Anda di halaman 1dari 114

STRATEGI DAKWAH BADAN MUSYAWARAH

ORGANISASI ISLAM WANITA INDONESIA (BMOIWI)


DALAM PEMBINAAN AKHLAK MUSLIMAH DI
MASJID ISTIQLAL
Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh

REVINA SEPTHIANI
NIM. 109051000145

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H./2014 M.
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat

atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Februari 2014

Penulis

Revina Septhiani
STRATEGI DAKWATI BADAI{ MUSYAWARATI ORGANISASI
ISLAM WANITA TNDONESTA (BMOrWr) DALAM PEMBTNAAN
AKTILAK MUSLIMAII DI MASJID ISTIQLAL

Skripsi
Diaj ukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Peneliti
Revina Senthiani
I\[IM. 109051000145

Dosen Pembimbing

19730725

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H./2AL4M..
PENGESAIIAN PA}{ITIA UJIA}I

Skripsi berjudul STRATEGI DAKWAII BADAN MUSYAWARAH


ORGAMSAST rSLAM WATYITA rNDOr[ESrA (BMOrWr) DALAM
PEMBINAAN AKIILAI( MUSLIMAH DI MASJID ISTIQLAL telah
diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada25 Februari 2014. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam
(S.Kom.I.) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta 25Februart20l4

Sidang Munaqasyah

a^
Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Drs. Jumroni. M.Si


NIP: 19630515 t992A3 1 006 19710816

Anggotao
Penguji I Penguji II

0520 1999$ 2 A02 NIP: 19710816

Pembimbing

19730725 3A0
ABSTRAK
Revina Septhiani
Strategi Dakwah Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia
(BMOIWI) Dalam Pembinaan Akhlak Muslimah di Masjid Istiqlal

Dalam pembentukan akhlak muslimah, Allah SWT telah mengutus RasulNya


dalam menyempurnakan akhlak manusia. Pembinaan akhlak bertujuan untuk
menuntun manusia agar meniru akhlak yang ditunjukan oleh Allah lewat RasulNya
dan agar manusia tidak mengalami penyimpangan perilaku, sehingga akan memiliki
akhlak yang terpuji. Dalam berdakwah, Allah tidak mewajibkan umatnya untuk
mendapatkan hasil yang maksimal, tetapi yang harus maksimal adalah usahanya
dalam memperjuangkan agama Allah. Untuk mencapai hal itu, maka kita sebagai
umat Islam harus mempunyai strategi-strategi yang baik dan mapan untuk mencapai
efektifitas dan efisiensi dalam menyampaikan dakwah seperti halnya Badan
Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) yang mempunyai
strategi dalam kegiatan dakwahnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perumusan,
implementasi dan evaluasi strategi yang dilakukan BMOIWI dalam mensinergikan
gerakan untuk memperjuangkan kepentingan perempuan dan ketahanan keluarga
dengan ruh gerakan tidak lepas dari nilai-nilai Islam. Adapun asas-asas teori Asmuni
Syukir yang digunakan dalam perumusan strategi dakwah adalah asas filosofis,
sosiologis, keahlian da’i, psikologi, efektifitas dan efisiensi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis
deskriptif, yaitu metode yang berfungsi sebagai prosedur penelusuran masalah yang
diteliti dengan menggambarkan subjek dan objek penelitian berdasarkan fakta yang
ada. Sedangkan teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara
dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian strategi dakwah BMOIWI pusat dalam pembinaan akhlak
muslimah di Masjid Istiqlal ialah merumuskan strategi dakwah yang telah
direncanakan dengan melihat hubungan organisasi, adapun asas-asasnya yaitu dengan
memperhatikan asas-asas dakwah seperti halnya asas filosofis, asas sosiologis, asas
keahlian dan kemampuan da’i, asas psikologis, asas efektifitas dan asas efisiensi
dakwah. Setelah itu di implementasikan dalam proses pelaksanaan dilapangan yang
bertumpu pada program kegiatan dakwah yang sudah disusun, dan setelah itu
dilakukanlah sebuah evaluasi untuk menjaga keseimbangan antara perumusan strategi
dengan pelaksanaan dengan cara meninjau sumber daya manusia (SDM), rapat
evaluasi kegiatan, dan memperbaiki mekanisme kerja.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kupersembahkan kepada sang khaliq yakni Allah

SWT, karena telah melimpahkan rezeki dan nikmat yang berlimpah ruah kepada

peneliti, sehingga pada saat ini peneliti masih dapat merasakan setetes ilmu yang Kau

titipkan, dan peneliti berharap dapat mengamalkan sampai malaikat menyulam

kebaikanku diakhir hisab nanti.

Shalawat teriring salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW,

beserta para keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikutinya hingga akhir

zaman. Karena beliaulah yang menjadi suri tauladan bagi kami agar kami menjadi

insan kamil yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Selanjutnya peneliti ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga

kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan skrips ini, baik berupa

dorongan moril maupun materil, karena peneliti yakin tanpa bantuan dan dukungan

tersebut, sulit rasanya bagi peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi. Bapak Dr. Suparto, M. Ed, Pudek I, Bapak Drs. Jumroni, M.Si,

Pudek II dan juga Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA, Pudek III.

ii
2. Bapak Rachmat Baihaky, MA, Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam,

dan Ibu Umi Musyarrofah, MA, Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam

3. Ibu Nunung Khairiyah, MA selaku pembimbing yang selalu memberikan

arahannya guna mencapai hasil skripsi yang lebih baik.

4. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

membantu mempermudah segala urusan dalam rangka menyelesaikan skripsi ini.

5. Pengurus dan Staff di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah yang banyak

membantu peneliti dalam mendapatkan bahan skripsi.

6. Pengurus Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan kemudahan kepada peneliti dan memberikan tempat yang nyaman

bagi peneliti demi kelancaran skripsi ini.

7. Seluruh pengurus Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia

(BMOIWI) yang telah meluangkan waktu untuk peneliti dalam membantu dan

menyelesaikan skripsi ini.

8. Orang tua, ayahanda dan ibunda, Isep Hidayat dan Reni Dwiyatni S.Pd, Kakak

Rezi Septiawan SE dan Adikku Rival Tri Septian yang telah memberikan

dukungannya, tanpa dukungan dan doa dari kalian peneliti bukanlah apa-apa.

9. Darwis Fitra Makmur yang telah memberikan semangatnya dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat, Nofita Safitri, Restya Dwi Putri, Ike Oktaviani, Hernisya

Hanuryandini dan Isni Rahmawati yang memberikan banyak motivasi untuk

peneliti.

iii
11. Teman-teman KPI E 2009, terima kasih atas segala bantuannya.

12. Teman-teman KKN CAS, terima kasih atas segala dukungannya.

Akhirnya dengan mengharap ridho Allah SWT, penulis mendoakan semoga

segala doa, restu, bantuan, dukungan dan bimbingan yang telah diberikan oleh semua

pihak dalam penulisan skripsi ini, yang tak akan bisa disebutkan namanya satu

persatu namun tanpa mengurangi rasa hormat, semoga Allah SWT membalas amalan

pahala disertai limpahan rahmat serta hidayah-Nya. Amin ya robal a’lamin.

Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi positif bagi pembacanya,

menambah wawasan keilmuan serta literatur perpustakaan. Peneliti menyadari bahwa

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka peneliti dengan senang hati

menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.

Jakarta, Februari 2014

Revina Septhiani

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK…………………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR...……...…………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI………………………………………….…………………………….. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..…………………………………………………. 1
B. Batasan dan Perumusan Masalah……………..…………………. 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………..…………………… 7
D. Metodolgi Penelitian………………………..…………………… 8
1. Pendekatan Penelitian………..……………………………… 8
2. Subjek dan Objek Penelitian…………..…………………….. 9
3. Lokasi dan Waktu Penelitian………………....……………. 10
4. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data
a. Teknik Pengumpulan Data…………………..……….... 10
b. Teknik Analisis Data…………………………………… 12
5. Teknik Keabsahan Data…………………………………….. 12
E. Tinjauan Pustaka……………………………..…………………. 13
F. Sistematika Penulisan………………………………………..…. 15

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Strategi Dakwah
1. Pengertian strategi…………………………………….……. 17
2. Dakwah
a. Pengertian Dakwah……………………………………... 20
b. Tujuan Dakwah………………………………………… 23
c. Subyek Dakwah……………………………..………….. 24
d. Obyek Dakwah……………………………………….… 26
e. Metode Dakwah…………………………….…………... 27
f. Materi Dakwah……………………………….………… 29
g. Media Dakwah……………………………..…………… 30
3. Strategi Dakwah
a. Asas-asas Strategi Dakwah………………………..….… 32
4. Unsur-unsur Strategi Dakwah
a. Perumusan Strategi………………………………..……. 34
b. Implementasi Strategi………………………………..…. 35
c. Evaluasi Strategi……………………………………..…. 35
5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Strategi Dakwah…….... 36
B. Pembinaan Akhlak Muslimah
1. Pengertian Pembinaan……………………………………… 37

v
2. Pengertian Akhlak…………………………………….……. 39
3. Pengertian Muslimah…………………………………..….... 41

BAB III GAMBARAN UMUM BMOIWI PUSAT


A. Sejarah Berdirinya BMOIWI………………………………….... 42
B. Visi, Misi dan Tujuan BMOIWI………………………………... 46
C. Struktur Organisasi BMOIWI……………………………..……. 47
D. Program-program Kegiatan BMOIWI………………………….. 53

BAB IV TEMUAN HASIL PENELITIAN


A. Perumusan Strategi Dakwah BMOIWI……………………….... 62
B. Implementasi Strategi Dakwah BMOIWI…………………….... 68
C. Evaluasi Strategi Dakwah BMOIWI………………………….... 71

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………..…………..... 75
B. Saran…………………………………..……………………...… 77

DAFTAR PUSTAKA……………………..……………………….. 78
LAMPIRAN

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah merupakan salah satu hal yang terpenting untuk membina akhlak

masyarakat. Dakwah dapat dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja namun hal

yang harus diperhatikan bagi pendakwah adalah akhlaknya, baik dalam

menyampaikan isi pesan dakwahnya maupun diterapkan dalam kehidupan

keseharian pendakwah. Akhlak yang melekat dalam diri pendakwah akan

menjadi panutan bagi jamaahnya. Oleh karena itu, bagi para aktivis dakwah dan

para kader dakwah harus mempunyai akhlak yang baik untuk membina

masyarakat di lingkungan sekitar agar terciptanya lingkungan yang mematuhi

nilai-nilai Islam.1

Pembinaan akhlak bertujuan untuk menuntun manusia agar meniru akhlak

yang ditunjukan Allah lewat Rasul-Nya dan agar manusia tidak mengalami

penyimpangan perilaku, sehingga akan memiliki akhlak yang terpuji. Pada era

globalisasi ini, banyak sekali tindakan kurang terpuji yang dilakukan oleh

manusia, seperti tawuran antar warga, penyalah gunaan obat-obat terlarang, dan

sebagainya. Penyimpangan perilaku tersebut merupakan masalah bagi seluruh

unsur pendidikan, diantaranya orang tua, masyarakat, dan pemerintah.

1
Hamidi. Teori Komunikasi dan Strategi Dakwah, (Malang: UMM Press, 2010), cet ke-1,
h.5

1
2

Akhlak berasal dari kata “akhlaq” yang merupakan bentuk jama’ dari

“khulqu” dari bahasa arab yang artinya perangai, budi, tabiat dan adab. Akhlak

diartikan sebagai ilmu tata krama.2 Akhlak itu terbagi dua yaitu akhlak yang

mulia atau akhlak yang terpuji (Al-Akhlakul Mahmudah) dan akhlak yang buruk

atau akhlak tercela (Al-Akhlakul Madzmumah).3

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dalam bentuk simbol atau

kode dari satu pihak kepada pihak yang lain dengan efek untuk mengubah sikap,

atau tindakan. Proses tersebut dilakukan oleh seorang komunikator sebagai

penyampai pesan dan komunikan sebagai penerima pesan, melalui media

tertentu. Dakwah termasuk dalam tindakan komunikasi, walaupun tidak setiap

aktivitas komunikasi adalah dakwah. Dakwah adalah seruan atau ajakan berbuat

kebajikan untuk mentaati perintah dan menjauhi larangan Allah SWT dan

Muhammad Rasulullah SAW, sebagai mana yang terdapat dalam Al-Qur’an dan

Al-Hadits.4 Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 104 yang berbunyi :

‫ه‬
ِ‫ع‬َ ‫ن‬
َ ْ‫ف وَيَنْ َهى‬
ِ ‫ن بِبلْمَعْرُو‬
َ ‫خيْ ِر َو َيأْ مُرُ و‬
َ ْ‫ن ِإلَى ال‬
َ ‫وَلْ َتكُهْ مِنْكُمْ أُمَةٌ َيدْ عُى‬
‫ن‬
َ ‫ك ُهمُ لْمُفِْلحُى‬
َ ِ‫الْ ُمنْ َك ِر وَأُو َٰلئ‬
“dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS. Ali-Imran: 104).
Menyebarkan dakwah dan menyampaikannya wajib bagi setiap muslim

sesuai dengan kemampuannya. Setiap muslim juga wajib mempelajari ilmu

tentang cara ibadah dan hukum-hukum pokok secara sempurna dan benar.

2
Husin Al-Habsyi, Kamus Al-Kautsar, (Surabaya: Assegaf, tt), h. 87.
3
Barmawi Umary, Materi Akhlak, (Solo: Ramdani, 1993), h. 196
4
Hamidi. Teori Komunikasi dan Strategi Dakwah, (Malang: UMM Press, 2010), cet ke-1,
h.6
3

Kewajiban inilah yang merupakan sebagian kewajiban yang disepakati para

ulama.5

Dalam pembentukan akhlak setiap muslimah, Allah SWT telah mengutus

RasulNya dalam menyempurnakan akhlak manusia. Kesempurnaan ajaran Islam

merupakan pedoman hidup dan rahmat bagi seluruh alam. Hal ini merupakan

kehendak Allah bagi eksistensi manusia sebagai khalifah dimuka bumi.

Berdasarkan keyakinan tersebut maka manusia dengan segala nilai fitrahnya

diharapkan mampu menginternalisasikan dan merealisasikan ajaran Islam

tersebut kedalam dan keluar dirinya.

Pembinaan akhlak pada muslimah harus dilakukan sedini mungkin karena

akan mempengaruhi seluruh dimensi kehidupannya kelak apabila sudah

berinteraksi dalam dunia yang lebih luas dan dapat dimulai dari ranah domestik

yang nantinya akan mempengaruhi setiap langkah dan tindakannya kedepan.6

Di sinilah peran sebuah lembaga atau organisasi islam. Dengan adanya

lembaga ini diharapkan mampu memberikan solusi umat terhadap berbagai

masalah kehidupan. Strategi menjadi sebuah keharusan dalam memajukan

sebuah organisasi, terutama strategi yang tepat dan lengkap akan mengarahkan

kepada suatu pencapaian tujuan yang diinginkan.

5
Abdurrahman Abdul Khaliq, Strategi Dakwah Syar’iyah, (Solo; CV. Pustaka Mantiq, 1996),
cet. Ke-I, h. 113.
6
M. Said Imam Ghazali, Falsafah Akhlak, (Bandung: Al-Ma’arif, 1987), h.24
4

Pada hakikatnya strategi merupakan serangkaian perencanaan atau suatu

keputusan manajerial yang strategis untuk mencapai tujuan-tujuan yang

ditetapkan oleh suatu organisasi. Jika dikaitkan dengan proses dakwah, strategi

mempunyai peranan yang sangat penting bagi pergerakan kegiatan dakwah, bila

strategi yang diterapkan dalam berdakwah baik, maka aktivis dakwah akan

tersusun secara sistematis dan teratur.

Masyarakat kita sangat membutuhkan perempuan da’iyah yang meyakini

bahwa agama ini adalah kehidupan, dan bahwa selain itu adalah palsu, batil dan

rusak. Perempuan da’iyah bukanlah penceramah dalam berbagai acara atau

pembicara dalam berbagai pertemuan, sebagaimana terbetik dalam benak kita,

tapi dia adalah perempuan muslimah yang mengetahui hakikat Islam, mendalami

permasalahan-permasalahan agamanya, meyakini apa yang diimaninya,

mengetahui bagaimana menjalankan amanat yang besar dalam hidup dan

tanggung jawab penting terhadap masyarakatnya.

Oleh karena itu, dia mempersiapkan dirinya untuk menunaikan tanggung

jawab ini dan menyingsingkan lengan bajunya demi terciptanya masa depan yang

mulia bagi umat ini.7

Berdakwah dapat dilakukan melalui media massa maupun melalui

kumpulan individu (kelompok) yang biasa disebut sebagai organisasi. Organisasi

merupakan wadah/sarana kumpulan individu-individu yang berbeda yang

kemudian disatukan dalam sebuah visi dan misi yang sama untuk mencapai
7
Muhammad Hasan Baryaghisy, Perempuan Da’iyyah.(Jakarta: Mujahid Press. 2006). h.24
5

tujuan tertentu. Tak jarang bahwa dakwah dilakukan pada berbagai

kegiatan/aktivitas organisasi-organisasi Islam. Salah satu organisasi yang

melakukan aktivitas dakwah adalah Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita

Indonesia (BMOIWI).

Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI)

adalah organisasi wanita yang beranggotakan 32 organisasi massa muslimah

tingkat Nasional, seperti Muslimat NU, Wanita Islam, Wanita Syarikat Islam,

Aisyiyah, dan beberapa organisasi massa muslimah lainnya. Badan Musyawarah

Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) bertujuan untuk memperkuat

Ukhuwah Islamiyah atau persaudaraan di antara sesama organisasi massa

muslimah.8

Walaupun organisasi Islam yang beranggotakan wanita memang banyak

di Indonesia, tetapi Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia

(BMOIWI) inilah sebagai kepala dari 32 organisasi massa muslimah, dan 32

organisasi massa muslimah setiap melakukan aktivitas dakwahnya harus

melaporkan kepada BMOIWI ini. Tetapi BMOIWI ini pula memiliki aktivitas

dakwah sendiri pada tujuannya untuk terwujudnya ukuwah Islamiyah serta

mampu menjawab tatangan dan permasalahan muslimah di tingkat nasional,

regional, dan internasional. BMOIWI ini dalam program-programnya dilakukan

dengan cara melakukan pengajian rutin dan demo dilapangan.

8
Wawancara pribadi dengan Maryam, (Wakil Sekjen BMOIWI), Jakarta, 30 Juli 2013
6

Strategi seperti apa yang diaplikasikan oleh Badan Musyawarah

Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI), sehingga tersusunnya organisasi

Islam yang dikelola oleh para wanita-wanita Islam. Maka, peneliti terinspirasi

untuk mengajukan judul skripsi “Strategi Dakwah Badan Musyawarah

Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) dalam Pembinaan Akhlak

Muslimah di Masjid Istiqlal”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan fokus antara masalah yang

dikemukakan dengan pembahasan dan analisis, maka perlu diberikan

pembatasan masalah yang akan diteliti. Maka penelitian ini dibatasi pada

strategi dakwah Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia

(BMOIWI) pusat dalam pembinaan akhlak muslimah di Masjid Istiqlal.

