Disusun oleh:
TAUFIQ ICHSAN ASHARI 21110115140075
AHMAD FIRDOUS SYIFA 21110115140077
ARIELLA ARIMA ANIENDRA 21110115140079
HANUM FADHIL BAIHAQI 21110115140085
MUHAMMAD FAISHAL LABIB 21110115140094
i
DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................................I-1
1. 1 Latar Belakang..........................................................................................................I-1
1. 2 Rumusan masalah.....................................................................................................I-1
1. 3 Tujuan.......................................................................................................................I-1
BAB II....................................................................................................................................II-2
2. 1 ARAH KIBLAT......................................................................................................II-2
2.1.1 Pengertian.........................................................................................................II-2
BAB III...............................................................................................................................III-11
3. 1 KESIMPULAN....................................................................................................III-11
3. 2 Saran.....................................................................................................................III-11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang
Arah kiblat merupakan arah yang dituju oleh umat Islam dalam melaksanakan ibadah
khususnya shalat, yaitu menghadap ke arah ka’bah di Masjidil Haram.
Kata Arah Kiblat, terdiri dari dua kata yaitu. kata arah berarti jurusan, tujuan dan
maksud, yang lain memberi arti jarak terdekat yang diukur melalui lingkaran besar pada
permukaan bumi, dan yang lain artinya jihad, syathrah dan azimuth, sedangkan kata Kiblat
berarti Ka’bah yang terletak di dalam Masjidil Haram kota Mekah.
I. 2 Rumusan masalah
1. Bagaimana metode dalam penentuan arah kiblat?
2. Apa saja parameter-parameter dalam penentuan arah kiblat?
I. 3 Tujuan
1. Mengetahui metode dalam penentuan arah kiblat.
1
BAB II
PEMBAHASAN
II.1.1 Pengertian
Kata “Arah“ berarti jurusan, tujuan dan maksud. Ada juga yang mengartikan
“Arah” sebagai jihad, syathrah dan azimuth. Sedangkan kata “Kiblat“ berarti Ka’bah
yang terletak di dalam Masjidil Haram Kota Makkah. Jadi yang dimaksud dengan
“Arah Kiblat“ adalah arah atau jarak terdekat yang diukur melalui lingkaran besar
pada permukaan bumi yang melewati kota Makkah (Ka’bah) dengan tempat kota
yang diukur. Dengan demikian tidak dibenarkan, misalnya orang-orang Surabaya
melaksanakan shalat menghadap ke timur serong ke selatan sekalipun bila diteruskan
akan sampai juga ke Makkah, karena arah atau jarak yang paling dekat bagi orang-
orang Surabaya adalah arah barat serong ke utara sebesar 24° 2‘ 5,4“ (B-U).
Para ulama sepakat menghadap kiblat merupakan syarat sahnya shalat, maka
kaum muslimin wajib menghadap ke arah kiblat dalam melakukan ibadah shalat. Oleh
sebab itu, hisab arah kiblat pada dasarnya adalah perhitungan untuk mengetahui arah
atau jarak terdekat guna menetapkan ke arah mana Ka’bah di Makkah itu dilihat dari
suatu tempat di permukaan bumi, sehingga semua gerakan orang yang sedang
melaksanakan shalat, baik ketika berdiri, ruku‘, maupun sujudnya selalu berimpit
dengan arah yang menuju ke Ka’bah.
2
2. 1. II. 1 Penentuan Arah Kiblat Secara Kasar dengan Tongkat
Cara pertama yang cukup mudah dan cepat adalah dengan mengandalkan asumsi
bahwa matahari bergerak dari timur ke barat (sebenarnya rotasi bumi menuju arah
sebaliknya).
Ambil tongkat atau apa saja yang bisa ditegakkan di atas tanah. Pilih
permukaan yang rata dan datar (tidak miring). Usahakan mendirikan tongkat
tersebut setegak lurus mungkin. Tongkat dengan ujung kecil atau runcing
akan memberikan hasil yang lebih akurat.
3
Beri tanda pada bayangan ujung tongkat. Misalnya dengan pensil, kapur atau
tancapan pin atau paku. Usahakan tandanya sekecil mungkin pada ujung
tongkat.
Tunggu sekitar 10-15 menit. Bayangan akan sudah bergerak, namun tidak
terlalu jauh. Beri tanda pada bayangan ujung tongkat.
Hubungkan tanda pertama dengan ke dua dengan garis lurus. Itulah arah
barat timur. Arah utara selatan dapat dibuat dengan garis yang tegak lurus
arah barat timur. Jika anda berdiri di atas garis barat timur dan tanda pertama
berada di sebelah kiri anda, maka anda sedang menghadap arah utara
geografis.
Azimut Azimut
h h
Arah
(deraja (gradia
t) n)
Utara (North) 0° 0g
Timur Laut
45° 50g
(North-East)
4
Timur (East) 90° 100g
Tenggara(Sout
135° 150g
h-East)
Barat Daya
225° 250g
(South-West)
Barat
Laut(North- 315° 350g
West)
Ujung Jarum kompas selalu Menunjuk ke arah Utara dan ujung lain
menunjuk ke arah Selatan. Agar tidak tertukar biasanya ujung jarum kompas yang
menunjuk ke arah utara ditandai dengan warna merah.
