Anda di halaman 1dari 184

KALKULUS 2018

Dr. DINAH CHERIE, S.TP., M.Si


FADLI IRSYAD, S.TP., M.Si
PUTRI WILANDARI Z., S.TP., M.Si

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
DESKRIPSI SINGKAT MATA KULIAH
Mata Kuliah Kalkulus membahas tentang (1) Sistem bilangan,
pertaksamaan serta koordinat kartesius, (2) fungsi dan limit, (3)
turunan dan aplikasinya, (4) integral dan aplikasinyaserta (5)
fungsi-fungsi transenden.
Turunan menjelaskan beberapa konsep mengenai kecepatan
sesaat dan gradient singgung, hubungannya dengan kekontinuan,
aturan dasar turunan, turunan tingkat tinggi, penurunan implisit,
laju yang berkaitan, diferensial dan aproksimasi, serta maksimum,
minimum dan nilai rata suatu fungsi. Integral membahas beberapa
topik mengenai integral tak tentu, persamaan diferensial,
sederhana, notasi sigma dan luas, integral tentu dan teorema dasar
kalkulus, serta aplikasi integral untuk memecahkan masalah yang
berkaitan dengan luas pada bidang, volume benda pejal, momen
dan pusat massa.
TUJUAN/CPL

RPS
Materi Ajar UTS/UAS
1 Pendahuluan & Sistem Bilangan

2 Fungsi dan Limit

3 Turunan

4 Turunan dan Aplikasinya

5 Diferensial dan Aproksimasi

6 Maksimum dan Minimum

Permasalahan Maksimum dan


7 Minimum dari Suatu Fungsi
PENDAHULUAN
& SISTEM BILANGAN

Dr. DINAH CHERIE, S.TP., M.Si


FADLI IRSYAD, S.TP., M.Si

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
Himpunan
 Kalkulus merupakan ilmu yang mempelajari tentang
perubahan dan pertumbuhan. Pendiferensialan dan
penintegralan adalah proses dasar dari kalkulus.
 Himpunan : koleksi / kumpulan sesuatu.
 Elemen Suatu Himpunang : a adalah elemen himpunan S
(a ∈ S), jika a bukan elemen himpunan S (a ∉ S),
himpunan kosong di notasikan ∅
 Himpunan S terdiri dari a, t, j, k : S = {a, t, j, k}
 Himpunan A anggota himpunan B : A ⊆ B
 Himpunan A anggota himpunan murni B : A ⊂ B
 Gabungan Himpunan A dan B : A ∪ B
 Irisan Himpunan A dan B : A ∩ B
Latihan 1
1. A= {1, 2, 3, 4, 5}, B = {1, 4, 5, 6}, C = {2, 3, 5};
pernyataan yang benar adalah :
a. 3 ∈𝐴 i. 6 ∈ 𝐵 ∪ 𝐶
b. 1 ∈𝐶 j. 4 ∈ 𝐴 ∩ 𝐶
c. 2 ∉𝐶 k. 6 ∈ 𝐵 ∩ 𝐶
d. 3 ∉𝐵 l. 𝐴 ∩ 𝐶 = 𝐶
e. 𝐵 ⊆𝐴 m. 𝐵 ∩ 𝐶 = 𝐴
f. 𝐶 ⊆𝐴 n. 𝐴 ∪ 𝐶 = 𝐴
g. 𝐶 ⊂𝐴
h. 4 ∈𝐴 ∪𝐶
Latihan 1
2. Jika A = {a, c, d, e, g}, B = {b, c, d, f}, dan C = {d, e, g} .
Tentukanlah
a. A ∪ 𝐶 e. 𝐴 ∪ 𝐵 ∩ 𝐶
b. 𝐴 ∩ 𝐶 f. (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ 𝐴 ∪ 𝐶
c. 𝐵 ∩ 𝐶 g. 𝐴 ∩ (𝐵 ∪ 𝐶)
d. 𝐵 ∪ 𝐶
Sistem Bilangan Nyata/Real
 Bilangan real, dinotasikan dengan  memainkan peranan
yang sangat penting dalam Kalkulus. Untuk itu, pertama
kali akan diberikan beberapa fakta dan terminologi dari
bilangan real. Secara geometri, bilangan real  dapat
digambarkan sebagai garis bilangan, dinotasikan dengan
 = (-,).
Sistem Bilangan Nyata/Real
 Bilangan Rasional : Bilangan yang dapat dinyatakan
sebagai a/b di mana a, b bilangan bulat dan b tidak sama
dengan 0. Batasan dari bilangan rasional adalah mulai dari
selanga (-∞, ∞).
 Bilangan Irasional : Bilangan riil yang tidak bisa dibagi
(hasil baginya tidak pernah berhenti). Bilangan irasional
tidak bisa dinyatakan sebagai a/b, dengan a dan b sebagai
bilangan bulat dan b tidak sama dengan nol. Jadi bilangan
irasional bukan merupakan bilangan rasional. Contoh yang
paling populer dari bilangan irasional adalah bilangan π,
2, dan bilangan e.
Interval
Bilangan Negatif Bilangan Positif

0 a b
Makna:
(a,b) = {x| a < x < b} (Interval Terbuka)
[a,b] = {x| a ≤ x ≤ b} (Interval Tertutup)
(a,b] = {x| a < x ≤ b} (Interval Setengah Terbuka)
[a,b) = {x| a ≤ x < b} (Interval Setengah Terbuka)
(a,∞) = {x| a < x} (Interval Terbuka)
(a,-∞) = {x| x < a} (Interval Terbuka)
(b,∞) = {x| b < x} (Interval Terbuka)
(b,-∞) = {x| x < b} (Interval Terbuka)
[a,∞) = {x| a ≤ x} (Interval Tertutup)
(a,-∞] = {x| a > x } (Interval Terbuka)
(∞,-∞) = {x| -∞ < x < ∞} (Interval Terbuka)
Desimal
 Bentuk desimal yang berhenti atau berulang
menyatakan bilangan rasional. Contoh : ½ =0,5 ; 1/3 =
0.333…
 Sistem bilangan real R dengan oprasi penjumlahan (+)
dan perkalian (x) padanya memenuhi :
 Sifat aljabar (komutatif, asosiatif, distributif, …)
 Sifat urutan (hukum trikotomi, transitif, aditif) yang
melibatkan simbol <, >, =.
 Sifat kelengkapan, yaitu bahwa R ‘merupakan’ garis
yang “tak berlubang”
 Garis Bilangan Real sebagai representasi R
Logika
Dalam berargumen, kita akan sering menggunakan
kalimat
“Jika … maka … ”
(dibaca : jika P maka Q

P Q

B B B

B S S

S B B

S S B
Kalkulasi dan Estimasi
 ( 430 + 10 + 7.8)/2.75
3

 Bilangan mana yang lebih besar?


 22/7 atau 3,14?

 Benar/ Salah kalimat berikut?


 Jika x > 1, maka x2 > 1.
 Jika x2 > 1, maka x > 1.
 Untuk semua x , x 2  0
 Untuk semua x , x  0  x2  0
Pertidaksamaan
 Permasalahan Matematika yang berkaitan dengan interval
terletak pada pertidaksamaan aljabar. Himpunan jawab
atau solusi dari pertidaksamaan aljabar merupakan salah
satu dari bentuk interval di atas. Adapun penjelasannya
diberikan berikut. Bentuk umum pertidaksamaan aljabar :
𝐴 𝑥 𝐶 𝑥 Solusi:
<
𝐵 𝑥 𝐷 𝑥  Menambahkan Bilangan yang sama
pada kedua ruas pertidaksamaan
 Mengalikan bilangan positif yang sama pada kedua ruas
 Mengalikan bilangan negatif pada kedua ruas kemudian
tanda pertidaksamaan harus dibalik
Pertidaksamaan
Contoh :
1 𝑥 2 −4𝑥+3
a. 𝑥
<3 k. >0
𝑥+2
b. x -1 < x + 3 l. x < x + 5
c. 2x -7 < 4x - 2 m. −
𝑥+3
< 2𝑥 +1
3
d. -5 ≤ 2x +6 < 4 6
e. 𝑥 2 − 𝑥 < 6 n. 𝑥−1
≥ 5 +2
𝑥 o. -1+x < -2x +3 ≤ 2
f. − 3 < 2𝑥 + 1
−1
g. 6
≥5
p. 3 + 𝑥 < 𝑥−1
𝑥−1
h. -1 < -2x +3 ≤ 2
−1
i. 𝑥 + 1 < 𝑥−1
𝑥−2 𝑥+3
j. 𝑥−1
>
𝑥+1
Nilai Absolut, Akar Kwadrat, Kwadrat
Nilai mutlak atau nilai absolut dari bilangan real x
didefinisikan sebagai jarak dari x terhadap 0, sehingga
nilai mutlak dari setiap bilangan selalu bernilai positif.
Nilai absolut x dinotasikan | 𝑥 |
a. −𝑥 = 𝑥
b. 𝑎𝑏 = 𝑎 𝑏
c. 𝑎 + 𝑏 = 𝑎 + 𝑏
d. 𝑎 − 𝑏 = 𝑎 − 𝑏
𝑎 𝑎
e. 𝑏
=
𝑏
Formula Akar Persamaan Kuadrat
Istilah ini umumnya disebut Quadratic Formula. Yang
merupakan solusi dari persamaan kuadrat ax2 +bx +c = 0
−𝑏 ± 𝑏2 − 4𝑎𝑐
𝑥=
2𝑎
• d = (b2 – 4ac) merupakan diskriminan dari persamaan
kuadrat.
• Jika d > 0 maka akar persamaannya adalah dua bilangan
real
• Jika d = 0 maka akar persamaannya 1 bilangan real
• Jika d < 0 maka tidak ada solusi bilangan real
Sistim Koordinat

 Pelopor: Pierre de Fermat (1629) & Ren´e Descartes (1637)


 Misalkan P(x1, y1) dan Q(x2, y2) dua buah titik pada bidang, jaraknya
adalah d (P,Q) = (x2 − x1)2 + (y2 − y1)2
Sistim Koordinat
 Tunjukkan semua nilai x dengan batasan: -2 < x ≤ 3 dan semua
nilai y dengan batasan: -3 ≤ y < 2 pada koordinat kartesius X-Y!

