Anda di halaman 1dari 34

PEDOMAN 

UMUM 
PENGEMBANG
AN USAHA 
PANGAN 
MASYARAKAT    
TAHUN 2016
BADAN KETAHANAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN 
JAKARTA
i
Sekretariat PUPM
Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian Gd. 
E Lt 6
Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan, Pasar Minggu Jakarta 
Selatan 12550 
Email: sekretariat.tti@gmail.com
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 06/KPTS/KN.010/K/02/201 ........................................................... i-vi
Lampiran 1. Perjanjian Kerjasama .................................................................. 40
DAFTAR ISI ................................................................................................ vii-x
Lampiran 2. Berita acara Serah Terima Dana Pemerintah Kegiatan
Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM) Tahun DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix
Tahun 2016 ................................................................................... 47
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ x
Lampiran 3. 10 Pakta Intergritas Gapoktan/LUPM ( Ketua dan Pengurus
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
Gapoktan/LUPM Pelaksana Kegiatan PUPM Tahun 2016)........ 50
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Ruang Lingkup .................................................................................. 4
Lampiran 4. Rekapitulasi Pelaporan Gapoktan/LUPM .................................... 52
C. Pengertian .......................................................................................... 4

Lampiran 5. Rekapitulasi Pelaporan TTI oleh pendamping ............................. 52


II. TUJUAN, SASARAN, DAN INDIKATOR KEBERHASILAN…... 8
A. Tujuan ................................................................................................ 8
Lampiran 6. Rekapitulasi Pelaporan Kegiatan PUPM Kabupaten/Kota .......... 53
B. Sasaran ............................................................................................... 8
C. Indikator Keberhasilan ....................................................................... 8
Lampiran 7. Rekapitulasi Pelaporan Kegiatan PUPM Provinsi ....................... 54

III. KERANGKA PIKIR ............................................................................ 10


A. Kebijakan ........................................................................................... 10
B. Model Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat ............................ 12

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN ........................................................... 14


A. Kriteria Penentuan Pelaksana PUPM ................................................ 14
B. Penentuan Lokasi ............................................................................... 16
C. Tahapan Pelaksanaan ......................................................................... 16
D. Penetapan Harga Pangan ................................................................... 20
E. Pembinaan dan Pendampingan Kegiatan PUPM ............................... 20
F. Titik Kritis Pelaksanaan Kegiatan ...................................................... 21

V. PEMBIAYAAN..................................................................................... 24
A. Mekanisme Pencairan Dana .............................................................. 24

x vii
B. Mekanisme Pemanfaatan Dana Bantuan Pemerintah ........................ 27
DAFTAR GAMBAR
VI. ORGANISASI DAN TATA KERJA ................................................. 29
A. Tingkat Pusat ..................................................................................... 29
B. Tingkat Provinsi ................................................................................. 30
Gambar 1. Kerangka Pikir Kegiatan PUPM ................................................... 12
C. Tingkat Kabupaten............................................................................. 30
D. Gapoktan/PUPM ................................................................................ 31
Gambar 2. Model Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM) ........... 13
E. TTI ..................................................................................................... 32
F. Tenaga Pendamping ........................................................................... 33
Gambar 3. Mekanisme Seleksi Calon Gapoktan /LUPM, Pedagang
TTI dan Pendamping ...................................................................... 18
VII. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN ......................... 34
A. Monitoring dan Evaluasi ................................................................... 34
Gambar 4. Sistematika Pelaporan Kegiatan PUPM .......................................... 38
B. Pengawasan dan Pengendalian .......................................................... 35
C. Pelaporan ........................................................................................... 36

VIII. PENUTUP ........................................................................................... 39

LAMPIRAN ................................................................................................. 40-54

viii ix
komoditas tersebut di pasar. Kemampuan dalam LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN
pengendalian terhadap faktor-faktor yang berpengaruh REPUBLIK INDONESIA
terhadap distribusi komoditas pangan disinyalir dapat NOMOR : 06/KPTS/KN.010/K/02/2016
mengurangi tekanan inflasi yang berasal dari komoditas TANGGAL : 15 Februari 2016
pangan. Salah satu domain yang perlu diperhatikan dalam
aliran komoditas pertanian adalah pasar induk atau pusat
distribusi pangan suatu komoditas. Pusat distribusi PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN USAHA PANGAN
pangan atau pasar induk adalah tempat yang berfungsi MASYARAKAT TAHUN 2016
sebagai penyangga komoditas utama untuk menunjang
kelancaran arus barang baik antar kabupaten/kota BAB I
maupun antar provinsi untuk tujuan pasar dalam negeri PENDAHULUAN
dan atau luar negeri.
A. Latar Belakang
Berbagai upaya dan kebijakan telah dilakukan oleh
Pemerintah, baik bersifat jangka pendek maupun jangka Harga komoditas pangan yang selalu berfluktuasi dapat
panjang mengacu pada permasalahan utama yang terjadi merugikan petani sebagai produsen, pengolah pangan,
selama ini yaitu tingginya disparitas harga antara pedagang hingga konsumen dan berpotensi menimbulkan
produsen dan konsumen yang mengakibatkan keresahan sosial. Fluktuasi pasokan dan harga pangan
keuntungan tidak proporsional antara pelaku usaha. yang tidak menentu, tidak hanya akan menimbulkan
Harga yang tinggi di tingkat konsumen tidak menjamin keresahan sosial, tetapi juga akan mempengaruhi
petani (produsen) mendapatkan harga yang layak, pengendalian inflasi. Sebagaimana dirilis oleh Badan
sehingga diperlukan keseimbangan harga yang saling Pusat Statistik (BPS), kenaikan harga bahan pangan
menguntungkan, baik di tingkat produsen maupun tingkat digolongkan sebagai inflasi komponen bergejolak (volatile
konsumen. foods), karena sifatnya yang mudah dipengaruhi oleh
masa panen, gangguan alam, harga komoditas bahan
Berdasarkan permasalahan diatas, Kementerian
pangan domestik dan internasional. Oleh karena itu,
Pertanian melakukan terobosan sebagai solusi permanen
hampir semua negara melakukan intervensi kebijakan
dalam mengatasi gejolak harga pangan yaitu melalui
untuk menjaga stabilitas harga pangan pokok dan
kegiatan Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat
strategis. Harga dan pasokan pangan merupakan
(PUPM). Kegiatan tersebut merupakan upaya Pemerintah
indikator-indikator strategis yang saling terkait dan sering
untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan
digunakan untuk mengetahui: (a) status distribusi pangan,
pokok strategis, rantai distribusi pemasaran yang
(b) permasalahan yang disebabkan oleh rantai distribusi
terintegrasi agar lebih efisien, harga konsumen dapat
pangan pokok yang tidak efisien mulai dari tingkat
ditransmisikan dengan baik kepada harga petani

3 1
produsen sampai konsumen, dan (c) ketidakcukupan (produsen), informasi pasar antar wilayah berjalan dengan
pasokan pangan di suatu wilayah. baik, mencegah terjadinya Patron-Client (pemasukan

Dalam konteks regulasi, guna mengatur dan menjaga pangan ke pasar suatu wilayah hanya boleh dipasok oleh
pelaku usaha tertentu), dan mencegah penyalahgunaan
stabilisasi pasokan dan harga pangan, telah terbit 2 (dua)
market power oleh pelaku usaha tertentu.
Undang-Undang terkait stabilitas harga pangan, yaitu
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan Kegiatan PUPM secara tidak langsung berperan dalam
dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang mengatasi anjloknya harga pada masa panen raya dan
Perdagangan. Pemerintah pusat dan daerah bertugas tingginya harga pada saat paceklik dan menjadi instrumen
mengendalikan bertanggung jawab atas ketersediaan yang dibuat Pemerintah untuk menahan gejolak harga
bahan pangan pokok dan strategis di seluruh wilayah dalam situasi tertentu, merupakan mekanisme yang
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahan pangan berkelanjutan baik pada saat situasi suplai melimpah dan
pokok dan strategis tersebut harus tersedia dalam jumlah kurang atau sebagai stabilisator, dalam menjaga pasokan
yang memadai, mutu yang baik, serta pada harga yang pangan pemerintah bersama masyarakat.
wajar untuk menjaga keterjangkauan daya beli di tingkat
konsumen sekaligus melindungi pendapatan produsen. B. Ruang Lingkup

Peningkatan harga komoditas pangan memang dapat Ruang lingkup substansi Pedoman Pengembangan Usaha
berasal dari produsen, namun sumber peningkatan harga Pangan Masyarakat Tahun 2016 meliputi:
tersebut biasanya lebih bersifat fundamental karena di 1. Tujuan, sasaran dan indikator keberhasilan;
dorong oleh meningkatnya harga input/sarana produksi 2. Kerangka pikir;
atau karena faktor kebijakan pemerintah seperti 3. Pelaksanaan kegiatan;
penetapan harga dasar (floor price). Sementara 4. Pembiayaan;
peningkatan harga yang didorong oleh faktor distribusi 5. Organisasi dan tata kerja;
bersifat variabel, seperti panjangnya rantai jalur distribusi, 6. Monitoring, evaluasi dan pelaporan.
hambatan transportasi dan perilaku pedagang dalam: C. Pengertian
menetapkan marjin keuntungan, aksi spekulasi maupun
Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan:
kompetisi antar pedagang. Tingginya volatilitas harga
1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari
komoditas yang terjadi selama ini mengindikasikan bahwa sumber hayati produk pertanian, perkebunan,
faktor distribusi sangat berpengaruh.
kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air,
Di sisi lain dari segi perdagangan dalam negeri yang perlu baik yang diolah maupun tidak diolah yang
mendapat perhatian adalah pada fungsi pasar sebagai diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi
lembaga yang sangat penting dalam sistem distribusi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan

