Anda di halaman 1dari 17

Bisnis Plan Inovasi Cokelat Couverture dengan Penambahan Daun Kelor dan Pemanis Alami

Stevia Beserta Branding Kemasan di Rumah Cokelat Bodag, Madiun

Dosen Pembimbing

Prakoso Adi, S.TP., M.Sc.- 1993121820210701-D3 THP PSDKU Madiun


Rizka Mulyani, S.Pt., M.Sc-1995101420210701-D3 THP PSDKU Madiun

Identitas Mahasiswa Pengusul:


1. Ardhiana Noor Hanifah Putri /V4020002 /Sekolah Vokasi

2. Cindy Intan Saputri /V4020006 /Sekolah Vokasi

3. Hanin Alfiyah /V4020012 /Sekolah Vokasi


4. Jalasena Reswara Arkananta Widyadana /V4020015 /Sekolah Vokasi

5. Khoriul Ma’rifah /V4020018 /Sekolah Vokasi

6. Lutfia Nur Khabibah /V4020022/Sekolah Vokasi

7. Mochamad Zulfan Ali /V4020023/Sekolah Vokasi

8. Putri Antasya Wandan Sari /V4020028/Sekolah Vokasi

9. Silvia Citra Sari /V4020033/Sekolah Vokasi

10. Widya Rafika Ningrum /V4020038/Sekolah Vokasi


Program Hibah Kampus Merdeka Merdeka
Belajar Universitas Sebelas Maret
2022
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengembangan wilayah di Kabupaten Madiun dari tahun ke tahun semakin meningkat.


Pengembangan wilayah tidak hanya pada sektor pembangunan industri namun juga bidang
pertanian. Beberepa komoditas pertanian unggulan di Kabupaten Madiun diantaranya adalah
berbasis umbi, perkebunan, dan peternakan. Potensi akan keunggulan daerah terutama
komoditas kakao direspon oleh masyarakat Madiun. Masyarakat setempat terutama dengan
rumah tinggal dekat dengan wilayah perkebunan kakao memiliki keinginan secara moral untuk
bisa mengembangkan kakao khususnya di Desa Bodag. Bodag merupakan salah satu desa yang
berada di Kecamatan Kare. Rumah Coklat Bodag awalnya merupakan Industri Kecil Menengah
dan saat ini berkembang menjadi menjadi Industri Kakao. Industri Kakao Rumah Coklat Bodag
memadukan antara Kuliner dan Destinasi Edu Wisata di Wilayah Kabupaten Madiun. Rumah
Cokelat Bodag saat ini berfokus pada olahan kakao dengan jenis cokelat couverture dan cocoa
powder.

Produk olahan kakao di Rumah Cokelat Bodag dari waktu ke waktu permintaan semakin
meningkat. Konsumsi cokelat semakin meningkat sejalan dengan arus globalisasi dan daya beli
masyarakat sehingga diperlukan penganekargaman atau modifikasi produk cokelat untuk
memperluas dan meningkatkan daya beli masyarakat dan dapat meningkatkan kesehatan dengan
memanfaatkan sumber daya alam. Produk cokelat ini dilakukan dengan penganekaragaman rasa
dan aroma dengan penambahan bahan penunjang berupa tepung daun kelor dan bubuk stevia
(sebagai pemanis). Kelor menjadi sumber antioksidan alami yang baik karena kandungan dari
berbagai jenis senyawa antioksidan seperti askorbat acid, flavonoid, phenolic dan karotenoid
(Makkar dan Becker, 1996)

Manis merupakan salah satu karakter rasa sensoris yang umumnya dihendaki konsumen
pada cokelat couverture. Umumnya rasa manis dari cokelat couverture berasal dari gula pasir.
Seperti pada era saat ini, konsumen mulai melirik produk yang memiliki rasa manis yang rendah
kalori. Tanaman stevia sangat potensial dikembangkan sebagai bahan baku gula (pemanis) alami,
gula hasil ekstrak dari daun stevia dapat berperan sebagai pendamping gula tebu dan pengganti
gula sintetis. Tanaman stevia sebagai sumber pemanis non-tebu, yang ternyata memiliki
keunggulan dibandingkan tebu. Daun stevia mengandung senyawa glikosida diterpen dengan
tingkat kemanisan antara 200 – 300 kali gula tebu (Rukmana, R, 2003). Sampai saat ini
dipasaran belum ada yang mengembangkan cokelat dengan pemanis dari daun stevia. Hal ini
menjadi peluang bagi produsen dalam mengembangkan cokelat dengan penggunaan pemanis
berbahan daun stevia.

