Anda di halaman 1dari 82

Materi dan Contoh Soal USBN 2019

Konsep dan Objek Kajian Sosiologi


“Sosiologi” berasal dari: bahasa Latin: “socius”= teman, masyarakat,
dan “logos” dari bahasa Yunani, yang berarti ilmu. Dengan demikian,
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari kehidupan
masyarakat.
A. Teori dan Pengetahuan Sosiologi:
Ilmu Sosiologi lahir dalam rangka mengkaji gejala sosial yang terjadi
dalam masyarakat. Melalui proses tersebut diharapkan masyarakat dapat
memahami, mempelajari, dan menemukan upaya tepat untuk menghadapi
gejala sosial tersebut.
1. Pengertian Sosiologi Menurut Ahli:
a. William F. Ogburn: Ilmu yang mempelajari hubungan antara
manusia dan kelompok-kelompok.
b. Pitirim A. Sorokin: Ilmu pengetahuan yang mempelajari
hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dan
gejala nonsosial.
c. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi: Ilmu yang
mempelajari struktur sosial, proses sosial, dan perubahan sosial.
Kesimpulan: Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan
sosial kemasyarakatan melalui proses interaksi sosial di berbagai
bidang yang saling berhubungan.
2. Objek Ilmu Sosiologi:
Objek kajian Sosiologi dilihat dalam dua bentuk, yaitu:
©masyarakat: sebagai sistem sosial; dan
©kebudayaan: sebagai hasil interaksi manusia.
Kedua objek tersebut saling berkaitan dan memberikan pengaruh
secara timbal balik.
a. Masyarakat (Society, Societas): adalah sekumpulan manusia yang
hidup bersama dalam waktu cukup lama, mendiami wilayah
tertentu, memiliki kebudayaan sama, dan melakukan aktivitas
dalam kelompok tersebut. Manusia yang hidup dalam masyarakat
sadar akan keberadaan dirinya sebagai satu kesatuan. Masyarakat
dan unsur-unsur di dalammya, a.l: fakta sosial, tindakan-tindakan
sosial, gejala sosial, lembaga sosial, dan kelompok sosial menjadi
kajian Sosiologi.
b. Kebudayaan (sebagai hasil interaksi manusia):
Menurut E.B. Taylor, kebudayaan adalah kompleksitas yang
mencakup: pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lainnya serta kebiasaan-
kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
O.k.i, kebudayaan sebagai hasil interaksi manusia turut dikaji
dalam ilmu Sosiologi karena memengaruhi sistem sosial
masyarakat.
3. Ciri-ciri Ilmu Sosiologi:
Ilmu Sosiologi memiliki karakteristik/ciri berbeda dengan ilmu
lainnya. Karakteristik/ciri-ciri Sosiologi, sbb:
a. teoretis: Sosiologi berusaha memberikan teori yang berasal dari
abstraksi hasil observasi sehingga menunjukkan pernyataan atau
proporsi secara logis untuk menjelaskan hubungan sebab akibat.
b. empiris: Sosiologi merupakan ilmu berdasarkan hasil observasi
logis terhadap fakta sosial, bukan berdasarkan hasil spekulasi.
c. nonetis: Sosiologi tidak bertujuan menilai baik atau buruknya
suatu fakta, tetapi bertujuan menjelaskan fakta secara ilmiah dan
mendalam. Sosiologi hanya bertugas mengungkapkan atau
menerangkan tindakan sosial sebagai bagian dari fakta sosial.
d. kumulatif: teori-teori Sosiologi dibentuk berdasarkan teori yang
sudah ada. Akan tetapi teori tersebut selalu mengalami perbaikan,
perluasan, dan penguatan sesuai kondisi/fakta terbaru.
4. Tokoh dan Teori Sosiologi:
Teori merupakan hipotesis yang terbukti kebenarannya. Dalam ilmu
Sosiologi, teori digunakan sebagai landasan untuk menganalisis
fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat. Berikut teori
Sosiologi yang dikemukakan para tokoh Sosiologi.
a. Ibnu Kaldun: Ibnu Kaldun (1332-1406), seorang sejarawan,
sosiolog, politikus, ekonom, dan agamawan besar Islam pada abad
pertengahan. Meskipun istilah sosiologi baru diciptakan pada abad
ke-19 oleh Auguste Comte, kajian mengenai kehidupan sosial
manusia sudah dijelaskan oleh Ibnu Kaldun dalam bukunya yang
berjudul “Muqaddimah 500 tahun lebih awal”.
Pemikiran Ibnu Kaldun telah memberi pengaruh besar terhadap
pemikiran ilmuwan Barat. Ibnu Kaldun menyatakan masyarakat
sebenarnya tidak statis. Masyarakat berkembang mengikuti
tahapnya dengan dengan tertib. Bermula dengan tahap primitif,
pemilikan, peradaban, dan kemakmuran sebelum terjadi tahap
kemunduran. Selain itu, Ibnu Kaldun menjelaskan mengenai
solidaritas sosial masyarakat atau loyalitas kelompok. Solidaritas
dipengaruhi tiga faktor, yaitu: ikatan darah, hubungan patron-klien
(atasan-bawahan), dan aliansi. Ikatan solidaritas ditentukan dari
unsur yang lebih dominan. Ikatan darah merupakan pembentuk
solidaritas yang kuat. Meskipun demikian, ketika ikatan darah
melemah, maka hubungan patron-klien dan aliansi bisa menjadi
unsur-unsur dominan dalam hubungan solidaritas kelompok.
b. Talcott Parson: seorang sosiolog yang dikenal dengan teori
struktural fungsional. Teori fungsionalisme struktur-al
berkonsentrasi pada struktur masyarakat dan hubungan berbagai
struktur yang saling mendukung menuju kese-imbangan dinamis.
Dasar dan gagasan utama dalam teori fungsionalisme struktural
memandang realitas sosial sebagai hubungan sistem masyarakat
yang berada dalam keseimbangan. Setiap sistem terdiri atas bagian-
bagian yang saling bergantung sehingga perubahan satu bagian
dapat menyebabkan perubahan di bagian lainnya.
Selain itu, Talcott Parson terkenal dengan teori sistem tindakan
sosial. Menurut Talcott Parson, suatu sistem sosial agar tetap
bertahan harus memiliki empat fungsi yang disingkat AGIL, yaitu
A (adaptation, adaptasi); G (goal attainment, pencapaian tujuan); I
(integration, integrasi); dan L (latency, latensi/pemeliharaan pola).
Skema AGIL ini disebut sebagai empat sistem tindakan.
c. Auguste Comte: Salah satu teori yang dikemukakan oleh Auguste
Comte yaitu hukum tiga tahap. Hukum tiga tahap menjelaskan
tahap/tingkatan intelektual dalam per-kembangan manusia. Berikut
ketiga tahap perkembangan manusia:
1) Tahap teologis: segala sesuatu yang terjadi di dunia
dikendalikan oleh kekuatan gaib. Tahap ini terbagi menjadi
tiga, yaitu: fetisisme, politeisme, dan mono-teisme.
2) Tahap metafisik: merupakan tahap transisi teologis menuju
positivis. Kepercayaan hukum Tuhan diseim-bangkan dengan
pemikiran manusia.
3) Tahap positivis: berkembangnya ilmu pengetahuan. Manusia
memusatkan perhatian pada data empiris un-tuk menjelaskan
segala sesuatu yang terjadi di dunia.
d. Karl Marx: Karl Marx mengemukakan teori kelas sosi-al. Teori
ini berpijak pada keadaan masyarakat semasa Revolusi Industri.
Teori kelas menyatakan dalam masya-rakat kapitalis terdapat
pembedaan kelas, yaitu kelas pemilik modal (borjuis) dan buruh
(proletar).
Industrialisasi menyebabkan alienasi terjadi karena pemi-lik modal
(borjuis) menguasai proses produksi, produk, dan jam kerja para
buruh. Kondisi tersebut menyebabkan penindasan kelas atas
terhadap kelas bawah. Para buruh memproduksi barang untuk
kepentingan pemilik modal; ide-ide dari buruh tidak dapat
tersalurkan dengan baik; hasil produksi dimiliki pemilik modal; dan
potensi peker-ja dalam masyarakat kapitalis terabaikan.
e. Max Weber: merupakan tokoh Sosiologi yang dikenal teori
tindakan sosial. Menurut teori ini, tindakan atau perilaku seseorang
dalam masyarakat bukan perilaku yang terjadi secara kebetulan.
Perilaku ataupun tindakan tersebut memiliki pola, struktur, dan
makna tertentu. Max Weber secara khusus mengklasifiksikan
tindakan sosial tersebut dalam empat tipe berikut: Tindakan
1) Rasional Instrumental: didasarkan atas pertimbangan sadar
serta berhubungan dengan tujuan tindakan dan ketersediaan
alat untuk mencapainya.
2) Rasional Nilai: mempertimbangkan nilai yang terkan-dung
pada tindakan tersebut.
3) Afektif: didominasi emosi dan perasaan; bersifat spon-tan,
tidak rasional, dan merupakan ekspresi emosional dari
individu.
4) Tradisional: memperlihatkan perilaku tertentu karena
kebiasaan yang diperoleh dari nenek moyang, tanpa refleksi
sadar, atau perencanaan.
f. Emile Durkheim: pencetus teori keteraturan sosial. Menurut
teori keteraturan sosial, permasalahan mendasar yang dihadapi
anggota masyarakat adalah cara memben-tuk keteraturan sosial.
Keteraturan sosial dapat mening-katkan integrasi dan solidaritas
sosial. Integrasi sosial adalah kemampuan beradaptasi dan
berkontribusi antar-kelompok. Solidaritas sosial menunjukkan rasa
kebersa-maan, kesatuan, kepentingan, dan simpati sebagai ang-gota
masyarakat. Solidaritas dibedakan menjadi solida-ritas mekanik
dan organis.
Solidaritas organis terjadi dalam masyarakat pramodern dan
tradisional. Masyarakat pramodern dan tradisional cenderung
homogen sehingga mudah menciptakan soli-daritas atas dasar
kesetiakawanan, kepercayaan, dan ke-samaan nilai-norma.
Sementara solidaritas mekanis terja-di dalam masyarakat modern.
Masyarakat modern cende-rung heterogen sehingga sulit
menciptakan solidaritas. Solidaritas mekanis tercipta akibat
pembagian kerja se-hingga setiap bagian saling berhubungan dan
bergantung satu sama lain. Ketergantungan inilah yang kemudian
menimbulkan sikap solidaritas.
g. Ferdinand Tonnies: merupakan tokoh pencetus istilah kelompok
sosial masyarakat paguyuban (gemeinschaft) dan patembayan
(gesellschaft). Paguyuban: bentuk kehidupan bersama ketika
anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin murni, bersifat
alami, dan kekal. Ferdinand Tonnies membedakan masyarakat
Gemein-schaft menjadi tiga jenis, yaitu: gemeinschaft by blood,
gemeinschaft by place, gemeinschaft of mind. Patem-bayan: bentuk
kehidupan bersama berdasarkan ikatan lahir, bersifat pokok,
disatukan kepentingan tertentu, dan terbentuk dalam jangka waktu
yang pendek. Gesellschaft memiliki struktur sosial bersifat
mekanik (berdasarkan keahlian).
h. Charles Wright Mills: khayalan sosiologi.
5. Kajian Ilmu Sosiologi:
a. Interaksi Sosial:
b. Sosialisasi dalam Proses Pembentukan Kepribadian:
c. Kelompok Sosial:
d. Penyimpangan Sosial:
e. Pengendalian Sosial:
f. Nilai dan Norma Sosial:
g. Lembaga Sosial:
h. Mobilitas Sosial:
i. Perubahan Sosial:
j. Struktur Sosial:
6. Metode Penelitian dalam Ilmu Sosiologi:
Sebagai sebuah ilmu, teori-teori Sosiologi dapat digunakan untuk
melakukan penelitian sosial, baik menggunakan metode kuantitatif
maupun kualitatif.
a. Metode kuantitatif: digunakan untuk meneliti fakta-fakta yang
dapat diukur dengan angka. Penarikan kesimpulan dalam penelitian
kuantitatif menggunakan skala, indeks, tabel, dan formula-formula
yang berkaitan dengan statitistik. Salah satu teknik yang dapat
digunakan dalam metode kuantitatif yaitu sociometry. Sociometry
menggunakan skala-skala dan angka untuk menggambarkan dan
meneliti hubungan antarmanusia dalam masyarakat.
b. Metode kualitatif: penelitian yang dilakukan secara mendalam
dengan sumber data berupa kata-kata lisan atau tertulis. Salah satu
teknik pengambilan data dalam metode kualitatif yaitu wawancara.
Melalui wawancara diperoleh data lebih mendalam.
7. Fungsi dan Manfaat Sosiologi:
Sosiologi berusaha mengkaji fenomena atau fakta-fakta sosial dalam
masyarakat melalui penelitian sosial. Melalui penelitian sosial
tersebut, Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan berguna dalam
kehidupan sehari-hari. Kegunaan Sosiologi sbb:
a. bahan penelitian sosial: untuk mempelajari berbagai fenomena
sosial dalam masyarakat. Dengan demikian, setiap fenomena
sosial dapat dijelaskan secara logis.
b. solusi pemecahan masalah sosial: Masalah sosial merupakan
feno-mena sosial yang cenderung terjadi selama manusia
menjalankan kehidupan dan menjalin hubungan sosial. O.k.i.
pendekatan Sosiologi diperlukan untuk menganalisis berbagai
permasalahan sosial dengan menggunakan metode penelitian.
Pengamatan pendekatan Sosiologi tentang masalah sosial
diharapkan dapat memberikan solusi bagi masyarakat.
c. bahan perencanaan dan pembangunan sosial: Pembangunan
sosial selalu ditujukan kepada masyarakat sebagai objek kajian
Sosiologi. Tahap perencanaan berfungsi memberikan data dan
informasi mengenai kebutuhan sosial dalam masyarakat. Tahap
pembangunan bertujuan menciptakan kesejahteraan masyarakat.
O.k.i, pembangunan sosial hendaknya dilakukan berdasarkan
pendekatan sosiologis agar hasil pembangunan tepat sasaran dan
sesuai kebutuhan masyarakat.
d. bahan pembuatan keputusan: Pemerintah sebagai lembaga
formal negara memiliki legitimasi untuk mengatur tata kehidupan
bermasyarakat. Dalam mengatur kehidupan masyarakat,
pemerintah membu-tuhkan bantuan sosiologi untuk melakukan
penelitian sosial terhadap perilaku dan kebutuhan masyarakat
dalam mengambil keputusan. Ex.: penyusunan UU dise-suaikan
dengan kultur budaya dalam masyarakat.
Contoh Soal:
1. Konsep ilmu Sosiologi tidak terlepas dari teori yang telah ada.
Meskipun demikian, sosiolog dapat mengembangkan teori tersebut
berdasarkan realitas sosial dalam masyarakat. Bahkan, sosiolog dapat
melakukan kritik terhadap teori tersebut. Proses pengembangan dan
kritik tersebut tidak lepas dari kegiatan observasi dan penelitian lebih
lanjut. Pernyataan tersebut merupakan karakteristik Sosiologi yang
bersifat ... .
A. nonetis dan kumulatif
B. kumulatif dan empiris
C. empiris dan nonetis
D. empiris dan teoretis
E. teoretis dan nonetis
Jawaban: B
2. Perhatikan contoh kondisi masyarakat berikut!
1) Meningkatnya kurs dolar terhadap mata uang asing di In-donesia.
2) Mudahnya masyarakat terpengaruh berita hoax tentang bencana
alam.
3) Canggihnya teknologi gawai yang akan dirilis pada akhir tahun
2017.
4) Tingginya minat masyarakat dalam program pemberdaya-an.
5) Tingginya tingkat perundungan (bullying) peserta didik di sekolah.
Objek kajian Sosiologi berdasarkan contoh di atas ditunjuk-kan oleh
angka ... .
A. 1), 2), dan 3)
B. 1), 3), dan 4)
C. 2), 3), dan 5)
D. 2), 4), dan 5)
E. 3), 4), dan 5)
Jawaban: D
3. Proses penertiban anak jalanan oleh pemerintah dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan. Kondisi tersebut menye-babkan Dinas Sosial
kewalahan dalam menertibkan anak jalanan. Dinas Sosial merasa upaya
penertiban saja tidak cukup untuk mengatasi masalah tersebut. Oleh
karena itu, Dinas Sosial menggandeng ahli Sosiologi untuk melakukan
penelitian. Berdasarkan ilustrasi tersebut fungsi ahli Sosio-logi sebagai
... .
A. pengawas Dinas Sosial mengatasi masalah anak jalanan.
B. pengawas anak jalanan agar tidak kembali ke jalan.
C. pemberi data mengenai latar belakang anak turun ke ja-lan.
D. pemberi putusan dalam mengatasi anak jalanan.
E. pelaksanaan dalam mengatasi masalah anak jalanan un-tuk
membantu Dinas Sosial.
Jawaban: C
4. Karl Marx mencetuskan teori tentang kelas sosial. Teori ini muncul
didasari atas pengamatan Marx terhadap kondisi masyarakat pada masa
industrialisasi. Saat ini teori tersebut dianggap kurang sesuai jika
dijadikan satu-satunya dasar teori untuk mengungkap kelas sosial dalam
masyarakat. Oleh karena itu, banyak sosiolog mengambangkan teori
ter-sebut sehingga menciptakan teori-teori baru. Berdasarkan wacana
tersebut dapat diketahui bahwa kemunculan teori Sosiologi dipengaruhi
oleh ... .
A. interaksi antarmanusia
B. gejala sosial dilapangan
C. kebudayaan masyarakat
D. kondisi ekonomi masyarakat
E. tingkat industrialisasi suatu negara
Jawaban: B
5. Sebagai ilmu pengetahuan, teori Sosiologi perlu memegang teguh
karakteristik nonetis dalam keilmuannya. Makna per-nyataan tersebut
adalah ... .
A. Sosiologi dibentuk berdasarkan teori yang sudah ada
B. teori sosiologi disarikan dari hasil observasi di lapangan
C. teori Sosiologi bersifat fleksibel terhadap penyempurna-an
D. Sosiologi merupakan ilmu berdasarkan observasi bukan spekulasi
E. Sosiologi tidak menentukan baik dan buruknya suatu fakta sosial
Jawaban: E
6. Sosiologi dapat digunakan untuk mengkaji potensi suatu de-sa. Hasil
kajian tersebut akan digunakan untuk mengem-bangkan program
pemberdayaan masyarakat. Ilmu Sosiologi berdasarkan pernyataan
tersebut berfungsi sebagai sarana ....
A. menyelesaikan masalah sosial
B. melaksanakan pembangunan
C. merencanakan pembangunan
D. mengevaluasi pembangunan
E. melakukan kontrol sosial
Jawaban: C
7. Perhatikan ciri-ciri berikut !
1) Berusaha menyusun abstraksi hingga menjadi teori ber-dasarkan
hasil observasi.
2) Tidak memberikan stigma terhadap fenomena sosial da-lam
masyarakat.
3) Mempelajari kejiwaan individu sebagai anggota kelom-pok
masyarakat.
4) Merupakan ilmu berdasarkan observasi terhadap fakta sosial,
bukan hasil spekulasi.
5) Menjelaskan permasalahan sosial secara subjektif dan
berdasarkan wahyu.
Ciri-ciri ilmu Sosiologi ditunjukkan oleh pernyataan pada angka ... .
A. 1), 2), dan 3) C. 1), 3), dan 5) E. 3), 4), dan 5)
B. 1), 2), dan 4) D. 2), 3), dan 5)
Jawaban: B
8. Seorang peserta didik meneliti kehidupan masyarakat Desa Gamber
akibat erupsi Gunung Sinabung. Apabila dianalisis menggunakan teori
yang dikemukakan Auguste Comte, kegi-atan peserta didik tersebut
termasuk dalam tahap pemikiran ... .
A. teologis
B. positivis
C. metafisik
D. politeisme
E. monoteisme
Jawaban: B
9. Objek kajian Sosiologi adalah masyarakat dan kebudayaan sebagai hasil
interaksi manusia. Pernyataan yang menunjuk-kan objek kajian
Sosiologi yaitu ... .
A. Gerhana matahari cincin melewati sebagian wilayah In-donesia.
B. Bencana kebakaran hutan menyebabkan rusaknya eko-sistem
hutan.
C. Kenaikan dan penurunan harga emas mengikuti harga komoditas
dunia.
D. Proses sosialisasi dalam keluarga memengaruhi perilaku anak.
E. Penemuan alat pendeteksi tanah longsor bermanfaat bagi daerah
rawan longsor.
Jawaban: D
10. Perhatikan beberapa pernyataan berikut !
1) Harga sembako mengalami kenaikan seiring naiknya harga BBM.
2) Protes masyarakat mengenai beredarnya vaksin palsu.
3) Penemuan candi Losari di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
4) Aksi protes masyarakat mengenai dampak kenaikan har-ga
sembako.
5) Meningkatnya kasus kenakalan remaja dalam masyara-kat.
Objek kajian Sosiologi ditunjukkan oleh angka ... .
A. 1), 2), dan 3) C. 1), 3), dan 5) E. 3), 4), dan 5)
B. 1), 2), dan 4) D. 2), 4), dan 5)
Jawaban: D