2 4
produksi, pengolahan, pemasaran, perdagangan, dan Pangan, bahan baku Pangan, dan bahan lainnya yang
penunjang. digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan,
14. Jaringan TTI adalah hubungan antar penyedia, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.
penyalur, dan konsumen pangan baik lembaga, 2. Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat yang
kelompok, individu, ataupun masyarakat secara selanjutnya disingkat PUPM adalah kegiatan
langsung maupun tidak langsung. memberdayakan lembaga usaha pangan masyarakat
15. Harga Pembelian Pemerintah adalah harga pembelian atau gabungan kelompok tani dalam melayani Toko
Pemerintah untuk komoditas gabah/beras sesuai Tani Indonesia untuk menjaga stabilisasi pasokan dan
dengan Instruksi Presiden tentang Kebijakan harga pangan.
Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh 3. Dana Bantuan Pemerintah adalah bersumber dari
Pemerintah. APBN Tahun 2016 dilaksanakan melalui dana
16. Harga Beli Gapoktan/Lembaga Masyarakat yang dekonsentrasi yang disalurkan/ ditransfer langsung ke
bergerak di bidang pangan adalah harga beli kepada rekening Gapoktan/LUPM dalam rangka stabilisasi
petani dengan harga yang layak. pasokan dan harga pangan.
17. Harga Jual Gapoktan adalah harga jual produk pangan 4. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari
dari Gapoktan/Lembaga Masyarakat yang bergerak di APBN yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil
bidang pangan kepada TTI. Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan
18. Harga Eceran Tertinggi adalah harga acuan tertinggi pengeluaran dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi,
produk pangan yang dijual oleh pedagang TTI kepada tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi
konsumen dalam satuan (Rp/kg). vertikal pusat di daerah.
19. Pendampingan adalah proses pembimbingan untuk 5. Toko Tani Indonesia yang selanjutnya disingkat TTI
meningkatkan kemampuan manajerial dan aktivitas adalah yang dirancang untuk menjual komoditas
pengendalian pasokan dan harga pangan kepada pangan hasil produksi petani sesuai harga yang wajar
PUPM dan pedagang TTI, meningkatkan kemampuan kepada konsumen yang dipasok oleh
teknis, melakukan pemantauan, pengendalian, serta Gapoktan/Lembaga Usaha Pangan Masyarakat,
pengawasan internal oleh Kementerian Pertanian. dan/atau BULOG.
6. Gapoktan adalah kumpulan beberapa kelompok tani
yang bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan
skala ekonomi dan efisiensi serta berkekuatan hukum.
7. Lembaga Usaha Pangan Masyarakat yang selanjutnya
disingkat LUPM adalah lembaga usaha bersama yang
berkembang di masyarakat bergerak di bidang

7 5
produksi/usaha pangan, berorientasi bisnis, memiliki BAB II
struktur organisasi dan berkekuatan hukum. TUJUAN, SASARAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN
8. Rencana Usaha Pangan Masyarakat yang selanjutnya
disingkat RUPM adalah rencana usaha yang disusun A. Tujuan
secara sistematis dan partisipatif yang kemudian Tujuan Pedoman Umum ini adalah untuk memberikan
digunakan sebagai dasar pencairan atau rekomendasi arah dan petunjuk kepada aparat pemerintah pusat dan
dari Tim Teknis dan Ketua LUPM dalam rangka daerah, instansi terkait, Gapoktan/LUPM dan Pedagang
pembelanjaan Dana Bantuan Pemerintah untuk TTI. Dengan demikian pelaksanaan kegiatan PUPM dapat
kegiatan pembelian/pengadaan dan penyaluran bahan mencapai tujuan yang telah ditentukan, yaitu:
pangan. 1. menyerap produk pertanian nasional dengan harga
9. Komoditas pangan adalah produk pangan yang yang layak dan menguntungkan petani khususnya
diperjual-belikan pada kegiatan TTI dalam rangka bahan pangan pokok dan strategis;
stabilisasi harga pangan yaitu: beras, minyak goreng, 2. mendukung stabilisasi pasokan dan harga pangan
gula pasir, cabai merah, bawang merah, daging sapi, pokok dan strategis; dan
dan komoditas lain yang ditentukan oleh Pemerintah. 3. memberikan kemudahan akses konsumen/masyarakat
10. Petani adalah warga negara Indonesia, baik terhadap bahan pangan pokok dan strategis, dengan
perseorangan maupun beserta keluarganya yang harga yang terjangkau dan wajar.
melakukan usaha tani di bidang Pangan.
11. Perdagangan Pangan adalah setiap kegiatan atau B. Sasaran
serangkaian kegiatan dalam rangka penjualan dan/atau
Sasaran kegiatan PUPM pada Tahun Anggaran 2016
pembelian Pangan, termasuk penawaran untuk
adalah 500 (lima ratus) Gapoktan/LUPM yang melayani
menjual pangan dan kegiatan lain yang berkenaan
1.000 (seribu) TTI, untuk kemudahan akses pangan
dengan pemindahtanganan pangan dengan
kepada masyarakat dengan harga yang wajar di 33
memperoleh imbalan.
provinsi tersebar di kabupaten/kota di daerah konsumen
12. Peredaran Pangan adalah setiap kegiatan atau
utamanya yang menjadi barometer fluktuasi harga dan
serangkaian kegiatan dalam rangka penyaluran
pasokan.
Pangan kepada masyarakat, baik diperdagangkan
maupun tidak.
C. Indikator Keberhasilan
13. Pelaku Usaha Pangan adalah setiap orang yang
bergerak pada satu atau lebih subsistem agribisnis Untuk mengukur keberhasilan kegiatan PUPM, digunakan
Pangan, yaitu penyedia masukan produksi, proses beberapa indikator kinerja :
1. Indikator Masukan (Input)
a. Dana bantuan pemerintah;

6 8
Kementerian Pertanian menyusun dan melaksanakan 7 b. 500 (lima ratus) Gapoktan/LUPM di 33 (tiga puluh
Strategi Utama Penguatan Pembangunan Pertanian tiga) provinsi;
untuk Kedaulatan Pangan (P3KP) meliputi (1) c. Pasokan pangan yang berkelanjutan kepada 1000
peningkatan ketersediaan dan pemanfaatan lahan, (2) (seribu) TTI; dan
peningkatan infrastruktur dan sarana pertanian, (3) d. Pendampingan, pengawalan, dan bimbingan teknis
pengembangan dan perluasan logistik benih/bibit, (4) di 33 provinsi.
penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan dan 2. Indikator Keluaran (Output)
penguatan pembiayaan, (6) pengembangan dan a. Tersalurkannya dana bantuan pemerintah kepada
penguatan bioindustri dan bioenergi, serta (7) penguatan Gapoktan/LUPM;
jaringan pasar produk pertanian. Salah satu strategi b. 500 (lima ratus) Gapoktan/LUPM pemasok TTI;
tersebut adalah penguatan jaringan pasar produk c. 1.000 (seribu) jaringan pemasaran baru bagi
pertanian, hal ini yang mendasari kegiatan PUPM yang produsen/petani;
berguna untuk stabilisasi harga pangan dan jaminan d. Terlaksanya pendampingan, pengawalan, dan
pasar di tingkat produsen dan stabilisasi pasokan dan bimbingan teknis di 33 (tiga puluh tiga) provinsi.
harga pangan di tingkat konsumen. e. Tercapainya stabilisasi harga beras dengan
koefisien varian (CV) ≤ 10%.
Kebijakan tersebut diarahkan untuk: (1) mendukung
3. Indikator hasil (Outcome)
upaya petani memperoleh harga produksi yang lebih baik;
a. stabilitas pasokan dan harga pangan yang
(2) meningkatkan kemampuan petani memperoleh nilai
diperjualbelikan di jaringan TTI;
tambah dari hasil produksi untuk meningkatkan
b. posisi tawar petani meningkat;
kesejahteraan petani; (3) membantu petani dalam hal
c. terbentuknya jaringan pemasaran bagi
jaminan pemasaran produk hasil pangan; (4) memperkuat
produsen/petani;
kemampuan pengelolaan cadangan pangan nasional; dan
d. kemudahan akses masyarakat terhadap pangan
(5) mempermudah akses pangan bagi konsumen baik
bagi masyarakat; dan
dari sisi harga atau kuantitas.
e. konsumen memperoleh harga pangan yang wajar.

