Anda di halaman 1dari 1

News Sport

iwa Megapolitan Nusantara Berita Sosial Kolom Pendidikan

Home > News > Nusantara

Asa Pemilik Rengginang Kidal Meraih


Mimpi dengan Sebelah Tangan
22/01/2022 09:00:00

Kondisi fisiknya yang kekurangan tidak menyurutkan Yani untuk bangkit mencari
penghasilan ditengah keterbatasan dan menjadi sukses.

Liputan6.com, Cirebon - Adonan camilan rengginang tertata


rapi di atas sebuah loyang. Bentuknya bulat pipih terbuat dari
beras ketan murni. Satu per satu loyang berisi rengginang
tersebut dikeluarkan dari oven oleh Yani Risnawati.

Setelah itu, loyang-loyang berisi rengginang dijejerkan satu


persatu untuk didinginkan. Setelah dingin, rengginang
tersebut dimasukkan ke dalam toples untuk kemudian
digoreng.

Loyang berisi rengginang diangkat oleh Yani menggunakan


kekuatan tangan kiri. Sembari itu, Yani pun menyiapkan
beberapa boks rengginang yang sudah matang untuk dikirim
ke Bogor dan Bandung.

Yani tak sendiri, dua petugas ekspedisi JNE datang


membantu pengemasan. Yani menyiapkan boks Rengginang
Kidal Cirebon yang akan dikirim.

Sementara, satu petugas kurir JNE mulai mengemas boks


rengginang tersebut ke dalam sebuah kantong plastik.
Rengginang yang sudah dibungkus tersebut kemudian dilapisi
plastik gelembung atau bubble wrap.

Sementara, petugas yang lain menyiapkan lakban dan


mencatat alamat tujuan pengiriman. Setelah selesai dikemas,
petugas kemudian membawa paket rengginang untuk
dikirimkan ke alamat tujuan.

"Saya terkena stroke sejak tahun 2013 kejadian di kereta


dalam perjalan pulang ke Cirebon, kata dokter ada
penyumbatan sebelah. Sampai sekarang saya rutin terapi ke
dokter sambil jualan rengginang. Hampir setiap hari orang
JNE kesini ambil pesanan," kata pemilik UMKM Rengginang
Kidal ini, Jumat (21/1/2022).

Kondisi fisiknya yang kekurangan tidak menyurutkan Yani


untuk bangkit mencari penghasilan ditengah keterbatasan.

Tahun 2017 silam, Yani diundang ke acara reuni SDN Kebon


Baru 4 Cirebon. Ketika itu, Yani mengaku bingung ingin
membawa oleh-oleh apa untuk teman-teman lamanya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar,


silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan
ketik kata kunci yang diinginkan.

Tangan Kiri

Yani Risnawati tengah sibuk mengangkat adonan rengginang


dari dalam oven untuk ditiriskan sebelum digoreng. Foto
(Liputan6.com / Panji Prayitno)

"Dalam keadaan stroke kebayang kan mesti kasih apa ke


mereka sedangkan keuangan saya drop dengan pengobatan
dan sebagainya. Akhirnya saya nekat bikin rengginang dan
Alhamdulillah banyak yang suka. Kebetulan Wali Kota Bogor
Bima Arya teman sekelas di SD Kebon Baru 4 Cirebon saya
kasih juga dan suka," ujar dia.

Melihat respon baik dan dukungan penuh dari teman-teman


SD nya. Yani pun mulai serius menekuni usaha pembuatan
camilan rengginang.

Proses pembuatan rengginan kidal seluruhnya menggunakan


tangan kiri. Ini yang menjadi cikal bakal Yani menamakan
usahanya Rengginang Kidal.

Tak puas dengan hanya membagikan rengginang kepada


teman-teman SD nya. Yani membagikan rengginang kepada
dokter terapinya.

"Alhamdulillah suka juga bahkan dokter Yani menyarankan


untuk mengurus proses administrasi dan perijinan seperti
PIRT dan sebagainya. Katanya rasa rengginang Yani beda,"
ujar Yani.

Perlahan tapi pasti, usaha rengginang kidal Yani pun mulai


banyak pesanan. Dari mulut ke mulut, banyak juga pelanggan
baru yang memesan rengginangnya.

Yani semakin bersemangat menggeluti usaha rengginang


saat dia bergabung dengan rumah BUMN. Dengan gigih, Yani
mulai belajar berbisnis secara profesional.

Berbagai kegiatan patihan UMKM selalu diikuti Yani. Mulai


dari manajemen keuangan, pemasaran hingga proses
pengemasan.

"Kondisi Yani kan masih stroke tidak bisa nulis. Jadi untuk
mensiasati nya Yani rekam dengan ponsel Alhamdulillah
berhasil," kata dia.

Pengalaman Yani memproduksi rengginang kidal tidak sia-sia.


Yani mulai memberanikan diri berjualan melalui online sejak
tahun 2019.

