Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan tempat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
berupa pengobatan dan perawatan. Salah satu kegiatan yang dilakukan di dalam
pelayanannya adalah menyajikan dan menyediakan makanan bagi pasien rawat
inap. Penyelenggaraan makanan rumah sakit merupakan rangkaian kegiatan
mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada
pasien dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui
pemberian diet yang tepat dan benar. Kegiatan penyelenggaraan makanan
merupakan bagian dari kegiatan instalasi gizi atau unit pelayanan gizi di rumah
sakit yang bertujuan untuk memberikan diet kepada pasien sesuai dengan jenis
penyakit yang diderita (Endang, 2019).
Keberhasilan penyelenggaraan makanan dapat dinilai dari indikator sisa
makanan pasien. Sisa makanan merupakan indikator keberhasilan terapi gizi
yang diberikan rumah sakit. Sisa makanan yang melebihi 20% menunjukkan
kegagalan dalam suatu penyelenggaraan makanan di rumah sakit. Tingginya sisa
makan pasien dapat menghambat proses penyembuhan penyakit pasien dan
rawat inap lebih panjang (Zakiya, 2019).
Sisa makanan dapat terjadi akibat faktor internal dan faktor eksternal
pasien. Faktor internal pasien mencakup keadaan klinis dan patologis pasien
seperti perubahan nafsu makan, perubahan indra pengecap, gangguan menelan
(disfagia), stress dan lamanya dirawat. Faktor eksternal pasien mencakup mutu
makanan seperti rasa, aroma,besar porsi dan variasi menu, tekstur), sikap petugas,
kesalahan pengriman makanan, ketidak tepatan waktu makan atau
jadwal makan, suasana tempat perawatan (Rizani, Ahmad 2019 : Kemenkes RI,
2019).Dalam hal ini sisa makanan yang menjadi perhatian adalah sisa makanan
pasien Diabetes Mellitus.
Diabetes Mellitus merupakan penyakit endokrin yang paling umum
ditemukan dan salah satu penyakit degeneratif yang memiliki kecenderungan
meningkat terus jumlah penderitanya. WHO memprediksi adanya kenaikan
jumlah pasien penderita DM di Indonesia dari 28,2% pada tahun 2017 menjadi
sekitar 71,71% pada tahun 2019. International Diabetes Federation (IDF) pada
tahun 2009, memprediksi kenaikan jumlah pasien penderita DM dari 36,8%
menjadi 63,15% pada tahun 2018 (Perkeni, 2019). Peningkatan pendapatan
perkapita dan perubahan gaya hidup terutama dikota-kota besar, menyebabkan
prevalensi penyakit degeneratif seperti DM meningkat dan berkembang
(Soegondo, 2019).
Mengingat tingginya prevalensi untuk penderita DM maka perlu adanya
upaya untuk pencegahan dan penanggulangan penyakit tersebut meliputi
peningkatan edukasi, perilaku konsumsi obat diabetes mellitus, latihan jasmanis
(aktivitas fisik), pengaturan makanan serta pengecekan berkala glukosa darah
(Anani,2012). Keberhasilan pengendalian DM tergantung dari kepatuhan pasien
dalam menjalankan diet yang diberikan. Kepatuhan pasien dalam menaati
pemberian diet DM sangat berperan penting untuk menstabilkan kadar glukosa
darah pada pasien diabetes mellitus. Menurut Almatsier 2019, pasien DM yang
patuh menjalani diet secara rutun dan kadar glukosa darahnya terkendali dapat
mengurahi resiko komplikasi jangka pendek maupun jangka panjang.
Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat kepatuhan diet DM
pasien adalah sisa makanan. Dampak dari sisa makanan yang tinggi (>20%) bagi
pasien adalah risiko malnutrisi pasien, bertambah lamanya hari rawat, penurunan
daya tahan tubuh pasien sehingga pasien lama sembuh.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas masalah yang diamati dalam penelitian ini
adalah :
1. “Bagaimanakah hubungan kepatuhan diet DM dengan sisa makanan pada
pasien diabetes mellitus di ruang rawat inap x?”
