Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT


(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika Geodesi)

Disusun oleh:
TAUFIQ ICHSAN ASHARI 21110115140075
AHMAD FIRDOUS SYIFA 21110115140077
ARIELLA ARIMA ANIENDRA 21110115140079
HANUM FADHIL BAIHAQI 21110115140085
MUHAMMAD FAISHAL LABIB 21110115140094

PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jl. Prof. Sudarto SH, Tembalang Semarang Telp. (024) 76480785, 76480788
email: geodesi@undip.ac.id
2016

i
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................................I-1

1. 1 Latar Belakang..........................................................................................................I-1

1. 2 Rumusan masalah.....................................................................................................I-1

1. 3 Tujuan.......................................................................................................................I-1

BAB II....................................................................................................................................II-2

2. 1 ARAH KIBLAT......................................................................................................II-2

2.1.1 Pengertian.........................................................................................................II-2

2.1.2 Metode Penentuan Arah Kiblat........................................................................II-2

BAB III...............................................................................................................................III-11

3. 1 KESIMPULAN....................................................................................................III-11

3. 2 Saran.....................................................................................................................III-11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakang

Arah kiblat merupakan arah yang dituju oleh umat Islam dalam melaksanakan ibadah
khususnya shalat, yaitu menghadap ke arah ka’bah di Masjidil Haram.

Kata Arah Kiblat, terdiri dari dua kata yaitu. kata arah berarti jurusan, tujuan dan
maksud, yang lain memberi arti jarak terdekat yang diukur melalui lingkaran besar pada
permukaan bumi, dan yang lain artinya jihad, syathrah dan azimuth, sedangkan kata Kiblat
berarti Ka’bah yang terletak di dalam Masjidil Haram kota Mekah.

Awal 2010, arah kiblat menjadi  salah satu hal yang dipermasalahkan


dan  selalu  diperbincangkan  oleh  masyarakat  maupun  ulama.  Menurut  penelitian  para
ahli,kebanyakan  masjid  di  Indonesia  tidak  memiliki  arah  kiblat  yang  lurus  ke  Ka‟bah.  
Sehingga  perlu  adanya  pelurusan  kembali  terhadap  arah  kiblat  masjid-masjid  tersebut.  
Sedangkan  sebagian  masyarakat  mengatakan  bahwa  tidak  mungkin  mereka  merubah  ara
h  kiblat  masjid  yang  sudah  ada.

Menurut keyakinan mereka, masjid merupakan warisan leluhur yang


memiliki  kekeramatan, sehingga mereka harus selalu menjaga dan memelihara
keaslian  masjidtersebut.

I. 2 Rumusan masalah
1. Bagaimana metode dalam penentuan arah kiblat?
2. Apa saja parameter-parameter dalam penentuan arah kiblat?

I. 3 Tujuan
1. Mengetahui metode dalam penentuan arah kiblat.

2. Mengetahui apa saja parameter-parameter dalam penentuan arah kiblat.

1
BAB II

PEMBAHASAN

II. 1 ARAH KIBLAT

II.1.1 Pengertian

Kata “Arah“ berarti jurusan, tujuan dan maksud. Ada juga yang mengartikan
“Arah” sebagai jihad, syathrah dan azimuth. Sedangkan kata “Kiblat“ berarti Ka’bah
yang terletak di dalam Masjidil Haram Kota Makkah. Jadi yang dimaksud dengan
“Arah Kiblat“ adalah arah atau jarak terdekat yang diukur melalui lingkaran besar
pada permukaan bumi yang melewati kota Makkah (Ka’bah) dengan tempat kota
yang diukur. Dengan demikian tidak dibenarkan, misalnya orang-orang Surabaya
melaksanakan shalat menghadap ke timur serong ke selatan sekalipun bila diteruskan
akan sampai juga ke Makkah, karena arah atau jarak yang paling dekat bagi orang-
orang Surabaya adalah arah barat serong ke utara sebesar 24° 2‘ 5,4“ (B-U).

Para ulama sepakat menghadap kiblat merupakan syarat sahnya shalat, maka
kaum muslimin wajib menghadap ke arah kiblat dalam melakukan ibadah shalat. Oleh
sebab itu, hisab arah kiblat pada dasarnya adalah perhitungan untuk mengetahui arah
atau jarak terdekat guna menetapkan ke arah mana Ka’bah di Makkah itu dilihat dari
suatu tempat di permukaan bumi, sehingga semua gerakan orang yang sedang
melaksanakan shalat, baik ketika berdiri, ruku‘, maupun sujudnya selalu berimpit
dengan arah yang menuju ke Ka’bah.

