Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN STRATEGI

Studi Literatur pada PT. APLIKASI KARYA ANAK BANGSA

MEYLA PRIMA SUSILAWATI


NIM. 2161101034

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS


AHMAD DAHLAN
November 2021

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perekonomian terbesar di Asia Tenggara saat ini dipegang oleh Indonesia. Disamping
itu, Indonesia juga memiliki pertumbuhan ekonomi digital tercepat. Bersamaan dengan
pandemi covid-19 perekonomian global berubah kepada tatanan ekonomi baru. Perekonomian
global mengalami percepatan teknologi digital yang dapat dimanfaatkan di berbagai
kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Angka 41,9% total transaksi ekonomi digital ASEAN,
menurut studi dari Google, Temasek, dan Bain & Co. adalah berasal dari Indonesia. Pada
tahun 2020, ekonomi digitan Indonesia mencapai USD 44 Miliar sesuai keterangan Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto. Hal ini menunjukkan bahwa
dibandingkan tahun 2019, tumbuh 11% dan memiliki kontribusi 9,5% terhadap PDB
Indonesia.
Beberapa faktor pendukung terciptanya peluang besar dalam ekonomi digital
Indonesia antara lain Indonesia adalah negara dengan penduduk produktif sejumlah 191 juta
(70,7%). Dari jumlah tersebut mayoritas adalah Generasi Z dan Generasi Milenial. Fakta lain
adalah jumlah user ponsel Indonesia sebanyak 345,3 juta dan pengguna internet sebesar
73,7%. Selama tahun 2020, trafik internet meningkat hingga 20%. Disamping itu, dari sisi
transaksi ekonomi digital, tercatat proyeksi sebesar USD 124 Milliar di tahun 2025. Dengan
besarnya potensi-potensi tersebut, pemanfaatan peluang pengembangan digitalisasi akan lebih
luas dilakukan oleh ilmuwan, pelaku usaha, pelajar peneliti, dan stakeholder yang
mengembangkan ekonomi digital. Target menjadi pemain yang berhasil di tingkat global akan
melengkapi target ekonomi digital Indonesia sebagai pasar asing. Selanjutnya, akses UMKM
menuju level yang lebih tinggi baik dari sisi market maupun pengelolaan usaha menjadi lebih
baik dengan memanfaatkan platform digital tersebut.
Roadmap Indonesia Digital 2021-2024 telah disusun oleh Pemerintah. Dengan
roadmap tersebut harapan terhadap peningkatan pertumbuhan PDB dan lapangan kerja baru
banyak tercipta sehingga dengan otomatis nilai tambah perekonomian semakin meningkat
terutama dari enabler technology. Namun demikian, tak lepas dari tantangan dalam
optimalisasi ekonomi digital yang harus menjadi perhatian dan diselesaikan antara lain
infrastruktur, SDM, literasi digital, regulasi yang harus menyesuaikan, dan iklim usaha yang
lebih kondusif.
PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa (AKAB) yang menaungi Grup Gojek. Grup Gojek
adalah perusahaan yang memiliki basis teknologi besar. Perusahan ini menyediakan layanan
mobile on-demand. Disamping itu, layanan pembayaran digital yang dimiliki oleh Gojek
adalah yang terdepan di Asia Tenggara. Pada Januari 2015, Aplikasi Gojek mulai dapat
digunakan oleh customer di Indonesia. Perkembangnnya sangat pesat sehingga menjadikan
Gojek sebagai platform mobile on-demand yang diperhitungkan di Asia Tenggara.
Pengembangan yang dilakukan Gojek selain transportasi dan pembayaran, antara lain,
pemesanan dan pengantaran makanan, logistik, dan variasi layanan on-demand lainnya juga
terdapat pada aplikasi Gojek. Operasional Gojek Group saat ini mencapai 204 kota di 5
negara di Asia Tenggara. Aplikasi Gojek telah digunakan oleh 155 juta pengguna sesuai data
yang dimiliki pada Juni 2019. Gojek memiliki 2 juta mitra driver, 60.000 layanan di Asia
Tenggara dan 400.000 merchants sebagai mitranya. Nadiem Makarim sebagai founder &
CEO Gojek termasuk dalam top 50 tokoh yang sukses membuat dampak di skala global.
Manajeman strategi yang dilakukan oleh PT. AKAB perlu digali dan dianalisa lebih
dalam mengingat perkembangan bisnis perusahaan startup ini yang berkembang sangat pesat
disamping mayoritas produknya diminati oleh bukan hanya masyarakat Indonesia namun di
Asia Tenggara. Visi, misi dan nilai-nilai strategis yang dikembangkan serta pendekatan
manajemen strategi apa yang dilaksanakan oleh PT. AKAB dapat menjadi bahasan yang
menarik untuk dijadikan diskusi. Faktor penentu keberhasilan perusahaan, apa beda PT.
AKAB dengan startup lainnya, atau sampai pada apa keterbatasan cakupan perusahaan perlu
dianalisa mendalam dengan menggunakan teori-teori manajemen strategi yang pernah ada.
B. RUMUSAN MASALAH
Memperhatikan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang menarik dibahas dan
dilakukan analisa pada makalah ini adalah:
1. Apa keistimewaan PT. AKAB (GoTo) dibandingkan dengan perusahaan startup lainnya?
2. Apa faktor penentu keberhasilan PT. AKAB (GoTo) dalam menjalankan bisnisnya
sehingga mampu menjadi perusahaan berskala global?
3. Strategi Manajemen Strategi unggulan apa yang dijalankan oleh PT. AKAB (GoTo)?
4. Apa kendala/tantangan terbesar yang dihadapi oleh PT. AKAB (GoTo) dan bagaimana
mengatasinya?