2. “ Bagaimanakah hubungan kepatuhan diet DM dengan kadar glukosa darah
pada pasien diabetes mellitus di ruang rawat inap x?”
3. “ Bagaimanakah hubungan sisa makanan dengan kadar glukosa darah pada
pasien diabetes mellitus di ruang rawat inap x?”
4. “Bagaimanakah hubungan Kepatuhan diet DM dengan sisa makanan dan
kadar glukosa darah pada pasien diabetes mellitus di ruang rawat inap x?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan kepatuhan diet DM dengan sisa makanan dan kadar
glukosa darah pada pasien diabetes mellitus di ruang rawat inap x.
2. Tujuan Khusus
a) Menilai kepatuhan diet DM pada pasien diabetes mellitus di ruang rawat
inap x.
b) Menentukan sisa makanan pasien diabetes mellitus di ruang rawat inap x.
c) Menilai kadar glukosa darah pada pasien diabetes mellitus di ruang rawat
inap x.
d) Menganalisa hubungan kepatuhan diet DM dengan sisa makanan pada
pasien DM di ruang rawat inap x.
e) Menganalisa hubungan kepatuhan diet DM dengan kadar glukosa darah pada
pasien DM di ruang rawat inap x.
f) Menganalisa hubungan sisa makanan dengan kadar glukosa darah pada
pasien DM di ruang rawat inap x.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan
peneliti khususnya tentang hubungan kepatuhan Diet Diabetes Mellitus
dengan sisa makanan dan kadar glukosa darah pada pasien diabetes mellitus.
2. Praktis
a. Di harapkan penelitian ini dapat menambah bahan referensi bagi
pembaca dan dapat menjadi bahan untuk penelitian lebih lanjut tentang
pengaruh ketepatan jadwal, jenis dan jumlah terhadap sisa makanan dan
kadar glukosa darah pada pasien Diabetes Mellitus. Dengan 3 sampel
yang lebih banyak dan dengan rancangan penelitian yang berbeda.
b. Bagi masyarakatpenelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
terhadap meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang diabetes
mellitus dan dapat mengubah pola makan dan perilaku masyarakat
terkait gizi.
c. Bagi institusi rumah sakit, dapat dijadikan masukan pada pihak rumah
sakit dalam hal memberikan program terapi diet khususnya pada pasien
DM dan sebagai bahan evaluasi dengan melihat hubungan kepatuhan diet
DM dengan sisa makanan dan kadar glukosa darah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pelayanan gizi rumah sakit
Makanan merupakan kebutuhan manusia yang paling dasar yang harus
dipenuhi sesuai dengan kebutuhannya. Secara umum makanan berfungsi sebagai
sumber energi, pertumbuhan dan perkembangan, pengganti sel-sel yang rusak,
mempercepat proses penyembuhan dan pengatur proses dalam tubuh. Dalam
keadaan sakit fungsi makanan sebagai salah satu bentuk terapi untuk
kesembuhan pasien, penunjang pengobatan dan tindakan medis (Moehyi, 2018).
Pelayanan Gizi adalah suatu upaya memperbaiki, meningkatkan gizi,
makanan, dietetik masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan
suatu rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan, pegolahan, analisis,
simpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik, dalam
rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit.
Pelayanan Gizi di Rumah Sakit (PGRS) adalah pelayanan yang diberikan dan
disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi dan
status metabolisme tubuh (KemenKes RI, 2019).
Penyelenggaraan makanan meupkana salah satu dari 4 kegiatan utama
PGRS, yaitu: pelayanan gizi rawat jalan, pelayanan gizi rawat inap,
penyelenggaraan makanan serta penelitian dan pengembangan gizi terapan,
yang bertujuan menyediakan makanan yang berkualitas sesuai kebutuhan gizi, biaya,
aman dan dapat diterima oleh konsumen guna mencapai status gizi yang optimal
(KemenKes RI, 2019).
