Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen Pengampu :
DISUSUN OLEH :
Disusun oleh:
KELOMPOK 8
Fadlila Azzahra 200701502131
FAKULTAS PSIKOLOGI
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak memberikan
begitubanyak nikmat kepada kita umatnya.Atas rahmatnya-Nya pula sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah tentang “UJI T (t-test) ” ini dengan baik.Makalah ini disusun sebagai salah satu
pemenuhan tugas pada mata kuliah STATISTIKA LANJUT.
Makalah ini dapat terselesaikan meskipun masih jauh dari kesempurnaan.Dalam menyelesaikan
makalah,tak lupa pula penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Psikometrika Lanjut yaitu Ahmad Ridfah,S. Psi., M.Psi., Psikolog. dan Widyastuti ,S.Psi., M. Si.,
Psikolog. dan Nur Akmal, S.Psi., M.A.yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi
penyusun serta memberikan arahan dan masukan dalam proses pengerjaan makalah ini.
Terdapat banyak kekurangan yang ada di dalam makalah ini.Penyusun mohon maaf dengan
kekurangan itu.Demikian dan diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang.
Penyusun,Kel 8
A.SEJARAH UJI T
Tes T atau uji t adalah uji statistik yang digunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan
hipotesis 0.Uji T pertama kali dikembangkan oleh William Seely Gosset pada tahun 1915.Awalnya beliau
menggunakan nama samaran student,dan huruf T yang terdapat dalam istilah uji t dari huruf terkahir
nama beliau.Uji t disebut juga dengan student t.(Ridwan,2006)
Uji t (t-test) merupakan statistik uji yang sering kali ditemui dalam masalah-masalah praktis
statistika. Uji T merupakan dalam golongan statistika parametik. Statistik uji ini digunakan dalam
pengujian hipotesis,uji t digunakan ketika informasi mengenai nilai variance (ragam),populasi tidak
diketahui.Uji T adalah salah saty uji yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang
signifikan (menyakinkan),dari dua mean sampel (dua buah variabel yang dikomparasikan). Uji t dapat
dibagi menjadi 2,yaitu uji t yang digunakan untuk pengujian hipotesis 1 sampel dan uji t yang digunakan
untuk pengujian hipotesis 2 sampel. Bila dihubungkan dengan kebebasan (independency) sampel yang
digunakan (khusus bagi uji dengan 2 sampel),maka uji t dibagi lagi menjadi 2,yaiti uji t untuk sampel
bebas (independent) dan uji t untuk sampel berpasangan (paired).(Ridwan,2006)
Konsep dasar dari uji t (test t) merupakan salah satu tes statistik untuk menguji ketetapan atau
kepalsuan dari hasil hipotesis yang menyatakan bahwa antara dua buah mean sampel yang
diambil secara acak dari populasi yang sama, tidak terbukti ada perbedaan yang signifikan
Uji T 1 sampel
One sample T test merupakan teknik analisis untuk membandingkan satu variabel bebas. Teknik
ini digunakan untuk menguji apakah nilai tertentu berbeda secara signifikan atau tidak
dengan rata-rata sebuah sampel. Uji T sebagai teknik pengujian hipotesis deskriptif memiliki tiga
criteria yaitu uji pihak kanan, kiri dan dua pihak.
a. Uji Pihak Kiri : dikatakan sebagai uji pihak kiri karena t tabel
ditempatkan di bagian kiri Kurva
b. Uji Pihak Kanan : Dikatakan sebagai uji pihak kanan karena t
tabel ditempatkan di bagian kanan kurva.
c. Uji dua pihak : dikatakan sebagai uji dua pihak karena t tabel
dibagi dua dan diletakkan di bagian kanan dan kiri
2.2.2. Uji T berpasangan
Uji T berpasangan (paired T-test) biasanya menguji perbedaan antara dua pengamatan. Uji T
berpasangan biasa dilakukan pada Subjek yang diuji pada situasi sebelum dan sesudah proses,
atau subjek yang berpasangan ataupun serupa. Misalnya jika kita ingin menguji banyaknya
gigitan nyamuk sebelum diberi lotion anti nyamuk merk tertentu maupun sesudahnya. Lanjutan
dari uji T berpasangan adalah uji ANOVA berulang.Uji T berpasangan (paired T-test) adalah
salah satu metode pengujian hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas (berpasangan).