 Tentukan jarak antara P ( –2 , 3 ) dan Q ( 4 , –1 )


 Tentukan jarak antara P ( 2 , –3 ) dan Q ( 2 , 5 )
Garis Lurus
 Bentuk umum: Ax + By + C = 0 dengan A,B, dan C
konstanta.
 Nilai A dan B tidak boleh nol secara bersamaan.
 Grafik garis lurus ditentukan oleh dua titik (x1, y1) dan
(x2, y2) yang memenuhi persamaan tersebut.

 Misalkan (x1, y1) dan (x2, y2)


dua titik pada garis tersebut.
Kemiringan garis didefinisikan
 sebagai m = (y2−y1)/(x2−x1)
 Buktikan bahwa m = −A/B .
Garis Lurus
 Persamaan garis lurus yang melalui dua titik (x1, y1) dan
(x2, y2) : 𝑦−𝑦1 𝑥−𝑥1
=
𝑦2−𝑦1 𝑥2−𝑥1
 Persamaan garis lurus dengan kemiringan m dan melalui
titik (x1, y1) :
y – y1 = m (x – x1)
Misalkan garis l1 dan l2 dua buah garis dengan kemiringan m1
dan m2.
 Jika kedua garis tersebut sejajar ⇐⇒ m1 = m2
 Jika kedua garis tersebut saling tegak lurus ⇐⇒ m1.m2 = −1
Lingkaran
 Lingkaran adalah himpunan titik-titik yang jaraknya
sama terhadap titik tertentu (disebut pusat lingkaran).
 Persamaan lingkaran yang berpusat di (0, 0) dan jari-
jari r adalah: x2 + y2 = r2 (gambar sebelah kiri).
 Bila pusat lingkaran berada di titik (p, q) maka
persamaannya menjadi (x − p)2 + (y − q)2 = r2.
Elips
 Bentuk umum elips yang berpusat di (0, 0) :
𝑥2 𝑦2
2
+ 2=1
𝑎 𝑏
 Untuk elips yang berpusat di (p, q) persamaannya :
(𝑥−𝑝)2 (𝑦−𝑞)2
+ =1
𝑎2 𝑏2
Hiperbola
 Bentuk umum yang berpusat di (0, 0) :
𝑥2 𝑦2 −𝑥2 𝑦2
− = 1 atau + =1
𝑎2 𝑏2 𝑎2 𝑏2
Soal
 Tentukan persamaan lingkaran dan tentukan pusat
lingkarannya serta radiusnya.
x2 – 2x + y2 + 6y = –6
 Tentukan persamaan dari lingkaran yang memiliki segmen
(2 , 4 ) ke (8 , 12 ) yang menjadi diameter.
TERIMA KASIH

To be Continue ........
FUNGSI DAN LIMIT

Dr. DINAH CHERIE, S.TP., M.Si


FADLI IRSYAD, S.TP., M.Si

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
Fungsi
 Misalkan A dan B dua buah himpunan. Fungsi dari A ke
B adalah aturan memasangkan (memadankan) setiap
elemen di A dengan satu elemen di B.
 Bila elemen-elemen dari A lebih banyak dari elemen-
elemen B, dapatkah kita membuat fungsi dari A ke B?
Fungsi
 Jika f adalah fungsi yang memetakan X ke Y, maka
ditulis: f : X  Y atau f (x) dengan x anggota himpunan
X.
 f (x) = x2 – 3x + 2 dan X = {x | x: –1 ≤ x < 3, x ∈ B}
 f (x) = x2 – 4
f (3) = 32 – 4 = 5
f (a) = a2 – 4
f (a+h) = (a+h)2 – 4  a2 + 2ah + h2 –4
 Untuk f (x) = x2 – 2x +3 tentukan :
a. f (3) b. f (2 + b) c. f (3 + b) – f(2)
d. [f (4 + b) – f(4)]/b
Pergeseran Grafik Fungsi
 Diberikan grafik fungsi y = f(x) dan a > 0. Selanjutnya
dibentuk fungsi g(x) = f(x − a), maka gambar grafik g(x)
dapat diperoleh dengan menggeser grafik f(x) sejauh a
ke kanan
Operasi pada Fungsi
 Misalkan f(x) dan g(x) fungsi-fungsi real dengan daerah
definisi Df dan Dg.
(f + g)(x) = f(x) + g(x), Df+g = Df ∩ Dg
(f − g)(x) = f(x) − g(x), Df−g = Df ∩ Dg
(fg)(x) = f(x) g(x), Dfg = Df ∩ Dg
(f/g)(x) = f(x)/g(x), Df/g = Df ∩ Dg ∩ {x|g(x) = 0}
fn(x) = f(x) f(x) …. f(x) Dfn = Df
n suku
 Contoh: Misalkan f(x) = 𝑥 + 1 dan g(x) = 9 − 𝑥2
4

 Tentukan f + g, f − g, fg, f/g, dan f5 beserta daerah


definisinya.
Fungsi Komposisi
 Komposisi dari fungsi f(x) dan g(x) didefinisikan sebagai :
(g o f) (x) = g(f(x))
 syarat yang harus dipenuhi adalah Rf ∩ Dg ≠ ∅
𝑥
 Contoh Diketahui fungsi f(x)= 1 − 𝑥 dan g(x)=
1−𝑥
 Tentukan Domain dan range dari fungsi f(x) dan g(x)
 Apakah g o f terdefinisi? Bila ya tentukan rumusnya?
 Apakah f o g terdefinisi? Bila ya tentukan rumusnya?
Fungsi Trigonometri
 r = 𝑥2 + 𝑦2
𝑦 𝑟 β
 sin α = 𝑟  cosec α = 𝑦 r
y
𝑥 𝑟
 cos α =  sec α=
𝑟 𝑥 α
𝑦 𝑥
 tan α = 𝑥
 cot α=
𝑦
x
𝑦 𝑥
 tan α = 𝑥
 cot α=
𝑦
sin α
 tan α = cos α
𝑦 2 𝑥 2 𝑦2+𝑥2 𝑟2
 sin2α + cos2α = 𝑟
+
𝑟
= 2
𝑟
=
𝑟2
=1
Menyelesaikan Persamaan Sinus
Jika Sin x0 = sin 0 (x Є R ), maka :
x0 =  + k.3600, atau
x0 = (1800-0) + k.3600
Jika Sin x0 = sin 0(x Є R ), maka :
x0 = 0+ k.2π, atau
x0 = (π-0) + k.2π, k Є B
 Karena Sinus berharga positif hanya berada di kuadran
I, kuadran II dan lebih dari kuadran IV
Kuadran II
Sin xo = sin (180o – αo)
Pembuktian Menggunakan rumus trigonometri jumlah
dan selisih dua sudut
Sin (  )  sin  cos   cos  sin 
Maka :
Sin xo = sin 180o cos αo – cos 180o sin αo
Sin xo = (0) cos αo – (-1) sin α0
Sin xo = sin αo (Terbukti)
Maka :
xo = 180o – αo
Besar dari Kuadran IV
Sin xo = sin (αo + k. 360o)
Pembuktian Menggunakan rumus trigonometri jumlah
dan selisih dua sudut :
Sin ( + )  sin  cos  + cos  sin 
Maka :
Sin xo = sin αo cos (k.360o) + cos αo sin (k.360o)
Jika k = 0
Sin xo = sin αo cos (k.360o) + cos αo sin (k.360o)
Sin xo = sin αo cos (0.360o) + cos αo sin (0.360o)
Sin xo = sin αo cos 0o + cos αo sin 0o
Sin xo = sin αo (1) + cos αo sin (0)
Sin xo = sin αo (Terbukti)
Besar dari Kuadran IV
Sin xo = sin (αo + k. 360o)
Pembuktian Menggunakan rumus trigonometri jumlah
dan selisih dua sudut :
Sin ( + )  sin  cos  + cos  sin 
Maka :
Sin xo = sin αo cos (k.360o) + cos αo sin (k.360o)
Jika k = 1
Sin αo = sin αo cos (k.360o) + cos αo sin (k.360o)
Sin αo = sin αo cos (1.360o) + cos αo sin (1.360o)
Sin αo = sin αo cos 360o + cos αo sin 360o
Sin αo = sin αo (1) + cos αo sin (0)
Sin αo = sin αo (Terbukti)
Contoh soal 1
Tentukan himpunan penyelesaian
sin x = sin 200 ; 0 ≤x ≤3600 adalah?...