11 9
BAB III
KERANGKA PIKIR

A. Kebijakan
Kemendag/Bulog/
NAWA CITA atau agenda prioritas Kabinet Kerja Instansi terkait Lainnya
mengarahkan pembangunan pertanian ke depan untuk
mewujudkan kedaulatan pangan, agar Indonesia sebagai
bangsa dapat mengatur dan memenuhi kebutuhan
pangan rakyatnya secara berdaulat. Kedaulatan pangan
diterjemahkan dalam bentuk kemampuan bangsa dalam
hal: (1) mencukupi kebutuhan pangan dari produksi
dalam negeri; (2) mengatur kebijakan pangan secara
mandiri; serta (3) melindungi dan menyejahterakan petani
sebagai pelaku utama usaha pertanian pangan. Dengan Gambar 1. Kerangka Pikir Kegiatan PUPM
kata lain, kedaulatan pangan harus dimulai dari
B. Model Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat
swasembada pangan yang secara bertahap diikuti
dengan peningkatan nilai tambah usaha pertanian secara Pelaksanaan kegiatan PUPM dilaksanakan melalui
luas untuk meningkatkan kesejahteraan petani. dukungan dana APBN. Kegiatan ini dilaksanakan melalui
alokasi dana Badan Ketahanan Pangan, Kementerian
Menurut Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2015-
Pertanian dalam bentuk dana dekonsentrasi yang
2019, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
diberikan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
(RPJPN) 2005-2025 yang saat ini memasuki tahap ke-3
yang melaksanakan urusan di bidang ketahanan pangan
(2015-2019) difokuskan untuk memantapkan
Provinsi. Dana yang dialokasikan tersebut disalurkan
pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan
kepada Gapoktan/LUPM yang bergerak di bidang pangan
pembangunan kompetitif perekonomian yang berbasis
dalam bentuk dana Bantuan Pemerintah untuk melakukan
sumberdaya alam yang tersedia, sumberdaya manusia
pembelian pangan pokok dan strategis dari petani/mitra
yang berkualitas dan kemampuan penguasaan ilmu
dan selanjutnya memasok pangan pokok dan strategis
pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Pada RPJMN tahap-
tersebut kepada TTI untuk dijual kepada konsumen
3 (2015-2019), sektor pertanian masih menjadi sektor
dengan harga yang layak. Dalam hal ini TTI yang
penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Sasaran
dimaksud adalah pedagang yang menjadi mitra
pembangunan pertanian ke depan perlu disesuaikan
Gapoktan/LUPM yang bergerak di bidang pangan yang
terkait dengan cakupan pembangunan pertanian yang
terikat melalui kerjasama antara kedua belah pihak.
lebih luas dan skala.

10 12
g. Memiliki jejaring pemasaran;
h. Tidak sedang menerima bantuan lain yang sejenis
dari Kementerian Pertanian pada tahun yang sama;
i. Sanggup memasok bahan pangan secara
berkelanjutan minimal ke 2 (dua) TTI yang
dinyatakan dalam kontrak kerjasama;
j. Sanggup menjaga kualitas pasokan bahan pangan
secara kontinyu;
k. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan
dan keuangan;
l. Sanggup membuat pembukuan dan pelaporan
secara tertib dan periodik.

2. TTI yang akan menjadi pelaksana kegiatan TTI Gambar 2. Model Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat
mengacu kepada kriteria : (PUPM)
a. Pedagang tetap;
b. Memiliki tempat usaha milik pribadi atau sewa;
c. Berlokasi strategis yang mudah dijangkau
konsumen;
d. Memiliki SIUP/NPWP/UD (minimal surat izin usaha
dari desa);
e. Berpengalaman dalam kegiatan perdagangan
pangan minimal 1 (satu) tahun;
f. Tidak sedang bermasalah dalam hutang/piutang
dengan pihak manapun;
g. Sanggup melakukan kontrak kerjasama dengan
Gapoktan/ LUPM;
h. Sanggup membuat pembukuan dan pelaporan
secara tertib dan periodik
 Menjual produk pangan TTI.
 Membuat catatan transaksi penjualan khusus
kegiatan TTI dan melakukan pelaporan.

15 13
BAB IV 3. Tenaga Pendamping yang akan mendampingi
PELAKSANAAN KEGIATAN Gapoktan/LUPM atau pendamping Gapoktan/LUPM
dan TTI mengacu pada kriteria :
Untuk menetapkan pelaksana kegiatan PUPM baik a. Berpendidikan minimal SMU atau sederajat;
Gapoktan/LUPM maupun pedagang TTI dilakukan melalui b. Diutamakan berdomisili dekat dengan
identifikasi Calon Penerima Calon Lokasi (CPCL) dengan Gapoktan/LUPM;
memperhatikan kriteria yang ditetapkan dalam pedoman ini. c. Satu orang pendamping akan mendampingi 1 (satu)
Identifikasi CPCL dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Gapoktan/LUPM;
Daerah (SKPD) yang melaksanakan urusan di bidang d. Memiliki komitmen untuk mendampingi dan
ketahanan pangan kabupaten/kota yang selanjutnya membimbing Gapoktan/ LUPM dan TTI sesuai
diusulkan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Tim
yang melaksanakan urusan di bidang ketahanan pangan Pembina Provinsi dan Tim Teknis Kabupaten/Kota;
provinsi untuk ditetapkan melalui Keputusan Pejabat Pembuat e. Sanggup membuat rencana kerja dan jadwal
Komitmen (PPK) dan diketahui oleh Kuasa Pengguna pelaksanaan kegiatan PUPM secara tertulis
Anggaran (KPA), setelah dilakukan verifikasi terhadap CPCL mengenai pendampingan dan pembinaan kepada
yang diusulkan. Gapoktan/LUPM dan pedagang TTI;
A. Kriteria Penentuan Pelaksana PUPM f. Sanggup melaksanakan kunjungan dan pembinaan
secara rutin minimal satu kali dalam dua minggu
1. Gapoktan/LUPM yang dipilih sebagai penerima dana
bantuan pemerintah dengan kriteria: kepada Gapoktan/LUPM dan pedagang TTI;
a. Memiliki legalitas (disahkan oleh g. Membuat laporan berkala.
Bupati/Walikota/Camat/Lurah/ Kepala Desa);
B. Penentuan Lokasi
b. Berorientasi bisnis dan memiliki pengalaman dalam
kegiatan perdagangan pangan minimal 3 (tiga) Lokasi TTI berada di daerah konsumen, terutama yang
tahun; menjadi barometer fluktuasi harga pangan tersebar di 33
c. Memiliki AD/ART dan struktur organisasi; (tiga puluh tiga) provinsi.
d. Memiliki penggilingan (Rice Miling Unit) yang
berstatus milik Gapoktan /milik anggota yang C. Tahapan Pelaksanaan
bermitra dengan Gapoktan dalam kegiatan
1. Penetapan Gapoktan/LUPM dilakukan melalui
pengolahan beras;
tahapan:
e. Diutamakan memiliki mesin pengering (dryer);
a. Identifikasi dan seleksi CPCL dilakukan oleh Tim
f. Menyediakan gudang penyimpanan pangan dan
Teknis Kabupaten/Kota;
aset pendukung lainnya;

14 16
4. Kewajiban Penerima Bantuan Pemerintah b. Hasil CPCL diusulkan ke provinsi selanjutnya
Gapoktan/LUPM selaku penerima Dana Bantuan diverifikasi oleh Tim Pembina Provinsi bersama Tim
Pemerintah harus : Teknis Kabupaten/Kota;
a. Menandatangani Perjanjian Kerjasama dengan PPK c. Pengusulan Gapoktan/LUPM bersamaan dengan
(Format 1); pengusulan TTI terpilih dilakukan dalam satu kali
b. Menandatangani Berita Acara Penerima Bantuan pengusulan untuk ditetapkan dalam bentuk
Pemerintah (Format 2) yang berisi: Keputusan PPK;
1) Kesanggupan pihak kedua (Gapoktan/LUPM) d. Penetapan Gapoktan/LUPM sebagai penerima
melaksanakan kegiatan PUPM; manfaat bantuan pemerintah oleh PPK dan disahkan
2) Kesanggupan pihak kedua (Gapoktan/LUPM) oleh KPA di provinsi;
memanfaatkan dana sesuai RUPM; e. Khusus untuk wilayah DKI Jakarta, penetapan
3) Kesanggupan memasok TTI secara Gapoktan dapat dilakukan kepada Gapoktan yang
berkelanjutan dengan kualitas yang baik; berlokasi di wilayah DKI Jakarta atau wilayah lain
c. Menandatangani Pakta Integritas (Format 3); yang berdekatan dengan DKI Jakarta
d. Melaporkan pemanfaatan dana bantuan pemerintah f. Beberapa Gapoktan/LUPM dari Gapoktan/LUPM
dan menyampaikan kepada Tim Teknis dan PPK Provinsi Jawa Barat dan Banten terpilih sebagai
secara berkala; dan penerima manfaat bantuan pemerintah dapat
e. Membuat laporan pertanggungjawaban kepada PPK memasok kepada TTI yang berada di DKI Jakarta.
setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran 2. Penetapan TTI dilakukan melalui tahapan:
dengan melampirkan: a. Identifikasi dan seleksi CPCL TTI dilakukan oleh Tim
1) Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan yang Teknis Kabupaten/Kota;
ditandatangani oleh Ketua dan atau perwakilan b. Hasil CPCL TTI bersama dengan CPCL
Gapoktan/LUPM dan PPK serta dua orang saksi
Gapoktan/LUPM oleh Tim Teknis diusulkan kepada
dari Satuan Kerja Perangkat Daerah yang provinsi melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah
melaksanakan urusan di bidang ketahanan yang melaksanakan urusan di bidang ketahanan
pangan provinsi dan anggota lainnya dari pangan kabupaten/kota untuk selanjutnya
Gapoktan penerima bantuan; diverifikasi oleh Tim Pembina Provinsi bersama Tim
2) Daftar perhitungan dana awal, penggunaan dan Teknis Kabupaten/Kota;
sisa dana; c. Penetapan Pedagang TTI oleh PPK disahkan oleh
3) Surat Pernyataan bahwa bukti-bukti pengeluaran
KPA di provinsi bersamaan dengan penetapan
telah disimpan secara baik dan tertib; Gapoktan/LUPM;

19 17
d. Beberapa Pedagang TTI di DKI Jakarta yang sudah 4) Bukti setor ke rekening kas Negara dalam hal
ditetapkan akan dipasok dari Gapoktan/LUPM terdapat sisa dana bantuan yang tidak
Provinsi Jawa Barat dan Banten. dimanfaatkan di tahun berjalan.