11. Perhatikan ciri-ciri berikut !


1) Berdasarkan pada observasi nyata dalam masyarakat.
2) Tidak mempersoalkan baik buruknya fakta sosial.
3) Berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi menjadi teori.
4) Mempelajari kejiwaan individu sebagai bagian dari masyarakat.
5) Menjelaskan permasalahan sosial secara subjektif.
Ciri ilmu Sosiologi ditunjukkan oleh pernyataan nomor ... .
A. 1), 2), dan 3) C. 1), 3), dan 5) E. 3), 4), dan 5)
B. 1), 2), dan 4) D. 2), 3), dan 5)
Jawaban: A
12. Ilmu Sosiologi diperlukan untuk mengkaji fenomena sosial dalam
masyarakat secara empiris dan logis. Deskripsi tersebut menunjukkan
bahwa Sosiologi berfungsi sebagai ... .
A. bahan pembuatan keputusan D. solusi masalah sosial
B. bahan pembangunan sosial E. perencanaan sosial
C. bahan penelitian sosial
Jawaban: C
13. Masyarakat perkotaan cenderung bersikap individual dan bergaya hidup
serba instan. Masyarakat perkotaan berbeda dengan masyarakat
perdesaan yang masih tradisional dan menjunjung tinggi rasa
kebersamaan. Deskripsi tersebut dapat dikaji dalam kajian ilmu ... .
A. Sosiologi politik dan Sosiologi hukum
B. Sosiologi gender dan Sosiologi hukum
C. Sosiologi pendidikan dan Sosiologi keluarga
D. Sosiologi pembangunan dan Sosiologi politik
E. Sosiologi perdesaan dan Sosiologi perkotaan
Jawaban: E
14. Sosiologi mempelajari sistem sosial yang terdiri atas pola interaksi
sosial, nilai dan norma, lembaga, struktur, serta perubahan sosial.
Sistem sosial tersebut saling berhubungan satu sama lain. Penjelasan
tersebut menunjukkan bahwa objek kajian Sosiologi adalah ... .
A. individu D. kebudayaan
B. masyarakat E. peristiwa masa lampau
C. sistem politik
Jawaban: B
15. Perhatikan peristiwa berikut !
1) Kenaikan harga BBM diikuti dengan kenaikan harga kebutuhan
pokok.
2) Ditemukannya artefak alat-alat perlengkapan hidup zaman
purbakala.
3) Kampanye calon bupati menarik simpati masyarakat.
4) Aksi protes masyarakat akibat penggusuran lahan.
5) Timbulnya gerakan menolak diberlakukannya kebijakan
pemerintah.
Objek kajian Sosiologi ditunjukkan oleh nomor ... .
A. 1), 2), dan 3) C. 1), 3), dan 5) E. 3), 4), dan 5)
B. 1), 2), dan 4) D. 2), 4), dan 5)
Jawaban: E
16. Perhatikan fungsi dan manfaat Sosiologi berikut !
1) Memberikan pengetahuan sistem nilai dan norma dalam
masyarakat untuk dijadikan bahan pertimbangan.
2) Memberikan rekomendasi upaya pemecahan permasa-lahan
sosial.
3) Membuat rekomendasi untuk menjalankan kebijakan sesuai
kebutuhan masyarakat.
4) Memberikan penilaian baik dan buruknya fenomena/ gejala sosial
dalam masyarakat.
5) Menindak pelaku penyimpangan sosial dalam masyarakat.
Fungsi dan manfaat ilmu Sosiologi dalam perencanaan sosial
ditunjukkan oleh nomor ... .
A. 1), 2), dan 3) C. 1), 3), dan 5) E. 3), 4), dan 5)
B. 1), 2), dan 4) D. 2), 4), dan 5)
Jawaban: A
17. Sosiologi dikategorikan sebagai ilmu pengetahuan yang empiris dan
rasional karena ... .
A. menggunakan metode yang tersusun secara sistematis
B. berupaya memperbaiki teori lama dan mengembangkan teori
baru.
C. meneliti aturan yang terbentuk berdasarkan pola interaksi
antarindividu
D. membahas fenomena yang sering terjadi, bukan yang seharusnya
terjadi
E. berupaya menghubungkan gejala sosial dengan ilmu pengetahuan

Jawaban: A

B. Interaksi Sosial Antarindividu, Antara Individu dan Kelompok, dan


Antarkelompok:
Interaksi Sosial merupakan hubungan dinamis yang terjadi
antarindividu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan
kelompok. Interaksi menyebabkan individu /kelompok saling
memengaruhi satu dengan lain sepanjang hidupnya. Selain itu, interaksi
sosial juga merefleksikan kebutuhan-kebutuhan dasar manusia yang tidak
dapat hidup sendiri.
1. Syarat Interaksi Sosial dalam Masyarakat:
Syarat terjadinya interaksi sosial yaitu: adanya kontak sosial (social
contact) dan komunikasi (communication).
a. Kontak Sosial: merupakan usaha ketika dua individu/kelompok
saling berhubungan, baik secara langsung (primer), maupun
tidak langsung (sekunder). Terjadinya kontak sosial tidak hanya
bergantung dari tindakan seseorang, tetapi juga berdasarkan
tanggapan (respons) seseorang terhadap tindakan tersebut. Mis.:
Ketika seseorang mengajak berjabat tangan maka respons yang
datang dari pihak lain yaitu menyodorkan tangan untuk berjabat
tangan. Selain primer dan sekunder, kontak sosial dapat bersifat
positif dan negatif. Suatu kontak sosial dikatakan positif apabila
mengarah pada kesepakatan atau kerja sama; kontak sosial
dikatakan negatif apabila mengarah pada pertentangan.
b. Komunikasi: merupakan upaya menyampaikan informasi atau
berita antara dua orang atau lebih sehingga informasi yang
disampaikan dapat dipahami oleh penerima. Aspek penting
dalam komunikasi adalah munculnya respons seseorang
terhadap pesan/berita yang diterima. Beberapa komponen
dalam proses komunikasi, yaitu:
1) Sumber informasi/pengirim pesan (komunikator).
2) Informasi/pesan yang disampaikan (stimulus).
3) Saluran/media.
4) Penerima informasi (komunikan).
5) Respons atau tanggapan dari penerima informasi.
Apabila dalam interaksi sosial terdapat salah satu komponen di
atas tidak terpenuhi maka menyebabkan kegagalan proses
interaksi.
2. Ciri (dan Sifat) Interaksi Sosial:
Ciri-ciri Interaksi Sosial menurut Charles P. Loomis (ahli Sosiologi
dari AS) sbb:
a. Terdapat tujuan yang akan dicapai.
b. Jumlah pelaku dua orang atau lebih.
c. Terdapat komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol atau
lambang.
d. Terdapat dimensi waktu: meliputi masa lalu, masa kini, dan
masa depan.
*Interaksi Sosial dalam masyarakat memiliki sifat sbb:
1) Berulang: artinya interaksi sosial terjadi secara berulang-ulang.
2) Teratur: artinya interaksi sosial terjadi dengan pola sama dan
konsisten.
3) Disengaja: artinya interaksi terjadi karena sengaja/
direncanakan.
4) Aksidental dan tidak direncanakan: artinya interaksi terjadi
secara spontan.
5) Resiprokal: artinya interaksi mengandung makna timbal balik
baik dengan pelaku dua orang atau lebih; d.k.l. interaksi tidak
dapat terjadi pada satu orang.

3. Fakto-Faktor yang Memengaruhi Interaksi Sosial:


Interaksi Sosial dalam masyarakat dipengaruhi oleh faktor-faktor
berikut:
1) Imitasi: merupakan proses meniru sikap, tindakan, tingkah
laku, atau penampilan fisik orang lain di lingkungan sekitarnya
secara berlebihan.
2) Sugesti: proses menerima sikap, pandangan, dan pendapat
orang lain tanpa dipikir ulang. Kondisi tersebut dapat terjadi
karena pandangan/pendapat berasal dari orang yang berwibawa,
memiliki kekuasaan, dan diakui oleh masyarakat.
3) Simpati: merupakan suatu proses (ketika seseorang) merasa
tertarik kepada pihak lain terkait perilaku atau penampilannya.
4) Identifikasi: merupakan kecenderungan atau keinginan dalam
diri seseorang untuk menjadi sama (identik) dengan pihak lain.
Identifikasi bersifat lebih mendalam daripada imitasi. Dalam
proses identifikasi, tidak hanya perilaku dan penampilan luar
yang ditiru, tetapi juga, kepribadian serta sifat-sifat orang lain
ditiru sebagai pedoman bertindak dalam kehidupan sehari-hari.
5) Empati: merupakan kemampuan merasakan keadaan orang
lain dan ikut merasakan situasi yang dialami atau dirasakan
orang lain.
6) Motivasi: merupakan dorongan baik dari dalam diri seseorang
maupun dari luar untuk melakukan tindakan.
4. Jenis-jenis Interaksi Sosial:
Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menemukan berbagai jenis
interaksi sosial yang berbeda-beda. Adapun jenis interaksi sosial
tersebut meliputi:
1) Interaksi antara individu dan individu: berarti individu
menyampaikan informasi kepada individu lain. Dengan
demikian, subjek dan objek interaksi sosial adalah individu.
2) Interaksi antara individu dan kelompok: berarti individu
berperan sebagai subjek/komunikator dan kelompok berperan
sebagai objek/komunikan.
3) Interaksi antara kelompok dan individu: berarti kelompok
berperan sebagai subjek dan individu berperan sebagai objek.
4) Interaksi antara kelompok dan kelompok: kelompok yang satu
berperan sebagai subjek dan kelompok lain berperan sebagai
objek.
5. Proses Sosial: merupakan kegiatan interaksi sosial yang berlangsung
dalam jangka waktu tertentu. Secara garis besar, proses sosial
dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu: a.Proses Sosial Asosiatif:
Proses asosiatif mengarah pada persatuan dan dapat meningkatkan
solidaritas sosial antarindividu/kelompok.
Proses sosial asosiatif dapat diklasifikasikan sbb:
1) Kerja sama (cooperation):
Kerja sama yaitu suatu usaha bersama antara perorangan atau
kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Bentuk-bentuk kerja
sama sbb:
a) Tawar-menawar (bargaining): bentuk perjanjian
mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua pihak atau
lebih.
b) Kooptasi (cooptation): bentuk kerja sama yang dila-kukan
dengan cara menyepakati pimpinan yang ditunjuk untuk
mengendalikan jalannya organisasi/ kelompok.
c) Koalisi (coalition): kerja sama dua organisasi politik atau
lebih untuk mencapai tujuan yang sama dengan bergabung
menjadi satu.
Jika kerja sama dilakukan atas dasar bagi hasil disebut
patungan (joint venture).
d) Patungan (joint venture): kerja sama dua antara badan
usaha atau lebih untuk meraih keuntungan dalam bidang
ekonomi.
2) Akomodasi: interaksi sosial antara individu dan kelom-pok
dalam upaya menyelesaikan suatu konflik/perten-tangan.
Bentuk-bentuk akomodasi sbb:
a) Koersi (coercion): menggunakan tekanan (pemak-saan)
sehingga salah pihak berada dalam keadaan lebih lemah
dibandingkan pihak lawan.
b) Kompromi (compromise): perundingan secara damai
antara kedua belah pihak yang bertikai untuk saling
mengurangi tuntutan.
c) Arbitrase (arbitration): upaya penyelesaian sengketa
dengan bantuan pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah
pihak yang bersengketa; pihak ketiga dalam arbitrase adalah
majelis arbitrase.
d) Mediasi (mediation): proses pengikutsertaan pihak ketiga
sebagai penasihat yang netral dalam penye-lesaian suatu
perselisihan.
e) Konsiliasi (consiliation): usaha mempertemukan pihak yang
berselisih untuk mencapai persetujuan melalui lembaga
sosial sebagai usaha untuk menyelesaikan perselisihan
tersebut.
f) Toleransi: sikap menghargai perbedaan dalam masyarakat.
g) Ajudikasi (adjudication): usaha menyelesaikan
konflik/perselisihan melalui pengadilan (meja hijau).
h) Stalemate: keadaan yang ditandai adanya kekuatan
seimbang dari kedua pihak yang bertikai sehingga
pertikaian terhenti pada titik tertentu.
*****
i) Segregasi (segregation): masing-masing pihak me-
misahkan diri dan saling menghindar untuk mengu-rangi
ketegangan.
j) Eliminasi: pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat
dalam konflik karena mengalah.
k) Subjugation atau domination: pihak yang mempu-nyai
kekuatan besar meminta pihak lain menaati-nya.
l) Keputusan mayoritas (majority rule): keputusan yang
diambil berdasarkan suara terbanyak dalam voting.
m) Minority consent: golongan minoritas yang tidak merasa
dikalahkan tetapi dapat melakukan kegiatan bersama.
n) Konversi: penyelesaian konflik ketika salah satu pihak
bersedia mengalah dan mau menerima pen-dirian pihak
lain.
o) Gencatan Senjata: penangguhan permusuhan da-lam
jangka waktu tertentu.
p) Displasemen (displacement): usaha mengakhiri konflik
dengan mengalihkan pada objek lain.
*****
3) Akulturasi: Proses penerimaan unsur-unsur kebudayaan asing
menjadi bagian dari kebudayaan suatu kelompok tanpa
menghilangkan kepribadian ataupun ciri khas kebudayaan asli.
4) Asimilasi: proses peleburan dua kebudayaan atau lebih yang
berbeda menjadi satu kebudayaan baru; mengarah pada
hilangnya perbedaan di antara kebudayaan yang berbeda.
5) Amalgamasi: meleburnya dua kelompok budaya menjadi satu
dan melahirkan kelompok budaya baru. Amalgamasi
mempertegas hilangnya perbedaan-perbedaan. Biasanya
dilakukan melalui pernikahan antaretnik.
b.Proses Sosial Disosiatif:
Proses sosial disosiatif dapat menyebabkan perpecahan. Bentuk
proses sosial disosiatif sbb:
1. Kontravensi: upaya menghalangi dan menggagalkan tujuan
pihak lain. Bentuk-bentuk kontravensi berupa: gangguan, fitnah,
provokasi, intimidasi, teror, dll ... .
2. Pertentangan (pertikaian, konflik, conflict): proses sosial
ketika seseorang/kelompok dengan sadar atau tidak sadar
menentang pihak lain disertai ancaman atau kekerasan untuk
mendapatkan keinginan/tujuan terten-tu.
3. Persaingan (kompetisi, competition): proses sosial yang
dilakukan individu/kelompok untuk memperoleh kemenangan
secara kompetitif tanpa menimbulkan bentrok atau kekerasan
fisik.
6. Keteraturan Sosial dalam Masyarakat:
Keteraturan Sosial merupakan produk dari proses interaksi sosial.
Keteraturan Sosial menunjukkan masyarakat melakukan interaksi
sosial secara tertib dan teratur sesuai nilai dan norma yang berlaku
dalam masyarakat. Wujud Keteraturan Sosial dapat dilihat dalam
kehidupan masyarakat yang aman, tertib, saling menghormati, dan
mengedepankan gotong royong. Keteraturan sosial dalam
masyarakat dapat terbentuk melalui unsur-unsur berikut:
a. Tertib sosial: artinya kondisi kehidupan suatu masyarakat yang
aman, dinamis, dan teratur karena setiap individu bertindak
sesuai nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Ex.:
ketika diamati, pengguna jalan raya yang memahami norma
yang berlaku, akan menaati aturan lalu lintas. Sementara itu,
pengguna jalan yang tidak memahami norma sosial, akan
melanggar aturan lalu lintas. Juga kehidupan masyarakat yang
tenang dan aman karena semua warganya bertindak sesuai status
dan perannya.
b. Order: artinya sistem norma dan nilai sosial yang berkembang,
diakui, dan dipatuhi oleh seluruh anggota masyarakat. Order
dapat dicapai apabila terdapat tertib sosial dan setiap individu
melaksanakan hak dan kewajibannya. Ex.: adat istiadat yang
dijadikan pedoman dalam kehidupan masyarakat.
c. Keajekan: artinya suatu kondisi keteraturan sosial yang
berlangsung tetap dan berkelanjutan sebagai hasil hubungan
antara tindakan, nilai, dan norma sosial yang berlangsung secara
terus-menerus. Keajekan bisa terwujud jika setiap individu telah
melaksanakan hak dan kewajiban sesuai sistem norma dan nilai
sosial yang berkembang dalam lingkungan tertentu. Mis.: setiap
pagi peserta didik selalu datang di sekolah.
d. Pola: yaitu corak hubungan yang tepat dan ajek dalam interaksi
sosial yang dijadikan model bagi semua anggota masyarakat
atau kelompok. Pola lebih menekankan aspek kebiasaan yang
tetap terpelihara dan teruji dalam berbagai situasi. Ex.:
musyawarah yang dijadikan masyarakat sebagai cara
menyelesaikan masalah karena teruji dapat menyelesaikan
berbagai persoalan.
Syarat-syarat terwujudnya keteraturan sosial dalam masyarakat:
a. terdapat kesadaran warga tentang pentingnya keter-aturan
masyarakat.
b. terdapat norma sosial sesuai kebutuhan serta peradaban
manusia.
c. terdapat aparat penegak hukum yang konsisten dalam
menjalankan tugas, fungsi, dan wewenangnya dalam upaya
mewujudkan keteraturan sosial.

Contoh Soal:
1. Gambar memperlihatkan seseorang sedang menggunakan gawai.
Pernyataan yang sesuai dengan gambar tersebut adalah ... .
A. Antarindividu sedang melakukan kontak sosial langsung
menggunakan gawai.
B. Antarkelompok melakukan komunikasi tidak langsung
menggunakan gawai.
C. Individu sedang melakukan komunikasi searah menggunakan
gawai.
D. Komunikasi melalui gawai menunjukkan kontak sosial sekunder.
E. Teknologi menjadi perantara kontgak sosial primer antarindividu.
Jawaban: D
2. OSIS SMA Langit berencana melakukan bakti sosial dengan
mengumpulkan dana untuk membantu bencana kemanusiaan Rohingya.
Pada saat yang sama, Rohis SMA Langit juga memiliki agenda
melakukan kegiatan serupa. Atas kesepakatan kedua belah pihak,
organisasi sekolah tersebut menggalang dana bersama. Berdasarkan
ilustrasi tersebut proses sosial terjadi karena adanya ... .
A. kompetisi antarorganisasi mengumpulkan donasi
B. kooptasi antara OSIS dan Rohis menggalang dana bersama
C. kontravensi akibat kesamaan agenda antara OSIS dan Rohis
D. koalisi antara ketua OSIS dan Rohis dalam melakukan kegiatan
E. bergaining antarorganisai dalam melaksanakan agenda bersama
Jawaban : B
3. Ketika terjadi perselisihan antarpeserta didik, guru BP berupaya
mendamaikan dan mengimbau agar permasalahan diselesaikan secara
kekeluargaan. Jenis akomodasi berdasarkan uraian di atas dilakukan
dengan cara ... .
A. Koersi
B. Mediasi
C. Toleransi
D. Ajudikasi
E. Kompromi
Jawaban: B
4. Raisa menggemari acara debat politik menjelang pemilihan kepala
daerah. Raisa merasa senang ketika pasangan calon kepala daerah
kesukaannya naik panggung. Raisa yakin akan memilih pasangan calon
kepala daerah tersebut. Raisa merasa visi, misi, dan pembawaan
pasangan calon tersebut luar biasa. Faktor yang memengaruhi interaksi
sosial berdasarkan ilustrasi tersebut ialah ... .
A. simpati
B. empati
C. imitasi
D. sugesti
E. identifikasi
Jawaban : D
5. Masyarakat Randuwangi memiliki kebiasaan bermusyawarah ketika ada
permasalahan yang sedang dihadapi. Antaranggota masyarakat saling
bahu-membahu memberikan sumbangsih pemikiran tentang upaya
mengatasi setiap masalah. Kebiasaan masyarakat Randuwangi tersebut
menunjukkan adanya unsur keteraturan sosial berupa ... .
A. tatanan sosial
B. tertib sosial
C. order sosial
D. keajekan
E. pola
Jawaban : E

6. Interaksi sosial dapat terjadi apabila memenuhi dua syarat yaitu terdapat
kontak sosial dan komunikasi. Pernyataan yang memenuhi syarat
interaksi sosial, yaitu ... .
A. Leni menghabiskan liburan dengan membaca komik di kamar.
B. Pak Sapto menghias rumahnya dengan lampu warna warni.
C. Sofian melakukan touring dengan rute Gunung Bromo.
D. Susi mengobrol bersama teman-temannya di cafe.
E. Rena berlatih membaca puisi di depan cermin.
Jawaban: D
7. Salah satu faktor yang memengaruhi interaksi dalam masyarakat adalah
simpati. Contoh interaksi sosial yang disebabkan oleh faktor simpati
ditunjukkan oleh pernyataan ... .
A. Susan meneladan sifat rajin teman satu kelasnya.
B. Banu memotong rambut seperti pemain sepak bola idolanya.
C. Ibu tertarik dengan sifat anggun dan ramah calon menantunya.
D. Pak Budi rutin melakukan kemoterapi sesuai perintah dokter.
E. Herman turut prihatin atas kondisi kaki temannya yang
diamputansi.
Jawaban: C
8. Dalam masyarakat dapat terjadi proses sosial asosiatif dan disosiatif.
Contoh proses sosial asosiatif adalah ... .
A. Perselisihan antara pendukung kepala daerah A dan kepala daerah
B.
B. Persaingan antara industri perfilman lokal dan industri perfilman
dari luar negeri.
C. Perselisihan antara sopir taksi biasa dan sopir taksi online.
D. Demonstrasi masyarakat kepada pemerintah menuntut penegakan
hukum.
E. Perkawinan antarras atau etnik sering terjadi di kalangan artis.
Jawaban: E
9. Kompetisi merupakan salah satu proses sosial disosiatif. Contoh
pernyataan yang menunjukkan kompetisi adalah ... .
A. Debat antarkandidat kepala desa di Desa Seruni berlangsung
meriah.
B. Banyak warga negara Indonesia menikah dengan warga negara
asing.
C. Guru mengajak peserta didik bergotong royong di lingkungan
sekolah.
D. Masyarakat sekitar bantaran sungai menolak penggusuran rumah
mereka.
E. Buruh perusahaan garmen menuntut pengangkatan status karyawan
tetap.
Jawaban: A
10. Semua karyawan di PT Sukses Makmur memiliki kebiasaan membuang
sampah pada tempatnya, baik sampah organik maupun anorganik.
Kebiasaan karyawan PT Sukses Makmur tersebut menunjukkan adanya
unsur keteraturan sosial berupa ... .
A. tatanan sosial
B. tertib sosial
C. order sosial
D. keajekan
E. pola
Jawaban: E

11. Syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak dan komunikasi.
Interaksi sosial dilakukan jika terdapat dua pihak atau lebih dan adanya
hubungan timbal balik. Pernyataan yang memenuhi syarat interaksi
sosial adalah ... .
A. Eni bermain piano seorang diri.
B. Ibu menyiapkan sarapan setiap pagi.
C. Adik sedang latihan membaca puisi di depan cermin.
D. Arka dan Bobi saling bertukar cerita setelah lama tidak bertemu.
E. Toni tidak mendengar sapaan Edo karena mendengarkan lagu
dengan memakai headset.
Jawaban: D
12. Salah satu faktor yang memengaruhi interaksi sosial dalam masyarakat
adalah motivasi. Contoh adanya faktor motivasi dalam interaksi sosial
ditunjukkan oleh pernyataan ... .
A. Supri meniru gaya berpakaian artis idolanya.
B. Bayu dan timnya selalu berlatih basket agar lolos seleksi daerah.
C. Ibu-ibu arisan tertarik membeli produk kecantikan yang
ditawarkan seorang sales promotion girl.
D. Sari meneladan sikap ibunya yang rajin dan rapi.
E. Salah satu peserta lomba berpenampilan seperti artis ibukota.
Jawaban: B
13. Proses asosiatif merupakan jenis interaksi sosial yang mengarah pada
penyatuan. Proses asosiatif dalam interaksi sosial ditunjukkan oleh
pernyataan ... .
A. Terjadi perselisihan pendapat antara ketua pemuda dengan
beberapa tokoh masyarakat.
B. Tawuran antarsuporter sepak bola terjadi akibat adanya
kecurangan pemain.
C. Sopir bus antarkota saling memacu kecepatan busnya untuk
mendapatkan penumpang.
D. Tia dan Dito memutuskan menikah walaupun berasal dari suku
berbeda.
E. Setiap peserta lomba bersaing mendapatkan gelar juara.
Jawaban: D
14. Sejak kecil seorang anak diajari mengucapkan terima kasih ketika
menerima sesuatu dari orang lain dan meminta maaf ketika melakukan
kesalahan terhadap orang lain. Hal itu dilakukan kapan pun, di mana
pun, dan dengan siapa pun. Unsur yang memengaruhi keteraturan
tersebut adalah ... .
A. keajekan C. tertib E. cara
B. order D. pola
Jawaban: A