Jawab :
sin x = sin 200 ; 0 ≤x ≤3600
x1 = αo + k.3600
x1 = 20o + k.3600
Untuk k=0 x1 = 200 + (0).3600
= 200
Untuk k=1 x1 = 200 + (1).3600
= 200 + 3600
= 3800 (Tidak memenuhi)
x2 = (180o–αo) + k.3600
x2 = (180o–20o) + k.3600
x2 = 160o + k.3600
Untuk k=0 x2 = 1600 + (0).3600
= 1600
Untuk k=1 x2 = 1600 + (1).3600
= 160o + 360o
= 5200 (Tidak Memenuhi)

Jadi Himpunan Penyelesaiaan {200,1600}


Contoh soal 2
Tentukan himpunan penyelesaian
sin x = sin 1/3 π ; 0 ≤x ≤ 2π adalah?...
Jawab :
sin x = sin 1/3 π; 0 ≤x ≤ 2π
x1 = αo + k. 2π
x1 = 1/3 π + k. 2π
Untuk k=0 x1 = 1/3 π + (0). 2π
= 1/3 π
Untuk k=1 x1 = 1/3 π + (1). 2π
= 1/3 π + 2π
= 2 1/3 π (Tidak memenuhi)
x2 = (π – αo) + k. 2π , 0 ≤x ≤ 2π
x2 = (π – 1/3 π) + k. 2π
x2 = 2/3 π + k. 2π
Untuk k=0 x2 = 2/3 π + (0). 2π
= 2/3 π
Untuk k=1 x2 = 2/3 π + (1). 2π
= 2/3 π + 2π
= 2 2/3 π (Tidak memenuhi)
Jadi Himpunan Penyelesaiaan {2/3 π, 1/3 π }
Contoh soal 3
Tentukan himpunan penyelesaian
sin x = 1/2 ; 0 ≤x ≤3600 adalah?...

Jawab :
sin x = ½ ; 0 ≤x ≤3600
sin x = 30o
x1 = αo + k.3600
x1 = 30o + k.3600,

Untuk k=0 x1 = 300 + (0).3600


= 300
Untuk k=1 x1 = 300 + (1).3600
= 300 + 3600
= 3900 (Tidak memenuhi)
x2 = (1800–αo) + k.3600
x2 = (1800–30o) + k.3600
x2 = 1500 + k.3600
Untuk k=0 x2 = 1500 + (0).3600
= 1500
Untuk k=1 x2 = 1500 + (1).3600
= 1500 + 3600
= 5200 (Tidak Memenuhi)

Jadi Himpunan Penyelesaiaan {300,1500}


Contoh soal 1
 sin2α + cos2α = 1
 sin (-x ) = - sin x ; cos ( -x ) = cos x; tan ( -x ) = - tan x
 sin ( 𝜋/2 - x ) = cos x ; cos (𝜋/2 - x ) = sin x ; tan (𝜋/2 - x
) = cot x
 sin ( x + y ) = sin x cos y + sin y cos x
 cos ( x + y ) = cos x cos y – sin x sin y
tan 𝑥 +tan 𝑦
 tan (x+y) = 1−tan 𝑥.tan 𝑦
 sin ( x - y ) = sin x cos y – sin y cos x
 cos ( x - y ) = cos x cos y + sin x sin y
Fungsi
tan 𝑥 −tan 𝑦
 tan (x – y) = 1−tan 𝑥.tan 𝑦
 sin 2x = 2 sin x cos x
 cos 2x = 2 cos2x –1 = 1 – 2 sin2xos x
2tan 𝑥
 tan 2x = 1−tan2 𝑥
 sin 2 x + cos2 x = 1
LIMIT

Dr. DINAH CHERIE, S.TP., M.Si


FADLI IRSYAD, S.TP., M.Si

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
Konsep Limit
Definisi Intuitif
Misalkan y=f(x) suatu fungsi, a dan L bilangan riil
sedemikian hingga:
 Bila x dekat a tetapi tidak sama dg a (xa), f(x) dekat ke L
 Bila x mendekati a tetapi xa, maka f(x) mendekati L
 Misalkan f(x) dapat kita buat sedekat mungkin ke L dg
membuat x cukup dekat a tetapi tdk sama dg a
 Maka dapat dikatakan bhw limit f(x) bila x mendekati a
adalah L,
lim f ( x )  L
x a
Limit
 Fungsi f(x) = (x2 – 1)/(x – 1) terdefinisi untuk x
disekitar 1 tetapi tidak di x = 1. Pertanyaannya
sekarang adalah: berapa nilai f(x) untuk x di sekitar 1?
 Persisnya: jika x mendekati 1, maka f(x) akan
mendekati bilangan apa? (Catat di sini bahwa
ungkapan x mendekati 1 tidak
mengharuskan x = 1.?
 Untuk menjawab pertanyaan di atas, perhatikan tabel
nilai f(x) pada halaman berikut. Tampak jelas bahwa
f(x) mendekati 2 ketika x mendekati 1.
 Catat bahwa f(x) = x + 1 untuk x ≈ 1. (Lambang x ≈ 1
berarti x di sekitar 1.)
LIMIT
 Misalkan I = (a, b) suatu interval buka di R dan c ∈ I.
Fungsi f(x) dikatakan terdefinisi di I kecuali mungkin di
c, artinya f(x) terdefinisi disemua titik pada I\{c} dan di
c boleh terdefinisi boleh juga tidak.
LIMIT
1
 Misalkan akan dicari lim (dibaca limit satu per x
𝑥→∞ 𝑥
dengan x mendekati takhingga) maka diambillah
beberapa nilai x seperti berikut:
x 1 2 1000 1.000.000 … ∞
1/x 1 1/2 0.001 0,000.001 … 0
Limit
 Bila nilai f(x) mendekati L untuk nilai x mendekati a
dari arah kanan maka dikatakan bahwa limit fungsi
f(x) untuk x mendekati a dari kanan sama dengan L
dan dinotasikan:

lim + 𝑓 𝑥 = 𝐿
𝑥→𝑎

 Bila nilai f(x) mendekati l untuk nilai x mendekati a


dari arah kiri maka dikatakan bahwa limit fungsi f(x)
untuk x mendekati a dari arah kiri sama dengan l dan
dinotasikan :

lim − 𝑓 𝑥 = 𝐿
𝑥→𝑎
Sifat Limit
Misal
lim f ( x)  L dan lim g ( x)  G (limit dari f , g ada dan berhingga)
xa x a

maka

1. lim  f ( x)  g ( x)  lim f ( x)  lim g ( x)  L  G


xa xa x a

2. lim
x a
 f ( x) g ( x)  lim
x a
f ( x) lim g ( x)  LG
xa

f ( x) lim f ( x) L
3. lim  x a
 , bila G  0
x a g ( x) lim g ( x) G
x a

4. lim ( f ( x)) n  (lim f ( x)) n ,n bilangan bulat positif


x a x a

lim n f ( x)  n lim f ( x)  n L
5. x a x a
bila n genap L harus positif
Contoh 1
 Lim (𝑥2 + 5𝑥) = lim 𝑥2 + lim 5𝑥
𝑥→−2 𝑥→−2 𝑥→−2

= lim 𝑥 lim 𝑥 + lim 5𝑥 = −2 −2 + 5 −2


𝑥→−2 𝑥→−2 𝑥→−2
= -6
 Tentukan Lim (x4 + 3x – 2) = 8
𝑥→−2

 Lim 3𝑥 2 − 6 = Lim (3𝑥 2 − 6) = 3 2 2 − 6 = 6


𝑥→2 𝑥→2

 Tentukan Lim 2𝑥 2 + 2
𝑥→−1
𝑥2
 Lim 2
𝑥→2 𝑥 +1
Limit Indeterminate Form
 Jika lim 𝑓 𝑥 = 0 dan lim 𝑔 𝑥 = 0 , selanjutnya
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐
𝑓 𝑥
dibagi menjadi lim ; maka ini dikatakan
𝑥→𝑐 𝑔 𝑥
indeterminate/ tidak tentu.

 Jika lim 𝑓 𝑥 = 𝐿, L ≠ 0, dan lim 𝑔 𝑥 = 0 , maka


𝑥→𝑐 𝑥→𝑐
𝑓 𝑥
lim juga tidak terdefinisi (tidak ada).
𝑥→𝑐 𝑔 𝑥
Contoh
𝑥−1 𝑥−1 1 1
 lim 2 = lim = lim =
𝑥→1 𝑥 −1 𝑥→1 (𝑥−1)(𝑥+1) 𝑥→1 𝑥+1 2

𝑥−1 2 (𝑥−1)(𝑥−1) (𝑥−1) 0


 lim 2 = lim = lim = =0
𝑥→1 𝑥 −1 𝑥→1 (𝑥−1)(𝑥+1) 𝑥→1 (𝑥+1) 2

𝑥2−1 (𝑥−1)(𝑥+1) (𝑥+1) 2


 lim
𝑥−1 2 = lim = lim = = undifined
𝑥→1 𝑥→1 (𝑥−1)(𝑥−1) 𝑥→1 (𝑥−1) 0
 mengingat konsep limit karena konsep turunan
dijelaskan lewat limit suatu fungsi
 Turunan sebuah fungsi f adalah fungsi lain f’ (dibaca “f
aksen”) yang nilainya pada sembarang bilangan c
adalah: f (c  h)  f (c)
f ' (c)  lim
h0 h
 Asalkan limit ini ada dan bukan ∞ atau -∞
 Jika limit ini ada, dikatakan bahwa f terdiferensiasikan
di c.
 Pencarian turunan disebut diferensiasi
Garis Tangen
 Misalkan diberikan suatu fungsi f(x), maka kemiringan
garis tangen L di titik P(a, f(a)) pada kurva y=f(x) dapat
diaproksimasi dengan kemiringan garis secant antara
titik P dan titik Q(a+h, f(a+h)).
y f (a  h)  f (a)
m PQ   , (h  0).
x h
 Bila Q dibuat mendekati P dgn menelusuri kurva y=f(x)
dan h menuju 0, maka diperoleh kemiringan garis
tangen kurva y=f(x) di titik P(a,f(a)):

f (a  h)  f (a)
m  lim
h0 h
Limit Indeterminate pada fungsi
𝑓 𝑥 + ℎ − 𝑓(𝑥)