Advertisement

Ekspedisi JNE

Proses pengemasan pesanan oleh petugas JNE di tempat


produksi Rengginang Kidal Cirebon. Foto (Liputan6.com /
Panji Prayitno)

Saat itu, produksi rengginang Yani 3 kg sehari. Pasar


rengginang Yani sebagian besar berada di luar Cirebon.

"Alhamdulillah saya pake jasa pengiriman JNE sejak tahun


2019. Dari dulu Yani diantar anak mengirim pesanan sendiri
ke JNE nya dan sekarang dimudahkan dengan kurirnya
datang ke rumah ambil pesanan," ujar dia.

Melihat pesanan semakin banyak, Yani mengajak empat


orang tetangga rumahnya untuk menjadi karyawan. Yani
menjual rengginang kidalnya melalui IG, Google Bisnis, WA,
FB.

Seiring banyaknya pesanan, Yani mengaku punya banyak


reseller dan menjual rengginang di marketplace.

"Memang banyak reseller itupun tumbuh dengan sendirinya.


Mereka minta ijin saya jual di marketplace dan silahkan saja.
Karena jujur untuk jual ke marketplace belum sanggup dan
butuh tambahan orang. Jadi Yani hanya fokus produksi
kemudian kirim saja," kata dia.

Rengginang buatan Yani dijual Rp 35 ribu per boks. Ada


empat varian yakni terasi original, bawang, kencur dan daun
jeruk.

Yani mengaku, usaha yang digelutinya sempat mendapat


respon negatif lantaran proses pembuatannya menggunakan
tangan kiri.

Namun, semangat Yani semakin menggebu setelah mendapat


label halal dari MUI Jawa Barat hasil rekomendasi rumah
BUMN.

"Orang pasti berfikir kidal tidak baik dalam Islam. Ketika


proses halal MUI Jabar datang melihat langsung proses
produksi. Yani kemudian tanya 'Pak kalau misal tangan kanan
saya tidak berfungsi apa saya tidak boleh berusaha'.
Sementara rengginang ini penopang ekonomi saya dan
keluarga termasuk pengobatan. Akhirnya mereka meminta
maaf dan Alhamdulillah dapat label halal," ujar Yani.

Pilihan JNE

Yani Risnawati tengah sibuk mengangkat adonan rengginang


dari dalam oven untuk ditiriskan sebelum digoreng. Foto
(Liputan6.com / Panji Prayitno)

Hingga pada perjalanannya, Yani masuk salah satu kategori


UMKM pilihan dalam program Pesona JNE.

Yani mengaku terbantu dengan layanan yang diberikan oleh


JNE. Mulai dari pengemasan hingga sikap ramah petugas
JNE kepadanya.

"Selain dibantu pengemasan dan pengiriman, kita dapat


cashback kadang diajak podcast. Kemudian diberi pelatihan
sampai promosi oleh pesona JNE. Saya ikut pesona JNE dari
tahun 2020," ujar dia.

Promosi rengginang yang dilakukan secara online maupun


dari mulut ke mulut juga menarik minat sejumlah artis ibu kota
hingga pejabat negara.

"Tiba-tiba ada yang DM IG saya ternyata manajemen artis


seperti Indi Barens, Fersy Hasan, Aldebaran. Bahkan saya
terbantu lewat promosi mereka di media sosial pribadi. Saya
juga diajak manajemennya ke lokasi syuting," kata dia.

Tidak ada proses yang menghianati hasil. Usaha yang


ditekuni Yani kebanjiran pesanan saat pandemi covid-19
melanda Indonesia tahun 2020.

Ketika masa pandemi tahun 2020, penjualan rengginang kidal


Yani naik 40 persen. Dalam sehari, Yani bisa mengirim
sampai 30 boks, meningkat dari sebelum pandemi 10 boks.

"Sampai waktu itu malam takbiran arti Aming Ekstravaganza


pesan dan mereka mau dikirim setelah lebaran. Tidak
disangka pesanan Aming dikirim me Gabungan Artis Sunda
(GAS) akhirnya manajemennya kontak Yani," ujarnya.

Selain artis, Menteri BUMN Erick Tohir dan Menparekraf


Sandiaga Uno turut serta membantu promosikan produk
rengginang kidal Yani.

Advertisement

Pasar Digital

Pemilik Rengginang Kidal Yani Risnawati saat memasukkan


hasil pembuatan camilan khas Cirebon ke dalam sebuah boks
untuk dikirim. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Dia menjelaskan, rengginang kidal buatannya murni dibuat


dari beras ketan. Dia mengakui harga jual rengginangnya
berbeda karena bumbunya dibeli langsung dari pasar.

Selain itu, proses pengolahan rengginang juga masih


terbilang konvensional. Disebutkan, proses pembuatan
rengginang membutuhkan waktu 3 hari.

"Kan ada proses penjemuran di matahari tuh kalau lagi


mendung terbantu oven dan layanan JNE," ujar dia.

Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Barat Herawanto


mengatakan, sektor UMKM menjadi segmen yang melibatkan
masyarakat banyak dengan strata luas. Bahkan, ketika
pandemi dinyatakan berakhir, digitalisasi menjadi salah satu
cara bertahan hidup dalam meningkatkan daya saing.