3. Penetapan Tenaga Pendamping dilakukan melalui


D. Penetapan Harga Pangan
tahapan:
a. Seleksi tenaga pendamping dilakukan oleh Tim Harga yang perlu ditetapkan agar tujuan PUPM tercapai
Teknis Kabupaten/Kota; antara lain:
b. Hasil seleksi diusulkan ke provinsi selanjutnya 1. Harga beli di tingkat petani oleh Gapoktan/LUPM
diverifikasi oleh Tim Pembina Provinsi bersama Tim Penetapan harga pembelian pangan pokok strategis di
Teknis Kabupaten/Kota; tingkat petani bertujuan untuk memberikan jaminan
c. Pengusulan Pendamping bersamaan dengan kepada petani untuk mendapatkan keuntungan yang
pengusulan Gapoktan/ LUPM dan Pedagang TTI wajar, meningkatkan pendapatan petani, dan
terpilih dilakukan dalam satu kali pengusulan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Penetapan Harga
ditetapkan dalam bentuk Keputusan PPK dan Pembelian Petani minimal merujuk pada Harga
disahkan oleh KPA di provinsi dalam satu Surat Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah.
Keputusan. 2. Harga jual TTI ke konsumen (HET)
Penetapan harga pembelian pangan pokok strategis di
Provinsi Kepala Tim Pembina tingkat konsumen bertujuan untuk menentukan harga
Badan/Dinas/Kantor acuan di tingkat konsumen yang ditetapkan oleh
pemerintah sesuai dengan kondisi harga normal di
suatu wilayah. Harga jual TTI dapat ditentukan
berdasarkan harga beras rata-rata 3 (tiga) bulan
Kabupaten/Kota/Kepala terakhir, keuntungan TTI tidak lebih dari 2.5 % dan
Badan/Dinas/Kantor Tim Teknis harga jual TTI harus lebih rendah dari harga pasar.
Data harga bersumber dari BPS maupun panel harga.

E. Pembinaan dan Pendampingan Kegiatan PUPM


Gapoktan/LUPM Pedagang Pendamping Pembinaan dan pendampingan dilakukan secara
TTI berjenjang pada setiap tingkatan mulai dari pusat, provinsi
dan kabupaten/kota. Untuk itu perlu dibentuk Tim Pokja
Gambar 3. Mekanisme Seleksi Calon Gapoktan/LUPM, PUPM di tingkat pusat dan Tim Pembina di tingkat
Pedagang TTI, dan Pendamping provinsi serta Tim Teknis di tingkat Kabupaten/Kota.

18 20
7. monitoring kesesuaian pelaksanaan kegiatan sesuai Tim Pokja PUPM Pusat dan Tim Pembina Provinsi dan
dengan pedoman yang telah disusun; dan, Tim Teknis Kabupaten/Kota melaksanakan tugas
8. evaluasi dan pelaporan pertanggungjawaban yang pembinaan dan pendampingan kegiatan PUPM dalam
dilakukan oleh ketua Gapoktan/LUPM serta TTI. bentuk:
1. Sosialisasi tentang maksud, tujuan, manfaat, serta
dukungan kegiatan PUPM;
2. Penyampaian komitmen kepada petani untuk selalu
memasok hasil produk pertaniannya kepada TTI
melalui Gapoktan/LUPM;
3. Melakukan fasilitasi dalam hal:
a. Penguatan kelembagaan Gapoktan/LUPM dan TTI
dalam rangka mendorong Gapoktan/LUPM menjadi
lembaga ekonomi masyarakat yang mandiri di
kabupaten/kota dan TTI menjadi sarana bagi
konsumen/masyarakat untuk mengakses pangan
dengan mudah pada harga yang wajar;
b. Peningkatan kemampuan manajerial TTI mencakup
perencanaan penjualan, pembukuan kegiatan TTI,
dan pelaporan. Disamping itu, dari sisi
Gapoktan/LUPM dilakukan peningkatan
kemampuan manajerial, penyediaan, pengelolaan,
dan penyaluran pangan;
c. Pengembangan jejaring kemitraan usaha TTI dalam
rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan;

F. Titik Kritis Pelaksanaan Kegiatan


Pengendalian terhadap titik kritis pelaksanaan kegiatan
PUPM dilakukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
dan Pejabat Pembuat Komitmen pada Satuan Kerja
Perangkat Pusat, Daerah provinsi dan kabupaten/kota
yang melaksanakan urusan di bidang ketahanan pangan.

23 21
Instrumen pengendalian yang digunakan dalam BAB V
pelaksanaan kegiatan PUPM Tahun 2016 antara lain: (1) PEMBIAYAAN
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembiayaan kegiatan bersumber dari dana APBN Tahun
Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Anggaran 2016 Badan Ketahanan Pangan, Kementerian
Negara/Lembaga; (2) Permentan Nomor 62 Tahun 2015 Pertanian berupa dana dekonsentrasi di provinsi.
Tentang Pedoman Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Penggunaan, penyaluran, pencairan dan
Pemerintah Lingkuup Kementerian Pertanian Tahun pertanggungjawaban Bantuan Pemerintah kepada
Anggaran 2016, dan (3) Keputusan Menteri Pertanian
Gapoktan/LUPM mengikuti Mekanisme Pelaksanaan
Nomor 83 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Anggaran Bantuan Pemerintah dalam Peraturan Menteri
Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat TA 2016.
Keuangan Nomor PMK-168/PMK-05/2015 pada Pasal 3
Terdapat 8 (delapan) titik kritis dalam pelaksanaan Bagian ke Tujuh huruf (g). Bantuan lainnya yang memiliki
kegiatan PUPM yang perlu mendapatkan perhatian, yaitu: karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh
1. sosialisasi kegiatan PUPM Tahun 2016 yang dilakukan Pangguna Anggaran (PA), dalam bentuk Peraturan Menteri
oleh Tim Pokja Puast, Pembina Provinsi maupun Tim Pertanian (Permentan) 62 Tahun 2015 Tentang Pedoman
Teknis kabupaten/kota; Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup
2. persiapan, pelaksanaan, identifikasi, seleksi, dan Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2016.
verifikasi calon Gapoktan/LUPM, TTI, dan Pendamping Dana Bantuan Pemerintah yang bersumber dari APBN Tahun
kegiatan PUPM Tahun 2016 serta calon lokasi; 2016 disalurkan kepada 500 (lima ratus) Gapoktan/LUPM
3. transfer/penyaluran Dana Bantuan Pemerintah untuk memasok 1.000 (seribu) TTI. Pencairan dana Bantuan
Kegiatan PUPM Tahun 2016 ke rekening Pemerintah kepada Gapoktan/LUPM sudah dapat disalurkan
Gapoktan/LUPM; mulai bulan Februari 2016 setelah semua persyaratan
4. pencairan Dana Bantuan Pemerintah yang dilakukan pencairan dana dipenuhi. Dana yang telah disalurkan kepada
oleh ketua Gapoktan/LUPM; Gapoktan/LUPM dimanfaatkan sesuai dengan RUPM
5. pemanfaatan Dana Bantuan Pemerintah yang berdasarkan kebutuhan.
dilakukan oleh ketua Gapoktan/LUPM dalam
pengadaan pangan, operasional/penanganan (sortasi, A. Mekanisme Pencairan Dana
pengemasan, transportasi), dan penyaluran/memasok
Mekanisme pencairan dana dilaksanakan melalui
bahan pangan pokok dan strategis kepada TTI;
tahapan:
6. pelaksanaan penjualan pangan pokok dan strategis
1. Pencairan dana bantuan pemerintah yang diberikan
oleh TTI;
kepada Gapoktan/LUPM dapat dilakukan sekaligus