Contoh tentukan limitnya untuk fungsi berikut:
𝑓 4+ℎ −𝑓(4)
 𝑓 𝑥 = 7 − 2𝑥 ; lim

ℎ→0

𝑓 1+ℎ −𝑓(1)
 𝑓 𝑥 = 𝑥−1 ; lim

ℎ→0

𝑓 3+ℎ −𝑓(3)
 𝑓 𝑥 = 𝑥; lim

ℎ→0
Penyelesaian
𝑓 𝑥 = 7 − 2𝑥
𝑓 4 + ℎ = 7 − 2 4 + ℎ = 7 − 8 − 2ℎ = −1 − 2ℎ

𝑓 4 = 7 − 2 4 = −1
𝑓 4 + ℎ − 𝑓(4) (−1 − 2ℎ) − (−1)
lim = lim
ℎ→0 ℎ ℎ→0 ℎ
−2ℎ
= lim = −2
ℎ→0 ℎ
Penyelesaian
𝑓 𝑥 = 𝑥−1
𝑓 1+ℎ = 1+ℎ−1 = ℎ

𝑓 1 = 1−1 =0
𝑓 1 + ℎ − 𝑓(1) ℎ −0 ℎ
lim = lim = lim
ℎ→0 ℎ ℎ→0 ℎ ℎ→0 ℎ


lim = −1
ℎ→0− ℎ Lmitnya tidak ada karena ada dua batas
ℎ yang tidak sam
lim =1
ℎ→0+ ℎ
𝑓 𝑥 = 𝑥
𝑓 3+ℎ = 3+ℎ
𝑓 3 = 3
𝑓 3 + ℎ − 𝑓(3) 3+ℎ− 3
lim = lim
ℎ→0 ℎ ℎ→0 ℎ
3+ℎ− 3 3+ℎ− 3
= lim ×
ℎ→0 ℎ 3+ℎ− 3
3+ℎ−3 1
= lim = lim
ℎ→0 ℎ ( 3 + ℎ − 3) ℎ→0 2 3
Teorema Limit Trigonometri
 cos(x)  sin(x)/x  1/cos(x)
1 sin( x)
lim cos(x)  1  lim , maka lim 1
x 0 x 0 cos(x) x 0 x
Contoh
1
Tunjukkan lim x sin  0.
2
x 0 x
1
Bukti: Untuk x  0,  1  sin 1 dan x2  0
x
1
 x 2  x 2 sin  x2
x

karena lim(  x 2 )  0 dan lim x 2  0


x 0 x 0

1
maka lim x sin  0 (menggunak an Prinsip Apit).
2
x 0 x
TERIMA KASIH

To be Continue ........
TURUNAN

Dr. DINAH CHERIE, S.TP., M.Si


FADLI IRSYAD, S.TP., M.Si

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
Turunan Aljabar
Materi:
Pengertian Turunan Fungsi Aljabar
Rumus Turunan Fungsi Aljabar
Turunan Berantai Fungsi Aljabar
Turunan Tingkat Tinggi Fungsi Aljabar
Turunan Implisit
Turunan multivariabel
Turunan Aljabar
Tujuan Perkuliahan:
Setelah mengikuti pertemuan ini, mahasiswa
diharapkan dapat menjelaskan konsep turunan,
rumus-rumus, dan menghitung turunan fungsi
aljabar.
Pengertian Turunan
Suatu fungsi dikatakan dapat didiferensiasi di x  x0 bila
fungsi itu mempunyai turunan di titik tersebut.

Suatu fungsi dikatakan dapat didiferensiasi pada suatu


selang bila fungsi itu dapat didiferensiasi di setiap titik
pada selang tersebut.

Aplikasi: mencari kecepatan sesaat (fisika), laju


pertumbuhan organisme (biologi), keuntungan marjinal
(ekonomi), dll
Konsep Limit
 mengingat konsep limit karena konsep turunan
dijelaskan lewat limit suatu fungsi
 Turunan sebuah fungsi f adalah fungsi lain f’ (dibaca “f
aksen”) yang nilainya pada sembarang bilangan c adalah:
f (c  h)  f (c)
f ' (c)  lim
 Asalkan limit ini ada dan bukanh∞0 atau -∞h
 Jika limit ini ada, dikatakan bahwa f terdiferensiasikan di
c.
 Pencarian turunan disebut diferensiasi
Secara Grafis
pengertian turunan dapat dijelaskan sebagai berikut:

Misal P(a,f(a)) adalah sembarang titik pada sebuah grafik


suatu fungsi f. Titik lain pada gambar dinotasikan dengan
Q(a+h,f(a+h)),dimana h adalah beda antara absis Q dan P.
Kemiringan tali busur yang melalui titik P dan Q adalah

mPQ  f (a  h)  f (a)
h
Secara Grafis
Secara Grafis
Jika sebuah fungsi f didefinisikan pada sebuah interval
terbuka yang memuat a, maka kemiringan garis singgung m
dari grafik fungsi f pada titik P(a,f(a)) adalah:

f (a  h)  f (a)
m  lim
h0 h
Dengan catatan limitnya ada.
Contoh
Diketahui fungsi f(x) = x2 dapatkan kemiringan garis
singgung ke grafik f(x) pada titik P(a,a2)
Penyelesaian:
Dengan menggunakan penjelasan di atas maka

Jadi turunan suatu fungsi


adalah kemiringan garis
singgung fungsi tersebut pada
titik tertentu.
Contoh

1. Jika f(x) = 13x – 6, Carilah f’(4)

Penyelesaian:

f ' (4)  lim


f ( 4  h )  f ( 4)
 lim
13(4  h )  6  [13(4)  6]
h 0 h h 0 h

13h
 lim  lim 13  13
h 0 h h 0
Contoh
2. Jika f(x)= x3 + 7x, Carilah f’(c)
Penyelesaian
f (c  h )  f (c )
f ' (c)  lim
h 0 h

 lim
 
(c  h ) 3  7 (c  h )  [c 3  7 c ]
h 0 h
3c h  3ch  h  7 h
2 2 3
 lim
h 0 h
 lim(3c 2  3ch  h 2  7)  3c 2  7
h 0
Rumus Turunan Fungsi Aljabar (i)

 Teorema I (Aturan Fungsi Konstanta)


Jika f(x) = k dengan k adalah suatu konstanta untuk
sembarang x, f’(x)= 0.
Bukti:
f ( x  h)  f ( x) k k
f ( x)  lim
'
 lim  lim 0  0
h0 h h0 h h0

Contoh: f(x) = 2 maka f’(x) = 0


Rumus Turunan Fungsi Aljabar (i)

 Teorema II (Aturan Fungsi Identitas)


Jika f(x) = x, maka f’(x) = 1
Bukti:

f ( x  h)  f ( x) xhx h
f ( x)  lim
'
 lim  lim  1
h0 h h0 h h0 h
Rumus Turunan Fungsi Aljabar (ii)

 Teorema III (Aturan Pangkat)


Jika f(x) = xn, dengan n bilangan-bilangan bulat positif,
maka f’(x) = nxn-1
Bukti:
f ( x  h )  f ( x ) ( x  h ) n
 x n
f ' ( x )  lim  lim
h 0 h h 0 h
n 1 n( n  1) n 2 2
x  nx h 
n
x h  ...  nxh n 1  h n  x n
 lim 2
h 0 h
 n 1 n( n  1) n 2 
h nx  x h  ...  nxh n 2  h n 1 
 lim  
2
h 0 h
Rumus Turunan Fungsi Aljabar (ii)

Semua suku di dalam tanda kurung siku kecuali suku


pertama mempunyai h sebagai faktor, sehingga masing-
masing suku ini mempunyai limit nol bila h mendekati
nol. Jadi
n 1
f ' ( x)  nx

Contoh:
f(x)=x2 maka f’(x) = 2x
Rumus Turunan Fungsi Aljabar (iii)

 Teorema IV (Aturan Kelipatan Konstanta)


Jika k suatu konstanta dan f suatu fungsi yang
terdiferensialkan, maka (kf)’ (x). Bukti: Misalkan F(x) = k.
f(x). Maka
f ( x  h)  f ( x) k. f ( x  h)  k. f ( x)
F ( x )  lim  lim
h 0 h h 0 h
f ( x  h)  f ( x) f ( x  h)  f ( x)
 lim k  k . lim
h 0 h h 0 h
 k. f ' ( x)
Contoh:
F(x) =5x2 maka f’(x) =5(2x) =10x
Rumus Turunan Fungsi Aljabar (iii)

 Teorema V (Aturan Jumlah)