B. Dibetes millitus
1. Definisi
Diabetes Mellitus merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin yang
berarti diabetes = penerusan dan mellitus = manis. Diabetes Melitus diketahui
sebagai suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan menahun
terutama pada sistem metabolisme karbohidrat, lemak, dan juga protein dalam
tubuh. Gangguan metabolisme tersebut disebabkan kurangnya produksi
hormon insulin yang diperlukan dalam proses pengubahan gula menjadi tenaga
(Lanywati,2018).
Diabetes Mellitus merupakan penyakit metabolik yang pemanfaatan
karbohidratnya berkurang sedangkan pemanfaatan lipid dan protein
meningkat.(Dirckx, 2018). Diabetes Melitus adalah sekelompok kelainan
heterogen yang ditandai oleh peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia).
Mungkin terdapat penurunan dalam kemampuan tubuh untuk berespons
terhadap insulin dan penurunan atau tidak terdapatnya pembentukan insulin
oleh pankreas (Smeltzer dan Bare,2025).
2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan dapat digolongkan
menjadi empat bagian menurut Niven (2018) antara lain :
a. Pemahaman tentang intruksi
Tak seorang pun dapat mematuhi intruksi jika ia salah paham tentang
intruksi yang diberikan kepadanya. Ley dan Spelmen (2020 dalam Niven 2020)
menemukan bahwa lebih dari 60%yang diwawancarai setelah bertemu dengan
dokter salah mengerti tentang intruksi yang diberikan pada mereka. Kadang -
kadang hal ini disebabkan oleh kegagalan prefesional kesehatan dalam
memberikan informasi yang lengkap, penggunaan istilah - istilah medis dan
memberikan banyak intruksi yang harus diingat oleh pasien.
Setelah makan makanan yang mengandung karbohidrat kadar glukosa darah
meningkat. Sebagian glukosa dalam makanan disimpan dalam hati sebagai
glikogen. Setelah dua jam atau tiga jam berpuasa,glikogen mulai diuraikan
oleh proses glikogenolisis, dan glukosa yang terbentuk dibebaskan ke dalam
darah. Seiring dengan penurunan simpanan glikogen juga terjadi penguraian
triasilgliserol di jaringan adiposa, yang menghasilkan asam lemak sebagai
bahan bakar alternatif dan gliserol untuk sintesis glukosa melalui
glukoneogenesis, kadar gula darah pada diabetes mellitus pada waktu puasa
tidak melebihi 120 mg/dl dan dua jam setelah makan >200 mg/dl
(Tjokroprawiro,2018).
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Glukosa Dalam Darah
Berdasarkan ADA (2018), beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
kadaSalah satu indikator yang digunakan untuk melihat kepatuhan diet DM
pasien adalah sisa makanan. Dampak dari sisa makanan yang tinggi (>20%) bagi
pasien adalah risiko malnutrisi pasien, bertambah lamanya hari rawat, penurunan
daya tahan tubuh pasien sehingga pasien lama sembuhr glukosa di dalam darah adalah :
BAB III
Kerangka Kota
A. Kerangka Konsep
Dari kerangka konsep diatas dapat dijelaskan bahwa kepatuhan diet DM
mempengaruhi sisa makanan dan kadar glukosa darah pasien DM. Kepatuhan diet
DM dilihat dari segi jadwal, jumlah dan jadwal. Apabila pasien tidak patuh dalam
menjalankan 3 J maka akan dilihat dari sisa makanan pasien dan kadar glukosa
darah pasien. Jika 3 J tidak terlaksana dengan baik menyebabkan banyaknya sisa
makanan pasien dan juga menyebabkan tidak terkendalinya kadar glukosa darah
pasien DM
B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah ;
1. Variabel Independen (Bebas) Kepatuhan Diet DM
2. Variabel Dependen (terikat) Sisa Makanan dan Kadar Glukosa Darah
BAB IV
Metode Penelitian
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode obeservasi, dengan pendekatan Cross
Sectional dimana data yang menyangkut variabel bebas atau risiko dan variabel
terikat atau variabel akibat akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan
(Notoatmodjo, 2019). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Kepatuhan diet
DM yang dilihat dari segi jumlah, jenis dan jadwal dan variabel terikatnnya
adalah sisa makanan serta kadar glukosa darah pasien Diabetes Mellitus.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan diruang rawat inap . Tempat ini dipilih atas beberapa
pertimbangan diantaranya sebagai
berikut:
a. Rumah Sakit Sanjiwani Gianyar memiliki persentase sisa makanan
diatas 20% pada tahun 2019 yakni 31, 82% dan rata-rata per bulannya
adalah 22,79%.