Adapun program yang difokuskan yaitu dibatasi pada pengajian rutin yang

dilakukan BMOIWI.

2. Perumusan Masalah

Peneliti merumuskan masalah ke dalam pertanyaan-pertanyaan yang

akan memudahkan peneliti dalam melakukan proses penelitian. Rumusan-

rumusan pertanyaan itu adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana perumusan strategi dakwah yang dilakukan oleh BMOIWI

dalam mensinergikan gerakan untuk memperjuangkan kepentingan


7

perempuan dan ketahanan keluarga dengan ruh gerakan tidak lepas dari

nilai-nilai Isam?

b. Bagaimana implementasi strategi dakwah yang dilakukan oleh

BMOIWI pusat dalam mensinergikan gerakan untuk memperjuangkan

kepentingan perempuan dan ketahanan keluarga dengan ruh gerakan

tidak lepas dari nilai-nilai Isam?

c. Bagaimana Evaluasi strategi dakwah yang dilakukan oleh BMOIWI

pusat dalam mensinergikan gerakan untuk memperjuangkan

kepentingan perempuan dan ketahanan keluarga dengan ruh gerakan

tidak lepas dari nilai-nilai Isam?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan dari Penelitian

a. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana perumusan strategi

dakwah yang diterapkan BMOIWI pusat dalam mensinergikan gerakan

untuk memperjuangkan kepentingan perempuan dan ketahanan keluarga

dengan ruh gerakan tidak lepas dari nilai-nilai Isam.

b. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana implementasi strategi

dakwah yang diterapkan BMOIWI pusat dalam mensinergikan gerakan

untuk memperjuangkan kepentingan perempuan dan ketahanan keluarga

dengan ruh gerakan tidak lepas dari nilai-nilai Isam.

c. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana evaluasi strategi

dakwah yang diterapkan BMOIWI pusat dalam mensinergikan gerakan


8

untuk memperjuangkan kepentingan perempuan dan ketahanan keluarga

dengan ruh gerakan tidak lepas dari nilai-nilai Isam.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang

nyata dan positif dalam bidang studi ilmu akhlak dan khususnya ilmu

dakwah. Serta dapat memberikan sumbangsih bagi khasanah keilmuwan

komunikasi dan penyiaran Islam dalam bidang studi akhlak dan ilmu

dakwah.

b. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan

memperluas wawasan keilmuan khususnya dalam kajian strategi

dakwah dalam pembinaan akhlak.

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, yaitu

metode penelitian yang dihasilkan dari suatu data-data yang dikumpulkan

berupa kata-kata, dan merupakan suatu penelitian ilmiah. Bogdan dan Taylor

yang dikutip oleh Lexy J. Moleong mendefinisikan metodologi kualitatif


9

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 9

Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti berupaya untuk

menghimpun data, mengolah data dan menganalisis data dengan tujuan

dapat memperoleh gambaran atau informasi yang luas dan mendalam

tentang strategi dakwah yang menjadi objek penelitian.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, teknik pemilihan

informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel bertujuan

(purpossive sampling).10 Dalam menentukan subjek penelitian ini, peneliti

memilih subyek penelitian yang menurut peneliti dapat memberikan data

yang dibutuhkan.

Adapun subjek utama penelitian ini adalah Badan Musyawarah

Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) yang meliputi ketua

presidium yaitu Dr. Azizah, MA, sekretaris jendral yaitu Sudaryani Soeyoed,

B. Sc, dan wakil sekretaris jendral yaitu Maryam. Pemilihan subjek ini

dilakukan karena mereka memiliki perhatian dan pengetahuan serta

perannya dalam pembinaan akhlak muslimah. Dan yang menjadi objek

penelitiannya adalah strategi dakwah BMOIWI pusat dalam pembinaan

akhlak muslimah tersebut.

9
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualtatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2009), cet. ke-26, h. 4
10
Ibid. , h. 5.
10

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kesekretariatan BMOIWI pusat yang

terletak di Masjid Istiqlal Jalan Taman Wijaya Kusuma R.26 Jakarta Pusat

10710. Pemilihan lokasi Masjid Istiqlal didasarkan pada 4D dalam

penelitian, yaitu data, date, daya dan dana.11

Pertama, data atau informasi mudah untuk didapatkan karena sudah

mempunyai link dan izin dari panti asuhan tersebut. Selanjutnya date atau

waktu penelitian yang tersedia sesuai dengan waktu yang dibutuhkan.

Ketiga, daya yang ditempuh tidak terlalu jauh dan ini memudahkan peneliti

untuk melakukan penelitian. Keempat, dana yang dibutuhkan untuk

penelitian tidak terlalu besar karena jangkauan tempat yang mudah dicapai

sehingga memberikan keringanan bagi peneliti. Adapun waktu penelitian

berlangsung selama enam bulan dari bulan Juni 2013 sampai Desember

2013.

4. Teknik Pegumpulan Data dan Analisis Data

a. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi berarti pengamatan dan pencatatan dengan


12
sistematik terhadap fenomena yang diselidiki. Observasi yang

dilakukan oleh peneliti adalah observasi partisipan yaitu peneliti

melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian yaitu

11
Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Press, 2006),
cet ke-1. h. 123.
12
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1992), cet ke-2, h. 129.
11

strategi dakwah dalam pembinaan akhlak muslimah dan mengikuti

selama 6 bulan dalam pengajian dan rapat rutin Badan Musyawarah

Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI).

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Berbentuk tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara

langsung. Pewawancara disebut interviewer yaitu yang mengajukan

pertanyaan, sedangkan orang yang diwawancarai disebut interviewe

yang memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu.13 Dalam hal

ini peneliti melakukan wawancara dengan ketua presidium

BMOIWI Dr. Azizah, MA, sekretaris jendral yaitu Sudaryani

Soeyoed, B. Sc, dan wakil sekretaris jendral yaitu Maryam.

Wawancara sudah dilakukan dengan menggunakan pedoman

wawancara agar pertanyaannya terarah. Adapun pertanyaan dalam

wawancara yang dilakukan yaitu terkait program pembinaan akhlak

muslimah yang diterapkan BMOIWI tentang strategi dakwah.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen. Ini dilakukan untuk

memperoleh data-data mengenai hal yang akan diteliti, dan juga

yang berhubungan dengan objek penelitian. Adapun dokumen yang

13
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),
h. 186.
12

peneliti peroleh yaitu dari buku bacaan tentang BMOIWI, profil

BMOIWI, dan foto-foto terkait kepengurusan BMOIWI.

b. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam

bentuk yang lebih mudah di baca dan diinterpretasikan. Dalam

menganalisa data, peneliti mengolah data dari hasil observasi dan

wawancara, data tersebut disusun dan dikategorikan berdasarkan hasil

wawancara, dokumen maupun laporan, yang kemudian dideskripsikan

ke dalam bentuk bahasa yang mudah dipahami.14 Teknik analisis data

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Tahap pertama adalah pengumpulan data, peneliti mencoba

memilah data yang relevan dengan strategi dakwah dalam

pembinaan akhlak muslimah.

2. Tahap kedua adalah penyajian data, setelah data mengenai strategi

dakwah dalam pembinaan akhlak muslimah diperoleh, maka data

tersebut di susun dan disajikan dalam bentuk narasi, visual gambar,

tabel dan sebagainya.

3. Tahap ketiga adalah penyimpulan atas apa yang disajikan.

5. Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan konsep penting dalam sebuah penelitian

kualitatif. Untuk menentukan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan.

14
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 1998), cet ke-2, h. 78.
13

Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu.

Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan, keteralihan,

kebergantungan, dan kepastian.15 Adapun kredibilitas dilakukan dengan

teknik pemeriksaan, hal ini dapat dicapai dengan jalan :

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara,

misalnya untuk mengetahui strategi dakwah yang dilakukan BMOIWI

dengan cara sharing atau menanyakan langsung pada kepengurusan

BMOIWI.

b. Membandingkan keadaan perspektif seseorang dengan pendapat atau

pandangan orang lain, misalnya peneliti membandingkan jawaban yang

diberikan ketua presidium dengan jawaban yang diberikan oleh sekretaris

jenderal.

c. Membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumen yang berkaitan

dengan strategi dakwah BMOIWI dalam pembinaan akhlak muslimah.

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum peneliti mengadakan penelitian ini lebih lanjut kemudian

menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah, maka langkah awal yang peneliti

tempuh adalah dengan mengadakan tinjauan pustaka terlebih dahulu melalui

beberapa hasil penelitian yang membahas tentang strategi dakwah. Maksud

tinjauan pustaka ini, disamping untuk memperoleh informasi mengenai penelitian

15
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualtatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2009), cet. ke-26, h. 324
14

yang topiknya sejenis juga untuk mengetahui bahwa apa yang peneliti teliti

berbeda dengan penelitian terdahulu.

Dari beberapa hasil penelitian yang ditemukan diantaranya adalah karya

Ahmad Rifqi Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul Strategi Dakwah

Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Dalam Pembinaan Pemuda Di Wilayah Rawa

Belong Jakarta Barat. Skripsi ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif.

Adapun permasalahan yang diteliti mengenai bagaimana strategi dakwah

Sanggar Budaya Betawi Si Pitung dalam Pembinaan Pemuda. Di dalamnya

dijelaskan bahwa sanggar budaya pun dapat dijadikan sebagai ladang dakwah, di

sana juga terdapat banyak pemuda yang masih sangat membutuhkan pembinaan

ke arah syariat Islam.

Selanjutnya karya Mahyudi Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul

Strategi Dakwah Persatuan Islam Tionghoa (PITI) Periode 2005-2010 Dalam

Meningkatkan Ibadah Anggotanya. Skripsi ini menggunakan metodologi

penelitian kualitatif. Adapun permasalahan yang diteliti mengenai bagaimana

strategi dakwah Persatuan Islam Tionghoa dalam meningkatkan ibadah

anggotanya. Di dalamnya dijelaskan bagaimana dakwah dilakukan di kalangan

umat Islam Tionghoa, dengan tujuan dapat meningkatkan ibadah mereka.

Adapun pada penelitian ini membahas tentang strategi dakwah Badan

Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) dalam pembinaan

akhlak muslimah di Masjid Istiqlal.


15

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini disusun dalam lima bab yang masing-masing bab terdiri dari

sub bab. Lima bab tersebut disusun secara berurutan guna menjelaskan isi skripsi

dengan lebih jelas, sistematis dan mendetail. Berikut gambaran mengenai

penyususnan bab dalam skripsi ini:

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri atas latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN TEORI

Berisi tentang: Pertama strategi dakwah yang terdiri dari

pengertian strategi, pengertian dakwah, tujuan dakwah, subyek

dakwah, obyek dakwah, metode dakwah, materi dakwah,

media dakwah, pengertian strategi dakwah, dan faktor-faktor

yang mempengaruhi strategi dakwah. Kedua Pembinaan

akhlak muslimah yang terdiri dari pengertian pembinaan,

pengertian akhlak, dan pengertian muslimah.

BAB III GAMBARAN UMUM BMOIWI

Bab ini memuat tentang profil Badan Musyawarah Organisasi

Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) yang terdiri dari Sejarah


16

berdirinya BMOIWI, Visi, Misi dan Tujuan BMOIWI, Struktur

Organisasi BMOIWI, dan Program-program Kegiatan

BMOIWI

BAB IV ANALISIS DATA

Berisi tentang: Pertama, perumusan strategi yang diterapkan

BMOIWI pusat dalam pembinaan akhlak muslimah yang

meliputi asas-asas strategi dakwah. Kedua, implementasi

strategi. Ketiga, evaluasi strategi dalam pembinaan akhlak

muslimah.

BAB V PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran-saran berkaitan dengan strategi

dakwah BMOIWI dalam pembinaan akhlak muslimah di

Masjid Istiqlal.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Strategi Dakwah

1. Pengertian Strategi

“Kata strategis berasal dari bahasa Yunani, yaitu Strategos, yang

berasal dari kata Stratos, yang berarti militer dan Ag yang berarti memimpin.

Dan pada konteks awalnya, strategi diartikan sebagai generalship atau

sesuatu yang dilakukan oleh para jenderal dalam membuat rencana untuk

menaklukan musuh dan memenangkan perang.1

Secara etimologi strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu, Strategos

yang berarti Jendral. Strategi pada mulanya berasal dari peristiwa

peperangan yaitu sebagai suatu siasat untuk mengalahkan musuh. Namun,

pada akhirnya strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi

termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya, dan agama.2

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah

seni atau ilmu yang menggunakan sumber daya untuk melaksanakan

1
Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah Konsep
Pengantar, (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999), hal.8
2
Rafiudin dan Manan Abd. Djaliel. Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia).
Hal. 76

17
18

kegiatan tertentu.3 Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengertian

strategi, peneliti mengedepankan strategi yang dikemukakan beberapa pakar

diantaranya:

1) Menurut Prof. Dr. A.M. Kardiman, strategi adalah penentuan tujuan

utama yang berjangka panjang dan sasaran dari suatu perusahaan atau

organisasi serta pemilikan cara-cara bertindak dan megalokasikan

sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan

tersebut.4

2) Menurut Stainer dan Minner, strategi adalah penetapan misi perusahaan,

penetapan sasaran organisasi, dengan mengingat kekuatan eksternal dan

internal, perurusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai

sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan

dan sasaran utama orgaisasi akan tercapai.5

3) Pengertian strategi menurut Din Syamsudin mengandung arti antara

lain:

a. Rencana dan cara yang seksama untuk mencapai tujuan.

b. Seni dalam menyiasati pelaksanaan rencana atau program untuk

mencapai tujuan

3
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustakia, 1997), hal. 199
4
A.M Kardiman, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta: Pronhallindo, t.t.), hal. 58
5
George Steiner dan John Miner, Kebijakan dan Strategi Manajemen alih bahasa Ticoalu
dan Agus Dharma, (Jakarta: Erlangga, 1988), hal.20
19

c. Sebuah penyesuaian terhadap lingkungan untuk menampilkan

fungsi dan peran penting dalam mencapai keberhasilan bertahap.6

Dari beberapa definisi strategi diatas, peneliti menyimpulkan strategi

adalah rencana yang akan dilakukan oleh suatu organisasi dimana strategi

dapat dilakukan secara terencana atau yang telah disusun secara sistematis

dan strategi yang timbul secara spontan. Strategi dibutuhkan agar sesuatu

yang telah terencana dengan sempurna dapat mencapai hasil yang

diinginkan. Oleh sebab itu dibutuhkan pengawasan terhadap hal-hal yang

sifatnya dapat berubah. Dalam hal tersebut strategi yang dibutuhkan oleh

suatu organisasi adalah strategi yang muncul secara spontan. Dimana hal-hal

yang belum direncanakan harus dilakukan.

Dalam strategi mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan,

program, dan kegiatan yang nyata dengan mengantisipasi perkembangannya.

Kurangnya aplikasi atau penerapan sebuah strategi yang baik dapat

menyebabkan strategi yang telah direncanakan gagal dan tidak berjalan

lancar seperti yang diharapkan. Maka penerapan strategi harus tersusun

sempurna karena bukan saja akan meraih kesuksesan, melainkan dapat

mengokohkan strategi yang pada awalnya diragukan. Dan hasil baik yang

didapat bukan semata-mata karena strategi yang dimiliki, namun hal tersebut

dikarenakan kemampuan dalam menerapkan strategi yang efektif.

6
M. Din Syamsudin, Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani, (Jakarta: Logos,
2002), Cet Ke-1, hal. 127
20

2. Pengertian Dakwah

a. Pengertian Dakwah

Dilihat dari segi bahasa, kata dakwah berasal dari kata Arab

da’wah, merupakan bentuk kata masdar dari kata kerja da’a, yad’u,

da’watan yang berarti menyeru, memanggil, mengajak.7 Maka dakwah

dari sudut bahasa berarti ajakan, seruan, panggilan, undangan,

Sedangkan secara istilah dakwah dapat didefinisikan sebagai

setiap kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang

untuk beriman dan taat kepada Allah SWT sesuai dengan garis aqidah,

yaitu syariat dan akhlak Islamiyah.8

Dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan

baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang

dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang

lain baik secara individual maupun secara kelompok terhadap ajaran

agama sebagai pesan yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya

unsur-unsur paksaan. Dengan demikian eksistensi dakwah adalah

terletak pada ajakan, dorongan (motivasi), rangsangan serta bimbingan

terhadap orang lain untuk menerima ajakan agama dengan penuh

kesadaran demi untuk keuntungan pribadinya sendiri, bukan untuk

kepentingan juru dakwah atau lembaga dakwah.

7
Muhammad Yunus. Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Al-Quran,
1973) hal. 126
8
Muhammad Sayyid Alwakil. Prinsip dan Kode Etik Dakwah, Penerjemah Nabhani Idris,
(Jakarta: Akademika Pressindo, 2002), hal 1
21

Dalam pesan dakwah merupakan ciri khas kejiwaan, maka

kegiatan dakwah yang didasarkan atas pandangan psikologi

mengandung sifat persuasif (memberikan keyakinan), motivasi

(merangsang), konsultatif (memberikan nasihat), serta edukatif

(mendidik atau membina). Sifat-sifat demikian merupakan intinya

dakwah yang dikembangkan dalam sistem dan metologi dakwah.9

Menurut istilah, dakwah ialah mengajak dan mengumpulkan

manusia untuk kebaikan serta membimbing mereka kepada petunjuk

dengan cara beramal ma’ruf nahi munkar.

Menurut M. Quraish Shihab bahwa dakwah adalah sebagai

seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi yang

lebih baik atau sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.10

Menurut Wardi Bachtiar dakwah dapat dilakukan dalam 3

kategori yaitu:

1) Dakwah bi al-lisan

Dakwah bi al-lisan adalah penyampaian informasi atau pesan

dakwah melalui lisan, dapat berupa ceramah, diskusi, khutbah,

sarasehan dan lain sebagainya.

9
M. Arifin , Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1991), Cet
Ke-5, hal. 6
10
M. Quraish Shihab, Membumikan al-Quran, (Bandung: Mizan, 1993), Cet. Ke 2 hal.31
22

2) Dakwah dengan tulisan

Dakwah dengan tulisan adalah penyampaian informasi atau pesan

dakwah melalui tulisan, dapat berupa buku, majalah, surat kabar,

spanduk, pamphlet, lukisan-lukisan, bulletin dakwah dan lain

sebagainya.