Jika f dan g adalah fungsi-fungsi yang terdiferensialkan,
maka (f+g)’(x) =
f’ (x) + g’ (x). Bukti:
Andaikan F ( x )  f ( x )  g ( x ), maka

F ( x )  lim
 f ( x  h )  g ( x  h )   f ( x )  g ( x )
h 0 h
 f ( x  h)  f ( x) g ( x  h)  g ( x) 
 lim   
h 0
 h h
f ( x  h)  f ( x) g ( x  h)  g ( x)
 lim  lim
h 0 h h 0 h
Contoh:  f ' ( x)  g ' ( x)
F(x)=x2+3x maka f’(x)=2x+3
Rumus Turunan Fungsi Aljabar (iv)

 Teorema VI (Aturan Selisih)


Jika f dan g adalah fungsi-fungsi yang terdiferensialkan,
maka (f-g)’(x) = f’ (x) - g’ (x). Bukti: (f-g)’(x) = (f+(-1)g)’
(x) = f’(x) – g’(x)

Contoh:
F(x) =3x2-x maka f’(x) = 6x – 1
Rumus Turunan Fungsi Aljabar (v)

 Teorema VII (Aturan Hasil Kali)


Jika f dan g adalah fungsi-fungsi yang terdiferensialkan,
maka (f.g)’(x) = f(x).g’(x)+f’(x).g(x). Bukti:

Andaikan F ( x )  f ( x ). g ( x ), maka
F ( x  h)  F ( x) f ( x  h) g ( x  h)  f ( x) g ( x)
F ( x )  lim  lim
h 0 h h 0 h
f ( x  h) g ( x  h)  f ( x  h) g ( x)  f ( x  h) g ( x)  f ( x) g ( x)
 lim
h 0 h
 g ( x  h)  g ( x) f ( x  h)  f ( x) 
 lim  f ( x  h )  g ( x) 
h 0
 h h
g ( x  h)  g ( x) f ( x  h)  f ( x)
 lim f ( x  h ). lim  lim g ( x ). lim
h 0 h 0 h h 0 h 0 h
 f ( x) g ' ( x)  g ( x) f ' ( x)
Rumus Turunan Fungsi Aljabar (v)

Contoh :
F(x) = (x+2)(x-5)2
Rumus Turunan Fungsi Aljabar (vi)

 Teorema VIII (Aturan Hasil Bagi)


Jika f dan g adalah fungsi-fungsi yang terdiferensialkan,
dengan g(x) = 0.
Maka '
 f  g ( x) f ' ( x)  f ( x) g ' ( x)
  ( x)  2
g g ( x)
Rumus Turunan Fungsi Aljabar (vi)

MisalkanF ( x )  f ( x ) , maka
g ( x)
f ( x  h) f ( x)

F ( x  h)  F ( x) g ( x  h) g ( x)
F ( x )  lim  lim
h 0 h h 0 h
g ( x) f ( x  h)  f ( x) g ( x  h) 1
 lim 
h 0 h g ( x) g ( x  h)
 g ( x) f ( x  h)  g ( x) f ( x)  f ( x) g ( x)  f ( x) g ( x  h) 1 
 lim   
h 0
 h g ( x ) g ( x  h ) 
 f ( x  h)  f ( x) g ( x  h)  g ( x)  1 
 lim   g ( x )  f ( x)  
h 0
 h h  g ( x ) g ( x  h ) 
 g ( x ) f ' ( x )  f ( x ) g ' ( x )
1
g ( x) g ( x)
Rumus Turunan Fungsi Aljabar (vi)

'
 f  g ( x) f ' ( x)  f ( x) g ' ( x)
  ( x)  2
 
g g ( x)
Turunan Berantai Fungsi Aljabar

Jika y  (u) dan u  g(x) maka


dy du
y'  .
du dx
Jika y  f(u), u  g(x), x  h(w), maka
dy du dx
y'  . .
du dx dw
Contoh:
y = (3x+1)10
Bedakan antara Turunan dan Diferensial !

Pada waktu anda menuliskan Dxy atau dy/dx = anda


menuliskan lambang turunan
Jika dy = anda menyatakan lambang diferensial

Contoh:
Cari dy jika y = x3 - 3x+1
Jika kita mengetahui bagaimana menghitung turunan, maka
kita tahu bagaimana menghitung diferensial. Yaitu cukup
menghitung turunan lalu mengalikannya dengan dx
Dy = (3x2-3) dx
Hal ini karena dy = f’ (x) dx
Turunan Berantai Fungsi Aljabar

Contoh:
1). y = (x2+3x+5)9

2x  1
2). y 
1 x
2
 x  2x 
2
3). y   
 3x 
Turunan Tingkat Tinggi Aljabar

Turunan tingkat tinggi adalah turunan fungsi yang tidak hanya sampai
turunan pertama, bisa turunan kedua, ketiga, bahkan sampai turunan
ke n. Jika f’ adalah turunan suatu fungsi f, maka f’ juga merupakan
suatu fungsi, f’ adalah turunan pertama dari f. Jika turunan dari f’ ada,
turunan ini dinamakan turunan kedua dan ditulis f’’. Dengan cara yang
sama turunan ketiga dari f didefinisikan sebagai turunan pertama dari
f’’, jika turunan ini ada. Turunan ketiga, ditulis f’’’. Turunan ke-n dari
fungsi f, di mana n bilangan positif yang lebih besar dari 1, adalah
turunan pertama dari turunan ke (n-1) dari f. Turunan ke n dinyatakan
dengan f(n). Berikut ini adalah tabel cara penulisan turunan sampai
dengan turunan ke-n:
Turunan Tingkat Tinggi Aljabar

Contoh:
Carilah turunan ke-3 dari fungsi berikut ini: f ( x)  x 3  3 x 2  8 x  2
Turunan Trigonometri

Turunan dari:
Sin x = cos x
Cos x = -sin x
Tan x = sec2 x
Sec x = sec x tan x
Cot x = -csc2 x
Csc x = -csc x cot x
Turunan Trigonometri

 Contoh:


1) y  sin( x  1)
2
 3


2) y  sin cosx 2
)
3) y  cos ( x  1)
3 2
Turunan Fungsi Implisit

Andaikan kita menjumpai sebuah persamaan sebagai


berikut :
y 3 + 7y = x3

dan kita menginginkan untuk mencari turunannya, maka


hal seperti ini tentulah tidak dapat secara gamblang
(eksplisit) terselesaikan , akan tetapi kita harus
menggunakan cara tertentu, misalnya aturan Rantai
untuk dapat menyelesaikannya.
Turunan Fungsi Implisit lanjutan

Hal seperti di atas yang kita sebut sebagai Turunan


fungsi Implisit.

Cara untuk mendapatkan turunan fungsi Implisit,


yaitu :
Jika tidak terlalu sulit, atau jika mungkin, y dinyatakan
sebagai bentuk eksplisit dari x, lalu didiferensialkan
terhadap x (sebagai perubah bebasnya)
Turunan Fungsi Implisit lanjutan

Contoh 1:
Tentukan turunan pertama dari
4x 2 y - 3y = x3 - 1

Fungsi Implisit tersebut diubah terlebih dahulu ke dalam


fungsi eksplisit menjadi :
4x 2 y - 3y = x3 - 1
atau y( 4x 2 - 3 ) = x3 -1
Turunan Fungsi Implisit lanjutan

x3  1
 Atau: y 2
4x  3
 Setelah berubah menjadi fungsi eksplisit, maka tinggal
diturunkan sehingga menjadi

3x .4 x
2 2
 3)  x 3
 1).8 x
y' 
4 x  3)
3 2

(12x 4 - 9x 2 ) - (8x 4 - 8x) 4x 4 - 9x 2  8 x


 
16x - 24x  9
4 2
16x - 24x  9
4 2
Soal-soal latihan (i)

 Carilah turunan pertama fungsi-fungsi di bawah ini:

5x  2
1) f ( x) 
2x2  5

2) f ( x)  ( x  1)( x  2) 3

3) f ( x)  x x  4)
3 5
Soal-soal latihan (ii)

 Carilah turunan berantai fungsi-fungsi di bawah ini:

1) y  u  3, u  x  2 x
5 4

2) y  u , u  v(4  2v), v  x 2

3) Jika y  2 x 2  x dan x  3t 2  9 ,
dy
berapakah ketika t  2
dt
Soal-soal latihan (iii)

 Carilah turunan kedua fungsi-fungsi di bawah ini:

1) f ( x )  3x  4 x  x  2
4 2

2) g ( z )  5z  2
3) f (t )  (t  2) 3/ 2

1 4
4) f ( x )  2 
2x x
5.1 Menggambar grafik fungsi
Informasi yang dibutuhkan:
A. Titik potong dengan sumbu x dan sumbu y
B. Asimtot fungsi
Definisi 5.1: Asimtot fungsi adalah garis lurus yang didekati oleh
grafik fungsi. Ada Tiga jenis asimtot fungsi, yakni
(i) Asimtot Tegak
Garis x = c disebut asimtot tegak dari y = f(x) jika lim f ( x )  
x c
(ii) Asimtot Datar
Garis y = b disebut asimtot datar dari y = f(x) jika lim f ( x)  b
x  
(iii) Asimtot Miring
Garis y = ax + b disebut asimtot miring jika
f ( x)
lim  a dan lim f ( x)  ax  b
x   x x  
Asimtot tegak

a a

x=a asimtot tegak x=a asimtot tegak

Dalam kasus Dalam kasus

lim f ( x)   lim f ( x)  
xa xa
dan dan
lim f ( x )   lim f ( x)  
xa xa
y= b

Garis y = b asimtot datar karena lim f ( x)  b


x  

Asimtot datar mungkin dipotong oleh grafik fungsi untuk x hingga


Tapi, jika untuk x menuju tak hingga asimtot datar dihampiri oleh
Grafik fungsi(tidak dipotong lagi)
y=f(x)

y  ax  b

Garis y = ax + b asimtot miring

Asimtot miring bisa dipotong oleh kurva untuk nilai x hingga.