C. Nilai dan Norma Sosial:


Masyarakat memiliki aturan-aturan pokok untuk mengatur perilaku
anggota-anggotanya. Aturan pokok tersebut diciptakan dan ditetapkan
berdasarkan nilai sosial. Nilai Sosial merupakan sesuatu yang dianggap
baik dan pantas bagi masyarakat setempat. Aturan-aturan dalam
masyarakat meliputi perbuatan yang dilarang dan dianjurkan. Aturan
dalam masyarakat terwujud dalam bentuk norma sosial.
1. Nilai Sosial:
Nilai Sosial didefinisikan sebagai konsep abstrak tentang prinsip
standar atau patokan yang baik, dicita-citakan, penting, dan berguna
bagi kehidupan manusia. Nilai sosial berperan mengarahkan perilaku
seseorang dalam kehidupan masyarakat.
a. Jenis-Jenis Nilai Sosial:
Nilai sosial memuat nilai-nilai kolektif yang dianut oleh sebagian
besar masyarakat. Menurut Prof. Notonagoro, nilai sosial dibagi
menjadi 3 (tiga) sbb:
1) Nilai Material yaitu, segala sesuatu yang dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan fisik/jasmani manusia.
2) Nilai Vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia
untuk melakukan aktivitas atau kegiatan dalam hidupnya.
Sesuatu dapat bernilai dilihat dari daya gunanya.
3) Nilai Rohani yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
pemenuhan kebutuhan rohani; dibagi menjadi 4 nilai, yaitu:
 Nilai kebenaran/logis/empiris: bersumber dari proses
berpikir (menggunakan akal, pikiran manusia) dan diikuti
oleh fakta-fakta.
 Nilai keindahan/estetis: bersumber dari unsur rasa
manusia.
 Nilai moral/etis: berkenaan dengan kebaikan dan
keburukan; bersumber dari kehendak dan kemauan.
 Nilai religius: nilai Ke-Tuhanan; berisi keper-cayaan
manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Berdasarkan ciri-cirinya, nilai sosial dibedakan menjadi tiga, sbb:
1) Nilai dominan: merupakan nilai yang diutamakan dan
dianggap lebih penting daripada nilai lainnya. *(Adapun Ciri-
ciri nilai dominan, adalah: banyaknya orang yang menganut
nilai tersebut, lamanya nilai itu dijunjung oleh anggotanya,
tingginya usaha untuk mempertahankan nilai itu, dan tinginya
kedudukan orang yang menjunjung nilai itu).
2) Nilai yang mendarah daging: merupakan nilai yang
membentuk kepribadian seseorang sehingga pelaksanaannya
tidak membutuhkan banyak pertimbangan.*(karena
merupakan kesadaran pri-badi, dan sudah menjadi bagian
dari dirinya atau sudah menjadi kebiasaan).
3) Nilai instrumental: merupakan nilai yang bersifat dinamis
sehingga sangat fleksibel terhadap hukum; biasanya terdapat
dalam kelompok primer yang anggotanya saling memiliki
rasa empati, mis. keluarga.
Berdasarkan fungsinya: nilai sosial dikelompokkan sbb:
1) Nilai integratif: merupakan nilai yang memberikan tuntunan
atau mengarahkan seseorang/kelompok dalam usaha
mencapai cita-cita bersama.
2) Nilai disintegratif: merupakan nilai yang hanya berlaku
untuk sekelompok orang di wilayah tertentu. *(Jadi, nilai
disintegratif bersifat lokal dan sangat etnosentris).
b. Fungsi Nilai Sosial: Nilai Sosial memiliki beberapa fungsi sbb:
1) Mengarahkan masyarakat untuk berpikir dan berting-kah laku
sesuai nilai-nilai sosial agar tercipta integrasi dan ketertiban
sosial.
2) Memotivasi manusia agar berperilaku sesuai peran guna
mencapai suatu tujuan.
3) Sebagai pengawas, pembatas, dan pendorong perilaku individu
dalam masyarakat.
4) Sebagai alat dan kelas sosial dalam stratifikasi sosial.
5) Membentuk sikap mandiri, dan tanggung jawab.
6) Sebagai masyarakat.
2. Norma Sosial:
Norma Sosial berisi larangan dan perintah yang digunakan sebagai
petunjuk hidup bermasyarakat. Pelanggaran terhadap norma akan
dikenai sanksi.
a. Proses Pembentukan Norma Sosial:
Tumbuh melalui proses dalam masyarakat berdasarkan nilai yang
dianut oleh masyarakat tersebut. Penerapan nilai pada suatu
masyarakat dapat berbeda dengan masyarakat lain. Perbedaan
terjadi karena:
- situasi dan kondisi dari masyarakat yang berbeda.
- perbedaan kepentingan dalam masyarakat membutuh-kan
aturan yang nyata.
Munculnya norma dengan sanksi jelas agar nilai yang masih
abstrak dapat ditaati oleh masyarakat demi mencapai keteraturan
sosial.
b. Jenis-jenis Norma Sosial: Berdasarkan jenisnya, norma sosial
dibagi menjadi dua sbb:
1) Berdasarkan sanksinya:
a) Norma merupakan ketentuan-ketentuan yang bersumber
pada agama, bersifat mutlak, dan keberadaannya tidak
dapat ditawar (karena aturannya berasal dari Tuhan.
*Pelanggarannya akan mendapat sanksi berupa dosa).
b) Norma kesusilaan: merupakan peraturan sosial yang
berasal dari hati nurani yang menghasilkan akhlak/moral.
*Pelanggaran akan dikucilkan atau dicemooh.
c) Norma kesopanan: merupakan peraturan sosial yang
bersumber pada pola perilaku individu (secara wajar)
sebagai hasil interaksi sosial dalam masyarakat.
*Pelanggaran akan mendapat celaan atau kritikan.
d) Norma Hukum: merupakan ketentuan-ketentuan dalam
kehidupan sosial yang bersumber dari undang-undang.
Pelanggar norma ini akan mendapat sanksi tegas berupa
pidana atau perdata.
2) Berdasarkan daya ikatnya:
a) Cara (usage): suatu bentuk perilaku atau tindakan yang
dilakukan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
***Norma ini paling lemah daya ikatnya; pelanggaran
akan mendapat celaan atau ejekan.
b) Kebiasaan (folkways): perbuatan berulang-ulang yang
dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan jelas.
c) Tata Kelakuan (Mores): sekumpulan perbuatan mengenai
anjuran dan larangan dalam hidup ber-masyarakat.
d) Adat-istiadat (Customs): tata kelakuan yang ter-integrasi
secara kuat dengan pola-pola perilaku masyarakat.
***Yang melanggar akan dikenai sanksi tegas. Contoh:
hukum adat di desa Panlipuran Bali yang melarang
seseorang beristri lebih dari satu. Apabila ia melanggar
maka akan mendapat sanksi pengucilan di tempat khusus.
e) Hukum (Laws): sekumpulan aturan tertulis dalam
masyarakat yang berisi ketentuan-ketentuan, perin-tah, dan
larangan agar tercipta keteraturan.
******
3) Berdasarkan Resmi atau Tidaknya: *
a) Norma tidak resmi (nonformal): tidak jelas dalam
pelaksanaannya; tidak wajib bagi masyarakat.
b) Norma resmi (formal): dirumuskan dan diwajibkan secara
jelas dan tegas.*
******
c. Fungsi Norma Sosial:
Fungsi norma sosial dalam masyarakat sbb: sebagai
1) pedoman/aturan perilaku seseorang dalam hidup
bermasyarakat.
2) alat menertibkan dan menstabilkan kehidupan sosial.
3) sistem kontrol dalam masyarakat.

Contoh Soal:
1. Perhatikan beberapa pernyataan berikut !
1) Sumi membeli bahan makanan di supermarket setiap minggu.
2) Petani menggunakan mesin pemanen padi untuk mempermudah
proses panen.
3) Pak Bambang membangun rumah setelah lima tahun mengontrak.
4) Guru mengimbau peserta didik agak tidak menyontek saat Ujian
Nasional.
5) Rosi belajar menjahit berbegai model pakaian agar dapar
mengikuti lomba fashion.
Contoh nilai material ditunjukkan oleh angka ... .
A. 1), 2), dan 3)
B. 1), 2), dan 4)
C. 1), 3), dan 5)
D. 2), 4), dan 5)
E. 3), 4), dan 5)
Jawaban : C
2. Pemerintah menetapkan hari libur nasional saat perayaan hari besar
keagamaan. Penetapan tersebut dilakukan untuk menghargai
keberagaman agama dalam masyarakat. Nilai yang terkandung dalam
kebijakan pemerintah tersebut berfungsi sebagai ... .
A. penentu kelas sosial
B. alat solidaritas sosial
C. pedoman bertingkahlaku
D. pengawas dan pembatas perilaku
E. motivasi individu dalam berperilaku
Jawaban : B
3. Tasya menghadiri resepsi pernikahan temannya. Pesta pernikahan
temannya menerapkan model standing party (makan sambil berdiri).
Dalam tradisi atau kebiasaan masyarakat tradisional, perilaku tersebut
dianggap sebagai pelanggaran norma ... .
A. Folkways
B. Customs
C. Usage
D. Mores
E. Laws
Jawaban : C
4. Polisi pamong praja merazia pelajar yang berada di warnet ketika jam
sekolah. Pelajar yang terjaring razia tersebut dilaporkan kepada pihak
sekolah. Selanjutnya, pihak sekolah memanggil orang tua pelajar
tersebut. Berdasarkan fungsi norma sosial, tindakan polisi pamong praja
bertujuan ... .
A. Menertibkan pelajar agar kembali berperilaku sesuai harapan
masyarakat.
B. Menumbuhkan keyakinan untuk taat dan patuh terhadap norma
sosial
C. Mengembangkan rasa takut untuk mematuhi norma sosial
D. Mengembangkan rasa malu ketika melanggar norma sosial
E. Memberi penghargaan bagi warga yang taat terhadap norma
Jawaban : A

5. Banu dan Tito sering menyontek ketika ulangan harian. Mereka juga
sering ditegur guru kelas agar tidak mengulangi perbuatan tersebut.
Akan tetapi, Banu dan Tito tidak memperhatikan teguran guru kelasnya
tersebut. Perilaku Banu dan Tito menunjukkan pelanggaran terhadap
nilai ... .
A. vital
B. moral
C. logika
D. estetika
E. material
Jawaban: B
6. Perhatikan ciri-ciri berikut !
1) Berkaitan dengan kebaikan dan keburukan.
2) Berhubungan dengan aktivitas sehari-hari.
3) Berguna bagi manusia untuk beraktivitas.
4) Memiliki fungsi meringankan pekerjaan manusia.
5) Berguna sebagai pemenuhan kebutuhan rohani.
Ciri-ciri nilai vital ditunjukkan oleh angka ... .
A. 1), 2), dan 3) C. 2), 3), dan 4) E. 3), 4), dan 5)
B. 1), 2), dan 4) D. 2), 3), dan 5)
Jawaban: C
7. Setiap warga diharapkan patuh terhadap aturan yang berlaku dalam
masyarakat. Seseorang yang melanggar aturan dapat dikenai sanksi
sesuai tingkat pelanggarannya. Berdasarkan pernyataan tersebut, norma
berfungsi sebagai ... .
A. pembatas dan pengawas perilaku
B. kriteria penilaian sikap individu
C. alat pemersatu antarindividu
D. cara menjatuhkan sanksi
E. pedoman tingkah laku
Jawaban: E

8. Pengendara sepeda motor diwajibkan mengenakan helm berstandar dan


mematuhi aturan lalu lintas. Pengendara sepeda motor yang melanggar
aturan tersebut harus ditilang. Contoh perilaku tersebut merupakan
penerapan jenis norma ... .
A. agama C. kesopanan E. adat istiadat
B. kesusilaan D. hukum
Jawaban: D
9. Apabila bertemu sahabat lama, kita selalu berjabat tangan. Ketika kita
memasuki rumah orang lain, kita selalu mengetuk pintu. Berdasarkan
daya ikatnya, perilaku sosial tersebut termasuk pelaksanaan norma ... .
A. cara C. tata kelakuan E. hukum
B. kebiasaan D. adat istiadat
Jawaban: B
10. Perhatikan perilaku berikut !
1) Firda membawa oleh-oleh setiap kali pergi berdarmawi-sata.
2) Surya menyempatkan mudik ke kampung halaman saat Lebaran.
3) Imelda mematuhi peraturan light on ketika mengendarai sepeda
motor pada siang hari.
4) Malika membayar PDAM tepat waktu setiap bulannya.
5) Tomi membiasakan diri mengikuti tata tertib di sekolah barunya.
Perilaku yang mencerminkan ketaatan terhadap norma hukum
ditunjukkan oleh nomor ... .
A. 1), 2), dan 3) C. 2), 3), dan 4) E. 3), 4), dan 5)
B. 1), 2), dan 4) D. 2), 3), dan 5)
Jawaban: E

D. Sosialisasi:
Sebagai makhluk sosial, kita dituntut untuk menyesuaikan diri dalam
hidup bermasyarakat. Proses penyesuaian diri dilakukan agar kita
berperilaku sesuai harapan masyarakat. O.k.i. diperlukan pengenalan
nilai dan norma sosial melalui proses sosialisasi.
1. Pengertian Sosialisasi:
Sosialisasi: merupakan proses sosial yang dialami seseorang atau
kelompok untuk belajar mengenali serta menghayati pola perilaku,
sistem nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Dengan
sosialisasi, individu dapat berkembang menjadi pribadi yang
diterima masyarakat.
Setiap individu mengalami sosialisasi sesuai tahapannya. Adapun
tahapan sosialisasi sbb:
1) Tahap Persiapan (Preparatory Stage): tahap pema-haman
tentang diri sendiri; anak mulai melakukan tindakan meniru
meskipun belum sempurna.
2) Tahap Meniru (Play Stage): anak dapat meniru perilaku orang
dewasa secara lebih sempurna; sudah menyadari keberadaan
dirinya dan orang-orang ter-dekat serta mampu memahami
suatu peran.
3) Tahap Siap Bertindak (Game Stage): anak mulai memahami
perannya dalam keluarga dan masyarakat; juga mulai
menyadari peraturan yang berlaku.
4) Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalized Other):
anak sudah mencapai proses pendewasaaan dan mengetahui
kehidupan bermasyarakat dengan jelas; juga mampu memahami
perannya dalam masyarakat.
2. Tujuan Sosialisasi: sbb:
a. Memberikan pengetahuan yang berhubungan dengan nilai dan
norma sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan
bermasyarakat.
b. Mencegah terjadinya perilaku menyimpang.
c. Membantu individu untuk beradaptasi dengan ling-kungan
sekitar.
d. Mewariskan nilai dan norma kepada generasi penerus.
e. Menciptakan integrasi masyarakat.
3. Bentuk Sosialisasi:
a. Sosialisasi primer: tahap sosialisasi pertama yang diterima
individu dalam lingkungan keluarga.
b. Sosialisasi sekunder: terjadi di lingkungan sekolah, lingkungan
bermain, lingkungan kerja, dan interaksi melalui media massa.
c. Sosialisasi represif: bertujuan mencegah terjadinya perilaku
menyimpang; berkaitan dengan pemberian hadiah (reward) dan
hukuman (punishment).
d. Sosialisasi partisipatoris: mengutamakan peran aktif, partisipasi
objek sosialisasi dalam proses internalisasi nilai dan norma.
e. Sosialisasi formal: melalui lembaga-lembaga formal, seperti
sekolah, kepolisian.
f. Sosialisasi nonformal: melalui lembaga nonformal, seperti
masyarakat dan kelompok bermain.
g. Sosialisasi langsung: dilakukan secara “face to face”, tanpa
media perantara atau alat komunikasi.
h. Sosialisasi tidak langsung: menggunakan media perantara/alat
komunikasi.
i. Sosialisasi otoritatif: memberi kesempatan kepada individu
secara bebas/tanpa paksaan untuk menerima atau menolak
perilaku tertentu.
j. Sosialisasi ekualitatif: berdasarkan persamaan ke-dudukan antara
pihak yang melakukan sosialisasi dan pihak yang disosialisasi
(memiliki hubungan sederajat).
4. Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian:
a. Faktor biologis: diperoleh dari gen keturunan orang tua.
b. Faktor prenatal: berkaitan dengan pemberian rang-sangan atau
stimulus ketika anak masih dalam kan-dungan.
c. Faktor geografis: dipengaruhi oleh lingkungan alam.
d. Faktor pengalaman: berhubungan dengan pengalaman hidup.
e. Faktor kelompok: pengaruh lingkungan kelompok sosial.
f. Faktor kebudayaan: dipengaruhi lingkungan budaya.
5. Berbagai Bentuk Media Sosialisasi:
a. Keluarga: merupakan kelompok primer yang memiliki intensitas
tinggi untuk mengawasi perilaku anggotanya; bertujuan
membentuk ciri khas kepribadian anak.
b. Sekolah: berperan sebagai proses sosialisasi sekunder dan
memiliki cakupan lebih luas; bertujuan menanamkan nilai
kedisiplinan yang lebih tinggi dan mutlak, serta berorientasi
mempersiapkan peran peserta didik pada masa mendatang.
c. Kelompok Bermain (peer group): dilakukan antarteman baik
teman sebaya maupun teman tidak sebaya. Hubungan sosialisasi
yang terjalin bersifat ekualitas (sederajat).
d. Lingkungan Kerja: diutamakan untuk mencapai kesuksesan dan
keunggulan hasil kerja; adaptasi berdasarkan tuntutan sistem dan
intensitas sosialisasi tertinggi dilakukan antarkolega.
e. Media Massa: penyampaian pesan lebih bersifat umum; selalu
mengikuti segala bentuk perkembangan dan perubahan sosial;
serta berperan penting menyampaikan nilai dan norma untuk
menghadapi masyarakat yang heterogen.
Contoh Soal:
1. Setelah lulus SMA, Fina melanjutkan kuliah di Yogyakarta. Adapun
orang tuanya tinggal di Aceh. Setiap hari orang tua Fina ingin
mengetahui kabarnya. Oleh karena itu, Fina selalu menghubungi ibunya
melalui aplikasi Whasapp video call. Bentuk sosialisasi yang dilakukan
Fina dan ibunya adalah sosialisasi ... .
A. tidak langsung
B. partisipatoris
C. sekunder
D. langsung
E. represif
Jawaban : A
2. Perhatikan contoh tahapan sosial berikut !
1) Meskipun masih balita, Beni sudah pintar meniru orang berbicara.
2) Peserta didik PAUD, bermain perang-perangan meniru jagoan
yang diidolakannya.
3) Wahyu menggantikan ibunya yang berjualan sembako di pasar.
4) Sebagai pemain sepakbola, Yana memahami posisinya dan posisi
pemain lain dalam suatu pertandingan.
5) Nurmala memahami tugas dan tanggung jawabnya di kantor.
Contoh sosialisasi tahap generalized other ditunjukkan oleh angka ... .
A. 1), 2), dan 3)
B. 1), 2), dan 4)
C. 1), 3), dan 5)
D. 2), 4), dan 5)
E. 3), 4), dan 5)
Jawaban : E
3. Yenny diterima sebagai karyawan bank milik pemerintah. Dia mudah
menjalin komunikasi dengan teman-teman satu tim di lingkungan
kerjanya. Yenny juga mampu menyesuaikan diri dengan anggota tim
lainnya. Ilustrasi tersebut menunjukkan tujuan sosialisasi, yaitu ... .
A. menciptakan integrasi dalam masyarakat
B. mencegahnya terjadinya perilaku menyimpang
C. menanamkan nilai dan norma dalam kelompok
D. membantu individu beradaptasi di lingkungan sosial
E. menyosialisasikan nilai dan norma kepada karyawan baru
Jawaban : D
4. Yuda selalu mengikuti kegiatan gotong royong bersama warga lain. Ia
sadar bahwa hidup harus saling bekerja sama dan tolong-menolong.
Tahap perkembangan diri Yuda di kategorikan sebagai tahap
generalized order karena ... .
A. memahami keberadaan dirinya dan orang-orang di dekatnya
B. mempelajari proses kehidupan bersama dalam keluarga
C. menyadari peraturan yang berlaku di lingkungan keluarga
D. meniru perilaku dan kebiasaan orang-orang di lingkungan
sekitarnya
E. memahami peran dan menempatkan dirinya dalam kehidupan
bermasyarakat
Jawaban: E

5. Setiap orang tua menginginkan anaknya memiliki kepribadian yang


disiplin dan mandiri. Oleh karena itu Pak Harun selalu mengajarkan tata
tertib kepada semua anggota keluarga. Contohnya, mengembalikan
barang ke tempat semula setelah digunakan. Pola sosialisasi yang
dilakukan oleh Pak Harun termasuk sosialisasi ... .
A. tidak langsung
B. sekunder
C. otoritatif
D. formal
E. primer
Jawaban: E
6. Ria, Mely, dan Lisa bersahabat sejak SMA. Rumah mereka berdekatan
sehingga setiap berangkat sekolah selalu bersama. Setelah SMA mereka
melanjutkan kuliah di universitas berbeda. Meskipun demikian, mereka
tetap berbagi cerita setiap ada waktu luang. Media sosialisasi
berdasarkan uraian tersebut adalah ... .
A. sekolah
B. keluarga
C. teman sebaya
D. lingkungan kerja
E. media elektronik
Jawaban: C
7. Banyak anak kecil bermain menjadi polisi atau menjadi dokter. Ia
belum memahami alasan polisis menangkap penjahat atau dokter
memeriksa pasien. Tahap perkembangan diri anak pada ilustrasi
tersebut digolongkan play stage karena ... .
A. anak mulai menempatkan dirinya pada posisi orang lain
B. anak dapat meniru perilaku dengan lebih sempurna
C. anak mulai menyadari peraturan yang berlaku
D. peran yang dilakukan anak mulai berkurang
E. anak mulai bersiap mengenal dirinya
Jawaban: B
8. Perhatikan ciri-ciri berikut !
1) Mampu menempatkan diri dalam masyarakat.
2) Terdapat upaya belajar memainkan peran orang yang lebih
dewasa.
3) Prosesnya terjadi pada tahap kanak-kanak.
4) Mampu memahami makna peran yang ditirukan namun kurang
sempurna.
5) Terdapat usaha memainkan perannya dalam masyarakat.
Ciri yang menunjukkan proses play stage ditunjukkan oleh nomor ... .
A. 1), 2), dan 3) C. 2), 3), dan 4) E. 3), 4), dan 5)
B. 1), 2), dan 4) D. 2), 3), dan 5)
Jawaban: C
9. Orang tua memiliki kewajiban mengajari anaknya tentang berbagai hal,
terutama tata tertib. Seorang anak yang diajari tata tertib sejak kecil
cenderung menjadi anak yang disiplin dan taat hukum. Tujuan
sosialisasi yang terdapat dalam proses mengajarkan tata tertib
adalah ... .
A. memberikan keterampilan yang dibutuhkan dalam kehi-dupan.
B. mengajarkan cara berkomunikasi verbal secara efektif dan efisien
C. membiasakan individu mematuhi nilai dan norma sosial
D. menciptakan integrasi dalam masyarakat
E. menumbuhkan kesetiakawanan sosial
Jawaban: C

