Anda di halaman 1dari 2

Sajak Ibu

Ibu dikaulah mawar itu,


Yang kupujai tiap waktu,
Yang kurindui wajahmu,
Yang kukagumi ketabahanmu.

Cekal hati mendidik daku,


Sabar murni melayan kerenah anakmu,
Tiada kedengaran sepatah keluhan,
Tiada kelihatan setitip kemarahan.

Kini mawar itu kian layu,


Perlahan dimamah arus usia,
Gugur sudah si ayu kelopaknya,
Hilang sudah lambaian daunannya.

Segamit memori ku kenangi,


Setulus kasih ku dambai,
Potret wajahmu ku tatapi,
Sebuah kehilangan yang tiada ganti.

Ibu dikaulah mawar itu,


Yang kupujai tiap waktu,
Yang kurindui wajahmu,
Yang kukagumi ketabahanmu.

Cekal hati mendidik daku,


Sabar murni melayan kerenah anakmu,
Tiada kedengaran sepatah keluhan,
Tiada kelihatan setitip kemarahan.

Kini mawar itu kian layu,


Perlahan dimamah arus usia,
Gugur sudah si ayu kelopaknya,
Hilang sudah lambaian daunannya.

Segamit memori ku kenangi,


Setulus kasih ku dambai,
Potret wajahmu ku tatapi,
Sebuah kehilangan yang tiada ganti.

Ibu dikaulah mawar itu,


Yang kupujai tiap waktu,
Yang kurindui wajahmu,
Yang kukagumi ketabahanmu.

Cekal hati mendidik daku,


Sabar murni melayan kerenah anakmu,
Tiada kedengaran sepatah keluhan,
Tiada kelihatan setitip kemarahan.

Kini mawar itu kian layu,


Perlahan dimamah arus usia,
Gugur sudah si ayu kelopaknya,
Hilang sudah lambaian daunannya.

Segamit memori ku kenangi,


Setulus kasih ku dambai,
Potret wajahmu ku tatapi,
Sebuah kehilangan yang tiada ganti.

Anda mungkin juga menyukai