Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang 2013
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang 2013
SKRIPSI
Oleh :
Heri Kiswanto
5301407005
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang panitia ujian skripsi Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang pada tanggal: 13 Februari 2013.
Panitia,
Ketua Sekertaris
Penguji
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik
ii
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi atau tugas akhir ini
benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik
sebagaian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam
Heri Kiswanto
NIM. 5301407005
iii
iv
MOTTO:
Hidup ini adalah pilihan kadang apa yang dipilih itu belum jadi yang
( Herry Kiswanto)
Tetap semangat, optimis dengan apa yang dipilih meski kecil harapan
( Herry Kiswanto)
iv
v
ABSTRAK
Kiswanto, Heri. 2013. Media Pembelajaran Memasang Instalasi
Penerangan Listrik Bangunan Bertingkat Pada Mata Pelajaran Teknik
Instalasi Tenaga Listrik Di SMK Negeri 1 Semarang. Skripsi, Jurusan Teknik
Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Drs. Sri Sukamta, M.Si.,
Drs. Subiyanto, M.T.
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur hanya kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayahNya
penyusunan Skripsi ini dapat terselesaikan dengan tuntas dan baik. Skripsi ini
disusun dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana
Pendidikan. Penulisan Skripsi ini selesai berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu
ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Sri Sukamta, M.Si. dan Drs. Subiyanto, M.T selaku dosen
pembimbing
2. Bapak Drs. Muhammad Harlanu, M.Pd, Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang.
3. Bapak Drs. Suryono, M.T, Ketua Jurusan Teknik Elektro.
4. Bapak Drs. Agus Suryanto, M.T, Ketua Prodi Pendidikan Teknik Elektro
5. Bapak dan Ibu dosen Teknik Elektro Universitas Negeri Semarang yang
telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
6. Guru dan siswa siswi prodi Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK N 1
Semarang yang telah membantu peneliti dalam pengumpulan data.
Heri Kiswanto
vi
vii
DAFTAR ISI
Halaman
PENGESAHAN ............................................................................................. ii
ABSTRAK. ..................................................................................................... v
vii
viii
viii
ix
4.2 Pembahasan................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 79
ix
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil analisis skor angket yang telah diisi oleh guru
Tabel 4.4 Hasil analisis skor angket yang telah diisi oleh dosen
Tabel 4.7 Hasil analisis skor angket yang telah diisi oleh siswa
x
xi
DAFTAR GAMBAR
xi
xii
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu unsur konkrit yang sangat
penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sejalan dengan itu, hal
yang sangat penting untuk diperhatikan adalah masalah prestasi belajar. Masalah umum
yang sering dihadapi oleh peserta didik khususnya siswa SMK adalah masih cukup
banyak yang belum dapat mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Banyak faktor
akademik baik faktor-faktor yang berada dalam diri siswa maupun faktor-faktor yang
berada diluar diri siswa seperti tingkat intelegensi yang rendah, kurangnya motivasi
belajar, cara belajar yang kurang efektif, minimnya frekuensi dan jumlah waktu belajar,
tingkat disiplin diri yang rendah, media belajar atau bahan ajar yang masih kurang
pendidikan yang semakin maju dan didukung juga perkembangan teknologi. Teknologi
multimedia telah menjanjikan potensi besar dalam merubah cara seseorang untuk
1
2
menggeser peran komputer dalam kegiatan pembelajaran dan alat bantu menjadi sumber
belajar.
memungkinkan tercapai secara optimal yaitu terjadi interaksi antar individu, baik guru
dengan siswa, siswa dengan siswa, serta siswa dengan faktor lain.
yang ada di sekolah menengah kejuruan jurusan listrik di SMK Negeri 1 Semarang. Pada
standar kompetensi ini terdapat beberapa kompetensi dasar. Jika siswa tidak menguasai
kompetensi ini, maka siswa akan kesulitan dalam menghadapi materi selanjutnya. Media
pembelajaran yang selama ini diterapkan untuk penyampaian materi memasang instalasi
listrik bangunan bertingkat adalah dengan ceramah dan pemberian tugas kepada siswa.
Dengan cara tersebut siswa sulit untuk memahami dan mencerna materi apa yang telah
diajarkan. Selain itu juga cara pembelajaran tersebut membuat siswa merasa jenuh untuk
mengikuti pelajaran.
atau bahkan menghilangkan kebosanan atau kejenuhan siswa dalam mengikuti pelajaran
3
NEGERI 1 SEMARANG”.
a. Media
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah yang berarti perantara atau pengantar. Menurut
b. Pembelajaran
Pembelajaran adalah perpaduan dari dua aktifitas yaitu belajar dan mengajar.
optimal.
c. Listrik
Semua atom memiliki partikel yang disebut elektron, terletak pada orbitnya
(Atom Air), yaitu hanya mempunyai satu elektron yang mengelilingi satu
proton.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam skripsi ini dapat disimpulkan
4
dengan animasi untuk membantu siswa-siswi lebih mengenal dan memahami materi
tentang memasang instalasi penerangan listrik bangunan bertingkat yang meliputi antara
Memasang panel hubung bagi instalasi penerangan, Memasang instalasi kabel dan
menghilangkan kejenuhan pada saat proses belajar dan siswa lebih mudah
membangkitkan keinginan dan minat yang baru dalam membuat media elektronik
5
bertingkat.