C. TUJUAN PENULISAN
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran:
1. Keistimewaan PT. AKAB (GoTo) dibandingkan dengan perusahaan startup lainnya.
2. Faktor penentu keberhasikan PT. AKAB (GoTo) dalam menjalankan bisnisnya.
3. Strategi Manajemen Strategi unggulan yang dijalankan oleh PT. AKAB (GoTo).
4. Kendala/tantangan terbesar dan cara mengatasi kendala tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH DAN CAKUPAN BISNIS PT. AKAB (GoTo)


Pada tahun 2010, PT AKAB berdiri dengan nama PT Gojek Indonesia. Pendiri
sekaligus CEO dan Managing Director Nadiem Makarim mendirikan Gojek bersama dengan
Michaelangelo Maron. Awalnya Gojek menjalankan usaha layanan transportasi online.
Nadiem mendirikan Gojek berawal dari pengalaman pribadi Nadiem pada kemacetan di
Jakarta. Namun, ojek pangkalan memiliki harga yang harus ditawar dan tidak transparan.
Disamping itu, ojek pangkalan tidak dapat ditemukan di sembarang lokasi hanya terdapat di
Titik-titik tertentu saja. Hal tersebut memberikan ide kepada Nadiem untuk mengatasi
masalah keandalan yang dihadapi oleh ojek pangkalan. Ide untuk mendapatkan transportasi
yang cepat, murah dan pengembangan pengantaran barang menjadi ide utama dalam pendirian
PT Gojek. Ojek pangkalan konvensional harus bertransformasi menjadi layanan yang mudah
dan menarik dengan memanfaatkan pengetahuan dan kemajuan teknologi. Secara teknologi,
Gojek menggunakan aplikasi yang memanfaatkan fungsi database sebagai penyimpan data
transaksi, data lokasi dan data lainnya yang disusun menjadi layanan berbasis aplikasi yang
mudah digunakan karena dapat di-download secara mudah di handphone.
B. MISI, VISI DAN NILAI STRATEGIS PT. AKAB
Membangun sesuatu bermanfaat dengan menggunakan teknologi untuk memberi
dampak sosial positif merupakan visi Gojek saat ini. Gojek merupakan pioneer platform multi
sided dalam hal menyelesaikan kendala yang ada antara customer dan mitra Gojek. Platform
multi sisi (multi sided) memungkinkan bagi jutaan user dapat memanfaatkan layanan.
Platform tersebut memungkinkan pengusaha berinteraksi dengan customer, mempermudah
akses layanan keuangan dan dapat meningkatkan pendapatan. Sedangkan pemanfaatan
tehnologi dalam rangka mengatasi kendala sehari-hari customer, driver, dan penjual melalui
kemitraan strategis dengan pemilik teknologi di level global merupakan misi dari Gojek.
Dengan perluasan visi Gojek ke lebih banyak negara, perusahaan startup ini mampu
menjadikan Indonesia sebagai pusat inovasi teknologi besar di level regional. Terdapat 3
faktor yang menjadikan Gojek sebagai decacorn, yaitu pendanaan, pengembangan produk dan
inovasi layanan yang terus menerus serta skalabilitas yang terbentuk. Misi Gojek yang ingin
memberikan solusi dalam permasalahan sosial, mampu menjadikan Gojek sebagai salah satu
Companies That Change the World peringkat 17. Dengan menggunakan layanan on-demand,
UMKM dapat meningkatkan pendapatan setelah menjadi mitra Gojek. Driver ojek
konvensional yang bergabung dapat memanfaatkan fasilitas yang disediakan antara lain
fasilitas kesehatan, pelatihan keselamatan, asuransi dan layanan keuangan mikro.
C. EKSPANSI DAN PENGEMBANGAN BISNIS PT. AKAB