3) Dakwah bi al-hal

Dakwah bi al-hal adalah dakwah melalui perbuatan nyata seperti

perilaku yang sopan sesuai dengan ajaran Islam, memelihara

lingkungan, mencari nafkah dengan tekun, ulet, sabar, semangat,

kerja keras serta menolong sesama manusia. Dakwah ini dapat

berupa pendirian rumah sakit, pendirian panti dan memelihara anak

yatim piatu pendirian lembaga pendidikan, pendirian pusat

pencarian nafkah seperti pabrik, pusat perbelanjaan, kesenian dan

lainnya.11

Menurut Sayyid Quthub dakwah merupakan salah satu

kewajiban bagi orang Islam, dakwah tidak dapat dilepaskan dari

kehidupan kaum muslim baik individu maupun kelompok. Tentunya

dengan memperhatikan tugas-tugas dakwah yang demikian berat dan

tantangan yang demikian besar, maka dakwah tidak bisa tidak

menghendaki adanya kelompok orang atau umat (kelompok

11
Wardi Bachtiar. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), hal 34
23

professional) yang secara sungguh-sungguh memikirkan masalah

dakwah dan melakukan tugas dakwah dengan baik dan sempurna. 12

Dari pernyataan diatas peneliti mengambil kesimpulan bahwa,

dakwah adalah mengadakan suatu perubahan dan pembenahan baik

yang bersifat individu maupun sosial sesuai dengan ajaran Islam.

Dakwah sendiri dapat disampaikan melalui lisan, tulisan dan juga

dengan tingkah laku yang dilakukan secara sadar dan terencana dalam

upaya mempengaruhi orang lain agar timbulnya keinsyafan dalam

individu dengan menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya dalam

keseharian.

b. Tujuan Dakwah

Tujuan dilaksanakannya dakwah adalah untuk mengajak

manusia kejalan Tuhan yang besar, yaitu Islam. Dakwah adalah usaha

atau kegiatan yang bertujuan, suatu kegiatan tidak akan bermakna jika

tanpa arah tujuan yang jelas. Tujuan dakwah Islam antara lain adalah

mengubah pandangan hidup seseorang, dari perubahan pandangan hidup

ini akan berubah pula pola pikir dan pola sikap.13

Menurut Sayyid Quthub pada dasarnya tujuan dakwah adalah

untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan rohani bagi umat

manusia baik dalam kehidupan maupun dunia akhirat kelak. Akan tetapi

12
A. Ilyas Ismail. Paradigma Dakwah Sayyid Quthub Rekonstruksi Pemikiran Dakwah
Harakah, (Jakarta: Penerbit Madani, 2006) hal. 20
13
Rafiudin dan Manan Abdul Djaliel. Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandug: CV. Pustaka
Setia, 2001) Cet Ke-2, hal 32
24

kebahagiaan tentu tidak dapat dicapai apabila terjadi berbagai kerusakan

di tengah-tengah masyarakat, baik berupa kedzholiman, kemunkaran,

dan berbagai tindak kejahatan lainnya. Kebahagiaan juga tidak dapat

dicapai apabila sebagian anggota masyarakat merampas hak-hak

anggota masyarakat lainnya dengan memperbudak orang lain. Maka dari

itu tujuan dakwah yang sesungguhnya adalah hal-hal yang mewujudkan

kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia.14

c. Subyek Dakwah

Subyek adalah unsur pelaksanaan atau orang yang berdakwah,

yaitu da’i. sebagai subyek dakwah (da’i) ia harus terlebih dahulu

instropeksi perilaku dirinya agar apa-apa yang akan dilakukannya bisa

diikuti dan diteladani oleh orang lain.15 Sebagai da’i yang tidak mau

memperbaiki dan mendidik diri maka akan mendapatkan celaan dari

orang lain dan dimurka oleh Allah SWT.

Oleh karenanya dalam mengemban tugas amanah Allah SWT,

para pelaku dakwah (da’i) yang bertugas menyampaikan pesan Ilahi dan

mengajarkan ajaran agama Islam, maka seorang da’i harus memiliki

bekal ilmu yang cukup, baik itu ilmu agama maupun ilmu pengetahuan

lainnya.

Dalam hal ini Hamzah Ya’qub mengungkapkan, sebagai berikut:

14
A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub Rekonstruksi Pemikiran Dakwah
Harakah, (Jakarta: Penerbit Madani, 2006), hal 30
15
Nurullah Fauzi, Dakwah-Dakwah Yang Paling Mudah, Cet. II (Gresik: Putra Pelajar,
1999), h. 35
25

1) Mengetahui al-Qur’an dan hadis sebagai pokok ajaran agama

Islam.

2) Memiliki pengetahuan yang berinduk kepada al-Qur’an dan as-

Sunnah seperti: tafsir, hadis, tauhid, dan fiqih.

3) Memiliki pengetahuan yang menjadi alat kelengkapan dakwah

seperti: teknik dakwah, ilmu jiwa (psikologi), antropologi, dan

perbandingan agama.

4) Memahami bahasa umat dan menguasai ilmu retorika.

5) Penyantun dan lapang dada.

6) Berani kepada siapapun dalam menyatakan, membela, dan

mempertahankan kebenaran.

7) Berakhlak baik sebagai seorang muslim.

8) Memiliki mental yang kuat, keras kemauan dan optimis walaupun

menghadpai berbagai rintangan dan kesulitan.

9) Berdakwah karena Allah, mengikhlaskan amal dakwah semata-

mata arena memohon keridaan Allah.

10) Mencintai tugas dan kewajiban sebagai da’i atau mubaligh dan

tidak gampang meninggalkan tugas tersebut karena pengaruh-

pengaruh keduniaan.16

Di samping itu sebagai bekal tambahan sang da’i harus

berkomunikasi dengan jama’ah (khalayak) yang dihadapi.

16
Hamzah Ya’qub, Publisistik Islam Teknik Dakwah Leadership, (Bandung: CV Diponegoro,
1992), Cet. Ke-2 h. 36
26

Karena komunikasi ini merupakan jalan untuk menyebar-luaskan

pesan dalam bentuk seruan, anjuran, petunjuk dan nasehat yang

bersumber dari ajaran agama Islam yang disajikan dan dikemas secara

kontekstual. Dengan komunikasi itu pula da’i akan mengetahui apa

materi yang sesuai bagi jama’ah yang dihadapinya.

d. Obyek Dakwah (Mad’u)

Obyek atau mad’u adalah orang yang menjadi sasaran dakwah.

Masyarakat sebagai obyek dakwah adalah salah satu unsur penting di

dalam sistem dakwah yang tidak kalah penting peranannya, oleh sebab

itu, masalah masyarakat adalah masalah yang harus di pelajari sebelum

melangkah ke aktivitas dakwah yang selanjutnya.

Mad’u atau obyek dakwah terdiri dari berbagai macam golongan

manusia, oleh karenanya menggolongkan mad’u sama dengan

menggolongkan manusia itu sendiri kedalam profesi, ekonomi, dan

seterusnya.17

Mad’u dapat dilihat dari aspek kelompok masyarakat yang

terbagi menjadi:

1) Sasaran kelompok masyarakat dilihat dari segi sosiologis berupa

masyarakat terasing, pedesaan, kota besar, dan kecil serta

masyarakat yang ada di kota.

2) Sasaran kelompok masyarakat dilihat dari segi struktur

kelembagaan berupa masyarakat, pemerintah dan keluarga.

17
M. Arifin, Psikologi Dakwah, Suatu Pengantar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 47
27

3) Sasaran kelompok masyarakat dilihat dari segi kultural berupa

golongan priyayi, abangan, dan santri. Klasifikasi ini terutama

terdapat pada masyarakat Jawa.

4) Sasaran kelompok masyarakat dilihat dari segi tingkat usia berupa

golongan anak-anak, remaja dan orang tua.

5) Sasaran kelompok masyarakat dilihat dari segi tingkat hidup sosial

ekonomi berupa golongan kaya, menengah dan miskin.

6) Sasaran kelompok masyarakat dilihat dari segi profesi dan

pekerjaan berupa golongan petani, pedagang, seniman, buruh,

pegawai negeri dan lain-lain.18

e. Metode Dakwah

Secara bahasa metode berasal dari 2 kata yaitu meta (melalui)

dan hodos (jalan/cara). Dalam bahasa Yunani metode berasal dari kata

Methodos yang artinya jalan yang dalam bahasa Arab disebut Thariq.

Metode berarti cara yang telah diatur dan melalui proses pemikiran yang

mencapai suatu maksud.19

Metode dakwah artinya cara-cara yang dipergunakan oleh

seorang da’i untuk menyampaikan materi dakwah, yaitu al-Islam atau

kumpulan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.20

18
Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi dakwah, (Jakarta: Prenada Media Group,
2009), h. 70
19
M. Munir. Metode Dakwah, (Jakarta: Pemuda Media, 2006), hal. 6
20
Wardi Bachtiar. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997) hal 34
28

Dalam menghadapi bermacam-macam nilai, keagamaan, pilihan

hidup dan sejumlah janji-janji kenikmatan duniawi, dakwah diharapkan

bias menjadi solusi dengan fungsi mengimbangi dan pemberi arah

dalam kehidupan umat. Dakwah ke depan menempatkan perencanaan

dan strategi yang tepat dengan merujuk kepada metode dakwah

Rasulullah SAW. Para intelektual muslim dapat merumuskan konsep

dan metode dakwah untuk generasi muda, orang dewasa atau objek

dakwah bagi berbagai lapisan masyarakat yang tingkat pemahaman

keagamaannya tergolong rendah atau sebaliknya bagi masyarakat yang

tingkat pendidikannya tergolong tinggi, sehingga materi dakwah sesuai

dengan objeknya.

Menurut Slamet Muhaemin Abda, metode dakwah pada

umumnya terbai pada beberapa segi, yaitu sebagai berikut :

1) Metode dari segi cara, yaitu :

a) Cara tradisional, termasuk didalamnya adalah sistem ceramah

umum, cara ini marak dilakukan oleh masyarakat luas.

b) Cara modern, termasuk dalam metode ini adalah diskusi,

seminar dan sejenisnya.

2) Metode dari segi jumlah audiens, yaitu :

a) Dakwah perorangan, yaitu dakwah yang dilakukan terhadap

perorangan secara langsung (Face to Face atau Privat).


29

b) Dakwah kelompok, yaitu dakwah yang dilakukan terhadap

kelompok tertentu yang sudah ditentukan sebelumya, seperti

kelompok pengajian, karang taruna, organisasi dan lain-lain.

3) Metode dari segi pelaksanaan, yaitu :

a) Cara Langsung, yaitu dakwah yang dilakukan dengan cara

tatao muka antara komunikator dengan komunikan.

b) Cara tidak langsung, yaitu dakwah yang dilakukan oleh media

seperti televisi, radio, penerbitan-penerbitan, internet dan lain-

lain.

4) Metode dari segi penyampaian isi, yaitu : Cara serentak, cara ini

dilakukan untuk pokok-pokok bahasan yang praktis dan tidak

terlalu banyak kaitannya dengan masalah-masalah lainnya (fokus

terhadap suatu permasalahan).21

Jadi kesimpulan metode dakwah adalah suatu cara bagaimana

menyampaikan dakwah sehingga pesan dakwah yang disampaikan

kepada mad’u mudah untuk dicerna, dipahami, dan meyakini.22

f. Materi Dakwah

Materi dakwah tidak lain adalah al-Islam yang bersumber dari

al-Qur’an dan al-hadist sebagai sumber utama yang meliputi aqidah,

21
Slamet Muhaemin Abda, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah, (Surabaya: Usha Nasional,
1994) Cet ke-1 hal 80-87
22
Imam Zaidillah Al-wisral, Strategi Dakwah, (Jakarta: Kalam mulia, 2002), Cet ke-1, ha 71
30

syari’ah dan akhlak dengan berbagai macam cabag ilmu yang diperoleh

darinya.23

Al-Qur’an adalah sumber ajaran Islam yaitu wahyu Allah SWT

yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Wahyu Allah SWT

itu diturunkan dalam bahasa Arab dan secara otentik terhimpun dalam

al-Qur’an. Sedangkan Hadist atau as-Sunnah ditinjau dari segi bahasa

berarti cara, jalan, kebiasaan, dan tradisi. Kebiasaan dan tradisi

mencakup yang baik dan buruk. Kata as-Sunnah di dalam al-Qur’an

diulang 16 kali pada 11 surat. Makna Sunnah secara etimologi menurut

Muhammad Ajaj Al-Khatib identik dengan Al-Hadist, yaitu berupa

ucapan, perbuatan atau ketetapan yang disandarkan kepada Nabi

Muhammad SAW.24

Menurut M. Syafaat Habib materi dakwah adalah seluruh ajaran

agama Islam secara kaffah, tidak dipotong-potong. Ajaran Islam telah

tertuang dalam Al-Qur’an dan as-Sunnah.25

g. Media Dakwah

Bila dilihat dari asal katanya, media berasal dari bahasa Latin

yaitu Medium yang artinya alat perantara, sedangkan pengertian

23
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997) hal 34
24
Srijanti, Purwanto S.K, Wahyudi Pramono. Etika Membangun Masyarakat Islam Modern,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), Cet Ke-2, hal 37
25
Syafaat Habib. Buku Pedoman Dakwah, (Jakarta: Widjya, 2000) Cet Ke-1, hal 94
31

istilahnya media mempunyai arti segala sesuatu yang dapat dijadikan

sebagai alat perantara untuk mencapai suatu tujuan tertentu.26

Dakwah dapat didefinisikan sebagai penyebarluasan ajaran atau

paham, dan media merupakan alat penyebaran itu. Jadi media dakwah

adalah alat penyebaran ajaran atau paham. Maka, pengemasannya pun

harus benar-benar bisa diterima mad’u yang notabene memiliki banyak

pilihan untuk memilih media mana selayaknya dikonsumsi. Dalam

artian, media dakwah harus bisa sedemikian mungkin untuk menarik

simpati pasarnya.

Dalam proses melakukan dakwah ada beberapa komponen yang

tak bisa dipisahkan, salah satunya adalah penggunaan media sebagai alat

untuk melakukan aktivitas dakwah. Media dakwah adalah peralatan

yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah, pada zaman

modern umpamanya : televisi, video, kaset rekaman, majalah, surat

kabar.27

Untuk mencapai sasaran dakwah yang tepat dan memperoleh

tujuan yang akan dicapai maka dakwah sudah barang tentu memerlukan

alat dan sarana sebagai agen pelayanan masyarakat, alat dan sarana

tersebut adalah media dakwah. Media merupakan segala sesuatu yang

26
Asmuni Syukir. Dasar-Dasar Strategi Dakwah, (Surabaya: Al-Iklas, 1983) hal 163
27
Wardi Bachtiar. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), hal 35
32

membantu juru dakwah dalam menyampaikan dakwahnya secara efektif

dan efisien.28

3. Pengertian Startegi Dakwah

Menurut Asmuni Syukir, strategi dalam dakwah artinya sebagai

metode, siasat, taktik atau maniuvers yang digunakan dan dipakai dalam

aktifitas (kegiatan) dakwah. Strategi dalam dakwah harus memperhatikan

beberapa asas dakwah yaitu:

a. Asas filosofis : Asas ini membicarakan masalah yang erat hubungan

dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam proses atau aktifitas

dakwah Islam.

b. Asas keahlian dan kemampuan da’i

c. Asas sosiologis : Asas ini membahas masalah yang erat hubungannya

dengan situasi dan kondisi lingkungan sasaran dakwah.

d. Asas Psikologis : Asas ini yang hubungannya dengan kejiwaan

manusia.

e. Asas efektifitas dan efesiensi : Asas ini maksudnya, dalam aktifitas

dakwah harus berusaha menyeimbangkan antara biaya, waktu, tenaga,

yang harus dikeluarkan dengan pencapaian hasil, artinya antara ketiga

hal tersebut harus sesuai dengan hasil dakwah yang akan dicapai.29

28
Abdul Karim Zaidan. Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Jakarta: Media Dakwah, 1980) Cet Ke-
2, hal. 26
29
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah dalam Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983),
hal. 35
33

Memperhatikan pengertian strategi dan dakwah maka pengertian

strategi dakwah adalah tata cara mencapai tujuan dakwah yang telah

disepakati bersama dengan memperhatikan kemampuan, kelemahan,

kesempatan dan ancaman yang ada baik dari Sumber Daya Manusia (SDM)

dan Sumber Daya Alam (SDA).

Strategi digunakan dalam segala hal untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning)

dan management untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai

tujuan tersebut, strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan yang hanya

menunjukkan arah saja, melaikan harus mnunjukkan bagaimana tekhnik

(cara) operasionalnya.

Dengan demikian strategi dakwah merupakan perpaduan dari

perencanaan (planning) dan management dakwah untuk mencapai suatu

tujuan. Di dalam mencapai tujuan tersebut strategi dakwah harus dapat

menunjukkan bagaimana operasionalnya secara teknik (taktik) harus

dilakukan, dalam arti kiat bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda

sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi. Untuk mantapnya

strategi dakwah, maka segala sesuatunya harus dipersatukan dengan

komponen-komponen yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan dalam

rumus Lasswell, yaitu:

1) Who? (Siapa da’i atau penyampai pesan dakwahnya?)

2) Says What? (Pesan apa yang disampaikan?)

3) In Which Channel? (Media apa yang digunakan?)


34

4) To Whom? (Siapa mad’u nya atau pendengarnya?)

5) With What Effect? (Efek apa yang diharapkan?)

Pertanyaan “efek apa yang diharapkan” secara empisit

mengandung pertanyaan lain yang perlu dijawab dengan

seksama. Pertanyaan tersebut, yakni:

a. When (Kapan dilaksanakannya?)

b. How (Bagaimana melaksanakannya?)

c. Why (Mengapa dilaksanakan demikian?)

Tambahan pertanyaan tersebut dalam strategi dakwah

sangat penting, karena pendekatan (approach) terhadap efek yang

diharapkan dari suatu kegiatan dakwah bisa berjenis-jenis, yakni :

1) Menyebarkan Informasi

2) Melakukan Persuasi

3) Melaksanakan Instruksi

4. Unsur-unsur Strategi

Unsur-unsur srtategi merupakan bagian yang ada kaitannya dengan

strategi oleh karenanya unsur ini tidak dapat dipisahkan dari strategi itu

sendiri. Adapun unsur strategi terdiri dari tiga, yaitu:

a. Perumusan Strategi

Dalam perumusan strategi termasuk didalamnya ialah

pengembangan tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal,


35

menetapkan suatu objektifitas, menghasilkan strategi altenatif,

memilih strategi untuk dilaksanakan.30

b. Implementasi Strategi

Implementasi strategi disebut juga tindakan dalam strategi,

karena implementasi berarti memobilisasi untuk mengubah strategi

yang dirumuskan menjadi sebuah tindakan. Kegiatan yang termasuk

dalam implementasi strategi adalah pengembangan budaya,

menciptakan struktur yang efektif, dan memanfaatkan sistem

informasi yang masuk.31

Implementasi strategi merupakan proses pelaksanaan strategi,

yang mana dalam pelaksanaannya perlu konsistensi yang tinggi dari

masing-masing anggota yang terlibat didalamnya. Komitmen serta

kerjasama dari seluruh unit diperlukan untuk mecapai tujuan yang

telah dirumuskan.

c. Evaluasi Strategi

Evaluasi strategi merupakan tahap akhir dalam strategi.