II.1.2 Metode Penentuan Arah Kiblat

Metode yang digunakan dalam menentukan arah kiblat mengalami


perkembangan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan alat yang
digunakan. Mulai dari alat sederhana seperti tongkat, kompas, hingga alat-alat modern
yang memiliki tingkat keakuratan cukup tinggi seperti theodolite. Bahkan kini
terdapat software khusus yang dengan mudah dapat digunakan untuk mengetahui arah
kiblat suatu tempat. Selain itu juga terdapat beberapa website yang dapat di akses
kapan saja.

2
2. 1. II. 1 Penentuan Arah Kiblat Secara Kasar dengan Tongkat

Untuk keperluan penentuan arah kiblat, yang biasa ditanyakan


adalah: bagaimana menentukan arah utara. Hal ini disebabkan informasi arah
kiblat yang biasa diberikan adalah relatif terhadap utara geografis (utara
sebenarnya, utara sejati, atau true north), bukan arah utara kompas. Arah utara
geografis digunakan sebagai acuan karena arah utara kompas bisa berubah-ubah
tiap tahun dan sangat dipengaruhi medan magnet sekitarnya.
Kutub utara magnet bumi juga tidak berhimpit dengan kutub utara
rotasi bumi. Kutub utara magnet ini dinamis dan bergeser setiap saat. Karena itu,
arah utara kompas tidak selalu menunjuk arah utara geografis. Sementara itu arah
utara geografis inilah yang dirujuk pada berbagai peta atau perhitungan arah
kiblat.

Cara pertama yang cukup mudah dan cepat adalah dengan mengandalkan asumsi
bahwa matahari bergerak dari timur ke barat (sebenarnya rotasi bumi menuju arah
sebaliknya).
 Ambil tongkat atau apa saja yang bisa ditegakkan di atas tanah. Pilih
permukaan yang rata dan datar (tidak miring). Usahakan mendirikan tongkat
tersebut setegak lurus mungkin. Tongkat dengan ujung kecil atau runcing
akan memberikan hasil yang lebih akurat.

3
 Beri tanda pada bayangan ujung tongkat. Misalnya dengan pensil, kapur atau
tancapan pin atau paku. Usahakan tandanya sekecil mungkin pada ujung
tongkat.
 Tunggu sekitar 10-15 menit. Bayangan akan sudah bergerak, namun tidak
terlalu jauh. Beri tanda pada bayangan ujung tongkat.
 Hubungkan tanda pertama dengan ke dua dengan garis lurus. Itulah arah
barat timur. Arah utara selatan dapat dibuat dengan garis yang tegak lurus
arah barat timur. Jika anda berdiri di atas garis barat timur dan tanda pertama
berada di sebelah kiri anda, maka anda sedang menghadap arah utara
geografis.

2. 1. II. 2 Penentuan Arah Kiblat Secara dengan Kompas

Bila arah Utara-Selatan, Timur-Barat dirasa kurang teliti maka kita


dapat menghitung sudut arah. Orang menamakan susut arah ini dengan
bermacam-macam istilah: Jurusan, Azimuth atau Bearing. Selanjutnya saya akan
memakai istilah Azimuth Cara menghitung Azimuth yang umum disepakati
adalah: Sudut dihitung mulai dari Utara searah jarum Jam. Sudut biasanya
dihitung dengan satuan derajat. Kita menandai arah Utara (North), Timur(East),
Selatan(South), Barat (West) dengan N, E, S, W

Berikut ini nilai Azimuth arah mata angin :

Azimut Azimut
h h
Arah
(deraja (gradia
t) n)

Utara (North) 0° 0g

Timur Laut
45° 50g
(North-East)

4
Timur (East) 90° 100g

Tenggara(Sout
135° 150g
h-East)

Selatan (South) 180° 200g

Barat Daya
225° 250g
(South-West)

Barat (West) 270° 300g

Barat
Laut(North- 315° 350g
West)

Satuan sudut dalam kompas umumnya derajat. Tetapi saya


menemukan kompas kiblat dengan satuan gradian. Bagaimana membedakan
Kompas dengan satuan derajat dan kompas dengan satuan gradian? Perhatikan :
Satu putaran untuk satuan derajat adalah 360 unit, sedangkan untuk skala gradian
satu putaran adalah 400 unit. Untuk jelasnya lihat gambar dibawah.

Ujung Jarum kompas selalu Menunjuk ke arah Utara dan ujung lain
menunjuk ke arah Selatan. Agar tidak tertukar biasanya ujung jarum kompas yang
menunjuk ke arah utara ditandai dengan warna merah.