Untuk satu fungsi tidak mungkin ada sekaligus asimtot datar
dan asimtot miring
x 2  2x  4
Contoh Tentukan semua asimtot dari f ( x) 
x2
Jawab :
(i) Asimtot tegak : x = 2, karena
x  2x  4
2 x 2
 2x  4
lim   dan xlim 

x 2 x2  2 
x2
(ii) Asimtot datar :
x  2x  4
2 x 2 (1  2x  x42 )
lim f ( x)  lim  lim 2 1 2
x  x  x2 x  x ( 
x x2
)
(1  2x  x42 )
 lim 
x  (  )
1
x
2
x2

Maka asimtot datar tidak ada


(iii) Asimtot miring
f ( x) x2  2x  4 1 x2  2x  4
a  lim  lim .  lim
x  x x   x2 x x  x2  2x
x 2 (1  2x  x42 ) (1  2x  x42 )
 lim  lim 1
x   x (1  )
2 2
x
x   (1  )2
x
x 2  2 x  4  x( x  2)
b  lim f ( x)  ax  lim
x   x  x2
x  2 x  4  x  2 x  lim
2 2
x 2
 2x  4
 lim x
x  x2 x  x2
4
 lim 0
x  x  2

Asimtot miring y = x

MA1114 KALKUU I 113


Soal Latihan

Tentukan semua asimtot dari fungsi berikut :


1 x2  1
1. f ( x)  f ( x) 
x 1 2 x2
1
2. f ( x)  x 
x3

3. x2  2x
f ( x)  2
x 1
2x
4. f ( x) 
x 3
x2  2x
5. f ( x)  2
x 1
C. Kemonotonan Fungsi

Definisi 5.2 Fungsi f(x) dikatakan


monoton naik pada interval I jika untuk

x1  x2  f x1 )  f x2 ) ,  x1 , x2  I

f(x2)
f(x1)

x1 x2
I

Fungsi f(x) monoton naik pada selang I


monoton turun pada interval I jika untuk

x1  x2  f x1 )  f x2 ) ,  x1, x2 I

f(x1)
f(x2)

x1 x2
I

Fungsi f monoton turun pada selang I


Teorema 5.1 : Andaikan f diferensiabel di selang I, maka
 Fungsi f(x) monoton naik pada I jika f '( x) 0  x  I
 Fungsi f(x) monoton turun pada I jika f '( x) 0  x  I

Contoh Tentukan selang kemonotonan dari x 2  2x  4


f ( x) 
x2
Jawab :
(2 x  2)( x  2)  1( x 2  2 x  4)  2 x  6 x  4  x  2 x  4
2 2

f ' ( x) 
( x  2) 2 ( x  2) 2
x 2  4 x x( x  4)
 
( x  2) 2
( x  2) 2 Tidak
0 ada --------- 0 ++++++
+++++++ ------------ f’(x)
0 2 4 x
f(x) monoton naik pada (,0) dan (4,)
f(x) monoton turun pada (0,2) dan (2,4).
 D. Ekstrim Fungsi
Definisi 5.3 Misalkan f(x) kontinu pada selang I yang memuat c,
maksimum f (c )  f ( x )
f(c) disebut nilai global dari f pada I jika x I
min imum f (c )  f ( x )

maksimum
f(c) disebut nilai lokal dari f pada I jika terdapat selang
minimum
f (c )  f ( x )
buka yang memuat c sehingga untuk setiap x pada
f (c )  f ( x )

selang buka tadi. Nilai maksimum dan minimum fungsi disebut juga
nilai ekstrim

Titik pada daerah definisi dimana kemungkinan terjadinya ekstrim


fungsi disebut titik kritis.
Max Max
Min
lokal global
global Max Min
Min
lokal lokal
lokal

a b c d e f

Nilai ekstrim fungsi pada selang I=[a,f]


 Ada tiga jenis titik kritis :

 Titik ujung selang I

 Titik stasioner ( yaitu x = c dimana f ' (c)  0) ,


secara geometris : garis singgung mendatar dititik (c,f(c))

 Titik singulir ( x = c dimana f ' (c) tidak ada ), secara


geometris: terjadi patahan pada grafik f di titik (c,f(c))
Teorema 5.3 : Uji turunan pertama untuk ekstrim lokal
f ' ( x)  0 f ' ( x)  0
Jika pada (c   , c) dan pada
f ' ( x)  0 f ' ( x)  0
( c, c   ) Maka f(c) merupakan nilai maksimum lokal
minimum
f(c)

f(c)
c c

f(c) nilai maks lokal f(c) nilai min lokal

Disebelah kiri c monoton naik Disebelah kiri c monoton turun


(f ’>0) dan disebelah kanan c (f ’<0) dan disebelah kanan c
monoton turun (f’<0) monoton naik (f’>0)
Teorema 5.4 Uji turunan kedua untuk ekstrim lokal
f ' ' (c )  0
Misalkan f ' (c)  0 . Jika ,maka f(c) merupakan
maksimum f ' ' (c )  0
nilai lokal f
minimum

Contoh :Tentukan nilai ekstrim dari x 2  2x  4


f ( x) 
x2
Jawab: f ' ( x)  x( x  4)
( x  2) 2Tidak
0 ------------ 0 f’(x)
+++++++ ada --------- ++++++
0 2 4 x
Dengan menggunakan uji turunan pertama :

di x = 0 tercapai maksimum lokal dengan nilai f (0)  2

di x = 4 tercapai minimum lokal dengan nilai f (4)  6


Soal Latihan

Tentukan selang kemonotonan dan ektrim fungsi berikut :

1. f ( x)  2 x5  15 x 4  30 x3  6

x 2  3x  1
2. f ( x) 
x3
x2  2x  1
3. f ( x) 
x2
( x  1) 2
4. f ( x) 
x
E. Kecekungan Fungsi
y
y

x x

Grafik fungsi cekung keatas Grafik fungsi cekung kebawah

Fungsi f(x) dikatakan cekung ke atas pada interval I bila f '( x) naik pada
interval I, dan f(x) dikatakan cekung kebawah pada interval I bila f '( x) turun
pada interval I.

Teorema 5.6 Uji turunan kedua untuk kecekungan


1. Jika f "( x)  0 ,  x I , maka f cekung ke atas pada I.
2. Jika f "( x)  0,  x I , maka f cekung ke bawah pada I.
x 2  2x  4
contoh Tentukan selang kecekungan dari f ( x) 
x2
Jawab :
x2  4x
f ' ( x) 
( x  2) 2
(2 x  4)( x  2) 2  2( x  2)( x 2  4 x)
f ' ' ( x) 
( x  2) 4
( x  2)(( 2 x  4)( x  2)  2( x 2  4 x))

( x  2) 4 Tidak
- - - - - ada +++ f”(x)
2 x 2  8x  8  2 x 2  8x  8
 x
( x  2) 3 ( x  2 ) 3 2

Grafik f cekung keatas pada (2, ) dan cekung kebawah pada


selang (,2)
 F. Titik belok

 Definisi 5.4 Misal f(x) kontinu di x = b. Maka (b,f(b)) disebut


titik belok dari kurva f(x) jika :
terjadi perubahan kecekungan di x = b, yaitu di sebelah
kiri dari x =b, fungsi f cekung ke atas dan di sebelah
kanan dari x =b fungsi f cekung ke bawah atau
sebaliknya
0
x = b adalah absis titik belok, jika f "(b) atau ftidak
"(b)
ada.
f(c) f(c)

c
c

(c,f(c)) titik belok (c,f(c)) titik belok


Karena disebelah kiri c cekung Karena disebelah kiri c cekung
keatas dan disebelah kanan c kebawah dan disebelah kanan c
cekung kebawah cekung keatas
f(c)

c c

(c,f(c)) bukan titik belok Walaupun di sekitar c


Karena disekitar c tidak Terjadi perubahan
Terjadi perubahan kecekungan Kecekungan tapi tidak ada
Titik belok karena f tidak
terdefinisi di c
Tentukan titik belok (jika ada) dari
1. f ( x)  2 x 3  1

f ' ( x)  6 x 2 , f ' ' ( x)  12 x


------------- 0 +++++++ f”(x)

0 x
Di x = 0 terjadi perubahan kecekungan, dan f(0)= -1 maka (0,-1)
merupakan titik belok

2. f ( x)  x 4
f ' ' ( x)  12 x 2 0 f”(x)
+++++++ ● +++++++
0 x
Tidak ada titik belok, karena tidak terjadi perubahan
kecekungan
x2  2x  4
3. f ( x) 
x2
8
f ' ' ( x) 
( x  2)3
Tidak
-------------- ada +++++ f”(x)

2 x
Walaupun di x = 2, terjadi perubahan kecekungan, tidak ada
titik belok karena fungsi f(x) tidak terdefinisi di x = 2
Soal Latihan