3) Media yang dikembangkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas pada
siswa tentang materi yang tengah disampaikan oleh guru atau tenaga pengajar.
2) Hasil dari perencanaan media dapat dijadikan sebagai masukan, referensi media
pengalaman sehingga menjadi bekal di kemudian hari yang kelak dapat diterapkan
Secara garis besar sistematika skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: bagian
a. Bagian awal skripsi ini berisi halaman judul, abstrak, lembar pengesahan, motto dan
Penulisan Skripsi.
6
penelitian, antara lain: teori belajar, teori media pembelajaran, perangkat lunak dan
BAB V : Penutup, berisi kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan dan
BAB II
LANDASAN TEORI
belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini
kepandaian dan ilmu. Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu,
Max Darsono (2000: 2) yaitu bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang
sebagai proses yang menimbulkan atau merubah perilaku melalui latihan atau
pengalaman (Whittaker dalam Max darsono, 2000: 4). Menurut Winkel W.S
dalam Max Darsono (2000: 4) Belajar adalah aktivitas mental atau psikis yang
Darsono belajar dapat didefinikan sebagai hasil latihan atau pengalaman. Defisi
7
8
c. Perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk waktu yang
dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu. (Baharudin
& Esa Nur Wahyuni, 2008:13) Dari beberapa pengertian tersebut dapat dibuat
kesimpulan bahwa agar terjadi proses belajar atau terjadinya perubahan tingkah
laku sebelum kegiatan belajar mengajar dikelas seorang guru perlu menyiapkan
atau merencanakan berbagai pengalaman belajar yang akan diberikan pada siswa
dan pengalaman belajar tersebut harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Proses belajar itu terjadi secara internal dan bersifat pribadi dalam diri siswa, agar
proses belajar tersebut mengarah pada tercapainya tujuan dalam kurikulum maka
belajar yang memungkinkan perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan apa
Dengan kata lain pembelajaran adalah proses membuat orang belajar. Guru
siswa dapat belajar dengan mudah, artinya guru harus mengadakan pemilihan
9
a. Kesiapan Belajar
suatu kegiatan belajar. Kondisi fisik dan psikologis ini biasanya sudah terjadi pada
b. Perhatian
Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu objek. Dapat
menyertai suatu aktivitas yang dilakukan. Perhatian yang sempurna dari setiap
langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.
Perhatian siswa akan tertuju pada hal-hal yang relevan dengan apa yang
dihadapinya, misalnya penampilan guru (pakaian, tas, model rambut, sepatu, dan
lain sebagainya).
c. Motivasi
keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang. Para ahli psikologi
10
d. Keaktifan
Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar dan melakukan
kegiatan itu sendiri, bukan orang lain. Oleh karena itu siswa harus aktif tidak
boleh pasif.
e. Mengalami sendiri
Seorang siswa akan dapat belajar dengan lebih baik apabila memperoleh
penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.
Prinsip pengalaman ini sangat penting dalam belajar dan erat kaitannya dengan
prinsip keaktifan. Siswa yang belajar dengan melakukan sendiri (tidak minta
tolong orang lain) akan memberikan hasil belajar yang lebih cepat dalam
f. Pengulangan
Materi pelajaran ada yang mudah ada pula yang sukar. Untuk mempelajari
materi sampai pada taraf insight siswa perlu membaca, berfikir, mengingat dan
yang tidak kalah penting adalah latihan. Dengan latihan berarti siswa mengulang
materi yang dipelajari sehingga materi tersebut makin mudah diingat. Dan
pengulangan tanggapan tentang materi makin segar dalam pikiran siswa, sehingga
Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi pula oleh rasa ingin tahu anak
(curiosity) terhadap suatu persoalan. Curiosity ini timbul bila materi pelajaran
11
h. Balikan
Balikan (feed back) adalah masukan yang sangat penting baik bagi siswa
i. Perbedaan individual
Siswa-siswa dalam suatu kelas yang dihadapi oleh guru tidaklah boleh
karakteristik, baik dilihat dari segi fisik maupun psikis. Dengan adanya perbedaan
ini tentu kemampuan, minat serta kemampuan belajar mereka tidak persis sama.
2.3 Pembelajaran
komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan
berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Sedangkan menurut
Max Darsono (2000) pengertian pembelajaran dapat dibagi menjadi dua yaitu
a. Umum
yang dilakukan oleh guru sedemikin rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke
b. Khusus
1) Behavioristik
12
respon (tingkah laku yang diinginkan) perlu latihan, dan setiap latihan yang
2) Kognitif
berpikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari.