Ciri-ciri yang paling sering ditemui pada kasus yang berpasangan adalah satu individu (objek
penelitian) dikenai 2 buah perlakuan yang berbeda. Walaupun menggunakan individu yang
sama, peneliti tetap memperoleh 2 macam data sampel, yaitu data dari perlakuan pertama dan
data dari perlakuan kedua. Perlakuanpertama mungkin saja berupa kontrol, yaitu tidak
memberikan perlakuan sama sekali terhadap objek penelitian. Misal pada penelitian mengenai
efektivitas suatu obat tertentu, perlakuan pertama, peneliti menerapkan kontrol, sedangkan pada
perlakuan kedua, barulah objek penelitian dikenai suatu tindakan tertentu, misal pemberian obat.
Dengan demikian, performance obat dapat diketahui dengan cara membandingkan kondisi objek
penelitian sebelum dan sesudah diberikan obat. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai t
dalam uji-t berpasangan adalah:
Uji T berpasangan menggunakan derajat bebas n-1, dimana n adalah jumlah sampel.
Kapan Uji-t Berpasangan digunakan :
Dalam melakukan pemilihan uji, seorang peneliti harus memeperhatikan beberapa aspek yang
menjadi syarat sebuah uji itu digunakan. Peneliti tidak boleh sembarangan dalam meilih uji,
sehingga sesuai dengan tujuan penelitian yang diinginkan. Ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi untuk menggunakan Uji-t Berpasangan. Dalam hal ini untuk Uji Komparasi antar dua
nilai pengamatan berpasangan, (paired) misalnya sebelum dan sesudah (Pretest & postest) di
gunakan pada : satu sampel (setiap elemen ada 2 pengamatan)
C.JENIS-JENIS UJI T
Berikut ini adalah contoh langkah-langkah untuk melakukan Single-Sample t-test pada aplikasi SPSS
(Santoso, 2012) :
G) Interpretasi.
Tabel pertama menunjukkan statistik deskriptif untuk variabel nilai yang terdiri dari besaran (28),
mean (74,1429), standar deviasi (7,21990), dan mean standar error (1.36443). Tabel kedua menunjukkan
informasi tentang satu uji sampel. Hasil yang diperoleh (t dan df) pada dasarnya sama dengan perhitungan
manual sebelumnya. Saat membuat keputusan, Anda tidak hanya dapat membandingkan thitung dan
ttabel, tetapi juga nilai Sig. (Kedua sisi) Nilai penggunaan \ alphaα. Kriterianya adalah: Untuk sig,
H0H_0H0 diterima. (2tailed) melebihi alpha, alpha, alpha, tetapi H0H_0H0 ditolak untuk sig. (Kedua
sisi). Ini lebih kecil dari \ alpha.α.
Sig diperoleh dari tabel kedua. H0H_0H0 diterima karena (kedua belah pihak) lebih besar dari
0,050.050.05. Ini sama dengan hasil perhitungan manual. Dari sini dapat disimpulkan bahwa rata-rata
kemampuan matematika siswa SMP di Kabupaten Karawan adalah 75.
Paired T-Test merupakan bagian dari analisis parametrik sehingga hal yang harus diperhatikan
pertama kali adalah datanya harus berdistribusi normal. Tentu untuk mengetahui apakah data yang
digunakan telah berdistribusi normal atau belum maka harus dilakukan uji kenormalan atau uji normalitas
terlebih dahulu. Jika seandainya uji normalitas tidak terpenuhi, maka alternatif yang dapat digunakan
adalah uji Wilcoxon yang merupakan analisis statistik non parametrik. Dengan kata lain Uji ini digunakan
untuk menguji dua pasang sampel, terlepas dari apakah meannya berbeda secara signifikan. Sepasang
sampel ini adalah sampel yang subjeknya sama tetapi telah mengalami dua perlakuan atau pengukuran
yang berbeda (Santoso, 2012).
Analyze
Compare Mean
Paired-Samples T-test
Pindahkan variabel ke Paired Variable(s) Ok.
Lihat Output.
Lihat Sig. untuk Paired Sample t Test, jika Sig. < 0,05 maka H0 ditolak.
D. PENGUNAAN UJI T
Metode Uji-t hanya bisa digunakan ketika ingin membandingkan rata-rata dua kelompok dengan
perbandingan berpasangan. Sehingga jika ternyata data yang ingin anda bandingkan lebih dari dua
kelompok, Uji T tidak bisa anda terapkan. Pada kasus tersebut anda bisa menggunakan uji ANOVA atau
uji Post Hoc.
Uji-T merupakan metode pengujian parametrik, sehingga pengujian ini akan menghasilkan asumsi yang
sama tentang data anda seperti halnya pada uji parametrik statistika lainnya.