22 24
B. Mekanisme Pemanfaatan Dana Bantuan Pemerintah atau bertahap yang ditetapkan oleh KPA. Mekanisme
1. Pemanfaatan dana bantuan pemerintah setelah penyaluran dana bantuan pemerintah melalui LS ke
pencairan : rekening penerima bantuan dilakukan berdasarkan
a. Pemanfaatan dana bantuan pemerintah hanya untuk Keputusan dan Perjanjian Kerjasama antara
digunakan di tahun berjalan. Jika terdapat dana Gapoktan/LUPM dengan PPK yang diketahui oleh
yang tidak digunakan harus disetor ke kas negara di KPA.
akhir tahun. 2. Perjanjian Kerjasama yang paling sedikit memuat :
b. Setelah dana bantuan pemerintah dicairkan kepada a. Maksud dan tujuan;
Gapoktan/ LUPM, pemanfaatan dapat dilakukan b. Ruang lingkup;
secara bertahap dengan mempertimbangkan c. Hak dan kewajiban para pihak,
kebutuhan dan waktu pelaksanaan yang dibuat d. Jumlah bantuan yang diterima;
dalam bentuk usulan rencana pembelian bahan e. TTI yang akan bermitra dengan Gapoktan/LUPM;
pangan pokok kepada petani/mitra dan usulan
f. Mekanisme pelaksanaan mengatur mengenai tata
pasokan oleh TTI kepada Gapoktan/LUPM. Tahap cara dan syarat penyaluran;
pertama dapat dicairkan maksimal 60% dan sisanya g. Pernyataan kesanggupan Gapoktan/LUPM untuk
sebesar 40% dapat diajukan untuk pencairan tahap menggunakan bantuan sesuai rencana yang telah
kedua yakni setelah penggunaan dana tahap disepakati;
pertama sebesar minimal 50% yang dibuktikan
h. Pernyataan kesanggupan Gapoktan/LUPM untuk
dengan laporan pemanfaatan dana.
menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke kas
2. Penggunaan Dana bantuan pemerintah untuk kegiatan negara;
PUPM sebesar Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) i. Sanksi yang dapat dijatuhkan apabila tidak
yang diberikan kepada Gapoktan/LUPM dengan rincian memanfaatkan dana bantuan pemerintah sesuai
penggunaan sebagai berikut: dengan pedoman;
a. Pembelian bahan pangan pokok dan strategis dari j. Penyampaian laporan penggunaan dana secara
petani/mitra dan memasok/menyalurkan kepada TTI berkala kepada PPK;
sebesar 70% dari dana bantuan. k. Penyampaian laporan pertanggungjawaban kepada
b. Biaya transportasi, sortasi dan kemasan dan biaya PPK setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun
operasional lainnya sebesar 30% dari dana bantuan. anggaran;
Untuk pengemasan komoditas yang dijual oleh TTI l. Jangka waktu;
menggunakan kemasan yang ada logo TTI dan m. Pilihan hukum, mengatur dalam hal pelaksanaan
desain akan dibuat oleh Badan Ketahanan Pangan, dan/atau terjadinya perselisihan terkait dengan
pelaksanaan PUPM.

27 25
3. Gapoktan/LUPM mengajukan permohonan permintaan Kementerian Pertanian untuk selanjutnya
pembayaran kepada PPK dilampiri dokumen pencairan diperbanyak oleh Gapoktan/ LUPM.
dana dan RUPM sesuai dengan perjanjian kerjasama; c. apabila Gapoktan hanya memasok untuk 2 (dua) TTI
4. Pengajuan permohonan pembayaran oleh maka maksimal untuk 1 (satu) TTI dipasok sebesar
Gapoktan/LUPM dengan melampirkan: 60%. Jika Gapoktan memasok lebih dari 2 (dua) TTI
a. Perjanjian kerjasama yang telah ditandatangani oleh maka 1 (satu) TTI dipasok maksimal 40%.
Gapoktan/LUPM;
b. Kuitansi bukti penerimaan uang yang telah
ditandatangani oleh Gapoktan/LUPM; dan
c. Permohonan pembayaran tahap ke-2 harus
melampirkan laporan kemajuan pelaksanaan
kegiatan.
5. PPK melakukan pengujian permohonan permintaan
pembayaran sesuai dengan Petunjuk Pelaksanaan
Penyaluran Bantuan Pemerintah.
6. PPK mengesahkan kuitansi bukti penerimaan uang,
serta menerbitkan SPP setelah pengujian sesuai
dengan Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan
Pemerintah.
7. Dalam hal pengujian tidak sesuai dengan Petunjuk
Juknis, PPK menyampaikan informasi kepada
Gapoktan/LUPM untuk melengkapi dan memperbaiki
dokumen permohonan.
8. SPP untuk pembayaran secara sekaligus disampaikan
kepada PP-SPM dengan dilampiri :
a. Perjanjian kerjasama yang telah ditandatangani oleh
penerima bantuan dan PPK; dan
b. Kuitansi bukti penerimaan uang yang telah
ditandatangi oleh penerima bantuan dan disahkan
oleh PPK.

26 28
2. Dalam rangka pelaksanaan Kegiatan PUPM maka BAB VI
Bupati/Walikota menetapkan: ORGANISASI DAN TATA KERJA
a. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah
kabupaten/kota yang melaksanakan urusan di Agar pelaksanaan kegiatan PUPM memenuhi kaidah
bidang ketahanan pangan sebagai pengelolaan sesuai prinsip pelaksanaan pemerintahan yang
penanggungjawab kegiatan PUPM; baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean
b. Tim Teknis Kabupaten/Kota beranggotakan dari governance), maka dibentuk Tim Pokja Pusat dan Tim
beberapa instansi terkait. Pembina Provinsi sedangkan pada tingkat kabupaten/kota
3. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah dibentuk Tim Teknis, dengan organisasi kegiatan secara rinci
kabupaten/kota yang melaksanakan urusan di bidang sebagai berikut :
ketahanan pangan selaku penanggungjawab kegiatan A. Tingkat Pusat
PUPM bersama Tim Teknis Kabupaten/Kota 1. Menteri Pertanian melalui Badan Ketahanan Pangan
melaksanakan kegiatan sebagai berikut: bertugas melaksanakan kegiatan pengawalan,
a. Sosialisasi, koordinasi, integrasi, dan advokasi verifikasi, pendampingan, bimbingan teknis, pembinaan
dengan instansi terkait dalam pelaksanaan kegiatan dan koordinasi.
PUPM; 2. Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kementerian
b. Membina, memantau, mengevaluasi, mengawasi, Pertanian sebagai penanggungjawab kegiatan
pengendalian, dan pelaporan kegiatan PUPM ke bersama Tim Pokja Pusat melaksanakan kegiatan
Bupati/Walikota dan Gubernur; berikut:
c. Mengidentifikasi CPCL Gapoktan/LUPM dan a. Menerbitkan Pedoman Umum Kegiatan PUPM;
Pedagang TTI; b. Melakukan sosialisasi, koordinasi, integrasi, dan
d. Mengusulkan CPCL Gapoktan/LUPM, dan advokasi dengan lembaga terkait dalam
Pedagang TTI kepada provinsi; pelaksanaan kegiatan PUPM;
e. Mengusulkan pendamping kegiatan PUPM kepada c. Melakukan bimbingan teknis untuk Gapoktan/LUPM,
provinsi; dan TTI, dan pendamping;
f. Mendampingi Gapoktan/LUPM dalam proses d. Melakukan pertemuan secara berkala;
pengusulan pencairan dana bantuan pemerintah e. Memverifikasi, mengawal, membina, memantau,
untuk kegiatan TTI. mengevaluasi, mengawasi, mengendalikan, dan
melaporkan kegiatan PUPM.

31 29
B. Tingkat Provinsi D. Gapoktan/LUPM
1. Gubernur bertanggung jawab dalam pelaksanaan Gapoktan/LUPM melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
kegiatan PUPM di tingkat Provinsi. 1. Bersedia dan sanggup melaksanakan kegiatan PUPM;
2. Dalam rangka pelaksanaan Kegiatan PUPM maka 2. Bersedia dan sanggup melakukan identifikasi CPCL
Gubernur menetapkan: untuk pedagang TTI;
a. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi 3. Melakukan pembelian bahan pangan pokok dan
yang melaksanakan urusan di bidang ketahanan strategis kepada petani/mitra dengan harga yang
pangan sebagai penanggungjawab pelaksana menguntungkan bagi petani;
kegiatan PUPM; 4. Melakukan pasokan dan menjaga stabilisasi pasokan
b. Tim Pembina Provinsi beranggotakan dari beberapa bahan pangan pokok dan strategis yang berkualitas
instansi terkait. secara berkelanjutan kepada pedagang TTI;
3. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi yang 5. Membuat pembukuan penerimaan dan penyaluran
melaksanakan urusan di bidang ketahanan pangan (penjualan) serta mengirimkan laporan kepada PPK
selaku penanggung jawab kegiatan PUPM bersama dan BKP provinsi melalui BKP kabupaten/kota.
dengan Tim Pembina Provinsi melaksanakan kegiatan
sebagai berikut: E. TTI
a. Menyusun petunjuk pelaksanaan (juklak) kegiatan TTI melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
PUPM; 1. Bersedia dan sanggup melaksanakan kegiatan PUPM;
b. Sosialisasi, koordinasi, integrasi, dan advokasi 2. Melakukan penjualan bahan pangan pokok dan
dengan instansi terkait dalam pelaksanaan kegiatan strategis sesuai dengan kesepakatan yang telah
TTI; ditentukan;
c. Mengidentifikasi, memverifikasi, mendampingi, 3. Menjaga stabilisasi stok secara berkelanjutan dengan
membina, memantau, mengevaluasi, mengawasi, harga yang wajar (tidak bergejolak);
pengendalian, dan pelaporan kegiatan PUPM ke 4. Bekerjasama dengan Gapoktan/LUPM menjaga
Gubernur dan Pusat; kontinuitas penyaluran dan kualitas pangan dengan
d. Melakukan verifikasi terhadap CPCL harga yang wajar;
Gapoktan/LUPM yang diusulkan oleh 5. Membuat pembukuan/pencatatan penerimaan dan
kabupaten/kota. penyaluran (penjualan);
6. Melakukan stock opname dan tutup buku pada akhir
C. Tingkat Kabupaten/Kota tahun;
1. Bupati/Walikota bertangungjawab terhadap
pengelolaan kegiatan PUPM di kabupaten/kota;