3) Gestalt
4) Humanistik
output. Contoh komponen input antara lain entry behavior yang dimiliki peserta
didik, bahan pelajaran yang cukup relevan dan up-to-date, alat atau media belajar
Dalam pembelajaran tentu ada suatu cara atau teknik tertentu, baik itu
penyampaian maupun media yang digunakan. Salah satu metode yang banyak
13
visual seperti metode penyampaian materi dengan symbol atau gambar dan suara,
metode pemberian contoh soal dan tanya jawab, serta pemberian soal test dari
materi yang telah diberikan (Baharudin & Wahyuni, Esa Nur 2008).
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang
secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Secara umum media pembelajaran
(2002), kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Menurut Bovee dalam Ouda Teda Ena
(2001), Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan.
pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak dapat berjalan tanpa
bantuan sarana penyampai pesan atau media (Ouda Teda Ena, 2001). Azhar
Arsyad (1997) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
14
pembelajaran adalah semua alat (bantu) atau benda yang digunakan dalam
penerima (dalam hal ini anak didik ataupun warga belajar). Perlu ditambahkan
bahwa pesan (informasi) yang disampaikan melalui media dalam bentuk isi atau
materi pengajaran itu harus dapat diterima oleh penerima pesan (anak didik),
dengan menggunakan salah satu ataupun gabungan beberapa alat indera mereka.
Bahkan lebih baik lagi bila seluruh alat indera yang dimiliki mampu/dapat
suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting
tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak
15
informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah
prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna
Perangkat lunak atau piranti lunak adalah program komputer yang berfungsi
sebagai sarana interaksi antara pengguna dan perangkat keras. Perangkat lunak
Macromedia Flash.
Linux.
tingkat tinggi seperti Pascal dan bahasa pemrograman tingkat rendah yaitu
bahasa rakitan.
16
perangkat lunak yang lebih mendasar lainnya (seperti sistem operasi, dan bahasa
perangkat lunak tersebut harus memiliki sebuah lisensi, atau berada dalam domain
publik dan menyediakan akses ke kode sumbernya bagi setiap orang. Gerakan
Dewasa ini umumnya perangkat lunak bebas tersedia secara gratis dan
Dengan konsep kebebasan ini, setiap orang bebas untuk menjual perangkat
distribusi dan modifikasi kode sumbernya. Walaupun demikian setiap orang yang
memiliki salinan dari sebuah perangkat lunak bebas dapat pula menyebarluaskan
perangkat lunak bebas tersebut secara gratis. Model bisnis dari perangkat lunak
17
lainnya. Movie flash terdiri atas grafik, teks, anirnasi dan aplikasi untuk situs web.
Semuanya tetap mengutamakan grafik berbasis vektor. Jadi aksesnya lebih cepat
dan akan terlihat halus pada skala resolusi layar berapapun, selain itu juga
diluarnya.
Program ini berbasis vektor grafis, jadi aksesnya lebih cepat dan terlihat
halus pada skala resolusi layar berapapun. Program ini juga dapat diisi dengan
bitmap yang di-impor dari program lain. Salah satu keunggulannya adalah
ukurannya yang begitu kecil namun dapat menampilkan animasi web yang
download dan loading belum selesai seluruhnya. Selain itu, dengan Flash juga
dapat dibuat movie kartun dan aplikasi web interaktif yang memungkinkan
18
d. Dapat membuat gerakan animasi dengan mengikuti alur yang telah ditetapkan
jaringan tiga fasa dikarenakan pemasangan jaringan tiga fasa lain halnya dengan
Untuk jaringan 1 fasa cukup pemasangannya dengan fasa dan nol (0) atau P
dan N dan dibedakan dengan warna kawat berlainan yang biasanya warna merah
Kawat nol warna hitam, kawat massa warna hijau setrip kuning.
19
pemakaian arusnya menggunakan PHB tiga fasa( papan hubung bagi tiga fasa )
yang terdiri dari satu grup atau lebih. Skema PHB 3 fasa dapat dilihat pada
gambar 3 dan 4.
Keterangan :
a. Sakelar (penghubung )
b. Sekering
1. Untuk instalasi tiga fasa, bebannya harus dibagi serata mungkin atas fasanya.
20
mungkin, harus dihubungkan dengan lebih dari satu rangkaian titik akhir dan
3. Penerangan ruangan dengan lebih dari 6 titik lampu, penerangan harus dibagi
berbeda.
cara yang paling murah dan selain dari itu mempunyai keuntungan, bahwa kotak-
kotak itu dapat dihubungkan bersamaan suatu alat pemakai yang lebih besar,
seimbang mungkin antara fasa dengan fasa. Dasarnya dalam setiap pembangkitan
tenaga listrik tiga fasa, dalam generatornya terdapat kumparan fasa R, fasa S dan
atau kuat arus yang ditimbulkan oleh tiap fasa sama besarnya.
21
cara menentukan sekering dan kawat penghantar yang dipakai untuk pemasangan
I=
I=
√
I=
P = daya (watt)
V = tegangan (volt)
situasi harus menunjukkan jelas tata letak atau tempat dimana instalasinya akan
dipasang.
Disamping itu juga harus ada gambar bagan atau gambar denah, yang
menyatakan banyaknya grup dan harus disertai daftar rekapitulasi dari pemakaian
daya wattnya.
22
titik penerangan dan stop kontak, menurut PUIL tidak lebih dari 10 titik, ini
Instalasi penerangan 1 fasa dengan nilai pasang sampai 1KW pada jaringan-
jaringan penghantar empat arus putar dipasang pada salah satu fasa dan
diberi warna merah. Instalasi-Instalasi yang nilai pasangnya berjumlah besar dari
sama seperti dalam pembagian kelompok pada instalasi rumah tinggal , bedanya
hanya pada jumlah titik beban yang digunakan. Denah rumah bertingkat dapat
23
jumlah titik beban 19 titik. Berdasarkan ketentuan yang berlaku harus dibagi
Beban kelompok :
Golongan 1
Factor daya =1
24
Golongan 2
Ukuran sekering adalah besarnya arus atau arus nominal dari sekering,
tersebut.
(sekering) harus berpedoman pada nilai pasang setiap satu rangkaian akhir,
sehingga dari besar nilai pasang tiap rangkaian akhir, dapat ditentukan besar
25
ampere sekering. Hal ini dapat dilkukan dengan cara menghitung arus yang
mengalir yaitu :
I =
= 4,364 A
b. Untuk kelompok 2 :
I =
= 4,04 A
26
3 100 300
1 150 150
12 950 7 900
Penerangan Tenaga
27
Semua bahan instalasi yang diperlukan kemudian disusun dalam daftar rencana
(Rp.) (Rp.)
03 Isolasi 1/2x25
04 YD
…dst
Total ……..
industry besar perlu pelayanan yang aman dan efisien. Perlengkapan panel terdiri
dari :
a. Box panel
28
c. Sakelar pembagi
d. Kawat penghantar
• Box panel
Harus terbuat dari bahan yang kuat anti lenturan dan tahan akan pengaruh
1. Rumah panel
2. Loyang (tray)
3. Tutup panel
• Sakelar pembagi
29
• Kawat penghantar
pipa dengan peralatan yang diperlukan seperti katup (valve), instrumentasi, nozel
• Pengelasan
Jenis pengelasan yang dilakukan adalah tergantung pada jenis pipa dan
menggunakan las busur gas wolfram, dan untuk pipa baja karbon
• Ulir (threaded)
30
Kedua ujung pipa yang akan disambung dipasang flens kemudian diikat
dengan baut.
Kabel listrik yang baik harus memenuhi syarat mekanis, elektris, thermos
dan kimia. Jadi kabel listrik harus mampunyai kekuatan mekanis yaitu mampu
a. Kabel NYA
Jenis kabel NYA bentuknya berinti tunggal dari bahan tembaga berisolasi
menggunakan rol isolator atau pipa instalasi listrik. Kabel NYA tidak boleh
b. Kabel NYM
Jenis kabel NYM, mempunyai inti lebih dari satu, inti kabel dari tembaga,
berisolasi PVC, selubung dalam dari karet, selubung luar dari PVC.
31
c. Kabel NYFGby
Jenis kabel NYFGby, kabel berinti tembaga, berisolasi PVC, selubung dalam
dari karet, berperisai pita logam, selubung luar dari PVC, kabel jenis ini
mempunyai inti lebih dari satu, dan mempunyai kekuatan mekanik tinggi.
32
33
34
9. Sambungan britania
35
Pada umumnya
u jennis pipa instalasi listrik yang
y digunaakan adalah
36
sehingga dapat digunakan sebagai tulang beton jika di tanam dalam tembok.
dapat dialiri arus listrik dan tahan panas. Kerugiannya jika ditanam dalam
hubung singkat
perbaikan.
Untuk jaringan 1 fasa cukup pemasangannya dengan fasa dan nol (0) atau P
dan N dan dibedakan dengan warna kawat berlainan yang biasanya warna merah
37
Kawat nol warna hitam, kawat massa warna hijau setrip kuning
menghubungkan salah satu fasanya (fasa R,S,T) dan nol. Sedangkan pemasangan
beban penerangan 3 fasa pada listrik 3 fasa yaitu dengan cara menghubungkan
2.10 Hipotesis
ceramah biasa.
BAB III
METODE PENELITIAN
(R&D) yaitu suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Negeri 1 Semarang
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. (Sugiyono, 2008: 81). Sampel dalam penelitian ini adalah
38
39
untuk mengambil sampel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan
keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
ini variabel terikatnya adalah tanggapan dan sikap siswa kelas XI terhadap
40
Penelitian dan uji coba program yang dibuat ini dilakukan pada bulan Juli-
1) Pembelajaran (Instructional)
dan kelas.
siswa.
2) Kurikulum (Curiculum)
4) Interaksi (Interaction)
41
(bersifat responsif).
5) Balikan (Feedback)
a) Balikan bersifat positif dan tidak membuat siswa putus asa jika siswa
menjawab salah.
merasa bosan.
1) Pewarnaan (Color)
dioperasikan.
42
d) Terdapat tombol, ikon, dan menu yang tetap untuk bantuan, keluar, maju,
observasi awal untuk identifikasi masalah, melalui wawancara dengan guru atau
masalah pada ketidak kondusifan kelas akibat sikap beberapa siswa yang bosan
43
karena media yang digunakan kurang interaktif dengan siswa. Padahal disekolah
tersebut sudah menerapkan komputer dan LCD sebagai sumber media. Kemudian
b. Pengumpulan data
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari hasil angket yang diisi oleh
pakar multimedia, guru atau tenaga pendidik dan siswa. Sedangkan metode yang
1. Metode Wawancara
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti
2. Metode Dokumentasi
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
lengger, agenda.
3. Metode Angket
44
responden untuk dijawabnya. Metode ini cocok digunakan bila jumlah responden
cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Angket dapat berupa pertanyaan
atau pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara
langsung atau dikirim melalui pos atau internet. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan angket teknik instalasi listrik berbasis macromedia flash dan dipilih
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat
c) “Tidak Setuju” karena berada dibawah “Setuju” dan sebagainya, diberi nilai 2.
45
c. Desain produk
Untuk menjaga agar penelitian ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan
maka perlu disusun prosedur kerja. Adapun yang akan dikerjakan dalam penelitian
1. Perencanaan Naskah
indikator program. Ketiga kegiatan merupakan hal yang saling berkaitan dan tidak
46
topik atau materi yang nantinya akan disampaikan kepada pengguna. Hal ini
bertujuan untuk menentukan apakah model pembelajaran tersebut baik atau tidak,
Dalam penelitian ini, materi yang dipilih adalah pokok bahasan “Memasang
(SMK).
dilakukan oleh pengguna ketika menggunakan program ini. Skenario belajar yang
pengguna tidak merasa jenuh harus mengikuti program yang sudah ditentukan.
Bisa saja pengguna setelah membaca materi langsung melihat soal latihan.
menguasai semua materi, di akhir program terdapat evaluasi dari semua materi.
47
rinci mengenai gaya program. Setelah tampilan didesain pada format naskah,
jalannya program atau hubungan antar tampilan yang didesain seperti terlihat
MENU
MATERI 1 SOAL
MATERI 2 JAWABAN
MATERI 3
MATERI 4
MATERI 5
MATERI 6
4. Program lengkap
48
5. Preview
pembimbing atau pakar. Bila terjadi kesalahan atau kejanggalan harus diperbaiki
6. Ujicoba program
keahlian instalasi listrik dan sejumlah guru mata pelajaran dengan mencari komentar
7. Evaluasi
bertingkat yang telah dibuat. Pada tahap evaluasi ini program mengalami
d. Validasi desain
dalam penelitian ini sudah sesuai dan layak digunakan atau tidak.
dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli dalam
49
e. Revisi desain
dirancang. Jika tidak ada yang perlu direvisi maka media sudah dapat diujikan.
f. Ujicoba produk
yaitu siswa-siswi dan guru program keahlian instalasi listrik. Peneliti melakukan
penelitian di sekolah tersebut karena lokasinya yang mudah dijangkau dan telah
50
h. Analisis
penelitian dari angket yang telah dibagikan, yang berisi tentang tanggapan-
tanggapan dan sikap siswa terhadap media pembelajaran yang telah peneliti buat
hasil yang berada pada rentang skor ≥ 76 % dan 51 % ≤ skor ≤ 75 % atau pada
sebagai berikut:
51
% = x 100%
Keterangan :
K= 1+3,3 log n
N= jumlah responden
K= 1+3,3 log 69
= 1+3,3 x 1,84
=1+6
=7
52
∑
∑
Keterangan:
= Skor rata-rata
∑ = frekuensi
No Interval Kriteria
1 0% ≤ skor ≤ 14% Tidak Baik
2 >14% skor ≤ 28% Kurang Baik
3 >28% skor ≤ 42% Cukup Baik
4 >42% skor ≤ 56% Sedang
5 >56% skor ≤ 70% Baik
6 >70% skor ≤ 84% Lebih Baik
7 >84% skor ≤ 100% Sangat baik
BAB IV
berpedoman pada tampilan desain web. Dalam tampilan media ini terdiri atas sub-
sub menu yang dapat dipilih masing-masing dengan memilih menu yang tersedia.
Menu pertama dalam halaman menu utama adalah menu beranda. Menu beranda
Menu kedua dalam media ini adalah menu tujuan. Menu tujuan berisi tentang
tujuan dari media pembelajaran ini. Menu tujuan ditunjukkan pada gambar 17.
54
55
Menu ketiga dalam media ini adalah menu petunjuk. Menu petunjuk berisi
56
Menu keempat dalam halaman menu utama adalah menu materi. Menu
pelajaran, yang terdiri dari teks, animasi, gambar dan tabel. Tampilan menu materi
57
58
59
Menu kelima dalam menu utama adalah tampilan praktek. Menu ini berisi cara
tentang memasang kotak sambung, kotak PHB,pipa PVC untuk lantai 1 dan 2.
Didalam tampilan praktek ini terdapat tombol mulai untuk memulai praktek.
60
Menu keenam dalam halaman menu utama adalah menu test/latihan. Menu
test berisi soal-soal test. Menu test perlu dimasukkan dalam media sebagai alat
dipaparkan dalam program. Tampilan menu test dapat dilihat pada gambar 31.
61
Menu ketujuh dalam halaman menu utama adalah menu profile. Menu
profile berisi profil atau data diri pembuat program, dalam program ini adalah
profil peneliti. Tampilan menu profile dapat dilihat pada gambar 32.
Menu kedelapan dalam halaman utama adalah menu keluar. Tampilan menu
keluar terdapat tombol iya dan tidak berfungsi untuk membatu keluar dalam
62
dosen teknik elektro yang berkompeten dalam media pembelajaran dan 3 guru
tanggapan dan sikap siswa terhadap program media pembelajaran yang telah
dibuat.
keahlian teknik instalasi listrik dari SMK Negeri 1 Semarang. Para guru yang
dihadirkan telah menjawab pernyataan dan pertanyaan dengan baik dan benar
63
dalam arti seluruh pertanyaan angket dijawab semua. Hasil analisis skor angket
untuk kriteria pendidikan yang telah diisi oleh guru ditunjukkan oleh tabel 4.1.
Item Prosentase
No Indikator skor Kategori
Soal (%)
1. Kurikulum 1 10 83,3 Lebih Baik
2. Pembelajaran
- Program memiliki topik yang
2 10 83,3 Lebih Baik
jelas
- Program dapat digunakan
3 10 83,3 Lebih Baik
untuk pembelajaran individu
- Program dapat digunakan
10 12 100 Sangat Baik
sebagai bahan ajar
- Program dapat digunakan
11 8 66,7 Baik
sebagai pengganti guru
3. Materi
- Isi materi lengkap 4 8 66,7 Baik
- Program berisi materi konsep
9 12 100 Sangat Baik
dan soal tes
- Soal-soal sesuai dengan
12 12 100 Sangat Baik
materi
4. Interaksi (Interaction)
- Program bersifat fleksibel 5 10 83,3 Lebih Baik
- Program bersifat responsif 6 12 100 Sangat Baik
5.Balikan
- Balikan bersifat korektif 7 12 100 Sangat Baik
- Balikan mempunyai respon
8 12 100 Sangat Baik
yang bervariasi
Rata-rata 88,88 % Sangat Baik
Hasil analisis skor angket untuk kriteria tampilan program yang telah diisi oleh
64
Item Prosentase
No Indikator Skor Kategori
Soal (%)
1. Pewarnaan 13 8 66,7 Baik
2. Pemakaian kata dan bahasa
- Menggunakan huruf atau
14 12 100 Sangat Baik
karakter sesuai
- Menggunkan bahasa Indonesia 15 12 100 Sangat Baik
3. Tampilan pada layar
- Terdapat navigasi 16 12 100 Sangat Baik
- Multimedia tersedia secara
18 8 66,7 Baik
lengkap
4. Program bersifat portable 17 12 100 Sangat Baik
5. Grafis (Graphics)
- Gambar membuat tampilan
19 8 66,7 Baik
lebih menarik
- Gambar membantu mengingat
20 9 75 lebih Baik
informasi yang dipelajari
- Gambar terlihat jelas 21 11 91,7 Sanagt Baik
6. Animasi 22 12 100 Sangat Baik
7. Suara (sound) 23 12 100 Sangat Baik
8. Perintah, menu dan ikon
- Program mudah dioperasikan 24 12 100 Sangat Baik
- Program mempunyai menu
25 12 100 Sangat Baik
dan ikon
- Tersedia menu pilihan dan
26 12 100 Sangat Baik
ikon
9. Desain Interface
- Terdapat splash screen 27 12 100 Sangat Baik
- Desain antar muka interaktif 28 12 100 Sangat Baik
Sangat
Rata-rata 91,68%
Baik
Hasil analisis skor angket untuk kriteria kualitas teknis yang telah diisi oleh guru
65
Item Prosentase
No Indikator Skor Kategori
Soal (%)
1. Pengoperasian program
- Program mudah dalam
29 12 100 Sangat Baik
penginstalan
- Program dapat dioperasikan
30 12 100 Sangat Baik
dengan mudah
- Program dapat dijalankan
31 12 100 Sangat Baik
tanpa menggunakan CD
2. Reaksi pemakai
- Pemakai merasa senang
32 12 100 Sangat Baik
menggunakan program
- Pemakai tidak merasa bosan
33 12 100 Sangat Baik
menggunakan program
3. Keamanan program 34 12 100 Sangat Baik
4. Fasilitas pendukung dan
35 8 66,7 Baik
tambahan
Rata-rata 95,24% Sangat Baik
Penilaian selanjutnya oleh pakar media dosen Jurusan Teknik Elektro yang
berkompeten. Dalam pengisian angket oleh dosen yang telah dilakukan dengan
66
Item Prosentase
No Indikator skor Kategori
Soal (%)
1. Kurikulum 1 4 100 Sangat Baik
2. Pembelajaran
- Program memiliki topik yang
2 3 75 lebih Baik
jelas
- Program dapat digunakan
3 3 75 lebih Baik
untuk pembelajaran individu
- Program dapat digunakan
10 3 75 lebih Baik
sebagai bahan ajar
- Program dapat digunakan
11 3 75 lebih Baik
sebagai pengganti guru
3. Materi
- Isi materi lengkap 4 3 75 lebih Baik
- Program berisi materi konsep
9 3 75 lebih Baik
dan soal tes
- Soal-soal sesuai dengan
12 3 75 lebih Baik
materi
4. Interaksi (Interaction)
- Program bersifat fleksibel 5 3 75 lebih Baik
- Program bersifat responsif 6 3 75 lebih Baik
5. Balikan
- Balikan bersifat korektif 7 3 75 lebih Baik
- Balikan mempunyai respon
8 3 75 lebih Baik
yang bervariasi
Rata-rata 77,08% Lebih Baik
Hasil analisis skor angket untuk kriteria tampilan program yang telah diisi oleh
67
Item Prosentase
No Indikator Skor Kategori
Soal (%)
1. Pewarnaan 13 3 75 lebih Baik
2. Pemakaian kata dan bahasa
- Menggunakan huruf atau
14 3 75 lebih Baik
karakter sesuai
- Menggunkan bahasa
15 4 100 Sangat Baik
Indonesia
3. Tampilan pada layar
- Terdapat navigasi 16 3 75 Lebih Baik
- Multimedia tersedia secara
18 3 75 lebih Baik
lengkap
4. Program bersifat portable 17 3 75 Lebih Baik
5. Grafis (Graphics)
- Gambar membuat tampilan
19 3 75 Lebih Baik
lebih menarik
Gambar membantu mengingat
informasi yang dipelajari 20 3 75 Lebih Baik
68
Hasil analisis skor angket untuk kriteria kualitas teknis yang telah diisi oleh pakar
Item Prosentase
No Indikator Skor Kategori
Soal (%)
1. Pengoperasian program
- Program mudah dalam
29 3 75 Lebih Baik
penginstalan
- Program dapat dioperasikan
30 4 100 Sangat Baik
dengan mudah
- Program dapat dijalankan
31 3 75 Lebih Baik
tanpa menggunakan CD
2. Reaksi pemakai
- Pemakai merasa senang
32 3 75 Lebih Baik
menggunakan program
- Pemakai tidak merasa bosan
33 3 75 Lebih Baik
menggunakan program
3. Keamanan program 34 3 75 Lebih Baik
4. Fasilitas pendukung dan
35 3 75 Lebih Baik
tambahan
Rata-rata 78,57% Lebih Baik
terdiri dari 33 siswa kelas XI Teknik Instalasi Tenaga Listrik 1 dan 36 siswa kelas
XI Teknik Instalasi Tenaga Listrik 2. Para siswa yang dihadirkan telah menjawab
pernyataan dan pertanyaan dengan baik dan benar dalam arti seluruh pertanyaan
69
angket dijawab semua. Hasil analisis skor angket untuk mencari tanggapan siswa
Item Prosentase
No Indikator Skor Kategori
Soal (%)
1. Program mempunyai topik yang jelas 1 208 75,4 Lebih Baik
2. Isi materi lengkap 2 211 76,5 Lebih Baik
3. Terdapat soal tes 3 225 81,5 Lebih Baik
4. Program bersifat portable 4 207 75 Lebih Baik
5. Pemakaian warna sesuai 5 197 71,4 Lebih Baik
6. Menggunakan huruf dan karakter
6 211 76,5 Lebih Baik
sesuai
7. Teks terlihat jelas 7 203 73,6 Lebih Baik
8. Menggunakan Bahas Indonesia baik
8 223 80,8 Lebih Baik
dan benar
9. Gambar terlihat jelas 9 213 77,2 Lebih Baik
10. Gambar membuat materi lebih
10 225 81,5 Lebih Baik
menarik
11. Animasi menarik 11 218 78,9 Lebih Baik
12. Sound dapat didengarkan dengan
12 206 74,6 Lebih Baik
jelas dan sudah tepat
13. Program mempunyai menu dan ikon 13 220 79,7 Lebih Baik
14. Terdapat splash screen sesaat
14 213 77,2 Lebih Baik
sebelum program berjalan
15. Desain antar muka interaktif 15 201 72,8 Lebih Baik
16. Program dapat dioperasikan dengan
16 209 75,7 Lebih Baik
mudah
17. Fungsi program tidak dapat diubah
17 211 76,5 Lebih Baik
oleh pengguna
18. Program memiliki fasilitas lain
sebagai pendukung proses belajar 18 232 84,1 Sangat Baik
mengajar
Rata-rata 77,16% Lebih Baik
Hasil analisis skor angket untuk mencari sikap siswa ditunjukkan pada tabel 4.8.