Tentukan selang kecekungan dan titik belok fungsi berikut :

1. f ( x)  2 x5  15 x 4  30 x3  6

x 2  3x  1
2. f ( x) 
x3
x2  2x  1
3. f ( x) 
x2
( x  1) 2
4. f ( x) 
x
5. f ( x)  x1 / 3
x 2  2x  4
Contoh: Diketahui f ( x) 
x2
a. Tentukan selang kemonotonan dan ekstrim fungsi
b. Tentukan selang kecekungan dan titik belok
c. Tentukan semua asimtot
d. Gambarkan grafik f(x)

a. Fungsi f(x) monoton naik pada selang (,0) , (4,)


monoton turun pada selang (0,2) dan (2,4).
di x = 0 tercapai maksimum lokal dengan nilai f (0)  2
di x = 4 tercapai minimum lokal dengan nilai f (4)  6

b. Grafik f cekung keatas pada (2, ) dan cekung kebawah pada


selang (,2) , tidak ada titik belok
c. Asimtot tegak x = 2, asimtot miring y = x, tidak ada asimtot
datar
d. Grafik f(x) Tidak
++++++ 0 -----ada ----- 0++++++ f'
0 2 4 x
Tidak
---------------------ada +++++++++++ f ''
2 x

2 4
-2
y=x
Soal Latihan
A. Gambarkan grafik fungsi berikut dengan mencari terlebih dahulu
selang kemonotonan,ekstrim fungsi, kecekungan, titik belok,
dan asimtot

1. f ( x) 
2x
1  x2
1
2. f ( x)  x 
x
x 4 x3
3. f ( x)    x2  1
4 3
x
4. f ( x) 
x 1

x2
5. f ( x) 
x2  4
B. Misalkan f suatu fungsi kontinu dan f(-3)=f(0)=2, serta
nilai fungsi yg lain dibutuhkan, silakan didefinisikan sendiri.
Jika grafik y  f ' ( x) seperti gambar berikut :

a. Tentukan selang kemonotonan fungsi f


b. Tentukan selang kecekungan fungsi f
c. Sketsa grafik fungsi f(x).
5.2 Menghitung limit fungsi dengan Aturan L’Hôpital

Bentuk tak tentu dalam limit :


0 
, , 0. ,   
1. Aturan L’Hôpital untuk bentuk 0 
0
Andaikan lim f(x) = lim g(x) = 0. Jika0
f ' ( x)
lim  L,  , atau  
Maka g ' ( x)

f (x ) f ' (x )
lim  lim
g (x ) g ' (x )
Contoh Hitung 1  cos2 x bentuk (0/0)
lim
x 0 x2
Jawab
1  cos 2 x 2 sin 2 x 4 cos 2 x
lim  lim  lim 2
x 0 x2 x 0 2 x x 0 2
Ctt : aturan L’hopital bisa digunakan beberapa kali asalkan
syaratnya dipenuhi


2. Aturan L’Hôpital untuk bentuk

f ' ( x)
Andaikan lim f(x) = lim g(x) = . Jika lim  L,  , atau  
g ' ( x)
f ( x) f ' ( x)
maka lim  lim
g ( x) g ' ( x)
x 2  x  1 (bentuk  )
Contoh Hitung lim x  x 2  3 x  5 
Jawab
x2  x 1 2 x  1 2
lim 2  lim  lim  1
x  x  3 x  5 x  2 x  3 x  2

Ctt: walaupun syarat di penuhi, belum tentu limit dapat


dihitung dengan menggunakan dalil L’Hopital
x 1 
Contoh Hitung lim ( )

x 
x 2  2x  3
Jawab
x 1 1 x 2  2x  3
lim  lim  12
 lim
x 
x  2x  3
2 x  1
( x  2 x  3) (2 x  2)
2 x  x 1
2
 12
( x  2 x  3) (2 x  2)  lim
1 2 x 1
 lim 2
x  1
x 
x2  2x  3
Soal seperti diatas tidak bisa diselesaikan dengan
menggunakan aturan L’Hopital, karena setelah
dilakukan aturan L’Hopital muncul lagi bentuk semula

Soal seperti diatas diselesaikan dengan cara sbb


x 1 x(1  1x ) x(1  1x )
lim  lim  lim
x 
x  2x  3
2 x 
x (1  2x 
2 3
) x 
x2 1  2x  x32
x2

x(1  1x ) x(1  1x )
 lim  lim
x  | x | 1  2
x
3
x2
x  x 1  2x  x32
(1  1x )
 lim 1
x 
1  2
x
3
x2
3. Bentuk 0 . 

Untuk menyelesaikannya rubah kedalam bentuk


0 
atau
0 

Contoh : Hitung lim x 2 csc x


x0
Jawab : 2
x 2x
lim x 2 cscx  lim  lim 0
x 0 x 0 sin x x 0 cosx
 4. Bentuk  - 
Misalkan lim f(x)=lim g(x) = . Untuk menghitung
lim [ f(x) - g(x) ] dilakukan dengan menyederhanakan
bentuk [ f(x)- g(x) ] sehingga dapat dikerjakan menggunakan
cara yang telah dikenal sebelumnya

Contoh : Hitung lim  csc x  cot x)


x 0

Jawab :
 1 cos x  1  cos x
lim csc x  cot x )  lim 
sin x
   lim  lim 0
x 0 x 0  sin x sin x  x  0 sin x x 0 cos x
Soal Latihan

Hitung limit berikut ( bila ada )

sin x  2
1. lim lim x  3x  x 2  3
x  0 1 cos x 6.
x 
 

2. lim  x 2  x  x


x

3. lim 2x csc x
x0
2x  1
4. lim
x  2  5x

5. lim cot 2 x 1  cos 2 x)


x 0
5.4 Teorema Nilai Rata-rata
Teorema 5.8 Misalkan f kontinu pada [a,b] dan
diferensiabel pada (a,b), maka terdapat paling sedikit
f (b)  f (a)
satu c  (a, b)  f ' (c) 
ba
atau f (b)  f (a)  f ' (c)(b  a).
5.5 Masalah maksimum minimum lainnya
Turunan dapat juga dipergunakan dalam menyelesaikan masalah
sehari-hari yang berkaitan dengan masalah memaksimumkan/
meminimumkan fungsi. Langkah pertama yang harus dilakukan
adalah memodelkan masalah tersebut menjadi fungsi satu peubah.
Setelah itu gunakan aturan-aturan turunan untuk menentukan
nilai maksimum atau nilai minimum
Contoh:
1. Tentukan ukuran persegi panjang yang dapat dibuat
dari kawat sepanjang 100 cm agar luasnya maksimum
jawab
Misal panjang y, lebar x
y

Luas= L = x y, karena 2x + 2y = 100  y = 50 - x


Sehingga Luas = L(x) = x(50-x)  50 x  x 2 , 0  x  50
L' ( x)  50  2 x  x = 25
Karena L' ' (25)  2  0 maka di x = 25 terjadi maks lokal.
Karena L(0) = 0, L(25) = 625, L(50) = 0  agar luas maks haruslah
x = 25 dan y = 25
2. Sehelai karton berbentuk persegipanjang dengan ukuran
45 x 24 cm. Karton ini akan dibuat kotak tanpa tutup dengan cara
memotong keempat pojoknya berupa bujur sangkar dan melipatnya.
Tentukan ukuran kotak agar volume kotak maksimum.

45-2x x
x Misal, panjang sisi potongan di pojok
persegi panjang x, sehingga
24-2x
x V(x) = (45-2x) (24-2x) x

x V ( x)  4 x 3  138 x 2  1080 x, 0  x  12
V ' ( x)  12( x 2  23 x  90)
 12( x  18)( x  5)
x
Sehingga diperoleh titik stasioner
x = 18 dan x = 5

24-2x
45-2x
MA1114 KALKULUS 145
V ' ' ( x)  24 x  276
Sehingga
V ' ' (18)  156  0 di x =18 terjadi min lokal
V ' ' (5)  156  0 di x = 5 terjadi maks lokal
Untuk menentukan volume maksimum bandingkan nilai
Volume jika x = 5 dan x = 0, x = 12 (batas Df)
V(0) = 0
V(12)= 0
V(5) =2450
Agar volume kotak maksimum maka ukuran kotak :
panjang 35 cm lebar 14 cm tinggi 5 cm

MA1114 KALKULUS 146


Bisa saja masalah yang dihadapi harus dimodelkan
kedalam bentuk fungsi implisit, seperti contoh berikut
Contoh

Sebuah roket yang diluncurkan vertikal diamati dari menara kontrol


yang berjarak 3 km dari tempat peluncuran. Tentukan kecepatan
vertikal roket pada saat jaraknya dari tempat peluncuran 5 km dan
dan jarak ini bertambah dengan kecepatan 5000 km/jam

Misal ketinggian roket y dan jarak dari


menara z

z Diketahui
y
dz
 5000 Saat z = 5000
dt
3 km
Menara
kontrol MA1114 KALKULUS I 147
Dengan menggunakan dalil pythgoras diperoleh
y2  9  z2
Pada saat z = 5  y = 4
Dengan menggunakan turunan fungsi implisit didapatkan

dy dz
2y  2z
dt dt
dz
Jika data y = 4, z = 5, dan  5000 disubstitusikan diperoleh
dt
dy 5
Kecepatan vertikal roket =  .5000  6250 km/jam
dt 4