Adapun pengertian evaluasi adalah proses di mana seorang pemimpin

membandingkan antara hasil-hasil yang diperoleh dengan tingkat

pencapaian tujuan. Tahap akhir dalam strategi adalah mengevaluasi

strategi yang telah dirumuskan sebelumnya.32

30
Fred R. David, Manajemen Strategis Konsep, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h. 5
31
Fred R. David, Manajemen Strategis Konsep, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h. 5
32
Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h. 104
36

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Strategi Dakwah

Kesadaran bagi setiap orang baik individu atau kelompok organisasi,

baik organisasi sosial maupun organisasi bisnis tentang tujuan yang hendak

dicapai akan berubah. Suatu usaha untuk mencapai tujuan tersebut dan

usaha-usaha yang mengarahkan pada peyampaian tujuan disebut strategi.

Suatu strategi harus efektif dan jelas karena akan mengarahkan

organisasi kepada tujuannya, untuk itu suatu strategi harus memperhatikan

faktor-faktor penetapan strategi.

a. Lingkungan

Lingkungan tak pernah berada pada kondisi tetap dan selalu berubah.

Perubahan yang terjadi berpengaruh sangat luas kepada segala sendi

kehidupan manusia. Sebagai individu masyarakat, tidak hanya kepada

cara pikir tetapi tingkah laku, kebiasaan, kebutuhan, dan padangan

hidup.

b. Lingkungan Organisasi

Lingkungan organisasi yang meliputi segala sumber daya dan

kebijakan organisasi yang ada. Lingkungan dalam organisasi yang ada.

Lingkungan dalam organisasi terdiri dari pemimpin, para pengikut

pemimpin itu, atasan, rekan sejawat, organisasi dan tuntunan

pekerjaan. Daftar itu tidaklah inklusif, tetapi berisi beberapa


37

komponen yang saling berinteraksi yang penting diketahui

pemimpin.33

c. Kepemimpinan

S.P. Siagian memberikan definisi tentang kepemimpinan yakni

“Seorang pemimpin orang tertinggi dalam mengambil keputusan”.

Oleh karena itu setiap pemimpin dalam menilai perkembangan yang

ada dalam lingkungan baik eksternal dan internal berbeda.34

B. Pembinaan Akhlak Muslimah

1. Pengertian Pembinaan Akhlak Muslimah

a. Pengertian Pembinaan

Kata pembinaan berasal dari akar kata bahasa arab yaitu, yang

artinya membangun, mendirikan, membina.35

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata pembinaan

mengandung arti:

1. Proses, cara, perbuatan, membina

2. Pembaharuan, penyempurnaan

3. Usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efektif dan

efisien untuk memperoleh hasil yang lebih baik.36

33
J. Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2007), hal. 149
34
S.P. Siagian, Manajemen Modern, (Jakarta: CV Haji Masagung, 1991), hal. 9
35
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia (Jakarta: Yayasan Penafsiran Al-Qur’an, 1973),
hal. 73
36
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), hal. 152
38

Pembinaan menurut istilah adalah suatu kegiatan untuk

mempertahankan dan menyempurnakan sesuatu yang telah ada

sebelumnya.37

Pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil, atau pernyataan

menjadi lebih baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya kemajuan,

peningkatan, pertumbuhan, evolusi atas berbagai kemungkinan,

berkembang, atau peningkatan atas sesuatu. Ada dua unsur dari

pengertian ini yakni pembinaan itu sendiri bisa berupa tindakan, proses,

atau pernyataan dari suatu tujuan, dan pembinaan itu bisa menunjukkan

kepada “perbaikan” atas sesuatu. 38

Berdasarkan referensi yang tertera diatas, penulisan mengambil

kesimpulan bahwa pengertian pembinaan adalah suatu upaya

pengelolaan atau penanganan berupa melatih membiasakan,

memelihara, menjaga, mengarahkan serta mengembangkan kemampuan

seseorang untuk memperoleh hasil yang lebih baik secara efektif dan

efisien.

Arti kata pembinaan dari segi terminologis yaitu suatu upaya,

usaha kegiatan yang terus menerus untuk memperbaiki, meningkatkan,

mengarahkan, dan mengembangkan kemampuan untuk mencapai tujuan

37
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-ikhlas, 1983), hal. 17
38
Miftah Thoha, Pembinaan Organisasi Proses Diagnosa dan Intervensi, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2002) Cet Ke-3, hal. 7
39

agar sasaran pembinaan sehari-hari baik dalam kehidupan pribadi,

keluarga pribadi maupun kehidupan sosial masyarakat.39

b. Pengertian Akhlak

Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang

didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu

perbuatan yang baik. Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk,

berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau

tabiat.40

Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al-Ghazali,

dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang

melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik

tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.

Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah

laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya

sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja.

Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya

didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak

pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-

ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat. Apabila

perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan

dari akhlak.

39
Proyek Penerangan Bimbingan Khutbah Dakwah Agama, Pembinaan Rohani Islam Pada
Darmawanita, (Jakarta: Penerbit Depag, 1984), hal. 8
40
Ahmad A.K. Muda. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: Reality Publisher), hal 45
40

Akhlak disebut sebagai ilmu akhlak yang mempunyai arti

sebagai studi yang sistematik tentang tabiat dari pengertian nilai baik,

buruk, seharusnya benar, salah dan sebagainya tentang prinsip umum

dan dapat diterapkan terhadap sesuatu, selanjutnnya dapat disebut juga

sebagai filsafat moral.

Ada empat hal yang harus ada apabila seseorang ingin dikatakan

berakhlak.

1. Perbuatan yang baik atau buruk.

2. Kemampuan melakukan perbuatan.

3. Kesadaran akan perbuatan itu.

4. Kondisi jiwa yang membuat cenderung melakukan

perbuatan baik atau buruk.

Akhlak bersumber pada agama. Perangai sendiri mengandung

pengertian sebagai suatu sifat dan watak yang merupakan bawaan

seseorang. Pembentukan perangai ke arah baik atau buruk, ditentukan

oleh faktor dari dalam diri sendiri maupun dari luar, yaitu kondisi

lingkungannya. Lingkungan yang paling kecil adalah keluarga, melalui

keluargalah kepribadian seseorang dapat terbentuk. Secara terminology

akhlak berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu

keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.

Para ahli seperti Al Gazali menyatakan bahwa akhlak adalah perangai

yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan

baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Perangai sendiri


41

mengandung pengertian sebagai suatu sifat dan watak yang merupakan

bawaan seseorang.41

c. Pengertian Muslimah

Muslim adalah secara harfiah berarti “seseorang yang berserah

diri (kepada Allah), termasuk segala makhluk yang ada di langit dan

bumi. Kata muslim kini merujuk kepada penganut agama Islam. Dan

pemeluk wanita disebut Muslimah adalah sebutan untuk wanita Islam.

Al-Qur’an menjelaskan tentang semua nabi dan rasul adalah sebagai

muslim, dari Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad. Al-

Qur’an menyatakan bahwa mereka adalah muslim karena mereka hanya

berserah diri kepada Tuhan, memberikan firman dan menegakkan

agama Allah. Wanita muslimah adalah wanita yang berkepribadian,

merdeka, dan memiliki kedudukan sama di depan hukum seperti laki-

laki.

Umat muslim meyakini bahwa Allah adalah zat kekal, yang

memliki semua sifat kemahaan, tidak tertandingi, mandiri, tidak

melahirkan dan tidak pula diperankan, mereka meyakini doktrin

ketauhidan. Muslim selalu melakukan salat lima kali dalam sehari

sebagai kewajiban dalam agama (fardhu).42

41
Ahmad A.K. Muda. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: Reality Publisher), hal 50
42
Cerminankataayu.blogspot/…/wanita-muslimah-dan-zaman-modern.2013
BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG BADAN MUSYAWARAH ORGANISASI

ISLAM WANITA INDONESIA (BMOIWI)

1. Sejarah Berdirinya BMOIWI

Organisasi yang terdiri dari wanita-wanita Islam dalam dakwah yang

disampaikannya bermacam-macam dalam menjunjung tinggi martabat wanita

seperti perjuangan mempertahankan memakai Jilbab, kebangkitan di bawah

tekanan, menjadi teladan keluarga, menjadi istri solehah, dan mendapatkan hak-

hak wanita lainnya.

Organisasi ini didirikan pada tanggal 25 Rabiul Awwal 1376 H, bertepatan

dengan tanggal 12 Juli 1967 M di Jakarta dengan nama Badan Musyawarah

Organisasi Islam Wanita Indonesia disingkat menjadi BMOIWI dengan jangka

waktu yang tidak terbatas.1

Pembentukan BMOIWI merupakan hasil pemikirian bersama antara tokoh-

tokoh dari organisasi Muslimat NU, Wanita Islam, Wanita Syarikat Islam,

Wanita Perti dan Wanita Gasbindo dengan para pendiri Ibu Hj. Rabs

Syamsudiridjal , Dra. Hj. Zubaidah Muchtar, Ibu Hj. Mahmudah Mawardi, Ibu

Gito Admojo, dan Ibu Hafni Abuhanifah.

Susunan kepengurusan presidium I sebagai berikut:

1. Ibu Hj. Rabs Syamsurijal (Wanita Islam)

1
Wawancara pribadi dengan Maryam (Wakil Sekjen BMOIWI), Jakarta, 30 Juli 2013

42
43

2. Ibu Hj. Mahmudah Mawardi (Muslimat NU)

3. Ibu Abdrrahman (Aisyiah)

4. Ibu Agus Sudono (Wanita Gasbindo)

5. Ibu Hj. Zubaidah Muchtar (Wanita SI)

6. Ibu Hafni Abu Hanifah (Wanita SI)

7. Ibu Gito Atmojo (Wanita Islam)

8. Ibu Hj. Aisyah Amini (HSBI)

9. NN. Aniswati Rochlan (Kohati)

Sejak awal berdirinya BMOIWI sudah mengadakan beberapa agenda

kerja Nasional untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia antara lain

sebagai pelopor dimulainya pelatihan manasik haji di Indonesia, penerapan KB

melalui forum pengajian dengan uji coba di 8 lokasi di Jawa Barat dan 8 lokasi di

Jawa Timur.

Mengusahakan kerjasama antar organisasi anggota dalam meningkatkan

mutu organisasi pembinaan, kesejahteraan keluarga, sosial ekonomi, dan

pendidikan dakwah. Membina kerjasama dengan organisasi lain di luar BMOIWI

dan pemerintahan (memberikan masukan tentang rancangan GBHN Pelita VI

yang dilaksanakan pada 25 Juli 1992 dan hasilnya telah dikirimkan kepada

seluruh fraksi-fraksi di DPR serta lembaga-lembaga lainnya.2

BMOIWI tingkat pusat beranggotakan 32 ormas muslimah tingkat

nasional, yaitu:

1. Muslimat Nahdhatul Ulama

2
Wawancara pribadi dengan Maryam (Wakil Sekjen BMOIWI), Jakarta, 30 Juli 2013
44

2. Wanita Islam

3. Wanita Syarikat Islam

4. Aisyiah

5. Wanita PERTI

6. Majelis Wanita al Irsyad al Islamiyah

7. Wihdatul Muslimat

8. PERSISTRI

9. Fatayat Nahdhatul Ulama

10. Nasyiatul Aisyiyah

11. Kohati PB HMI

12. Persatuan Organisasi Wanita Setanah Air

13. Kongres Buruh Islam Merdeka (KBIM)

14. Sepmiwati

15. Wanita Ittihadil Muballighin

16. Badan Kontak Majelis Ta’lim (BKMT)

17. Forum Alumni Kohati (Forhati)

18. Wanita GUPPI

19. Majelis Wanita PUI

20. Korps Wanita Majelis Dakwah Islamiyah (MDI)

21. Angkatan Putri al Washliyah

22. DPP Pengajian al Hidayah

23. Korps Wanita GPI (Gerakan Pemuda Islam)

24. Korps Pelajar Islam Indonesia (PII) Wati


45

25. Persaudaraan Muslimah (Salimah)

26. Muslimah al Washliyah

27. PERWATI

28. Muslimat Hidayatullah

29. Muslimat Mathla’ul Anwar

30. Forum Silahturahim Antar Pengajian (FORSAP)

31. Perhimpunan Wanita Alumni Timur Tengah

32. PP Muslimat al Ittihadiyah3

BMOIWI wilayah yang sudah terbentuk, beranggotakan 21 ormas

muslimah tingkat wilayah, yaitu:

1. Aceh

2. Jambi

3. Suamtera Selatan

4. Bandar Lampung

5. Sumatera Barat

6. Sumatera Utara

7. Jawa Barat

8. Jawa Tengah

9. Jawa Timur

10. DI. Yogyakarta

11. Sulawesi Selatan

12. Sulawesi Utara

3
Wawancara pribadi dengan Maryam (Wakil Sekjen BMOIWI), Jakarta, 30 Juli 2013
46

13. Sulawesi Tengah

14. Kalimantan Selatan

15. Kalimantan Barat

16. Kalimantan Timur

17. Banten

18. Otorita Batam

19. Gorontalo

20. DKI Jakarta

21. Nusa Tenggara Barat4

BMOIWI terletak di Sekretariat Masjid Istiqlal Jalan Taman Wijaya

Kusuma R. 26, telepon/ Fax. 02134833738 Jakarta Pusat 10710. Email

bmoiwi_pusat@yahoo.com. Nomer Rekening BNI Syariah 0161897834 Cabang

813 Syariah Prima Jakarta.5

2. Visi, Misi, dan Tujuan BMOIWI

a. Visi BMOIWI

Terwudjudnya Ukhuwah Islamiyah serta mampu menjawab tantangan

dan permasalahan muslimah di tingkat nasional, regional, dan internasional.

b. Misi BMOIWI

1. Menciptakan ukhuwah islamiyah dengan organisasi anggota, ormas,

islam dan umat islam.

2. Meningkatkan profesionalisme dalam mengelola organisasi.

4
Wawancara pribadi dengan Maryam (Wakil Sekjen BMOIWI), Jakarta, 30 Juli 2013
5
Wawancara pribadi dengan Maryam (Wakil Sekjen BMOIWI), Jakarta, 30 Juli 2013
47

3. Meningkatkan wawasan dan kepekaan muslimah serta kemampuan

dalam menghadapi tantangan di berbagai bidang kehidupan.

4. Meningkatkan peranan organisasi dalam mengatasi tantangan dan

permasalahan muslimah baik di tingkat nasional, regional, maupun

internasional.

5. Mengemban hubungan organisasi di semua tingkatan, serta kerja sama

dengan semua potensi wanita di semua lini kehidupan.

c. Tujuan BMOIWI

1. Terbinanya ukhuwah islamiyah sesama wanita muslimah dengan amal

sholeh untuk kemashlahatan ummat.

2. Mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT

menuju baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.6

3. Struktur Organisasi BMOIWI Periode 2013-2018

a. Dewan Penasehat

1. Dra. Hj. Barirroch Us. Ch, MM (PP Wanita Islam)

2. Dra. Hj. Zubaidah muchtar (PP Wanita Syarikat Islam)

3. Dra. Hj. Maysaroh Yusuf (PP Aisyiyah)

4. Dra. Hj. Fatimah Agil (PP Muslimat NU)

5. Dra. Hj.Wirianingsih, M. Si. (PP Persaudaraan Muslimah (SALIMAH))

b. Dewan Pakar

1. Prof. Dr. Hj. Tutty Alawiyah AS, M. A. (PP BKMT)

2. Prof. Dr. Chamamah Suratno (PP Aisyiyah)

6
Wawancara pribadi dengan Maryam (Wakil Sekjen BMOIWI), Jakarta, 30 Juli 2013
48

3. Hj. Khofifah Indar Parawansa (PP Muslimat NU)

4. Dr. Hj. Nurhayati Djamas, MA (PP Wanita GUPPI)

5. Dra. Hj. Wellya Safitri, M.Si (MUI)

6. Dra. Hj. Husmiaty Hasyim., M. A (PP Wanita PUI)

7. Prof. Dr. Amany Lubis, M. A (MAAI)

8. Dr. Valina Singka Subekti, M.Si (PP Wanita Syarikat Islam)

9. Ledia Hanifa Amaliah, SSi., M. Psi. T (Anggota DPR RI)

10. M. Psi. Tlr. Sharmila Haque (IWAPI)

11. Hj. Sri Harti Djauhari, S.Ag., MM (PP Wanita Islam)

12. Dra. Hj. Diana Nurmin (APJATI)

13. Dra. Nining Indra Saleh, MM (Forhati Nasional)

14. Dra. Hj. Siti Maryam Ahmad, M.Pd. (PP Wanita GUPPI)

15. Hj. Nurjannah Hulwani, S. Ag (PP Persaudaraan Muslimah

(SALIMAH))