70
Item Prosentase
No Indikator Skor Kategori
Soal (%)
1. Kalimat – kalimat dalam materi
1 206 74,6 Lebih Baik
dapat saya pahami
2. Konsep isi materi acak dalam
penyampainya, sehingga 2 207 75 Lebih Baik
membingungkan
3. Program dapat digunakan untuk
3 225 81,5 Lebih Baik
pembelajaran individu
4. Program tidak dapat digunakan
4 209 75,7 Lebih Baik
sebagai pengganti guru
5. Program bersifat fleksibel (saya
5 204 73,9 Lebih Baik
dapat menyesuaikan penggunaannya)
6. Saya tidak dapat mengoreksi
6 203 73,6 Lebih Baik
kesalahan dalam memasukkan input
7. Saya suka dengan warna – warna
7 192 69,6 Baik
yang ada dalam program
8. Gambar tidak dapat membantu
8 210 76,1 Lebih Baik
mengingat informasi yang dipelajari
9. Animasi program mempermudah
9 214 77,5 Lebih Baik
pemahaman saya.
10. Suara dalam program ini terdapat
10 205 74,3 Lebih Baik
banyak noise (gangguan)
11. Tidak terdapat navigasi untuk
11 207 75 Lebih Baik
memudahkan penjelajahan
12. Cara menggunakan program ini
12 210 76,1 Lebih Baik
mudah bagi saya.
13. Program menyulitkan saya dalam
13 206 74,6 Lebih Baik
peng-instalan
14. Saya dapat belajar secara mandiri
14 216 78,3 Lebih Baik
dengan menggunakan program ini
15. Ketika menggunakan program ini
15 208 75,4 Lebih Baik
saya tidak pernah jenuh.
16. Saya lebih tertarik belajar secara
manual dibanding belajar 16 206 74,6 Lebih Baik
menggunakan program ini
17. Saya lebih tertarik belajar tentang
17 211 76,4 Lebih Baik
televisi setelah menggunakan
71
program ini.
instrumen, maka terdapat banyak hal yang harus ditulis tentang program tersebut.
1. Pakar Multimedia
a. Materi cukup lengkap dan soal-soal tes sudah sesuai dengan materi.
pembelajaran.
a. Teks dikurangi.
b. Animasi diperbanyak.
72
di SMK.
2. Guru
b. Animasi kurang
di SMK.
3. Siswa
73
pemahaman.
c. Animasi menarik.
pembelajaran.
i. Praktis.
listrik di SMK.
74
4.2 Pembahasan
Dari hasil angket yang telah diberikan dan diisi dengan baik dan benar,
dalam arti seluruh pertanyaan angket dijawab semua oleh dosen dan 3 orang guru,
program layak untuk dijadikan media pembelajaran instalasi listrik mata pelajaran
melalui proses validasi program dan selanjutnya dapat dilakukan ujicoba kepada
responden siswa. Menurut guru program media pembelajaran instalasi listrik ini
kategori baik, dengan rincian sebagai berikut : kriteria pendidikan (88,88%) dapat
dilihat pada tabel 4.1.a, kriteria tampilan program (91,68%) dapat dilihat pada
tabel 4.1.b, kriteria kualitas teknis (95,24%) dapat dilihat pada tabel 4.1.c.
kategori baik, dengan rincian sebagai berikut : kriteria pendidikan (77,08%) dapat
dilihat pada tabel 4.2.a, kriteria tampilan program (78,13%) dapat dilihat pada
tabel 4.2.b, kriteria kualitas teknis (78,57%) dapat dilihat pada tabel 4.2.c.
Hasil angket yang telah diberikan dan diisi dengan baik dan benar, dalam
arti seluruh pertanyaan angket dijawab semua oleh 69 siswa yang terdiri dari 33
siswa kelas XI Teknik Instalasi Tenaga Listrik 1 dan 36 siswa kelas XI teknik
75
Hasil angket variabel tanggapan siswa dapat dilihat pada tabel 4.3.
termasuk dalam kategori baik. Skor tertinggi pada variabel tanggapan siswa
memiliki fasilitas lain sebagai pendukung proses belajar mengajar) dengan skor
persentase 71,4%.
Hasil angket variabel sikap siswa dapat dilihat pada tabel 4.4. Persentase
sikap siswa terhadap program ini menunjukkan 75,58% yang termasuk dalam
kategori baik. Skor tertinggi pada variabel sikap siswa adalah pada indikator isi
materi, yaitu pernyataan nomor 20 (Saya dapat latihan soal mandiri untuk belajar)
dengan skor persentase 84,1%, sedangkan skor terendah pada indikator tampilan
program, yaitu pernyataan nomor 7 (Saya suka dengan warna – warna yang ada
atau dalam kategori baik, tetapi masih ada beberapa kekurangan pada program
program yang dapat dilakukan adalah adanya animasi yang lebih menarik
76
instalasi listrik. Penggunaan media gambar perlu dilakukan agar tampilan tidak
Kualitas suara perlu ditingkatkan sehingga suara yang dihasilkan lebih jernih.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
91,33 % dengan kriteria baik, dari siswa di bagi dua variabel yaitu
tanggapan dari siswa menyatakan 77,16 % dengan kriteria baik dan sikap
79
78
5.2 Saran
narasi dan bahasa yang belum kontras dan belum menggunakan bahasa
listrik.
DAFTAR PUSTAKA
Soekamto, Toeti & Winataputra, Udin S. 1997. Teori Belajar & Model-Model
Pembelajaran. Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Suryatmo. F. 2002. Teknik Listrik Instalasi Penerangan. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
79