Ekspansi Gojek sampai pada level internasional. Gojek merupakan salah satu dari 19
decacorn di dunia. Valuasi Gojek mencapai USD10 miliar. Gojek telah bertransformasi
sebagai aplikasi besar yang menyediakan lebih dari 20 layanan dari transportasisampai
pembayaran digital. Gojek merupakan decacorn yang pertama kali memiliki pengembangan
tercepat di Indonesia dengan model bisnis on-demand bahkan di Asia Tenggara. Aplikasi
Gojek menjadikan perusahaan sebagai pemilik teknologi transaksional consumer terbesar
berbasis GTV (gross transaction value). Operasi Gojek didasarkan pada 3 pilar, yaitu:
kecepatan, inovasi, dan dampak sosial. 
D. STRATEGI PT AKAB
Riset yang mengangkat Gojek sebagai salah satu Companies That Change the World
menuntut Gojek untuk dapat bekerjasama dengan banyak pihak yang independen. Disamping
itu, terdapat 3 penilaian yang harus dipenuhi perusahaan untuk masuk ke dalam daftar
tersebut, yaitu dampak sosial yang dapat diukur, nilai bisnis perusahaan, dan level inovasi
yang mampu menjadikan perusahaan lain menjadi follower sehingga memiliki dampak sosial
yang sama.
Nadiem merupakan pendiri yang paling dominan, tetapi Nadiem mengaku tidak dapat
bekerja sendiri. Dia memerlukan partner lain yaitu temannya Michaelangelo Moran dan
Kevin Aluwi. Michaelangelo Moran memiliki peran sebagai direktur brand Gojek. Moran
memiliki background pendidikan bidang Art and New Media di California. Dia juga pernah
mendapatkan pendidikan manajemen di Boston University. Sedangkan Kevin Aluwi,
merupakan lulusan University of Southern California (USC). Di Gojek dia memiliki peran
sebagai pengembang produk-produk dan teknologi Gojek. Kevin memiliki background
pendidikan sebagai pengolah data dan business intelligence. Dengan peran Kevin, Gojek data
skema harga, pendapatan mitra pengemudi, dan strategi retensi pelanggan sebagai acuan
strategis dalam pengembangan bisnis Gojek. Kevin juga ahli data science yang mampu
menjadikan Gojek sebagai salah satu perusahaan yang memiliki tingkat inovasi yang tinggi.
Nadiem pernah melalui pendidikan di Harvard Business School. Hal ini menjadikan
seorang Nadiem memiliki wawasan luas tentang bisnis startup. Disamping itu, Nadiem
memiliki pengalaman bekerja di Zalora. Nadiem melakukan penelitian dan analisa terhadap
beberapa persoalan yang dominan menyulitkan masyarakat, salah satunya adalah
permasalahan transportasi. Nadiem memiliki tekad untuk dapat membantu memberikan solusi
terbaik dan terjangkau terhadap permasalahan tersebut. Visi dan misi Nadiem inilah yang
menjadi pembeda dengan para pelaku usaha startup lainnya.
Pada saat awal Nadiem mendirikan Gojek, hanya memiliki 15 karyawan dan 450 mitra
driver. Namun kemudian Nadiem berhasil menjadikan dirinya sebagai entreprenur yaitu
paham dalam rencana pengembangan diri sehingga Nadiem dapat mengetahui saat yang tepat
untuk bekerja dan belajar dari pengalaman pekerjaanya dan saat yang tepat untuk memulai
usaha sendiri. Salah satu penerapan manajemen strategis yang dijalankan Nadiem dari sisi
kepemimpinan adalah kepemimpinan yang terdesentraliasi, bersikap membangun, dan
memberikan kepercayaam kepada pegawai/mitra akan menumbuhkan kemandirian. Pendapat