30 32
B. Pengawasan dan Pengendalian F. Tenaga Pendamping
Pengawasan merupakan proses dan semua aktivitas Tenaga Pendamping melaksanakan hal-hal sebagai
yang dilakukan oleh Tim Pembina Pusat/Provinsi, dan berikut:
Tim Teknis Kabupaten/Kota untuk memastikan bahwa 1. Mendampingi dan membimbing Gapoktan/ LUPM dan
segala kegiatan PUPM yang terlaksana sesuai dengan TTI sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Tim
yang telah direncanakan. Sedangkan kegiatan Pembina Provinsi dan Tim Teknis Kabupaten/Kota;
pengendalian merupakan tindakan yang diperlukan untuk 2. Membuat rencana kerja dan jadwal pelaksanaan
mengatasi risiko serta penetapan dan pelaksanaan kegiatan PUPM secara tertulis mengenai
kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa pendampingan dan pembinaan kepada
tindakan mengatasi risiko telah dilaksanakan secara Gapoktan/LUPM dan pedagang TTI;
efektif. Kegiatan pengendalian dapat dilakukan antara 3. Melaksanakan kunjungan dan pembinaan secara rutin
lain: minimal satu kali dalam dua minggu kepada
1. Pembinaan secara berkelanjutan terhadap Gapoktan/LUPM dan pedagang TTI;
Gapoktan/LUPM, TTI, Petani, dan pendamping yang 4. Mengumpulkan data mingguan TTI dan Gapoktan;
melakukan pembinaan dan/atau yang 5. Mengirimkan laporan mingguan melalui sms center
bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kegiatan sesuai dengan format yang telah ditentukan.
PUPM;
2. Pengendalian atas pengelolaan keuangan yang
dilakukan oleh Gapoktan/LUPM dan pedagang TTI;
3. Pengendalian atas pembelian dari petani dan atau
mitra yang dilakukan oleh Gapoktan/LUPM dan
pasokan/penyaluran dari Gapoktan/LUPM kepada TTI;
4. Pengendalian terhadap harga pangan yang dilakukan
oleh Gapoktan/LUPM dan TTI;
5. Dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian
Intern serta transaksi dan kejadian penting yang lain-
lain;
6. Pengendalian intern yang ada pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan di
bidang ketahanan pangan agar berjalan sebagaimana
yang diharapkan dan melakukan perbaikan-perbaikan
yang perlu dilakukan.

35 33
BAB VII Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) melakukan monitoring
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN dan evaluasi dalam rangka pencapaian target kinerja,
transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan dan
A. Monitoring dan Evaluasi penyaluran Bantuan Pemerintah, antara lain melakukan
pengawasan terhadap:
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk mengetahui
1. Kesesuaian antara pelaksanaan penyaluran bantuan
perkembangan pelaksanaan kegiatan PUPM dan
pemerintah dengan pedoman dan petunjuk teknis serta
permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan
ketentuan peraturan terkait lainnya; dan
stabilisasi pasokan dan harga pangan. Monitoring dan
2. Kesesuaian target capaian dengan realisasi.
evaluasi dilakukan secara berkala dan berjenjang mulai
Kpa mengambil langkah-langkah tindaklanjut
dari kabupaten/kota, provinsi, dan Pusat meliputi:
berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi untuk
1. Kegiatan pembinaan PUPM yang dilakukan oleh
perbaikan penyaluran bantuan pemerintah.
masing-masing Tim Pembina Pusat/Provinsi dan Tim
Teknis Kabupaten/Kota.
C. Pelaporan
2. Aturan dan sanksi yang tertuang dalam kontrak
Pelaporan merupakan unsur Informasi dan
kerjasama PPK dengan Gapoktan/LUPM.
Komunikasi dari Sistem Pengendalian Intern, sebagai
3. Pembukuan PUPM untuk:
sarana bagi setiap pelaksana kegiatan mendapatkan
a. Pembelian komoditas pangan pokok dan strategis
informasi yang jelas mengenai hal-hal yang harus
dari petani dan/atau mitra oleh Gapoktan/LUPM;
dilakukan dalam pencapaian tujuan dan sasaran
b. Pasokan/penyaluran komoditas pangan pokok dan
kegiatan.
strategis dari Gapoktan/LUPM kepada TTI dan
permintaan pasokan dari TTI kepada Pelaporan dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat
Gapoktan/LUPM serta penjualan kepada konsumen kabupaten/kota, provinsi, dan pusat sebagai berikut :
(volume dan nilai); dan, 1. Gapoktan/LUPM melaporkan rekapitulasi
c. Administrasi keuangan dalam hal pengeluaran perkembangan kegiatan PUPM kepada Satuan Kerja
biaya operasional kegiatan PUPM oleh Perangkat Daerah kabupaten/kota yang melaksanakan
Gapoktan/LUPM. urusan di bidang ketahanan pangan (Format 4A).
4. Perkembangan kemitraan jejaring pemasaran TTI
2. Pendamping menyusun dan melaporkan secara tertulis
dalam rangka stabilisasi harga pangan.
perkembangan PUPM kepada satuan kerja perangkat
5. Penyelesaian permasalahan yang dihadapi di tingkat
daerah kabupaten/kota yang melaksanakan urusan di
provinsi dan kabupaten/kota.
bidang ketahanan pangan (Format 4B) dan laporan
mingguan melalui sms center kementerian pertanian.

34 36
BAB VIII 3. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah
PENUTUP kabupaten/kota yang melaksanakan urusan di bidang
ketahanan pangan melaporkan rekapitulasi
perkembangan kegiatan PUPM di wilayahnya kepada
Kegiatan PUPM merupakan kegiatan strategis di Kementerian Satuan Kerja Perangkat Daerah provinsi yang
Pertanian. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk menjaga melaksanakan urusan di bidang ketahanan pangan
stabilisasi pasokan dan harga pangan di tingkat petani dan (Format 4C).
stabilisasi harga dan kemudahan akses pangan di tingkat 4. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah provinsi yang
konsumen. Pedoman Kegiatan PUPM ini disusun sebagai melaksanakan urusan di bidang ketahanan pangan
bahan acuan bagi aparat (pusat, provinsi, kabupaten/kota), melaporkan rekapitulasi perkembangan kegiatan
Gapoktan/LUPM dan Pedagang TTI dan pihak terkait lainnya PUPM di wilayahnya kepada Badan Ketahanan
untuk: Pangan Kementerian Pertanian cq Pusat Distribusi dan
1. menyusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Provinsi dan Cadangan Pangan (Format 4D).
Petunjuk Teknis (Juknis) kabupaten/kota sebagai acuan 5. Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kementerian
operasional di lapangan yang disesuaikan dengan kondisi Pertanian melaporkan rekapitulasi perkembangan
masing-masing daerah; dan, kegiatan PUPM setiap bulan sekali kepada Menteri
Pertanian.
2. menyamakan gerak dan langkah pelaksanaan kegiatan
6. Laporan dilakukan secara berkala. Disamping laporan
PUPM bagi seluruh pemangku kepentingan terkait.
berkala, juga ada laporan yang sifatnya insidentil yang
diperlukan apabila terjadi sesuatu yang bersifat
mendesak.
a.n MENTERI PERTANIAN Materi laporan akhir tahun meliputi:
KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN, a. Aspek teknis yang meliputi input dan output
komoditas pangan pokok dan strategis;
b. Aspek manajerial dan administratif yang meliputi
pengelolaan usaha agar berjalan sesuai dengan
GARDJITA BUDI tujuan dan rencana yang telah ditetapkan serta
penguatan kapasitas manajerial usaha;
c. Aspek ekonomis yang meliputi dampak kegiatan
PUPM terhadap stabilitas dan pasokan dan harga
pangan pokok dan strategis, baik secara nasional
dan regional di wilayah yang ditetapkan.

39 37
7. Gapoktan/LUPM menyampaikan laporan Format 1
pertanggungjawaban kepada PPK setelah pekerjaan
selesai atau akhir tahun anggaran dengan PERJANJIAN KERJASAMA
melampirkan: :.........................
a. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan dan ANTARA
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN .......................
ditandatangani oleh Gapoktan/LUPM dan PPK PROVINSI..........................................
dengan 2 (dua) orang saksi; DENGAN
b. Foto kegiatan PUPM; GAPOKTAN/LUPM*....................................
c. Daftar perhitungan dana awal, penggunaan dana Nomor :
dan sisa dana; Nomor :
d. Bukti setor ke rekening kas Negara apabila terdapat
TENTANG
sisa dana.
PENGEMBANGAN USAHA PANGAN MASYARAKAT
TAHUN 2016

Pada hari ini ........ tanggal .......... bulan......... tahun dua ribu
enam belas (…-…-…), bertempat di.................. yang
BADAN KETAHANAN MENTERI PERTANIAN bertanda tangan di bawah ini:
PANGAN
1. NAMA : Pejabat Pembuat Komitmen …….,
yang diangkat berdasarkan
Keputusan ……………………
TIM PEMBINA PROVINSI Nomor ….. , dalam hal ini bertindak
KAB/KOTA FORM C untuk dan atas nama Kuasa
Pengguna Anggaran
………………… DIPA
Tahun…........
TIM TEKNIS KAB/KOTA FORM B No............tanggal........., yang
berkedudukan di Jalan........ ,
selanjutnya disebut PIHAK
Gapoktan/LUPM FORM A KESATU.

