Identifikasi Masalah Transportasi di Jalan Kedungdoro Melalui Pendekatan Aksesibilitas dan Karakteristik Lalu Lintas Jalan
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Identifikasi Masalah Transportasi di Jalan Kedungdoro Melalui Pendekatan Aksesibilitas dan Karakteristik Lalu Lintas Jalan Achmad Ghozali (3609100048) Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS Pendahuluan Daya tarik Kota Surabaya sebagai kota metropolitan membuat penduduk kabupaten sekitar seperti Sidoarjo, Bangkalan, Gresik, Mojokerto, Malang dan Lamongan menjadikan Kota Surabaya sebagai tujuan mobilitas untuk bekerja, sekolah, kegiatan konsumtif dan produksi, meskipun bertempat tinggal di luar Kota Surabaya. Masyarakat yang demikian dikenal dengan penduduk komuter. Di lain sisi pertumbuhan penuduk asli Surabaya juga terus bertambah. Pada tahun 2000 penduduk Surabaya 2.444.956 dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 2.757.939 (BPS, 2010). Laju pertumbuhan penduduk kota yang terus meningkat menyebabkan terjadinya berbagai aktivitas seperti perdagangan, industri, pariwisata, pertanian, dan lain-lain. Berbagai aktivitas perkotaan tersebut juga ikut meningkatkan pola penggunaan lahan Kota Surabaya. Selain itu, dalam upaya pemenuhan kebutuhan aktivitas tersebut manusia memerlukan sistem jaringan transportasi. Manusia memerlukan perjalanan antar tata guna lahan yang menimbulkan arus pergerakan manusia, kendaraan, dan barang (Tamin dan Frazila, 1997). Hal ini muncul karena terjadinya sistem pergerakan. Suatu sistem pergerakan selain membutuhkan sistem jaringan juga membutuhkan moda angkutan. Di Kota Surabaya, penduduk banyak menggunakan
moda kendaraan pribadi dalam melakukan perjalanan. Angka kepemilikan kendaraan pribadi juga terus bertambah. Dari hasil penelitian JICA tahun 2009 tercatat setidaknya 350.000 orang yang masuk dan keluar dari Kota Surabaya setiap hari, dengan 60% menggunakan sepeda motor, 28% mobil penumpang, dan 12% transportasi publik. Penggunaan kendaraan pribadi akan meningkatkan volume lalu lintas sehingga akan menimbulkan masalah kemacetan.
Transportasi I
Page 1
Gambaran kondisi kemacetan lalu lintas di Surabaya dapat terlihat pada Jalan Kedungdoro. Kemacetan lalu lintas Jalan Kedungdoro disebabkan karena volume kendaraan yang meningkat pada jam-jam puncak dan kecenderungan masyarakat pemakai jasa transportasi yang didominasi kendaraan pribadi. Hal ini diperburuk keberadaan PKL yang ada di badan jalan. Oleh karena itu, kajian lebih lanjut mengenai kemacetan lalu lintas di Jalan kedungdoro diperlukan sebagai referensi dalam perencanaan sistem transportasi Kota Surabaya. Kemacetan Lalu Lintas di Jalan Kedungdoro Surabaya Gambaran Umum Lokasi
(a)
Transportasi I
Page 2
Jalan Kedungdoro terletak di Kecamatan Tegal Sari. Jalan ini sebagai jalan akses menuju kawasan segitiga emas tunjungan (Pusat Kota Surabaya). Kondisi lalu lintas Jalan Kedungdoro antara lain : Di jalan Kedungdoro terdapat banyak PKL yang mangkal di badan jalan, selain penggunaan lahan jalan oleh PKL juga lebar jalan yang sangat sempit.