16. Dra. Hj. Nurdiati Akma (PP FORSAP)

c. Presidium

1. Dr. Azizah, MA (Muslimat Al Washliyah)

Bidang Organisasi dan Hukum dan Perundang-undangan

2. Dra. Sabriati Aziz, M.Pd.I (PP Muslimat Hidayatullah)

Bidang Hubungan Luar Negeri dan Infokom

3. Nadhirah Seha Nur, SP, M.Si (Forhati Nasional)

Bidang Politik dan Sosial-Kesehatan

4. Dra. Hj. Dadah Cholidah Hanum, M.Pd.I (PP Wanita PUI)


49

Bidang Pendidikan dan Ekonomi

5. Umi Musyarrofah, MA (PP Aisyiyah)

Bidang Dakwah dan Litbang

d. Sekretaris Jenderal

Sudaryani Soeyoed, B. Sc (PP Wanita Syarikat Islam)

e. Wakil Sekjen

1. Mariyam (Korpus Korps PII WATI)

2. Suhana Burhanudin, S.Pd.i (PP Wanita Syarikat Islam)

3. Fatri Hayani, S.HI (KOHATI PB HMI)

4. Reslawati, S. Ag., M.Si (Forhati Nasional)

5. Hj. Tuti Nurbaity Asri Siregar (PP Muslimat NU)

f. Bendahara

Hj. Trisna Ningsih Yuliati, SE (PP Muslimat Matla’ul Anwar)

g. Wakil Bendahara

1. Hj. Syurti S., SE (PP Persaudaraan Muslimah (SALIMAH))

2. Dra. Efi Nurpalah (PP Wanita PUI)

h. Anggota Pleno

1. Bidang Organisasi

a. Ketua

Dr. Gusniarti, M. Ag (PP Nasyiatul Aisyiyah)

b. Anggota

1. T. Ratna Soraya, S.Pd, M.Pd (PP Muslimat Al-Washliyah)

2. Dra. Faiza M (PP Wanita Al-Irsyad Al-Islamiyah)


50

3. Mufidah, S. HI (PP Persaudaraan Mulsimah (SALIMAH))

4. Syifa Awalia, MM (Korpus Wanita GPI)

5. Madarsyah (PP DPP Pengajian Al-Hidayah)

2. Bidang Hukum dan Perundang-undangan

a. Ketua

Eka Julaiha, S. Ag., MA (PP Wanita Islam)

b. Anggota

1. Decy Eviani Putri, SH (PP KBIM)

2. Nur Iryani, S.Pd (PP Muslimat Hidayatullah)

3. Siti Rufiah (PP SEPMIWATI)

4. Eka Setiawati (Korpus Korps PII WATI)

3. Bidang Hubungan Luar Negeri

a. Ketua

Dra. Reni Susilowati, M.Pd.I (PP Muslimat Hidayatullah)

b. Anggota

1. Dra. Hj. Muzaenah Zein (PP Fatayat NU)

2. Kartika Mayasari, S. Pd (Korpus Korps PII WATI)

3. Hj. Marhamah Shaleh, Lc., MA (PP Wanita PERTI)

4. Hj. Nengsih Lesmana (PP PERWATI)

4. Bidang Informasi dan Komunikasi

a. Ketua

Dra. Hj. Nelly Warnim Khamsah (PP KBIM)

b. Anggota
51

1. Helmiah Askar (PP Wanita Al-Irsyad Al-Islamiyah)

2. Dinna Kamaliya, SE (PP Nasyiatul Aisyiyah)

3. Farida Mudaya, S.Pd.I (PP PERSISTRI)

4. Eko Suprapti (PP DPP Pengajian Al-Hidayah)

5. Bidang Politik

a. Ketua

Sitti Rakhman, SP., MM (Forhati Nasional)

b. Anggota

1. Resya Nurhaeti, S.Psi (PP PERSISTRI)

2. Hafidhah Farwa (KOHATI PB HMI)

3. Sumiah Nasution, SS., MA (PP Muslimat Al-Ittihadiyah)

4. Sitti Mukaromah, S. Ag (PP Fatayat NU)

6. Bidang Sosial dan Kesehatan

a. Ketua

Endah Fitriyah, SP. MP (PP Wanita PUI)

b. Anggota

1. Dr. Maysarwati Wali (PP Wanita PERTI)

2. Hj. Halmaini Zulfan (PP Muslimat Al-Washliyah)

3. Hj. Elly Zanibar Madjid, SS (PP Wanita Syarikat Islam)

4. Mu’minati, S. Ag (Forhati Nasional)

5. Rahniz Faury (PP Angkatan Putri Al-Washliyah

7. Bidang Pendidikan

a. Ketua
52

Radhiya Bustan, M.soc,Sc (PP Wanita GUPPI)

b. Anggota

1. Dra. Irmawati, M.Pd (PP SEPMIWATI)

2. Mimi Ekamana. S.Psi (PP Angkatan Putri Al-Washliyah)

3. Tin Syamsuwir (PP FORSAP)

4. Siti Muninggar (PP Aisyiyah)

8. Bidang Ekonomi

a. Ketua

Srie Muliaty Mawardi, M.Si (PP Wanita Syarikat Islam)

b. Anggota

1. Hj. Titih Sumiarti, S.Ag (PP Muslimat Matla’ul Anwar)

2. Dra. Titin Matinah (PP Wanita PUI)

3. Hj. Cut Nia Helfira (PP Angkatan Putri Al-Washliyah)

4. Hj. Ir. Rina Rusli, MM (PP FORSAP)

5. Feni Putri, SE (PP SEPMIWATI)

9. Bidang Dakwah

a. Ketua

Dra. Hj. Asliani Musba (PP Aisyiyah)7

b. Anggota

1. Neneng Maemunah, S.Pd.I (PP Muslimat Matla’ul Anwar)

2. Dra. Hj. Choirul Hidayati (PP Wanita GUPPI)

3. Hj. Siti Aisyah Nasution (PP Muslimat Al-Washliyah)

7
Wawancara pribadi dengan Maryam (Wakil Sekjen BMOIWI), Jakarta, 30 Juli 2013
53

4. Hj. Khadijah Nafis (PP PERWATI)

5. Sardah (Korpus Korps PII WATI)

10. Bidang Penelitian dan Pengembangan

a. Ketua

Dr. Sururin

b. Anggota

1. Dra. Hj. Sri Wartini (PP Wanita Islam)

2. Sri Immawati, S.Pd, M.Pd (PP Nasyiatul Aisyiyah)

3. Dra. Hj. Anisah Djunaidi (PP Muslimat NU)

4. Dra. Faizah (PP Wanita GUPPI)

5. Hj. Agustina (Korpus Wanita GPI)

4. Program-program Kegiatan BMOIWI

Program-program BMOIWI diupayakan dapat mewujud sebagai problem

solving masalah keummatan khususnya terhadap pemberdayaan, pembelaan

terhadap muslimah dan berharap program BMOIWI dapat berkesinambungan.

Termasuk mengusulkan agar setiap tahun ada pergantian Ketua Presidium, tapi

kebijakan ditetapkan dan disepakati besama di awal tahun Munas sehingga

berkelanjutan sampai akhir kepengurusan periode 2018.8

BMOIWI berdakwah dalam acara-acara tertentu seperti pengajian rutin

atau dalam perayaan umat Islam. Dakwah yang disampaikannya bermacam-

macam dalam menjunjung tinggi martabat wanita seperti perjuangan

mempertahankan memakai Jilbab, kebangkitan di bawah tekanan, menjadi

8
Wawancara pribadi dengan Azizah (Ketua Presidium BMOIWI), Jakarta, 28 Oktober 2013
54

teladan keluarga, menjadi istri solehah, dan mendapatkan hak-hak wanita

lainnya.

1. Program Umum

a. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama, bernegara serta

kesadaran hukum dan politik bagi setiap organisasi anggota.

b. Menggalang ukuwah islamiyah antar organisasi anggota dengan cara

mengadakan berbagi kegiatan.

c. Mengadakan kerjasama dengan pihak-pihak terkait/lembaga-lembaga

lain baik nasional maupun internasional.

2. Program Khusus

a. Mengupayakan menjadi anggota organisasi federasi muslimah

ditingkat internasional.

b. Mengupayakan organisasi Badan Musyawarah Organisasi Islam

Wanita Indonesia (BMOIWI) di seluruh Indonesia untuk menjadi

perekat persatuan, perangkai persaudaraan dan cinta damai dalam

kemajemukan.

c. Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah maupun non pemerintah

dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM)

muslimah disemua tingkat.

d. Meningkatkan koordinasi dan kontribusi dalam melakukan kegiatan-

kegiatan untuk mewujudkan keluarga sakinah dalam masyarakat.

e. Mendorong Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia

(BMOIWI) daerah untuk pro-aktif mengadakan pendekatan-


55

pendekatan dengan pemerintah tingkat propinsi, kabupaten dan kota,

guna mendapatkan fasilitas, sarana dan prasarana.9

3. Bidang-Bidang

a. Bidang Organisasi

1. Meningkatkan pengembangan Badan Musyawarah Organisasi

Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) di seluruh Indonesia dengan

cara membentuk wilayah-wilayah cabang baru di Propinsi,

Kabupaten dan Kota.

2. Meningkatkan komsolidasi organisasi di Pusat, Propinsi dan Kota.

3. Meningkatkan peran Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita

Indonesia (BMOIWI) di tingkat Nasional, Regional maupun

Internasional.

4. Meningkatkan pemahaman akan fungsi dan tugas dalam

kelembagaan disemua tingkatan.

5. Meningkatkan kualitas SDM bagi organisasi anggota.10

b. Bidang Hukum dan Perundang-undangan

1. Melaksanakan/ memberikan advokasi serta bekerjasama dalam

penegakan hukum bersama lembaga penegak hukum antara lain

P2TP2A dan KPAI terhadap perempuan dan anak.

9
Wawancara pribadi dengan Azizah (Ketua Presidium BMOIWI), Jakarta, 28 Oktober 2013
10
Wawancara pribadi dengan Azizah (Ketua Presidium BMOIWI), Jakarta, 28 Oktober 2013
56

2. Mengefektifkan dan melakukan kajian hukum mengenai berbagai

aspek kehidupan untu disosialisasikan sebagai pedoman dalam

kehidupan masyarakat.

3. Bekerjasama dengan badan/lembaga hukum nasional dalam

penegakan hukum dan peraturan pelaksanaannya.

4. Membentuk Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Muslimah.

5. Mensosialisasikan produk-produk hukum yang baru serta

mengkritisi dengan standar hukum Islam.

6. Mempersiapkan usulan/masukan penyusunan RUU dan peraturan

perundangan-undangan lainnya, bak ke Parpol dan Parlemen.

c. Bidang Hubungan Luar Negeri

1. Mengupayakan Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita

Indonesia (BMOIWI) menjadi organisasi muslimah ditingkat

Internasional.

2. Meningkatkan hubungan kerjasama dengan organisasi muslimah

ditingkat Internasional

3. Mengembangkan jaringan informasi tentang dunia Islami

dikalangan organisasi anggota.


57

d. Bidang Informasi dan Komunikasi

1. Mengadakan dan mengembangkan media komunikasi dan

informasi.

2. Menyiapkan sarana dan prasarana perpustakaan.

3. Membuat data base anggota seluruh organisasi anggota yang

bergabung dalam Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita

Indonesia (BMOIWI).11

e. Bidang Politik

1. Mensosialisasikan UU Parpol untuk meningkatkan peran

perempuan dalam pengambilan keputusan.

2. Menjalin hubungan dengan politisi muslimah.

3. Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI)

mendorong perempuan muslimah berpartisipasi dalam politik.

f. Bidang Sosial dan Kesehatan

1. Kerjasama dengan organisasi anggota dan pihak lain dalam

menangani masalah-masalah sosial di daerah konflik, korban

bencana alam, miskin dan tertinggal.

11
Wawancara pribadi dengan Azizah (Ketua Presidium BMOIWI), Jakarta, 28 Oktober 2013
58

2. Meningkatkan peran Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita

Indonesia (BMOIWI) dan mengadakan MoU dengan KLH dan

kementrian terkait.12

g. Bidang Pendidikan

1. Mengadakan kegiatan dan berpartisipasi dengan pendidikan dalam

bentuk seminar, workshop, diskusi panel, pelatihan baik ditingkat

nasional maupun internasional.

2. Bekerjasama dengan instansi terkait dalam upaya pemberantasan

pornografi, narkoba, HIV/AIDS dan tayangan TV/media cetak

yang berakibat negative (program unggulan yang

berkesinambungan).

3. Merencanakan Pusat Pendidikan dan Latihan Badan Musyawarah

Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) di Batam dan

wilayah perbatasan sebagai pilot project.

4. Menjalin kerjasama dalam bidang pendidikan antar organisasi

anggota untuk meningkatkan mutu pendidikan (bertukar

pengalaman) lembaga pendidikan yang dimiliki organisasi

anggota.

12
Wawancara pribadi dengan Azizah (Ketua Presidium BMOIWI), Jakarta, 28 Oktober 2013
59

5. Mengadakan koordinasi dan berbagai MoU dengan Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementrian Agama dalam

realisasi pendidikan (khususnya kurikulum).

6. Mendorong organisasi anggota untuk memprioritaskan program

Ketahanan Keluarga dalam organisasinya.13

h. Bidang Ekonomi

1. Mengembangkan kegiatan ekonomi dengan sistem ekonomi

syariah.

2. Mengadakan pelatihan kewirausahaan bagi organisasi anggota.

3. Mengoptimalkan kegiatan ekonomi dengan meningkatkan usaha

dikalangan organisasi anggota khususnya koperasi, BMT, Majelis

Ta’lim, home industry dan diversifikasi usaha secara syariah.

4. Memfasilitasi produk usaha organisasi anggota melalui jaringan

ekonomi Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia

(BMOIWI).

5. Menyebarkan informasi kepada organisasi anggota dan wilayah

tentang peluang-peluang ekonomi yang dapat diakses oleh Badan

13
Wawancara pribadi dengan Azizah (Ketua Presidium BMOIWI), Jakarta, 28 Oktober 2013
60

Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) di

seluruh Propinsi, Kabupaten dan Kota.14

i. Bidang Dakwah

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas daiyah bagi organisasi

anggota.

2. Mengembangkan manajemen strategi dakwah berupa metode dan

materi dakwah.

3. Mengadakan lokakarya daiyah bagi organisasi anggota dalam

menjawab berbagai permasalahan/tantangan yang selalu

berkembang.

4. Melakukan jaringan dakwah pada daerah konflik dan tertinggal.

j. Bidang Litbang

1. Mengadakan dan ikut serta dalam kegiatan ilmiah dalam bentuk

seminar, lokakarya, symposium dan dialog untuk membahas

masalah-masalah aktual.

2. Ikut serta dalam penelitian khususnya dibidang organisasi dan

bidang lainnya seperti ekonomi, sosial budaya, dakwah dan

sebagainya.

14
Wawancara pribadi dengan Azizah (Ketua Presidium BMOIWI), Jakarta, 28 Oktober 2013
61

3. Membuat brosur dan profil penyusunan buku sejarah Badan

Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI).

4. Membuat peta jaringan dakwah.

Syarat menjadi anggota Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia

(BMOIWI)

1. Surat permohonan

2. Pengurus pusat organisasi Muslimah yang Independen

3. Daftar Wilayah (minimal 15 Propinsi)

4. Menyerahkan AD/AT organisasi

5. Terdaftar di Departemen Dalam Negeri

6. Bagi yang mewakili ormas di Badan Musyawarah Organisasi Islam

Wanita Indonesia (BMOIWI) harus pengurus dari Organisasi tersebut.

7. Membayar Iuran Anggota organisasi15

15
Wawancara pribadi dengan Azizah (Ketua Presidium BMOIWI), Jakarta, 28 Oktober 2013
BAB IV

ANALISIS STRATEGI DAKWAH BMOIWI DALAM PEMBINAAN

AKHLAK MUSLIMAH DI MASJID ISTIQLAL

A. Perumusan Strategi Pembinaan Akhlak Muslimah

Setiap organisasi, komunitas ataupun semacamnya, biasanya dibentuk atas

dasar sebuah tujuan dan cita-cita yang mereka ingin capai. Untuk mencapai

tujuan yang mereka harapkan diperlukan perumusan masalah sebuah metode dan

strategi yang strategis agar semua yang mereka lakukan tidak berlawanan dengan

segala macam hukum aturan yang telah ditetapkan. Hal ini biasanya dilakukan

untuk menghindari konflik, meskipun sebenarnya konflik tersebut tidak akan bisa

dihilangkan dalam dinamika kehidupan yang selalu dinamis.

Tahap pembuatan atau perumusan sebuah strategi adalah tahap yang paling

menentukan keberhasilan dalam proses pelaksanaan sebuah strategi. Inti pokok

dari tahap ini adalah menghubungkan organisasi dengan lingkungannya dan

menciptakan strategi-strategi yang cocok untuk mencapai misi organisasi.1

BMOIWI secara khusus merumuskan strategi dalam menjalankan kegiatan

dakwahnya. Khususnya pada pembinaan akhlak muslimah dengan tujuan

1
Wawancara pribadi dengan Ibu Sudaryani (Sekjen BMOIWI), Jakarta, 04 November 2013

62
63

mensinergikan gerakan untuk memperjuangkan kepentingan perempuan dan

ketahanan keluarga, dengan ruh gerakan tidak lepas dari nilai-nilai Islam.

Dalam konteks dakwah, strategi juga sangat dibutuhkan terutama bagi

organisasi dakwah semacam BMOIWI yang merupakan wadah 32 organisasi.

Adapun Strategi dakwah yang dilakukan BMOIWI adalah merancang, membuat

konsep dan menyeleksi strategi yang pantas untuk di gunakan dalam

melaksanakan kegiatan-kegiatan dakwah. Dalam tahap merumuskan strategi

untuk pedoman para pengurus BMOIWI dalam menyebarkan dakwah kepada

kaum muslimat. Strategi dakwah yang digunakan oleh BMOIWI yaitu

mensinergikan gerakan untuk memperjuangkan kepentingan perempuan dan

ketahanan keluarga, dengan ruh gerakan tidak lepas dari nilai-nilai Islam.

Dalam mensinergikan gerakan untuk memperjuangkan kepentingan

perempuan yaitu pentingnya mempertahankan memakai jilbab dan menjaga

akhlak sebagai muslimah. Kemudian mensinergikan gerakan untuk ketahanan

keluarga yaitu menjadi istri yang solehah dan sebagai istri harus bisa

mempertahankan keutuhan keluarga. 2

Selain perumusan strategi menurut teori Fred R David adapun asas-asas

dalam teori Asmuni Syukir yang harus diperhatikan dalam strategi dakwah yaitu

yang pertama asas filosofis. Cara yang di pakai dalam menerapkan asas filosofis

BMOIWI dalam pembinaan akhlak muslimah sasarannya untuk semua umur

khususnya untuk wanita. Bertujuan untuk meningkatkan kualitas ibadah,


2
Wawancara pribadi dengan Ibu Sudaryani (Sekjen BMOIWI), Jakarta, 04 November 2013
64

konsentrasi terhadap masalah ketahanan keluarga dan pembelaan kepentingan

kaum muslimah. BMOIWI dengan semangat gerakannya sebagai organisasi

muslimah mengusung visi besar terwujudnya ukhuwah Islamiyah serta mampu

menjawab tantangan dan permasalahan muslimah di tingkat nasional , regional,

maupun internasional.3

Maka dapat dipahami bahwa pada asas filosofis yang diterapkan oleh

BMOIWI adalah dalam proses awal pelaksanaan yaitu memperkenalkan tujuan-

tujuan terlebih dahulu agar dapat menjadi acuan bagi seluruh pengurus BMOIWI.

Asas filosofis adalah asas yang membicarakan masalah yang erat hubungan

nya dengan tujuan yang hendak dicapai, oleh karenanya penulis dapat

menganalisis dari hasil data diatas bahwa asas filosofis yang diterapkan oleh

BMOIWI bertujuan untuk terwujudnya ukhuwah Islamiyah serta mampu

menjawab tantangan dan permasalahan muslimah serta pentingnya menjalin

hubungan yang harmonis sesama pengurus BMOIWI dan mad’u.

Kemudian yang kedua adalah asas sosiologis. Dalam asas sosiologis, ketua

presidium BMOIWI selalu melakukan interaksi atau melakukan pendekatan

secara langsung kepada seluruh pengurus BMOIWI. Di BMOIWI ini tidak

memandang atasan atau bawahan, ketua atau anggota, semua sama untuk

menciptakan ukhuwah Islamiyah. Kepada para mad’u nya pun selalu ramah dan

berinteraksi dengan baik agar tujuan berdakwahnya dapat tercapai. Jika ada

3
Wawancara pribadi dengan Ibu Azizah (Ketua Presidium BMOIWI), Jakarta, 28 Oktober
2013
65

muslimah yang mendapati masalah bisa dikonsultasikan secara pribadi dengan

BMOIWI dan di carikan solusi yang terbaik menurut ajaran Islam.

Maka dapat disimpulkan bahwa dalam proses pelaksanaan asas sosiologis

cara yang sering dipakai oleh BMOIWI ialah dengan berinteraksi dengan baik

sesama pengurus BMOIWI dari sekretaris jendral, ketua presidium hingga

anggota. Kemudian terjun langsung kelapangan dengan melihat situasi dan

kondisi masjid istiqlal dan para muslimah sebelum melakukan aktivitas dakwah.4

Maka dapat dianalisis bahwa cara yang dipakai oleh BMOIWI adalah

menjalin silaturahmi dengan kekeluargaan. Agar terwujudnya ukhuwah

Islamiyah serta mampu menjawab tantangan dan permasalahan muslimah.

Yang ketiga adalah asas keahlian dan kemampuan da’i. Dalam menerapkan

asas ini BMOIWI melihat pada keahlian dan kemampuan da’iyahnya sebelum

melakukan dakwah. Lebih baik manakala para da’iyah banyak menguasai

beberapa keahlian yang bermanfaat dalam berdakwah. Untuk menunjang dari

keberhasilan dakwah dalam BMOIWI harus seorang da’iyah yang mampu dan

berkualitas dalam hal ilmu agama. Seluruh pengurus BMOIWI rata-rata memiliki

latar belakang pendakwah, tetapi jika tidak di BMOIWI ini ada pelatihan daiyah

sebelum melakukan aktivitas dakwah.

4
Wawancara pribadi dengan Ibu Azizah (Ketua Presidium BMOIWI), Jakarta, 28 Oktober
2013
66

Maka dapat disimpulkan dari hasil diatas bahwa BMOIWI adalah da’iyah

yang sudah terlatih, karena seorang da’iyah harus memiliki pengetahuan yang

luas tentang yang mereka sebarkan kepada kaum muslimat.

Maka dapat dianalisis bahwa BMOIWI tidak sembarangan dalam

menurunkan da’iyah untuk berdakwah kepada masyarakat luas khususnya kaum

wanita.

Kemudian yang keempat yaitu asas psikologis. Secara sederhana psikologi

disebut sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang merupakan

gejala dari jiwanya. Dakwah adalah mengajak manusia ke jalan Allah agar

mereka berbahagia di dunia dan akhirat. Jadi psikologi dalam dakwah adalah

ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang merupakan gejala dari

jiwanya untuk di ajak kejalan Allah agar berbahagia di dunia dan akhirat.

Dalam hal ini manusia adalah makhluk yang berbeda-beda baik dalam

sifat, dan sikap. Dalam mengatasi hal tersebut BMOIWI menerapkan konsep asas

psikologi dalam dakwah yang terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:

Pendakwah harus memiliki niat yang ikhlas, ilmu yang sahih dan akhlak serta

adab Islami yang baik. Selain itu, harus berupaya mengamalkan apa yang di

dakwahkannya.5

Sesuai dengan firman Allah taa’la: yang artinya “Apakah mereka

memerintahkan manusia kepada kebaikan tetapi mereka melupakan diri mereka

5
Wawancara pribadi dengan Ibu Azizah (Ketua Presidium BMOIWI), Jakarta, 28 Oktober
2013
67

sendiri…” (Al-Baqarah: 44), orang yang didakwahi (mad’u), penting untuk kita

ingat setiap manusia pasti punya marah dan emosi. Orang yang lebih berstatus,

baik dari segi ilmu, pangkat atau usia pasti akan marah jika orang yang lebih

kurang status dari pada mereka, menegur mereka.

Demikian juga jika emosi seseorang itu tidak stabil, maka menegur mereka

pada saat itu sukar untuk mendapatkan hasil yang baik. Sebab itu untuk

berdakwah harus ada strategi yang baik, tidak boleh main terjun begitu saja.

Maka dapat disimpulkan bahwa dalam asas psikologi BMOIWI lebih

menekankan terhadap da’iyah yang harus mempunyai nilai yang tulus dan ridho

karena Allah, dalam memberikan pesan dakwah, seorang da’iyah harus bisa

menyesuaikan kondisi mad’unya, dan jangan pernah memaksakan kehendak kita

untuk selalu diikuti dan dapat diterima karena sesungguhnya kita semua tidak ada

yang sempurna.

Maka dapat dianalisis dari data diatas bahwa komponen tersebut sudah

cukup akan tetapi ada hal yang harus juga di perhatikan seperti dalam mengatasi

atau menyesuaikan psikologi mad’u, harus menyesuaikan dengan kondisi dan

lingkungannya.6

Kemudian yang terakhir adalah asas efektifitas dan efisiensi dakwah.

Dalam setiap mengadakan kegiatan dakwahnya, BMOIWI selalu

mempertimbangkan antara keadaan, mulai dari keadaan da’iyah atau mad’unya

6
Wawancara pribadi dengan Ibu Azizah (Ketua Presidium BMOIWI), Jakarta, 28 Oktober
2013
68

serta waktu yang tersedia, agar kegiatan dakwah yang dilakukan berjalan dengan

lancar dan sesuai dengan yang diinginkan pengurus BMOIWI.

Hal ini sesuai dengan asas efektifitas dan efisiensi, yaitu asas yang dalam

aktifitas dakwahnya harus dapat menyeimbangkan antara kondisi para da’iyah

dan waktu yang di laksanakan. Dalam hal ini, dapat dilihat pada kegiatan

mingguan yang diadakan BMOIWI. Kegiatan pengajian yang diadakan, karena

untuk memaksimalkan kondisi da’iyahnya yang sehari-harinya sibuk dengan

pekerjaan masing-masing ada yang menjadi dosen, dokter, pendakwah dan lain

lain. Oleh karena itu waktu pelaksanaannya dilaksanakan setiap hari Senin pukul

13.00 di Masjid Istiqal.

Maka dapat disimpulkan setiap pelaksanaan kegiatan BMOIWI disesuaikan

dengan kondisi da’iyahnya yang sehari-harinya sibuk dengan pekerjaan masing-

masin, oleh karenanya waktu pelaksanaan tersebut dilaksanakan 1 minggu sekali

dengan ketentuan hari Senin pukul 13.00.7

B. Implementasi Strategi Pembinaan Akhlak Muslimah

Implementasi strategi menurut teori Fred R David sering pula disebut

sebagai tindakan dalam strategi, karena implementasi berarti memobilisasi

strategi yang dirumuskan untuk menjadi sebuah tindakan. Proses implementasi

merupakan proses paling penting.

7
Wawancara pribadi dengan Ibu Azizah (Ketua Presidium BMOIWI), Jakarta, 28 Oktober
2013
69

Tanpa adanya komitmen dan kerja sama dalam pelaksanaan strategi, maka

proses formulasi dan analisis strategi hanya akan menjadi impian yang jauh dari

kenyataan.8

BMOIWI melakukan pengajian sebelum dakwahnya dimulai setiap hari

Senin pukul 13.00 di Masjid Istiqlal, da’iyah yang dipilih untuk berdakwah

da’iyah yang sudah terlatih, karena seorang da’iyah harus memiliki pengetahuan

yang luas tentang yang mereka sebarkan kepada kaum muslimat.

BMOIWI ini lebih menekankan terhadap da’iyah yang harus mempunyai

nilai yang tulus dan ridho karena Allah. Kemudian setelah pengajian selesai

langsung di isi dengan dakwahnya, isi dakwahnya tidak lepas dari kepentingan

kaum muslimah yang berisi tentang mewujudkan ukhuwah Islamiyah,

pentingnya mempertahankan memakai jilbab, menjaga akhlak sebagai muslimah

serta sebagai istri harus bisa mempertahankan keutuhan keluarga.

Dalam strategi yang dilakukan yaitu mensinergikan gerakan untuk

memperjuangkan kepentingan perempuan dan ketahanan keluarga, dengan ruh

gerakan tidak lepas dari nilai-nilai Islam. Yang pertama strategi memperjuangkan

kepentingan perempuan yaitu pentingnya mempertahankan memakai jilbab

kemudian menjaga akhlak sebagai muslimah. Dilaksanakannya strategi ini

selama 1 bulan yaitu 4 kali pertemuan yang membahas tentang pentingnya

mempertahankan memakai jilbab dan menjaga akhlak muslimah dalam

dakwahnya.

8
Wawancara pribadi dengan Ibu Sudaryani (Sekjen BMOIWI), Jakarta, 04 November 2013
70

Setiap manusia pasti memiliki cita-cita begitu juga muslimah yang

mempunyai cita-cita seperti menjadi polwan ataupun miss Indonesia, tetapi disini

menjadi polwan ataupun miss Indonesia tidak diperkenankan memakai jilbab.

BMOIWI mendakwahkan untuk para muslimah agar tetap mempertahankan

memakai jilbab, jangan karena cita-cita yang diingi rela untuk melepaskan jilbab.

Bagi musimah memakai jilbab itu wajib karena memakai jilbab adalah salah satu

cara menutup aurat, dan kewajiban muslimah itu menutup aurat agar tidak

terlihat oleh seseorang yang bukan muhrim.

Kemudian menjaga akhlak muslimah, disini juga banyak muslimah yang

sudah berjilbab tetapi memiliki akhlak yang tidak baik. Seperti membicarakan

keburukan orang lain, menghujat dan sebagainya. BMOIWI menerapkan selain

pentingnya menggunakan jilbab juga menerapkan pentingnya menjaga akhlak

sebagai muslimah. BMOIWI memiliki tujuan agar muslimah yang sudah

memakai jilbab tidak dikotori dengan perbuatan yang tidak baik. Sebagai

muslimah harus bisa menjaga sikap, dari bertutur kata yang baik, ramah dan

sopan kepada semua orang. Dan bertingkah laku yang baik menuruti ajaran

agama Islam.

Kemudian yang kedua strategi memperjuangkan ketahanan keluarga yaitu

menjadi istri yang solehah dan sebagai istri harus bisa mempertahankan keutuhan

keluarga. Dilaksanakannya strategi ini selama 1 bulan yaitu 4 kali pertemuan

yang membahas tentang menjadi istri yang solehah dan sebagai istri harus bisa

mempertahankan keutuhan keluarga dalam dakwahnya.


71

Impian semua orang yang sudah berumah tangga memiliki keluarga yang

sakinah, mawadah, warohmah. Disini BMOIWI mendakwahkan bahwa istri

yang baik yaitu istri yang solehah, harus mematuhi perintah suami, melayani

suami dengan baik dan menutup aurat setiap keluar rumah atau ada tamu yang

datang kerumah, hanya suami saja yang boleh diperlihatkan auratnya dari ujung

rambut sampai ujung kaki sang istri.

Kemudian seorang istri pun harus bisa mempertahankan keutuhan

keluarganya, seperti ketika bertengkar jika suami emosi jangan dibalas dengan

emosi juga, seperti pepatah mengatakan dimana ada api disitu harus ada air.

Sebagai istri harus bisa mempertahankan keutuhan keluarganya agar tidak

terpecah-belah atau tercerai-berai.

BMOIWI ini bertujuan selain menjadi wadah dari 32 organisasi tetapi juga

memiliki program kerja yang lebih terarah, terukur, dan concern terhadap

masalah ketahanan keluarga dan pembelaan kepentingan kaum muslimat. 9

Jadi peneliti dapat menyimpulkan bahwa BMOIWI dengan semangat

gerakannya sebagai organisasi muslimah mengusung visi besar terwujudnya

ukhuwah Islamiyah serta mampu menjawab tantangan dan permasalahan

muslimah di tingkat nasional , regional, maupun internasional.

C. Evaluasi Strategi Pembinaan Akhlak Muslimah

Evaluasi strategi menurut Fred R David. Setiap organisasi tentu

menginginkan hasil yang baik, sempurna dan sesuai dengan apa yang

9
Wawancara pribadi dengan Ibu Sudaryani (Sekjen BMOIWI), Jakarta, 04 November 2013
72

diinginkan oleh sebuah organisasi. Dalam organisasi tidak akan lepas dari

sebuah startegi, oleh karena itu dalam strategi antara perumusannya dengan

pelaksanaannya harus berkesinambungan. Strategi yang tidak baik jika dalam

penerapannya tidak sesuai dengan strategi yang telah dirumuskan. Maka hasil

yang dicapai tidak akan terarah dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh

sebuah organisasi.

Untuk menjaga keseimbangan diantara keduanya maka diperlukan

evaluasi. Karena manfaat adanya evaluasi dapat mengetahui kekurangan-

kekurangan yang ada, selain itu juga memberikan penilaian terhadap apa yang

telah dilakukan. Evaluasi yang dilakukan Pengurus BMOIWI dengan cara rapat

antar pengurus setelah itu di musyawarahkan pada organisasi anggota.

Dalam hal ini BMOIWI mengadakan sebuah evaluasi tentang strategi

pembinaan akhlak muslimah diantaranya:

a. Mensinergikan Gerakan Untuk Memperjuangkan Kepentingan

Perempuan

Dalam pentingnya mempertahankan mamakai jilbab dan menjaga

akhlak sebagai muslimah. BMOIWI memang sudah terarah dalam

dakwahnya, dengan menerapkan dari diri da’iyahnya sendiri kemudian di

dakwahkan kepada para muslimah.

Dari mad’u ada yang mengikuti apa yang didakwahkan BMOIWI,

ada pula yang rela melepaskan jilbab demi cita-cita yang diinginkannya.

BMOIWI hanya melakukan tugasnya sebagai umat Islam untuk


73

menyadarkan para muslimah untuk mengikuti aturan ajaran Islam, tetapi

semua tergantung pada kemauan individu masing-masing.

Dari berbagai langkah strategi yang telah dilakukan oleh BMOIWI,

maka dapat dilihat apakah strategi tersebut sudah tepat sasaran dan sesuai

dengan tujuan yang diharapkan. Diantaranya evaluasi tentang materi

dakwah yang disampaikan tentang pentingnya mempertahankan memakai

jilbab dan menjaga akhlak sebagai musimah.

Adapun BMOIWI dalam membentuk pribadi muslim yang

berakhlakul karimah, menjalin ukuwah Islamiyah antar muslimah dan

masyarakat, meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia

yang mempunyai nilai-nilai keagamaan dan berbudi pekerti yang luhur,

serta menciptakan muslimah yang mempunyai kemampuan seimbang

antara Iman dan Taqwa.

Strategi dakwah bisa disebut efisien jika dilihat dari kuantitas dan

kualitasnya. Kuantitas yaitu banyaknya jama’ah, sedangkan kualitas yaitu

cara da’iyah menyampaikan materi-materi secara bervariasi, sehingga

menambah pengetahuan bagi para mad’unya.10

b. Mensinergikan Gerakan Untuk Memperjuangkan Ketahanan Keluarga.

Dalam mensinergikan gerakan untuk memperjuangkan ketahanan

keluarga yaitu dengan berdakwah tentang menjadi istri yang solehah dan

sebagai istri harus bisa mempertahankan keutuhan keluarga.

10
Wawancara pribadi dengan Ibu Sudaryani (Sekjen BMOIWI), Jakarta, 04 November 2013
74

BMOIWI dalam dakwahnya mengadakan interaksi antara da’iyah

dengan mad’u, banyak pertanyaan-pertanyaan tentang hubungan

pernikahan para muslimah yang ketika bertengkar dan sebagainya. Tidak

sedikit para muslimah yang memiliki masalah dengan keluarganya,

masalah memang pasti ada tetapi bagaimana cara menghadapi

masalahnya tersebut.

Evaluasi ini sangat penting untuk peningkatan dalam menjalankan

agama Islam. Tugas yang paling penting untuk pengurus BMOIWI adalah

bagaimana mengatur pelaksanaan tersebut, apa yang harus dikerjakan

setelah dakwah itu berjalan. Disinilah pentingnya untuk mengadakan

evaluasi, sampai mana hasil strategi dakwah BMOIWI yang telah dicapai.

Hal ini dilihat dengan penanaman nilai-nilai Islam yang terus

diberikan BMOIWI yang tadinya tidak mengerti masalah ketahanan

keluarga dan permasalahan muslimah menjadi mengerti. 11

BMOIWI ini memang sudah menjalankan dakwahnya semaksimal

mungkin, tetapi disini menurut peneliti BMOIWI harus membuat kotak

saran untuk para muslimah atau mad’unya agar diketahui seberapa

berhasilnya dakwah yang telah dilakukan oleh BMOIWI.

11
Wawancara pribadi dengan Ibu Sudaryani (Sekjen BMOIWI), Jakarta, 04 November 2013
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan tentang Strategi Dakwah

BMOIWI dalam pembinaan akhlak muslimah di Masjid Istiqlal, peneliti dapat

menyimpulkan dari akhir peneliti karya ilmiah ini yaitu sebagai berikut:

1. Perumusan Strategi Pembinaan Akhlak Muslimah

Perumusan strategi menurut Fred R David. BMOIWI memikirkan cara

apa yang cocok untuk menjalankan kegiatan dakwah. Target dakwah dari

BMOIWI yaitu semua umur khususnya wanita. Strategi dakwah BMOIWI,

dalam melaksanakan kegiatan dakwahnya dilakukan dengan cara

merumuskan strategi dakwah yang telah direncanakan.

Strategi yang digunakan yaitu mensinergikan gerakan untuk

memperjuangkan kepentingan perempuan yaitu pentingnya mempertahankan

memakai jilbab dan menjaga akhlak sebagai muslimah, kemudian

memperjuangkan ketahanan keluarga yaitu menjadi istri yang solehah dan

sebagai istri harus bisa mempertahankan keutuhan keluarga, dengan ruh

gerakan tidak lepas dari nilai-nilai Islam.

Selain perumusan strategi menurut Fred R David adapun asas-asas

dalam teori Asmuni Syukir yang harus diperhatikan dalam strategi dakwah

yaitu yang pertama asas filosofis yang dilakukan BMOIWI yaitu dalam

proses awal pelaksanaan merumuskan tujuan dari organisasi tersebut. Kedua,

75
76

asas sosiologis yang dilakukan pengurus BMOIWI dengan cara

bersosialisasi dengan sesama pengurus, organisasi anggota dan kaum

muslimat.