2. NAMA : Ketua Gapoktan/LUPM*


Gambar 4. Sistematika Pelaporan Kegiatan PUPM ……………………….., dalam hal ini
bertindak untuk dan atas nama
Gapoktan/LUPM*
……………………….., yang

38 40
a. Menerima laporan dari PIHAK KEDUA mengenai berkedudukan di Jalan........ ,
penggunaan dana bantuan pemerintah untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
kegiatan PUPM;
PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara
b. ………………… dst bersama-sama disebut PARA PIHAK dan secara sendiri-
(2) PIHAK KEDUA mempunyai hak dan kewajiban sebagai sendiri disebut PIHAK.
berikut:
PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan:
a.
a. bahwa dalam rangka pemanfaatan dana bantuan
Catatan: Hak dan kewajiban menguraikan secara rinci hak pemerintah untuk kegiatan Pengembangan Usaha
dan kewajiban dari para pihak yang akan diatur dalam
Pangan Masyarakat (PUPM) sebagai upaya stabilisasi
perjanjian. Hak dan kewajiban memberikan hak untuk pasokan dan harga pangan melalui pemberdayaan
menuntut prestasi dari mitra sekaligus dituntut oleh pihak Gapoktan/LUPM dengan mendekatkan akses pangan
mitra untuk melakukan prestasi. kepada masyarakat;
b. bahwa PIHAK KESATU menetapkan PIHAK KEDUA
Pasal 5 untuk ………………..
MEKANISME PEMBAYARAN
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas PARA PIHAK
Pembayaran dana bantuan pemerintah kegiatan PUPM sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama dalam
kepada Gapoktan/LUPM* dimaksud pada Pasal 4 Angka (2) rangka Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat Tahun
Surat Perjanjian Kerja Sama ini akan dilakukan oleh PIHAK 2016 dengan ketentuan sebagai berikut:
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah Perjanjian Kerja
Sama ini ditandatangani, dilaksanakan melalui Surat Perintah
Membayar (SPM) yang disampaikan oleh KPA kepada Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara ..................., dengan
cara pembayaran langsung ke rekening Gapoktan/LUPM*) Pasal 1
........................ Desa/ Kelurahan……....… Kecamatan........... MAKSUD DAN TUJUAN
Kabupaten/Kota............. pada Bank ............ No. Rek :
1. Maksud Perjanjian Kerjasama ini adalah sebagai landasan
.........................
kerjasama yang mengikat secara hukum bagi PARA
PIHAK dalam pelaksanaan penyaluran dan pemanfaatan
dana bantuan pemerintah untuk kegiatan PUPM sebesar
Pasal 6 Rp. 200.000.000,- (Dua ratus juta rupiah) dalam rangka
PENGGUNAAN DANA KEGIATAN PENGEMBANGAN stabilisasi pasokan dan harga pangan melalui
USAHA PANGAN MASYARAKAT pemberdayaan Gapoktan/LUPM dan mendekatkan akses
pangan kepada masyarakat;
(1) PIHAK KEDUA: menggunakan dana sesuai dengan
usulan dan jadwal pelaksanaan yang tercantum dalam 2. Tujuan Perjanjian Kerjasama ini adalah untuk
Rencana Usaha Pangan Masyarakat (RUPM) untuk: meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan
a. pembelian pangan pokok dan strategis dari petani bagi kedua belah PIHAK dalam rangka stabilisasi pasokan
dan/atau mitra oleh Gapoktan/LUPM; dan harga pangan.
b. melaksanakan sortasi, pengemasan, dan
transportasi bahan pangan pokok dan strategis;

43 41
Catatan: Maksud adalah arah yang luas yang ingin di capai c. Penyaluran pangan pokok dan strategis kepada
dengan dibuatnya perjanjian kerjasama. Sedangkan tujuan Pedagang TTI ………………… yang beralamat di
menjelaskan secara rinci, konkrit dan riil perihal kondisi yang ……………………..dalam rangka memudahkan
diharapkan sebagai hasil dari Perjanjian Kersama ini. akses pangan kepada masyarakat dengan harga
yang layak.
(2) Apabila dana kegiatan PUPM yang telah diterima PIHAK
Pasal 2 KEDUA tidak ………….., maka PIHAK KEDUA
RUANG LINGKUP menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke Kas
Negara.
Ruang lingkup Perjanjian Kerjasama ini meliputi:
1. Untuk menerima dan memanfaatkan dana bantuan
pemerintah untuk kegiatan PUPM sesuai dengan Rencana Pasal 7
Usaha Pangan Masyarakat yang telah disepakati.
2. Menyampaikan laporan penggunaan dana secara berkala, MONITORING DAN EVALUASI
3. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada PPK PIHAK KESATU akan melakukan monitoring dan/atau
setelah selesai atau akhir tahun anggaran. evaluasi terhadap penggunaan dana kegiatan PUPM oleh
Catatan :Ruang lingkup memberikan petunjuk mengenai hal- PIHAK KEDUA.
hal yang disepakati dan yang perlu dilakukan dalam rangka
Perjanjian Kerjasama.
Pasal 8
SANKSI
Pasal 3
Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat memanfaatkan dana
SUMBER DAN JUMLAH DANA bantuan pemerintah kegiatan PUPM sesuai dengan Pasal 3,
Sumber dan jumlah dana bantuan pemerintah kegiatan PUPM maka PIHAK KESATU menarik seluruh dana yang diterima
yang diterima oleh PIHAK KEDUA adalah : PIHAK KEDUA yang mengakibatkan surat Perjanjian Kerja
Sama ini batal.
1. Sumber dana sebagaimana tertuang dalam Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA).........Nomor
:.......................tanggal........................ Pasal 9
2. Jumlah dana bantuan pemerintah yang disepakati PARA PENYELESAIAN PERSELISIHAN
PIHAK sebesar Rp 200.000.000,- (Dua ratus juta rupiah). (1) Apabila terjadi perselisihan antara PARA PIHAK,
sepakat penyelesaiannya dilakukan secara musyawarah
dan mufakat.
Pasal 4
(2) Apabila penyelesaian secara musyawarah dan mufakat
HAK DAN KEWAJIBAN tidak tercapai, maka PARA PIHAK sepakat untuk
(1) PIHAK KESATU mempunyai hak dan kewajiban sebagai menyelesaikannya secara hukum di Pengadilan Negeri
berikut: .......................... (sebutkan PN yang akan
menyelesaikan masalah).

42 44
Format 2 Pasal 10
KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEURE)
BERITA ACARA SERAH TERIMA DANA PEMERINTAH
KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA PANGAN (1) Keadaan kahar (force majeure) adalah suatu
MASYARAKAT (PUPM) TAHUN 2016 keadaan/kejadian di luar kekuasaan dan kehendak
PARA PIHAK yang mengakibatkan perjanjian tidak dapat
PEKERJAAN BERITA ACARA SERAH TERIMA terlaksana yang berupa gempa bumi, angin topan, banjir
DANA BANTUAN PEMERINTAH besar, kebakaran, perang, kerusuhan (hura-hara) dan
KEGIATAN PUPM TAHUN 2016 perubahan kebijakan moneter.
.................................... Nomor :
. ........................................................... (2) Untuk dapat dinyatakan sebagai Keadaan Kahar, Pihak
.................................... ... yang mengalami keadaan tersebut wajib
.. Tanggal : memberitahukan kepada pihak yang tidak mengalaminya
........................................................... memberitahukan secara tertulis selambat-lambatnya 4
. (empat) hari setelah kejadian berlangsung.
(3) Dalam hal pelaksanaan perjanjian ini terhenti karena
Pada hari ini ............. tanggal ..... bulan ......... tahun .........
terjadinya Keadaan Kahar, maka pelaksanaan Perjanjian
kami yang bertanda tangan dibawah ini:
Kerjasama ini selanjutnya berdasarkan kesepakatan
PARA PIHAK
Nama : ..........................................
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen
.................................................. pada
Pasal 11
Badan/Dinas/Kantor ............................
KETENTUAN LAIN-LAIN
Provinsi......................................
Alamat : ....................................... , untuk
(1) Hal penting yang merupakan prinsip dalam Perjanjian
selanjutnya disebut sebagai
Kerjasama ini adalah bahwa Perjanjian Kerjasama ini
PIHAK KESATU atau yang
harus dapat memberikan manfaat yang sebaik-baiknya
Menyerahkan Dana Bantuan
bagi PARA PIHAK dan pihak terkait lainnya.
Pemerintah.
(2) Perjanjian kerjasama ini merupakan pedoman bagi PARA
PIHAK dalam melaksanakan kerjasama.
Nama : ..........................................
(3) PARA PIHAK melaksanakan kerjasama secara
Jabatan : Ketua Gapoktan/LUPM*) ...............
kelembagaan dan saling menghormati ketentuan dari
selaku Penerima Manfaat
masing-masing pihak.
Bantuan Pemerintah berupa : dana
(4) Dalam rangka Perjanjian Kerjasama ini, PARA PIHAK
stimulus dalam rangka kegiatan PUPM
menyatakan tunduk pada peraturan perundang-undangan
Alamat : ....................................... , untuk
yang berkaitan dengan administrasi pemerintahan dan
selanjutnya disebut sebagai PIHAK
keuangan Negara.
KEDUA atau yang Menerima
(5) Perjanjian Kerjasama ini tetap mengikat PARA PIHAK
Pengelolaan Dana Bantuan
walaupun diantara salah satu PIHAK atau PARA PIHAK
Pemerintah.
terjadi perubahan atau penggantian status, kelembagaan
dan pimpinan. Para pengganti haknya adalah PIHAK yang