ini tercermin dengan budaya kerja yang diterapkan oleh Nadiem yaitu kepemimpinan yang
tidak hirarkies terutama dalam rangka pengembangan perusahaan. Komunikasi cair dan
kepercayaan yang diberikan kepada karyawan Gojek maupun mitra, mendatangkan banyak
ide dan gagasan serta kinerja yang mengarah pada pembaharuan dan inovasi yang
berkesinambungan. Nadiem menjadikan Gojek sebagai organisasi yang jauh dari kata
birokratis. Nadiem menciptakan budaya kerja longgar dengan tujuan agar kesempatan
mengembangkan diri sebagai mitra Gojek mencapai level optimal.
Mentalitas kepemimpinan dapat menentukan sejauh mana karyawan dan mitra menjadi
personal terbaik yang bekerja secara mandiri. Pendekatan manajemen tim yang dilakukan oleh
Nadiem merupakan hasil pengalaman yang bersangkutan dalam melihat terkait semakin besar
suatu perusahaan, semakin birokratis manajemen yang dilakukan oleh perusahaan sehingga
mekanisme pengendalian semakin ketat dan cenderung berlebihan. Hal ini merupakan
cerminan tindakan yang didsarkan atas kepemimpinan perusahaan yang memiliki
kekhawatiran ketika perusahan tumbuh dan berkembang semakin besar, maka potensi
kehilangan kendali juga akan semakin besar. 
Target sasaran awal layanan Gojek adalah pada generasi milenial kota yang mayoritas
akrab dengan gadget dan teknologi smartphone. Hal ini memudahkan pembentukan brand
Gojek yang dapat mewakili kebutuhan kemudahan akses yang dikehendaki generasi milenial
seiring dengan semakin kuatnya teknologi digital sebagai general purpose technology (GPT).
Teknologi digital ini juga memikili manfaat yang maksimal dalam teknologi informasi dan
komunikasi (ICT). Milenial beraktivitas bersama media sosial dan layanan digital untuk
berbagai keperluan sejalan dengan fungsinya sebagai digital native. Pelanggan awal yang
dijadikan target oleh Gojek adalah warga perkotaan. Aplikasi Gojek berhubungan dengan
dukungan infrastruktur ICT seperti internet yang peluangnya lebih besar di kawasan
perkotaan jika dibandingkan dengan kawasan lainnya. Demikian juga dengan kemacetan yang
merupakan permasalahan yang ada di perkotaan sehingga moda transportasi cepat dan murah
menjadi kebutuhan yang tidak terelakkan lagi. Sementara moda transportasi di perkotaan
seringkali memerlukan perpindahan antar moda untuk sampai ke tujuan. Hal inilah yang
dimanfaatkan oleh Gojek untuk dapat memberikan solusi. Dengan menggunakan Gojek dapat
menjadikan perjalanan lebih sederhana dengan biaya murah sehingga layanan Gojek menjadi
primadona bagi pelanggan.  
Selain Gojek memberikan solusi pada customer, Gojek juga memberikan nilai lebih
kepada driver sehingga pengemudi merasa dapat memaksimalkan penggunaan kendaraan
dengan memperbanyak jumlah penumpang jika dibandingkan saat menjadi ojek pangkalan.
Penumpang tidak terbatas pada lokasi tertentu, tetapi dapat dijemput dari mana saja dan
diantarkan ke mana saja karena tidak terapat penentuan rute. Di samping itu, perluasan
penggunaan kendaraan bukan hanya sebagai pengangkut penumpang, namun driver juga
dapat mengantar barang atau melakukan pemesanan makanan untuk pelanggan.
Kelebihan yang didapat pelanggan dari penggunaan aplikasi Gojek juga terletak pada
