BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perekonomian terbesar di Asia Tenggara saat ini dipegang oleh Indonesia. Disamping
itu, Indonesia juga memiliki pertumbuhan ekonomi digital tercepat. Bersamaan dengan
pandemi covid-19 perekonomian global berubah kepada tatanan ekonomi baru. Perekonomian
global mengalami percepatan teknologi digital yang dapat dimanfaatkan di berbagai
kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Angka 41,9% total transaksi ekonomi digital ASEAN,
menurut studi dari Google, Temasek, dan Bain & Co. adalah berasal dari Indonesia. Pada
tahun 2020, ekonomi digitan Indonesia mencapai USD 44 Miliar sesuai keterangan Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto. Hal ini menunjukkan bahwa
dibandingkan tahun 2019, tumbuh 11% dan memiliki kontribusi 9,5% terhadap PDB
Indonesia.
Beberapa faktor pendukung terciptanya peluang besar dalam ekonomi digital
Indonesia antara lain Indonesia adalah negara dengan penduduk produktif sejumlah 191 juta
(70,7%). Dari jumlah tersebut mayoritas adalah Generasi Z dan Generasi Milenial. Fakta lain
adalah jumlah user ponsel Indonesia sebanyak 345,3 juta dan pengguna internet sebesar
73,7%. Selama tahun 2020, trafik internet meningkat hingga 20%. Disamping itu, dari sisi
transaksi ekonomi digital, tercatat proyeksi sebesar USD 124 Milliar di tahun 2025. Dengan
besarnya potensi-potensi tersebut, pemanfaatan peluang pengembangan digitalisasi akan lebih
luas dilakukan oleh ilmuwan, pelaku usaha, pelajar peneliti, dan stakeholder yang
mengembangkan ekonomi digital. Target menjadi pemain yang berhasil di tingkat global akan
melengkapi target ekonomi digital Indonesia sebagai pasar asing. Selanjutnya, akses UMKM
menuju level yang lebih tinggi baik dari sisi market maupun pengelolaan usaha menjadi lebih
baik dengan memanfaatkan platform digital tersebut.
Roadmap Indonesia Digital 2021-2024 telah disusun oleh Pemerintah. Dengan
roadmap tersebut harapan terhadap peningkatan pertumbuhan PDB dan lapangan kerja baru
banyak tercipta sehingga dengan otomatis nilai tambah perekonomian semakin meningkat
terutama dari enabler technology. Namun demikian, tak lepas dari tantangan dalam
optimalisasi ekonomi digital yang harus menjadi perhatian dan diselesaikan antara lain
infrastruktur, SDM, literasi digital, regulasi yang harus menyesuaikan, dan iklim usaha yang
lebih kondusif.
PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa (AKAB) yang menaungi Grup Gojek. Grup Gojek
adalah perusahaan yang memiliki basis teknologi besar. Perusahan ini menyediakan layanan
mobile on-demand. Disamping itu, layanan pembayaran digital yang dimiliki oleh Gojek
adalah yang terdepan di Asia Tenggara. Pada Januari 2015, Aplikasi Gojek mulai dapat
digunakan oleh customer di Indonesia. Perkembangnnya sangat pesat sehingga menjadikan
Gojek sebagai platform mobile on-demand yang diperhitungkan di Asia Tenggara.
Pengembangan yang dilakukan Gojek selain transportasi dan pembayaran, antara lain,
pemesanan dan pengantaran makanan, logistik, dan variasi layanan on-demand lainnya juga
terdapat pada aplikasi Gojek. Operasional Gojek Group saat ini mencapai 204 kota di 5
negara di Asia Tenggara. Aplikasi Gojek telah digunakan oleh 155 juta pengguna sesuai data
yang dimiliki pada Juni 2019. Gojek memiliki 2 juta mitra driver, 60.000 layanan di Asia
Tenggara dan 400.000 merchants sebagai mitranya. Nadiem Makarim sebagai founder &
CEO Gojek termasuk dalam top 50 tokoh yang sukses membuat dampak di skala global.
Manajeman strategi yang dilakukan oleh PT. AKAB perlu digali dan dianalisa lebih
dalam mengingat perkembangan bisnis perusahaan startup ini yang berkembang sangat pesat
disamping mayoritas produknya diminati oleh bukan hanya masyarakat Indonesia namun di
Asia Tenggara. Visi, misi dan nilai-nilai strategis yang dikembangkan serta pendekatan
manajemen strategi apa yang dilaksanakan oleh PT. AKAB dapat menjadi bahasan yang
menarik untuk dijadikan diskusi. Faktor penentu keberhasilan perusahaan, apa beda PT.
AKAB dengan startup lainnya, atau sampai pada apa keterbatasan cakupan perusahaan perlu
dianalisa mendalam dengan menggunakan teori-teori manajemen strategi yang pernah ada.
B. RUMUSAN MASALAH
Memperhatikan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang menarik dibahas dan
dilakukan analisa pada makalah ini adalah:
1. Apa keistimewaan PT. AKAB (GoTo) dibandingkan dengan perusahaan startup lainnya?
2. Apa faktor penentu keberhasilan PT. AKAB (GoTo) dalam menjalankan bisnisnya
sehingga mampu menjadi perusahaan berskala global?
3. Strategi Manajemen Strategi unggulan apa yang dijalankan oleh PT. AKAB (GoTo)?
4. Apa kendala/tantangan terbesar yang dihadapi oleh PT. AKAB (GoTo) dan bagaimana
mengatasinya?
