PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Definisi Kepemimpinan?
2. Apa saja Tripologi Kepemimpinan?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas kepemimpinan?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah selain sebagai tugas
kelompok mata pelajaran Bimbingan Konseling, juga untuk mengetahui tentang
definisi kepemimpinan, tripologi kepemimpinan, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi efektifitas kepemimpinan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tipe Otokratis.
3
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria
atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi,
Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan
sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu
tergantung kepada kekuasaan formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya
sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat
menghukum.
2. Tipe Militeristis
3. Tipe Paternalistis.
4. Tipe Karismatik.
4
5. Tipe Demokratis.
4. Kebutuhan tugas
5
Hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi
pilihan akan gaya. Sebagai contoh, jika ia pernah suksies dengan cara menghargai
bawahannya dalam pemenuhan, cenderung akan menerapkan gaya kepemimpinan yang
berorientasi kepada bawahannya.
Sebagai contoh, yang secara tegas memakai gaya yang berorientasi pada tugas, cenderung
seorang manajer menggunakan gaya itu.
4) Kebutuhan tugas
Setiap tugas juga akan mempengaruhi gaya pemimpin. Sebagai contoh, bawahan yang
bekerja pada bagian pengolahan data (litbang) menyukai pengarahan yang lebih
berorientasi kepada tugas
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan
sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir
dari proses internal (leadership from the inside out).
3.2 Saran
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa
kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin
diri sendiri.
Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi
luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin,
pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya
adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung
kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang
dipimpin.