BAB 2
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
2.1 Ide Usaha
Seiring dengan perkembangan arus globalisasi, permintaan pasar semakin meningkat.
Persaingan bisnis semakin sengit, dan juga ekspansi usaha masing-masing perusahaan
melebarkan pangsa. Dalam bidang pangan banyak industri yang telah mengeluarkan produk baru
guna memenuhi persaingan pasar yang terus meningkat. Berdasarkan data produk pangan yang
telah terdaftar dalam Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI),
diketahui terjadi peningkatan dari 20.461 produk terdaftar pada tahun 2016 menjadi 33.681
produk terdaftar pada tahun 2020. Total produk makanan dan minuman yang telah terdaftar saat
ini pun telah mencapai angka 138.559 produk (BPOM RI,2020). Maka dari itu, penulis
berinisiatif untuk menciptakan inovasi yang kreatif menggunakan Daun kelor dan pemanis alami
stevia yang diharapkan tidak hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan persaingan pasar tetapi
juga memberikan manfaat kesehatan bagi para konsumen.
2.2 Analisis Produk
Minat konsumen akan coklat, memang tidak perlu ditanyakan lagi. Segala menu makanan
maupun minuman yang menggunakan coklat, banyak digemari masyarakat dan selalu laris manis
dipasaran. Peluang inilah yang dimanfaatkan oleh sebagian orang, sehingga mereka memilih
coklat sebagai usaha baru yang cukup menguntungkan. Walaupun sudah banyak produk coklat
import yang beredar dipasaran, namun produk coklat dalam negeri yang berbagai macam variasi
dan menarik berhasil merebut hati masyarakat luas. Dengan menawarkan produk coklat yang
dikreasikan seunik mungkin dan dikemas menggunakan kemasan yang menarik, Dengan adanya
inovasi coklat diharapkan industry coklat mampu bersaing dengan coklat-coklat import yang
selama ini menguasai pasar. Coklat couverture dengan penambahan daun kelor dan pemanis
alami stevia dibuat dengan maksud agar pecinta coklat lebih aman mengkonsumsi coklat karna
aman bagi kesehatan. Coklat ini dipasarkan dengan nama bran “STENORA” yang diambil dari
nama Stevia dan Moringa Oliefera (Daun Kelor).
Kemasan coklat dibuat dengan menggunakan bahan kemasan yang cukup simpel,
Kemasan ini terdiri dari 2 lapisan kemasan primer dan 1 lapisan kemasan sekunder. Kemasan
primer merupakan kemasan yang bersentuhan langsung dengan produk. Kemasan ini langsung
membungkus bahan pangan. Kemasan sekunder adalah kemasan yang digunakan untuk
mengemas produk yang sudah diberi kemasan primer. Kemasan primer coklat stenora lapisan
pertama adalah alumunium foil dan kemudian dibalut lagi menggunakan sticker kemasan yang
berlogo stenora, kemudian untuk kemasan sekunder coklat terbuat dari bahan kemasan standing
pouch. Harga jual coklat stenora terbilang cukup murah sehingga dapat dibeli oleh seluruh
kalangan. Coklat stenora di jual dengan harga Rp. 20.000/pcs.