E. Penyimpangan dan Pengendalian Sosial:


Penyimpangan Sosial merupakan perilaku atau tindakan yang tidak
sesuai atau bertentangan dengan nilai dan norma sosial dalam
masyarakat. Penyimpangan Sosial dapat mengganggu keteraturan sosial.
O.k.i. diperlukan upaya pengendalian sosial untuk mengembalikan
keteraturan sosial.
1. Penyimpangan Sosial:
Menurut Elly M. Setiadi & Usman Kolip, Penyimpangan Sosial
diartikan sebagai semua perilaku manusia, baik secara individual
maupun kelompok yang tidak sesuai nilai dan norma yang
berkembang dalam kelompok tersebut. Perilaku Menyimpang
sering disebut deviasi sosial (=deviant behavior); pelaku
penyimpangan disebut devian.
a. Ciri-ciri Penyimpangan Sosial:
Menurut Paul B. Horton:
1) Didefinisikan perilaku menyimpang oleh masyara-kat:
artinya suatu perilaku yang telah dicap sebagai
penyimpangan karena merugikan dan meresahkan
masyarakat. Pedoman yang digunakan yaitu nilai dan norma
sosial dalam masyarakat.
2) Penyimpangan dapat diterima atau ditolak: artinya
penyimpangan yang dilakukan tidak selalu berdampak
negatif. Jika berdampak positif seperti mendorong
perubahan akan diperbolehkan.
3) Terdapat penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak:
artinya terdapat pihak-pihak yang melakukan
penyimpangan dengan frekuensi kecil atau disebut
penyimpangan relatif dan terdapat pihak-pihak yang
melakukan penyimpangan dengan frekuensi besar dan
kontinu atau disebut penyimpangan mutlak.
4) Muncul penyimpangan terhadap budaya nyata dan budaya
ideal: artinya budaya ideal berkaitan dengan norma yang
tertulis. Akan tetapi, banyak peristiwa budaya nyata yang
menyimpang dari budaya ideal.
5) Terdapat norma penghindaran dalam penyimpangan: artinya
terdapat praktik-praktik dalam masyarakat yang tidak sesuai
dengan norma yang berlaku, tetapi masyarakat menolak jika
dikatakan menyimpang.
b. Faktor Penyebab Terjadinya Penyimpangan Sosial:
1) Pengaruh mental yang tidak sehat.
2) Sosialisasi tidak sempurna: Disintegrasi keluarga adalah
faktor utama penyebabnya.
3) Pelampiasan rasa kecewa.
4) Keterbatasan ekonomi.
5) Keinginan seseorang untuk dipuji oleh orang lain.
6) Pengaruh lingkungan dan media massa yang cenderung
negatif.
7) Adanya differential association atau asosiasi diferensial:
agen-agen sosialisasi menyampaikan proses sosialisasi
yang berbeda-beda sehingga menimbulkan konflik
internal.
8) Sosialisasi subkebudayaan (subkultur) menyimpang (yang
bertentangan dengan kultur dominan).
9) Penyerapan nilai dan norma (dalam proses sosialisasi)
tidak maksimal.
10) Pemberian julukan (labelling).
c. Hubungan Sosialisasi dengan Penyimpangan Sosial:
Proses Sosialisasi dapat memengaruhi timbulnya Perilaku
Menyimpang. Proses sosialisasi yang memengaruhi munculnya
perilaku menyimpang meliputi: Proses belajar menyimpang dan
Proses Sosialisasi tidak sempurna.
1) Proses belajar menyimpang: Individu/kelompok
melakukan proses sosialisasi berupa belajar melakukan
penyimpangan. Individu/kelompok secara sadar ingin
melakukan penyimpangan. Ex: Pelajar secara sadar
melanggar tata tertib sekolah.
2) Proses sosialisasi tidak sempurna: agen atau media
sosialisasi yang tidak menjalankan proses sosiali-sasi secara
benar dapat menyebabkan perilaku menyimpang. Ex: Orang
tua tidak menjalankan fungsi afeksi dan kontrol terhadap
anak.
d. Klasifikasi Penyimpangan Sosial dalam Masyarakat:
1) Berdasarkan jenisnya:
a) Penyimpangan primer: dilakukan dalam kondisi
terdesak atau tidak sengaja; cirinya bersifat temporer;
tidak dilakukan secara berulang-ulang; (baru dilakukan
pertama kali, bersifat sementara); dan masih dapat
ditoleransi oleh masyarakat.
b) Penyimpangan sekunder: dilakukan secara berulang-
ulang dan sudah mengarah pada pelanggaran hukum
**(sudah menjadi kebiasaan dan tidak dapat ditolerir;
karena merugikan dan meresahkan masyarakat).
2) Berdasarkan sifatnya:
a) Penyimpangan positif: bertentangan dengan norma
kebiasaan dalam masyarakat, tetapi berdampak positif
bagi pelaku penyimpangan atau orang lain di
sekitarnya. Mis.: Perempuan bekerja pada pekerjaan
yang mayoritas dikerjakan oleh laki-laki atau
sebaliknya.
b) Penyimpangan negatif: seluruh perilaku bertentangan
dengan nilai dan norma dominan dalam masyarakat.
Penyimpangan ini menimbulkan keresahan dan
berdampak negatif bagi pelaku atau masyarakat.
Masyarakat biasanya tidak menoleransi tindak
penyimpangan negatif.
3) Berdasarkan jumlah pelakunya:
a) Penyimpangan individual: dilakukan seseorang yang
melanggar tatanan nilai dan norma di lingkungan
masyarakat.
b) Penyimpangan kolektif: bentuk pelanggaran oleh
sekelompok orang secara terkoordinasi. penyimpangan
ini terjadi karena adanya pengaruh subkebudayaan
menyimpang.

2. Pengendalian Sosial terhadap Penyimpangan:


Menurut Bruce J. Cohen, Pengendalian Penyimpangan Sosial
merupakan cara-cara atau metode yang digunakan untuk
mendorong seseorang agar berperilaku selaras dengan kehendak
kelompok atau masyarakat tertentu. Masyarakat dapat mengajak,
mendidik, serta memaksa warganya mematuhi nilai dan norma sosial
yang berlaku.
a. Fungsi Pengendalian Sosial:
Fungsi Pengendalian Sosial sbb:
1) Mempertebal keyakinan masyarakat terhadap nor-ma
sosial.
2) Memberikan imbalan (penghargaan, reward) kepada
warga (-masyarakat) yang menaati norma.
3) Mengembangkan rasa malu.
4) Mengembangkan rasa takut.
5) Menciptakan sistem hukum.
b. Proses Pengendalian terhadap Penyimpangan Sosial: Terbagi
menjadi tiga bagian, yaitu: berdasarkan
1) Cara Pengendalian Sosial:
a) Persuasif: tanpa kekerasan; dengan melakukan
pendekatan-pendekatan baik secara formal maupun
informal dalam bentuk sosialisasi, imbauan, dan
bimbingan kepada pelaku penyimpangan agar
mematuhi nilai dan norma sosial.
b) Koersif: dengan kekerasan/paksaan, baik fisik maupun
nonfisik untuk membentuk masyarakat yang tertib
sosial.
--------------------------------
Dilakukan dengan 2 (dua) cara:
 Kompulsi (compulsion): pemaksaan terhadap
seseorang agar taat-patuh terhadap norma sosial
yang berlaku.
 Pervasi (pervasion): penanaman norma secara
berulang-ulang; bertujuan agar norma sosial dapat
melekat pada pribadi setiap orang.
---------------------------------
2) Sifat Pengendalian Sosial:
a) Preventif: dengan mencegah munculnya gangguan
keserasian masyarakat.
b) Represif: untuk mengembalikan keserasian aki-bat
pelanggaran nilai dan norma sosial. Upaya
pengendalian sosial ini dilakukan dengan cara
memberikan sanksi.
3) Bentuk Pengendalian Sosial:
a) Formal: bersifat tertulis, oleh pihak berwenang (polisi,
kejaksaan, dan pengadilan). Pelaku penyimpangan akan
diproses sesuai ketentuan undang-undang dan peraturan
yang berlaku.
b) Nonformal: tidak tertulis, dilakukan oleh masyarakat
kepada pelaku penyimpangan secara langsung, melalui
desas-desus, intimidasi, teguran, cemooh, dan
pengucilan.

Contoh Soal:
1. Semenjak suaminya meninggal, Bu Darmi menjadi orang tua tunggal
yang harus bekerja menghidupkan kedua anaknya. Dia bekerja menjadi
kuli panggul di pasar. Bu Darmi menawarkan jasa angkat barang bagi
para pembeli di pasar. Berdasarkan sifatnya, penyimpangan sosial yang
dilakukan Bu Darmi termasuk penyimpangan ... .
A. individual
B. sekunder
C. kolektif
D. negatif
E. positif
Jawaban: E
2. Penyimpangan sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat disebabkan
proses sosialisasi tidak sempurna. Bentuk penyimpangan sosial tersebut
adalah ... .
A. Reno dan teman-temannya mengikuti balap liar setiap malam
hari.
B. Andi mabuk-mabukan bersama teman-temannya.
C. Dio terjerumus dalam pergaulan bebas karena orang tuanya sibuk
bekerja.
D. Bu Ratmi terpaksa menjadi kuli gendong di pasar demi
mencukupi kebutuhan keluarga.
E. Romi mencari penghasilan dengan menjadi pencopet di kawasan
terminal atau stasiun.
Jawaban : C
3. Aksi balap liar yang dilakukan oleh sekelompok pemuda pada malam
hari menyebabkan masyarakat resah. Perilaku sekelompok pemuda
tersebut menganggu ketenteraman dan kenyamanan warga sekitar dan
pengguna jalan. Tindakan tersebut dikategorikan sebagai penyimpangan
negatif karena ....
A. Melanggar nilai dan norma serta tidak ditoleransi oleh
masyarakat.
B. Mengarah pada tindakan pelanggaran secara individu
C. Memiliki dampak bersifat membangun masyarakat
D. Masih mendapat toleransi dari masyarakat
E. Memiliki sifat cenderung temporer
Jawaban: A
4. Perilaku korupsi yang tertangkap KPK sering diberitakan media massa
seperti: surat kabar, televisi dan internet. Mereka pun menjadi bahan
cibiran khalayak umum. Fungsi masyarakat dalam pengendalian sosial
berdasarkan ilustrasi tersebut adalah ... .
A. memberikan sanksi kepada pelaku penyimpangan sosial
B. membatasi perilaku masyarakat yang melanggar hukum
C. mempertebal keyakinan terhadap nilai dan norma sosial
D. menanamkan rasa malu kepada pelaku penyimpangan
E. menjaga nilai dan norma soaial agar tidak luntur
Jawaban : D
5. Pengendalian sosial dapat dilakukan melalui pemberian sanksi tegas
agar individu berperilaku sesuai nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat. Fungsi pengendalian sosial sesuai pernyataan tersebut
adalah ... .
A. Memberikan kesejahteraan kepada masyarakat
B. Mengembangkan rasa malu di kalangan masyarakat
C. Mempertebal keyakinan masyarakat terhadap norma
D. Membatasi perilaku masyarakat yang melanggar nilai
E. Menciptakan rasa takut terhadap hukum yang berlaku
Jawaban : E

6. Perhatikan pernyataan berikut !


1) KPK menangkap pelaku suap pejabat publik.
2) Pencopet yang tertangkap basah dihakimi massa.
3) Pemuka agama menyampaikan ajaran untuk mengembangkan
toleransi.
4) Gerobak milik pedagang kaki lima di trotoar diangkut paksa oleh
petugas.
5) Beberapa polwan menyosialisasikan upaya mencegah pelecehan
seksual.
Pengendalian sosial secara koersif ditunjukkan oleh angka ...
A. 1), 2), dan 3) C. 1), 3), dan 5) E. 3), 4), dan 5)
B. 1), 2), dan 4) D. 2), 4), dan 5)
Jawaban: B
7. Janu berasal dari keluarga broken home. Ia sering mengonsumsi
minuman keras dan melakukan tindakan yang melanggar peraturan.
Faktor utama penyebab perilaku menyimpang yang dilakukan Janu
adalah ... .
A. kurangnya pengawasan dari masyarakat
B. lingkungan sosial budaya yang berbeda
C. tidak adanya sanksi hukum yang tegas
D. sosialisasi subbudaya menyimpang
E. proses sosialisasi tidak sempurna
Jawaban: E
8. Fania mengenakan pakaian seperti artis idolanya. Pakaian yang
dikenakan Fania dianggap oleh masyarakat tidak sesuai dengan nilai
dan norma sosial. Akibatnya, masyarakat menggunjing Fania.
Berdasarkan ilustrasi tersebut, fungsi masyarakat dalam pengendalian
sosial adalah ... .
A. menjaga nilai dan norma sosial agar tidak luntur
B. mempertebal keyakinan terhadap nilai dan norma sosial
C. menanamkan rasa malu kepada pelaku penyimpangan
D. menciptakan sistem hukum untuk mengatur perilaku masyarakat
E. memberi sanksi kepada pelaku penyimpangan sosial
Jawaban: C

9. Perhatikan ciri-ciri berikut !


1) Dilakukan secara berkelompok.
2) Terjadi akibat ketidaksengajaan seseorang.
3) Masih ditoleransi oleh masyarakat.
4) Tidak dilakukan secara berulang-ulang.
5) Merugikan dan meresahkan kehidupan masyarakat.
Ciri penyimpangan primer ditunjukkan oleh nomor ... .
A. 1), 2), dan 3) C. 2), 3), dan 4) E. 3), 4), dan 5)
B. 1), 2), dan 4) D. 2), 3), dan 5)
Jawaban: C
10. Sosialisasi tidak sempurna dapat menyebabkan seseorang berperilaku
menyimpang. Contoh perilaku menyimpang anak akibat sosialisasi
tidak sempurna di lingkungan keluarga adalah ... .
A. Amir mendapat hukuman karena sering terlambat masuk sekolah.
B. Brandon memilih menjadi anak jalanan karena tidak tahan kondisi
di rumah.
C. Udin tertangkap polisi karena terbukti mengedarkan narkoba.
D. Sofia menggelapkan uang kas untuk membeli kebutuhan pokok
keluarganya.
E. Danu memilih tetap tinggal di rumah daripada ikut gotong royong
bersama warga.
Jawaban: B

F. Dinamika Struktur Sosial:


Menurut Soerjono Soekanto, Struktur Sosial merupakan hubungan
timbal balik antara posisi-posisi sosial dan peranan-peranan sosial.
Peran dan status sosial dalam struktur sosial akan membentuk pola (atau
sistem) sehingga mendorong dinamika struktur sosial dalam masyarakat.
Akibatnya, terbentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat.
1. Bentuk-bentuk Struktur Sosial:
Struktur Sosial terbagi menjadi dua bentuk, yaitu kemajemukan
sosial (diferensiasi sosial) dan lapisan-lapisan sosial (stratifikasi
sosial).
a. Diferensiasi Sosial: merupakan perbedaan-perbedaan individu
atau kelompok dalam struktur sosial yang bersifat horizontal
(tidak menunjukkan tingkatan). Beberapa jenis diferensiasi sosial
dalam masyarakat sbb:
1) diferensiasi agama: terjadi dalam realitas masyarakat yang
terdiri atas individu yang menganut agama berbeda. Setiap
agama memberikan pedoman kepada pemeluknya mengenai
tata cara hidup yang baik. O.k.i, agama bersifat sejajar atau
setara satu sama lain.
2) Diferensiasi ras: Ras adalah sekelompok manusia yang
berbeda dengan kelompok-kelompok lain berdasarkan ciri-
ciri fisik bawaan. Ciri fisik sebagai dasar pembagian ras
meliputi ciri kualitas dan kuantitas. Ciri kualitas berkaitan
dengan warna kulit, bentuk rambut, bentuk bibir, dan bentuk
lipatan mata. Sementara ciri kuantitas meliputi tinggi badan,
berat badan, dan indeks kepala. *A.L. Kroeber membagi ras
masyarakat dunia menjadi lima golongan, yaitu ras
Australoid, Kaukasoid, Mongoloid, Negroid, dan ras-ras
khusus.*
3) diferensiasi gender: merupakan pembedaan sosial
berdasarkan perbedaan peran laki-laki dan perempuan secara
budaya. Dilihat dari sisi gender, laki-laki dan perempuan
memiliki kesamaan kedudukan dan hak. Ex: Kesamaan
kedudukan laki-laki dan perempuan dalam pekerjaan.
4) diferensiasi pekerjaan/profesi: Keberagaman profesi
tergolong sebagai diferensiasi. Profesi atau pekerjaan
berkaitan dengan suatu keterampilan atau keahlian khusus
seseorang. O.k.i., tidak ada pekerjaan yang lebih baik atau
tinggi kedudukannya. Setiap pekerjaan membutuhkan
keahlian dan ilmu khusus sehingga tidak setiap orang dapat
menjalankannya. *Terdapat beragam profesi dalam
masyarakat, seperti: guru, dokter, tentara, arsitek, pedagang,
buruh, .... Ex.: Seorang guru belum tentu bisa menjalankan
profesi sebagai dokter, begitu pula sebaliknya.*

b. Stratifikasi Sosial:
Menurut Bruce J. Cohen, stratifikasi sosial sebagai sistem yang
menempatkan seseorang pada kelas sosial tertentu sesuai
kualitas yang dimiliki. Perbedaan kelas sosial berkaitan dengan
sesuatu yang dihargai (lebih) oleh masyarakat. Penggolongan
masyarakat dalam kelas-kelas sosial secara bertingkat (hierarkis)
menyebabkan masyarakat mengenal kelas sosial; mis.
masyarakat kelas sosial atas, menengah, dan bawah. Ukuran
yang digunakan dalam sistem stratifikasi sosial, a.l: kekayaan,
kekuasaan, keturunan, kehormatan (prestise), dan jenjang
pendidikan.
Stratifikasi sosial dalam masyarakat memiliki unsur pokok yang
membentuknya. Unsur-unsur pokok tersebut, yaitu:
1) Status Sosial: adalah kedudukan seseorang dalam
kelompok masyarakat. Status sosial seseorang dapat
diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) bentuk, yaitu:
a) Ascribed status: diperoleh melalui kelahiran/ keturunan
(bukan melalui serangkaian usaha).
b) Achieved status: dicapai melalui usaha-usaha yang
disengaja; status ini bersifat terbuka bagi semua orang
sesuai kemampuan.
c) Assigned status: kedudukan yang diberikan. Artinya,
suatu kelompok/golongan memberikan kedudukan yang
lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa atau
memperjuangkan sesuatu demi kepentingan
masyarakat.
2) Peran Sosial: Seseorang yang memiliki status sosial dalam
masyarakat berarti memiliki hak dan kewajiban. Kewajiban
yang berkaitan dengan status sosial disebut peran sosial.
Jadi, peran sosial adalah tingkah laku yang diharapkan dari
individu sesuai status sosial yang disandangnya.
Unsur-unsur stratifikasi sosial membentuk sistem pelapisan
sosial untuk mencapai tujuan tertentu.
**(Stratifikasi sosial dapat terbentuk
 secara alami: mis. kepandaian, keturunan, dan tingkat
umur; yang
 sengaja dibentuk: untuk mencapai tujuan tertentu).**
Sistem Pelapisan Sosial dalam masyarakat sbb:
1) Tertutup:
Sistem Pelapisan Tertutup (closed social stratifica-tion)
menyebabkan masyarakat sulit melakukan perpindahan status
ke lapisan atas atau lapisan bawah. Jalan untuk mencapai
status pada sistem stratifikasi ini melalui kelahiran atau
keturunan. Ex.: pelapisan sosial dalam masyarakat yang
menganut sistem kasta.
Gambar Sistem Pelapisan Tertutup:

2) Terbuka:
Sistem Pelapisan Sosial Terbuka (opened social
stratification) bersifat dinamis; memberi kesempatan kepada
individu/kelompok naik ke lapisan atas atau turun ke lapisan
bawah.
Gambar Sistem Pelapisan Terbuka:

3) Campuran:
membatasi kemungkinan perpindahan strata, dan di sisi lain
membiarkan perpindahan strata pada bidang tertentu. Ex.:
Masyarakat Bali menerapkan sistem pelapisan tertutup
melalui kasta secara budaya, tetapi secara ekonomi
masyarakat Bali menerapkan sistem pelapisan terbuka.
Gambar Sistem Pelapisan Campuran:

Bentuk stratifikasi sosial semakin beragam akibat kompleksnya


aktivitas masyarakat. Beragam bentuk sistem stratifikasi sosial
dalam masyarakat didasarkan pada kriteria berikut:
1) Kriteria Status Sosial: membedakan kelas sosial ber-
dasarkan status sosialnya. Anggota-anggota masyarakat yang
memiliki status sosial lebih terhormat menempati lapisan
sosial lebih tinggi dibandingkan anggota masyarakat yang
tidak memiliki status sosial dalam masyarakat. Ex: status
sosial sebagai tokoh masyarakat, tokoh cendekiawan, dan
pemuka agama lebih dihormati oleh masyarakat.
2) Kriteria Ekonomi: membedakan kelas sosial berda-sarkan
kepemilikan kekayaan atau penghasilan. Tingkat ekonomi
membagi pelapisan sosial dalam tiga kelas seperti gambar
berikut:

Keterangan:
a. Kelas Atas (Upper Class):
(1) Kelas atas atas.
(2) Kelas atas menengah.
(3) kelas atas bawah.
b. Kelas Menengah (Middle Class):
(1) Kelas menengah atas.
(2) Kelas menengah menengah.
(3) Kelas menengah bawah.
3) Kriteria Pendidikan: membedakan masyarakat berdasarkan
c. Kelas Bawah (Lower Class):
tinggi rendahnya tingkat pendidikan. Semakin tinggi
pendidikan seseorang, semakin tinggi (1)
pula
Kelaskedudukan
bawah atas.
sosialnya dalam masyarakat. (2) Kelas bawah menengah.
Gambar:
(3) Kelas bawah bawah.
Lulusan Perguruan Tinggi: S1, S2, S3.
Lulusan SMA/SMK/MA.
Lulusan SMP/MTs.
Lulusan SD; Tidak Mengenyam Pendidikan.

4) Kriteria Politik: membedakan masyarakat berdasarkan


kekuasaan yang dimiliki. Semakin besar kekuasaan yang
dimiliki seseorang, semakin tinggi pula status sosialnya.
Bentuk kekuasaan dibagi menjadi 3 tipe pelapisan sosial:
a) Tipe Kasta: Sulit ditembus untuk melakukan per-
pindahan status dari bawah ke atas ataupun sebaliknya;
karena dipisahkan oleh garis tegas dan bersifat kaku.
Gambar:

Raja (penguasa), bangsawan, orang-orang yang


bekerja di pemerintahan dan pegawai rendah.
Tukang, pelayan, petani, buruh tani, dan nelayan.
Budak.
b) Tipe Oligarki: masih memiliki garis pemisah te-gas;
tetapi dasar pembedaan kelas-kelas sosial di-tentukan
oleh kebudayaan masyarakat. Kedudukan setiap individu
masih didasarkan pada kelahiran, namun individu diberi
kesempatan naik ke lapisan sosial atas.
Gambar:

Raja (penguasa), bangsawan dari berbagai tingkat;


pegawai tinggi (sipil/militer), dan orang-orang kaya.
kaya.
Tukang, petani, dan pedagang.

Buruh tani dan budak.

c) Tipe Demokratis: garis pemisah antarlapisan ber-sifat


fleksibel; faktor kelahiran tidak mempenga-ruhi sistem
pelapisan sosial ini.
Gambar:
Pemimpin politik, pemimpin partai, orang kaya,
dan pemimpin organisasi besar.
Pejabat administratif, kelas-kelas atas dasar
keahlian, ahli teknik, petani, nelayan, dan pedagang.
Pekerja dan petani rendahan.
------------------------------------------------------------------

* Sistem Lingkaran Kambium: digunakan sebagai gam-baran


kekuasaan di lingkungan keraton.
Gambar:
Keterangan:
Golongan inti (raja).
Golongan tengah.
Golongan periferi
(pinggiran).
* Sistem Feodal: didasarkan pada pembedaan status berdasarkan
kepemilikan tanah.
Gambar:
Raja.
Bangsawan / tuan tanah.

Ksatria.

Rakyat biasa, petani, dan nelayan.


* Unsur Stratifikasi Sosial:
a) Kedudukan (Status): dibedakan menjadi:
(1) Ascribed status: diperoleh melalui kelahiran.
(2) Achieved status: diperoleh melalui usaha secara se-ngaja,
bukan karena kelahiran.
(3) Assigned status: pemberian kedudukan yang lebih tinggi pada
seseorang karena telah berjasa pada ma-syarakat.
b)Peran (Role): aspek dinamis dari kedudukan. Individu yang telah
menjalankan hak dan kewajiban berdasarkan kedudukannya,
berarti telah melakukan perannya.
* Fungsi Stratifikasi Sosial:
a) Distribusi hak-hak istimewa yang objektif.
b) Membentuk sistem strata/pertanggaan (tingkatan) dalam
masyarakat.
c) Menentukan lambang status/kedudukan.
d) Proses seleksi untuk melakukan perpindahan kedudukan/ status
sosial.
e) Sebagai alat solidaritas dalam kehidupan masyarakat.
------------------------------------------------------------------------
2. Pengaruh Struktur Sosial dalam Masyarakat:
Diferensiasi Sosial dan Stratifikasi Sosial berpengaruh dalam
kehidupan bermasyarakat. Pengaruh tersebut muncul sebagai bentuk
reaksi masyarakat terhadap perbedaan-perbedaan sosial.
a. Pengaruh Diferensiasi Sosial: terhadap kehidupan masyarakat
sbb:
1) Primordialisme: pandangan, paham yang menunjuk-kan
sikap berpegang teguh pada hal-hal yang sejak semula
melekat pada diri individu.
2) Etnosentrisme: pandangan yang cenderung meng-anggap
kelompoknya lebih baik dibandingkan ke-lompok lain.
3) Politik Aliran/Sektarian: keadaan di mana suatu ke-lompok
atau organisasi tertentu dikelilingi atau di-ikuti oleh
sejumlah organisasi lain yang memiliki kesamaan
pandangan dan ideologi tertentu.
4) Rasisme: pandangan diskriminasi berdasarkan per-bedaan
fisik, sep. perbedaan warna kulit.
b. Pengaruh Stratifikasi Sosial: dalam masyarakat sbb:
1) Pendidikan: masyarakat lapisan atas mampu meng-akses
dan meningkatkan strata pendidikan; masya-rakat kelas
menengah ke bawah memilih pendidikan sesuai
kemampuan.
2) Tempat tinggal: masyarakat kelas atas biasanya mempunyai
tempat tinggal mewah menyesuaikan status sosialnya;
masyarakat kelas menengah ke bawah lebih memilih
membangun rumah sederhana.
3) Pemenuhan Kesehatan: masyarakat kelas atas mampu
mengakses pelayanan kesehatan terbaik; masyarakat kelas
menengah ke bawah mengakses pelayanan kesehatan lebih
rendah.
4) Gaya hidup: golongan kelas atas cenderung memiliki gaya
hidup mewah. Sebaliknya, masyarakat kelas menengah ke
bawah memiliki gaya hidup sederhana.
5) Hobi dan rekreasi: masyarakat kelas atas cenderung
membutuhkan banyak biaya; masyarakat menengah ke
bawah lebih memilih rekreasi yang lebih terjangkau.
3. Tahap-tahap Perkembangan Struktur Sosial Masyarakat:
Selo Soemardjan membagi perkembangan struktur sosial masyarakat
menjadi tiga bentuk, yaitu:
a. Masyarakat sederhana: Ciri-cirinya:
1) Memiliki ikatan organisasi berdasarkan tradisi turun-
temurun.
2) Memiliki ikatan kekeluargaan sangat kuat.
3) Mengedepankan sistem gotong royong.
4) Menerapkan sistem hukum tidak tertulis.
5) Masih memiliki kepercayaan pada kekuatan gaib.
6) Hasil produksi tidak untuk dijual, tetapi untuk di-konsumsi
sendiri.
b. Masyarakat madya: Ciri-ciri:
1) Intensitas ikatan kekeluargaaan tidak seerat masya-rakat
sederhana.
2) Lebih terbuka terhadap pengaruh perubahan sosial.
3) Menerapkan sistem hukum tertulis dan tidak tertulis.
4) Mulai membentuk lembaga formal.
5) Mulai mengenal sistem diferensiasi dan stratifikasi sosial.
6) Mulai memiliki pemikiran rasional meskipun tetap
mempercayai kekuatan gaib.
c. Masyarakat modern: Ciri-ciri:
1) Hubungan sosial berdasarkan kepentingan pribadi.
2) Membentuk hubungan sosial bersifat terbuka.
3) Mengembangkan pola pikir positivis.
4) Memiliki tingkat ilmu pengetahuan tinggi.
5) Memberlakukan sistem hukum formal/tertulis.
6) Membentuk stratifikasi sosial berdasarkan keahlian.
=================
Contoh Soal:
1. Perhatikan gambar stratifikasi sosial berikut !

1
Keterangan:
Perwira.
2 Bintara.
Tamtama.
3

Stratifikasi social berdasarkan piramida tersebut didasarkan pada ... .


A. pengetahuan dan kehormatan
B. kekayaan dan pengetahuan
C. pendidkan dan keturunan
D. kekuasaan dan pendidikan
E. kekayaan dan pendidikan
Jawaban: D
2. Perhatikan gambar pelapisan sosial berikut !

Pernyataan yang tepat


berdasarkan gambar adalah ... .
A. Pak Yudi menduduki jabatan
baru sebagai manajer di kantornya.
B. Setelah lulus SMP, Ardi melanjutkan pendidikan SMA di Jakarta.
C. Seseorang yang berkasta Sudra tidak dapat berpindah ke kasta
Ksatria.
D. Yurike berhasil menjadi seorang desainer berkat kreativitas dan
ketekunannya.
E. Desinta terpaksa keluar dari pekerjaan karena merawat ibunya
yang sedang sakit keras.
Jawaban : C
3. Status sosial seseorang dapat diperoleh melalui ascribed status.
Pernyataan yang menunjukan ascribed status adalah ... .
A. Bambang berhasil menjadi arsitek ternama karena prestasinya.
B. Seseorang anak petani berhasil menyelesaikan pendidikan S3.
C. Cokorda Bagus akan dinobatkan sebagai penerus perusahaan
setelah ayahnya wafat.
D. Hanafi mampu meraih gelar master di sebuah universitas luar
negeri.
E. Soekarno diberi julukan bapak proklamator kemerdekaan
Republik Indonesia setelah membacakan teks proklamasi.
Jawaban : C
4. Penduduk Jakarta berasal dari berbagai suku bangsa, agama, dan profesi
berbeda-beda. Berbagai latar belakang penduduk tersebut berpotensi
menimbulkan sentimen primordialisme. Upaya pemerintah mencegah
sentimen primordialisme adalah ... .
A. Mengadakan kegiatan forum komunikasi untuk mendorong
solidaritas warga.
B. Melarang kelompok-kelompok masyarakat melakukan kegiatan
kesukuan.
C. Mengkhususkan partisipasi kelompok tertentu dalam setiap
kegiatan.
D. Menyediakan wilayah khusus bagi kelompok-kelompok
tertentu.
E. Menonjolkan identitas kelompok yang berbeda-beda.
Jawaban : A

5. Masyarakat yang tinggal di sekitar pantai cenderung memiliki struktur


sosial terbuka, dinamis, dan heterogen jika dibandingkan dengan
masyarakat yang tinggal di daerah pedalaman. Faktor yang
memengaruhi struktur sosial tersebut adalah ... .
A. letak geografis
B. tradisi masyarakat
C. asal usul keturunan
D. sumber penghidupan
E. ekspansi masyarakat luar
Jawaban: A
6. Seorang peserta didik yang memenangi lomba hafal Al Quran berasal
dari keluarga lingkungan pesantren. Kakeknya merupakan pimpinan
pondok pesantren dan ayahnya merupakan penghafal Al Quran.
Kemenangan yang diraih peserta didik tersebut termasuk bentuk
achieved status karena ... .
A. diberikan orang lain kepada seseorang yang dihormati
B. diperoleh melalui keturunan dari orang tuanya
C. diperoleh melalui interaksi dengan lembaga agama
D. diperoleh melalui usaha yang dilakukan seseorang
E. ditentukan oleh besarnya simpati dari masyarakat
Jawaban: D
7. Perhatikan ilustrasi stratifikasi sosial berikut !

Pernyataan yang tepat sesuai ilustrasi sistem stratifikasi sosial di atas


adalah ... .
A. Seseorang berusaha menjadi orang kaya dengan bekerja keras dan
menuntut ilmu.
B. Kasta Brahmana mempunyai kedudukan terhormat dan dihargai
masyarakat Bali.
C. Gelar bangsawan diperoleh seorang anak dari orang tuanya secara
otomatis.
D. Masyarakat feodal menempatkan diri sebagai kelompok yang
berbeda.
E. Status sosial individu tinggi karena melaksanakan hak dan
kewajibannya.
Jawaban: A

8. Perhatikan gambar stratifikasi sosial berikut !


Keterangan:
1
Direktur Utama.
Manager Administrasi, Manager Pabrik.
2
Karyawan, Pelaksana Operasional.
3

Fungsi stratifikasi yang nampak dalam bagan adalah … .


A. menunjukkan senioritas pekerja
B. bertujuan meningkatkan upah pekerja
C. membedakan kekayaan yang dimiliki
D. sebagai proses peningkatan jabatan
E. membedakan kewajiban antaranggota
Jawaban: E
9. Pemerintah membuka kesempatan bagi seluruh masyarakat yang ingin
mendaftar PNS dengan syarat lulus dalam tahap seleksi. Pemerintah
memberikan porsi yang sama antara pendaftar laki-laki dan perempuan.
Pemerintah meyakini baik laik-laki atau perempuan dapat menjalankan
jabatan tersebut selama memiliki kecakapan yang sesuai. Kondisi
tersebut menunjukkan adanya hubungan antara ... .
A. status sosial dan ras
B. status sosial dan etnik
C. status sosial dan gender
D. peran sosial dan pendidikan
E. peran sosial dan jenis kelamin
Jawaban: C
10. Jabatan sebagai kepala sekolah lebih dihormati di sekolah karena
bertugas menentukan dan mengatur sistem pendidik-an. Sementara itu,
seorang guru dinilai lebih rendah posisinya karena bertugas
melaksanakan perintah kepala sekolah terkait proses dan sistem belajar
mengajar. Perbedaan tersebut me-nunjukkan terdapat hubungan
antara ... .
A. pendidikan dan ekonomi
B. penghasilan dan keahlian
C. kewajiban dan tugas kerja
D. kewenangan dan ekonomi
E. kewenangan dan status sosial
Jawaban: E

G. Kelompok Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, Kelompok Sosial merupakan himpunan
atau kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan
sosial. Hubungan tersebut antara lain me-nyangkut hubungan timbal
balik yang saling memengaruhi dan timbulnya kesadaran saling
menolong.
1. Ciri-ciri Kelompok Sosial:
Suatu kelompok dapat disebut kelompok sosial jika meme-nuhi ciri-
ciri, yakni:
a. Terdapat kesadaran setiap anggota kelompok bahwa mereka
merupakan bagian dari kelompok yang ber-sangkutan.
b. Terdapat hubungan timbal balik antara anggota yang satu dan
anggota lain.
c. Terdapat persamaan tertentu, seperti: latar belakang, tujuan,
nasib, dan ideologi.
d. Berstuktur, berkaidah, dan berpola.
e. Struktur sosial bersistem dan berproses.
2. Pembentukan Kelompok Sosial:
Kelompok sosial dalam masyarakat dapat terbentuk seca-ra alami
atau pun disengaja. Kelompok sosial yang ter-bentuk secara alami,
mis. keluarga inti dan ikatan kelom-pok kekerabatan. Kelompok
yang disengaja dibentuk mis. organisasi atau perkumpulan.
Faktor yang melatarbelakangi seseorang membentuk atau bergabung
dalam sebuah kelompok sosial:
a. Kesamaan darah dan keturunan (genealogi).
b. Faktor geografis suatu daerah.
c. Kesamaan daerah asal.
d. Kesamaan kepentingan.
3. Bentuk-bentuk Kelompok Sosial:
a. Kelompok primer (primary group): kelompok sosial yang
antaranggotanya saling mengenal, sering bertatap muka (face to
face), bekerja sama dengan sifat pribadi, dan bersifat permanen.
b. Kelompok sekunder (secondary group): jumlah ang-gota
banyak, hubungan antaranggota bersifat formal, tidak saling
mengenal, dan tidak permanen.
c. Kelompok formal (formal group): organisasi kelompok
terbentuk secara resmi, mempunyai peraturan tegas, sengaja
dibuat untuk ditaati, berfungsi mengatur hu-bungan
antaranggota.
d. Kelompok informal (informal group): organisasi ke-lompok
tidak resmi, tidak mempunyai struktur dan organisasi yang pasti,
peraturan tidak tertulis secara resmi.
e. Gemeinschaft (paguyuban): bentuk hidup bersama an-
taranggota masyarakat yang mempunyai hubungan soli-daritas
mekanis, sifatnya alami dan kekal. Sering di-kaitkan dengan
masyarakat desa.
f. Gesellschaft (patembayan): bentuk kehidupan yang bersifat
pamrih, hubungan solidaritas organis, dan ber-langsung dalam
jangka waktu pendek. Identik dengan masyarakat kota yang
kompleks.
g. In-group: individu mengidentifikasikan diri dalam ke-lompok
tersebut.
h. Out-group: dianggap sebagai kelompok luar atau la-wan.
i. Kelompok referensi (reference group): menjadi acuan bagi
seseorang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi
dan perilakunya.
j. Kelompok membership (membership group): yang hu-bungan
antaranggotanya terjadi secara fisik. Ukuran utama keanggotaan
seseorang adalah interaksinya de-ngan kelompok sosial yang
bersangkutan.
k. Kelompok volunter terdiri atas orang-orang yang mempunyai
kepentingan yang sama.
l. Kelompok okupasional: ... ???!!!
Ada pun Kelompok Sosial Tidak Teratur atau Perilaku Kolektif:
Kelompok sosial yang cenderung bersifat sementara, tidak
terorganisasi, dan merupakan perilaku spontanitas. Jenis-jenis
perilaku kolektif sbb:
1) Kerumunan (crowd): kumpulan individu yang bersifat
sementara. Dibedakan menjadi dua, yaitu:
a) kerumunan yang terstruktur (formal audiens); dan
b) kerumunan yang bersifat sementara (casual crowds).
Kerumunan yang bersifat sementara terbagi atas:
 kerumunan yang kurang menyenangkan (inconve-nient
aggregations);
 kerumunan yang panik (panic crowds); dan
 kerumunan penonton (spectator crowds).
*Ukuran utama kerumunan: kehadiran individu secara fisik dan
tidak terorganisasi.
2) Publik: perilaku kelompok yang bukan satu kesatuan, tidak
terstruktur dan terorganisasi, serta terjadi interaksi tidak
langsung melalui alat-alat komunikasi.
4. Fungsi Kelompok Sosial:
a. Bagi Individu:
1) Sarana menjalin hubungan sosial: berkumpulnya in-dividu
untuk saling berinteraksi.
2) Sarana Pendidikan: saling bertukar ilmu pengetahu-an,
mewariskan budaya.
3) Problem Solving: memberikan solusi terhadap masa-lah
melalui musyawarah dan diskusi kelompok.
b. Bagi Masyarakat:
1) Pembentuk Nilai dan Norma dalam Masyarakat: sebagai
hasil interaksi sebagai pedoman hidup bermasyarakat.
2) Pembentuk Struktur Sosial dalam Masyarakat: ada
kelompok sosial vertikal dan horizontal.
3) Pengawasan Sosial dan Tekanan Sosial: ibarat ru-mah (yang
melindungi), memberi andil mengurangi (dan tidak
melakukan) penyimpangan.

Contoh Soal:
1. Perhatikan beberapa contoh berikut !
1) Sekelompok orang mengantre membeli tiket kereta api di loket
stasiun.
2) Kelompok paskibraka SMA 2 Surabaya mengikuti pa-wai festival
budaya.
3) Sekelompok warga menolong korban kecelakaan.
4) Persatuan Guru Republik Indonesia menghadiri rapat koordinasi
di Yogyakarta.
5) Orang-orang menyaksikan konser di alun-alun.
Contoh kerumunan yang tepat ditunjukkan oleh angka ... .
A. 1), 2), dan 3)
B. 1), 2), dan 4)
C. 1), 3), dan 5)
D. 2), 4), dan 5)
E. 3), 4), dan 5)
Jawaban: C
2. Keberadaan kelompok relawan berperan dalam menstabil-kan
kehidupan sosial masyarakat. Kelompok ini berkembang dalam bidang
berbeda-beda seperti pendidikan, sosial, poli-tik, dan lingkungan. Latar
belakang terbentuknya kelompok-kelompok sosial tersebut adalah ... .
A. persamaan kepentingan masyarakat sama
B. kesejahteraan masyarakat kurang memadai
C. peran lembaga tidak berjal anmaksimal
D. perbedaan keahlian masyarakat
E. peningkatan jumlah penduduk
Jawaban : A

3. Perhatikan ciri-ciri berikut !


1) Memiliki kesadaran sebagai bagian dari kelompok.
2) Memiliki kepentingan yang sama.
3) Memiliki profesi yang sama.
4) Memiliki hubungan timbal balik secara kontinu.
5) Berideologi politik yang sama.
Ciri-ciri kelompok sosial ditunjukkan oleh angka ... .
A. 1), 2), dan 3) C. 1), 3), dan 5) E. 3), 4), dan 5)
B. 1), 2), dan 4) D. 2),4), dan 5)
Jawaban: B
4. Perhatikan beberapa karakteristik berikut !
1) Memiliki pola hubungan kontraktual berdasarkan asas manfaat.
2) Solidaritas sesama anggota sangat kuat.
3) Jumlah anggota relatif banyak dan tersebar.
4) Interaksi sosial berlangsung secara intim.
5) Berorientasi pada kepentingan dan tujuan tertentu.
Karakteristik kelompok sosial sekunder ditunjukkan oleh angka ... .
A. 1), 2), dan 3) C. 1), 3), dan 5) E. 3), 4), dan 5)
B. 1), 2), dan 4) D. 2), 4), dan 5)
Jawaban: C
5. Pembangunan kawasan industri di kota besar menyebabkan munculnya
berbagai jenis mata pencaharian. Akibatnya, ter-bentuk kelas-kelas
sosial seperti kelas atas, menengah, dan bawah. Ilustrasi tersebut
menggambarkan pengelompokan masyarakat terjadi karena ... .
A. pesatnya pertumbuhan penduduk
B. meningkatnya jumlah penduduk
C. munculnya berbagai keahlian
D. banyaknya pengemis di kota
E. banyaknya kawasan kumuh
Jawaban: C

6. Perhatikan ciri kelompok berikut !


1) Terbentuk oleh hubungan batin yang murni.
2) Bersifat alami dan kekal.
3) Dasar hubungan berupa rasa cinta dan rasa kesatuan batin.
Kelompok sosial yang sesuai dengan ciri di atas adalah ... .
A. paguyuban D. kelompok referensi

B. patembayan E. kelompok informal


C. kelompok sekunder
Jawaban: A
7. Pemilik sepeda antik di Kota Bandung membentuk sebuah komunitas.
Komunitas ini terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung asal
memiliki dan menyukai sepeda antik. Setiap akhir pekan, komunitas ini
bersepeda bersama menyusuri jalan kota. Faktor pembentuk kelompok
sosial berdasarkan penjabaran di atas adalah ... .
A. kepentingan C. geografis E. profesi
B. kegemaran D. daerah asal
Jawaban: B
8. Perhatikan kelompok sosial berikut !
(1) Ikatan Keluarga Nasution.
(2) Ikatan Serikat Buruh Indonesia.
(3) Persatuan marga Hasibuan.
(4) Persatuan Guru Republik Indonesia.
(5) Perkumpulan keturunan Kertodikromo.
Kelompok sosial dengan ikatan genealogis ditunjukkan oleh nomor ... .
A. 1), 2), dan 3) C. 1), 3), dan 5) E. 3), 4), dan 5)
B. 1), 2), dan 4) D. 2),4), dan 5)
Jawaban: C

H. Mobilitas Sosial
Mobilitas Sosial merupakan gerak perpindahan seseorang atau
sekelompok orang dari status sosial satu menuju status sosial lain.
Dalam mobilitas sosial terdapat 3 (tiga) ciri po-kok, yaitu: terjadi
perubahan kelas sosial, dialami oleh indi-vidu atau kelompok, dan
memiliki dampak sosial.
*Sifat-sifat Mobilitas Sosial:
a. Mobilitas sosial akan bersifat tinggi apabila masyarakat menganut
sistem stratifikasi sosial terbuka.
b. Mobilitas sosial akan terhambat apabila masyarakat menganut
sistem stratifikasi sosial tertutup.
c. Semakin tinggi mobilitas sosial dapat meminimalisasi diskriminasi
terhadap ras, etnis, jabatan, dan perbedaan gender.
d. Mobilitas sosial bersifat rendah karena masyarakat berpe-doman
pada nilai-nilai kultur daerah.*

1. Bentuk-bentuk Mobilitas Sosial:


a. Berdasarkan Tipenya: mobilitas sosial
1) vertikal: perpindahan status individu dari satu ke-
dudukan sosial menuju kedudukan lain yang tidak
sederajat. Dibedakan atas: mobilitas sosial vertikal
a) naik (social climbing): perpindahan status indivi-du
dari kedudukan rendah menuju kedudukan le-bih
tinggi.
b) turun (social sinking): perpindahan status indivi-du
dari kedudukan tinggi menuju kedudukan le-bih
rendah.
2) horizontal: perpindahan status individu dari ke-lompok
sosial satu menuju kelompok sosial lain yang sederajat.
3) lateral: perpindahan status individu atau kelom-pok dari
daerah satu ke daerah lain, tetapi tidak mengubah status
seseorang secara langsung. Dibe-dakan atas:
a) mobilitas permanen: perpindahan kewilayahan yang
bersifat menetap, misalnya transmigrasi.
b) mobilitas tidak permanen: perpindahan kewila-yahan
individu yang bersifat tidak tetap atau dalam jangka
waktu pendek.
*struktural: terjadi akibat inovasi teknologi, pertum-buhan
ekonomi, peperangan, dan kejadian lain yang berpengaruh
pada perubahan struktur sosial masya-rakat.*
b. Berdasarkan Ruang Lingkup: dibedakan menjadi 2 je-nis,
yaitu: mobilitas
1) intragenerasi: perpindahan status sosial dalam satu generasi
yang sama; dan
2) antargenerasi: perpindahan status sosial di antara beberapa
generasi. Terdiri atas dua bentuk, yaitu: mobilitas
antargenerasi naik dan mobilitas antargene-rasi turun.
2. Faktor Pendorong Mobilitas Sosial: Faktor
a. Individu: berkaitan dengan tingkat kualitas dan kapa-bilitas
seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan, kecakapan, serta
keterampilan yang dimiliki seseorang, semakin besar
kemungkinannya dapat menjangkau po-sisi tertentu.
b. Ekonomi: Realitas hidup yang serba kekurangan dapat
mendorong seseorang giat bekerja. Ex.: dengan meran-tau ke
daerah lain untuk mencari lapangan pekerjaan.
c. Pendidikan: pendidikan yang diperoleh individu mem-
permudah melakukan mobilitas sosial vertikal naik. Ex.: Lulusan
sarjana Sosiologi bekerja sebagai dosen di universitas. O.k.i.
pendidikan dapat mendorong terjadi-nya mobilitas vertikal naik.
d. Struktural: ketika status sosial yang dituju individu memang
ada atau terdapat posisi untuk diisi, kondisi tersebut dapat
mendorong terciptanya mobilitas sosial. Ex.: mobilitas sosial
akibat terbukanya kesempatan kerja.
e. Perubahan Kondisi Sosial: dalam masyarakat dapat
menyebabkan seseorang melakukan mobilitas sosial. Ex.:
program transmigrasi yang diterapkan pemerintah.
*Pertumbuhan Penduduk: kepadatan penduduk men-dorong
terjadinya mobilitas lateral atau perpindahan geografis dari satu
tempat menuju tempat yang lain.
f. Situasi Politik: Keadaan negara yang tidak menentu
memengaruhi situasi keamanan dan menyebabkan ter-jadinya
mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman. Ex.: masyarakat
korban perang, genosida, dan perang saudara mengalami
mobilitas sosial vertikal turun.
3. Faktor Penghambat Mobilitas Sosial:
a. Sistem Pelapisan Sosial: sistem pelapisan sosial ter-tutup akan
menghambat kemungkinan seseorang mela-kukan mobilitas
sosial vertikal.
b. Kebudayaan Masyarakat: masih terdapat kebudayaan
masyarakat yang bersikap tertutup terhadap pengaruh budaya
luar; padahal budaya luar dapat membawa ke-majuan.
c. Kemiskinan: kemiskinan membatasi mobilitas sosial untuk
mencapai prestise atau kedudukan tertentu; ka-rena keterbatasan
pendapatan ekonomi.
d. Perbedaan Kepentingan: Perbedaan kepentingan an-tarindividu
dalam suatu struktur organisasi memotivasi setiap individu
untuk saling bersaing. Akibatnya, tim-bul sikap saling
menghambat satu sama lain untuk men-capai tujuan yang
diinginkan.
* Diskriminasi Ras: membedakan dan membatasi ke-sempatan
seseorang karena perbedaan ciri fisik atau ciri biologis. Contoh:
sistem apartheid, yang membatasi ke-sempatan orang-orang
kulit hitam dan lebih membuka kesempatan bagi kaum kulit
putih untuk menjadi ke-lompok dominan.
* Diskriminasi Kelas: muncul berdasarkan perbedaan tingkatan
ekonomi. Perbedaan kelas sosial dalam ma-syarakat terbagi
menjadi golongan kaya, menengah, dan miskin.
* Diskriminasi Gender: tindakan membatasi peran, hak,
kewajiban, dan kesempatan yang seharusnya diperoleh laki-laki
ataupun perempuan.
* Agama: agama yang membentuk kasta dapat memba-tasi
mobilitas sosial vertikal; karena sistem kasta biasa-nya
berdasarkan faktor keturunan. Dengan demikian, orang akan
sulit melakukan mobilitas sosial.
4. Saluran Mobilitas Sosial:
Menurut Pitirim A. Sorokin, mobilitas sosial (vertikal) mempunyai
saluran-saluran yang disebut social circula-tion. Saluran mobilitas
sosial sbb:
a. Lembaga Pendidikan: Sekolah dianggap sebagai social
elevator; sekolah merupakan saluran untuk melakukan mobilitas
sosial yang bergerak dari kedudukan rendah menuju kedudukan
lebih tinggi.
b. Organisasi Ekonomi: memegang peranan penting seba-gai
saluran mobilitas sosial vertikal; faktor ekonomi se-ring menjadi
simbol status pada kedudukan seseorang.
c. Lembaga Keluarga: dengan pernikahan atau mengasuh anak
angkat.
d. Lembaga Keagamaan: Seseorang yang memiliki pe-ngetahuan
dan pemahaman agama lebih baik akan di-hormati masyarakat.
Umumnya ia akan diangkat seba-gai pemuka agama dan
menjadi panutan masyarakat.
e. Angkatan Bersenjata/Militer: Seseorang yang terga-bung
dalam angkatan bersenjata ikut berjasa membela nusa, bangsa,
dan negara. Dengan jasa tersebut, ia mendapat sejumlah
penghargaan dan kenaikan pangkat. Kenaikan pangkat dalam
angkatan bersenjata menun-jukkan terjadinya mobilitas sosial
vertikal naik.
f. Organisasi Politik: dapat memberikan peluang besar bagi setiap
anggotanya untuk mencapai kedudukan le-bih tinggi; Ex.: pada
saat berlangsungnya pemilu. Sese-orang yang pandai
berorganisasi dalam bidang politik memiliki kesempatan
menjadi ketua organisasi atau menduduki lapisan atas
masyarakat.
5. Dampak Mobilitas Sosial, sbb:
a. Mempercepat tingkat perubahan sosial.
b. Mendorong seseorang untuk maju.
c. Meningkatkan integrasi sosial.
d. Menimbulkan pertentangan atau konflik.
e. Mengurangi solidaritas antaranggota kelompok.

6. Mobilitas Sosial dan Dinamika Kelompok Sosial:


Dinamika dapat diartikan sebagai perubahan besar ataupun kecil.
Dinamika kelompok sosial merupakan perubahan baik kecil maupun
besar yang berpengaruh pada suatu ke-lompok sosial. Perubahan ini
dapat berupa perubahan progres (maju) maupun perubahan regres
(mundur) akibat proses mobilitas sosial.
a. Indikator Dinamika Kelompok Sosial, sbb:
1) Adaptasi: perlu untuk menyesuaikan kelompok de-ngan
perkembangan zaman.
2) Pencapaian Tujuan: Kelompok sosial yang berupa-ya
mencapai tujuan tertentu akan mengalami peru-bahan dan
perkembangan.
3) Integrasi: menandakan upaya tetap bersatu dalam kelompok
untuk mendukung dan mewujudkan tujuan.
4) Pola Pemeliharaan dan Perluasan: Kelompok sosial yang
melakukan perubahan membuat pola-pola pe-meliharaan agar
tidak terjadi disintegrasi; Kelompok sosial juga melalukan
perluasan dengan menerima anggota baru dan
memperkenalkan anggota tersebut dengan budaya kelompok.
b. Faktor Pendorong dan Penghambat Dinamika Kelom-pok
Sosial:
Faktor Pendorong: sbb:
1) Keinginan anggota kelompok untuk melakukan peru-bahan.
2) Konflik antaranggota kelompok.
3) Pergantian anggota kelompok.
4) Perubahan lingkungan sosial.
5) Pengaruh modernisasi.
Faktor Penghambat: sbb:
1) Keinginan untuk mempertahankan keadaan.
2) Tradisi yang mengikat dalam masyarakat.
3) Adanya isolasi.

Contoh Soal:
1. Pemerintah menyelenggarakan program transmigrasi untuk meratakan
jumlah penduduk di seluruh wilayah Indonesia. Penduduk yang
mengikuti program transmigrasi harus mampu beradaptasi dan berbaur
dengan penduduk lokal. Dengan demikian, antara transmigran dan
penduduk lokal dapat saling mengenal serta bekerja sama. Berdasarkan
pernyataan tersebut, mobilitas sosial yang dilakukan masyarakat
transmigran dapat menyebabkan terjadinya dinamika kelompok sosial
karena ... .
A. muncul culture lag akibat persaingan antarkebudayaan
B. terjadi disintegrasi antaranggota masyarakat
C. terjadi mutual akulturasi dengan penduduk lokal
D. terjadi mobilitas sosial antargenerasi
E. terjadi mobilitas sosial vertikal turun
Jawaban : C
2. Sejak kecil Danias tinggal di panti asuhan. Suatu ketika ada pasangan
suami-isteri mengadopsinya menjadi anak. Ia disekolahkan hingga
jenjang pendidikan tinggi dan berhasil menjadi dokter sesuai cita-
citanya. Saluran mobilitas yang memengaruhi kehidupan Danias
yaitu ... .
A. lembaga keagamaan dan ekonomi
B. lembaga pendidikan dan lembaga politik
C. organisasi ekonomi dan organisasi politik
D. lembaga keluarga dan lembaga pendidikan
E. organisasi politik dan lembaga keagamaan
Jawaban : D
3. Perhatikan bagan mobilitas sosial berikut !

Keterangan:
1 2
1. Pengusaha.
2. Pegawa pemerintah.
3. Tukang ojek.
4. Karyawan pabrik.

Bentuk mobilitas social berdasar kangam


bartersebut adalah… .
A. 3 4 intragenerasi naik
B. antargenerasi naik
C. intragenerasi turun
D. antargenerasi turun
E. antargenerasi lateral
Jawaban : D

4. Ina seorang remaja yang ulet. Sepulang sekolah, Ina membantu ibunya
berjualan kue. Setelah lulus SMA, ia mengikuti kursus membuat kue
dan makanan lainnya. Usahanya semakin maju sehingga kondisi
kehidupan keluarganya membaik. Sepuluh tahun kemudian Ina menjadi
pengusaha di bidang food and pastry di kota besar. Mobilitas sosial
yang dilakukan Ina berhubungan dengan ... .
A. strategi berpikir
B. peran orang tua
C. perubahan status
D. pendidikan formal
E. hak dan kewajiban
Jawaban: C
5. Perhatikan gambar berikut !

1 Keterangan:
1 = Penjual sayur.
2 2 = Pengusaha.
3 = Konglomerat.

Berdasarkan gambar dapat disimpulkan terjadi mobilitas sosial ... .


A. intragenerasi naik
B. intragenerasi turun
C. antargenerasi naik
D. antargenerasi turun
E. antargenerasi horizontal
Jawaban: C
6. Diferensiasi sosial berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat.
Contoh pengaruh diferensiasi sosial adalah ... .
A. muncul tren gaya hidup mewah di kalangan remaja
B. masyarakat lapisan bawah memilih berobat secara alternatif
C. golongan bawah tidak dapat mengakses tempat rekreasi tertentu
D. antargolongan memperoleh pelayanan kesehatan yang berbeda
E. kebudayaan sendiri dianggap paling baik dibandingkan
kebudayaan lain
Jawaban: E

7. Perhatikan bagan mobilitas sosial berikut !


Bapak Petani Ibu Petani

1 2 3
Dokter Akunting Diplomat
Bentuk mobilitas sosial pada gambar di atas adalah … .
A. horizontal D. vertikal intragenerasi naik
B. vertikal naik E. horizontal antargenerasi turun
C. vertikal antargenerasi naik
Jawaban: C
8. Pak Bagas seorang kepala marketing suatu perusahaan di Jakarta. Oleh
karena pembukaan cabang baru di Surabaya, Pak Bagas dipindahkan
untuk menjalankan kantor cabang tersebut. Dilihat dari prosesnya,
mobilitas sosial yang dialami oleh Pak Bagas adalah ... .
A. vertikal secara parsial D. horizontal antargenerasi
B. horizontal intragenerasi E. vertikal intragenerasi
C. vertikal antargenerasi
Jawaban: B
9. Perhatikan gambar berikut !

Kakek Nenek
(Petani) (Petani)
Ayah Ibu
(Karyawan Pabrik) (Ibu Rumah Tangga

Guru SMA PNS


1 2
Gambar pada soal menunjukkan bahwa ... .
A. terjadi mobilitas antargenerasi horizontal
B. antara kakek dan ayah mengalami mobilitas antargenerasi turun
C. antara kakek, ayah, dan cucu mengalami mobilitas antargenerasi
naik
D. antara orang tua dengan anak ke-1 mengalami mobilitas
intragenerasi turun
E. terjadi mobilitas intragenerasi naik antara generasi kakek dan
generasi ayah
Jawaban: C

----------------------------------------
I. Permasalahan Sosial:
Kartini Kartono mendefinisikan permasalahan sosial sebagai bentuk
tingkah laku yang melanggar adat istiadat masyarakat.
Sebagian besar masyarakat menganggap permasalahan sosial
mengganggu, tidak dikehendaki, berbahaya, dan merugikan banyak
orang. O.k.i., permasalahan sosial tidak diharapkan masyarakat.
1. Bentuk Permasalahan Sosial:
Masalah sosial dibedakan dalam dua bentuk, yaitu:
1) Manifest social problem:
 Masalah sosial yang dampaknya langsung dirasakan
masyarakat. Contoh: kemiskinan, ... .
2) Latent social problem:
 Masalah sosial yang tidak tampak (tersembunyi) se-hingga
dampaknya tidak langsung dirasakan masya-rakat. Contoh:
perceraian, ... .

2. Faktor Penyebab Munculnya Permasalahan Sosial:


a. Faktor Ekonomi: berkaitan dengan pendapatan, keka-yaan, dan
upaya pemenuhan kebutuhan hidup. Ex.: kemiskinan,
pengangguran, dan anak jalanan; kesenjang-an ekonomi, dan tindak
kriminal yang dilatabelakangi oleh kebutuhan ekonomi.
b. Faktor Biologis: berkaitan dengan gangguan fisik atau penyakit
tertentu. Ex.: meningkatnya korban DBD di suatu daerah; penyakit
menular, virus penyakit baru, dan makanan beracun.
c. Faktor Psikologis: berkaitan dengan gangguan kejiwaan
seseorang. *(atau pola pikir manusia yang bertentangan dengan
tatanan dalam hidup bermasyarakat. Ex.: munculnya ideologi-
ideologi dalam masyarakat yang bertolak belakang dengan tatanan
nilai dan norma.)*
d. Faktor Budaya: berkaitan dengan unsur-unsur nilai dan norma
sosial, seperti adat istiadat dan kebiasaan di lingkungan
masyarakat. Ex.: “Banyak anak, banyak rezeki” menyebabkan
meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia; kenakalan remaja,
konflik antaretnik, diskriminasi gender, dan pengakuan hak milik
kebudayaan lintas Negara.
3. Contoh Permasalahan Sosial sbb:
a. Kemiskinan: Menurut Soerjono Soekanto, kemiskinan merupakan
suatu keadaan seseorang tidak mampu memelihara dirinya sendiri
sesuai taraf kehidupan kelompok. Adapun salah satu parameter
kemiskinan yaitu ketidakmampuan seseorang mencukupi
kebutuhan primer (“pasapa”).
b. Tindak Kriminal: Tindak kriminal merupakan perilaku melanggar
norma hukum. Pelaku tindak kriminal akan mendapat hukuman
berupa denda dan pidana. Contoh tindak kriminal: pencurian,
pembunuhan, korupsi.
c. Kenakalan Remaja: merupakan perilaku menyimpang yang
dilakukan oleh remaja. Ex.: perkelahian, tawuran, penyalahgunaan
narkoba dan miras.
d. Kesenjangan Sosial: Menurut Teori Sistem Sosial- Talcott
Parsons: Kesenjangan sosial merupakan ketidak-sesuaian antara
realitas sosial dan fungsi dalam sistem sosial; dapat muncul akibat
terganggunya keseimbangan sistem sosial.
e. Cyber Crime: merupakan tindak kejahatan di dunia maya melalui
koneksi internet; bentuk: penipuan online, cyber bullying, penipuan
kartu kredit, pornografi, atau peretasan situs-situs penting.
f. Penyimpangan Seksual: dianggap melanggar nilai dan norma
sosial serta dapat menimbulkan permasalahan. Bentuk
penyimpangan seksual: seperti pedofilia dan homoseksual.
g. Delinkuensi Anak: penyimpangan sosial yang dianggap melanggar
nilai dan norma masyarakat. Terjadi karena faktor:
- dari dalam (internal): gangguan kejiwaan sejak lahir.
- dari luar (eksternal): sosialisasi tidak sempurna oleh keluarga,
kelompok bermain, sekolah, lingkungan masyarakat.
4. Dampak Permasalahan Sosial, sbb:
a. Meningkatnya Angka Kriminalitas: Kasus kriminalitas seperti
begal, jambret, dan pencurian yang tidak segera ditagani, dapat
meningkatkan angka kriminalitas. Meningkatnya angka
kriminalitas menimbulkan keresahan dan menjadi ancaman bagi
masyarakat.
b. Konflik Sosial: Permasalahan sosial dapat menyebabkan konflik
sosial apabila tidak segera diatasi secara optimal; permasalahan
yang menimbulkan konflik sosial, a.l: tawuran pelajar, demo buruh
menuntut kenaikan UMR, dan tuntutan warga terhadap pemerintah
mengenai kenaikan BBM.
c. Kenyamanan dan Keamanan Terganggu: sep. tawuran pelajar,
begal, geng motor, masalah sampah hingga banjir, dapat
mengganggu kehidupan masyarakat. Masyarakat tidak dapat hidup
tenang karena terancam dan terganggu.
d. Menimbulkan Kerusakan Fisik: seperti: tawuran dan vandalisme
menyebabkan rusaknya fasilitas umum; tawuran dapat
menimbulkan sreusakan fisik berupa luka-luka dan hingga jatuh
korban jiwa; sampah menimbulkan pencemaran lingkungan.
5. Upaya Pemecahan Permasalahan Sosial:
Masalah sosial dapat diatasi melalui upaya:
a. Mempertegas Sanksi Sosial bagi para Pelanggar: sebagai
upaya represif; sanksi sesuai tindakan pelaku.
b. Menyosialisasikan Nilai dan Norma Sosial: sebagai upaya
preventif, dilakukan secara intensif.
c. Menyediakan Modal Usaha:
Bantuan Modal usaha melalui sistem pendampingan dan
pemantauan dapat menyelesaikan masalah kemiskinan dan
pengangguran; dapat membuka lapangan usaha mandiri; dan
dapat meningkatkan perekonomian rakyat.
d. Meningkatkan pemerataan pembangunan dan pendi-dikan:
Pemerataan pembangunan bertujuan mengurangi tingkat
kesenjangan sosial. Pemerataan pembangunan dapat menciptakan
perekonomian masyarakat yang semakin baik. Pembangunan juga
penting untuk meningkatkan pendapatan ekonomi per kapita.
*Pemerataan pendidikan berkaitan dengan sistem yang
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh anggota
masyarakat untuk memperoleh pendidikan.
Upaya pemerataan pendidikan yang telah dilakukan pe-merintah
a.l. melalui pembangunan sekolah, pengadaan dana BOS, dan
sistem kejar paket A, B, dan C.*
e. Meningkatkan Kesadaran Sosial *:
Kesadaran sosial berarti setiap orang harus mampu
mengakomodasi dan menginternalisasi nilai/norma sosial dalam
setiap perilaku. Dengan demikian, individu mam-pu menjalankan
perannya sesuai harapan masyarakat hingga meminimalisasi
terjadinya penyimpangan sosial.

*****
6. Lembaga Sosial yang Berperan dalam Pemecahan Ma-salah
Sosial:
a. Lembaga Keluarga: memiliki intensitas tinggi untuk mengawasi
tingkah laku anak; diharapkan dapat men-cegah terjadinya perilaku
menyimpang.
b. Lembaga Agama: berperan menyampaikn ajaran agama. Ajaran
agama merupakan pedoman bagi setiap umatnya. Nilai-nilai agama
mempunyai sanksi mutlak dalam mengatur perilaku umat
beragama.
c. Lembaga Adat: merupakan alat pengendalian sosial dalam
masyarakat tradisional; nilai dan norma adat setempat menjadi
pedoman untuk mengatur seluruh perilaku masyarakat adat.
d. Lembaga Pendidikan: mengawasi seluruh aktivitas warga sekolah
melalui peraturan yang ditetapkan; juga berfungsi sebagai sarana
menanamkan nilai dan norma serta mengajak peserta didik tidak
melakukan tindak yang mengarah pada perilaku menyimpang.
e. Media Massa: dengan cara mengawasi seluruh kegiatan
masyarakat dan pemerintah melalui sajian informasi; di-harapkan
publik dapat menilai serta melakukan pe-ngawasan lebih lanjut.
f. Lembaga Kepolisian: mengendalikan perilaku warga masyarakat
untuk memelihara dan mewujudkan keter-tiban serta keamanan
dalam masyarakat.
g. Lembaga Pengadilan: bertugas menyelidiki, mengusut, dan
menjatuhkan hukuman kepada warga masyarakat yang melanggar
aturan hukum.
7. Sebab dan Akibat Tidak Berfungsinya Lembaga Pengen-dalian
Sosial:
Sebab tidak berfungsinya Lembaga Pengendalian Sosial:
1) Tidak adanya aturan hukum yang memadai.
2) Ditinggalkannya pengendalian sosial informal.
3) Adanya tindak penyalahgunaan wewenang untuk melin-dungi
pihak yang bersalah.
Akibat tidak berfungsinya Lembaga Pengendalian Sosial:
1) Pudarnya nilai dan norma.
2) Terjadinya Krisis sosial dan disintegrasi sosial.
3) Terganggunya keseimbangan sosial.
4) Maraknya Tindak kejahatan dan kekerasan.
*****

Contoh Soal:
1. Banjir yang terjadi setiap tahun menjadi masalah yang diha-dapi warga
Jakarta. Masalah tersebut harus segera diatasi dengan baik agar tidak
menimbulkan permasalahan lain. Dampak negatif yang timbul apabila
masalah tersebut tidak segera diselesaikan, yaitu ... .
A. perselisihan antarwarga meningkat
B. kenyamanan masyarakat menurun
C. integrasi masyarakat mudah tercapai
D. persaingan antarwarga meningkat
E. kesenjangan sosial masayarakat meningkat
Jawaban: B
2. Kasus perundungan (bullying) sering menimpa anak-anak usia sekolah.
Tindakan tersebut terjadi berawal dari ejekan ringan hingga kekerasan
secara fisik. Peristiwa tersebut dapat menyebabkan korban mengalami
depresi dan merasa tertindas. Upaya tepat pihak sekolah untuk
mencegah tindakan tersebut adalah ... .
A. mengamankan korban perundungan ke tempat lebih aman
B. memberikan sanksi pidana kepada pelaku perundungan di sekolah
C. memperketat pengawasan dan memberi sanksi tegas bagi pelaku
D. mengadukan pelaku ke Komisi Nasional perlindungan Hak Asasi
Manusia
E. mengembalikan pelaku perundungan kepada orang tua masing-
masing
Jawaban: C

3. Salah satu dampak modernisasi bagi masyarakat yaitu kesibukan warga


meningkat. Kondisi tersebut menyebabkan orang tua sering
mengabaikan kualitas pertemuan dengan anak-anaknya. Akibatnya,
muncul fenomena kenakalan remaja. Penyebab kenakalan remaja
berdasarkan ilustrasi tersebut adalah ... .
A. jumlah kerabat dalam keluarga terlalu sedikit
B. kurangnya kesempatan untuk rekreasi keluarga
C. komunikasi antaranggota keluarga kurang intensif
D. menurunnya fungsi keluarga sebagai unit ekonomi
E. menurunnya perekonomian keluarga akibat banyak pengeluaran
Jawaban: C
4. Kesenjangan sosial ekonomi merupakan suatu keadaan yang tidak
seimbang di bidang sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Kondisi
tersebut terjadi karena kurangnya kesempatan masyarakat memperoleh
sumber pendapatan, kesempatan kerja, dan kesempatan berpartisipasi
dalam pembangunan. Dampak permasalahan tersebut di bidang sosial
ekonomi adalah ... .
A. lahirnya kelompok-kelompok sosial tertentu dalam masyarakat
B. turunnya pendapatan per kapita akibat rendahnya produktivitas
C. timbul kecemburuan sosial yang dapat meresahkan masyarakat
D. muncul-muncul kelas-kelas sosial terbuka bagi seluruh anggota
masyarakat
E. terbentuk sistem stratifikasi sosial baru karena spesialisasi
pekerjaan
Jawaban: C

5. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) menertibkan beberapa remaja


yang melakukan aksi coret-coret fasilitas umum setelah mendapatkan
laporan dari warga. Remaja-remaja tersebut dibawa ke kantor Satpol PP
untuk mendapat pengarahan. Selanjutnya, pihak Satpol PP meminta
mereka membersihkan bekas coretan tersebut sebagai bentuk hukuman.
Dari kasus tersebut dapat dipahami bahwa tujuan pengendalian sosial
adalah ... .
A. melindungi kelompok tertentu
B. menciptakan stabilitas nasional
C. menanamkan rasa tanggung jawab
D. menanamkan rasa religius
E. menciptakan keadaan aman
Jawaban: C
6. Permasalahan sosial menimbulkan kerugian bagi banyak orang,
melanggar nilai dan norma sosial, serta mendapat perhatian khalayak
ramai. Contoh permasalahan sosial terdapat pada pernyataan ... .
A. Akibat kemarau panjang sumur milik warga mengalami
kekeringan.
B. Pembakaran hutan di Riau oleh oknum tidak bertanggung jawab
menyebabkan bencana asap yang menimbulkan masalah
kesehatan.
C. Letusan Gunung Merapi mengakibatkan banyak warga
masyarakat mengungsi.
D. Pak Jono melakukan kekerasan terhadap anggota keluarganya.
E. Seorang pencuri berhasil diamankan satpam saat melancarkan
aksinya.
Jawaban: B
7. Pengendara sepeda motor diwajibkan mengenakan helm berstandar
SNI. Ketentuan ini diberlakukan seiring meningkatnya korban
kecelakaan akibat kelalaian mengenakan helm standar. Penetapan
kebijakan tersebut menunjukkan upaya mengantisipasi masalah sosial
yang wajib ditaati. Dengan demikian, parameter masalah sosial
ditentukan oleh ... .
A. banyaknya perhatian masyarakat
B. dikategorikannya sebagai latent social problem
C. banyaknya pelanggaran nilai dan norma sosial masyarakat
D. adanya pihak yang menimbulkan permasalahan sosial
E. adanya pihak yang menetapkan sebagai masalah sosial
Jawaban: E

J. Konflik Sosial dan Integrasi Sosial:


Soerjono Soekanto mendefinisikan konflik sebagai suatu proses sosial
ketika seseorang atau sekelompok orang berusaha mencapai tujuannya
dengan jalan menentang pihak lawan disertai ancaman atau kekerasan.
1. Sebab Terjadinya Konflik Sosial:
Faktor-faktor penyebab terjadinya konflik sosial:
a. Perbedaan keyakinan dan pendirian seseorang.
b. Perbedaan kebudayaan antarkelompok masyarakat.
c. Perbedaan kepentingan antarindividu/kelompok.
d. Kesenjangan sosial: yaitu perbedaan yang sangat me-nonjol pada
kemampuan meraih tingkat kesejahteraan.
e. Perubahan sosial: masyarakat yang tidak siap menerima perubahan
sosial dapat mengalami konflik sosial.
2. Dampak Terjadinya Konflik Sosial:
a. Dampak Positif:
1) Memunculkan norma baru.
2) Meningkatkan solidaritas kelompok.
3) Meningkatkan kekuatan pribadi untuk menghadapi berbagai
situasi konflik.
4) Mendorong kesadaran kelompok yang berkonflik un-tuk
melakukan kompromi.
b. Dampak Negatif:
1) Menimbulkan perpecahan.
2) Melumpuhkan roda perekonomian.
3) Meningkatkan keresahan masyarakat.
4) Menyebabkan kerusakan sarana dan prasarana umum.
5) Menghancurkan harta benda dan menyebabkan jatuhnya
korban jiwa.
6) Merusak struktur sosial dalam masyarakat.
* Jenis-jenis Konflik Sosial:*
1) Konflik destruktif: muncul karena adanya perasaan tidak
senang atau dendam terhadap pihak lain dan mengarah pada
proses penghancuran pihak tertentu.
2) Konflik konstruktif: merupakan konflik fungsional karena
adanya perbedaan pendapat dari beberapa kelompok hingga
akhirnya menghasilkan solusi masalah.
3) Konflik vertikal: terjadi antarkomponen masyarakat dalam
suatu struktur sosial yang bersifat hierarkis.
4) Konflik horizontal: terjadi antarindividu atau kelompok yang
memiliki kedudukan sederajat.
5) Konflik terbuka: diketahui oleh semua pihak.
6) Konflik tertutup: hanya diketahui oleh pihak-pihak tertentu
yang terlibat dalam konflik tersebut.
7) Konflik interindividu: akibat beban yang berlebihan atau
peran ganda yang dijalankan.
8) Konflik antarindividu: karena perbedaan pendapat, gagasan,
atau kepentingan.
9) Konflik antarkelompok: pertentangan antara kelompok yang
satu dengan kelompok lainnya.
*****

3. Proses Sosial dalam Penyelesaian Konflik:


Konflik hendaknya segera diselesaikan agar kehidupan ma-syarakat
kembali teratur. Dengan demikian, disintegrasi so-sial dapat dicegah.
Proses penyelesaian konflik disebut akomodasi. Akomodasi dapat
dilakukan melalui berbagai metode penyelesaian konflik. Penggunaan
metode penye-lesaian konflik disesuaikan dengan tipe konflik,
besarnya konflik, serta dampak yang ditimbulkan.
Metode penyelesaian konflik sbb:
1) Koersi (coercion): bentuk akomodasi melalui paksaan fisik atau
psikologis.
2) Kompromi (compromise): pihak-pihak yang terlibat konflik
saling mengurangi tuntutan untuk mencapai suatu penyelesaian.
3) Arbitrase (arbitration): cara mencapai kompromi me-lalui
pihak ketiga (berupa majelis arbitrase) yang bersi-fat formal
karena pihak-pihak yang bertikai tidak mam-pu menyelesaikan
masalah sendiri.
4) Mediasi (mediation): akomodasi yang melibatkan pi-hak ketiga
yang bersifat netral dan tidak berwenang memutuskan untuk
menyelesaikan masalah.
5) Negosiasi (negotiation): proses komunikasi dua atau le-bih
pihak yang berkonflik untuk menyelesaikan perma-salahan
dengan mencapai penyelesaian yang diterima semua pihak.
6) Konsiliasi (conciliation): usaha mempertemukan pihak-pihak
yang bertikai untuk mencapai kesepakat-an; konsiliasi
merupakan mediasi yang lebih formal; keputusan pihak ketiga
bersifat tidak mengikat.
7) Rekonsiliasi (reconciliation): usaha menyelesaikan konflik pada
masa lalu sekaligus memperbarui hu-bungan ke arah perdamaian
yang lebih harmonis.
8) Stalemate: kedua belah pihak memiliki kekuatan se-imbang
sehingga pertikaian berhenti dengan sendiri-nya.
9) Transformasi konflik (conflict transformation): de-ngan
mengatasi akar penyebab konflik sehingga dapat mengubah
konflik destruktif menjadi konflik konstruk-tif.
10) Ajudikasi (ajudication): penyelesaian konflik di peng-adilan.
11) Segregasi (segregation): masing-masing pihak memi-sahkan
diri dan saling menghindar untuk mengurangi ketegangan.
12) Eliminasi (elimination): salah satu pihak memutuskan
mengalah atau mengundurkan diri dari konflik.
13) Subjugation atau domination: pihak yang lebih kuat dan
dominan meminta pihak yang lebih lemah untuk memenuhi
keinginannya.
14) Keputusan mayoritas (majority rule): keputusan di-ambil
berdasarkan suara terbanyak atau melakukan vo-ting.
*****
15) Konversi: salah satu pihak bersedia mengalah dan menerima
pendirian pihak lain.
16) Toleransi (tolerantion): ditandai kesediaan kedua pi-hak untuk
saling memahami.
17) Minority consent: kegiatan bersama di mana golongan
minoritas tidak merasa dikalahkan.
18) Gencatan senjata (cease fire): penangguhan permu-suhan
dalam jangka waktu tertentu.
19) Displasmen (displasement): usaha mengakhiri konflik dengan
mengalihkan pada objek lain.
***
4. Integrasi Sosial:
Integrasi Sosial terjadi ketika unsur-unsur dalam masyara-kat saling
berhubungan secara intensif di berbagai bidang kehidupan. Akibatnya,
terjadi pembauran beberapa unsur berbeda dan setiap unsur dalam
masyarakat dapat bekerja sama dengan unsur lain.
a. Proses Terwujudnya Integrasi:
Diawali dengan terjadinya konflik dalam masyarakat. Konflik
tersebut kemudian diredam melalui akomodasi. Akomodasi
tersebut menghasilkan koordinasi antarpihak yang berkonflik
untuk bersatu. Tahap terakhir ialah terjadi asimilasi antarpihak.

Konflik-Akomodasi-Koordinasi-Bersatu-Asimilasi
b. Sifat Integrasi Sosial:
Menurut Paulus Wirutomo, integrasi sosial dibedakan menjadi tiga
sifat, sbb:
1) Integrasi normatif: terbentuk karena adanya kesepa-katan
nilai, norma, cita-cita bersama, dan rasa soli-daritas
antaranggota masyarakat. Integrasi normatif bi-asanya terjadi
pada masyarakat yang memiliki soli-daritas mekanik
(masyarakat sederhana). Integrasi ini berkaitan dengan unsur-
unsur budaya sehingga sering disebut integrasi budaya.
2) Integrasi fungsional: terbentuk berdasarkan kerangka
perspektif fungsional, yaitu: melihat masyarakat seba-gai suatu
sistem yang terintegrasi. Integrasi ini biasa-nya berkembang
dalam masyarakat yang memiliki tingkat spesialisasi kerja
tinggi. Integrasi fungsional dipersatukan oleh kebutuhan
tertentu (ketergantung-an fungsional).
3) Integrasi koersif: terjadi tidak berasal dari hasil kese-pakatan
normatif ataupun ketergantungan fungsional. Integrasi koersif
merupakan hasil kekuatan yang me-ngikat masyarakat secara
paksa; terbentuk berdasar-kan paksaan dari pihak-pihak yang
memiliki kekua-saan.
c. Integrasi dan Kerukunan:
Masyarakat majemuk rawan terjadi disintegrasi sosial. O.k.i.
diperlukan upaya untuk mewujudkan kerukunan. Menurut Paulus
Wirutomo, kerukunan yang akan men-ciptakan integrasi sosial
memiliki beberapa konsep sbb:
1) Integration (integrasi), yaitu keutuhan atau persatu-an.
Konsep ini mengolaborasikan antara integrasi na-sional dan
integrasi sosial. Apabila integrasi sosial terjalin dengan baik,
integrasi nasional dapat diperta-hankan.
2) Equilibrium (keseimbangan): yaitu keadaan seim-bang dan
tidak terjadi kesenjangan yang menimbul-kan gejolak.
3) Stability (stabilitas): keadaan tenang, mantap, dan mapan.
Stability bersifat tidak dinamis karena adanya kelompok
penguasa yang memaksakan stabilitas ter-sebut.
4) The absence of conflict (keadaan nyaris tanpa kon-flik):
yaitu keadaan yang terjadi karena adanya keku-atan yang
menekan kelompok-kelompok agar tidak berkonflik. Konflik
sebenarnya tidak dapat dipisah-kan dari masyarakat. O.k.i.
keadaan ini bersifat semu dan tidak realistis.
5) Tolerance (toleransi): yaitu sikap menahan diri, me-nerima
keadaan, dan tidak menyerang pihak lain. Akan tetapi,
kerukunan yang dihasilkan masih bersi-fat dangkal dan tidak
akan berkembang.
6) Solidarity (solidaritas): yaitu kondisi yang lebih baik dari
pada toleransi. Kondisi ini ditandai dengan ada-nya sikap
saling membantu dan bersatu dalam keru-kunan masyarakat.
Akan tetapi, masih terjadi kesen-jangan dan eksploitasi yang
tersembunyi.
7) Conformity (keteraturan): yaitu kepatuhan anggota
masyarakat sehingga menimbulkan suasana rukun. Akan
tetapi, kondisi ini menunjukkan kondisi yang pasif dan tidak
kritis sehingga dapat menghambat inovasi.
8) Peace (kedamaian): yaitu kondisi tidak berselisih dan
bersifat rukun, tetapi bersifat pasif. Kedamaian hendaknya
diwujudkan dengan tindakan yang lebih proaktif.
9) Cohesion (kohesi): yaitu kondisi kesatuan yang kuat, terdapat
kerja sama, dan kekompakan. Akan tetapi dalam kondisi ini
terdapat fanatik kelompok.
10) Compromise (kompromi): yaitu keadaan saling me-ngalah
untuk menghindari konflik.
11) Harmony (harmoni): yaitu keadaan yang menunjuk-kan
adanya perbedaan sosial budaya, namun bersifat serasi.
Kondisi ini merupakan kondisi sosial ideal.
12) Solidity (kekukuhan/kekuatan): yaitu keadaan ru-kun yang
memiliki daya tahan sehingga tidak mudah goyah atau
dipengaruhi oleh pihak lain.
13) Sinergy (sinergi): yaitu bersepakat dan bersatu dalam
perbedaan. Semua pihak berlawanan menggabungkan
kekuatan untuk menghasilkan kekuatan berlipat gan-da.
Sinergi ini bersifat win-win solution.
d. Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Sosial:
1) Faktor Pendorong Integrasi Sosial:
a) Rasa ingin memiliki.
b) Konsensus.
c) Cross-cutting affiliations.
d) Cross-cutting loyalities.
e) Kesediaan berkorban demi kebaikan bersama.
2) Faktor Penghambat Integrasi Sosial:
a) Kondisi masyarakat yang terisolasi.
b) Masyarakat kurang memiliki ilmu pengetahuan.
c) Terdapat perasaan superior salah satu kelompok.
-----------------

Contoh Soal:
1. Perhatikan contoh peristiwa berikut !
(1) Perseteruan antara dua kelompok pemuda diselesaikan oleh tokoh
masyarakat.
(2) Pemilik kos-kosan menengahi perselisihan antarpenghu-ni kos.
(3) Sengketa kontrak lahan antara pemerintah dan perusaha-an kelapa
sawit.
(4) Ketua RT menengahi pertikaian antartetangga mengenai batas
pagar kebun.
(5) Pihak kepolisian memaksa kelompok teroris melakukan gencatan
senjata.
Peristiwa-peristiwa di atas yang dapat diselesaikan melalui mediasi
ditunjukkan oleh angka ... .
A. (1), (2), dan (3)
B. (1), (2), dan (4)
C. (1), (3), dan (5)
D. (2), (4), dan (5)
E. (3), (4), dan (5)
Jawaban: B
2. Penduduk Desa Sembuh Kidul menjaga tradisi gotong royong karena
meyakini tradisi tersebut dapat menciptakan kerukunan dan hubungan
harmonis di antara warga. Sifat integrasi sosial masyarakat Desa
Sembuh Kidul adalah ... .
A. koersif
B. normatif
C. harmoni
D. fungsional
E. solidaritas
Jawaban: B
3. Sengketa tanah antara warga Desa Sukamaju dan kepala desa setempat
terjadi karena perbedaan kepentingan. Warga tidak setuju dengan
rencana kepala desa membangun fasilitas umum di tanah pertanian
milik desa. Upaya tepat untuk menyelesaikan konflik tersebut adalah ...
.
A. menghadirkan pihak dari lembaga arbitrase sebagai penengah
konflik
B. mengadukan permasalahan ke Badan Pertanahan Nasio-nal
setempat
C. menyelesaikan persoalan melalui lembaga pemberdaya-an
masyarakat desa (LPMD)
D. memperkarakan sengketa tanah hingga ke pengadilan
E. memutuskan persoalan secara voting melalui pendataan
pemerintah
Jawaban: C

4. Mahkamah Konstitusi (MK) mengambil keputusan setelah terjadi


konflik hasil pilkada di daerah X. Bentuk akomodasi yang dilakukan
MK dalam penyelesaian konflik tersebut adalah ... .
A. kompromi
B. konsiliasi
C. ajudikasi
D. arbitrase
E. koersi
Jawaban: B
5. Dusun Y terdiri atas beberapa kepala keluarga yang tinggal berdekatan.
Mereka memiliki profesi berbeda-beda. Mereka mengedepankan sikap
saling bekerja sama dan bertoleransi. Integrasi sosial dalam masyarakat
tersebut bersifat ... .
A. koersif
B. adaptif
C. normatif
D. asimilasi
E. fungsional
Jawaban: C
6. Konflik dalam masyarakat dapat disebabkan oleh perbedaan pendapat,
kepentingan, dan budaya. Dampak negatif kondisi tersebut adalah ... .
A. merusak tatanan kehidupan masyarakat
B. meningkatkan kekeluargaan antarindividu
C. mempererat hubungan antarindividu atau kelompok
D. menjadi sarana mencapai keseimbangan kekuatan
E. mengurangi ketergantungan antaranggota kelompok
Jawaban: A

7. Perhatikan contoh konflik berikut !


1) Pedagang pasar tidak bersedia direlokasi sehingga terjadi
ketegangan dengan petugas satpol PP.
2) Terjadi ketegangan antara masyarakat pendatang dengan
masyarakat lokal akibat perbedaan budaya.
3) Terjadi kericuhan antarwarga ketika mengantre pembagian air
bersih.
4) Perwakilan TKI mendemo pemerintah agar TKI dilindungi dari
perlakuan tidak manusiawi di tempat kerja.
5) Tuntutan para buruh terhadap perusahaan tentang kenaikan upah.
Konflik sosial yang disebabkan oleh faktor perbedaan kepentingan
ditunjukkan oleh nomor ... .
A. 1), 2), dan 3) C. 1), 3), dan 5) E. 3), 4), dan 5)
B. 1), 2), dan 4) D. 2), 3), dan 5)
Jawaban: C
8. Polisi berusaha menghentikan penjualan hewan dilindungi secara bebas.
Polisi melakukan inspeksi mendadak (sidak) di pasar hewan dan
menyita hewan-hewan yang dilindungi. Akan tetapi, upaya pihak
kepolisian sering menemui kendala ketika penjual bersikeras menolak
penyitaan polisi. Konflik antara polisi dengan pedagang disebabkan
oleh ... .
A. perbedaan latar belakang budaya
B. perbedaan kepentingan
C. perbedaan keyakinan
D. ketimpangan sosial
E. diskriminasi sosial
Jawaban: B
9. Vera memiliki hobi berkaraoke di rumah. Akan tetapi, saat berkaraoke
ia tidak kenal waktu dan situasi. Ia tidak peduli meskipun tetangga
sedang sakit. Akibatnya sering terjadi percekcokan antara Vera dengan
tetangganya yang menginginkan ketenangan. Oleh karena itu, ketua RT
berinisiatif mempertemukan pihak yang berkonflik dan berdialog
bersama. Posisi ketua RT dalam perundingan dianggap penting
karena ... .
A. dapat menjadi penengah dalam upaya perundingan
B. dapat memihak salah satu pihak yang dianggap benar
C. dapat meningkatkan pamor sebagai ketua RT
D. menjalankan tugas pokok sebagai ketua RT
E. mampu menghakimi pihak yang dinilai salah
Jawaban: A

K. Lembaga Sosial:
Menurut Paul B. Horton & Chester L. Hunt, Lembaga Sosial adalah
sistem norma sosial dan hubungan-hubungan terorga-nisasi yang
menyatukan nilai-nilai dan prosedur tertentu da-lam rangka memenuhi
kebutuhan dasar masyarakat. Lemba-ga Sosial disebut juga Pranata
Sosial atau Institusi Sosial. Lembaga sosial dibentuk untuk memenuhi
kebutuhan masya-rakat.
1. Ciri-ciri Lembaga Sosial, sbb:
a. Memiliki fungsi dan tujuan jelas.
b. Memiliki simbol atau lambang tertentu.
c. Memiliki tata tertib tertulis dan tidak tertulis.
d. Memiliki tradisi atau aturan mengikat.
e. Memiliki sarana, prasarana, atau kelengkapan.
f. Mencerminkan nilai dan norma sosial dalam masyara-kat.
g. Memiliki kekekalan atau jangka waktu tertentu.

2. Tipe-tipe Lembaga Sosial: Lembaga Sosial dapat diklasi-fikasikan,


sbb:
a. Berdasarkan Sistem Nilainya:
1) Lembaga sosial primer (basic institutions): yaitu lembaga
yang bersifat pokok, penting, dan wajib ada dalam
masyarakat.
2) Lembaga sosial sekunder (subsidiary institutions), yaitu
lembaga yang bersifat pelengkap, kurang pen-ting, dan
tidak wajib ada dalam masyarakat.
b. Berdasarkan Penerimaan Masyarakat:
1) Approved social institutions atau Social sanctioned
institutions, yaitu lembaga yang dapat diterima ma-syarakat
karena dianggap penting, bermanfaat, atau berharga.
2) Unsanctioned institutions, yaitu lembaga yang tidak
diterima dalam masyarakat karena bersifat merugi-kan.
c. Berdasarkan Pengembangannya:
1) Crescive social institutions, yaitu lembaga yang terbentuk
secara tidak sengaja dan tumbuh dalam kehidupan
masyarakat.
2) Enacted social institutions, yaitu lembaga yang sengaja
dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu dan bersifat lebih
resmi dibandingkan crescive social institutions.
d. Berdasarkan Fungsinya:
1) Operative social institutions, yaitu lembaga yang dibentuk
untuk menghimpun pola-pola atau tata cara yang diperlukan
dalam mencapai tujuan tertentu.
2) Regulative social institutions, yaitu lembaga yang berperan
mengawasi jalannya adat istiadat atau tata kelakuan bagi
lembaga lain dalam masyarakat.
e. Berdasarkan Penyebarannya:
1) Lembaga sosial luas (general institutions), yaitu lembaga
yang tersebar dan diketahui sebagian besar masyarakat.
Lembaga ini dapat ditemukan di mana saja.
2) Lembaga sosial terbatas (restricted institutions), yaitu
lembaga yang bersifat tertutup dan khusus sehingga belum
dikenal banyak orang. Lembaga ini hanya terdapat pada
golongan tertentu.
3. Fungsi Lembaga Sosial:
Lembaga sosial memiliki berbagai fungsi dalam masyarakat. Fungsi
lembaga sosial dapat bersifat nyata (manifes) dan tidak tampak
(laten). Sehubungan dengan usaha manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, secara umum lembaga sosial berfungsi untuk:
menjaga keutuhan masyarakat, memberikan pedoman dalam
bertingkah laku, serta sebagai kontrol sosial.
Secara khusus fungsi lembaga sosial dalam masyarakat, sbb:
a. Fungsi Lembaga Keluarga:
o Fungsi manifes lembaga keluarga, yaitu:
Fungsi: afeksi, proteksi, ekonomi, sosialisasi, pengen-dalian
sosial, biologis, dan religius.
o Fungsi laten lembaga keluarga, yaitu: memelihara nama baik
keluarga, menjaga harta milik keluarga, memberikan status,
dan menjaga gelar yang dimiliki-nya.
b. Fungsi Lembaga Pendidikan:
o Fungsi manifes lembaga pendidikan:
1) Transfer ilmu pengetahuan.
2) Menyalurkan nilai-nilai sosial masyarakat.
3) Meneruskan kebudayaan bangsa.
4) Memperbaiki masa depan.
5) Sebagai media untuk melakukan penelitian.
6) Mengembangkan kreativitas masyarakat.
7) Mempersiapkan manusia yang terdidik dan teram-pil.
o Fungsi laten lembaga pendidikan:
1) Mengurangi pengawasan orang tua terhadap anak.
2) Mengajarkan peserta didik berpikir kritis.
3) Mempertahankan sistem kelas sosial masyarakat.
4) Memperpanjang masa remaja dengan melepas beban-
beban keluarga.
c. Fungsi Lembaga Agama:
o Fungsi manifes Lembaga Agama:
1) Memberikan pedoman hidup bagi para pemeluk-nya.
2) Mengajarkan kebenaran bagi para pemeluknya.
3) Mengajarkan kerukunan dan keseimbangan de-ngan
lingkungan di sekitarnya.
4) Meningkatkan kualitas kehidupan sosial bagi pe-
meluknya yang taat beragama.
o Fungsi laten Lembaga Agama:
1) Mengajarkan hidup harmonis.
2) Spirit dalam pembangunan.
3) Mengajarkan kerukunan antarumat beragama.
4) Menanamkan dogma bagi pemeluknya.
d. Fungsi Lembaga Ekonomi:
o Fungsi manifes:
1) Fungsi produksi: mengolah barang mentah men-jadi
barang setengah jadi atau barang jadi yang siap pakai.
2) Fungsi distribusi: menyalurkan barang dan jasa (yang
telah diproduksi oleh produsen) kepada kon-sumen.
3) Fungsi konsumsi: penggunaan suatu barang dan jasa
sesuai kebutuhan.
o Fungsi laten:
1) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan ma-
syarakat.
2) Dapat menyebabkan: kerusakan lingkungan, ko-
mersialisasi, konsumerisme, lunturnya budaya dan
kearifan lokal, ketergantungan (determinasi), dan
keterasingan (alienasi) pada kaum buruh.
e. Fungsi Lembaga Hukum:
o Fungsi manifes:
1) Memberikan sanksi kepada masyarakat yang me-langgar
hukum.
2) Menegakkan dan memajukan aturan hukum.
3) Melindungi masyarakat melalui cara preventif
(mencegah) dan represif (memperbaiki) demi ke-
nyamanan hidup bersama.
4) Memberikan teladan bagi masyarakat.
5) Sebagai alat mengubah perilaku masyarakat.
o Fungsi laten: menindak pelaku kriminal, dan menga-wasi
lembaga-lembaga lainnya.
f. Fungsi Lembaga Politik:
o Fungsi manifes:
1) Menyalurkan aspirasi masyarakat.
2) Mengarahkan masyarakat dalam memilih pemim-pin
yang baik melalui kampanye.
3) Memaksa warga negara untuk mematuhi peraturan yang
berlaku.
4) Menengahi suatu pertentangan dalam masyarakat.
5) Melindungi masyarakat melalui langkah diploma-si.
6) Mengawasi, mengatur, dan mengajak masyarakat taat
pada undang-undang.
o Fungsi laten: meningkatkan jiwa patriotik, memba-tasi
kekuasaan pemerintah, dan meningkatkan sikap demokrasi.

Contoh Soal:

1. SMA N 1 Ciputra akan memperingati hari Kartini, peserta didik diminta


mengenakan pakaian adat dari berbagai dae-rah. Selain itu, diadakan
lomba seperti lomba menulis, tari-tarian, fashion show, dan lomba
pidato. Fungsi lembaga pen-didikan berdasarkan pernyataan tersebut
ialah ... .
A. mempertahankan kelas sosial
B. meneruskan kebudayaan bangsa
C. mengajarkan peserta didik berpikir kritis
D. memperpanjang masa remaja peserta didik
E. mengurangi pengawasan orangtua terhadap anak
Jawaban: B
2. Maraknya tindak kejahatan seperti begal, perampokan, dan pencurian
perlu mendapatkan perhatian dari lembaga hu-kum, salah satunya
kepolisian. Lembaga tersebut berperan menindak dan menangkap
pelaku kriminal. Berdasarkan per-nyataan tersebut fungsi kepolisian
sebagai lembaga hukum adalah ... .
A. Menjatuhi hukuman pidana bagi pelaku kriminal
B. Membimbing pelaku kriminal mematuhi norma sosial
C. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat
D. Menetapkan ringan beratnya sanksi bagi pelaku kriminal
E. Membina pelaku kriminal sadar pentingnya kehidupan berbangsa
dan bernegara
Jawaban: C
3. Berkembangnya warung internet yang menyediakan game online
menyebabkan orang tua resah terhadap pergaulan anak-anaknya.
Keberadaan game online tersebut menyebab-kan anak kecanduan dan
melakukan penyimpangan seperti sering melanggar tata tertib sekolah.
Peran lembaga keluarga untuk mengatasi permasalahan tersebut
adalah ... .
A. membelikan koleksi games terbaru bagi anak-anak
B. melarang annak bergaul dengan kelompok bermain
C. memfasilitasi anak dengan teknologi gawai canggih
D. menghukum anak dengan tindakan fisik dan psikis
E. mengarahkan anak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
Jawaban: E

4. Perhatikan beberapa pernyataan berikut !


1) Memiliki tingkat kekebalan.
2) Berupa sekumpulan orang.
3) Memiliki tata tertib dan tradisi.
4) Menjaga kelestarian manusia.
5) Memiliki lambang/simbol.
Ciri lembaga sosial terdapat pada pilihan angka ... .
A. 1), 2), dan 3) C. 1), 3), dan 5) E. 3), 4), dan 5)
B. 1), 2), dan 4) D. 2), 4), dan 5)
Jawaban: C
5. Jumlah anak jalanan di Indonesia semakin meningkat. Pada tahun 2016,
Kementerian Sosial (Kemensos) mencatat jumlah anak jalanan
mencapai 4,1 juta orang. Jumlah tersebut meningkat 100 % dari tahun
sebelumnya. Upaya tepat yang dilakukan Dinas Sosial untuk mengatasi
masalah anak jalanan adalah ... .
A. membawa anak jalanan ke pengadilan
B. melakukan pendataan jumlah anak jalanan
C. memperbanyak jumlah polisi pamong praja
D. memberikan fasilitas di pinggir jalan bagi anak jalanan
E. mengoptimalkan fungsi rumah perlindungan sosial anak (RPSA)
Jawaban: E

L. Gejala-Gejala Sosial dalam Masyarakat:


Gejala Sosial merupakan sebuah fenomena yang muncul aki-bat interaksi
sosial antarmanusia dalam masyarakat. Gejala sosial akan terus ada
seiring perkembangan masyarakat. (Gejala sosial memiliki makna sama
dengan fenomena so-sial, realitas sosial, peristiwa sosial, dan aktivitas
sosial). Ber-dasarkan penyebabnya, gejala sosial dibedakan menjadi tiga,
yaitu: gejala sosial akibat pengaruh heterogenitas sosial, penyimpangan
sosial, dan perubahan sosial.
1. Gejala Sosial akibat Pengaruh Heterogenitas Sosial:
Heterogenitas dalam masyarakat ditunjukkan dengan ber-bagai
perbedaan dalam kehidupan bermasyarakat, baik se-cara vertikal
maupun horizontal. Aktivitas masyarakat da-lam berinteraksi di
tengah-tengah perbedaan memuncul-kan gejala sosial seperti:
stratifikasi sosial, dan diferensiasi sosial. Stratifikasi sosial
merupakan penggolongan warga masyarakat dalam kelompok-
kelompok tertentu secara bertingkat-tingkat (hierarki) menurut
dimensi kekuasaan, kehormatan, dan prestise. Sementara diferensiasi
sosial merupakan pengelompokan masyarakat secara horizontal atau
memiliki kedudukan sejajar. Ex.: keragaman ras, agama, suku
bangsa, dan profesi.
2. Gejala Sosial akibat Pengaruh Penyimpangan Sosial:
Penyimpangan sosial merupakan perbuatan yang melang-gar aturan
dan norma sosial dalam masyarakat. Perilaku penyimpangan sosial
dapat memunculkan gejala sosial. Penyimpangan yang menyebabkan
gejala sosial dapat ber-sifat positif atau negatif. Penyeimpangan
sosial negatif dapat memunculkan berbagai gejala sosial a.l.: “kera”,
kriminalitas, dan kekerarasan. Sementara penyimpangan sosial
positif menyebabkan gejala sosial mis.: pergeseran peran.
3. Gejala Sosial akibat Pengaruh Perubahan Sosial:
Perubahan sosial dalam masyarakat berkaitan dengan perubahan
perilaku, nilai, dan norma yang menjadi pedoman masyarakat pada
waktu tertentu. Perubahan tersebut memengaruhi kondisi masyarakat
sehingga memunculkan gejala sosial. Gejela sosial yang berkaitan
dengan perubahan sosial a.l: globalisasi, westernisasi, modernisasi,
hedonisme, culture shock, cultural lag, konsumerisme,
industrialisasi, dan dekadensi moral.
Perubahan sosial dapat terjadi ketika unsur material memberikan
pengaruh lebih besar pada unsur imaterial. Misalnya, penggunaan
teknologi internet dalam dunia pendidikan. Penggunaan teknologi
internet dalam pendidikan merupakan unsur material. Sementara itu,
bentuk imaterial menekankan pada perubahan sikap akibat
keberadaan penemuan baru atau pengaruh material. O.k.i.
masyarakat sebaiknya besikap bijak dalam menanggapi berbagai
bentuk perubahan sosial.

*****
Gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat berdampak positif dan
negatif. Dampak tersebut bergantung pada sikap masyarakat dalam
menghadapinya. Masyarakat hendaknya menyikapi gejala sosial secara bijak
agar berdampak positif bagi diri dan kehidupannya. Jika tidak tidak disikapi
secara bijak, gejala sosial dapat berdampak negatif.
Secara umum, gejala sosial dalam masyarakat menimbulkan dampak negatif
sbb:
1. Terjadi ketidakteraturan sosial dalam masyarakat.
2. Penyimpangan sosial semakin meningkat.
3. Terjadi kerusakan lingkungan alam.
4. Terjadi masalah kependudukan.
5. Konflik sosial meningkat.
6. Dekadensi moral.

Adapun dampak positif gejala sosial dalam masyarakat sbb:


1. Kualitas pendidikan masyarakat meningkat.
2. Masyarakat semakin maju dan produktif.
3. Timbulnya rasa toleransi.
4. Kesetaraan gender.

Contoh Soal:

1. Perkembangan teknologi internet menyebabkan arus globalisasi


semakin deras. Masyarakat suatu negara dapat secara langsung
mengakses informasi yang sedang tren di negara lain. Akibatnya, tren
tersebut cepat tersebar ke seluruh dunia. Hanya saja, banyak masyarakat
yang tidak menyadari bahwa tidak semua informasi tersebut memiliki
dampak positif. Sikap tepat yang sebaiknya ditumbuhkan masyarakat
untuk mengatasi dampak negatif gejala sosial tersebut adalah ... .
A. menyaring budaya dari luar negeri yang sesuai dengan karakter
bangsa
B. menghilangkan budaya negatif sebelum masuk ke dalam negeri
C. membiasakan mengadaptasi budaya-budaya Barat
D. menghalangi masuknya budaya asing ke dalam negeri
E. melarang masyarakat menggunakan internet
Jawaban: A
2. Pemerintah mengimbau agar berpartisipasi dalam pemilu. Selain itu,
pemerintah turut melakukan sosialisasi kepada warga tentang
pentingnya memberikan suara dalam pemilu. Tindakan tersebut
dilakukan guna menekan jumlah warga yang golput. Dengan adanya
imbauan dari pemerintah tersebut persentase golput dalam pemilu tahun
ini berkurang. Gejala sosial tersebut menunjukkan bahwa warga ... .
A. memiliki tingkat apatisme politik rendah
B. mengalami peningkatan partisipasi politik
C. mendapatkan kesamaan akses partai politik
D. memperoleh hak khusus mengikuti organisasi
E. membantu pemerintah mengurangi persentase golput
Jawaban: B
3. Perhatikan ilustrasi berikut !
Saat ini banyak perempuan melakukan pekerjaan yang pada
zaman dahulu biasa dikerjakan oleh laki-laki. Sebagai contoh
pekerjaan di sektor informal seperti montir, kuli bangunan,
penarik becak, ojek, dan sopir. Adapun pekerjaan di sektor
formal seperti polisi, TNI, manajer, hingga pilot. Realitas
tersebut mudah ditemui, baik di perkotaan maupun perdesaan.

Dampak apabila masyarakat menerima gejala sosial tersebut adalah ... .


A. menyebabkan semua pekerjaan yang dilakukan laki-laki diambil
oleh perempuan
B. menumbuhkan pemahaman kesetaraan gender dalam masyarakat
C. mendorong peningkatan penyimpangan sosial negatif
D. mendorong muunculnya cultural lag bagi kaum laki-laki
E. menghambat perubahan sosial bagi kaum perempuan
Jawaban: B
4. Kehadiran gawai canggih memudahkan peserta didik melakukan
aktivitas, belajar, bahkan memperoleh hiburan dalam satu waktu. Akan
tetapi, kehadiran gawai dapat berdampak pada penurunan aktivitas
interaksi sosial antarpeserta didik di dunia nyata. Akibatnya, peserta
didik menjadi individualis dan antisosial karena sibuk dengan gawai
masing-masing. Salah satu upaya mengatasi gejala sosial pada contoh
tersebut ialah ... .
A. mengefektifkan penggunaan gawai untuk bermedia sosial
B. memperpanjang jam belajar setelah pulang sekolah
C. melakukan demonstrasi kepada produsen gawai
D. mengatur waktu penggunaan gawai dalam keseharian
E. menghentikan penggunaan gawai dalam aktifitas sehari-hari
Jawaban: D

5. Perkembangan teknologi mampu mengubah cara berkomunikasi


masyarakat. Sebagai contoh, masyarakat cenderung menggunakan
telepon seluler untuk menghubungi kerabat dekat walaupun jarak yang
harus ditempuh relatif dekat. Kondisi tersebut terjadi karena hampir
setiap orang memiliki telepon seluler. Dampak negatif gejala sosial
berdasarkan ilustrasi tersebut adalah ... .
A. meningkatkan toleransi antarumat manusia.
B. mengurangi interaksi sosial langsung
C. memperat hubungan persaudaraan
D. meningkatkan budaya kerja sama
E. memudahkan aktivitas manusia
Jawaban: B
6. Heterogenitas sosial dalam masyarakat ditandai dengan diferensiasi
sosial dan stratifikasi sosial. Upaya tepat untuk menciptakan keteraturan
sosial sesuai realitas tersebut adalah ... .
A. memberikan pelayanan yang berbeda pada setiap golongan
B. mengembangkan etnosentrisme dalam masyarakat
C. mengembangkan toleransi dalam keberagaman budaya
D. menggunakan kekuasaan untuk mengintimidasi
E. menyejajarkan antarkelas sosial yang berbeda
Jawaban: C
7. Kasus perdagangan manusia (human traficking) terjadi secara
terselubung dan melibatkan banyak pihak dari berbagai negara.
Perempuan dan anak-anak menjadi korban yang paling diincar dalam
perdagangan manusia. Upaya untuk mencegah tindak kejahatan
transnasional tersebut adalah ... .
A. meningkatkan pengiriman TKW ke luar negeri
B. mengembangkan sistem keamanan di perkotaan
C. memberi sanksi berat kepada pelaku human traficking
D. menyebarkan informasi human traficking melalui berbagai media
E. memberdayakan korban human traficking melalui Lembaga
Swadaya Masyarakat
Jawaban: D
8. Globalisasi meleburkan jarak dan batas antarnegara. Kondisi tersebut
ditandai mudahnya akses informasi dari berbagai dunia melalui media
massa. Beragam informasi dari luar negeri dapat memperkaya
pengetahuan masyarakat. Akan tetapi, informasi tersebut juga
berpengaruh negatif terhadap budaya dalam negeri. Sebagai contoh,
masyarakat lebih menyukai budaya dari luar daripada budaya lokal.
Sikap tepat untuk mengatasi dampak negatif gejala sosial tersebut
ialah ...
A. menyaring budaya dari luar negeri
B. meniru kebiasaan orang-orang Barat
C. menghalangi masuknya budaya asing
D. menggunakan produk-produk luar negeri
E. mengembangkan kebudayaan internasional
Jawaban: A
9. Saat ini remaja rentan terhadap perilaku menyimpang berupa kenakalan
remaja. Kenakalan remaja dapat disebabkan oleh lingkungan pergaulan
yang buruk, pengaruh internet, dan pola asuh orang tua yang keliru.
Salah satu peran orang tua untuk mencegah gejala sosial tersebut
ialah ... .
A. menjauhkan anak dari pengaruh media massa
B. memberikan beban tugas berat kepada anak
C. mengontrol aktivitas dan pergaulan anak setiap hari
D. meninggalkan anak tanpa pengawasan
E. membatasi pergaulan anak di luar rumah
Jawaban: C
10. Perhatikan informasi di bawah ini !
Perkembangan teknologi telah mengakibatkan beralihnya cara
menumbuk padi secara tradisional menjadi modern. Apabila
dahulu menumbuk padi dilakukan secara bersama-sama
menggunakan lesung, sekarang dilakukan dengan mesin
perontok padi.

Dampak negatif gejala sosial tersebut adalah ... .


A. mengurangi produktivitas tanaman padi
B. mengubah sistem kerja masyarakat
C. menyebabkan terjadinya cultural lag
D. melunturkan budaya kerja sama
E. mempersulit pekerjaan manusia
Jawaban: D
11. Beni merupakan siswa baru di SMA Bina Nusa. Beni terjerumus dalam
geng yang memiliki kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol,
tawuran, dan balap liar. Akibatnya, Beni dikeluarkan dari sekolah dan
dicap sebagai preman oleh warga lingkungan tempat tinggalnya.
Berdasarkan ilustrasi tersebut, dampak gejala sosial secara langsung
akibat penyimpangan sosial adalah ... .
A. rusaknya masa depan anak
B. hilangnya citra baik keluarga
C. timbulnya kelabilan mental pada anak
D. munculnya disintegrasi di lingkungan sekolah
E. terbatasnya kebebasan anak untuk berekspresi
Jawaban: A
12. Heterogenitas sosial dalam masyarakat dapat menimbulkan gejala sosial
berupa diferensiasi sosial dan stratifikasi sosial. Dampak positif
stratifikasi sosial dalam masyarakat adalah ... .
A. mempertebal rasa percaya diri bagi orang yang memiliki keahlian
tertentu
B. memotivasi masyarakat untuk meningkatkan status sosialnya
C. mengurangi kekuasaan yang dimiliki oleh orang lain
D. mengembangkan sikap toleransi akibat keberagaman budaya
E. memperlambat terjadinya asimilasi budaya
Jawaban: B

The End
”Senri no michi mo ippo yori”
=Sesuatu yang besar pasti dimulai dari yang kecil=

NB:
Keterangan:
(

Anda mungkin juga menyukai