Anda di halaman 1dari 3

Paradigma Dunia Pengetahuan (Realitas dan Konstruktivis)

Angelia Khairunnisa D102211005


Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
Tahun 2021

Paradigma adalah suatu pandangan dalam melihat suatu perspektif umum atau
fenomena tertentu. Istilah paradigma digunakan untuk menjelaskan sudut pandang
seseorang dalam melihat sesuatu. Patton mendefinisikan teori paradigma kuhn,
dipahami sama dengan world view, general perspektive atau way of breaking down
the complexity. Worldview diartikan sebagai sistem kepercayaan yang integral tentang
hakikat diri manusia, realitas dan eksistensial. Suatu world view dipergunakan oleh
suatu komunitas ilmuwan tertentu untuk mempelajari objek keilmuwan mereka juga
dipakai dalam mencari kebenaran tentang realitas dalam kehidupan sosial. Dalam
perkembangannya paradigma ilmu sosial dibagi atas tiga yaitu, struktural fungsional,
interaksionis simbolik dan konflik.

Paradigma struktural fungsional biasa disebut paradigma klasik atau paradigma


positivis berbicara mengenai hakikat realitas atau kenyataan. Paradigma struktural
fungsional percaya bahwa realitas yang ada diluar sudah diatur oleh hukum dan
kaidah-kaidah tertentu secara universal. Persespsi paradigma positivis dalam
memandang realitas adalah bahwa realitas sebagai “out there ”, bebas dari kesadaran
manusia, objektif, patuh pada keteraturan, diatur oleh hukum yang ketat, alamiah dan
tidak berubah, bisa direalisasikan melalui pengamalan. Paradigma positivis pada
akhirnya melahirkan pendekatan kuantitatif.

Sedangkan paradigma interaksionis simbolik biasa disebut dengan paradigma


interpretif atau paradigma konstruktivisme. Paradigma kontrukstivisme dalam ilmu
sosial merupakan kritik terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma
konstruktivisme, realitas sosial yang diamati oleh seseorang tidak dapat
digeneralisasikan pada semua orang yang biasa dilakukan oleh kaum positivis.
Paradigma kontruktivisme yang ditelusuri dari pemikiran Weber, menilai perilaku
manusia secara fundamental berbeda dengan perilaku alam karena manusia bertindak
sebagai agen yang mengonstruksi dalam realitas sosial mereka, baik melalui
pemberian makna maupun pemahaman perilaku di kalangan mereka sendiri. Kajian
paradigma konstruktivisme ini menempatkan posisi peneliti setara dan sebisa mungkin
masuk dengan subjeknya, dan berusaha memahami dan mengonstruksikan sesuatu
yang menjadi pemahaman si subjek yang akan diteliti.
Teori konstruktivisme menyatakan bahwa individu menginterpretasikan dan
beraksi menurut kategori konseptual dari pikiran. Realitas tidak menggambarkan diri
individu namun harus disaring melalui cara pandang orang terhadap realitas tersebut.
Teori konstruktivisme dibangun berdasarkan teori yang ada sebelumnya, yaitu
konstruksi pribadi atau konstruksi personal (personal construct) oleh George Kelly. Ia
menyatakan bahwa orang memahami pengalamannya dengan cara mengelompokkan
berbagai peristiwa menurut kesamaannya dan membedakan berbagai hal melalui
perbedaannya. Lebih jauh, paradigma konstruktivisme ialah paradigma dimana
kebenaran suatu realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial, dan kebenaran
suatu realitas sosial bersifat relatif. Paradigma konstruktivisme ini berada dalam
perspektif interpretivisme (penafsiran) yang terbagi dalam tiga jenis, yaitu interaksi
simbolik, fenomenologis dan hermeneutik. Paradigma konstruktivisme dalam ilmu
sosial merupakan kritik terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma
konstruktivisme realitas sosial yang diamati oleh seseorang tidak dapat
digeneralisasikan pada semua orang, seperti yang biasa dilakukan oleh kaum positivis.
Konsep mengenai konstruksionis diperkenalkan oleh sosiolog interpretative, Peter
L.Berger bersama Thomas Luckman. Dalam konsep kajian komunikasi, teori konstruksi
sosial bisa disebut berada diantara teori fakta sosial dan defenisi sosial. Dalam
paradigma ini, cara yang dipakai untuk mengetahui kebenaran dengan cara dialektis,
menggali informasi lebih dalam menggunakan metode kualitatif.

Daftar Pustaka

Anonim. 2012. Konsep Paradigma Ilmu-Ilmu Sosial dan Relevansinya Perkembangan


Pengetahuan. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Chairul, Basrun. Paradigma Konstruktivisme. Jakarta :Departemen Ilmu Komunikasi


FISIP Universitas Indonesia.
Muslim. 2016. Varian-varian Paradigma, Pendekatan Metode, dan Jens Penelitian
dalam Ilmu Komunikasi. Bogor: Universita Pakuan

Sepang, Robbi N. 2016. Paradigma Ilmu Sosial. Jakarta :Universitas Al Azhar


Indonesia

Anda mungkin juga menyukai