Anda di halaman 1dari 12

Desa Bebas Tb

I. DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN

Desa Bebas Tuberculosis merupakan suatu inovasi dalam pencegahan penyebaran


dan penanganan TBC berbasis desa dengan melibatkan masyarakat dan OPD terkait.
Akan dilakukan kerjasama dengan stakeholder terkait dalam penemuan kasus (case
finding), penanganan kasus (case holding), penyuluhan, pembinaan kader PMO Tb,dan
pembentukan kelompok masyarakat peduli TBC Bagi yang beresiko Selain itu
perangkat desa akan didorong untuk menetapkan peraturan desa terkait TBC.

Adapun indikator Desa Bebas TBC yang hendak dicapai, yaitu :

1. Adanya peraturan desa terkait TBC


2. Angka keberhasilan pengobatan 100%
3. Angka lolos follow up 0%
4. DOTS coverage 100%
5. 100% pasien TB dilaporkan
6. Zero kasus baru TB

II. LATAR BELAKANG

Tuberculosis (TBC) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh


kuman Mycobacterium Tuberculosis. Hingga saat ini, TBC tercatat sebagai salah satu
masalah kesehatan dunia yang masuk dalam MDGs.

TBC di Indonesia merupakan salah satu jenis penyakit penyebab kematian nomor
empat setelah penyakit stroke, diabetes dan hipertensi. Kasus penyakit TBC di
Indonesia masih terbilang tinggi yakni mencapai 450.000 kasus setiap tahun dan kasus
kematian akibat TBC sekitar 65.000 orang. Prevalensi kejadian TB berdasarkan
diagnosis menunjukkan angka 4% dari jumlah penduduk, hal ini menunjukkan bahwa
dari setiap 100.000 penduduk yang ada di Indonesia ternyata terdapat 400 orang yang
telah didiagnosis menderita TBC oleh tenaga kesehatan.

Demikian halnya di Kecamatan Cikeusik, TBC merupakan salah satu masalah


kesehatan yang perlu penanganan serius. Berdasarkan data pada tahun 2020 jumlah
kasus TB yang ditemukan sebanyak 62 kasus, angka kesembuhan sebanyak 21 kasus
(31,63%), angka pengobatan lengkap sebesar 31 kasus (40,82%), angka keberhasilan
pengobatan sebesar 71 kasus (72,45%), angka kematian selama pengobatan 3 kasus
(6,12%).
Selama periode bulan januari tahun 2020 sampai dengan bulan September tahun 2021
jumlah penemuan kasus TBC sebanyak 112 kasus, 31 sembuh, 2 meninggal, putus 3
berobat, dan 23 kasus belum dievaluasi.

Beberapa kendala yang dihadapi dalam penanganan TBC di Kabupaten Kecamatan


Cikeusik , antara lain :

 Jumlah suspek TB yang diperiksa masih rendah


 Pasien TB yang diobati dan tercatat masih belum sesuai dengan target yang
diperkirakan
 Masih ada pasien TB yang lolos follow up

Sedangkan kendala lingkup eksternal organisasi, antara lain : masih rendahnya


pengetahuan masyarakat tentang TB, belum optimalnya peran serta masyarakat dan
stakeholder terkait dalam pencegahan TB, kurangnya kerjasama dengan pihak terkait
dalam penanganan TB, pola hidup sehat masyarakat masih rendah. 

Masalah TBC juga diliputi masalah sosial, sebab penderita TBC masih kerap
mendapatkan stigma negatif. Ketika ada anggota keluarga yang menderita penyakit ini,
maka tidak jarang anggota keluarga lain malah mengucilkannya. Disinilah peran
komunitas masyarakat peduli TBC untuk merangkul mereka yang terdiagnosa TBC.
Permasalahan TBC bukan hanya masalah sektor kesehatan tapi juga dipengaruhi oleh
faktor lingkungan disekitar tempat tinggal orang yang menderita TBC. Penanganan TBC
tidak bisa hanya dilakukan sektor kesehatan saja namun perlu keterlibatan seluruh
stakeholder terkait bersama masyarakat.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka solusi yang ditawarkan melalui proyek


perubahan Desa Bebas TB. Melalui kemitraan dengan stakeholder akan dilakukan
skrining kasus baru TB, penanganan kasus (case holding), penyuluhan, mobilisasi
sosial, pelatihan dan pembinaan kader PMO TB dengan PAKE CABE (pagawean kader
cacahan TB), Serta pembentukan kelompok masyarakat peduli TBC yang berperan
melakukan sosialisasi TB dan merangkul mereka yang terdiagnosa TBC agar
mendapatkan penanganan yang tepat. Untuk jangka pendek kegiatan proyek
perubahan akan dilakukan pada 1 (Satu) Desa.