transparansi dan tata kelola. Dari sisi harga, perhitungan harga layanan dilakukan secara
transparan sehingga dapat dipahami perhitungannya baik oleh driver maupun customer. Harga
Gojek dapat dihitung lebih murah dan efisien jika dibandingkan dengan transportasi lain yang
menuntut customer untuk berpindah pindah. Pesaing Gojek hanya taksi jika dilihat dari
efisiensi. Namun dari sisi harga dan kecepatan, Gojek lebih unggul dibandingkan taksi. Jika
dibandingkan dengan ojek pangkalan, layanan Gojek lebih unggul dari sisi harga sehingga
tidak perlu ada tawar menawar harga dan customer dapat memastikan harga ojek yang
ditumpanginya. 
Masyarakat Indonesia mencapai 260juta dengan 55% penduduk berusia kurang dari 30
tahun. Salah satu strategi Nadiem yang memudahkan Gojek menghadapi kompetitornya
adalah dengan menjadikan aplikasi Gojek yang mudah, tidak banyak syarat ketentuan dan
sifatnya user friendly. Disamping itu, karena driver adalah salah satu sumber keberlangsungan
Gojek yaitu fungsi driver bukan saja sebagai pemberi layanan namun juga dapat berfungsi
sebagai penyambung ide dan permintaan customer terhadap layanan Gojek. Sementara
pesaingnya melakukan promosi dan pemotongan harga untuk driver dan customer, Gojek
melakukan pemasaran unik yang terfokus pada jumlah armada dengan membuat proses
rekrutmen yang relative mudah dan massif. Hal ini yang menjadi pembeda dibanding
pesaingnya yang men-treatment driver sebagai pemilik kontrak yang independen. Namun
demikian, tidak dipungkiri hal ini juga merupakan kendala bagi Gojek. Beberapa kendala
yaitu adanya driver Gojek yang “Nakal”, penolakan driver terhadap sistem penilaian
performa, termasuk aplikasi error di jam-jam sibuk dan pengamanan sistem operasionl
android merupakan sistem yang mudah dimodifikasi dan memiliki banyak celah keamanan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Salah satu keunggulan Gojek dibanding kompetitornya adalah Gojek merupakan pelopor
layanan ojek online dengan merek yang mudah diingat, brand image yang kuat dan
kualitas tata kelola yang unggul. Keuggulan yang lain adalah tersedianya perluasan
jumlah pengemudi yang juga akan meningkatkan variasi permintaan dan ide baru
customer terhadap layanan Gojek. Pada saat pesaingnya melakukan promosi dan
pemotongan harga untuk pengemudi dan pelanggan, Gojek melakukan upaya pemasaran
unik yang fokus pada jumlah armada dengan melakukan rekrutmen yang mudah dan
massif.
2. Kekuatan internal Gojek dapat dilihat dari segi layanan, marketing, personalia, distribusi,
dan manajemennya. Kekuatan internal yang paling dominan adalah manajemen layanan
yang baik sehingga dapat mencerminkan citra perusahaan di customer pengguna Gojek.
Selain itu, inovasi produk yang dilakukan Gojek secara berkesinambungan dan
memperluas koneksinya ke berbagai wilayah di Indonesia sampai ke luar negeri
menjadikan Gojek semakin kuat.
3. Faktor penentu keberhasilan PT. AKAB (GoTo) dalam menjalankan bisnisnya sehingga
mampu menjadi perusahaan berskala global adalah figure Pimpinan yang tidak birokratis.
Pimpinan yang memiliki karakter seorang entreprenur. Kepemimpinan yang sifatnya
membangun namun tetap terdesentraliasi dan memberikan kepercayaam kepada orang lain