Pemakaian uji t ini bervariasi. Uji ini bisa digunakan untuk objek studi yang berpasangan dan juga bisa
untuk objek studi yang tidak berpasangan. Berikut contoh penggunaan uji t.
Uji t sample berpasangan sering kali disebut sebagai paired-sampel t test. Uji t untuk data sampel
berpasangan membandingkan rata-rata dua variabel untuk suatu grup sampel tunggal. Uji ini menghitung
selisih antara nilai dua variabel untuk tiap kasus dan menguji apakah selisih rata-rata tersebut bernilai nol.
Uji-t berpasangan sebaiknya digunakan dalam kondisi berikut ini:
4. Pilih options untuk menentukan selang kepercayaan yang digunakan, lalu klik continue
5.Klik Ok’
Voila, proses analisis uji-t berpasangan sudah selesai. Mari kita interpretasikan output yang tampil.
Pada halaman tampilan output, anda akan melihat 3 buah tabel seperti berikut.
o Terdapat tabel paired sample statistics yang memuat rata-rata, jumlah sampel, standar deviasi,
dan standar error yang saya beri nama kolom A
o Terdapat tabel paired samples correlations yang memuat jumlah sampel, nilai korelasi, dan
tingkat signifikansi.
o Terdapat tabel paired samples test yang memuat hasil statistik uji t-berpasangan.
Berdasarkan tabel A, B, dan C, terdapat beberapa kesimpulan yang bisa kita ambil:
Rata-rata nilai fisika lebih tinggi daripada nilai ekonomi. Hal ini terlihat dari nilai mean fisika
yaitu 83.34 sedangkan mean nilai ekonomi siswa adalah 69.02.
Nilai korelasi antara nilai fisika dan nilai ekonomi siswa adalah -0.112. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat korelasi negatif antara kedua mata pelajaran namun sangat lemah.
Uji t sampel tidak berpasangan
Uji t sampel tidak berpasangan digunakan pada saat analisis dilakukan terhadap 2 sampel dengan subjek
yang berbeda dan mengalami perlakuan yang berbeda, gunanya untuk mengetahui apakah ada perbedaan
secara signifikan kelompok A dengan kelompok B.
Langkah-langkah uji t sampel tidak berpasangan setelah data sudah terkumpul dan ingin diolah
menggunakan SPSS sebagai berikut:
1. Data sudah terkumpul
2. Uji asumsi harus terpenuhi yaitu data harus berdistribusi normal (wajib).
3. Bila uji asumsi sudah terpenuhi maka gunakanlah uji t tidak berpasangan. Dengan syarat dimana nilai
sig > 0.05 (pada ouput spss bisa dilihat dalam tabel Shapiro-Wilk bila banyak anggota sampel <= 50, bila
anggota sampel >= 50 lihat disisi Kolmogorov-Smirnov)
4. Bila uji asumsi tidak terpenuhi yaitu dimana nilai sig < 0.05 untuk sampel <= 50 (pada ouput spss bisa
dilihat dalam tabel Shapiro-Wilk) dan bila anggota sampel >= 50 lihat disisi Kolmogorov-Smirnov, maka
coba tranformasi dulu datanya.
5. Bila data sudah ditranformasi coba lagi uji normalitasnya seperti pada langkah 2.
6. Bila hasil tranformasi juga tidak berdistribusi normal yaitu dimana nilai sig masih < 0.05 (pada ouput
spss bisa dilihat dalam tabel Shapiro-Wilk dan Kolmogorov-Smirnov) maka pakailah uji non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov khusus untuk sampel yang berpasangan.
Contoh kasus:
Seorang dokter ingin mengetahui kepuasan ibu hamil yang proses persalinannya dengan operasi dan yang
melahirkan dengan cara normal. Berikut data yang dikumpulkan dari 40 pasien
3. Sebelah kiri bawah ada dua pilihan yaitu: Data view dan Variabel view
4. Lalu klik variabel view untuk menentukan variabel dari data yang kita punya
5. Isi variabel view (baris pertama kolom name ketik Kepuasan, pada Type pilih numerik, label ketik
kepuasan persalinan)
6. Masih pada variabel view (baris kedua kolom name ketik Kelompok, pada Type pilih numeric, label di
isi Kelompok persalinan, pada kolom values posisikan mouse pada sudut kolom none dikotak tersebut
lalu klik sampai muncul kotak Value Labels pada langkah 7 berikut:
7. Pada kotak Value Labels tersebut pada kolom value di isi 1, label di isi dengan Operasi lalu klick add.
Begitu juga untuk yang normal. Jika sudah selesai di isi klik OK,
8. Bila sudah di isi semua variabel view maka terlihat seperti gambar berikut:
9. Selanjutnya klik data view sebelah kiri variabel view lalu isi nilai kepuasan, pada kolom kelompok
nomor urut 1-20 di isi 1 dan 21-40 di isi 2. Jika sudah terlihat seperti gambar berikut:
10. Pada langkah ini kita akan menguji asumsi statistik parametrik dimana data tersebut terdistribusi
normal atau tidak?