Ketiga, asas keahlian da’i yang dilakukan pada BMOIWI adalah

dengan cara mempunyai kemampuan yang berkualitas dalam bidang ilmu

agama Islam. Keempat, asas psikologi yang dilakukan BMOIWI adalah

da’iyah harus mempunyai nilai tulus dan ridho karena Allah, dalam

menyampaikan dakwahnya melihat situasi dan kondisi, dan tidak egois

dalam memberikan pesan dakwah kepada mad’u.

Kelima, asas efektfitas dan efisiensi yang dilakukan pada BMOIWI

selalu mempertimbangkan waktu dan kondisi da’iyah. Kegiatan BMOIWI

disesuaikan dengan kondisi da’iyahnya, oleh karenanya waktu pelaksanaan

tersebut dilaksanakan 1 minggu sekali.

2. Implementasi Strategi Pembinaan Akhlak Muslimah

Implementasi strategi menurut Fred R David. Setelah itu di

implementasikan dalam proses pelaksanaan dilapangan yang bertumpu pada

program kegiatan dakwah yang sudah disusun. Tanpa adanya komitmen dan

kerja sama dalam pelaksanaan strategi, maka proses formulasi dan analisis

strategi hanya akan menjadi impian yang jauh dari kenyataan. Implementasi

bertumpu pada da’iyah yang harus mempunyai nilai yang tulus dan ridho

karena Allah. Kemudian isi dari dakwahnya tidak lepas dari kepentingan

kaum muslimah yang berisi tentang mewujudkan ukuwah Islamiyah,

pentingnya mempertahankan memakai jilbab, menjaga akhlak sebagai


77

muslimah dan menjadi istri yang solehah serta sebagai istri harus bisa

mempertahankan keutuhan keluarga.

3. Evaluasi Strategi Pembinaan Akhlak Muslimah

Evaluasi dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara perumusan

strategi dengan pelaksanaan dengan cara meninjau hasil dari dakwah dalam

isinya kepentingan perempuan yaitu pentingnya mempertahankan memakai

jilbab dan menjaga akhlak sebagai muslimah kemudian dalam ketahanan

keluarga yaitu menjadi istri yang solehah dan sebagai istri harus bisa

mempertahankan keutuhan keluarga.

B. SARAN

1. Perumusan strategi pembinaan akhlak muslimah agar lebih difokuskan

dalam satu materi, agar mad’u dapat mendalami materi yang diberikan oleh

BMOIWI.

2. Implementasi strategi pembinaan akhlak muslimah harus lebih mendekatkan

diri pada mad’u agar dapat mengetahui keadaan mad’u saat berdakwah.

3. Evaluasi strategi pembinaan akhlak muslimah sebaiknya BMOIWI

memfasilitasi tanggapan atau respon dari jamaah dan juga masyarakat agar

bisa menyampaikan tanggapannya mengenai kegiatan-kegiatan dakwah yang

dilaksanakan oleh BMOIWI.


DAFTAR PUSTAKA

Abda, Slamet Muhaemin. Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah. Surabaya: Usha


Nasional, 1994.
Al-Habsyi, Husin. Kamus Al-Kautsar. Surabaya: Assegaf, tt.
Alwakil, Muhammad Sayyid. Prinsip dan Kode Etik Dakwah; Penerjemah Nabhani
Idris. Jakarta: Akademika Pressindo, 2002.
Al-wisral, Imam Zaidillah. Strategi Dakwah. Jakarta: Kalam mulia, 2002.
Amirullah dan Cantika, Sri Budi. Manajemen Strategi. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2000.
Arifin, M. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi. Jakarta: PT Bumi Aksara, 1991.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1998.
Aziz, Jum’ah Amin Abdul. Prinsip dan Kaidah Asasi Dakwah Islam. Solo: Era
Intermedia, 1997.
Bachtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos, 1997.
Baryaghisy, Muhammad Hasan. Perempuan Da’iyyah. Jakarta: Mujahid Press, 2006.
David, Freed R. Manajemen Strategis Konsep. Jakarta: Salemba Empat, 2006.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
Faizah dan Efendi, Lalu Muchsin. Psikologi dakwah. Jakarta: Prenada Media Group,
2009.
Fauzi, Nurullah. Dakwah-Dakwah Yang Paling Mudah. Gresik: Putra Pelajar, 1999.
Ghazali, M. Said Imam. Falsafah Akhlak. Bandung: Al-Ma’arif, 1987.
Habib, Syafaat. Buku Pedoman Dakwah. Jakarta: Widjya, 2000.
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset, 1992.
Hamidi. Teori Komunikasi dan Strategi Dakwah. Malang: UMM Press,2010.
Harsey, Paul dan Blanchard, Ken. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta:
Erlangga, 1982.

78
79

Ismail, A. Ilyas. Paradigma Dakwah Sayyid Quthub Rekonstruksi Pemikiran Dakwah


Harakah. Jakarta: Penerbit Madani, 2006.
Jumroni dan Suhaimi. Metode-metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: UIN Press,
2006.
Kardiman, A.M. Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta: Pronhallindo, t.t.
Khaliq, Abdurrahman Abdul. Strategi Dakwah Syar’iyah. Solo: CV. Pustaka Mantiq,
1996.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualtatif. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2009.
Muda, Ahmad A.K. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Reality Publisher,
t.t.
Munir, M. Metode Dakwah. Jakarta: Pemuda Media, 2006.
Proyek Penerangan Bimbingan/Dakwah Agama. Pembinaan Rohani Islam Pada
Darmawanita. Jakarta: Penerbit Depag, 1984.
Purnomo, Setiawan Hari dan Zulkieflimansyah. Manajemen Strategi Sebuah Konsep
Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999.
Purwanto , Srijanti dan Pramono, Wahyudi. Etka Membangun Masyarakat Islam
Modern. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.
Rafiudin dan Djaliel, Manan Abdul. Prinsip dan Strategi Dakwah. Bandung: CV
Pustaka Setia, 2001.
Siagan, S.P. Manajemen Modern. Jakarta: CV Haji Masagung, 1991.
Shihab, M. Quraish. Membumikan al-Quran. Bandung: Mizan, 1993.
Steiner , George dan Miner, John. Kebijakan dan Strategi Manajemen alih bahasa
Ticoalu dan Agus Dharma. Jakarta: Erlangga, 1988.
Syamsudin, Din. Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani. Jakarta:
Logos, 2002.
Syukir, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah. Surabaya: Al-Iklas, 1983.
Thoha, Miftah. Pembinaan Organisasi Proses Diagnosa dan Intervensi. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2002.
Umary, Barmawi. Materi Akhlak. Solo: Ramdani, 1993.
Winardi, J. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Kencana, 2007.
Ya’qub, Hamzah. Publisistik Islam Teknik Dakwah Leadership. Bandung: CV
Diponegoro, 1992.
Yunus, Mahmud. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Yayasan Penyelenggara Al-Quran,
1973.
Zaidan, Abdul Karim. Dasar-dasar Ilmu Dakwah. Jakarta: Media dakwah, 1980.
80

Cerminankataayu.blogspot/…/wanita-muslimah-dan-zaman-modern.2013
Perihal : Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran : Satu Ekslampar Proposal Skripsi

Kepada Yth:

Ketua Jurusan KPI

Fakultas Dakawh dan Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Seiriqg salam di atas, semoga kita selalu dalam keadaan sehat wal afiat dan selalu dalam
lindungan Allah SWT.

Selanjutnya sehubungan untuk mendapatkan gelar sarjana maka salah satu persyaratannya adalah
menyelesaikan tugas akhir yaitu menulis skripsi, maka dari itu saya yang bertanda tangan di
bawah ini:

Nama Revina Septhiani

NIM 109051000145

Semester VIII
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

Dengan ini mengajukan judul skripsi untuk disampaikan. Adapun judul yang akan saya ajukan
adalah:

"STRATEGI DAKWAH BADAN MUSYAWARAH ORGANISASI ISLAM WANITA


INDONESIA (BMOIWI) DALAM PEMBINAAN AKHLAK MUSLIMAH''.
Demikian surat ini saya ajukan, atas perhatian bapak/ibu saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 24 Juni2013

Pembimbing Akademik Pemohon

B*
Revina Septhiani
.197401012001 I NrM.1090s1000145
KEMENTERIAN AGAMA
UI\IVERSITAS ISLANI NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
Jl. Ir. H. JuandaNo. 95 Ciputat 15412 Indonesia Telepon/Far : (021) 7432728 I -t4703580
Website: r,w.fdkuiniakarta.ac.id E-mail : dakwah@ldk.uiniakarta.ac.id

Nomor: Un.01/F5 lPP.00.gl 6 ,rOtO Jakarta,fi Januari 2014


Latnp : l(satu)bundel
Hal : Bimbingan Skripsi

Kepada Yth.
Hj. Nunung Khairiyah, M.A
Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Assalamu' alaikum Wr. W.


Bersama ini kami sampaikan sebuah out line skripsi yang diajukan oleh mahasisrva
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai berikut,

Nama Revina Septhiani


Nomor Pokok I 0905 I 000 I 45
Juruszrn Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
Semester IX (Sembilan)
Teip. 085671:t9991
Judul Skripsi Strategi Dakwah Badan Musyawarah Crganisasi Islarn Wanita
Indonesia (BMOfWD dalam Perrrbinaan Akhlak Nluslirnah di
Masjid Istiqlal.

Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut dalarn


penyusunan dan penyelesaian skripsinya pada waktu yang tidak terlalu lama.

Demikian, atas perhatian dan kesediaannya kami sampaikan terima kasih.


W'as sal amu' alaikum l4tr. Wb.

an. Dekan,
Wakil Dekan Bidang Akademik

10330 199803 l 004


Tembusan:
l. Dekan
2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPD
KEMENTERIAN AGANIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKUI.TAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
l elepon/Far . (021) 1 432728 / 74703 5 80
Jl. Ir. H. JuandaNo. 95 Ciputat 15412 Indonesia Websile: rrlrv idkuiniakana.ac.id- E-nail: daLrvah{Ofdk.uinial<arta.ac.id

Nomor : Un.0l/F5/PP.00.9 6U/nOt3 Jakarra. 2J3eptember 2013


Lampiran :

Hal : Izin Penelitian (Skripsi)

Kepada Yth,
Pimpinan Badan Musyawarah Organisasi Islam
Wanita Indonesia (BMOIWI)
.di
Tempat

As s al amu' al aikum Wr. Wb.

Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta menerangkan bahwa:

Nama Revina Septhiani


Nomor Pokok 1 0905 I 000 1 4s

Tempat/Tanggal Lahir Tangerang, 12 September 1991


Semester IX (Sembilan) ,.
Jurusan/Konsentrasi Komunikasi dan Penyiaran Islam
Alamat Jl. Flamboyan Blok Cl No. 3
Telp. 085691296000

adalah benar mahasiswa Fakultas Ilmu Dakrvah dan ilmu Komunikasi UiN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang akan melaksanakan penelitian/mencari data cialanr
rangka penulisan skripsi berjudul Strategi Dabvah Badan I'lusycttt'orcth Organisa.si
Islam I4/anita [ndonesia (BMOIWD dalqm Pentbinaan Akhlak trluslimoh tli Istiqlul.

Sehubungan dengan itu, dimohon kiranya Bapak/Ibu/Sdr. dapat


menerima./mengizinkan mahasiswa kami tersebut dalam pelaksanaan kegiatan
dimaksud.

Demikian, atas kedasama dan bantuarmya kami rnengucapkan terima kasih.

II/s s a I amu' ctl a ikum Wr. Wb.

Dekan,

f Subhan, MA
l l0 199303 1 004 r
Tembusan :
l. Wakil Dekan Bidang Akademik
2. Ka/Sekprodi Komunikasi dan Penyiaran Islam
BMOIWI
Badan Musyawarah Organisasi lslam Wanita lndonesia
."*Jl-u! a., y- ! | 4p LdJlcr [, l,' rt+!'grJ l.rl*
(
I

L€ryJ (Fbderation of lndonesian Moslem Women Organization)


Mesjid lstiqlal Taman Wijaya Kusuma R. 26 Telp./Fax. (021) 34833738 Jakarta Pusat
Email : bmoiwi 3usat@yahoo.com Website :www.bmoiwi pusat.org

Nomor : 67 lBMOfV,lllXl2ll3
Lamp
tlal : Izin Penelitian
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah
Di
Jakarta

Assalamu' alaikum l4tr. Wh.

Teriring salam dan do'a semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada Bapak dalam menjalankan tugas sehari - hari. Amin Ya Robbal 'Alamiin.

Sehubungan dengan surat yang kami terima dengan nomor : Un.01lFSlPP.00.9/521712A13


perihal permohonan izin perielitian untuk penyusunan Skripsi dengan judul "stiategi Dakwah
Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) dalam Pembinaan Akhlak
Muslimah di Istiqlal" yang dilaksanakan oleh saudari Revina Septhiani dengan Nomor Pokok
Mahasiswa 109051000145 pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, maka dengan ini
kami memberikan izin urrtuk melaksanakan Penelitian dimaksud,

Mengenai data - data yang diperlukan untuk melengkapi bahan - bahan penelitian insya Allah
kami persiapkan.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan,. semoga Allah SWT. mengiringi setiap langkah kita
dalam per1uangan menuju kemaslahatan umat dan bangsa. Amin Ya Robbal 'Alamiin.

Billahinaufiq al Hiduy ah
u:

Wcssalamu' al aiku m Wr. Wb.


Jakarta, 02 Dzulhijah 1434 H
0TOktober 20 I 3M

Badan Musyawarah Organisasi


Islam Wanita Indonesia
(BMOIWI) Periode 2013 - 2018

W
Dr. Azizah. M.A.
Presidittm s Jenderal
SUSUNAN PENGURUS
BADAN IVIUSYAWARAH ORGANISASI ISLAM WANITA INDONESIA (BN{OTWD
PERIODE 2013-2018

DEWAN PENASEHAT
I IIj. Barirroch Us. Ch, MM
Dra. PP Wanita Islam
2 Hj. Zubaidah Muchtar
Dra. PP Wanita Syarikat Islam
J Hj. Maysaroh Yusuf
Dra. PP Aisyiyah
4 Hj. Fatimah Agil
Dra. PP Muslimat NU
5 Hj- Wirianingsih, M.Si
Dra. PP Persaudaraan Muslimah (SALIMAII)

DEWAN PAKAR
I Prof Dr. I{j. Tutty Alawiyah AS, MA PP BKMT
2 Prof Dr. Chamamah Suratno PP Aisyiyah
3 I{j. Khofifah Indar Parawansa PP Muslimat NU
4 Dr. Hj. Nurhayati Djamas, MA PP Wanita GUPPI
5 Dra. Hj. Wellya Safitri, M.Si MUI
6 Dra. Hj. Husmiaty Hasyim., MA PP Wanita PUI
7 Prof Dr. Amany Lubis, MA MAAI
8 Dr. Valina Singka Subekti, M.Si PP Wanita Syarikat Islam
9 Ledia Hanifa Amaliah, SSi., M.Psi.T Anggota DPR RI
10 Ir. Sharmila Haque rWAPI
l1 Hj. Sri Harti Djauhari, S.Ag., MM PP Wanita Islam
t2 Dra. Hj. DianaNurmin APJATI
13 Dra. Nining Indra Saleh, MM Forhati Nasional
t4 Dra. Hj. Siti Maryam Ahmad, M.Pd PP TilANitA GUPPI
l5 FIj. Nurjanah Hulwani, S.Ag PP Persaudaraan Muslimah (SALIMAH)
l6 Dra.I!. Nurdiati Akma PP FORSAP

PRESIDIUM
Dr. Azizah, MA PP Muslimat Al-Washliyah
Bid. Organisasi & Kum-Dang

Dra. Sabriati Aziz, M.Pd.I PP Muslimat Hidayatullah


Bid Hub. Luar Negeri & Infokom

Nadhirah Seha Nur, SP, M.Si Forhati Nasional


Bid. Politik & Sosial-Kesehatan

Dra. Hj. Dadah Cholidah Hanum, M.Pd.I PP Wanita PUI


Bid. Pendidikan & Ekonomi

Umi Musyarrofah, MA PP Aisyiyah


Bid. Dakwah & Litbang

SEKRETARIS JENDERAL
Sudaryani Soeyoed, B.Sc PP Wanita Syarikat Islam
WAKTL SEKJEN
I Suhana Burhanudin, S.Pd.I PP Wanita Syarikat Islam
2 Fatri Hayani, S.HI KOHATI PB HMI
J Mariyam Korpus Korps Ptr WATI
4 Reslawati, S.Ag., M.Si Forhati Nasional
5 Hj. Tuti Nurbaity Asri Siregar PP Muslimat NU

BENDAHARA
Hj. Trisna Ningsih Yuliati, SE PP Muslimat Matla'ul Arwar

WAKIL BENDAHARA
I Hj. Syurti S, SE PP Persaudaraan Muslimah (SALIMAH)
2 Dra. Efi Nurpalah PP Wanita PUI

ANGGOTA PLENO
Bid. Organisasi
Ketua: Dr. Gusniarti, M.Ag PP Nasyiatul Aisyiyah

Anggota:
I T. Ratna Soraya, S.Pd, M.Pd PP Muslimat Al-Washliyah
2 Dra. Faiza M. PP Wanita Al-Irsyad Al-Islamiyah
J Mufidah, S.HI PP Persaudaraan Musl i mah ( SALIMAII)
4 Syifa Awalia, MM Korpus Wanita GPI
5 Madarsyah PP DPP Pengajian Al-Hidayah

Bidang Hukum dan Perundang-Undan-qan


Ketua: Eka Julaihar S.Ag., MA PP Wanita Islam

Anggota:
I Decy Eviani Putri, SH PP KBIM
2 Nur Iryani, S.Pd PP Muslimat Hidayatullah
J Siti Rufiah PP SEPMIWATI
4 Eka Setiawati Korpus Korps PII WATI

Bidang Hub. Luar Negeri


Ketua. Dra. Reni Susilowati, M Pd.l PP Muslimat Hidayatullah

Anggota:
I Dra. FIj. Muzaenah Zein PP FatayatNU
2 Kartika Mayasari, S.Pd Korpus Korps PII WATI
J Hj. Marhamah Shaleh, Lc., MA PP Wanita PERTI
4 Hj. Nengsih Lesmana PP PERWATI

Bidang Infokom
Ketua. Dra. Hj. Nelly Warnim Khamsah PP KBIM

Anggota :

I Helmiah Askar PP Wanita Al-Irsyad Al-Islamiyah


z Dinna Kamaliya, SE PP Nasyiatul Aisyiyah
J Farida Mudaya, S Pd I PP PERSISTRI
4 Eko Suprapti PP DPP Pengajian Al-Hidayah