akan menumbuhkan kemandirian sejalan dengan perkembangan organisasi yang sifatnya
tidak hirarkies. Dengan memberikan kepercayaan kepada karyawan Gojek maupun mitra,
akan memunculkan banyak ide, gagasan, dan kinerja baru yang inovatif. Figur Pimpinan
Gojek menghindari organisasi yang bersifat birokratis. Kebijakan Gojek relative lebih
longgar dibanding pesaingnya dan memberikan kesempatan mitra untuk berkembang.
Mentalitas kepemimpinan tersebut akan membawa perusahaan kepada karyawan/mitra
terbaik yang dapat bekerja secara mandiri.
4. Kendala terbesar yang dihadapi Gojek datang dari sistem internal perusahaan. Kebijakan
yang lebih longgar terhadap driver dibandingkan pesaingnya menjadikan adanya driver
“nakal” yang sering menolak penilaian performa maupun penggunaan aplikasi penentu
titik lokasi palsu. Hal ini mempengaruhi risiko reputasi yang merupakan faktor pentinng
dalam keberlangsungan layanan Gojek. Namun demikian, Gojek mengatasi kendala ini
dengan memberikan layanan pengaduan 24 jam dan secara berkesinambungan
memperbaiki sistem keamanan dari aplikasi Gojek.
B. SARAN
1. Keberhasilan Gojek sebagai platform digital diharapkan mampu mendorong keterlibatan
UMKM lokal terutama produsen dalam platform digital. Diharapkan akan lebih banyak
UMKM yang dapat memanfaatkan platform digital, karena hal tersebut sejalan dan akan
menguatkan pelaksanaan program prioritas pemerintah untuk lebih mendorong
pengembangan sektor ekonomi digital ke depan.
2. Gojek telah menjadi decacron saat ini. Manajemen yang dilaksanakan saat ini membawa
Gojek terus berkembang dan menjadi semakin besar. Namun, tidak boleh lalai dan lupa
bahwa Gojek merupakan karya anak bangsa yang menjadi salah satu brand image dari
PT. AKAB sehingga kendali atas perusahaan baik dari sisi kepemilikan maupun
kepengurusan wajib menjadi milik anak bangsa. Keterlibatan pihak asing dalam Gojek
seharusnya menjadi perhitungan jajaran manajemen maupun pemilik untuk tetap terjaga
proporsinya dengan anak bangsa.
3. Penetrasi pasar dapat dilakukan dengan pengembangan keamanan sistem Gojek agar
customer tidak dirugikan oleh kesalahan pada aplikasi, perluasan mitigasi risiko dengan
melakukan diskusi dengan Pemerintah terkait landasan hukum untuk ojek dan sosialisasi
yang lebih gencar kepada konsumen terkait pengembangan produk Gojek.
DAFTAR PUSTAKA

Yunita, Vicky Brama Kumbara, Ronni Andri Wijaya (2020), Analisis Strategi Pemasaran pada
PT Gojek Indonesia, Jurnal Ilmu Manajemen Terapan, Vol. 1 6 Juli 2020.

Haq., H, Saori S., Marbun, M. (2017), Analisis Teori Strategi Generik Porter untuk
Meningkatkan Daya Saing Perusahaan, Ciritical Review Universitas Padjajaran.

Kotler. P., & Keller, K.L (2012), Marketing Management Fourteenth Edition. Boston : Prentice
Hall.

Anggie Kusuma (2020), Implementasi Sistem Manajemen Basis Data PT AKAB (Gojek),
Universitas Mercubuana.

https://pressrelease.kontan.co.id/release/bersama-enam-kementerian-lembaga-gojek-gelar-
seminar-gojek-wirausaha-gerakanonlinenusantara?page=2

https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/3433/menko-airlangga-pengembangan-ekonomi-digital-
di-indonesia-tidak-hanya-target-pasar-tapi-harus-jadi-pemain-global

Anda mungkin juga menyukai