Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SYARIAH (SUKUK)
AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN
2021/2022
Manajemen Investasi Pada Obligasi |i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji bagi ALLAH SWT. Atas berkat rahmat dan karunia-nya lah penulis dapat
menyusun makalah yang berjudul “MANAJEMEN INVESTASI PADA OBLIGASI
SYARIAH (SUKUK)” ini dengan kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Makalah ini
disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Investasi dan Pasar Modal
Syariah yang diberikan oleh dosen pengampu Hendro Lisa, S.E., M.M.
Dalam penyusunan makalah ini mungkin masih bisa dikatakan jauh dari kata sempurna,
karena penulis hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari salah dan khilaf. Oleh sebab itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Atas perhatian nya Penulis mengucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penulis
M a n a j e m e n I n v e s t a s i P a d a O b l i g a s i | ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................1
C. Tujuan ..........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Obligasi Syariah .........................................................................................3
B. Dalil dan Hukum Sukuk atau Obligasi Syariah ............................................................3
.......................................................................................................................................
C. Perbedaan Obligasi Syariah Dan Obligasi Konvesional ..............................................5
D. Jenis-jenis Sukuk Menurut AAOIFI .............................................................................6
E. Mekanisme Penerbitan dan Perdagangan Obligasi.......................................................7
F. Perdagangan Obligasi Dalam Persefektif Islam ...........................................................8
A. Kesimpulan.................................................................................................................10
B. Saran............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11
Manajemen Investasi Pada Obligasi |1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obligasi merupakan bukti pengakuan utang dari perusahaan. Instrument ini sering
disebut dengan bonds. Obligasi di dalamnya mengandung suatu perjanjian/kontrak yang
mengikat kedua belah pihak, antara pembeli pinjaman dan penerima pinjaman. Penerbit obligasi
menerima pinjaman dari pemegang obligasi dengan ketentuan-ketentuan yang sudah diatur, baik
mengenai waktu jatuh tempo pelunasan utang, bunga yang dibayarkan, besarnya pelunasan dan
ketentuan-ketentuan tambahan lain.
Dalam perkembangannya Obligasi kini ada dua jenis yaitu Obligasi biasa (konvensional)
dan Obligasi Syariah, untuk obligasi Konvensional pengertiannya adalah sebagaimana di atas
adapun pengertian obligasi syariah adalah surat berharga jangka panjang yang menggunakan
sistem syariah dimana sistem pembagianya menggunakan prinsip bagi hasil. Adapun antara
kedua hal secara rinci akan kami bahas dalam bab selanjutnya dan kami juga akan menjabarkan
perbedaan dari kedua obligasi tersebut.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas dapat disimpulkan tujuan sebagai berikut:
Untuk mengetahui apa itu obligasi syariah (sukuk)
Untuk mengetahui apa saja hukum fatwa DSN obligasi syariah (sukuk)
Untuk mengetahui bagaimana Perbedaan antara obligasi syariah dan konvensional
Manajemen Investasi Pada Obligasi |2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada prinsipnya sukuk mirip seperti obligasi konvensional dengan perbedaan pokok
antara lain berupa penggunaan konsep imbalan dan bagi hasil sebagai pengganti bunga, adanya
suatu transaksi pendukung (underlying transaction) berupa sejumlah tertentu asset yang
menjadi dasar penerbitan sukuk dan adanya akad atau perjanjian antara para pihak yang disusun
berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Selain itu, sukuk juga harus distruktur secara syariah agara
instrument keuangan ini aman dan terbebas dari riba, gharar dan maysir.
Sukuk bukan merupakan utang berbunga tetap, tetapi lebih merupakan penertaan dana
(investasi) yang didasarkan pada prinsip bagi hasil jika menggunakan akad mudharabah dan
musyarakah. Transaksinya bukan akad hutang piutang melainkan penyertaan.
Adapun dalil yang berkenaan dengan kebolehan Sukuk (obligasi syariah) penyusun
sarikan dari Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional. Berikut dalil-dalilnya:
“Dan penuhilah janji; Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.”
ْ الص ّْلح جائز بين ْالمسلمين اال: عن عمرو بن عوف المزاني قال رسول هللا ص م
صلحا حرّم
ْ حالال َأو َأح ّل حراما
والمسلمون علَى شروط ِهم إال شرطا حرّم حالال أو أح ّل حراما
“Abu Hanifa dan muridnya Abu Yusuf memberikan pandangan bahwa penjualan
sesuatu/properti yang belum diterima oleh si penjual namun sudah jelas keberadaan fisiknya
(dapat dicek keberadaannya) adalah diperbolehkan. Maka dari sinilah pondasi instrument
bernama sukuk di abad modern ini bermula. (Abu Fahmi)”. Sukuk dalam mekanisme dan
persyaratan tertentu yang menghindarkan diri dari kedua unsur yang disebutkan dalam riwayat di
atas adalah boleh dan halal.
a. Obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah
yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk
membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah merupakan bagi ahsil, margin atau
fee serta membayar dana obligasi pada saat obligasi jatuh tempo.
b. Obligasi syariah mudharabah adalah obligasi syariah yang berdasarkan akad mudarabah
dengan memperhatikan substansi fatwa DSN-MUI No. 7 / DSN-MUI / IV / 2000 tentang
Pembiayaan Mudharabah.
c. Obligasi mudharabah emiten bertindak sebagai mudharib (pengelola modal), sedangkan
pemegang obligasi mudharabah bertindak sebagai shahibul maal (pemodal).
d. Jenis usaha emiten tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah.
e. Nisbah keuntungan dinyatakan dalam akad.
f. Apabila emiten lalai atau melanggar perjanjian, emiten wajib menjamin pengambilan dana
dan pemodal dapat meminta emiten membuat surat pengakuan utang.
g. Kepemilikan obligasi syariah dapat dipindahtangankan selama disepakati dalam akad.
Sementara itu obligasi syariah atau biasa dikenal dengan sukuk, kini menjadi salah satu
alternatif pilihan investor dalam berinvestasi yang cukup menarik. Sebab sukuk bisa memberikan
imbal hasil (return) yang lebih tinggi dari bunga deposito namun memiliki risiko yang relatif
rendah dengan prinsip-prinsip syariah.
Layaknya dengan obligasi konvensional, sukuk ini dapat diterbitkan oleh pemerintah
ataupun perusahaan (korporasi) dengan memiliki jangka waktu dan nilai imbal hasil tertentu.
Manajemen Investasi Pada Obligasi |6
Sukuk ini merupakan cerminan kepemilikan aset berwujud yang disewakan atau akan disewakan
dan bukan berupa surat utang. Hal ini juga yang membedakan antara sukuk dengan obligasi
konvesional pada umumnya.
Pada sukuk, imbal hasil yang diberikan adalah berupa uang sewa (ujrah) dengan
persentase tertentu sesuai dengan prinsip syariah Islam yang tidak mengandung unsur riba. Imbal
hasil sukuk ini juga akan dibayarkan secara rutin pada periode tertentu dan nilai pokok pinjaman
akan dibayarkan pada saat jatuh tempo.
I. Sukuk Ijarah
Diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad ijarah, yang satu pihak bertindak sendiri
atau melalui wakilnya menjual atau menyewakan hak guna suatu asset kepada pihak lain
berdasarkan harga sewa dan periode sewa yang disepakati tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan asset itu sendiri.
Diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad mudharabah yang merupakan satu bentuk
kerjasama, yang satu pihak menyediakan modal (rabb al-maal) dan pihak lain menyediakan
keahlian (mudharib), keuntungan dari kerjasama tersebut akan dibagi berdasarkan perbandingan
yang telah disetujui sebelumnya. Kerugian yang timbul akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak
penyedia modal.
Diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad musyarakah yang merupakan suatu bentuk
kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk menggabungkan modal yang digunakan untuk
membangun proyek baru, mengembangkan proyek yang telah ada atau membiayai kegiatan
Manajemen Investasi Pada Obligasi |7
usaha. Keuntungan atau kerugian yang timbul akan ditanggung bersama sesuai dengan jumlah
partisipasi modal masing-masing.
Mekanisme lelang pada obligasi dilakukan untuk menentukan harga yang tepat dalam periode
tertentu (sampai jatuh tempo).
Dalam prosesnya, kamu bahkan lembaga keuangan lain dapat mengajukan penawaran harga
untuk obligasi pemerintah.
Keuntungan yang akan kamu dapatkan tergantung pada aturan obligasi dan juga harga yang
diberikan saat proses pelelangan.
Biasanya, besarnya bunga (kupon) sudah ditentukan sejak awal oleh debitur, sedangkan harga
ditentukan oleh pasar saat mengikuti proses lelang tersebut.
Mekanisme underwriting pada obligasi merupakan suatu kegiatan transaksi di pasar uang oleh
pihak yang turut menjamin dan bertanggung jawab apabila terjadi kegagalan dari debitur
(emiten).
Lembaga keuangan, perbankan, atau perusahan sekuritas lainnya akan membentuk sebuah
sindikasi untuk membeli seluruh obligasi yang diterbitkan oleh debitur.
Kemudian obligasi tersebut dijual kembali kepada investor umum seperti kamu. Ini yang
dinamakan syndicated loan (kredit sindikasi).
Sindikasi akan menanggung risikonya jika obligasi tidak terjual habis. Namun, di samping itu,
para sindikasi bisa menentukan besaran fee tertentu kepada debitur sebagai imbalan jasa
penjaminan emisi (underwriting).
Manajemen Investasi Pada Obligasi |8
Biasanya, mekanisme private placement dilakukan ketika debitur (pemerintah atau perusahaan)
tengah membutuhkan dana secara cepat untuk melunasi utang, memperbesar bisnis, dan
semacamnya. Dengan memperkecil skala penerbitan obligasi, para debitur akan lebih mudah
mendapatkan dana dari investor.