Gambar.1 Design Logo Coklat Stenora


2.3 Analisis Management dan SDM
Pembuatan cokelat pada dasarnya akan menghasilkan 2 macam eating chocolate,
yaitu chocolate couverture yang beraroma cokelat yang kuat, memiliki titik leleh yang
rendah, sehingga akan cepat lumer di dalam mulut atau di ruangan yang hangat, dan
chocolate compound yang memiliki aroma cokelat yang kurang kuat karena kandungan
cokelatnya yang lebih rendah dan di dalamnya ditambahkan vegetable fat (sejenis minyak
sayur) dengan tujuan membuatnya lebih tahan terhadap hawa panas, sehingga lebih
mudah dibentuk, mudah dalam penyimpanan dan transportasi, karena tidak mudah lumer.
Coklat Stenora termasuk jenis coklat dengan golongan coklat couverture.
Coklat dikenal sebagai makanan yang dipercaya untuk memperbaiki mood,
hidangan ini cocok disajikan di Rumah Coklat Bodag karena letaknya di lereng gunung
wilis sehingga suasana sekitar lebih asri dan sejuk. Tumbuhan hijau menjadi sajian yang
enak dipandang sehingga banyak orang datang bersama keluarga untuk berwisata dan
menikmati sajian coklat, selain itu rumah coklat bodag merupakan sarana wisata edukasi
mengenai pengetahuan coklat.
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor pendukung yang
sangat dominan dalam mewujudkan keberhasilan bisnis. Pengertian manajemen SDM
atau Manajemen sumber daya manusia adalah salah satu komponen utama pada
perusahaan atau organisasi dalam menjalankan usahanya. Yang dimaksud dengan
manajemen sumber daya manusia secara umum adalah sebuah upaya perusahaan untuk
mengatur sumber daya manusia yang dimiliki. Semua masalah yang terjadi pada ruang
lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer, atau semua tenaga kerja yang berhubungan
dengan pekerjaan menjadi perhatian perusahaan.
Jumlah karyawan di Rumah Coklat Bodag berkisar 7 orang, dengan 4 orang
sebagai karyawan yang bertugas untuk memproduksi dan membuat coklat, 2 orang kasir
dan 1 orang yang bertugas sebagai marketing yang mengelola website. Proses requitmen
karyawan dilakukan dengan menempel pengumuman open requipment karyawan di
perusahaan, oleh karena itu karyawan yang bekerja di rumah coklat bodag hanya berasal
dari penduduk sekitar desa Bodag. Seleksi karyawan harus dilakukan secara bertahap
dengan wawancara yang telah ditetapkan seperti penilaian sikap, perilaku, analisis SWOT
dari masing-masing individu, pengalaman kerja, ijazah kelulusan, dan beberapa kriteria
yang dibutuhkan sesuai dengan parameter yang diperlukan perusahaan.
Selanjutnya karyawan yang diterima di bagian produksi di beri pelatihan
mengenai SOP ruang produksi, sosialisasi mengenai pentingnya menjaga hygine dan
sanitasi ruang produksi, beserta formulasi dan tahapan produksi coklat. Hal ini dilakukan
guna menjaga kebersihan dan kualitas coklat, selain itu terdapat kompensasi kerja dan
penilaian kerja dari karyawan. Kompensasi yang diberikan kepada karyawan rata-rata
didasarkan pada Upah Minimum Regional (UMR) yaitu gaji pokok, tunjangan, bonus dan
uang lembur bagi karyawan yang bekerja di hari libur nasional.
2.4 Analisis Pasar
Pasar dan pemasaran merupakan rangkaian yang tidak bisa dipisahkan satu sama
lain. Pasar dan pemasaran saling ketergantungan dan saling mempengaruhi satu sama
lain, sehingga pasar akan selalu berrdampingan pleh pemasaran dan setiap kegiatan
pemasaran adalah untuk menciptakan pasar. Analisis aspek pasar dan pemasaran adalah
suatu usulan proyek yang ditujukan untuk mendapatkan gambaran mengenai besar pasar
potensial yang tersedia dan mengurangi kemungkinan resiko yang akan terjadi untuk
masa yang akan datang (Suprapto 2013).
Pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial yang mana baik
individu maupun kelompok dapat memperoleh apa yang mereka inginkan ataupun
butuhkan dengan cara melakukan pertukaran produk maupun nilai dengan pihak yang
lainnya. Strategi pemasaran disusun berdasarkan product,price,promotion,placement.