Peruntukan lahan bangunan disekitar jalan Kedungdoro adalah area komersil onderdil kendaraan dan pemasangannya yang konsumen utamanya adalah kendaraan mobil. Hal ini menjadi penyebab penarik kegiatan. Daerah disekitar jalan tersebut terdapat pemukiman padat penduduk yang menjadi bangkitan pergerakan. Jalan Kedungdoro setiap hari akan disibukkan oleh kendaraan dengan jumlah besar yang melintas setiap harinya. Pendekatan Permasalahan dan Evaluasi Kondisi Jalan Keduungdoro Aksesibilitas Aksesibilitas merupakan suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain dan mudah atau susahnya lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan transportasi (Black,1981 dalam Tamin, 2007). Aksesibilitas juga merupakan tingkat kemudahan suatu lokasi untuk dihubungkan dengan lokasi lain melalui jaringan transportasi yang ada. Aksesibilitas dipengaruhi oleh jarak, waktu dan biaya perjalanan. Dalam studi kasus ini, ukuran aksesibilitas tidak dihitung secara matematis. jalan Kedungdoro bukan hanya sebagai tujuan mobilitas tetapi juga berfungsi sebagai jaringan yang menghubungkan wilayah Surabaya Barat dengan pusat Kota Surabaya di sekitar segitiga emas Tunjungan. Dengan demikian aksesibilitas menuju pusat kota akan semakin meningkat jika faktor waktu tempuh menuju pusat kota melewati jalan Kedungdoro dapat ditekan. Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa sepanjang jalan Kedungdoro merupakan kawasan perdagangan berupa deretan rumah toko yang tidak dilengkapi dengan fasilitas parkir. Hal ini menyebabkan badan jalan sebagai tempat parkir kendaraan. Selain itu lebar badan jalan juga terkurangi oleh lapak PKL yang menggunakan bahu jalan untuk berjualan. Hal ini berakibat pada berkurangnya lebar jalan. Kondisi demikian menimbulkan tundaan (delay) lalu lintas bahkan tidak jarang terbentuk kemacetan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.
Transportasi I
Page 4
Gambar 3. Antrian kendaraan di Jalan Kedungdoro Hal ini berpengaruh terhadap waktu tempuh perjalanan menuju pusat kota dari kawasan Surabaya Barat meningkat. Peningkatan waktu tempuh perjalanan tersebut dikarenakan masyarakat yang melalui jalan tersebut mengalami tundaan karena harus antri dengan kendaraan lain atau masyarakat dipaksa melalui jalur yang lebih jauh. Hal ini mengindikasikan tingkat pelayanan jalan Kedungdoro sebagai akses jalan ke pusat kota adalah rendah. Kapasitas Jalan Kapasitas jalan merupakan jumlah kendaraan maksimum yang dapat melintasi suatu penampang jalan tertentu pada suatu jalan raya dan dalam waktu tertentu. Dalam keadaan ideal, kapasitas jalan memenuhi beberapa indikator antara lain : 1. Arus lalu lintas tidak terganggu 2. Lebar jalan, bahu jalan, kebebasan samping cukup. Dari indikator diatas evaluasi terhadap jalan kedungdoro antara lain : Tabel 1. Evaluasi Kapasitas jalan Kedungdoro No. Indikator Kapasitas Ideal 1. Arus tidak terganggu 2. Lebar jalan, bahu jalan, kebebasan samping cukup Sumber : Hasil analisa Evaluasi Arus lalu lintas terhambat (kecepatan berkurang) karena volume kendaraan besar dan ruas jalan terkurangi oleh parkir pinggir jalan dan lapak PKL. Kendaraan berjalan dekat satu sama lain dan aliran bebas terbatas.