Obligasi juga hanya bisa dibeli oleh pihak-pihak (investor) tertentu dengan kriteria terbaik.
Dengan kata lain, obligasi yang diterbitkan secara khusus ini tidak diperdagangkan secara
bebas. Sehingga kamu yang tidak masuk kriteria, tidak akan bisa membeli obligasi.
Aplikasi pasar modal yang ada sejatinya menimbulkan perbedaan pendapat bagi para
pakar ekonomi Islam. Ada pakar ekonomi yang menyatakan bahwa keberadaan pasar modal
memang dibutuhkan, akan tetapi di sisi lain ada pihak yang menyatakan bahwa pasar modal
tidak diperbolehkan dalam Islam karena ada beberapa bentuk perdagangan yang dilarang dalam
Islam. Pasar modal syariah yang ada di Indonesia tunduk pada ketentuan Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal yang juga berlaku bagi Pasar Modal Konvensional.
Obligasi merupakan suatu hutang jagka panjang yang diterbitkan dengan nilai nominal.
Obligasi (bond) merupakan sertifikat yang memberikan bunga tetap, diterbitkan oleh perusahaan
pemerintah atau swasta dan kalangan bisnis dengan janji untuk membayar sejumlah uang kepada
investor yang telah ditetapkan pada waktu tertentu dan merupakan suatu cara yang biasa
dipergunakan untuk menambah modal. Obligasi termasuk dalam kelompok berpendapatan tetap
karena jenis pendapatan keuntungan yang diberikan kepada investor obligasi didasarkan apda
tingkat suku bunga yang telah ditentukan sebelumnya menurut perhitungan tertentu. Tingkat
pendapatan tersebut dapat berupa tingkat suku bunga tetap atau suku bunga mengambang.
Manajemen Investasi Pada Obligasi |9
Obligasi Syariah didunia internasional dikenal nama Sukuk. Kata Sukuk dapat ditelusiri
dengan mudah pada literature islam komersial klasik. Sukuk berasal dari bahasa arab “sak”
(tunggal) dan “Sukuk”(jama’) yang memiliki arti mirip dengan sertiifkat atau note.
Menurut Iggi H. Ahsien dalam Muhamamd Kamal Zubair Dalam pemahaman praktisnya,
Sukuk merupakan bukti (claim) kepemilikan.3 Didalam fatwa DSN-MUI Nomor
32/DSN-MUI/IX/2012, DSN masih menggunakan istilah Obligasi Syariah, belum menggunakan
istilah Sukuk. Jika mengaju kepada fatwa tersebut Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga
jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi
syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah
berupa hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
M a n a j e m e n I n v e s t a s i P a d a O b l i g a s i | 10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sukuk berasal dari kata “ ”صكوكbentuk jamak dari kata “”صكdalam bahasa Arab yang
berarti cek atau sertifikat, atau alat tukar yang sah selain uang. Kata “sukuk” pertama kali
diperkenalkan kembali dan diajukan sebagai salah satu alat keuangan Islam pada rapat ulama
fikih sedunia yang diselenggarakan oleh Islamic Development Bank (IDB) pada tahun 2002.
Secara singkat AAOIFI mendefinisikan sukuk sebagai sertifikat berniliai sama yang merupakan
bukti kepemilikan yang tidak dibagikan atas suatu asset, hak manfaat dan jasa-jasa atau
kepemilikan atas proyek atau kegiatan investasi tertentu.
Pada prinsipnya sukuk mirip seperti obligasi konvensional dengan perbedaan pokok
antara lain berupa penggunaan konsep imbalan dan bagi hasil sebagai pengganti bunga, adanya
suatu transaksi pendukung (underlying transaction) berupa sejumlah tertentu asset yang
menjadi dasar penerbitan sukuk dan adanya akad atau perjanjian antara para pihak yang disusun
berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Selain itu, sukuk juga harus distruktur secara syariah agara
instrument keuangan ini aman dan terbebas dari riba, gharar dan maysir. Sukuk bukan
merupakan utang berbunga tetap, tetapi lebih merupakan penertaan dana (investasi) yang
didasarkan pada prinsip bagi hasil jika menggunakan akad mudharabah dan musyarakah.
Transaksinya bukan akad hutang piutang melainkan penyertaan.
B. Saran
Dalam makalah ini masih terdapat ketidaksempurnaan, Maka dari itu Penulis harapkan
kepada pembaca agar memberikan kritikan serta saran yang sifat nya membangun terciptanya
makalah yang sempurna.
M a n a j e m e n I n v e s t a s i P a d a O b l i g a s i | 11
DAFTAR PUSTAKA
Sapto Rahardjo. 2003. Panduan Investasi Obligasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Asmuni M. Thaher. Obligasi Syariah di Indonesia. Artikel di MSI-UII.Net