5
sedang bila menyimpang ke arah barat bertanda negatif. Untuk jelasnya dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :
Kiri: Azimuth dengan skala derajat. Terdapat 360 derajat dalam 1 putaran.
Deklinasi negatif (ke arah Barat)
Kanan : Azimuth dengan skala gradian. Terdapat 400 gradian untuk 1 putaran.
Deklinasi positif (ke arah Timur)
6
Theodolit adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut
horizontal (Horizontal Angle = HA) dan sudut vertikal (Vertical Angle = VA).
Alat ini banyak digunakan sebagai piranti pemetaan pada suvei gealogi (ilmu
pemetaan bumi). Dengan berpedoman pada posisi dan pergerakan benda-benda
langit seperti halnya matahari sebagai acuan atau dengan bantuan satelit-satelit
GPS maka theodolite akan menjadi alat yang dapat mengetahui arah hingga skala
detik busur (1/3600 derajat).
7
menghitung waktu meridian pass dengan rumus:
MP = ((105-bujur tempat):15)+12-e
Contoh perhitungan arah kiblat semarang pada tanggal 23 Desember 2012 pukul
11.00 WIB dengan theodolite:
Lokasi yang diukur: Semarang
Lintang tempat : 07 00'
Bujur tempat : 110 24'
Arah kiblat : Menggunakan bantuan kalkulator dengan rumus:
Tan Q = tan lintang Mekkah x cos lintang tempat x cosec SBMD – sin lintang
Mekkah x cotan SBMD
= 650 29’28.07”
Tanggal pengukuran = 23 Desember 2012
8
Waktu pembidikan = 11.00
Deklinasi matahari
Equation of time = 00j 00m 52d
Meridian pass = ((105 – bujur tempat) : 15) + 12 – equation of time
((1050 – 1100 240) : 15) + 12 – (-00j 00m 52d)))
Meridian Pass = 11j 39m 16d
Sudut waktu = (MP – Waktu bidik) x 15 (11j 39m 16d – 09j 00m) x 15
to = -90 23’00”
Arah matahari waktu pembidikan dengan rumus
Tan A = cos sudut waktu x sin lintang tempat :tandeklinasi– cos lintang
tempat : sin sudut waktu
A = -270 450 29.870
Menghitung arah matahari (A) dari titik utara atau selatan. Ketetapan utara atau
selatan tergantung plus (+) minus (-) hasil perhitungan. Jika hasil perhitungan
plus (+), maka arah matahari terhitung dari titik utara. Sedangkan jika hasil
perhitungan minus (-), maka arah matahari terhitung dari titik selatan. Titik barat
dan timur tergantung pada waktu pengukurannya.Timur untuk pengukuran pagi
hari, dan barat untuk pengukuran sore hari.
Dalam menghitung azimuth matahari harus diperhatikan arah matahari (A),
apakah UT (Utara Timur), UB (Utara Barat), ST (Selatan Timur) atau SB
( Selatan Barat). Jika arah matahari
1. Utara Timur (A+), maka azhimuth matahari = arah matahari
2. Utara Barat (A+), maka azhimuth matahari = 360 – A
3. Selatan Timur (A-), maka azimuth matahari = 180 + A
4. Selatan Barat (A-), maka azimuth matahari = 180 - A
Azimuth matahari = 180 + A = 152 14' 30.13"
( Selatan Timur)
Menentukan utara sejati
a. Pengukuran pagi deklinasi Utara, Utara sejati = 3600 – A ( hasil
pengukuran)
b. Pengukuran sore dan deklinasi utara, Utara Sejati = A ( hasil pengukuran)
9
c. Pengukuran pagi dan deklinasi selatan, Utara sejati = 1800 + A ( hasil
pengukuran)
d. Pengukuran sore dan deklinasi selatan, utara sejati = 1800 – A ( hasil
pengukuran)
Karena pada tanggal 23 Desember Matahari berada di titik utara, dan pengukuran
dilakukan pada pagi hari maka Utara sejati : 3600 – 270 450 29.870
= 3320 14’30.13”
Azimuth kiblat = 3600 - 650 29’28.07”
= 2940 30’ 31.93” UTSB
Arah kiblat dari Matahari : 3600 – azimuth matahari - kiblat UB
= 1420 16’ 01.8” searah jarum jam.
10
BAB III
PENUTUP
III. 1 KESIMPULAN
Penentuan arah kiblat dengan teodolit jika dikerjakan dengan baik akan
menghasilkan pengukuran yang sangat teliti dari pada menggunakan metode-metode
konvensional seperti tongkata dan kompas. Pada jenis teodolit tertentu tingkat
ketelitiannya adalah 5 detik busur dan bahkan ada yang 1 detik busur. Apalagi jika
didukung perhitungan dengan ketelitian yang lebih baik. Dalam tulisan ini dapat
dibandingkan perhitungan sudut arah kiblat kota Semarang.
III. 2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
http://www.al-habib.info/arah-kiblat/cara-menentukan-arah-utara-matahari.htm
http://petabandung.net/kiblat/kompas.php
http://fidianurulmaulidah.blogspot.sg/2014/09/penentuan-arah-kiblat-dengan-
theodolit.html
12