1. Produk : Coklat stenora terbuat dari bahan alamiah, daun kelor yang kaya akan
atioksidan mempengaruhi aroma pada coklat stenora. Coklat ini memiliki aroma khas
tersendiri yaitu aroma khas daun kelor. Selain itu komposisi coklat dengan penambahan
gula stevia menyebabkan coklat memiliki kadar gula rendah akan tetapi tidak mengurangi
rasa manis pada coklat.

2. Price : Harga yang ditetapkan untuk coklat stenora adalah Rp. 20.000. Dalam hal ini
diperlukan adanya strategi promotion yang diantaranya adalah mengelola website yang
berisi foto catalog produk, harga produk, link pemesanan, besertan kontak person. Selain
itu, promotion dilakukan dengan membuat konten di beberapa media sosial seperti
instagram, facebok, dan tiktok.

3. Strategi placement : Strategi placement dibuat konsep yang dimiliki oleh coklat
stenora, Membuat promo atau discount harga dan menyebar brosur berisi keunggulan
coklat stenora untuk mengenalkan produk stenora sebagai makanan yang aman bagi
kesehatan

Beberapa hal pokok yang penting untuk dianalisis dalam aspek pemasaran ialah
segmentasi pasar,targeting, dan positioning. Segmentasi pasar yakni pembagian pasar
kedalam beberapa kelompok pembeli yang berbeda yang tentunya mempunyai atau
memerlukan produk dan marketing mix yang juga berbeda. Beberapa aspek seperti
geografis, demografi, psikografis, dan perilaku merupakan bebrapa aspek utama didalam
mensegmentaskan pasar. Dengan melakukan segmentasi pasar, pemasaran akan lebih
terarah dan efektif sehingga dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Segmentasi
coklat stenora dianalisis dengan segmentasi Geografis yang dimana Coklat Stenora
sangat baik dalam hal penempatan gerai brandnya sendiri , Karena Rumah Coklat Bodag
bertempat di daerah dataran tinggi sehiingga suasananya asri dan juga cocok sebagai
tempat berkumpul di keluarga.
Selanjutnya adalah targeting yang merupakan bidikan atau sasaran pasar yang
telah kita pilih dan kita tentukan dalam analisi segmentasi pasar , dalam targeting ini
tentu saja serangkaian program pemasaran yang harus pas dengan karakteristik pasar
sasaran yang berpusat kepada individu , kepada siapa produk ini akan di pasarkan atau di
tawarkan , hal ini bisa saja berhubungan dengan jenis kelamin , anak anak , remaja ,
dewasa , keluarga dan lain lain , atau juga bisa berdasarkan tingkat penghasilan , tingkat
Pendidikan , jenis pekerjaan dan bahkan rasa tau populasi yang yang tinggal di daerah
tertentu. targeting stenora ditujukan kepada remaja yang sedang diet dan juga masyarakat
yang tidak di perbolehkan mengkonsumsi gula berlebih.

Aspek pemasaan terakhir adalah Positioning Positioning adalah yang merupakan


tindakan di mana perusahaan dari brand kita merancang penawaran yang mengarah ke
segmen pasar tertentu dan menempati tempat tertentu di dalam pikiran segmen pasar.
Dengan kata lain, positioning adalah apa yang segmen pasar tertentu pikirkan mengenai
produk atau jasa perusahaan. Positioning dilakukan dengan upaya identifikasi ,
pengembangan dan komunikasi keunggulan yang bersifat khas serta unik dan inovatif ,
dengan demikian produk akan terlihat lebih unggul dan superior dibandingkan dengan
produk pesaing dalam presepsi konsumen. Dalam hal itu perrusahaan memposisikan
produk “Stenora” sebagai makanan camilan sehat serta berkualitas. Positioning yang
ingin di tampilkan oleh stenora sendiri adalah posisi para konsumen yang ketika
mengkonsumsi coklat stenora diharapkan mampu mengurangi konsumsi gula berlebih
sehingga lebih aman untuk kesehatan, serta cirri khas coklat yang beraroma seperti
matcha mampu memiliki daya tarik tersendiri