b. Rumah Sakit Sanjiwani Gianyar merupakan rumah sakit pendidikan
yang memilikirata-rata jumlah pasien DM pada tahun 2019 adalah 15- 25
orang. Sehingga memudahkan peneliti memperoleh jumlah sampel yang
dibutuhkan.
2. Waktu
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Januari – Juli
tahun 2022.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien DM di ruang rawat
Inap di rumah sakit x.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian populasi dengan kriteria sebagai berikut :
1) Pasien yang menjalani rawat inap selama > 3 hari
2) Laki dan perempuan yang berumur 20- 60 tahun
3) Mendapat diet DM bentuk makanan biasa
4) Pasien dalam kedaan sadar dan dapat berkomunikasi dengan baik.
5) Bersedia sebagai sampel penelitian dengan menandatangani inform concent.
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada 2 yaitu :
a. Data Primer meliptui :
1) Data identitas sampel
2) Data sisamakanan
3) Data Kepatuhan diet DM
4) Data jumlah makanan yang dikonsumsi sampel
5) Data jenis makanan
6) Data jadwal makanan yang dikonsumsi sampel
b. Data Sekunder meliputi :
Data yang akan diambil adalah data jumlah pasien diabetes mellitus dan data
kadar glukosa darah sampel yaitu kadar glukosa darah 2 jam setelah makan.
2. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dibantu 10 orang enumerator yaitu
mahasiswa semester 2 Prod yang telah mendapatkan penjelasan tentang prosedur penelitian
sertamendapat pelatihan sehingga terampil melakukan wawancara dan menggunakan
timbangan.
3. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini intrumen pengumpulan data yang digunakan adalah :
a. Formulir Indentitas sampel
b. Formulir sisa makanan
c. Kuesioner Kepatuhan Diet DM
d. TimbanganE. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
a) Identitas sampel diolah secara deskriptif dan digambarkan dalam bentuk
tabel untuk memperoleh gambaran umum sampel.
b) Data Kepatuhan diet DM diperoleh dengan melihat hasil kuesioner
kepatuhan diet DM dari segi jadwal dan jenis. Sedangkan untuk jumlahnya
dilihat dari hasil perhitungan. Dalam kepatuhan diet DM dikategorikan patuh
apabila sesuai dengan Jenis, Jumlah dan Jadwal. Dikatakan tidak patuh
apabila tidak sesuai dengan Jenis, Jumlah dan Jadwal.
c) Data jumlah makanan diperoleh dengan melihat berapa persen asupan yang
dikonsumsi sampel dari formulir sisa makanan. Jumlah kalori diet DM
sesuai standar dikali dengan persentase makanan yang dihabiskan.
