Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Hampir sama proses kimia berlangsung dalam larutan sehingga penting untuk
memahami sifat sifatnya larutan adalah sesuatu yang penting bagi manusia dan
makhluk hidup pada umumnya reaksi-reaksi kimia besarnya berlangsung antara
dua campuran bukannya antara dua zat murni banyak reaksi kimia yang dikenal
baik di dalam industri.
oleh karena itu, percobaan ini dilakukan agar dapat mengetahui cara pembuatan
suatu larutan mengetahui perbedaan pembuatan larutan NaCl dan
H2SO4.mengetahui reaksi yang terjadi pada proses pembuatan larutan NaCl dan
H2SO4. Dengan akuades mengetahui hasil dari konsentrasi dari pembuatan NaCl
dan H2SO4.
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua zat atau lebih yang
terdispersi baik sebagai molekul atom maupun ion yang komposisinya dapat
bervariasi. Larutan dapat berupa gas cairan atau padatan larutan. Encer adalah larutan
yang mengandung sebagian kecil solute relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan
larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah
zat terlarut sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute
terlarut( Baroroh, 2014).
Larutan gas dibuat dengan mencampurkan suatu gas dengan gas lainnya, karena
semua gas bercampur dalam semua perbandingan maka setiap campuran gas adalah
homogen ia merupakan campuran. Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas
cairan atau padatan dalam suatu cairan jika sebagian cairan adalah air maka larutan
disebut larutan berair. Larutan padatan adalah padatan-padatan dalam mana suatu
komponen terdistribusi tak beraturan pada atom atau molekul dari komponen lainnya
(Syukri, 1999).
Larutan dapat didefinisikan sebagai campuran homogendari dua zat atau lebih yang
terdispersi sebagai molekul ataupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Disebut
homogen karena komposisinya dari larutan begitu seragam (satu fase) sehingga tidak
dapat diamati bagian-bagian komponennya yang menyusun meskipun dengan
mikroskop ultra. Dalam campuran heterogen permukaan-permukaan tertentu dapat
diamati antara fase-fase yang terpisah. Dua senyawa dapat bercampur (miscible) lebih
mudah bila gaya tarik antar molekul solut dan pelarut semakin besar. Besarnya gaya
tarik ini ditentukan oleh jenis ikatan pada masing-masing larutan (Keenan,1991). .
Larutan jenuh adalah larutan yang telah mengandung zat terlarut dalam jumlah yang
maksimal, sehingga tidak dapat ditambahkan lagi zat terlarut. Pada keadaan ini terjadi
kesetimbangan antara solut yang larut dan yang tak larut atau kesetimbangan pelarut
sama dengan kecepatan pengendapan. Pembentukan larutan jenuh dapat dipercepat
dengan pengadukan yang kuat dari zat terlarut yang berlebih. Larutan jenuh terjadi
apabila konsentrasi ion = Ksp (Sukmariah, 1990).
Larutan tak jenuh (unsaturad) adalah suatu larutan yang mengandung jumlah solute
lebih sedikit (encer) daripada larutan jenuhnya. Sedangkan larutan lewat jenuh (super
saturated), mengandung solut lebih banyak (pekat) daripada yang ada dalam larutan
jenuhnya pada suhu yang sama. Suatu larutan tak jenuh kalah pekat (lebih encer)
daripada larutan jenuh. Dan suatu larutan lewat jenuh lebih pekat dibandingkan
dengan larutan jenuh. Larutan tak jenuh terjadi apabila hasil kali konsentrasi ion <
Ksp. Sedangkan larutan lewat jenuh terjadi apabila hasil kali konsentrasi ion > Ksp
(Sukmariah, 1990).
Suatu larutan dengan konsentrasi lebih tinggi dapat dijadikan larutan yang
konsentrasinya rendah, dengan menambahkan pelarut. Selama penambahan pelarut
jumlah zat terlarut tidak berubah, tetapi hanya mengurangi perbandingan zat terlarut
dengan pelarut. Pengenceran sering dilakukan di laboratorium untuk mendapatkan
larutan yang konsentrasinya lebih rendah. Satuan konsentrasi yang biasanya
diencerkan adalah molar, normal, dan persen. Suatu larutan dikatakan ideal jika
didasarkan pada kekuatan relatif dari gaya tarik antar molekul solut dan solvennya
masing-masing. Dalam suatu larutan ideal, sifat komponen yang satu akan
mempengaruhi sifat komponen lainnya, sehingga sifat-sifat fisik larutan yang
dihasilkan seperti titik uap, titik didih, dan titik beku adalah rata-rata dari sifat kedua
komponennya murni. Larutan ideal sendiri sebenarnya hanya bersifat hipotesis
(Keenan, 1991).
Dalam ilmu kimia pengertian larutan ini sangat penting karena hampir semua reaksi
kimia terjadi dalam larutan. Larutan dapat didefinisikan sebagai campuran. Disebut
campuran karena terdapat molekul, atom, ion, dari dua zat atau lebih. Larutan juga
dapat digunakan sebagai bahan industri baik industri nuklir maupun lain sebagainnya.
Larutan sebagai bahan industri dapat dilakukan untuk mengetahui pengaruh
kecepatan waktu terhadap efisiensi dan koefisien distribusi (Keenan,1991).
Hubungan kelarutan suatu zat dapat larut dalam pelarut tertentu, tetapi jumlahnya
selalu terbatas. Batas itu disebut dengan kelarutan. Kelarutan adalah jumlah zat
tertentu yang dapat larut dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu sampai
membentuk larutan jenuh.partikel-patikel solut, baik berupa molekul atau ion di
dalam air selalu didalam keadaan terhidrasi. Makin banyak partikel solut, makin
banyak pula molekul air yang diperlukan untuk menghindari partikel solut.
Penambahan zat terlarut yang melebihi batas kelarutan akan terendap di dasar wadah,
sehingga larutan dikatakan telah mencapai keadaan jenuh (Sukmariah,1990).
Air disebut pelarut universal karena dapat melarutkan lebih banyak zat daripada
pelarut ion, tetapi tidak benar-benar universal. Namun air merupakan pelarut yang
luar biasa karena ditandai polaritas dari molekul air dan kecendrungan untuk
membentuk ikatan hidrogen. Air mempunyai sifat fisika dan kimia yang unik, karena
fungsinya sangat penting dalam kehidupan makhluk hidup di dunia ini. Air
merupakan pelarut yang sangat baik. Air yang terdapat di danau, sungai, dan laut
mengandung zat yang larut didalamnya (Gunawan, 2004).
Normalitas dari suatu solute adalah jumlah gram ekuivalen solute per liter larutan.
Biasanya ditulis dengan huruf besar N. tulisan 0,25 N KMnO 4 dibaca 0,25 normal,
dan menyatakan larutan yang mengandung 0,25 gram ekuivalen dari kalium
permanganat per liter larutan ( Syukri, 1999).
Bila dua atau lebih zat yang tidak bereaksi dicampur, campuran yang terjadi ada 3
kemungkinan, yaitu kasar, disperse kolid, dan larutan sejati. Dua jenis campuran yang
pertama bersifat heterogen dan dapat dipisahkan secara mekanis. Sedang larutan yang
bersifat homogen dan tidak dapat dipisahkan secara mekanis. Atas dasar ini campuran
larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua zat atau lebih. Keadaan
fisika larutan dapat berupa gas, cair, atau padat dengan perbandingan yang berubah-
ubah pada jarak yang luas (Sukardjo, 1997).
Partikel-partikel solute, baik berupa molekul atau ion di dalam air selalu kedalam
keadaan terhidrasi. Makin banyak pertikel solute. Bila kedalam sejumlah air
ditambahkan jumlah terus menerus, maka pada saat tertentu akan mencapai suatu
keadaan dimana semua molekul air tidak cukup untuk menghidrasi molekul gula yang
dilarutkan. Penambahan gula yang melebihi batas kelarutannya akan diendapkan di
dasar wadah, sehingga larutan dikatakan mencapai keadaan jenuh (Kazid, 2005).
Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperature tertentu disebut
larutan jenuh. Sebelum suatu larutan mencapai titik jenuh, larutan tersebut diuapkan
tidak jenuh. Kadang-kadang di suatu keadaan dengan zat terlarut. Yang seharusnya
dapat melarut pada temperatur tersebut. Larutan demikian disebut sebagai larutan
lekat jenuh. Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh dalam
jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan (Syukri, 1999).
