uang asing yang sangat berpengaruh dalam perdagangan internasional.
c. Aspek Solvabilitas Neraca Pembayaran LN
1. Peran dan Perkembangan Ekspor Impor
2. Efek nilai tukar perdagangan (terms of trade)
d. Anslisis kebijakan neraca pembayaran LN
1. Kebijakan perdagangan internasional
2. Kebijakan pembayaran internasional
3. Kebijakan bantuan luar negeri
12
value). Sedangkan fungsi tambahannya meliputi : uang sebagai satuan hitung (unit of account)
dan uang sebagai pengukur nilai (measure of value); uang sebagai alat pengukur utang atau
pembayaran di saat yang akan datang (standard for deferred payment)
(2) Uang primer dan faktor yang mempengaruhinya
Uang primer didefinisikan sebagai kewajiban otoritas moneter (Bank Indonesia) terhadap sektor
swasta domestik dan bank umum, yang berupa uang kertas dan uang logam yang berada di luar
Bank Indonesia serta Page 20 2 simpanan giro bank umum di Bank Indonesia
(3) Uang beredar dan faktor yang mempengaruhinya
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi naik turunnya jumlah uang beredar di Indonesia baik
dalam arti luas (M2) maupun dalam arti sempit (M1), antara lain tingkat suku bunga, inflasi, nilai
tukar rupiah, pengeluaran pemerintah, cadangan devisa, dan angka pengganda uang.
• Peran sektor perbankan di Indonesia
(1) Perkembangan Perbankan di Indonesia
(2) Kebijakan Perbankan Sesudah Krisis 1997
• Instrumen dan Analisis Kebijakan Moneter
(1) Instrumen yang bersifat kualitatif
(2) Instrumen yang bersifat kuantitatif
• Peran Pasar Modal dalam Perekonomian Indonesia
(1) Perkembangan Pasa Modal di Indonesia
(2) Pasar modal sbagia sumber pembiayaan
13
The Competitive Advantage of Nations, 1990 yang dikemukakan oleh Michael E. Porter adalah
tentang tidak adanya korelasi langsung antara dua faktor produksi (sumber daya alam yang tinggi
dan sumber daya
manusia yang murah) yang dimiliki suatu negara untuk dimanfaatkan menjadi keunggulan daya
saing dalam perdagangan.
2) Pendekatan Alternatif dalam Teori Perdagangan
Ada yang menyebut “ilmu ekonomi institusional” (institutional economics), ada yang menyebut
“ilmu ekonomi sejarah” (historical economics), ada yang menyebut “ilmu ekonomi politik”
(political economics).
B. Kerjasama Ekonomi Regional – Internasional
a) Globalisasi Perekonomian Dewasa Ini
1) Gejala globalisasi
- Globalisasi terjadi dalam kegiatan finansial, produksi investasi dan perdagangan.
- Proses globalisasi meningkatkan kadar ketegantungan antar negara, menimbulkan proses
menyatunya ekonomi dunia
- Gejala yang menonjol adalah terpisahnya kegiatan ekonomi primer dengan ekonomi industri
sehingga kaitan poduksi ke belakang industri pengolahan makin melemah.
2) Faktor penyebab globalisasi
- Komunikasi dan transportasi yang makin canggih
- Lalu lintas devisa yang semakin bebas
- Ekonomi negara yang semakin terbuka
- Penggunaan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif ditiap negara semakin
digalakkan
- Metode produksi dan perakitan dengan organisasi manajemen yang semakin efisien
- Pesatnya perkembangan perusahaan multinasional (TNC) di seluruh dunia
3) Kecenderungan dan dampak globalisasi
Menurut John Naisbit dan Alvin Toffer ada kecenderungan (H.H.Prijono Tjiptoharijanto, 1993) :
- Masyarakat dunia dewasa ini sedang berubah dari era masyarakat industri memasuki ke era
masyarakat informasi.
-Hubungan saling ketergantungan menyebabkan sistem ekonomi nasional cenderung menjadi
bagian sistem ekonomi global.
-Ketergantungan ekonomi yang sedang tumbuh berubah dari formasi hubungan antar negara
menjadi inter-region (antar blok)
b) Perundingan GATT dan WTO
1) General Agreement on Trade and Tariff (GATT)
GATT adalah perjanjian internasional, multilateral yang mengatur perdagangan internasional
sesudah Perang Dunia II, yang didirikan pada tahun 1948.
2) World Trade Organization (WTO)
Baik dalam perundingan GATT maupun perundingan WTO selalu berhadapan antara dua
kekuatan yang tidak seimbang, di satu pihak Amerika Serikat (AS) dan Uni eropa (UE) yang
industri dan pertaniannya kuat, berhadapan dengan Negara-negara berkembang (kelompok 20
atau G 20) yang masih lemah baik industri maupun
pertaniannya
3) Dampak Liberalisasi Perdagangan Produk Pertanian
14
Dampak awal pada ASEAN sendiri sebagai suatu wilayah ekonomi di dunia tidak terlalu besar
(tabel). Namun karena produk pertanian Indoensia memainkan perarnan yang besar, baik secara
domestic maupun secara regional (ASEAN), maka dampak yang diterima Indonesiapun paling
besar diantara Negara-negara ASEAN lainnya.
c) Pembentukan Blok Perdagangan Regional
1) Masyarakat ekonomi Eropa dan Pasar Tunggal Eropa
2) Kawasan bebas perdagangan Amerika Utara
3) Kawasan bebas perdagangan ASEAN
4) Dampak EEC, NAFTA dan AFTA
5) Asia Pasific Economic Cooperation (APEC)
15