Untuk memperluas pemasaran produk kami menggunakan strategi digital


marketing dengan pembuatan dan pengelolaan website Rumah Coklat Bodag yang di
dalamnya mencangkup mengenai profil mitra, price list dan foto produk beserta link
pemesanan untuk konsumen melihat dan memesan produk

Adapun analisis SWOT dari usaha ini sebagai berikut :


1. Strenght (Kekuatan)
a) Bahan baku kakao tersedia cukup banyak di Desa Bodag;
b) Kemasan yang cukup simple sehingga mudah untuk dibawa kemanapun
c) Terbuat dari bahan alami sehingga lebih aman untuk dikonsumsi
d) Produk olahan bermanfaat bagi kesehatan
2. Weakness (Kelemahan)
a) Kurangnya Perluasan Pemasaran di Rumah Coklat Bodag
3. Opportunities (Peluang)
a) Proses Produksi dan Pengembangan yang cukup mudah
b) Belum banyak yang menggunakan bahan baku Daun kelor dan pemanis Stevia untuk
pembuatan Coklat
4. Threat (Hambatan)
a) Kurangnya perhatian masyarakat terhadap makanan/minuman yang menyehatkan
b) Masyarakat madiun masih belum banyak yang membudidayakan bahan baku daun
kelor
2.5 Analisis Biaya
a) Biaya Tetap (FC)
Biaya Usaha
No Kebutuhan Biaya/Bulan
1. Mesin Grinder 300.000
2. Ball mill 700.000
3. Counching 500.000
Total 1.500.000

Biaya Penyusutan
No Material Nilai Awal (Rp) Nilai Sisa Umur Penyusutan
(Rp) (Bulan) (Rp/Bulan)
1 Cetakan 8x17.500 0 12 70.000
Coklat
2 Solet 2x6000 0 1 12.000
3 Timbangan 1x24.750 5000 2 9.875
Digital
4 Konteiner 8x8000 0 1 64.000
Box
5 Kompor Gas 146.000 20.000 5 25.200
6 Baskom 2x40.000 1000 2 39.500
Stainless
7 Loyang 3x60.000 2000 3 59.333
Persegi
8 Blender 2x250.000 40.000 5 92.000
9 Wajan 2x96.000 5000 2 93.500
10 Spatula 2x39.000 0 1 78.000
11 Tabung Gas 1x340.000 50.000 5 58.000
SUBTOTAL (Rp/Tahun) 601.408
SUBTOTAL (Rp/Bulan) 50.117
Biaya tetap (FC) = Biaya Usaha + Biaya Penyusutan (Rp/Bulan)
Biaya tetap (FC) = Rp. 1.500.000+ Rp. 50.117
Biaya tetap (FC) = Rp. 1.550.117
b) Biaya Tidak Tetap
No Bahan Kualitas Biaya persatuan Biaya (Rp)
(Rp)
1. Buah Kakao 40 15.000 600.000
2. Lesitin Soya 1 100.000 100.000
3. Vanili 1 5.800 5.800
4. Soda kue 1 20.000 20.000
5. Stevia 1 52.500 52.500
6. Gula 7 16.000 112.000
7. Moringa Powder 2 100.000 200.000
8. Susu Skim 5 60.000 300.000
9. Lemak kakao 6 100.000 100.000
10. Plastik Ziplock Besar 1 26.600 26.600
11. Plastik Ziplock Kecil 2 15.700 31.400
12. Plastik Wrap 1 15.500 15.000
13. Kemasan pouch 300 649 194.700
14. Alumunium Foil 2 15.000 35.980
15. Sarung Tangan 4 10.000 40.000
16. Sticker Kemasan 10 7.200 720.000
17. Sticker Label 1 3.500 3.500
18. Biaya Energi (Listrik) 50.000
19. Biaya Pembersih 10.000
20. Gaji Karyawan 5 600.000 3.000.000
SUBTOTAL 5.617.480