Sesungguhnya jarum kompas tidak tepat benar menunjuk ke arah


utara. Utara sebenarnya kita sebut utara sejati (true North). Sedang utara
bohongan yang ditunjukan oleh jarum kompas disebut Utara Magnetik (Magnetic
North).Sudut Penyimpangan antara Utara sejati dan Utara Magnetik kita sebut
Deklinasi. Penyimpangan bertanda positif bila sudut penyimpangan ke arah timur,

5
sedang bila menyimpang ke arah barat bertanda negatif. Untuk jelasnya dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :

Kiri: Azimuth dengan skala derajat. Terdapat 360 derajat dalam 1 putaran.
Deklinasi negatif (ke arah Barat)

Kanan : Azimuth dengan skala gradian. Terdapat 400 gradian untuk 1 putaran.
Deklinasi positif (ke arah Timur)

Karena Kompas mengandung kesalahan bukan berarti kita tidak bisa


menentukan azimuth sejati dengan kompas. Jika besarnya deklinasi diketahui kita
dapat menentukan azimuth sejati. Repotnya besarnya deklinasi untuk berbagai
tempat di dunia tidaklah sama. Juga besarnya deklinasi tidak sama dengan
berjalannya waktu. Misalnya besarnya deklinasi hari ini di kota Bandung bisa
berbeda dengan deklinasi di kota Bandung 50 tahun yang lalu. Jadi sebaiknya
gunakan data deklinasi terbaru dan jangan lebih lama dari 5 tahun.

6
Theodolit adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut
horizontal (Horizontal Angle = HA) dan sudut vertikal (Vertical Angle = VA).
Alat ini banyak digunakan sebagai piranti pemetaan pada suvei gealogi (ilmu
pemetaan bumi). Dengan berpedoman pada posisi dan pergerakan benda-benda
langit seperti halnya matahari sebagai acuan atau dengan bantuan satelit-satelit
GPS maka theodolite akan menjadi alat yang dapat mengetahui arah hingga skala
detik busur (1/3600 derajat). 

Sebelum melakukan pengukuran arah kiblat dengan theodolite dan data


astronomis, maka yang harus dilakukan adalah : 
    Menentukan kota yang akan diukur arah kiblatnya
    Menyiapkan data lintang tempat dan bujur tempat
    Melakukan perhitungan arah kiblat untuk tempat yang hendak diukur. 
    Menyiapkan data astronomis pada hari atau tanggal pengukuran
    Membawa jam penunjuk waktu yang akurat
    Menyiapkan theodolite

Adapun langkah-langkah penentuannya adalah sebagai berikut :


 Pasang theodolite pada penyangganya
 Pastikan theodolite benar-benar datar
 Berilah tanda atau titik tempat berdirinya theodolite 
 Bidiklah matahari dengan theodolite
 Setelah dipastikan arah matahari sudah benar-benar pas, kuncilah
theodolite agar tidak bergerak
 Tekan tombol 0-set, agar angka pada layar (HA = horizontal angle)
menunjukkan angka 0
 Mencatat waktu ketika membidik matahari tsb jam berapa, sekaligus
mengkonversi waktu yang dipakai dengan GMT
 Melacak nilai deklinasi pada waktu hasil konversi tersebut dan nilai
equation of time pada saat matahari berkulminasi dari data ephemeris

7
 menghitung waktu meridian pass dengan rumus:
       MP        = ((105-bujur tempat):15)+12-e

 Menghitung sudut waktu


       to           =(MP-W)x 15
 Menghitung Azimuth matahari (Ao) dengan rumus :
       Cotg Ao = [((cos LT tan dek) : sin to)-(sin LT : tan to)]
 Arah kiblat (AK) dengan theodolite adalah :

 Jika Deklinasi Matahari positif dan pembidikan dilakukan sebelum


matahari berkulminasi maka AK = 360-Ao-Q
 Jika deklinasi matahari positif dan pembidikan dilakukan sesudah
matahari berkulminasi  maka AK = Ao-Q
 Jika Deklinasi Matahari negatif dan pembidikan dilakukan sebelum
matahari berkulminasi  maka AK = 360-(180-Ao)-Q
 Jika deklinasi matahari negatif dan pembidikan dilakukan setelah
matahari berkulminasi  maka AK= 180-Ao-Q

Selanjutnya, putar theodolite hingga angka di layar menampilkan angka tersebut


kemudian turunkan sasaran sekitar 5 meter dan berilah titik Q. Setelah itutarik
garis lurus dari titik dibawah theodolite sampai titik Q. Garis lurus tersebut
merupakan arah kiblat.

