Anda di halaman 1dari 5

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HISPRUNG


STUDY KASUS
Seorang anak M (pr) berusia 1 bulan dibawa ibunya ke rumah sakit pada tanggal 2 Juni 2008 dikarenakan
perutnya kembung dan tidak bisa BAB.  Setelah mendapatkan pelayanan dari rumah sakit, ibumengatakan,
anaknya baru bisa BAB jika diberi obat lewat dubur, anaknya sudah tidak muntah dan sudah bisa BAB, jadi
sudah sembuh, mestinya boleh pulang, ibu bingung karena dokter umum membolehkan pulang dan rawat jalan
tapi dokter spesialis anak belum boleh karena sekalian mau di operasi.
3.1 Pengkajian

1. Biodata

      Data bayi


Nama               : By. M
Jenis kelamin   : perempuan
Tanggal Lahir : 8 Mei 2008
Tanggal MRS  : 2 juni 2008
BB/PB             : 2900 g/ 54cm
Dx medis                     : hirsprung
Pengkajian       : 9 Juni
 
Data Ibu
Nama               : Ny. K
Pekerjaan                     : Tidak kerja
Pendidikan      : SLTA
Alamat                        : Kedinding Tenagh SBY
Nama ayah      : Tn T
Pekerjaan                     : PT PAL
Pendidikan      : SLTA

1. Keluhan utama

tidak bisa BAB sehingga perut anak besar sehingga tidak mau makan dan minum

1. Riwayat penyakit sekarang

Kembung, pasien muntah setelah minum susu, muntah berupa susu yang diminum, muntah sejak 3 hari yang
lalu.

1. Riwayat penyakit sebelumnya

Lahir spontan ditolong dokter, langsung boleh pulang, tidak ada kelainan.

1. Riwayat kesehatan keluarga

Tidak ada saudara yang sakit seperti ananknya

1. Pemeriksaan fisik

a)      Tanda-tanda vital


Tekanan darah: 90/60mm/hg
Denyut nadi         : 114/menit
Suhu tubuh           : 36,5
RR                                    : 40/menit
b)       Pemeriksaan persistem
B1 reathing          : normal
B2 Blood             : normal
B3 Brain               : normal
B4 Bladder          : normal
B5 Bowel : kembung, bising usus 10x/ menit, muntah, peningkatan
    nyeri  abdomen
B6 Bone               : normal
7.  Data Tambahan :
a. Radiologi :
- Torax foto (2-6-08):
 Cor : besar & bentuk kesan normal
 Pulmo : tidak tampak infiltrat, sinus phrenicocostalis D.S tajam
 Thymus : positif
 Kesimpulan : foto torax tidak tampak kelainan
- Baby gram (2-6-08):
 Dilatasi dan peningkatan gas usus halus dan usus besar
- BOF (2-6-08)
Dilatasi dan peningkatan gas usus halus dan usus besar (menyokong gambaran Hirsprung Disease
- Colon in loop (5-6-08):
Tampak pelebaran rectosigmoid
Tampak area aganglionik di rectum dengan jarak ± 1,5 cm dari anal dengan daerah   hipoganglionik diatasnya.
Tampak bagian sigmoid lebih besar dari rectum.
Kesimpulan : Sesuai gambaran Hirschprung Diseases
 
b. Laboratorium :
  Tanggal 2-6-08 :
  Glukosa       : 80 mg/dl                    ( 70 -110)   WBC 7 × 103 /uL             (4,7-11,3)
  SC               : 0.5 mg/dl                   ( 0.6-1,1 )   HGB 10,8 g/dl                             (11,4-15,1)
  BUN                       : 4 mg/dl                      ( 5 - 23 )    RBC 3,33 × 106/uL                      (4 -5)
  Albumin      : 4,1 g/dl                      ( 3,8 -5,4)   HCT 33,7 %                                 (38 - 42)
  K                 : 3,87 mmol/L  ( 3,6 - 5,5)  PLT 327 × 103                              (142 - 424)
  Na               : 137,8 mmol/L            (13 -155 ) 
  Ca               : 10 mg/dl                    (8,1 - 10,4)
  Tanggal 9-6-2008:
  CRP: negative (<6 mg/dl)
Glukosa: 80 mg/dl
Analisis Data
 
No DATA ETIOLOGI MASALAH
1 S: Ibu; Aganglionisis parasimpatikus Konstipasi
  -Anaknya baru bisa BAB jika diberi ↓  
  obat lwat dubur. Mesenterikus  
  -BAB 1-2×/hr, konsisitensi lembek, ↓  
  berwarna kuning. Daya dorong lemah  
    ↓  
  O: Feses tidak bisa keluar  
  -  Tampak distensi abdomen. ↓  
  -  Lingkar abdomen 39 cm. Konstipasi  
  -  Bising usus 10×/mnt    
2 S: Ibu;    
  - Jika tidak bisa BAB, perut anaknya    
  membesar sehingga malas minum    
  ASI/PASI.    
       