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut
di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat
terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan atau dalam perbandingan jumlah zat
terlarut dengan jumlah pelarut. Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan
dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat yang
berkonsentrasi tinggi. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu
fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm, serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume. Pada umumnya satuan konsentrasi yang paling umum
didengar ialah molalitas atau konsentrasi molar yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1
liter larutan (Syukri, 1999).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat-Alat
a. Neraca analitik
b. Labu takar 100 ml
c. Pipet tetes
d. Pipet ukur 10 ml
e. Batang pengaduk
f. Gelas kimia 100 ml
g. Corong kaca
h. Spatula
i. Kaca arloji
j. Bulb
3.1.2 Bahan
a. Akuades
b. Larutan H2SO4 pekat
c. Padatan Na2CO3
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Reaksi
4.2.1 Reaksi Na2CO3 dan akuades
Na2CO3 + H2O → H2CO3 + 2NaOH
4.2.2 Reaksi H2SO4 dan akuades
H2SO4 + H2O → H3O+ + HSO4-
4.3 Perhitungan
4.3.1 Larutan NaCl
Diketahui :
Massa NaCl = 1, 0674 gr
Mr NaCl = 58,5 gr/mol
Volume H2O = 100 ml
Berat jenis = 1,84
Mr H2O = 18 gr/mol
Ditanya :
a. Molaritas NaCl ?
b. % Massa NaCl?
Jawab :
a. Molaritas NaCl
Massa 1000
M NaCl = .
Mr V
1, 0674 1000
= .
58,5 100
= 0.182 M
b. % Massa NaCl
b
% Massa NaCl = . 100 %
V
1,0674
= . 100 %
100
= 1,0674 M
b. % Volume H2SO4
V H 2 SO 4
% Volume = . 100 %
V H 2O
2
= . 100 %
100
=2%
4.4 Pembahasan
Pada percobaan pembuatan larutan, pertama adalah membuat larutan dari bahan
padat. Kepadatan NaCl ditimbang dengan tempat 1 gram ditaruh pada kaca arloji,
padatan NaCl dipindahkan secara kuantitatif ke dalam gelas kimia 100ml, kemudian
ditambahkan 25 ml akuades, dan diaduk menggunakan batang pengaduk hingga
padatan larut sempurna. Setelah itu dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu
takar dengan menggunakan corong kaca. Gelas kimia, batang pengaduk, dan sorong
dibilas dengan akuades dan biasanya dimasukkan kedalam labu takar. Ditambahkan
aku ada singgah batas tinggi permukaan larutan 0,5 hingga 1 cm. Leher pada labu
takar yang terkena cairan dikeringkan menggunakan tisu, kemudian ditambahkan lagi
aku ada sehingga tanda batas tinggi pada labu takar. Ditutup labu takar dan
dihomogenkan selama beberapa kali, undian diamati dan hasilnya larutan tersebut
bereaksi.
Percobaan kedua yaitu pembuatan larutan dari bahan cair. Diambil 2 ml larutan
H2SO4 pekat dimasukkan dalam labu takar 100ml yang sebelumnya sudah diisi
dengan akuades sebanyak 50 ml. Setelah dimasukkan larutan H 2SO4 pekat, labu takar
terasa panas. Dibiarkan hingga labu takar terasa dingin kemudian ditambahkan
akuades sampai batas tinggi permukaan larutan 0,5 hingga 1 cm kemudian
ditambahkan lagi menggunakan pipet tetes hingga batas tanda. Di tutup labu takar
dan dibolak-balikkan sambil dipegang tutupnya selama beberapa kali
(dihomogenkan) dilihat dan diamati hasilnya larutan tersebut bereaksi.
Neraca analitik (sering disebut neraca laboratorium) adalah jenis neraca yang
dirancang untuk mengukur masa kecil dalam rentang sub mg. Neraca analitik
elektronik mengukur tekanan yang diperlukan untuk menghitung masa yang akan
diukur, alat ini harus di kalibrasi untuk mengonpensasi perbedaan gravitasi
Sifat fisika NaCl padatan kristal berwarna putih, tidak berbau tetapi memiliki rasa
asin dengan kerapatan 2,16 g/mol. Ikatan ion antara n a dan cl nya sangat kuat
sehingga meleleh dan mendidih pada suhu tinggi, NaCl meleleh pada suhu 800°C
NaCl polar mudah larut dalam air dan pelarut polar lainnya. Dalam bentuk padatan
NaCl bersifat stabil dan hanya terurai ketika campuran pada suhu tinggi dan
menghasilkan asam beracun yang terdiri dari hcl dan Na2O. NaCl dikenal sebagai
garam dapur atau garam meja yang digunakan oleh orang atau industri sebagai
bumbu masakan, penambah rasa makanan dan sebagai pengawet.
Sifat fisik dan kimia H2SO4, keadaan fisik dan penampilan cairan ( cairan berminyak
tebal), berbau namun memiliki mau tersedak ketika panas, berat molekul 9 8,08 gr/
mol, tak berwarna, pH (1% air) asam, titik didih 337°C densitas uap 3,4 (air =1),
propersi dispersi lihat ke larutan dalam air, mudah larut dalam air dingin, sulfat larut
dalam air dengan pembebasan banyak panas. Sulfat yang korosif diperburuk oleh
reaksi eksotermiknya dengan air. Pembuatan asam sulfat H2SO4 berbahaya karena
pelepasan panas selama proses pengenceran. H2SO4 pakar harus selalu ditambahkan
ke air dan bukan sebaliknya karena dapat menimbulkan kecelakaan dan menyebabkan
tersebarny aerosa asam sulfat. Asam sulfat H2SO4 digunakan dalam jumlah yang
besar oleh industri besi dan baja untuk menghasilkan karat, oksidasi, keras air
sebelum dijual ke industri otomobil. Kegunaan H2SO4 lainnya adalah untuk
pembuatan aluminium sulfat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan antara lain, sifat dari solute( zat terlarut),
dan solvent (pelarut). Kedua cosolvensi ( zat penambah ke larutan). Colvensi adalah
peristiwa kenaikan ke larutan satu zat karena adanya penambahan pelarut selain atau
modifikasi pelarut. Ketiga kelarutan, zat yang mudah larut memerlukan sedikit
pelarut, sedangkan menjeda diam suka larut memerlukan banyak pelarut. Temperatur
set padat biasanya bertambah larut bila suhunya dinaikkan. Keempat, salting out
adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai ke larutan lebih besar
dibanding zat utama, akan menyebabkan penurunan ke larutan zat utama. Keenam
adalah salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan ke larutan zat
utama dalam solvent menjadi lebih besar, terakhir adalah pembentukan komplek,
yaitu peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tak larut dengan zat yang larut
jangan membentuk garam kompleks.
Faktor kesalahan pada percobaan ini, yaitu dalam pengembangan padatan NaCl tidak
sesuai dengan ketentuan yang mengharuskan padatan NaCl seberat 1 gram, kedua
adalah kesalahan ketika menuangkan akuades pada labu ukur sehingga melebihi batas
tanda.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
bahwa:
a. Pada permukaan nacl didapat konsentrasi mau lari tasnya 0,182 M dan persen
berat nya 1,0674%. Pada pembuatan larutan h2 s4 didapatkan konsentrasi molor
atasnya 0,184 m dan persen volume 2%.
b. pembuatan larutan H2SO4 dan padatan nacl diantaranya, yaitu pembuatan larutan
pada larutan H2SO4 pengukuran nya menggunakan prepet ukur, pada
pengambilan H2SO4 harus diisi dengan aku ada terlebih dahulu sebelum dituang
H2SO4 pekat.
c. Pengenceran pada prinsipnya hanya menambahkan pelarut saja, singa jumlah
mol zat terlarut sebelum pengenceran. Prinsip cara pengenceran di masukkan
larutan pekat ke labu takar dengan pipet kemudian ditambahkan pelarut sampai
batas leher labu takar, kemudian dihomogenkan, ditambahkan pelarut sampai
batas dan ditutup kemudian di homogen kan lagi dengan membolak-balikkan
labu takar.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam percobaan pembuatan larutan menggunakan bahan yang lain
seperti NH4Cl CH3COOH nh4 hcl nacl dan lain-lain agar mendapatkan hasil yang
beragam.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan. D. Mulyadi. 2004. Ilmu Obat Alam Jilid 1. Penebar Swadaya : Jakarta
Keenan. Charles. W. DKK. 1991. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Erlangga:
Jakarta
Sukmariah. 1990. Kimia Kedokteran Edisi 2. Birarupa Aksara : Jakarta