Contoh perhitungan arah kiblat semarang pada tanggal 23 Desember 2012 pukul
11.00 WIB dengan theodolite:
    Lokasi yang diukur: Semarang
    Lintang tempat    : 07 00'
    Bujur tempat    : 110 24'
    Arah kiblat    : Menggunakan bantuan kalkulator dengan rumus:
Tan Q  = tan lintang Mekkah x cos lintang tempat x cosec SBMD – sin lintang
Mekkah x cotan SBMD 
            = 650 29’28.07”
    Tanggal pengukuran    = 23 Desember 2012

8
    Waktu pembidikan     = 11.00
    Deklinasi matahari    
    Equation of time         =  00j 00m 52d
    Meridian pass            = ((105 – bujur tempat) : 15) + 12 – equation of time
((1050 – 1100 240) : 15)  + 12 – (-00j 00m 52d)))
       Meridian Pass              = 11j 39m 16d
    Sudut waktu = (MP – Waktu bidik) x 15 (11j 39m 16d – 09j 00m) x 15
       to                 = -90 23’00”
    Arah matahari waktu pembidikan dengan rumus 
Tan A                 = cos sudut waktu x sin lintang tempat :tandeklinasi– cos lintang
tempat : sin sudut waktu
       A                = -270 450 29.870

Menghitung arah matahari (A) dari titik utara atau selatan. Ketetapan utara atau
selatan tergantung plus (+) minus (-)  hasil perhitungan. Jika hasil perhitungan
plus (+), maka arah matahari terhitung dari titik utara. Sedangkan jika hasil
perhitungan minus (-), maka arah matahari terhitung dari titik selatan. Titik barat
dan timur tergantung pada waktu pengukurannya.Timur untuk pengukuran pagi
hari, dan barat untuk pengukuran sore hari. 

    Dalam menghitung azimuth matahari harus diperhatikan arah matahari (A),
apakah UT (Utara Timur), UB (Utara Barat), ST (Selatan Timur) atau SB
( Selatan Barat). Jika arah matahari 
1.    Utara Timur (A+), maka azhimuth matahari = arah matahari
2.    Utara Barat (A+), maka azhimuth matahari = 360 – A
3.    Selatan Timur (A-), maka azimuth matahari = 180 + A
4.    Selatan Barat (A-), maka azimuth matahari = 180 - A 
                                              Azimuth matahari = 180 + A = 152 14' 30.13"
( Selatan Timur)
    Menentukan utara sejati 
a.    Pengukuran pagi deklinasi Utara, Utara sejati         = 3600 – A ( hasil
pengukuran)
b.    Pengukuran sore dan deklinasi utara, Utara Sejati  = A ( hasil pengukuran)

9
c.    Pengukuran pagi dan deklinasi selatan, Utara sejati = 1800 + A ( hasil
pengukuran)
d.    Pengukuran sore dan deklinasi selatan, utara sejati  = 1800 – A ( hasil
pengukuran)

Karena pada tanggal 23 Desember Matahari berada di titik utara, dan pengukuran
dilakukan pada pagi hari maka  Utara sejati : 3600 – 270 450 29.870
                              = 3320 14’30.13”
    Azimuth kiblat = 3600 - 650 29’28.07”
                              = 2940 30’ 31.93” UTSB
    Arah kiblat dari Matahari : 3600 – azimuth matahari - kiblat UB
                              = 1420 16’ 01.8” searah jarum jam. 

Hasil arah matahari bernilai mutlak, apabila hasil perhitungan bertanda


positif.Maka arah matahari dihitung dari Utara (UT/UB).Dan bila bertanda
negatif, maka arah matahari dihitung dari titik selatan (ST/SB).Titik Barat dan
Timur tergantung pada waktu pengukuran.Timur untuk pengukuran pagi hari, dan
barat untuk pengukuran sore hari.

10
BAB III

PENUTUP

III. 1 KESIMPULAN

Penentuan arah kiblat dengan teodolit jika dikerjakan dengan baik akan
menghasilkan pengukuran yang sangat teliti dari pada menggunakan metode-metode
konvensional seperti tongkata dan kompas. Pada jenis teodolit tertentu tingkat
ketelitiannya adalah 5 detik busur dan bahkan ada yang 1 detik busur. Apalagi jika
didukung perhitungan dengan ketelitian yang lebih baik. Dalam tulisan ini dapat
dibandingkan perhitungan sudut arah kiblat kota Semarang.

III. 2 Saran

1. Perkembangan zaman yang cepat diharapkan dapat menggunakan metode penentuan


arah kiblat secara akurat.
2. Dalam pengukuran untuk penentuan arah kiblat dan untuk keperluan yang lain
diharapkan untuk dikerjakan dengan baik dan benar agar data yang diperoleh lebih
teliti

11
DAFTAR PUSTAKA

http://www.al-habib.info/arah-kiblat/cara-menentukan-arah-utara-matahari.htm

http://petabandung.net/kiblat/kompas.php

http://fidianurulmaulidah.blogspot.sg/2014/09/penentuan-arah-kiblat-dengan-
theodolit.html

12

Anda mungkin juga menyukai