Biaya Produksi (TC) = Biaya Tetap (FC) + Biaya Tidak Tetap (VC)
Biaya Produksi (TC) = Rp. 1.550.117 + 5.617.480
Biaya Produksi (TC) = 7.167.597
c) Penentuan Harga Pokok Penjualan (HPP) =
Dalam produksi menghasilkan
HPP = Biaya Produksi (TC)/Total Produksi
HPP = 4.167.597/500
HPP = Rp.14.335
2. Analisis Keuntungan
a) Penerimaan = Jumlah produksixHarga Jual
Penerimaan = 500 pcs x 19.000
Penerimaan = 9.500.000
b) Keuntungan = Penerimaan – Biaya Produksi
Keuntungan = 9.500.000 - 7.167.597
Keuntungan = 2.332.403
c) V R/C Ratio = Penerimaan/Biaya Produksi
V R/C Ratio = 9.500.000/7.167.597
V R/C Ratio = 1.32
Karena R/C >1 maka usaha efisien dan layak untuk dikembangkan
d) B/C Ratio = Harga Jual / Harga Produk Pokok Penjualan
B/C Ratio = 19.000 / 14.335
B/C Ratio = 1.32
Karena B/C >1, maka usaha menguntungkan dan layak untuk dikembangkan
e) BEP Produk = Biaya Produksi (TC) / Harga Jual
BEP Produk = 4.167.597/19.000
BEP Produk = 219 pcs
2.6 Rencana Gambaran Produk kemasan
Kemasan primer digunakan untuk langsung mewadahi produk olahan. Kemasan sekunder
berfungsi untuk melindungi kelompok kemasan primer. Kemasan primer adalah kemasan yang
bersenuhan langsung dengan suatu produk. Kemasan primer produk coklat stenora terdapat 2
lapisan dimana lapisan pertama adalah alumunium foil dan lapisan kedua adalah sticker label
logo stenora. Karakteristik aluminum foil dikagumi karena kuat, ringan, tahan panas, dan hampir
kedap udara, tidak mengandung magnet. Ketahanan terhadap panas matahari membuat aluminum
foil banyak digunakan pada bahan-bahan kesehatan. Ketahanan aluminum foil terhadap panas
dapat mencapai suhu 550 derajat Celsius, sehingga alat-alat kedokteran dapat disterilkan dengan
dibungkus bahan ini (Astawan, 2008).

Gambar 1. Design kemasan primier 3D

Kemasan sekunder pada coklat stenora menggunakan bahan kemasan standing pouch
karena cukup simple dan mudah untuk dibawa. Keunggulan lain dari standing pouch ada lah
memiliki perekat atau zipper di bagian atas kemasan untuk menjamin bahwa produk makanan
maupun minuman yang berada di dalam tetap terjaga kebersihannya, tidak mudah terkontaminasi
dan tentu saja lebih tahan lama.

Gambar 2. Design kemasan sekunder 3D


2.7 Pengembangan Usaha

Pengembangan usaha merupakan proses yang digunakan untuk mengidentifikasi,


memelihara, memperoleh klien baru dan peluang bisnis guna meningkatkan pertumbuhan
dan profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang. Pada dasarnya setiap aktivitas atau
ide dalam pengembangan usaha bertujuan untuk membuat usaha semakin baik dari waktu
ke waktu baik untuk bisnis, pelanggan, pasar, dan relasi bisnis. Dalam hal ini coklat
stenora dapat di pasarkan di tempat mitra yang bekerja sama dengan rumah coklat bodag,
dengan hal ini maka jaringan pemasaran coklat stenora lebih luas. Teknik marketing yang
kita gunakan antara lain bekerja sama dengan influencer dan konten kreator setempat
untuk memperkenalkan produk serta membuat konten edukasi mengenai keunggulan
coklat stenora.

Selanjutnya agar bisnis semakin berkembang maka dapat melakukan foto produk
yang menarik sebagai bahan media pembuatan brosur yang akan disebar baik dalam
media sosial maupun penyebaran secara langsung di Rumah coklat bodag, membuat
promo di hari launching produk dengan menampilkam keunggulan coklat dan manfaat
coklat stenora maka hal ini dapat memikat daya tarik konsumen tersendiri.