47 45
sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan dengan ini menyatakan bahwa PIHAK KESATU telah
karenanya berwenang meneruskan Perjanjian Kerjasama menyelesaikan Penyaluran Dana Bantuan Pemerintah
ini. dengan baik berupa :

Perjanjian Kerjasama ini dibuat dan ditandatangani dalam Jenis pekerjaan : Pengembangan Usaha Pangan
rangkap 2 (dua) bermaterai cukup, dan kekuatan hukum yang Masyarakat
sama dan masing-masing pihak memperoleh 1 (satu) Tahun 2016
rangkap untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Paket Bantuan berupa : Dana Bantuan Pemerintah
Volume Pekerjaan : Rp.200.000.000,- (dua
Pasal 12 ratus juta rupiah)
JANGKA WAKTU Lokasi berada di
Desa/Kelurahan : ..................................
(1) Perjanjian Kerjasama ini berlaku sejak ditandatangani Kecamatan ..................................
oleh PARA PIHAK dan berakhir pada …………….. Kabupaten/Kota : ..................................
Provinsi : ..................................
(2) Perjanjian Kerjasama ini dapat diakhiri sebelum
berakhirnya jangka waktu sebagaimana dimaksud pada Selanjutnya PIHAK KESATU menyerahkan dana bantuan
ayat (1) berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK. pemerintah kepada PIHAK KEDUA untuk dilakukan
(3) Dalam hal perjanjian ini berakhir dan tidak diperpanjang pengelolaan kegiatan PUPM Tahun 2016 dan PIHAK KEDUA
lagi, maka hak dan kewajiban yang belum terselesaikan menerima dana bantuan pemerintah dimaksud sesuai jumlah
oleh PARA PIHAK harus diselesaikan terlebih dahulu yang tersebut diatas dan lengkap tanpa ada pemotongan
sebagai akibat pelaksanaan perjanjian ini. untuk dikelola dan dimanfaatkan sesuai Rencana Usaha
Pangan Masyarakat serta menyatakan sanggup melakukan
PIHAK KEDUA, PIHAK KESATU, kegiatan sesuai dengan ketentuan di dalam Pedoman.

Demikian Berita Acara Serah Terima Dana Bantuan


Meterai
Pemerintah ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah
Rp6.000,-
pihak dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana
.............................. mestinya.
.......................................

MENGETAHUI,

........................................

46 48
7. Sebagai ketua Gapoktan/LUPM, saya akan mencegah PIHAK KEDUA PIHAK KESATU
dan menghindarkan diri dari pemanfaatan dana PUPM
yang dikelola oleh Gapoktan/LUPM, serta tidak Meterai
melanggarkan dalam penggunaannya atau tidak sesuai Rp. 6.000
dengan ketentuan yang ada di dalam Pedum, Juklak dan
Juknis. Dalam hal saya terlibat dalam pemanfaatan dana Yang Menerima, Yang Menyerahkan,
PUPM untuk kepentingan pribadi maupun pengurus, Ketua Gapoktan/LUPM Pejabat Pembuat Komitmen
maka saya siap menerima sanksi yang dijatuhkan oleh NIP.
pihak yang berwajib. Keterangan : *) Pilih salah satu
8. Dalam hal saya telah ditetapkan sebagai tersangka dalam
kasus pemanfaatan dana PUPM yang tidak sesuai
SAKSI KESATU SAKSI KEDUA
dengan ketentuan di dalam Perjanjian Kerja Sama yang
telah saya tandatangani, saya bersedia mengundurkan
diri sebagai pengurus Gapoktan/LUPM.
9. Sebagai warga negara yang baik dan taat hukum dan
aturan, serta sebagai bentuk dukungan saya terhadap ………………….. ……………………..
gerakan pencegahan dan pemberantasan korupsi, saya
bersedia menyerahkan dan mengembalikan dana PUPM
yang telah saya gunakan untuk kepentingan pribadi
maupun pengurus.

10. Khusus mengenai sering terjadinya penyalahgunaan dana


PUPM yang dikelola oleh Gapoktan/LUPM dan
penyimpangan dalam Rencana Usaha Pangan
Masyarakat dan ketentuan dalam Pedum, Juklak dan
Juknis kegiatan PUPM, maka saya sebagai sebagai ketua
Gapoktan/LUPM, berjanji untuk tidak melakukan
pelanggaran dan penyimpangan yang berkaitan dengan
pemanfaatan dana PUPM.

…………………….. 2016

Menyaksikan, Pembuat Pernyataan,


Materai
Rp. 6000;

(Nama PPK) (Nama Ketua


Gapoktan/LUPM)

51 49
Format 3 Format 4
10 PAKTA INTEGRITAS GAPOKTAN/LUPM Form A. Rekapitulasi Pelaporan Gapoktan/LUPM
(KETUA DAN PENGURUS GAPOKTAN/LUPM
Nama Gapoktan/LUPM :
PELAKSANA KEGIATAN PUPM TAHUN 2016
Alamat :
1. Akan senantiasa menjaga integritas, dan kinerja untuk Minggu ke :
menyejahterakan anggota Gapoktan/LUPM dan Bulan :
memajukan usaha Gapoktan/LUPM. Dengan penuh Jual Eceran ke Sisa di
Beli dari petani
kesadaran dan tanggung jawab, saya sebagai ketua Komoditas TTI Gapoktan
No
Gapoktan/LUPM akan terus menjunjung tinggi prinsip dan Pangan Vol Harga Vol Harga Vol
moral sebagai pengurus yang bersih, cerdas, dan santun. (Kg) (Rp/Kg) (Kg) (Rp/Kg) (Kg)
2. Dalam menjalankan tugas melayani anggota
Gapoktan/LUPM, saya akan senantisa adil dan bekerja
untuk semua, dan tidak akan pernah memfasilitasi hanya
pengurus saja atau beberapa anggota saja yang bersifat
deskriminatif, serta berbagai perbedaan identitas yang
lain.
Form B. Rekapitulasi Pelaporan TTI oleh pendamping
3. Akan menjaga kerjasama dan kekompakan antara
pengurus, antara pengurus dan anggota Gapoktan/LUPM Nama TTI :
dalam menjalankan kegiatan PUPM. Alamat :
4. Demi keberhasilan pelaksanaan kegiatan PUPM dan Minggu ke :
pengembangan Toko Tani Indonesia (TTI) ke depan, saya Bulan :
akan bekerja sangat keras untuk memanfaatkan dan
mengelola dana belanja bantuan pemerintah dengan baik
Pasokan ke TTI Penjualan di TTI Sisa
dan benar, membuat administrasi keuangan dengan baik Komoditas
No
dan benar. Semua ketentuan yang telah dibuat oleh Pangan Vol Harga Vol Harga Vol
Pemerintah baik yang telah dituangkan dalam Pedum, (Kg) (Rp/Kg) (Kg) (Rp/Kg) (Kg)
Juklak dan Juknis akan dijalankan dengan baik dan
bahkan ditingkatkan dalam pelaksanaannya.
5. Sebagai ketua Gapoktan/LUPM, saya akan senantiasa
patuh dan taat kepada ketentuan dan segala peraturan
lain yang berlaku, sebagai cerminan dari sikap dan
perilaku saya sebagai warga bangsa yang baik, serta
bertanggung jawab.
6. Sebagai ketua Gapoktan/LUPM, saya akan memegang
teguh moral dan etika dalam mengelola dana kegiatan
PUPM, responsif serta bekerja sekuat tenaga untuk
kemajuan Gapoktan/LUPM, dan kesejahteraan petani dan
atau anggota Gapoktan/LUPM serta pengembangan TTI.

50 52
Form C. Rekapitulasi Pelaporan Kegiatan PUPM
Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota :
Minggu ke :
Bulan :

Pembelian dari poktan Penjualan


Gapok
No
tan Harga
Komo Vol Harga Komo Vol
TTI ( Rp / Kg)
ditas (Kg) ( Rp/Kg) ditas (Kg)

Total Minggu 1) Nama


Komoditas I
Ke ……
2) Nama
Komoditas
II

3) Nama
Komoditas
III

53
Form D. Rekapitulasi Pelaporan Kegiatan PUPM Provinsi
Provinsi :
Minggu ke :
Bulan :

Pembelian Penjualan
Kabu Rata2 Rata2
Komo Total Komo Total
No Harga Harga
Vol Vol
paten Beli (Rp Jual (Rp
ditas (Kg) ditas (Kg)
/ Kg) / Kg)

Total 1) Total
Komoditas I

2) Total
Komoditas
II

3) Total
Komoditas
III

54

Anda mungkin juga menyukai