Dia menjelaskan, pentingnya mengelola sektor UMKM untuk


membantu stabilitas rupiah yang dapat mempengaruhi
keseimbangan arus modal masuk dan keluar.

"Salah satu hal yang patut di perhatikan seperti Thailand dan


Malaysia itu aspek ekspornya kuatdan membantu
menstabilkan nilai tukar mata uangnya. Logikanya ketika
neraca pembayaran cenderung defisit artinya posisi negara
kita terhadap luar sering dikatakan terindikasi ada kerawanan.
Untuk itu, sektor UMKM menjadi kunci," ujar dia.

Pesona JNE

Pemilik Rengginang Kidal Yani Risnawati saat memasukkan


hasil pembuatan camilan khas Cirebon ke dalam sebuah boks
untuk dikirim. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Branch Manajer JNE Cirebon Mufidz mengatakan, Pesanan


Oleh-Oleh Nusantara (Pesona) JNE merupakan salah satu
program dukungan dan wadah bagi para pelaku UKM untuk
mengembangkan usahanya dengan perluasan pangsa pasar
didalam maupun luar negeri.

Dia mengatakan, setiap saat selalu membuka kesempatan


luas kepada seluruh pelaku UMKM di Cirebon untuk
bergabung dalam program ini. Namun, ada beberapa seleksi
untuk dinyatakan lolos dalam program Pesona JNE.

"Salah satunya mengirim sampel produk dikirim ke Pesona


Jakarta kemudian diputuskan oleh tim di jakarta. Tapi selama
ini rata-rata terpenuhi semua. Selain itu syarat lain sudah ada
PIRT, tampilan menarik kemudian yang bersangkutan ada
minat dan mengajukan ke JNE," kata Mufidz.

Dalam program tersebut, kata dia, tidak ada kriteria lama nya
usaha bagi pelaku UMKM yang ingin berkembang dengan
Pesona JNE.

Pada perjalanannya, Mufidz mengaku ciri khas pelaku UMKM


di Cirebon sebagian besar produksi makanan kering. Selain
itu, makanan khas daerah yang dianggap aman dari sisi
pengiriman.

"Seperti terasi bawang hingga Rengginang kidal buatan bu


Yani. Dan dalam Pesona JNE ini petugas kami datang
langsung ke pelaku UMKM saat ada pesanan ke kami," ujar
dia.

Mufidz menjelaskan, produk UMKM akan dipromosikan


melalui website resmi Pesona JNE. Jika ada pesanan, pihak
JNE langsung menghubungi pelaku UMKM.

Menurutnya, pertumbuhan UMKM di Cirebon sudah terlihat


sejak tahun 2015. Memasuki pandemi covid-19, volume
pengiriman produk UMKM meningkat.

Dia menyebutkan, rata-rata volume pengiriman barang


melalui JNE selama pandemi covid-19 naik 20 persen secara
keseluruhan. Tercatat di Cirebon ada 40 UMKM, dari jumlah
tersebut, tecatat ada 70 varian produk UMKM.

"Selain membantu kelancaran usaha UMKM. Program ini juga


sebagai komitmen JNE membantu pengembangan UMKM.
Makannya bukan hanya dari sisi pengiriman saja kami juga
rutin mengadakan kegiatan pelatihan UMKM hingga pameran.
Bahkan sampai ada warga yang mengira kalau JNE juga
jualan produk setiap menggelar pameran UMKM," kata
Mufidz.

Deputy Branch Head JNE Cirebon Firman Ramadhan


mengatakan, pada awal pandemi covid-19, pengiriman paket
melalui JNE sedikit menurun. Namun, menunjukkan
peningkatan khususnya di Jawa Barat sebesar 15 persen
dibandingkan tahun sebelumnya.

Seiring dengen terkendalinya perekonomian saat pandemi


covid-19, jumlah pengirim paket melalui JNE meningkat.
Kondisi tersebut, kata dia, sangat dirasakan sekali oleh
perusahaan jasa ekspedisi JNE.

"Kami berkeyakinan bahwa jika ekosistem tumbuh, maka JNE


pun akan turut berkembang dengan baik. Kami akan selalu
memberikan dukungan agar memperlancar dan meningkatkan
perekonomian rakyat terutama kemajuan UMKM," kata dia.

Advertisement

Berita selanjutnya

Berita yang ingin aku ketahui. Lihat Berita


Matain secara real time.

Isu Populer

News Ekonomi Hiburan Bola

1 act

2 Jokowi

3 COVID 19

4 haji

5 Idul Adha

6 medan

7 Ponpes Shiddiqiyyah

8 RKUHP

9 Pencabulan

10 anak kiai cabul

11 Haji 2022

12 Pencabulan Santriwati

13 Pilpres 2024

14 Pencabulan Santri di Jombang

15 Pemilu 2024

16 dpr

17 anies baswedan

18 berita bali

19 berita bandung

20 berita ekonomi

Email: matain@matain.id
Disclaimer

Anda mungkin juga menyukai