BAB III

OPERATION FLOW

A. Jenis Produk
Cokelat memiliki manfaat bagi manusia. Kami mencoba untuk mengelola cokelat
batang berbeda dari biasanya. Jika cokelat batang lebih banyak di jadikan makanan,
cemilan, kami membuat inovasi yaitu membuat cokelat batang menjadi cokelat kemasan
dengan penambahan daun kelor dan pemanis alami stevia. Dengan membuat coklat
dengan bahan alami diharapkan coklat couverture dengan penambahan bahan baku kelor
dan pemanis alami stevia mampu untuk menambah gizi bagi pengkonsumsinya.
B. Proses Produksi
Proses produksi diawali dengan mencari bahan baku yang memiliki mutu tinggi sehingga
terjamin kesehatan dan kebersihannya. Selain itu kami memilih supplier yang terpercaya
sehingga lebih memudahkan kami dalam proses produks.
Bahan :
 Gula
 Susu skim
 Lesitin soya
 Soda kue
 Pemanis stevia
 Vanili
 Kelor
 Lemak kakao
 Stevia
 Moringa powder

Alat:

 Solet besar & kecil


 Ayakan 80 mesh
 Sendok
 Mesin bal mill
 Mesin grinder
 Loyang stainless persegi
 Baskom stainless
 Kompor gas
 Wajan
 Thermometer
 Spatula
 Cetakan cokelat
 Timbangan digital
 Kontainer box
 Blender
 Tabung gas
C. Cara pembuatan

Biji Kakao Fermentasi

Penyangraian
T=120ºC t=30 menit

Pemastaan

Lemak kakao = 10%


Gula Halus = 19,75%
Proses Ball mill
Susu skim = 10%
T= 60 ºC t= 24 jam

Lesitin =0,5%
Vanilli =
Proses Counching
Soda kue=
T= 40 ºC t=1 jam
Kelor = 2,5%, 3,75%,5%

Tempering
t=27 ºC

Pencetakan

Pendinginan

Pengemasan

Coklat Stenora siap disajikan

PENUTUP
Kesimpulan

Coklat Couverture dengan penambahan daun kelor dan pemanis alami stevia merupakan
camilan bergizi karena terbuat dari bahan alami. Daun kelor kaya akan serat dan
antioksidan. . Kandungan nutrisi yang cukup tinggi menjadikan kelor memiliki sifat
fungsional bagi kesehatan serta mengatasi kekurangan nutrisi. Oleh karena kelor disebut
Miracle Tree dan Mother’s Best Friend Senyawa bioaktif dalam kelor memyebaban kelor
memiliki sifat farmakologis. Tanaman stevia sangat potensial dikembangkan sebagai
bahan baku gula (pemanis) alami, gula hasil ekstrak dari daun stevia dapat berperan
sebagai pendamping gula tebu dan pengganti gula sintetis. Tanaman stevia sebagai
sumber pemanis non-tebu, yang ternyata memiliki keunggulan dibandingkan tebu. Daun
stevia mengandung senyawa glikosida diterpen dengan tingkat kemanisan antara 200 –
300 kali gula tebu. Sampai saat ini dipasaran belum ada yang mengembangkan cokelat
dengan pemanis dari daun stevia. Dengan melihat manfaat yanga ada, hal ini menjadi
peluang bagi produsen dalam mengembangkan cokelat dengan penggunaan pemanis
berbahan daun stevia.
DAFTAR PUSTAKA

Makkar dan Becker. 1996. Daun Kelor Kaya Akan Antioksidan. Yogyakarta: Kanisius.
Aminah, S., Ramdhan, T., Yanis, M. 2015. Kandungan Nutrisi dan Sifat Fungsional Tanaman
Kelor (Moringa oleifera). Buletin Pertanian Perkotaan. Vol 5 (2) : 35-44
Rukmana, R. 2003. Budidaya Stevia. Yogyakarta: Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai