Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sesuai namanya, single alias tidak ada pasangan. Pola candlestick tunggal ini terdiri dari satu
ruas dan paling mudah untuk dilihat. Yang termasuk dalam jenis pola candlestick single antara
lain:
1. Spinning Top
Catatan
Sinyal: Bullish atau Bearish tergantung posisi harga Open dan Close pada candle.
Akurasi: Rendah-Moderat.
Ciri khas Spinning Top adalah memiliki dua shadow memanjang di bagian atas dan bawah
dengan body yang kecil. Ketidakpastian antara buyer dan seller menjadi fokus utama dalam
candle ini. Grafik ini biasanya dianggap netral, karena dalam periode tersebut terjadi kebuntuan.
Namun, perlu diperhatikan kapan waktu dari Spinning Top ini muncul. Jika muncul
saat uptrend, artinya lebih banyak seller di pasar. Sebaliknya, jumlah buyer yang lebih banyak
direpresentasikan oleh Spinning Top yang muncul saat downtrend.
2. Marubozu
Catatan
Sinyal: Bullish atau Bearish tergantung posisi harga Open dan Close pada candle.
Akurasi: Tinggi.
Secara harfiah, Marubozu artinya “si kepala botak”. Di jenis pola candlestick yang satu ini. Kita
akan bertemu dengan body candle yang tidak mempunyai shadow, baik atas ataupun bawah.
Sehingga hanya terlihat seperti kepala tanpa rambut. Marubozu menunjukkan sinyal pergerakan
kuat dari salah satu sisi (buyer atau seller) yang kemungkinan akan berlangsung sampai beberapa
periode ke depan. Pada Marubozu Bullish, harga Close selalu lebih tinggi dari Open, dan candle
sama sekali tak bersumbu. Sedangkan pada Marubozu Bearish, harga Close selalu lebih rendah
dari Open, tanpa sumbu.
3. Doji
Sinyal: Konsolidasi.
Akurasi: Moderat-Tinggi.
Mirip dengan pola candlestick Spinning Top, tetapi pola Doji memiliki karakteristik yang lebih
kompleks. Candlestick Doji memiliki body yang sangat tipis. Bahkan hanya terlihat seperti garis,
lantaran harga Open dan Close yang sama. Hal ini disebabkan karena
antara seller dan buyer tidak ada yang mampu memegang kendali. Doji dibagi menjadi empat
tipe, yaitu:
Namun, secara umum, Doji merupakan sinyal konsolidasi, dan untuk mengetahui kepastian arah
pergerakan harga selanjutnya diperlukan konfirmasi dari bar candlestick berikutnya setelah doji.
4. Hammer
Sinyal: Bullish.
Akurasi: Moderat.
Dari poin keempat ini sampai dengan poin ke tujuh, kita akan berkenalan dengan pola
candlestick yang memiliki bentuk sekilas sama. Dibutuhkan ketelitian untuk membacanya.
Sesuai namanya, pola candlestick Hammer memiliki bentuk seperti palu. Dengan lower
shadow yang panjang dan body yang kecil. Pola ini mengindikasikan kondisi reversal bullish
(pembalikan harga dari menurun menjadi naik) pada saat downtrend. Yang perlu diingat, banyak
indikasi lain yang perlu diperhatikan sebelum kita gegabah mengambil aksi order buy saat
melihat candlestick Hammer. Antara lain:
Perhatikan panjang lower shadow, apakah 2-3x ukuran body candle yang asli?
Perhatikan sepanjang apa upper shadow. Untuk memenuhi syarat pola Hammer, upper
shadow harus sangat kecil atau bahkan tidak ada sama sekali.
5. Hanging Man
Sinyal: Bearish.
Akurasi: Rendah.
Sekilas mirip, tetapi posisinya tidak sama dengan candlestick Hammer; itulah pola candlestick
Hanging Man. Berbentuk seperti orang yang digantung dan terletak di bagian atas sebuah chart.
Candlestick Hanging Man menunjukkan sebuah pembalikan harga bullish menjadi
bearish, tetapi akurasinya rendah. Jangan buru-buru mengambil sikap setelah melihat pola
candlestick ini; tunggu dulu bagaimana Close pada candle berikutnya. Jika harga Close pada
candle berikutnya memang lebih rendah lagi, maka dapat mengkonfirmasi kecenderungan
reversal bearish.
6. Inverted Hammer
Sinyal: Bullish.
Akurasi: Rendah.
Ada Hammer, ada pula Inverted Hammer alias palu terbalik. Pola candlestick ini lazimnya
menunjukkan sinyal Bullish. Karena meski harga telah jatuh, tetapi buyer masih berhasil
menutup sesi dekat dengan harga open. Namun, akurasinya rendah karena agak kontradiktif.
Inverted Hammer memiliki upper shadow lebih panjang dari body yang secara intuitif
Seharusnya menginformasikan tekanan seller, tetapi di sini malah mensinyalkan harga akan naik
7. Shooting Star
Sinyal: Bearish.
Akurasi: Moderat.
Sesuai dengan namanya, penampakan pola candlestick yang satu ini mirip seperti bintang jatuh.
Shooting Star memiliki upper shadow yang panjang, dengan body berisi yang menghadap ke
bawah. Jenis pola candlestick Shooting Star menunjukkan pembalikan harga menjadi menurun.
2. Bearish Engulfing
Sinyal: Bearish.
Akurasi: Moderat.
Dari namanya tentu kita dapat memperoleh pandangan awal bahwa Bearish Engulfing memiliki
sifat yang berkebalikan dengan candlestick yang kita bahas sebelumnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah: Candle bearish yang lebih besar, akan mengikuti candle
bullish yang lebih kecil. Penyebabnya, para seller sanggup menahan laju buyer.
Sinyal: Reversal, bisa Bullish (Tweezer Bottoms) maupun Bearish (Tweezer Tops).
Akurasi: Moderat.
Selain pola candlestick Engulfing, juga ada pola candlestick Tweezer Bottoms dan Tweezer
Tops. Mari kita fokus ke kata bottom (bawah) dan top (atas) karena kunci dalam membaca pola
yang berbentuk seperti jepitan ini ada di sana.
Sebaliknya, sebuah grafik candlestick bisa disebut sebagai Tweezer Tops apabila candle bullish
bertemu dengan bearish dengan upper shadow memanjang di bagian atasnya, tetapi lower
shadow sangat pendek atau tidak ada sama sekali. Panjang body pada kedua candle tak harus
sama, tetapi nilai High harus sama rendahnya.
Kesimpulan
Sebuah pola candle disebut dengan Tweezer Top menunjukkan bearish reversal saat
terjadi uptrend, sedangkan candlestick Tweezer Bottom adalah pola bullish
reversal ketika downtrend.
4. Pola Candlestick Harami
Akurasi: Moderat-Tinggi.
Akurasi: Moderat-Tinggi.
Dalam bahasa Jepang, Harami bermakna “kehamilan”. Disebut demikian karena pola candlestick
Harami terbentuk dari dua candle di mana body (badan) bar kedua selalu berukuran lebih kecil
dan berada di kandungan (dalam jangkauan) body candle pertama. Bar lebih kecil
mengindikasikan pergerakan harga telah mencapai titik nadir dan kemungkinan besar sudah
tidak mampu lagi meneruskan trend terkini. Semakin kecil bar kedua, maka semakin kuat pula
prediksi bahwa reversal akan terjadi.
Pola Candlestick Triple
Akhirnya sampailah kita ke jenis pola candlestick yang banyak dipakai oleh para trader karena
akurasinya lebih tinggi, yaitu pola candlestick triple. Setelah sebelumnya kita telah mengamati
candlestick single yang sendirian, candlestick double yang selalu berduaan, maka candlestick
triple menghadirkan tiga candlestick yang memiliki karakter tertentu. Tapi jangan khawatir,
kemunculan pihak ketiga di candlestick ini tidak membawa kekeruhan. Justru dia akan
membantu kita untuk lebih membaca kondisi pasar. Kompleksnya candlestick triple membuatnya
jarang muncul, tetapi justru karena itu pulalah maka akurasinya lebih tinggi. Pola candlestick
triple yang paling populer diantaranya:
Sinyal: Reversal, bisa Bullish (Morning Star) maupun Bearish (Evening Star).
Akurasi: Tinggi.
Kemunculan Doji (candlestick dengan body yang sangat tipis seperti garis) diantara dua
candlestick dengan body panjang adalah ciri khas utama pola Evening Star atau Morning Star.
Pada pola candlestick Morning Star, susunan yang muncul adalah bearish candle-doji-bullish
candle dan terjadi pada posisi grafik downtrend.
Pola candlestick Morning Star ini mengindikasikan waktunya menjalankan aksi beli (reversal
bullish).
Sebaliknya, pola candlestick Evening Star terjadi pada posisi grafik uptrend, dan mensinyalkan
waktunya melakukan aksi jual (reversal bearish).
Sinyal: Konfirmasi Bullish (Three White Soldier) atau Bearish (Three Black Crows).
Akurasi: Tinggi.
Berbeda dengan pola-pola candlestick sebelumnya yang menunjukkan sinyal reversal. Three
White Soldiers dan Three Black Crows digunakan untuk
mengonfirmasi kekuatan arah trend terkini.
Pola Three White Soldiers terbentuk dari tiga candle bullish panjang yang
mengikuti downtrend.
Tiga prajurit putih (hijau) ini digunakan untuk memastikan keadaan bullish, apalagi jika dia
muncul setelah downtrend yang berkepanjangan dan periode singkat konsolidasi harga.
Perlu diingat, candlestick kedua (posisi di tengah) harus memiliki ekor yang kecil atau bahkan
tidak ada sama sekali.
Pola candlestick Three Black Crows adalah kebalikan dari Three White Soldiers. Pola Three
Black Crows terbentuk, ketika tiga candle bearish mengikuti uptrend yang kuat, dan
mengindikasikan bahwa akan segera terjadi reversal.
Akurasi: Tinggi.
Pola candlestick yang terakhir dari pembahasan kita adalah Three Inside Up dan Three Inside
Down.Keduanya juga menandakan trend reversal.
Polanya adalah:
Dalam hal ini, pola Three Inside Down adalah indikator untuk reversal downtrend (pembalikan
harga dari naik menjadi menurun) dan terjadi mengikuti uptrend terbaru. Candlestick pertama
dalam pola adalah candle bullish dengan body yang panjang, candle kedua adalah candle bearish
yang melewati setidaknya setengah dari titik candle bullish pertama. Sedangkan candle terakhir
harus melewati setidaknya rendahnya candle bullish pertama.