Transportasi I
Page 5
Volume dan Kecepatan Lalu Lintas Dari hasil studi JICA tahun 2009 diperoleh volume kendaraan yang melewati jalan kedungdoro antara lain : Tabel 2. Volume Kendaraan Jalan Kedungdoro No. Jenis Kendaraan 1. 2. 3. 4 Sepeda Motor Mobil Pribadi Mikrolet Lin-lain Total Jumlah Kendaraan 36,100 29,771 4,737 1,506 72,114
(Satuan:SMP)
Dari data diatas dapat diketahui bahwa volume kendaraan di Jalan Kedungdoro adalah sebesar 4507 kendaraan perjam (total kendaraan/waktu survei). Jika dilihat dari karakteristik Jalan Kedungdoro mempunyai lebar jalan 6-9 meter dengan 2 arah (masing-masing 2-3 lajur) (Lihat Gambar 1). Menurut MKJI,1997 kapasitas dasar jalan perkotaan jalan dua lajur adalah 2900 kendaraan/jam. Dengan demikian pada jalan Kedungdoro mengindikasikan adanya masalah kepadatan lalu lintas bahkan kemacetan karena volume kendaraan yang 50% lebih besar daripada kapasitas jalan. Dengan volume kendaraan yang besar sudah dapat dipastikan bahwa kecepatan kendaraan yang melintasi jalan Kedungdoro relative lambat. Dari hasil survey lalu-lintas JICA, 2009 kecepatan rata-rata di jalan Kedungdoro rata-rata >20 km/jam antara jam 8.00-16.00. Dengan demikian masalah kemacetan di jalan Kedungdoro semakin jelas bukan hanya karena factor PKL tetapi juga karena daya dukung jalan yang tidak sesuai dengan volume kendaraan yang melintas. Masalah yang Timbul di Jalan Kedungdoro Kemacetan dan Delay Dari paparan pendekatan identifikasi masalah diatas, persoalan yang kemudian timbul di Jalan Kedungdoro adalah ruas-ruas jalan yang ada tidak mampu menampung
Transportasi I Page 6
volume lalu lintas tersebut sehingga terjadilah tundaan, bahkan, kemacetan lalu lintas. Tundaan ini terutama terjadi pada jam-jam sibuk pagi, siang, dan sore hari. Tundaan lalu lintas, pada kenyataannya, menimbulkan kerugian yang besar bagi pemakai jalan. Hal ini juga diperburuk dengan kerugian akibat polusi udara dan polusi suara yang ditimbulkan oleh tundaan lalu lintas. Kemudian, tundaan lalu lintas yang terjadi, selain akibat besarnya volume lalu lintas juga akibat karakteristik pemakai jalan. Karakteristik pemakai jalan tersebut adalah hambatan samping yang tinggi, bercampurnya moda angkutan serta dominasi moda dengan muatan sedikit (kendaraan pribadi), serta disiplin pemakai jalan yang sangat rendah. Akhirnya, kondisi ini menyebabkan Jalan Kedungdoro memiliki tingkat pelayanan yang rendah dan tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai jalan kolektor sekunder sebagai jalan salah satu jalan akses menuju pusat Kota Surabaya. Kecelakaan Disiplin pengguna kendaraan yang melintas Jalan Kedungdoro yang rendah juga dapat menimbulkan masalah. Pengendara juga terbiasa untuk memutar arah kendaraan tidak pada tempatnya sehingga berpotensi menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.
Gambar 4. Kendaraan yang putar arah tidak pada tempatnya di Jalan Kedungdoro Kesimpulan
Transportasi I
Page 7
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa masalah kemacetan di Jalan Kedungdoro dari pendekatan aksesibilitas dan karakteristik jalan antara lain : 1. Kemacetan lalu lintas yang terjadi di Jalan Kedungdoro Surabaya dapat dipengaruhi oleh peningkatan volume kendaraan, kapasitas jalan dan penggunaan kendaraan. 2. Kapasitas jalan Kedungdoro tidak seimbang dengan volume kendaraan sehingga menimbulkan kepadatan kendaraan. 3. Parkir pinggir jalan dan lapak PKL yang menggunakan bahu jalan mempengaruhi tingkat pelayanan jalan karena mengurangi lebar jalan yang sesungguhnya. 4. Disiplin pengguna jalan Kedungdoro yang rendah juga turut memperparah kemacetan lalu lintas dengan menimbulkan kesemrawutan jalan dan berpotensi kecelakaan.
Daftar Pustaka Tamin, O.Z. 1997. Perencanaan dan Permodelan Transportasi . Bandung: Penerbit ITB. JICA. 2009.
The
JICA
Study
on
Formulation
of
Spatial
Planning
for
GERBANGKERTOSUSILA Zone
Sardjito.2009. Slide Bahan ajar mata kuliah Transportasi I. Ferdiansyah.2009. Faktor Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Terhadap Kemacetan
Transportasi I
Page 8