Bidang Politik
Ketua: Sitti Rakhman, SP., MM Forhati Nasional

Anggota:
1 Resya Nurhaeti, S.Psi PP PERSISTRI
2 Hafidhah Farwa KOHATI PB HMI
J Sumiah Nasution, SS., MA PP Muslimat Al-Ittihadiyah
4 Siti Mukaromah, S.Ag PP Fatayat NU

Bidang Sosial dan Kesehatan


Ketua : Endah Fitriyah, SP. MP PP Wanita PUI

Anggota:
I dr. Maysarwati Wali PP Wanita PERTI
2 Hj. Halmaini Zulfan PP Muslimat Al-Washiiyah
.) Hj. Elly Zanibar Madjid, SS PP Wanita Syarikat Islam
4 Mu'minati, S.Ag Forhati Nasional
5 Rahniz Faury PP Angkatan Putri Al-Washliyah

Bidang Pendidikan
Ketua: Radhiya Bustan, M.Soc,Sc PP Wanita GUPPI

Anggota:
I Dra. Irmawati, M.Pd PP SEPMTWATI
2 Mimi Ekamana, S.Psi PP Angkatan Putri Al-Washliyah
J Tin Syamsuwir PP FORSAP
4 Siti Muninggar PP Aisyiyah

Bidang Ekonomi
Ketua : Srie Muliaty Mawardi, M.Si PP Wanita Syarikat Islam

Anggota.
1 Hj Titih Sumiati, S Ag PP Muslimat Matla'ul Anwar
2 Dra. Titin Matinah PP Wanita PUI
J Hj. Cut Nia Helfira PP Angkatan Putri Al-Washliyah
4 Hj. Ir. Rina Rusli, MM PP FORSAP
5 Feni Putri, SE PP SEPMIWATI

Bidang Dakwah
Ketua. Dra. Hj. Asliani Musba PP Aisyiyah

Anggota.
I Neneng Maemanah, S.Pd.I PP Muslimat Matla'ul Anwar
2 Dra. Hj. Choirul Hidayati PP Wanita GUPPI
J Hj, Siti Aisyah Nasution PP Muslimat Al-Washliyah
4 Hj. Khadijah ].lafis PP PERWATI
Sardah Korpus Korps Ptr WATI

Bidang Litbang
Ketua:Dr. Sururin PP Fatayat NU

I Dra. Hj. Sri Wartini PP Wanita Islam


2 Sri Immawati, S.Pd, M.Pd PP Nasyiatul Aisyiyah
J Dra. Hj. Anisah Djunaidi PP Muslimat NU
4 Dra. Faizah PP Wanita GUPPI
5 Hi. Asustina Wanita GPI
PROGRAM KERJA
BADAN MUSYAWARAH ORGANISASI ISI.AM WANITA INDONESIA (BMOIWD
PERIODE 2013 - 2018

1. PROGRAM UMT]M
l. Meningkatkan kualitai kehidupan beragama, bernegara serta kesadaran hukum dan
politik bagi setiap organisasi anggota.
2. Menggalang ukhuwah islamiyah antar organisasi anggota dengan cara mengadakan
berbagai kegiatan.
3. Mengadakan kerjasama dengan pihak-pihak terkaiVlembaga*lembaga lain baik
nasional maupun internasional.
.
2. PROGRAM I(HUSUS
1. Mengupayakan menjadi anggota organisasi federasi muslimah ditingkat internasional.
2. Mengupayakan organisasi Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia
(BMOIVD di seluruh Indonesia untuk menjadi perekat persatuan, perangkai
persaudaraan dan cinta damai dalam kemajemukan.
3. Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah maupun non pemerintah dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) muslimah disemua tingkat.
4. Meningkatkan koordinasi dan kontribusi dalam melakukan kegiatan-kegiatan untuk
mewuj udkan keluarga sakinah dalam masyarakat.
5. Mendorong Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI)
daerah untuk pro-aktif mengadakan pendekatan-pendekatan dengan pemerintah
tingkat propinsi, kabupaten dan kot4 guna mendapatkan fasilitas, sarana dan
prasarana.

3. BIDANG _ BIDANG
A. Bidang Organisasi
1. Meningkatkan. pengembangan Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita
Indonesia (BMOIWI) di seluruh Indonesia dengan cara membentuk'wilayah -
wilayah cabang baru di Propinsi, Kabupaten dan Kota.
2. Meningkatkan konsolidasi organisasi di Pusat, Propinsi, Kabupaten/Kota.
3. Meningkatkan peran Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia
(BMOfWI) di tingkat Nasional, Regional maupun Internasional.
4. Meningkatkan pemahaman akan fungsi dan tugas dalam kelembagaan disemua
tingkatan.
5. Meningkatkan kualitas SDM bagi organisasi anggota.

B. Bidang Hukum dan Perundang-undangan


l. Melaksanakan/memberikan advokasi serta bekerjasama dalam penegakan hukurn
bersama lembaga penegak hukum antara lain P2TP2A dan KPAI terhadap
perempuan dan anak.
2. Mengefektifkan dan melakukan kajian hukum mengenai berbagai aspek
kehidupan untuk disosialisasikan sebagai pedoman dalam kehidupan masyarakat.
3. Bekerjasama dengan badarllembaga hukum nasiortal dalam penegakan hukurn
dan peraturan pelaksanaannya.
4. Membentuk Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Muslimah,
5. Mensosialisasikan produk-produk hukum yang baru serta mengkritisi dengan
standar hukum Islam.
6. Mempersiapkan usulan/masukan penyusunan RUU dan peraturan perundangan-
undangan lainnya, baik ke Parpol dan Parlemen.

C. Bidang Hubungan Luar Negeri


1. Mengupayakan Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia
(BMO[WI) menj adi organisasi muslimah ditingkat Internasional.
2. Meningkatkan hubungan kerjasama dengan organisasi muslimah ditingkat
internasional.
' 3. Mengembangkan jaringan informasi tentang dunia Islami dikalangan organisasi
anggota.

D. Bidang Informasi dan Komunikasi


1. Mengadakan dan mengembangkan media komunikasi dan informasi.
2. Menyiapkan sarana dan prasarana perpustakaan.
3. Membuat data base anggota seluruh organisasi anggota yang bergabung dalam
BMOIWI.

E. Bidang Politik
1. Mensosialisasikan UU Parpol untuk meningkatkan peran perempuan dalam
pengamb ilan keputusan.
2. Menjalin hubungan dengan politisi muslimah.
3. BMOIWI mendorong perempuan muslimah berpartisipasi dalam politik.

F. Bidang Sosial dan Kesehatan


1. Kerjasama dengan organisasi anggota dan pihak lain dalam menangani masalah-
masalah sosial di daerah konflik, korban bencana alam, miskin dan tertinggal.
2. Meningkatkan peran Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia
(BMOIWD dan mengadakan MoU dengan KLH dan kementerian terkait.

G. Bidang Pendidikan
1. Mengadakan kegiatan dan berpartisipasi dengan pendidikan dalam bentuk
seminar, workshop, diskusi panel, pelatihan baik ditingkat nasional maupun
internasional.
2. Bekerjasama dengan instansi terkait dalam upaya pemberantasan pornografi,
narkoba, HIV/AIDS dan tayangan TV/ media cetak yang berakibat negatif
(pr o gram unggulan yang berke sinambungan).
3. Merencanakan Pusat Pendidikan dan Latihan Badan Musyawarah Organisasi
Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) di Batam dan wilayah perbatasan sebagai
pilot prbject.
4. Menjalin kerjasama dalam bidang pendidikan antar organisasi anggota untuk
meningkatkan mutu pendidikan (bertukar pengalaman) lembaga penciidikan yang
dimiliki organisasi anggota.
5. Mengadakan koordinasi dan berbagai MoU dengan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan serta Kemneterian Agama dalam realisasi pendidikan (khususnya
kurikulum.
6. Mendorong organisasi anggota untuk memprioritaskan program Ketahanan
Keluarga dalam organisasinya.

H. Bidang Ekonomi
1. Mengembangkan kegiatan ekonomi dengan sistem ekonomi syariah.
2. Mengadakan pelatihan kewirausahaan bagi organisasi anggota.
3 Mengoptimalkan kegiatan ekonomi dengan meningkatkan usaha dikalangan
organisasi anggota khususnya koperasi, BMT, Majelis Ta'lim, home industri dan
diversifikasi usaha secara syariah .
4 Memfasilitasi produk usaha organisasi anggota melalui jaringan ekonomi
BMOTWI
5. Menyebarkan informasi kepada organisasi anggota dan wilayah tentang peluang-
peluang ekonomi yang dapat diakses oleh Badan Musyawarah Organisasi Islam
wanita Indonesia (BMoIwI) di seluruh Propinsi, Kabupaten dan Kota.

I. Bidang Dakwah
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas daiyah bagi organisasi anggota.
2. Mengembangkan manajemen strategi dakwah berupa metode dan materi dakwah
dengan teknologi informasi.
3. Mengadakan lokakarya daiyah bagi organisasi anggota dalam menjawab berbagai
permasal ahan/tantangan yang sel alu berkembang.
4- Melakukan jaringan dakwah pada daerah konflik dan tertinggal.

J. Bidang Litbang
1. Mengadakan dan ikut serta dalam kegiatan ilmiah dalam bentuk seminar,
lokakarya, simposium dan dialog untuk membahas masalah-masalah aktual.
2. Ikut serta dalam penelitian khususnya dibidang organisasi dan bidang lainnya
seperti ekonomi, sosial budaya, dakwah dan sebagainya .
3. Membuat brosur dan profil penyusunan buku sejarah Badan Musyawarah
Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI).
4. Membuat peta jaringan dakwah.
Pedoman Wawancara

Nama :

Jabatan : Wakil Sekjen BMOIWI

Hari/ Tanggal :

Waktu Wawancara :

Tempat Wawancara :

1. Kapan berdirinya BMOIWI ini?

2. Bagaimana terbentuknya BMOIWI?

3. Apa visi dari BMOIWI?

4. Apa saja misi dari BMOIWI?

5. Apa tujuan terbentuknya BMOIWI?


Pedoman Wawancara

Nama :

Jabatan : Sekretaris Jenderal

Hari/ Tanggal :

Waktu Wawancara :

Tempat Wawancara :

1. Bagaimana perumusan strategi dakwah pada BMOIWI?

2. Siapa saja target BMOIWI dalam dakwahnya?

3. Bagaimana BMOIWI dalam strategi dakwahnya?

4. Implementasi adalah tindakan daam strategi. Bagaimana implementasi pada

BMOIWI?

5. Evaluasi adalah hasil dan mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada, selain

itu juga memberikan penilaian terhadap apa yang dilakukan. Bagaimana evaluasi

pada BMOIWI?
Pedoman Wawancara

Nama :

Jabatan : Ketua Presidium BMOIWI

Hari/ Tanggal :

Waktu Wawancara :

Tempat Wawancara :

1. Sebelum melakukan dakwah pasti ada proses awal pelaksanaan dakwah yaitu

seperti memperkenalkan tujuan-tujuan terlebih dahulu. Apa tujuan BMOIWI

melakukan dakwah?

2. Bagaimana cara BMOIWI melihat situasi dan kondisi dilingkungan sasaran

dakwah sebelum melakukan dakwah?

3. Bagaimana BMOIWI ini memilih da’iyahnya sebelum melakukan dakwah?

4. Bagaimana para pengurus BMOIWI ini dapat melakukan dakwahnya dengan

baik?

5. Bagaimana para pengurus BMOIWI ini dapat menyeimbangkan antara biaya,

waktu, tenaga yang harus dikeluarkan dengan pencapaian hasil?


Nama : Maryam

Jabatan : Wakil Sekjen BMOIWI

Hari/ Tanggal : Selasa, 30 Juli 2013

Waktu Wawancara : Pukul 14.00

Tempat Wawancara : Sekretariat Masjid Istiqlal

Tanya : Kapan berdirinya BMOIWI ini?

Jawab : Organisasi ini didirikan pada tanggal 27 Juli 1967 di Jakarta

Tanya : Bagaimana terbentuknya BMOIWI?

Jawab : Pembentukan BMOIWI ini merupakan hasil pemikiran bersama antara

tokoh-tokoh dari organisasi Muslimat NU, Wanita Islam, Wanita Syarikat

Islam, Wanita Perti dan Wanita Gasbindo dengan para pendiri Ibu Hj.

Rabs Syamsudiridjal, Dra. Hj. Zubaidah Muchtar, Ibu Hj. Mahmudah

Mawardi, Ibu Gito Admojo dan Ibu Hafni Abuhanifah.

Tanya : Apa visi dari BMOIWI?

Jawab : Visi dari organisasi in terwujudnya ukhuwah Islamiyah serta mampu

menjawab tantangan dan permasalahan muslimah di tingkat nasional,

regional dan internasional.

Tanya : Apa saja misi dari BMOIWI?


Jawab : Yang pertama menciptakan ukhuwah Islamiyah dengan organisasi

anggota, ormas Islam dan umat Islam. Kedua, meningkatkan

profesionalisme dalam mengelola organisasi. Ketiga, meningkatkan

wawasan dan kepekaan muslimah serta kemampuan dalam menghadapi

tantangan di berbagai bidang kehidupan. Keempat, meningkatkan

peranan organisasi dalam mengatasi tantangan dan permasalahan

muslimah baik di tingkat nasional, regional, maupun internasional. Dan

terakhir, mengemban hubungan organisasi di semua tingkatan, serta

kerja sama dengan semua potensi wanita di semua lini kehidupan.

Tanya : Apa tujuan terbentuknya BMOIWI?

Jawab : Terbinanya ukhuwah Islamyah sesama wanita muslimah dengan amal

sholeh untuk kemashlahatan ummat dan mewujudkan masyarakat adil

dan makmur yang diridhai Allah SWT menuju baldatun thayyibatun wa

rabbun ghafur.
Nama : Sudaryani Soeyoed, B. Sc

Jabatan : Sekretaris Jenderal BMOIWI

Hari/ Tanggal : Senin, 04 November 2013

Waktu Wawancara : Pukul 17.00 WIB

Tempat Wawancara : Sekretariat Masjid Istiqlal

Tanya : Bagaimana perumusan strategi pembinaan akhlak muslimah?

Jawab : Strateginya BMOIWI mensinergikan gerakan untuk memperjuangkan

kepentingan perempuan yang terdiri dari pentingnya mempertahankan

jilbab dan menjaga akhlak muslimah, kemudian ketahanan keluarga yang

terdiri dari menjadi istri yang solehah dan sebagai istri harus bisa

mempertahankan keluarga, tentunya dengan ruh gerakan tidak lepas dari

nilai-nilai Islam.

Tanya : Siapa saja target BMOIWI dalam dakwahnya?

Jawab : Target BMOIWI adalah muslimah atau wanita Islam. Dari usia muda

sampai tua.

Tanya : Bagaimana BMOIWI dalam strategi dakwahnya?

Jawab : Merancang, membuat konsep dan menyeleksi strategi yang pantas untuk

digunakan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan dakwah.


Tanya : Implementasi adalah tindakan daam strategi. Bagaimana implementasi

pada BMOIWI?

Jawab : BMOIWI melakukan pengajian sebelum dakwahnya dimulai setiap hari

senin, puku 13.00 di Masjid Istiqlal. BMOIWI menekankan da’iyah yang

harus mempunyai nilai yang tuus dan ridho karena Allah. Kemudian

dakwahnya tidak lepas dari kepentingan kaum muslimah yang berisi

tentang mewujudkan ukhuwah Islamiyah, pentingnya mempertahankan

memakai jilbab, menjaga akhlak sebagai muslimah serta sebagai istri

harus bisa mempertahankan keutuhan keluarga.

Tanya : Evaluasi adalah hasil dan mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada,

selain itu juga memberikan penilaian terhadap apa yang dilakukan.

Bagaimana evaluasi pada BMOIWI?

Jawab : Mengevaluasi dalam mensinergikan gerakan untuk memperjuangkan

kepentingan perempuan dan mengevaluasi mensinergikan gerakan untuk

memperjuangkan ketahanan keluarga.


Nama : Dr. Azizah, M.A

Jabatan : Ketua Presidium BMOIWI

Hari/ Tanggal : Senin, 28 Oktober 2013

Waktu Wawancara : Pukul 12.00 WIB

Tempat Wawancara : Sekretariat Masjid Istiqlal

Tanya : Sebelum melakukan dakwah pasti ada proses awal pelaksanaan dakwah

yaitu seperti memperkenalkan tujuan-tujuan terlebih dahulu. Apa tujuan

BMOIWI melakukan dakwah?

Jawab : Bertujuan untuk terwujudnya ukhuwah Islamiyah serta mampu menjawab

tantangan dan permasalahan muslimah serta pentingnya menjalin

hubungan yang harmonis sesama pengurus BMOIWI.

Tanya : Bagaimana cara BMOIWI melihat situasi dan kondisi dilingkungan

sasaran dakwah sebelum melakukan dakwah?

Jawab : Berinteraksi dengan baik sesama pengurus BMOIWI dari Sekretaris

Jenderal, Ketua Presidium hingga Anggota. Kemudian terjun langsung ke

lapangan dengan melihat situasi dan kondisi Masjid Istiqlal dan para

muslimah sebelum melakukan aktivitas dakwah.

Tanya : Bagaimana BMOIWI ini memilih da’iyahnya sebelum melakukan

dakwah?
Jawab : Seluruh pengurus BMOIWI rata-rata memiliki latar belakang pendakwah,

tetapi jika tidak di BMOIWI ini ada pelatihan daiyah sebelum melakukan

aktivitas dakwah.

Tanya : Bagaimana para pengurus BMOIWI ini dapat melakukan dakwahnya

dengan baik?

Jawab : Pendakwah harus memiliki niat yang ikhlas, ilmu yang sahih dan akhlak

serta adab Islami yang baik. Kemudian harus mengamalkan apa yang

didakwahkannya.

Tanya : Bagaimana para pengurus BMOIWI ini dapat menyeimbangkan antara

biaya, waktu, tenaga yang harus dikeluarkan dengan pencapaian hasil?

Jawab : Kegiatan pengajian yang diadakan, karena untuk memaksimalkan kondisi

da’iyahnya yang sehari-harinya sibuk dengan pekerjaan masing-masing

ada yang menjadi dosen, dokter, pendakwah dan lain-lain. Oleh karena

itu waktu pelaksanaannya dilakukan hari senin pukl 13.00 WIB di Masjid

Istiqlal.
FOTO-FOTO

Rapat evaluasi rutin seluruh pengurus BMOIWI

Rapat evaluasi rutin seluruh pengurus BMOIWI


Foto saat pengenalan BMOIWI di Istana Wakil Presiden

Acara Up Grading Da’iyah BMOIWI


Suasana di Kantor BMOIWI Sekretariat Masjid Istiqlal

Setelah melakukan aktivitas dakwah bersama pengurus BMOIWI di Sekretariat


Masjid Istiqal
Bersama Ibu Azizah Ketua Presidium BMOIWI

Anda mungkin juga menyukai