III. TUJUAN DAN MANFAAT UNTUK ORGANISASI ADAPTIF

A. Tujuan

1. Tujuan Tujuan Jangka Pendek

Terwujudnya 1 (Satu) Desa Bebas TBC di Kecamatan Cikeusik yaitu Desa


Cikiriruhwetan
2. Tujuan Jangka Menengah

Terwujudnya 14 Desa bebas TBC

3. Tujuan Jangka Panjang

Seluruh desa dan kelurahan di Kabupaten Pandeglang bebas TBC

B. Manfaat

 Masyarakat memahami cara pencegahan dan penanganan TBC


 Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TBC
 Dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berpola hidup sehat
 Pencegahan penyebaran dan penanganan TBC lebih efektif
 Resiko penularan dalam keluarga dapat dicegah secara dini
 Masyarakat hidup sehat bebas penyakit TBC

IV. OUTPUT DAN OUTCOME

A. Output

1. Terwujudnya desa bebas TBC


2. Terwujudnya pencegahan dan penanganan TBC secara efektif dan sesuai target

B. Outcome

1. 100% pasien TB dilaporkan


2. Angka keberhasilan pengobatan 100%
3. Angka lolos follow up 0%
4. DOTS coverage 100%
5. kasus baru TB 0

V. TAHAPAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS

1. Mandat Kebijakan

 UU RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


 UU RI Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 67 Tahun 2016 tentang Penangulangan
Tuberkulosis
 Peraturan Pemerintah RI Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan
Penyakit Menular

2. Analisis Lingkungan Strategis

SOAR merupakan akronim dari Strength (kekuatan), Opportunities (peluang), Aspiration


(aspirasi), dan Result (hasil). SOAR merupakan kerangka baru perencanaan strategis
yang dikembangkan oleh Stavros, Cooperider dan Kelley pada tahun 2009.  SOAR
adalah sebuah pendekatan yang inovatif serta berbasiskan pada kekuatan (strength
based approach) terhadap perencanaan strategis. Model analisis ini beranggapan
bahwa faktor kekurangan dan ancaman dapat memunculkan perasaan negative bagi
para anggota organisasi sehingga menurunkan motivasi mereka untuk berbuat yang
terbaik. Dalam kerangka kerja SOAR, sebanyak mungkin stakeholder dilibatkan yang
didasarkan pada integritas anggotanya.
3. Rumusan Strategi

Dari hasil analisis lingkungan strategis organisasi dirumuskan strategi berdasarkan


matriks SOAR sebagai berikut :

Berdasarkan hasil
analisis SOAR maka ditetapkan strategi terpilih dalam rangka mencapai keberhasilan
pelaksanaan proyek perubahan yang diambil dari Strategi-OA yaitu : “Manfaatkan
dukungan OPD terkait, regulasi dan peran masyarakat dalam mengoptimalkan
pencegahan dan penanganan penyakit menular“.

5. Tahapan Perubahan
 

VI. RENCANA MARKETING

A. Identifikasi Sumber Daya Pendukung

1. Bupati/Wakil Bupati
2. Sekretaris Daerah
3. Staf Dinas Kesehatan
4. Kepala Puskesmas dan Jajarannya
5. Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa
6. Camat
7. Kepala Desa dan jajarannya
8. Tokoh Masyarakat
9. Tokoh Agama
10. Tokoh Adat (Parabela)
11. Masyarakat
12. Dinas Kominfo/Pers

B. Peran Stakeholder
 

C. Peta Stakeholder
D. Teknik Komunikasi

1. Advokasi ke stakeholder promoter


2. Transfer knowledge ke tokoh-tokoh
3. Pelaksanaan pendampingan
4. Edukasi ke masyarakat
5. Sosialisasi informasi oleh tokoh masyarakat

E. Desain Content Marketing

1. Customer

 Masyarakat

2. Product

DEBAS TBC (Desa Bebas TBC)

3. Price

Pembiayaan dilakukan melalui sponsorship

4. Place
Kabupaten Buton Selatan

5. Branding/ Promotion

CONTENT MARKETING
 

Promosi melalui media sosial (FB/Youtube/IG), media online, website, media elektronik
(TV/Radio lokal), spanduk, banner, baliho, leaflet/flyer/brosur

Anda mungkin juga menyukai