C. TUJUAN PENULISAN
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran:
1. Keistimewaan PT. AKAB (GoTo) dibandingkan dengan perusahaan startup lainnya.
2. Faktor penentu keberhasikan PT. AKAB (GoTo) dalam menjalankan bisnisnya.
3. Strategi Manajemen Strategi unggulan yang dijalankan oleh PT. AKAB (GoTo).
4. Kendala/tantangan terbesar dan cara mengatasi kendala tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
1. Salah satu keunggulan Gojek dibanding kompetitornya adalah Gojek merupakan pelopor
layanan ojek online dengan merek yang mudah diingat, brand image yang kuat dan
kualitas tata kelola yang unggul. Keuggulan yang lain adalah tersedianya perluasan
jumlah pengemudi yang juga akan meningkatkan variasi permintaan dan ide baru
customer terhadap layanan Gojek. Pada saat pesaingnya melakukan promosi dan
pemotongan harga untuk pengemudi dan pelanggan, Gojek melakukan upaya pemasaran
unik yang fokus pada jumlah armada dengan melakukan rekrutmen yang mudah dan
massif.
2. Kekuatan internal Gojek dapat dilihat dari segi layanan, marketing, personalia, distribusi,
dan manajemennya. Kekuatan internal yang paling dominan adalah manajemen layanan
yang baik sehingga dapat mencerminkan citra perusahaan di customer pengguna Gojek.
Selain itu, inovasi produk yang dilakukan Gojek secara berkesinambungan dan
memperluas koneksinya ke berbagai wilayah di Indonesia sampai ke luar negeri
menjadikan Gojek semakin kuat.
3. Faktor penentu keberhasilan PT. AKAB (GoTo) dalam menjalankan bisnisnya sehingga
mampu menjadi perusahaan berskala global adalah figure Pimpinan yang tidak birokratis.
Pimpinan yang memiliki karakter seorang entreprenur. Kepemimpinan yang sifatnya
membangun namun tetap terdesentraliasi dan memberikan kepercayaam kepada orang lain
akan menumbuhkan kemandirian sejalan dengan perkembangan organisasi yang sifatnya
tidak hirarkies. Dengan memberikan kepercayaan kepada karyawan Gojek maupun mitra,
akan memunculkan banyak ide, gagasan, dan kinerja baru yang inovatif. Figur Pimpinan
Gojek menghindari organisasi yang bersifat birokratis. Kebijakan Gojek relative lebih
longgar dibanding pesaingnya dan memberikan kesempatan mitra untuk berkembang.
Mentalitas kepemimpinan tersebut akan membawa perusahaan kepada karyawan/mitra
terbaik yang dapat bekerja secara mandiri.
4. Kendala terbesar yang dihadapi Gojek datang dari sistem internal perusahaan. Kebijakan
yang lebih longgar terhadap driver dibandingkan pesaingnya menjadikan adanya driver
“nakal” yang sering menolak penilaian performa maupun penggunaan aplikasi penentu
titik lokasi palsu. Hal ini mempengaruhi risiko reputasi yang merupakan faktor pentinng
dalam keberlangsungan layanan Gojek. Namun demikian, Gojek mengatasi kendala ini
dengan memberikan layanan pengaduan 24 jam dan secara berkesinambungan
memperbaiki sistem keamanan dari aplikasi Gojek.
B. SARAN
1. Keberhasilan Gojek sebagai platform digital diharapkan mampu mendorong keterlibatan
UMKM lokal terutama produsen dalam platform digital. Diharapkan akan lebih banyak
UMKM yang dapat memanfaatkan platform digital, karena hal tersebut sejalan dan akan
menguatkan pelaksanaan program prioritas pemerintah untuk lebih mendorong
pengembangan sektor ekonomi digital ke depan.
2. Gojek telah menjadi decacron saat ini. Manajemen yang dilaksanakan saat ini membawa
Gojek terus berkembang dan menjadi semakin besar. Namun, tidak boleh lalai dan lupa
bahwa Gojek merupakan karya anak bangsa yang menjadi salah satu brand image dari
PT. AKAB sehingga kendali atas perusahaan baik dari sisi kepemilikan maupun
kepengurusan wajib menjadi milik anak bangsa. Keterlibatan pihak asing dalam Gojek
seharusnya menjadi perhitungan jajaran manajemen maupun pemilik untuk tetap terjaga
proporsinya dengan anak bangsa.
3. Penetrasi pasar dapat dilakukan dengan pengembangan keamanan sistem Gojek agar
customer tidak dirugikan oleh kesalahan pada aplikasi, perluasan mitigasi risiko dengan
melakukan diskusi dengan Pemerintah terkait landasan hukum untuk ojek dan sosialisasi
yang lebih gencar kepada konsumen terkait pengembangan produk Gojek.
DAFTAR PUSTAKA
Yunita, Vicky Brama Kumbara, Ronni Andri Wijaya (2020), Analisis Strategi Pemasaran pada
PT Gojek Indonesia, Jurnal Ilmu Manajemen Terapan, Vol. 1 6 Juli 2020.
Haq., H, Saori S., Marbun, M. (2017), Analisis Teori Strategi Generik Porter untuk
Meningkatkan Daya Saing Perusahaan, Ciritical Review Universitas Padjajaran.
Kotler. P., & Keller, K.L (2012), Marketing Management Fourteenth Edition. Boston : Prentice
Hall.
Anggie Kusuma (2020), Implementasi Sistem Manajemen Basis Data PT AKAB (Gojek),
Universitas Mercubuana.
https://pressrelease.kontan.co.id/release/bersama-enam-kementerian-lembaga-gojek-gelar-
seminar-gojek-wirausaha-gerakanonlinenusantara?page=2
https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/3433/menko-airlangga-pengembangan-ekonomi-digital-
di-indonesia-tidak-hanya-target-pasar-tapi-harus-jadi-pemain-global