  O: Konstipasi PK: Enterokolitis
  - Tidak ada ada (muntah, iritabel, ↓  
  peningkatan nyeri tekan abdomen) Pertumbuhan bakteri dalam kolon  
  - Tampak distensi abdomen. meningkat  
  - Lingkar abdomen 39 cm. ↓  
  - Suhu aksila 36,5°C Enterokolitis  
  - WBC 7×10 /uL    
  - CRP < 6    
       
  S:    
3 - Ibu mengatakan, kondisi anaknya    
  sudah tidak muntah dan sudah bisa    
BAB, jadi sudah sembuh, mestinya    
boleh pulang.    
 
- Ibu mengatakan, saya bingung    
karena dokter satu membolehkan    
pulang dan rawat jalan tapi dokter    
satunya belum boleh karena sekalian    
mau dioperasi.    
     
     
O:    
- Wajah tampak kusut    
- Kurang perhatian (rambut dan baju    
acak-acakan) Kurang pengetahuan tentang penyakit  
- Interaksi dengan Ibu-Ibu lain dan terapu yang diprogramkan Cemas orang tua
kurang.  (Ibu)
- Afek datar
- Emosi rendah
- Tidak ada diaforesis
- T = 130/80
- N = 80×/mnt
- RR = 20 ×/mnt
 
3.2 Diagnosa dan Intervensi
 
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1 Konstipasi Tujuan: konstipasi dapat 1. Berikan microlac  
berhubungan teratasi dala 4 × 24 jam rectal tiap hari  
dengan Kriteria hasil:
aganglionisis 1.  BAB teratur 3-4 ×/hr   1. Untuk
parasimpatis 2.  Konsisitensi lembek mangetahui
area rektum 3.  Distensi abdomen kondisi usus
1. Berikan ASI
  berkurang melalui feses
4.  Lingkar abdomen berkurang
   
   
 
 

1. Observasi bising
usus, distensi
abdomen, lingkar
abdomen
2. Observasi frekuensi
dan karakteristik
feses tiap BAB
3. Membantu
memperlancar
defekasi
4. Untuk melunakkan
feses denagn
menambah intake
cairan
5. Mengetahui
peristaltic usus

2 Enterokolitis Tujuan: tidak terjadi 1. Berikan ASI 1. Melunakkan


berhubungan enterokolitis selama perawatan. feses
dengan stagnasi Kriteria Hasil:   2. Menghindari
dan akumulasi 1.  BAB teratur 3-4x/hari terjadinya
feses dalam 2.  Distensi abdomen infeksi baru
1. Observasi suhu
kolon. berkurang
axila, hindari
3.  Lingkar abdomen berkurang  
mengukur suhu
4.  Tidak diare
lewat rectal
5.  Suhu axila 36,5-37,5o C
2. Jelaskan gejala dan
6.  WBC 5-10 x 10/uL
  tanda enterokolitis
3. Berikan antibiotic 1. Menambah
sesuai stadium pengetahuan
enterokolitis yang keluarga
diberikan tidak
lewat oral (Klaus:
1998)
4. Berikan NaHCO3
jika terjadi
asidosis(Klaus:
1998)
5. Berikan nutrisi
setelah pasien
stabil, dengan
memberikan
makanan secara
IV(Klaus: 1998)
6. Lakukan
pembedahan jika
ada  indikasi
(Klaus: 1998)

 
3 Ansietas (ibu)  Tujuan: Ansietas (ibu)    
berhubungan berkurang dalam 24 jam
dengan kurang Kriteria Hasil: 1. Mengetahui
pengetahuan perkembanga
tentang penyakit 1. Ibu mangungkapkan n anak
dan terapi yang suatu pemahaman 2. Mengurangi
diprogramkan yang baik tentang kecemasan
  proses penyakit
anaknya  
2. Ibu memahami terapi
yang diprogramkan
1. Mengurangi
tim dokter
resiko
1. Jelaskan
terjadinya
pada ibu
infeksi
tentang
penyakit
yang diderita
anaknya.
2. Berikan ibu
jadwal
pemeriksaan
diagnostic
3. Berikan
informasi
tentang
rencana
operasi
4. Berikan
penjelasan
pada ibu
tentang
perawatan
setelah
operasi
5. Meningkatka
n
pengetahuan
ibu

Anda mungkin juga menyukai