Kemudian dikategorikan tepat jika sampel mengonsumsi sesuai dengan
E. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
a) Identitas sampel diolah secara deskriptif dan digambarkan dalam bentuk
tabel untuk memperoleh gambaran umum sampel.
b) Data Kepatuhan diet DM diperoleh dengan melihat hasil kuesioner
kepatuhan diet DM dari segi jadwal dan jenis. Sedangkan untuk jumlahnya
dilihat dari hasil perhitungan. Dalam kepatuhan diet DM dikategorikan patuh
apabila sesuai dengan Jenis, Jumlah dan Jadwal. Dikatakan tidak patuh
apabila tidak sesuai dengan Jenis, Jumlah dan Jadwal.
c) Data jumlah makanan diperoleh dengan melihat berapa persen asupan yang
dikonsumsi sampel dari formulir sisa makanan. Jumlah kalori diet DM
sesuai standar dikali dengan persentase makanan yang dihabiskan.
Kemudian dikategorikan tepat jika sampel mengonsumsi sesuai dengan jumlah kalori DM
dan tidak tepat jika tidak sesuai dengan jumlah kalori diet
DM.
d) Data jenis makanan diperoleh dengan kuesioner dikategorikan
menggunakan skala likert untuk setiap jawaban : Selalu (4), sering (3),
jarang (2), tidak pernah (1). Jumlah skor kumulatif jawaban sampel tentang
jenis makanan dibagi jumlah item pertanyaan, skor tertinggi 4 skor terendah
2. Analisis Data
Data jumlah, jadwal, jenis makan, sisa makanan dan kadar glukosa darah
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dianalisa secara
deskriptif. Analisa hubungan antara variabel independen kepatuhan diet DM
(jumlah, jadwal, dan jenis makan) dengan variabel dependen (sisa makanan
dan kadar glukosa darah), apakah variabel tersebut mempunyai hubungan
atau tidak. Sampel di tabulasi dengan tabel silang dan dianalisis dengan uji
statistik. Dengan analisis statistik uji korelasi spearman dengan program
SPSS. Selanjutnya dilakukan analisa terhadap hasil uji statistic dengan
kriteria uji :
a) Tolak Ho, terima Ha jika p < 0.05 berarti ada hubungan
b) Terima Ho, tolak Ha jika p > 0.05 berarti tidak ada hubungan.
F. Etika Penelitian
1. Mengurus surat ijin penelitian dan etical clearance.
2. Setiap sampel yang memenuhi kriteria sampel dimohon kesediannya untuk
menjadi sampel dengan mengisi dan menandatangani formulir pernyataan
bersedia menjadi sampel
DAFTAR PUSTAKA
ADA (American Diabetes Association). 2019. Clinical Pratice Recomendation :
Standar Of Medical Care. 30(1), s4-s41 tersedia dalam
http://www.care.diabetesjournals.org. Diakses tanggal 6 Juni 2017
Almatsier, Sunita 2020. Penuntun Diet edisi baru. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Aprilina, N. 2019. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Terima Pasien Terhadap
Makanan yang Disajikan Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Serang. Skripsi FKM UI.
Depkes RI. 2021. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI
Depkes RI. 2021 . Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Jakarta: DepkesRI
Dewi, A.K.P. 2022. Penerimaan Pasien Rawat Inap Terhadap Makanan Biasa Dan
Hubungannya Dengan Sisa Makanan di RSU Kardinah Tegal (Studi Di
Bangsal Kebidanan Dan Bedah) tersedia dalam http://www.m.undip.ac.id
diakses tanggal 13 Maret 2017
Endang, 2006. Evaluasi Tatalaksana Terapi Diet Pada Penderita Diabetes Mellitus
Di Ruang Inap Badan RSUD. Dr.M.Ashari Pemalang. Jurnal Gizi
Kliniik Indonesia
Fibriana, D. 2019. Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita
Diabetes Mellitus. Semarang: Universitas Dipenegoro
Gibson, Rosalind S..2018. Principles of Nutritional Assessment. New York: Oxford
University Press.

Anda mungkin juga menyukai