MA1114 KALKULUS I 148


Soal Latihan

1. Tentukan dua buah bilangan yang selisihya 100 dan hasil


kalinya minimum

2
2. Tentukan ukuran persegi panjang dengan luas 1000 cm
dan
kelilingnya minimum

3. Tentukan titik pada garis 6x + y = 9 yang terdekat ke titik (-3,1)

4. Tentukan ukuran persegi panjang yang memiliki luas terbesar


dengan alas pada sumbu x serta dua titik sudutnya di atas sumbu x
serta terletak pada parabola y  8  x2

5. Tentukan ukuran segitiga samakaki yang memiliki luas terbesar


sehingga dapat diletakkan dalam lingkaran berjari-jari r

MA1114 KALKULUS 149


6. Kota A terletak 3 km dari garis pantai yang lurus dan kota B
terletak 4 km dari titik di pantai yang terdekat dari A. Pemerintah
Daerah setempat akan memasang kabel telepon dari kota A
ke kota B. Jika biaya pemasangan kabel dari A ke B untuk setiap
kilometer melewati jalan laut dua kali besarnya dibandingkan biaya
pasang kabel lewat darat. Tentukan letak titik di pantai agar biaya
pemasangan kabel telepon dari A ke B semurah mungkin.
UTS Semester Pendek 2006/ 2007
Kalkulus I
Hari/ Tanggal: Rabu/ 25 Juli 2007
Waktu: 13 s/d 15
Bahan: sampai dengan Penerapan Turunan
Ruang: B 307

MA1114 KALKULUS 150


TERIMA KASIH

To be Continue ........
TURUNAN DAN
APLIKASINYA

Dr. DINAH CHERIE, S.TP., M.Si


FADLI IRSYAD, S.TP., M.Si

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TERIMA KASIH

To be Continue ........
DIFERENSIAL DAN
APROKSIMASI

Dr. DINAH CHERIE, S.TP., M.Si


FADLI IRSYAD, S.TP., M.Si

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TERIMA KASIH

To be Continue ........
MAKSIMUM DAN
MINIMUM

Dr. DINAH CHERIE, S.TP., M.Si


FADLI IRSYAD, S.TP., M.Si

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TERIMA KASIH

To be Continue ........
PERMASALAHAN
MAKSIMUM DAN
MINIMUM DARI SUATU
FUNGSI
Dr. DINAH CHERIE, S.TP., M.Si
FADLI IRSYAD, S.TP., M.Si

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TERIMA KASIH

To be Continue ........
Integral Tak Tentu
Jika diketahui F(x) = x2, maka turunannya adalah F’(x) = 2x = f(x).
Bila operasi dibalik yakni diketahui f(x) = 2x dapatkah ditemukan
F(x) sebagai anti turunan dari f(x) sedemikian sehingga F’(x) = 2x =
f(x)? Jawabannya adalah DAPAT. Caranya adalah sebagai berikut:
F(x) = x2 sebab F’(x) = 2x = f(x) atau
F(x) = x2 + 1 sebab F’(x) = 2x = f(x) atau
F(x) = x2 + 7 sebab F’(x) = 2x = f(x) atau
F(x) = x2 - 10 sebab F’(x) = 2x = f(x) atau
………… dan seterusnya sehingga dapat ditulis
F(x) = x2 + C untuk sembarang konstanta C.
Ini benar sebab F’(x) = 2x = f(x)
Ternyata anti turunan F dari f jawabnya tidak hanya satu. Dapat
dikatakan bahwa himpunan anti turunan F dari f(x)=2x adalah F(x)
= x2 + C berlaku untuk sembarang konstanta C.
Dapat dimengerti bahwa himpunan anti turunan F dari f
yang dirumuskan oleh f(x) = xn adalah

1 n1
F ( x)  x C , n  1
n  1 F’(x) = x2 = f(x)
Sebab turunannya
Himpunan anti turunan F dari f ditulis dalam bentuk integral
(Leibniz)
F ( x)   f ( x)dx
 d [F ( x)]  F ( x)  C
Kemunculan C ini disebut konstanta integrasi
Dari definisi F ( x)  ,maka
f ( x)f(x)
dx disebut integran
Sedang F(x) adalah hasil integrasi.
Karena hasil penghitungan bertambah dengan konstanta
sembarang C maka  f ( x)  F ( x)disebut
 C integral tak tentu
adalah rumus dasar
1 n1 integral tak tentu
 x dx  n  1 x  C , n  1
n
Teori I (Aturan Pangkat)
Jika r adalah sembarang bilangan rasional kecuali -1, maka:
r 1
x
 x dx  r  1  C , n  1
r

Contoh:
Berapa anti turunan dari f(x) = x4/3
Teori II (Aturan Trigonometri)

 sin x dx  - cos x  C
 cos x dx  sin x  C
 sec x dx  tan x  C
2

 cossec x dx  - cot x  C
2

 sec x tan x dx  sec x  C


 cossec x cot x dx  - cossec x  C
Teori II (Aturan Trigonometri)

 tan x dx  - ln cos x  C  ln sec x  C


 cot x dx  ln sin x  C  - ln cossec x  C
 sec x dx  ln sec x  tan x  C
 cossec x dx  - ln cossec x  cot x  C
Teori III (Integral Tak Tentu - Linier)

Jika f dan g memiliki anti turunan (integral tak tentu) dan andaikan
k suatu konstanta, maka:

 kf ( x)dx  k  f(x)dx  C
 [ f ( x )  g ( x )]dx   f(x)dx   g(x)dx  C

 [ f ( x )  g ( x )]dx   f(x)dx   g(x)dx  C


Contoh:
Tentukan besarnya nilai integral berikut!

 3x  4x ) dx
2
1.

 u  3u  12) du
3/ 2
2.
1 
3.   2  t dt
t 
Teori IV (Aturan Pangkat yang digeneralisir)

Andaikan g suatu fungsi terdiferensiasikan dan r suatu bilangan


rasional yang bukan -1, maka:

g(x) 
r 1

 g ( x) g ' ( x ) dx  C
r

r 1
Contoh:
Selesaikan integral berikut!

 x  3x ) 4x  3) dx
30
4 3 2
1. x  2
2
4.    3 x dx
 2 
 sin x cos x dx
10
2.

 x  4) 2 x dx
10

 x  6x ) 6x  12) dx
2
3 5 2 5.
3.
Latihan

Selesaikan integral berikut!

 x  x ) dx
2
1.
4.  sin   cos ) d
 x  1) dx
2
2.
3y
z  1) dz
2 2 5.  2y 2  5
dy
3.  z
Latihan

Selesaikan integral berikut!

1.  2 x sin x dx
4.  3
2x - 4 dx
 x  1)cos x dx
2
2.
2
18x
 t 4 )3 5.  2x 3  8
dx
3.  t
dt
Integral Tentu
 Anggaplah f suatu fungsi yang didefinisikan pada selang tertutup
[a, b]. Jika: n 
lim
P 0
 f ( xi)x
i 1
i

 Ada, maka f adalah terintegrasikan pada [a, b]


b
 Lebih lanjut  f ( x)dx
a
disebut integral tentu

(atau integral Riemann) f dari a ke b, diberikan oleh


b n 

 f ( x)dx  lim
P 0
 f ( xi)x
i 1
i
a
Berdasarkan definisi

Selesaikan integral berikut!


a b a

 f ( x)dx  0
a
 f ( x)dx    f ( x)dx,
a b
a b

2 2 6

 x dx  0     dx
3 3 3
x dx x
2 6 2
Teorema 1

Anggaplah f kontinu pada selang tertutup [a, b] dan


anggaplah x sebagai sebuah titik (peubah) pada (a, b).
Maka:
x
d

dx a
f (t )dt  f ( x)
Teorema 2 (Sifat Perbandingan)

Jika f dan g terintegrasikan pada [a, b] dan jika f(x)≤g (x)


untuk semua x dalam [a, b], maka:

b b


a
f ( x)dx   g ( x)dx
b
Teorema 3 (Sifat Keterbatasan)

Jika f terintegrasikan pada selang [a, b] dan m≤ f(x) ≤


M untuk semua x dalam [a, b], maka:

b
m(b  a )   f ( x)dx  M (b  a )
a
Teorema 4 (Kelinieran Integral Tentu)

Andaikan bahwa f dan g terintegrasikan pada [a, b] dan


bahwa k konstanta. Maka kf dan f+g terintegrasikan dan

b b

 kf ( x)dx  k  f ( x)dx
a a
b b b

  f ( x)  g ( x)dx   f ( x)dx   g ( x)dx


a a a
b b b

  f ( x)  g ( x)dx   f ( x)dx   g ( x)dx


a a a
Contoh soal

2 5 

 ( x  1)dx   x  1)dx  (sin x  cos x)dx


2
( x
0 0 

2  /2

 x )
2

 (x  1)dx 
2 3 2 2
4
 3x  1 dx
2 x sin ( x ) cos(x )dx
0 1 0

 ( x  1)( x 
1 2

 (3x  2)dx
2 2
 1) dx  3 sin tdt
2 2 0
Latihan

Selesaikan integral berikut!


5
x5
1.  2 dx 3
1
x 4 4.  dt
-1 t  2 )
-5 2

 2 /4
cos x
2.  dx
 x  x 4/3 ) dx
8
 2 /9
x 1/3
5.
/2
3.  cos x sinx dx
2 1

Anda mungkin juga menyukai