11. Pada toolbar paling atas pilih Analyze- descriptive Statistics- Explore. Pindahkan Kepuasan
Persalinan ke dalam kotak Dependent List, pada kotak Factor List masukkan Kelompok Persalian, lalu
klik Plots, pada kotak Boxplots pilih Factor levels together, pada kotak Deskriptive centang Stem-and-
leaf, lalu centang Normality plots with test, lalu klik continue, lalu tekan OK. Atau langkahnya seperti
pada gambar berikut:
12. Setelah di klik OK keluarlah hasilnya seperti pada gambar berikut:
13. Kita analisis dulu dari hasil normalitas pada langkah ke 13 di atas
Dari gambar di atas kita bisa melihat pada tabel case summary processing yang bahwa banyak data pada
sampel berjumlah (Valid) 20 yaitu operasi dan normal, tidak ada missing data, dan totalnya 100%.
Lalu pada tabel Desktiptive disana kita bisa melihat baik yang melahirkan dengan cara operasi maupun
normal karakteristik dari data yaitu mean (rata-rata), lower bound (tepi bawah kelas), upper bound (tepi
atas kelas), median, standar deviasi dan lain-lain.
Pada tabel tests of Normality inilah yang paling penting. Dari tabel tersebut kita dapat melihat nilai
signifikan baik untuk yang melahirkan operasi maupun normal. Pada kolom shapiro wilk untuk operasi
diperoleh nilai sig sebesar 0.856, dan normal nilai sig sebesar 0.307 itu artinya apa? Karena nilai sig >
0.05 maka dapat di ambil kesimpulan bahwa data kita berdistribusi normal.
Nah karena data yang kita punya sudah berdistribusi normal, maka kita diperbolehkan menggunakan uji
statistik parametrik untuk pengujian hipotesis yang telah kita susun sebelumnya.
15. Dari data yang sudah kita input sebelumnya, ada pada langkah 9 di atas. Pada menu toolbar pilih
Analyze - Compare Means - Independent-Sample T Test. Lalu pindahkan kepuasan persalinan ke
kotak Test variable (s), kelompok persalinan pindahkan ke dalam kotak Grouping Variable seperti terlihat
pada gambar berikut
14. Dari gambar di atas aktifkan kotak Define Groups, isikan angka 1 ke dalam kotak group 1
(melahirkan dengan operasi), isikan angka 2 ke dalam kotak group 2 (melahirkan dengan normal), lalu
klik continue, lalu klik OK. Atau langkahnya seperti pada gambar berikut:
15. Setelah di klik OK, maka hasilnya akan diperoleh seperti pada gambar berikut:
16. Sebelum analisis hasilnya kita tinjau dulu hipotesis yang telah kita rumuskan
Hipotesis:
H0 = Tidak berbeda secara nyata kepuasan ibu melahirkan dengan cara sesar dibandingkan dengan ibu
yang melahirkan dengan cara normal
H1 = Berbeda secara nyata kepuasan ibu melahirkan dengan cara sesar dibandingkan dengan ibu yang
melahirkan dengan cara normal
Kriteria pengujian statistiknya yaitu:
H0 diterima jika t hitung < t tabel (nilai t dapat dilihat dari tabel distribusi t). Cara lain untuk melihat H0
diterima bisa juga dari nilai probabilitas dimana nilai sig > 0.05.
H0 ditolak pada harga lainnya artinya bila t hitung > t tabel (nilai t dapat dilihat dari tabel distribusi t).
Cara lain untuk melihat H0 ditolak bisa juga dari nilai probabilitas dimana nilai sig < 0.05.
Daftar pustaka
https://yuvalianda.com/uji-t-berpasangan/
http://statistiksains.blogspot.com/2017/01/uji-t-sampel-tidak-berpasangan.html?m=1
DAFTAR PUSTAKA
Aron, A., Aron, E. N., & Coups, E. J. (2009). Statistics for psychology. Fifth Edition. New
Jersey: Pearson Prentice Hall.
Santoso, S. (2012). Aplikasi SPSS pada statistik parametrik. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
https://yuvalianda.com/uji-t-berpasangan/
http://statistiksains.blogspot.com/2017/01/uji-t-sampel-tidak-berpasangan.html?m=1